You are on page 1of 14

c c

   



 c  

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat
diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut
adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian.
Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses
kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic (Pusat
Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI).
Setiap tempat kerja maupun fasilitas baik yang pribadi maupun umum aspek
ergonominya hendaknya harus diperhatikan juga, mengingat pentingnya aspek ergonomi yang
sudah dipaparkan sebelumnya. Di bidang kesehatan rumah sakit boleh dibilang salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan dimana memiliki fungsi sebagai penyedia pelayanan paripurna
kesehatan dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam pelayanan
rumah sakit perlu diperhatikan aspek ergonomi baik dari segi fisik maupun psikis karena
ergonomi juga memiliki pengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas dari produksi rumah sakit
baik yang berupa barang mapupun jasa. Namun dalam pelaksanaannya teori yang ada mengenai
ergonomi ini sering masih belum maksimal dalam pelaksanaannya, oleh sebab itu dalam paper
ini akan bibahas beberapa aspek ergonomi yang ada di rumah sakit.

     
Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yang hendak dikaji adalah
sebagai berikut :
„.2.„ Apakah yang dimaksud dengan Ergonomi di fasilitas kesehatan khususnya rumah
sakit?
„.2.2 Bagaimanakah penerapan erogonomi rumah sakit yang diterapkan di RSUD
Sanjiwani Gianyar?

  
„.3.„ Untuk mengetahui pengertian dan aspek-aspek yang terkait dengan ergonomi di
rumah sakit
„.3.2 Untuk mengetahui penerapan regonomi RSUD Sanjiwani Gianyar

   
„.4.„ Dapat mengetahui pengertian dan aspek-aspek yang terkait dengan ergonomi di
rumah sakit
„.4.2 Dapat mengetahui penerapan regonomi RSUD Sanjiwani Gianyar
















c c
  ! " 

 # $$#
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya
antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk ³fitting the
job to the worker´, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi
manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya´. Ruang
lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
a. Anatomi
Utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian. Disamping
itu juga yang harus diperhatikan adalah aktifitas daari otot pada pekerja, sumber energy bagi
otot, pengaruh dari berkurangnya aliran darah terhadap anatomi dan fisiologi tubuh,
pembebanan otot secara statis, dan rasa-rasa sakit yang dapat timbul pada sistem anatomi
tubuh.
b. Tempat dan Kondisi Lingkungan Kerja
Tempat kerja adalah tempat manusia melakukan aktivitas pekerjaannya. Tempat kerja
haruslah sesuai dengan manusia. Kondisi lingkungan kerja yang perlu diperhatikan antara
lain : cahaya, temperature, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran, bau-bauan, tata
warna, dekorasi, music tempat kerja, dan keamanan di tempat kerja
c. Anthropometri
Antropometri adalah sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Pada dasarnya manusia memiliki bentuk, ukuran dan berat yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Antropometri digunakan sebagai pertimbangan ergonomis diproses
perancangan model poduk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.
Beberapa factor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia antara lain umur, dengan
bertamahnya umur dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar. Jenis kelamin
(sex) dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dari wanita. Suku/bangsa
(ethnic), setiap suku, bangsa, kelompok etnik memiliki karakteristik fisik yang berbeda.
Posisi tubuh (posture) dan sikap akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Hubungan
antropometri dengan ruang kerja adalah antropometri menyangkut ukuran fisik atau fungsi
tubuh manusia seperti ukuran linier, berat, volume, ruang gerak. Data antropometri sangat
bermanfaat dalam perencanaan peralatan kerja (termasuk ruang kerja) dan penentuan ukuran
maksimum atau minimum. Beberapa perancangan antropometri antara lain tinggi pintu,
perancangan rak (tinggi untuk jangkauan ke depan maksimum), tinggi genggaman kopor,
tinggi tempat duduk, ukuran handel (pegangan tangan), perancangan pengaman mesin
perkakas, dll.
d. Desain,
Design yang dimaksud disini adalah design dari tempat kerja dimana dalam hal ini harus
disesuaikan antara manusia dengan pekerjaannya. Terdapat pula nantinya interaksi antara
manusia dengan mesin atau yang dalam hal ini dalaha alat-alat kesehatan. Dari interaksi ini
akan membutuhkan suatu display untuk penyalur dari mesin ke manusia. Denagan
tersalurnya informasi tersebut maka manuasia dapat menghasilkan kerja dan untuk
pelaksaanaannya dpat dilakukan pengendalian-pengendalian. Sehingga aktivitas kerja dapat
diukur dan keberhasilan krja dapat dicapai.
e. Kapasitas Kerja dan Beban Kerja
Setiap manusia memiliki kemampuan, keterbatasan, dan kebolehan jadi untuk beban kerja
yang akan didapat atau diberikan haruslah sesuai dengan hal tersebut baik pada beban kerja
utama maupun beban kerja tambahan. Beban kerja dipengaruhi oleh tugas atau pekerjaan,
organisasi dan lingkungan. Jenis pekerjaan meliputi berat ringan beban kerja, posisi dan
sikap kerja, alat yang dipakai, cara pakai alat tersebutt, ada alat bantu atau tidak. Rganisasi
meliputi kerja berklmpk atau tidak, shift kerja, jam kerja, lama kerja dalam sehari, ada libur
atau tidak, sistem pengupahan, struktur organisasi, dan tanggung jawab. Lingkungan kerja
meliputi aspek kimia, aspek biologi, dan aspek fisika. Untuk lingkungan juga ada kajian
tentang efek warna terhadap efek psikis manuasi.
£  
         

