You are on page 1of 12

PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL SEBAGAI

UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN BERBASIS


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Izza Mafruhah
Dosen Fakultas Ekonomi UNS
izza_wisnu@yahoo.com
Abstract
There are two category vulnerability, structural vulnerability and
transitory vulnerability. In Indonesia, social security system is primarily to
protect the two groups structural vulnerability of people : the elderly and the
disabled. This policy refers to UU no 13 1998; which stated that goverment has
obligation to give social protection and service to the elderly and disabled , so
that they can have a proper live.

Keywords : social secutrity system, vulnerability, elderly,disabled

Abstrak
Ada dua kategori kerentanan, kerentanan struktural dan kerentanan fana. Di
Indonesia sistem jaminan sosial terutama untuk melindungi kerentanan struktural
dua kelompok orang, orang tua dan orang tua. Kebijakan ini mengacu pada UU
No 13 1998; yang menyatakan pemerintah yang memiliki kewajiban untuk
memberikan perlindungan sosial dan pelayanan kepada orang tua dan cacat,
sehingga mereka dapat memiliki hidup yang tepat.

Kata Kunci : Sistem Jaminan Sosial, Kerentanan, Lanjut usia, Penyandang Cacat

A. Kerentanan Masyarakat dan Perlindungan Sosial

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal


permasalahan klasik yang selalu muncul yang biasa untuk dipunyai seperti
dalam kehidupan masyarakat. Masalah makanan , pakaian , tempat berlindung dan
distribusi pendapatan, kemiskinan dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat
pengangguran adalah masalah yang dengan kualitas hidup . Kemiskinan
paling mudah disulut dan merebak pada kadang juga berarti tidak adanya akses
permasalahan yang lain, karena itu harus terhadap pendidikan dan pekerjaan yang
diwaspadai agar tidak menimbulkan mampu mengatasi masalah kemiskinan
gejolak sosial. Definisi umum tentang dan mendapatkan kehormatan yang layak
kemiskinan adalah bilamana masyarakat sebagai warga negara. Kemiskinan
berada pada suatu kondisi yang serba merupakan masalah global. Sebagian
terbatas, baik dalam aksesibilitas pada orang memahami istilah ini secara
faktor produksi, peluang / kesempatan subyektif dan komparatif, sementara yang
berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya melihatnya dari segi moral dan
lainnya, sehingga dalam setiap aktifitas evaluatif, dan yang lainnya lagi
maupun usaha menjadi sangat terbatas. memahaminya dari sudut ilmiah yang
Menurut istilah umum yang telah mapan. Istilah "negara berkembang"
dimaksud dengan kemiskinan adalah biasanya digunakan untuk merujuk kepada
negara-negara yang "miskin". Kemiskinan Kementrian bidang Kesejahteraan Rakyat
dipahami dalam berbagai cara. bekerja sama dengan berbagai pihak
Pemahaman utamanya mencakup: khususnya Perguruan Tinggi. Berdasarkan
a. Gambaran kekurangan materi, hasil penelitian / kajian mengenai
yang biasanya mencakup efektifitas pemberian Bantuan Langsung
kebutuhan pangan sehari-hari, Tunai yang diselenggarakan tahun lalu
sandang, perumahan, dan maka diperoleh beberapa rekomendasi
pelayanan kesehatan. Kemiskinan yang salah satunya adalah bahwa dilihat
dalam arti ini dipahami sebagai dari tingkat usia dan kesehatan sangat
situasi kelangkaan barang-barang dimungkinkan untuk melakukan seleksi
dan pelayanan dasar. mengenai kriteria penerima dan model
b. Gambaran tentang kebutuhan bantuan yang diberikan kepada rumah
sosial, termasuk keterkucilan tangga miskin. Misalnya dengan
sosial, ketergantungan, dan pembedaan Miskin produktif dan miskin
ketidakmampuan untuk non produktif.
berpartisipasi dalam masyarakat.  Miskin produktif ditujukan untuk
Hal ini termasuk pendidikan dan RTM yang masih muda, sehat dan
informasi. Keterkucilan sosial punya kemampuan untuk bekerja
biasanya dibedakan dari maka diberikan model bantuan dalam
kemiskinan, karena hal ini wujud pemberdayaan misalnya dengan
mencakup masalah-masalah pelatihan dan dilanjutkan dengan
politik dan moral, dan tidak pemberian dana bergulir.
dibatasi pada bidang ekonomi.  Miskin non produktif ditujukan bagi
c. Gambaran tentang kurangnya RTM yang sudah tua (manula) dan
penghasilan dan kekayaan yang cacat/ invalid di mana mereka
memadai. Makna "memadai" di memang sudah tidak mampu untuk
sini sangat berbeda-beda melintasi bekerja dan mencari nafkah sendiri.
bagian-bagian politik dan Batasan usia produktif di sini adalah
ekonomi di seluruh dunia. 65 tahun.
("http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiski Kriteria yang kedua yaitu miskin
nan") non produktif itulah yang mendasari
Dalam rangka mengatasi masalah pemberian bantuan tunai bersyarat bagi
kemiskinan, dibutuhkan suatu penduduk rentan yaitu masyarakat yang
penanganan yang serius, terencana, disability (terpinggirkan). ( Izza Mafruhah,
terpadu dan berkelanjutan. Salah satu 2000)
program yang dilakukan pemerintah Pemahaman mengenai masalah
Indonesia dalam rangka pengentasan kemiskinan bukan hanya berkisar pada
kemiskinan adalah dengan memberikan masalah definisi dan karakteristik
Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) yang masyarakat, serta masalah yang berkaitan
dilakukan selama satu tahun (4 tahap). dengan konsumsi atau material, namun
Dana yang diberikan pada masing – juga mengacu pada ketidakberdayaan
masing Kepala Keluarga adalah sebesar dalam berbagai aspek kehidupan
Rp 100.000 / bulan. Pemerintah berkeluarga dan bermasyarakat. Sumber
mengeluarkan dana sekitar Rp 18,7 trilyun Kerentanan yang dihadapi oleh masyarakat
untuk kegiatan BLT ini. terdiri atas kerentanan struktural dan