‰       % %##


# jauh dingin lembut
#  jauh Sangat dingin Sgt lembut
  dekat hangat mengganggu
$  Sgt dekat Sgt panas merangsang
# Dekat Sgt panas merangsang
&$  Sgt dekat netral merangsang
 Sgt dekat dingin agresif

Selain efek warna pada lingkungan juga diperhatikan penerangan dan kebisingan, dimana
keduanya dalam hal ini memiliki ambang batas tersendiri.

f. Sikap Kerja


Sikap kerja adalah sikap tubuh pada saat bekerja. Sikap kerja sering dikaitkan dengan
kekurangan dan kelebihannyan sehingga nanti dapat berakibat pada pekerja maupun mesin
yang berinteraksi pada proses kerja dan jika hal ini terjadi maka dapat dikatakan sikap kerja
tersebut sudah tidak ergonomis.
g. Kelelahan Kerja
Setiap aktifitas pekerjaan manusia selalu akan memerlukan energy maka dari itu terdapat
proses konsumsi energy. Adanya konsumsi energy ini akan memperlancar pekerjaan manusi,
tetapi jika cadangan energy yang ada sudah habis maka tubuh akan mengalami yang
namanya kekelahan atau yang dalam hal ini adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja dapat
berakakibat fatal pada manusia diantaranya dapat menimbulakan kecelakan kerja.
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita
harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan/membaginya sebagai berikut :
„. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis
³mekanisme melarikan diri dari kenyataan´ pada penderita psikosomatik. Semangat yang
baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan,
Meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah
ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi :
Î Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus
memadai dan tidak ada gangguan bising
Î Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat
makan siang.
Î Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
Î Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
Î ‰aktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
Î Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat
kerja.
Î üasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
Î ‰aktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
Î Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
- Pekerja remaja
- ‰anita hamil dan menyusui
- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
Î Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan
kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada
serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang
terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah
ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.
h. Shift ‰ork
‰aktu kerja dikaitkan dengan efisiensi dan prdukutifitas dari tenaga kerja. Hal terpenting
pada waktu kerja adalah lamanya sseorang bekerja secara baik, hubungan kerja dengan
waktu istirahat, dan pembagaian kerja selama pagi, siang dan malam. Sfift work ini ada
karena juga ada pertibanag bahwa setiap orang punya fluktuasi atau biological rythym
kemampuan tubuh yang berbeda dan adanya pekerjaan yang harus diselesaikan pada jam-jam
tertentu baik siang maupun malam. Beberapa contoh sfit work yang ada saat ini sistem 3 shift
perhari(8 jam kerja) :
A Shift pagi (awal) jam 06.00 ± „4.00
A Shift siang jam „4.00 ± 22.00
A Shift malam jam 22.00 ± 06.00
Pengaturan shift kerja akan berpengaruh terhadap physiological dan sosial. Shift kerja
dengan shift(„2 jam kerja) tidak dijinkan dan kalaupun ada itu harus ada 2 hari libur.
i. Peralatan kerja
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, manusia membutuhkan alat kerja yang
mudah, nyaman dan aman untuk digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebab jika alat
kerja yang tidak baik dapat menurunkan produktifitas dan meningkatkan biaya kesehatan.
Pada umunya peralatan kerja dibagi atas peralatan kerja untuk pekerjaan yang memerlukan
tenaga (power grip) dan ketelitian (precision grip). Maka dari itu perlu penyesuaian antara
pemakai alat dan sasaran dari alat yang akan digunakan.
j. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Setiap pekerjaan memiliki resiko maka dari itu perlu diupayakan keselamatan dan kesehatan
kerja. üactor-faktor yang berkaitan dengan keselamatan kerja haruslah dapat perhaitan lebih
sehingga dapat diupayakan tindakan pencegahannya.

  # $$#
Pelatihan bidang ergonomi sangat penting, sebab ahli ergonomi umumnya berlatar belakang
pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau dokter, meskipun ada juga yang dasar keilmuannya
tentang desain, manajer dan lain-lain. Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja
dan lingkungan kerja
  $'$$#
2.3.„ Diagnosis,
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian
fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja
lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2.3.2 Treatment,
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang
sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.
Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
2.3.3 üollow-up,
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan
kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-
lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.

  %# #  % $$#


„. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi
tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan
timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai beriku. Laki-laki
dewasa 40 kg, wanita dewasa „ -20 kg, laki-laki („6-„8 th) „ -20 kg, wanita („6-„8 th) „2-
„ kg.
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara antara lain alat bantu mekanik diperlukan
kapanpun, frekuensi pergerakan diminimalisasi, jarak mengangkat beban dikurangi, dalam
membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi, dan
prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip : Otot lengan lebih banyak
digunakan dari pada otot punggung dan untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan.
Metoda ini termasuk faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis, Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur
antara lain pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya,
pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan, nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
c c
c  ! 


  % $$#'#!! #( #)# * 
Dari hasil identifikasi yang dilakukan di RSUD Sanjiwani Gianyar didapat hasil yaitu
ergonomi dibagi menjadi kajian ergonomi yang diterapkan untuk pasien dan ergonomi
diterapkan pada pegawai (untuk structural atau fungsional).
A. Ergonomi Pada Pegawai
a. Anatomi
Pada aspek anatomi dan fisiologi tubuh pekerja upaya ergonomi yang teridentifikasi di
RSUD Sanjwani Gianyar antara lain pemilihan tenaga kerja yang memenuhi criteria
kesehatan dimana memiliki kondisi tubuh yang baik dan sehat secara fisik maupun psikis.
ü  
 
  

b. Tempat dan Kondisi Lingkungan Kerja
Tempat kerja adalah tempat manusia melakukan aktivitas pekerjaannya. Tempat kerja
haruslah sesuai dengan manusia. Kondisi lingkungan kerja yang perlu diperhatikan antara
lain : cahaya, temperature, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran, bau-bauan, tata
warna, dekorasi, music tempat kerja, dan keamanan di tempat kerja.
Di RSUD Sanjiwani Gianyar karena sudah dalam tingkatan pelayanan kesehatan tingkat 2
maka di dalamnya terdapat fasilitas yang kompleks guna melayani masyarakat. Adapun
tempat kerja meliputi ruang poliklinik, UGD, ICU, ruang operasi, rawat inap, ruang jenazah,
apotek, laboratorium, ruang peralatan, kantor, kantin, binatu, parkir, fasilitas pengolahan
sampah medis, dan ruang diklat.
ü  £         

c. Anthropometri
Data antropometri sangat bermanfaat dalam perencanaan peralatan kerja (termasuk ruang
kerja) dan penentuan ukuran maksimum atau minimum. Beberapa perancangan antropometri
antara lain tinggi pintu, perancangan rak (tinggi untuk jangkauan ke depan maksimum),
tinggi genggaman kopor, tinggi tempat duduk, ukuran handel (pegangan tangan),
perancangan pengaman mesin perkakas, dll.
Di RSUD Sanjiwani Gianyar penerapan antropomeri sudah dilakukan untuk beberapa
fasilitas saja antara lain pada ranjang rawat inap kelas VIP yang sudah menggunakan ranjang
yang bisa disesuaikan namun masih konvensional, ranjang ruang operasi sudah
menggunakan yang lebih modern yaitu dengan sistem digital atau elektrik untuk
pengaturannya. Tetapi untuk ranjang di kelas ekonomi belaum digunakan ranjang yang bisa
disesuaikan dengan pasien sehingga pasien masih banyak yang merasa kurang nyaman.
ü     ü  

d. Desain,
Design yang dimaksud disini adalah design dari tempat kerja dimana dalam hal ini harus
disesuaikan antara manusia dengan pekerjaannya. Terdapat pula nantinya interaksi antara
manusia dengan mesin atau yang dalam hal ini dalaha alat-alat kesehatan. Dari interaksi ini
akan membutuhkan suatu display untuk penyalur dari mesin ke manusia. Denagan
tersalurnya informasi tersebut maka manuasia dapat menghasilkan kerja dan untuk
pelaksaanaannya dpat dilakukan pengendalian-pengendalian. Sehingga aktivitas kerja dapat
diukur dan keberhasilan kerja dapat dicapai.
Di RSUD Sanjiwani Gianyar pada proses identifikasi yang manjadi sampel ruangan adalah
ruangan Hemodialisis. Pada ruangan ini belum ergonomis karena beberapa pertimbangan
antara lain ruangan masih sempit, kondisi tidak tenang, belum adanya ruangan khusus untuk
penempatan alat dan bahan untuk hemodialisa.
Tata letak tempat kerja, Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-
kata. Di RSUD Sanjiwani Gianyar display yang dipajang sudah cukup baik.