Sesuai dengan filosofis bahwa kerentanan sementara ( TKP3, KPK,
BLT merupakan sarana untuk rescue Kementrian Bidang Kesra, 2004 ).
akibat kenaikan BBM bulan Oktober Kerentanan Struktural
tahun 2005, maka pada tahun 2007 , (Structural Vulnerability ) terdiri atas :
program BLT sudah dihentikan. Pada a. Tingkat kemiskinan yang tinggi
tahun 2007 pemerintah telah mengubah disertai ketidak setaraan
pola dan model pemberian bantuan, dari b. Ketidakmampuan dalam mengakses
BLT menjadi BLB ( Bantuan Langsung terhadap pelayanan dasar hidup seperti
Bersyarat ). Hal ini tidak terlepas dari pelayanan kesehatan, pelayanan
berbagai kajian yang dilakukan oleh pendidikan dan lain – lain
c. Tingkat kejahatan tinggi atau daerah terbentur pada Orientasi pembangunan
tanpa jaminan hukum karena adanya hanya menekankan pertumbuhan ekonomi
konflik horizontal makro, kebijakan yang terpusat dan
d. Konsentrasi kemiskinan secara bersifat top down , memposisikan
gender, geografik, atau secara etnik masyarakat sebagai obyek. Kebijakan dan
miskin program berupa pemberian bantuan –
e. Kebijakan makroekonomi, pasar kerja, bantuan konsumtif yang menyebabkan
perburuhan dan atau kebijakan sosial tingkat kemandirian masyarakat menjadi
yang jelek dan kurang berpihak berkurang, penanganan kemiskinan hanya
kepada kelompok miskin dan rentan berorientasi pada aspek ekonomi saja,
f. Perubahan peraturan yang berakibat asumsi permasalahan kemiskinan sering
diversifikasi asset dianggap sama. Di dalam permasalahan
g. Tenaga kerja dengan ketrampilan kesejahteraan rakyat, terdapat konsep tiga
rendah dan pekerja lepas pilar pembangunan kesejahteraan rakyat,
h. Keterbatasan jaringan keluarga, yaitu pengembangan SDM dan
kerabat batih dan masyarakat, serta kemasyarakatan, penanggulangan dan
jaringan infromasi yang terbatas pengurangan kemiskinan, serta
i. Tingginya tenaga kerja/ buruh anak – penanggulangan, antisipasi dan tanggap
anak cepat gangguan kesejahteraan rakyat.
j. Kondisi kerja tanpa perlindungan Secara lebih detail ketiga pilar tersebut
kerja bisa dijelaskan sebagai berikut:
k. Secara individual mempunyai Pilar Pertama, menggunakan
gangguan dan keterbatasan/ mekanisme bantuan sosial (social
ketidakmampuan fisik dan mental assistance) kepada penduduk yang kurang
Sedangkan kerentanan sementara mampu, baik dalam bentuk bantuan uang
( Transitory Vulnerability ), terdiri atas : tunai maupun pelayanan tertentu untuk
a. Kerentanan yang berkaitan dengan memenuhi kebutuhan dasar layak.
musim dan atau alami seperti akibat Pembiayaan bantuan sosial dapat
banjir, gempa bumi, kekeringan bersumber  dari angaran negara atau dari
panjang dan wabah penyakit, hama masyarakat. Mekanisme bantuan sosial
dan lain – lain biasanya diberikan kepada penyandang
b. Krisis ekonomi dan inflasi yang hebat masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
dan multidimensional yaitu masyarakat yang benar-benar
c. Terjadi peperangan membutuhkan, seperti penduduk miskin,
Kerentanan merupakan dimensi sakit, lanjut usia atau ketika terpaksa
dinamik dari proses pemiskinan dan menganggur.
kemiskinan sehingga membutuhkan Pilar Kedua, menggunakan
adanya penanganan yang terencana, dan mekanisme asuransi sosial atau tabungan
terintegrasi. Salaha satu bentuk model sosial yang bersifat wajib atau compulsory
penangangan kerentanan adalah insurance, yang dibiayai dari kontribusi
pemberian perlindungan sosial. atau iuran yang dibayarkan oleh peserta.
Perlindungan sosial harus bersifat Dengan kewajiban menjadi peserta, sistem
investasi dan bukan hanya sekedar transfer ini dapat terselenggara secara luas bagi
biaya saja seperti halnya pemberian seluruh rakyat dan terjamin
bantuan kompensasi subsidi BBM. kesinambungannya dan profesionalisme
Sehingga Perlindungan sosial haruslah penyelenggaraannya.
merupakan suatu model yang bisa Pilar ketiga, menggunakan
menyebabkan si penerima mampu mekanisme asuransi sukarela (voluntary
berdikari dan mandiri dalam mengangkat insurance) atau mekanisme tabungan
dirinya dari lembah kemiskinan. sukarela yang iurannya atau preminya
dibayar oleh peserta sesuai dengan tingkat
B. Sistem Jaminan Sosial Nasional resiko dan manfaat yang diinginkan. Pilar
ketiga ini adalah jenis asuransi yang
Pada masa lalu upaya sifatnya komersial, dan sebagai tambahan
penanggulangan kemiskinan sering setelah peserta yang bersangkutan menjadi
peserta asuransi sosial.  Mendasarkan pada
tiga pilar tersebut, maka sistem jaminan Berangkat dari hasil identifikasi
sosial nasional (SJSN) adalah sebuah terhadap berbagai permasalahan mengenai
langkah investasi yang sangat strategis. kerentanan sosial tersebut, memunculkan
(TKPRI, 2006 ) adanya Perlindungan Sosial. Perlindungan
Sementara, menurut Lembaga sosial adalah kebijakan dan berbagai
Administrasi Negara Program Jaminan upaya pemerintah dan atau masyarakat
Sosial terbagi merupakan salah satu untuk melindungi setiap orang agar dapat
bentuk utama Program Perlindungan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Sosial yang dilaksanakan melalui Dalam upaya perlindungan sosial ini
mekanisme Asuransi, tabungan dan atau dibutuhkan adanya kearifan lokal yaitu
bantuan. Secara umum Program Jaminan pengertian dan praktek perlindungan
Sosial mempunyai tiga (3) komponen inisiatif oleh anggota masyarakat sendiri.
pokok yaitu: Menurut Asian Development
1. Komponen Jaminan Sosial melalui Bank ( ADB ) dalam buku Social
mekanisme Assuransi atau sering Protection Strategy menyebutkan bahwa
disebut sebagai Assuransi Sosial, perlindungan sosial adalah seperangkat
contohnya adalah Program Asuransi kebijakan dan program public yang
Kesehatan (ASKES), Program didesain untuk meningkatkan effisiensi
Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan efektifitas pasar kerja, melindungi dari
(JAMSOSTEK), Program ASABRI. resiko yang ada pada kerja yang
Program Asuransi Sosial semacam ini bersangkutan. Berdasarkan deskripsi
memiliki ciri adanya kewajiban tersbut, ADB menyebutkan bahwa
pesertanya membayar suatu jumlah perlindungan sosial mempunyai komponen
premium atau iuran dan disertai sebagai berikut : ( TKP3, KPK,
dengan kepastian diterimakannya Kementrian Bidang Kesra, 2004).
sejumlah manfaat.  Kebijakan program pasar kerja aktif
2. Komponen Bantuan Sosial dengan 3 yang didesain untuk memfasilitasi
(tiga) bentuknya dan biasanya pembukaan kesempatan kerja
dilakukan oleh pemerintah dan atau  Komponen Asuransi sosial yang
lembaga swadaya masyarakat ditujukan untuk menahan dan atau
berbentuk pemberian bantuan, hibah, mengurangi berbagai resiko yang
kompensasi atau dana pemberdayaan. berkaitan dengan pengangguran
Komponen ini dilihat dari fungsinya sebagai akibat adanya PHK,
ada tiga (3) bentuk yaitu: kecelakaan kerja/ kesehatan yang
a. Program Bantuan Sosial menimbulkan ketidakmampuan
Permanen; pemanen dan usia tua.
b. Program Bantuan Sosial untuk  Komponen bantuan sosial dan
Korban Bencana Alam; pelayanan kesejahteraan sosial adalah
c. Program Bantuan Sosial prosgram yang didesain dan ditujukan
Pemberdayaan. kepada mereka yang tergolong pada
kelompok sangat rentan dan yang
Pada program Bantuan Sosial tidak lagi mempunyai potensi lainnya
tidak dikenal adanya kewajiban untuk mendapatkan bantuan yang
membayar premi atau iuran memadai.
tertentu.  Komponen pembiayaan mikro dan
skim yang berbasis area rentan yang
3. Tabungan Sosial. ditujukan untuk mengaddress
kerentanan pada tingkat komunitas/
Program Tabungan Sosial merupakan masyarakat banyak yang dibatasi oleh
suatu program dengan akumulasi dana suatu batasan area tertentu.
masyarakat yang pada akhir suatu
 Komponen perlindungan anak untuk
periode akumulasi (pemupukan) dana
memberikan kepastian agar anak –
tersebut dikembalikan kepada
anak tumbuh kembang sehat dan
pesertanya.
menghasilkan tenaga kerja yang Di Indonesia sistem jaminan
produktif di masa depannya. sosial, yang mulai dikucurkan tahun 2007
Menurut ILO ( International ini diuji cobakan untuk diberikan kepada
Labour Organization ), di dalam dua kategori masyarakat rentan yaitu
perlindungan sosial terdapat komponen penyandang cacat dan lanjut usia. Hal ini
jaminan sosial yang diberikan pengertian selaras dengan undang – undang Dasar
sebagai perlindungan oleh masyarakat, 1945 pada Pasal 28 huruf H yang
untuk masyarakat atau anggota menyatakan bahwa ”Setiap orang berhak
masyarakat itu sendiri melalui seperangkat atas jaminan sosial yang memungkinkan
upaya tindakan layanan publik untuk pengembangan dirinya secara utuh sebagai
melawan dan mengatasi bencana yang manusia yang bermartabat”. Selanjutnya
bilamana tidak teratasi justru akan Undang – Undang No 13 tahun 1998
menimbulkan adanya resiko kehilangan tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
atau berkurangnya pendapatan keluarga mengamanatkan bahwa pemerintah
yang bersangkutan. Dalam pengertian berkewajiban memberikan pelayanan dan
perlindungan sosial terdiri atas komponen: perlindungan sosial bagi lanjut usia agar
a. Jaminan sosial meliputi : mereka dapat mewujudkan dan menikmati
 Asuransi sosial taraf hidup yang wajar.
 Bantuan sosial Terdapat korelasi antara
 Jaminan kesejahteraan keluarga meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia
 Dana penjaminan dari tahun ke tahun dengan keberhasilan
 Skim kompensasi buruh/ dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
karyawan Kemajuan pengetahuan di bidang
b. Skim swasta yang bersifat sukarela kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi
c. Skim berbasis lapangan kerja masyarakat akan membawa dampak
d. System bantuan kemasyarakatan terhadap meningkatnya usia harapan
e. Skim asuransi mikro hidup. Dalam kaitannya dengan
f. Pelayanan sosial seperti pemeliharaan permasalahan tersebut seharusnya
rumah/ panti jompo, rumah singgah diantisipasi baik oleh pemerintah,
anak jalanan dan sebagainya kalangan usaha dan masyarakat sipil.
Sistem Jaminan Sosial Nasional Langkah-langkah kebijakan yang perlu
(national social security system) adalah diambil pemerintah, partisipasi kalangan
sistem penyelenggara program negara dan usahawan, dan kesiapan masyarakat dalam
pemerintah untuk memberikan menghadapi semakin meningkatnya
perlindungan sosial, agar setiap penduduk jumlah Penduduk lanjut usia di Indonesia.
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup Indonesia adalah termasuk negara yang
layak, menuju terwujudnya kesejahteraan memasuki era penduduk berstruktur lanjut
sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. usia (aging struktured population) karena
Jaminan sosial diperlukan apabila ada hal- jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke
hal yang tidak dikehendaki yang dapat atas sekitar 7,18% dari total penduduk di
mengakibatkan hilangnya atau Indonesia. Provinsi yang mempunyai
berkurangnya pendapatan seseorang, baik jumlah penduduk Lanjut Usia (Penduduk
karena memasuki usia senja atau pensiun, lanjut usia)nya sebanyak 7% adalah di
maupun karena gangguan kesehatan, pulau Jawa dan Bali. Kenaikan jumlah
cacat, kehilangan pekerjaan dan lain-lain. penduduk penduduk lanjut usia di
Indonesia dari tahun ke tahun dapat
C. Jaminan sosial untuk penyandang ditunjukkan pada tabel berikut :
cacat dan lanjut usia
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Lanjut usia di Indonesia
Thn Usia Harapan Jml Penduduk %
Hidup Penduduk lanjut usia