ü      



ü    


e. Kapasitas Kerja dan Beban Kerja


Di RSUD Sanjiwani Gianyar beban kerja sudah disesuaikan dengan shif work dan kondisi
pegawai saat bekerja. Salin itu adanya spesialisasi dan pemilihan tenaga kerja yang sudah
sesuai denga spesialisai pekerjaanny juga sudah dilaksanakan sehingga pegawai tidak
merasakan beban kerja yang berlebih.
Selain beban oleh pekerjaan, beban biasanya juga disebaban oleh lingkungan. Di RSUD
Sanjiwani Gianyar lingkugan kerja sudah ditata dengan baik yaitu dengan sudah adanya
taman yang asri dan pemilihan warna cat bangunan yang disesuaikan dengan efeknya. Di
RSUD Sanjiwani Gianyar hampir semua cat ruangan menggunakan warna hijau, jadi cat ini
sudah dapat memberikan efef dingin dan lembut sehingga pasien akan menjadi lebih nyaman
ü   
         

f. Sikap Kerja


Di RSUD Sanjiwani Gianyar sikap kerja karyawan masih sangat dipengaruhi oleh fasilitas
yang ada. Untuk di ruangan VIP alat-alat yang digunakan sudah dipakai yang dapat
disesuaikan tetapi untuk yang dikelas ekonomi belum. Jadi untuk di kelas ekonomi pasien
dan peramedis harus yang menyesuaikan diri sehingga ini akan dirasakan kurang nyaman.
ü      

g. Kelelahan Kerja


Di RSUD Sanjiwani Gianyar kelelahan kerja sudah diantisipasi dengan adanya pengadaan
kantin, jam istirahat, shif work dan cuti.

h. Shift ‰ork


‰aktu kerja dikaitkan dengan efisiensi dan prdukutifitas dari tenaga kerja. Hal terpenting
pada waktu kerja adalah lamanya sseorang bekerja secara baik, hubungan kerja dengan
waktu istirahat, dan pembagaian kerja selama pagi, siang dan malam. Sfift work ini ada
karena juga ada pertibanag bahwa setiap orang punya fluktuasi atau biological rythym
kemampuan tubuh yang berbeda dan adanya pekerjaan yang harus diselesaikan pada jam-jam
tertentu baik siang maupun malam. Beberapa contoh sfit work yang ada saat ini sistem 3 shift
perhari(8 jam kerja) :
A Shift pagi (awal) jam 07.00 ± „3.00
A Shift siang jam „3.00 ± „.00
A Shift malam jam „.00 ± 07.00
Pengaturan shift kerja akan berpengaruh terhadap physiological dan sosial. Shift kerja
dengan shift(„2 jam kerja) tidak dijinkan dan kalaupun ada itu harus ada 2 hari libur.
Di RSUD Sanjiwani Gianyar masih menggunakan shift work seperti yang di atas. Untuk
giliran shift satu orang karyawan diperlakukan shif pagi, pagi, siang, siang, malam, malam,
kemudian libur, libur. Jadi ini sudah erginomi tapi masih perlu disesuaikan denga kondisi
pegawai lebih lanjut.
ü   
  

i. Peralatan kerja


Di RSUD Sanjiwani Gianyar peralatan yang digunakan sudah cukup modern khususnya
untuk alat hemodialisa. Penyesuain dengan alat sudah diupayakan dengan cara melaksanakan
pelatihan untuk tenaga teknisi dan medis alta hemodialisa. Di RSUD Sanjiwani Gianyar saat
ini sudah mengirimkan staff kemodialisanya untuk mengikuti pelatihan nasional dari Depkes,
dan pelatihan di tingkat regional. Dengan adanya sertifikasi seperti itu maka diharapakan
dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan pasien merasa lebih aman.
ü       

j. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Di RSUD Sanjiwani Gianyar sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya sudah mengacu
pada peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dan beberapa hal
yang lebih spesifik juga sudah mengacu pada peraturan daerah yang ada, seperti criteria
klasifikasi rumah sakit yang mengacu pada perda kabupaten gianyar.
c c+


!#% 
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam
hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan
masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja
serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
 !  
Untuk kedepannya agar upaya ergonomi lebih ditingkatkan lagi baik dari segi fisik
maupun psikis. Karena masyarakta sudah terlanjur memiliki stigma bahwa pelayanan rumah
sakit pemerintah sering tidak ramah, lama dan kurang perhatian. Maka dari itu perlu diupayakan
lagi ergonomi secara sistemik di segala aspek penyedia pelayanan kesehatan

You might also like