1980 52,2 th 7.998.543 5,45

1990 59,8 th 11.277.557 6,29

2000 64,5 th 14.439.967 7,18

2006 66,2 th +19 juta 8,90

2010 67,4 th +23,9 juta 9,77


(prakiraan)

2020 71,1 thn +28,8 juta 11,3


(prakiraan)
Sumber www.menkokesra.go.id

Jumlah penduduk Penduduk lanjut 15.714.952 (11,20%) dibandingkan


usia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih dengan yang tinggal di perdesaan yaitu
19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada sebesar 13.107.927 (11,51%).
tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta Kecenderungan meningkatnya
(9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun penduduk lanjut usia yang tinggal di
dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar perkotaan ini dapat jadi disebabkan
28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan bahwa tidak banyak perbedaan antara
hidup 71,1 tahun. Dari jumlah tersebut, pada rural dan urban. Karena pemusatan
tahun 2010, jumlah penduduk Penduduk penduduk di suatu wilayah dapat
lanjut usia yang tinggal di perkotaan sebesar menyebabkan dan membentuk wilayah
12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di urban. Suatu contoh bahwa untuk
perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%). membedakan wilayah rural dan urban di
Terdapat perbedaan yang cukup besar antara antara kota Jakarta dan Bekasi atau
Penduduk lanjut usia yang tinggal di antara Surabaya dengan Sidoarjo serta
perkotaan dan di perdesaan. Perbedaan ini kota-kota lainnya kelihatannya semakin
dapat jadi karena antara lain Penduduk tidak jelas. Oleh karena itu benarlah kata
lanjut usia yang tadinya berasal dari desa orang bahwa Pantura adalah kota
lebih memilih kembali ke desa di hari terpanjang di dunia, tidak jelas
tuanya, dan mungkin juga dapat jadi karena perbatasan antara satu kota dengan kota
penduduk perdesaan usia harapan hidupnya lainnya.
lebih besar karena tidak menghirup udara Alasan lain mengapa pada tahun
yang sudah berpolusi, tidak sering 2020 ada kecenderungan jumlah
menghadapi hal-hal yang membuat mereka penduduk Penduduk lanjut usia yang
stress, lebih banyak tenteramnya ketimbang tinggal di perkotaan menjadi lebih
hari-hari tiada stress atau juga dapat jadi banyak karena para remaja yang saat ini
karena makanan yang dikonsumsi tidak sudah banyak mengarah menuju kota,
terkontaminasi dengan pestisida sehingga mereka itu nantinya sudah tidak tertarik
membuat mereka tidak mudah terserang kembali ke desa lagi, karena saudara,
penyakit sehingga berumur panjang. keluarga dan bahkan teman-teman tidak
Namun apabila dilihat pada tahun banyak lagi yang berada di desa. Sumber
2020 walaupun jumlah penduduk lanjut usia penghidupan dari pertanian sudah
tetap mengalami kenaikan yaitu sebesar kurang menarik, hal ini juga dikarenakan
28.822.879 (11,34%), ternyata jumlah pada umumnya penduduk desa yang
penduduk lanjut usia yang tinggal di pergi mencari penghidupan di kota, pada
perkotaan lebih besar yaitu sebanyak umumnya tidak mempunyai lahan
pertanian untuk digarap sebagai sumber lanjut usia yang representatif (tidak
penghidupan keluarganya. gratisan) dan profesional, sedangkan dari
Terdapat korelasi positif antara anggota masyarakat adalah kesiapan
tingkat kesejahteraan dengan meningkatnya secara phisik dan mental agar menjadi
jumlah penduduk usia lanjut dalam suatu mampu dan terampil dalam merawat
wilayah negara. Semakin sejahtera serta menyiapkan phisik dan mental
masyarakat negara, maka perhatian terhadap seluruh keluarga dan anak-anaknya
kesehatan semakin tinggi, sehingga harapan untuk menjadi pendamping setia bagi
hidup manusia semakin tinggi pula. Di sisi nenek dan kakek atau bahkan orang
lain kemajuan pengetahuan di bidang tuanya sendiri.
kesehatan, memungkinkan tertanganinya Kemajuan di bidang kesehatan
penyakit – penyakit yang selama ini dan semakin meningkatkan penghasilan
menyebabkan tingginya angka kematian. dan gizi masyarakat, dapat dipastikan
Meningkatnya pelayanan kesehatan sampai akan semakin menambah jumlah
di berbagai pelosok tanah air terutama desa Penduduk lanjut usia yang masih tetap
dan daerah – daerah terencil juga sehat, tidak mau tergantung kepada anak
memberikan sumbangan yang cukup besar cucunya, dan sebagian besar masih
terhadap peningkatan harapan hidup suatu mempunyai potensi untuk tetap
masyarakat. produktif. Seiring dengan hal ini, terjadi
Pertumbuhan penduduk lanjut usia dilema yang cukup besar kaitannya
juga telah memberi pengaruh terhadap dengan meningkatnya harapan hidup
pembangunan dan proses pengambilan masyarakat. Di Indonesia, usia lanjut
kebijakan di negara-negara ASEAN. dibatasi pada umur 60 tahun, sehingga
Berbagai bentuk kebijakan dan program usia tenaga kerja memasuki masa
telah dirumuskan untuk menangani pensiun adalah 60 tahun. Hal ini
permasalahan lanjut usia. Kesepakatan telah mengandung arti bahwa mereka mulai
diraih oleh tenaga ahli dan pejabat negara memasuki usia non produktif. Terdapat
setelah mengimplementasikan kebijakan dan masalah baik secara individu penduduk
program dalam beberapa tahun, bahwa lanjut usia maupun dari sisi masyarakat,
pelayanan home and community care yaitu masalah ekonomi. Sosial dan
merupakan pilihan yang terbaik dalam psikologi. Penduduk yang memasuki
menciptakan kenyamanan dan kesejahteraan usia pensiun, biasanya akan menurun
bagi penduduk lanjut usia. Program tingkat pendapatannya, tingkat
penanganan masalah lanjut usia, yang kesehatannya dan secara psikologis
meliputi: (1) tantangan yang dihadapi dalam sangat dimungkinkan adanya post power
dukungan tradisional keluarga kepada lanjut syndrom. Oleh karena itu, maka perlu
usia, (2) dampak dari nilai-nilai tradional dipikirkan tentang antisipasi kebijakan-
terhadap sistem kesejahteraan sosial, (3) kebijakannya oleh pemerintah. Misalnya
status dan peranan pemerintah, NGO dan seperti di negara-negara Eropa bahwa
keluarga dalam sistem kesejahteraan sosial, usia pensiun meningkat menjadi 65
(4) pengembangan kebijakan tentang tahun. Mungkinkah di Negara Kesatuan
pelayanan keluarga dan komunitas kepada Republik Indonesia dapat diterapkan hal
lanjut usia, (5) status dan peranan pelayanan tersebut? Tentu saja harus diseleksi
keluarga dan komunitas kepada lanjut usia, secara ketat, tidak hanya semata-mata
(6) dukungan pelayanan komunitas terhadap dilihat dari segi usianya, tapi
pelayanan keluarga kepada lanjut usia, dan produktivitasnya. Apabila pemerintah
(7) pembangunan pelayanan keluarga dan berbagai program pembangunan
kepada lanjut usia yang berbasis komunitas. tidak mengantisipasi keadaan ini maka
Dari sisi pemerintah, antara lain keberadaan Lanjut Usia akan menjadi
harus disiapkan sarana umum agar bom waktu.
Penduduk lanjut usia dapat mengakses Di satu sisi kepedulian keluarga
pelayanan umum yang diberikan, bagi terhadap penduduk lanjut usia juga
masyarakat pengusaha perlu ditingkatkan belum maksimal seperti yang diharapkan
partisipasinya dalam bentuk dukungan sehingga banyak terjadi kaum lanjut usia
seperti penyediaan tempat hunian Penduduk yang terlantar, menderita penyakit atau
bahkan menggelandang. Dalam kaitannya dibedakan menjadi cacat berat, sedang
dengan permasalahan tersebut seharusnya dan ringan. Seorang penderita cacat akan
diantisipasi baik oleh pemerintah, kalangan dikelompok dalam cacat berat manakala
usaha dan masyarakat sipil. Langkah- tidak mampu untuk melakukan aktivitas
langkah kebijakan yang perlu diambil sehari – hari sehingga memerlukan
pemerintah, partisipasi kalangan usahawan, bantuan orang lain. Sementara derajat
dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi kecacatan yang sedang pada saat
semakin meningkatnya jumlah Penduduk penderita cacat harus dilatih sehingga di
lanjut usia di Indonesia. kemudian hari tuidak lagi membutuhkan
Kepedulian ini harus terencana dan bantuan dari orang lain, meskipun tetap
terpadu serta disesuikan dengan kebutuhan. harus menggunakan alat Bantu seperti
Dari sisi pemerintah, antara lain harus kursi roda. Sedangkan penderita cacat
disiapkan sarana umum agar Penduduk akan digolongkan pada penderita cacat
lanjut usia dapat mengakses pelayanan ringan apabila dalam menjalankan
umum yang diberikan, bagi masyarakat aktivitas sehari – hari mereka tidak
pengusaha perlu ditingkatkan partisipasinya membutuhkan orang lain meskipun
dalam bentuk dukungan seperti penyediaan harus menggunakan alat Bantu juga.
tempat hunian Penduduk lanjut usia yang Di Indonesia sejak
representatif dan profesional, sedangkan diberlakukannya Undang Undang
dari anggota masyarakat adalah kesiapan Nomor 4 Tahun 1997, disepakati bahwa
secara phisik dan mental agar menjadi istilah Penyandang Cacat, karena
mampu dan terampil dalam merawat serta Penyandang cacat meski cacat belum
menyiapkan phisik dan mental seluruh tentu menderita, dan bagi yang
keluarga dan anak-anaknya untuk menjadi mensyukuri dan ikhlas tentu memiliki
pendamping setia bagi nenek dan kakek atau nikmat tersendiri. Dalam hal pengertian
bahkan orang tuanya sendiri. dunia yang lebih manusiawi, Lembaga
Kemajuan di bidang kesehatan dan Kesehatan Dunia, WHO, mulai
semakin meningkatkan penghasilan dan gizi mengadakan proses yang lebih liberal
masyarakat, maka dapat dipastikan akan pada tahun 1990 dengan pendekatan
semakin menambah jumlah Penduduk lanjut model klasifikasi internasional. Definisi
usia yang masih tetap sehat, tidak mau yang kemudian dilahirkannya mengarah
tergantung kepada anak cucunya, dan kepada fungsi kecacatan sosial
sebagian besar masih mempunyai potensi dibandingkan pendekatan lama yang
untuk tetap produktif. Oleh karena itu, maka lebih berorientasi kepada definisi dengan
perlu dipikirkan tentang antisipasi pendekatan medis semata. Definisi itu,
kebijakan-kebijakannya oleh pemerintah. yang dikukuhkan dalam International
Perhatian pemerintah, kalangan Classification of Funtioning (ICF),
swasta dan masyarakat serta keluarga memberi definiasi sederhana tentang
memang hal yang cukup penting. Namun di cacat atau kecacatan sebagai hasil
masa yang akan datang , yang lebih penting interaksi antara manusia yang terganggu
lagi adalah pemberian pemahaman dari atau cacat dengan hambatan lingkungan
masyarakat tentang penyiapan diri untuk dan sikap masyarakat yang dihadapinya.
menghadapi hari tua, misalnya dengan Menurut laporan Dr. William
asuransi atau tabungan berjangka, karena Kennedy Smith (2006), dari Lembaga
setiap orang pasti akan mengalami masa Rehabilitasi di Chicago Amerika Serikat,
lanjut usia. Secara ekonomi, penyiapan hari di seluruh dunia ada sekitar 600 juta
tua ini selaras dengan teori Life Cycle penduduk menderita cacat dan
Consumption Hipotesis yang disampaikan diantaranya sekitar 80 persen ada di
oeh Ando Modigliani Asia. Dengan demikian di Asia ada
Jaminan Sosial selain diberikan bagi sekitar 480 juta penduduknya menderita
lanjut usia, juga diberikan kepada kecacatan. Di negara-negara Asia nasib
penyandang cacat. Definisi penderita cacat penyandang cacat kurang beruntung.
sampai saat ini belum diperoleh secara pasti, Perhatian masyarakat dan pemerintah
termasuk tingkat atau derajat cacat fisik terhadap penyandang cacat sangat
tersebut. Secara umum, penderita cacat akan rendah. Di India misalnya, sekitar 74
persen penduduk yang menderita cacat tidak yang bersekolah mencapai sekitar 77
bekerja. Di Filipina, tetangga kita dengan persen dibandingkan dengan anak-anak
tingkat pendidikan penduduk yang cukup tanpa penderitaan yang sekitar 90 persen
tinggi, sekitar 20 persen anak-anak cacat sedang bersekolah. Berdasarkan
tidak pernah bersekolah. Di Kambodia kesepakatan Negara-Negara Asia Pasifik
penduduk dengan kecacatan umumnya harus di Otsu Jepang, Biwakko Millenium
hidup sengsara sebagai peminta-minta. Dari Framework, yang disepakati pada bulan
sekitar 20 – 25 juta penyandang cacat di Oktober 2002, termasuk oleh Indonesia,
Indonesia, sekitar 10 juta adalah penduduk untuk anak cacat usia sekolah, sasaran
lanjut usia, dan lainnya adalah penyandang yang harus dicapai pada tahun 2012
cacat lain. Menurut perkiraan Direktorat adalah 75 persen. Keadaan yang masih
Pendidikan Luar Biasa (PLB) jumlah anak 3,7 persen merupakan tantangan yang
cacat usia sekolah sekitar 1.500.000 anak, harus dikejar dengan kecepatan yang
dari jumlah tersebut yang bersekolah di sangat tinggi.
Sekolah Luar Biasa (SLB) hanya sebanyak Secara teoritis, menurut hukum,
55.836 anak atau setara dengan 3,72 persen dan dalam berbagai wacana politik,
saja. kesempatan kerja dijamin dan dijanjikan
Hampir semua negara terjadi diberikan secara adil kepada seluruh
disparitas yang sangat tinggi antara wacana, warga negara, ternyata penyandang cacat
hak-hak yang secara hukum dijamin, dan tidak mendapat perlakuan yang
kenyataan yang terjadi di lapangan. semestinya, sebagai contoh beberapa
Disparitas itu umumnya sangat menonjol negara ASEAN seperti di Filipina
dalam akses pelayanan umum bagi dimana lebih dari 40 persen penyandang
penyandang cacat, dalam bidang pendidikan cacat tidak bekerja, di Vietnam sekitar
dan kesempatan kerja. Di Thailand 70 persen dan di Thailand sekitar 80
misalnya, hanya 1 (satu) persen saja gedung persen.
bangunan dapat diakses oleh penyandang Perjuangan keadilan bagi
cacat. Hal serupa juga terjadi di India, penyandang cacat masih sangat jauh.
Kambodia dan Vietnam. Di Indonesia belum penyandang cacat yang belum tentu
pernah ada penelitian yang memadai terkait tidak dapat memberikan sumbangan
dengan pelayanan umum bagi penyandang kepada kemajuan nusa dan bangsa selalu
cacat. Di Indonesia pernah ada kegiatan dihukum sebelum mendapat kesempatan
serupa di beberapa kota dan kabupaten untuk mengembangkan dirinya dan
mengenai fasilitas umum untuk pelayanan memberi sumbangan yang berarti bagi
penyandang cacat seperti trotoir. Akan tetapi diri, keluarga, tanah air dan bangsanya.
dewasa ini “trotoir” yang maksudnya Penyandang cacat selalu di vonis untuk
disediakan untuk fasilitas jalan bagi tidak mendapat kesempatan sekolah,
manusia, telah berubah menjadi tempat kalau memperoleh kesempatan sekolah
berjualan, tempat pancang tiang listrik, atau mendapat perlakuan diskriminatif yang
tiang telepon, sehingga kalau bagi manusia sangat menyakitkan. Mereka tidak
biasa saja sukar dilewati, apalagi untuk kursi memperoleh bahan bacaan karena alasan
roda penyandang cacat, atau jalan sehat bagi yang tidak memadai. Mereka tidak
penduduk lanjut usia. mendapat pendampingan karena biaya
Meskipun secara hukum pendidikan yang disediakan pemerintah untuk
dasar merupakan bagian dari wajib belajar bidang pendidikan alokasinya sangat
yang dijamin oleh pemerintah, hampir di rendah. Strategi perjuangan untuk
semua negara terdapat disparitas dalam penyandang cacat harus dikembangkan
pelayanan pendidikan untuk penyandang secara terpadu dan dilaksanakan secara
cacat. Di Vietnam hanya 34 persen dari serentak. Pengembangan legislasi harus
penduduk yang menderita cacat dapat diikuti dengan penyebaran dan
membaca dibandingkan dengan penduduk pengawasan pelaksanaan yang sungguh-
biasa yang 90 persen dapat membaca. sungguh agar legislasi itu tidak berakhir
Artinya penyandang cacat hampir tidak sebagai dokumen indah tetapi tidak
pernah mendapat kesempatan bersekolah. Di bermakna. Suatu aturan hukum yang
RRC jumlah anak-anak penyandang cacat tidak boleh berakhir sebagai dokumen
normatif yang nampaknya menguntungkan kerentanan sosial tersebut,
penyandang cacat tetapi tidak mempunyai memunculkan adanya
kekuatan nyata atau tidak dilaksanakan di 1. Perlindungan Sosial.
lapangan. Perlindungan sosial adalah
Untuk mengurangi diskriminasi kebijakan dan berbagai upaya
dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pemerintah dan atau masyarakat
lapangan kerja tersebut ada beberapa strategi
yang dapat dikembangkan. Salah satu untuk melindungi setiap orang
strategi yang segera dapat dilakukan adalah agar dapat memenuhi kebutuhan
memberi kepercayaan kepada Dewan dasar hidupnya.
Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan 2. Dalam upaya perlindungan sosial
Sosial (DNIKS) dan Organisasi Penyandang ini dibutuhkan adanya kearifan
Cacat, yang tergabung dalam PPCI lokal yaitu pengertian dan
(Persatuan Penyandang Cacat Indonesia) praktek perlindungan inisiatif
untuk mengembangkan program dengan oleh anggota masyarakat sendiri.
dukungan dana dari pemerintah. Kerjasama Selain itu, pemerintah
aliansi kedua organisasi tersebut dapat mengalokasikan dana dari APBN
diberikan tugas untuk :
yang digunakan sebagai dana
a. Memberikan pelatihan dan program
pemberdayaan yang tepat agar safe guarding.
penduduk dengan kecacatan dapat 3. Dana safe guarding ( di
menjadi tenaga profesional yang Indonesia dikenal dengan
bermutu; Bantuan Langsung Bersyarat)
b. Melakukan adaptasi bahan-bahan dialokasikan untuk kegiatan
pelatihan agar dapat memenuhi pendukung pelaksanaan jaminan
kebutuhan dari penyandang cacat sosial penyandang cacat dan
yang ingin mendapatkan pekerjaan jaminan lanjut usia.
dengan kualifikasi yang disyaratkan; 4. Penerima BLB bagi penyandang
c. Meningkatkan kesadaran dan cacat adalah penyandang cacat
tanggung jawab masyarakat untuk
dengan derajat kecacatan berat,
memberi perlakuan yang adil kepada
penyandang cacat dengan memberikan dengan tujuan meringankan
kesempatan mendapatkan pelatihan beban hidup dalam rangka
dan pemberdayaan untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar dan
kualifikasi yang disyaratkan; memeliharan taraf kesejahteraan
d. Mengembangkan langkah-langkah sosial penyandang cacat agar
konkrit untuk memperbaiki kondisi menikmati taraf hidup yang
penyandang cacat sehingga dapat wajar.
hidup dengan lebih mandiri. 5. Jaminan sosial bagi lanjut usia
Langkah-langkah tersebut di atas (khususnya yang terlantar)
sudah waktunya menjadi perhatian bersama bertujuan untuk membantu agar
agar dalam masa transisi seperti ini, DNIKS
penduduk lanjut usia tetap dapat
bersama dengan organisasi penyandang
cacat dan lembaga yang selama ini dengan memenuhi kebutuhan dasarnya,
gigih berjuang untuk kesejahteraaan dan juga memelihara taraf
penyandang cacat agar dapat melanjutkan kesejahteraan sosial lanjut usia
usahanya mengembangkan gerakan agar menikmati taraf hidup yang
masyarakat yang peduli terhadap anak wajar.
bangsa.
E. SARAN
D. KESIMPULAN
1. Pemilihan penerima Jaminan Sosial
Berangkat dari hasil identifikasi terhadap bagi Lanjut Usia dan Penyandang
berbagai permasalahan mengenai cacat sebaiknya berdasarkan
pengusulan dari bawah pada tingkat RT Nasional, TKP3KPK, Menko
sehingga diharapkan benar – benar tepat Kesra, Jakarta
sasaran
2. Bantuan bagi penerima jaminan sosial TKP3KPK, 2004, Informasi Dasar
sebaiknya diberikan pendampingan Penyusunan Strategi
sehingga sebisa mungkin digunakan Penanggulangan Kemiskinan
untuk usaha atau kegiatan yang bersifat Daerah ( SPKD ), TKP3KPK,
produktif. Menko Kesra, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan


dan Model – Model Pemberdayaan,
Gava Medika , Yogyakarta

Anwar Wardhani dan M Haryadi, 2004,


Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Penanggulangan Kemiskinan,
TKP3KPK, Menko kesra, Jakarta

Anwar Wardhani dan M Haryadi, 2004,


Akar Kemiskinan dan
Ketidakberdayaan Masyarakat,
TKP3KPK, Menko kesra, Jakarta

Hassan Moehammad, Wilson siahaan,


Pemetaan Permasalahan Kemiskinan
tentang Kerentanan dan Resiko Sosial
yang terkait dengan Perlindungan
Sosial, TKP3KPK, Menko kesra,
Jakarta

Izza Mafruhah, Kemiskinan vs


kesejahteraan, Jurnal Ekonomi
pembangunan FE UMS ISSN 1441-
6081 Vol 1 No 1, Juni 2000

Lipton & ravalion, 1995, “Poverty and


Policy”. Dalam Chenery and
Srinivasan, Handbook of
development Economics, Volume
IIIB, Amsterdam Netherland;
Elsevier Science B.V
LP3ES, 2006, Kajian Evaluasi Kebijakan
Subsidi Langsung Tunai (SLT) untuk
masyarakat miskin, LP3ES, Jakarta

Sadji Partoatmodjo, 2004, Masalah


Kemiskinan dan kompleksitas
Penanggulangannya, TKP3KPK
Menko Kesra, Jakarta

Sugeng Budiharsono, 2004, Strategi


Penanggulangan Kemiskinan

You might also like