You are on page 1of 3

Agen Pengendali Hayati

Pendahuluan

Pada dasarnya, alam ini sudah diciptakan dengan seimbang. Kehidupan organisme disusun
rapi dalam rantai makanan dengan rasio tepat sehingga dapat berputar menjadi jaring-jaring
makanan. Campur tangan manusia-lah yang kemudian membuat keseimbangan ekologi
tersebut terganggu. Dengan berbagai dalih, termasuk pertambahan jumlah penduduk yang
berimplikasi pada pertambahan kebutuhan pangan dan papan (tempat tinggal) tidak bisa
dipungkiri lagi telah menggeser ruang kehidupan organisme lain.

Upaya peningkatan produktifitas pangan dengan melibatkan penggunaan bahan-bahan kimia


dan pemuliaan tanaman merupakan salah satu contoh tekanan bagi kehidupan organisme lain
yang dapat menyebabkan hilangnya plasma nutfah lokal baik tanaman maupun organisme
yang hidup di sekitar pertanaman. Hilangnya salah satu organisme tersebut akan
menyebabkan pincangnya rantai makanan dan dapat berakibat pada ketidakseimbangan alam.
Gejala ketidakseimbangan ekologi pertanian sering ditunjukkan oleh terjadinya peledakan
populasi hama dan penyakit.

Para ahli ekologi dan pertanian sudah sejak lama telah menyadari bahaya ini, sehingga
mereka gencar mempromosikan pertanian ramah lingkungan dengan menekankan pada
kembalinya cara-cara budidaya yang alamiah. Salah satu aplikasi pertanian ramah lingkunan
adalah penggunaan musuh alami dan sekaligus perbanyakan secara berimbang. Telah banyak
organisme yang perannya di'hidup'kan oleh para ahli pertanian, seperti Jamur Patogen
Serangga (Entomopathogen)Beauveria bassiana.

Di alam, jamur ini dapat hidup pada sisa-sisa mahkluk hidup dan kadang-kadang juga
memparasiti organisme lain (seperti terlihat pada gambar). Dalam hal mengambil makanan di
dalam tubuh organisme lain, jamur ini bersifat parasit, sedangkan ketika menguraikan atau
hidup pada organisme yang telah mati disebut saprofit. Mengenai dualisme sifat ini, para ahli
proteksi tumbuhan biasa menyebutnya dengan istilah parasit fakultatif. Semangun (2000)
medefinisikan organisme yang bersifat parasit fakultatif sebagai jasad yang pada dasarnya
adalah saprofit, yang jika perlu dapat hidup sebagai parasit.
Sejarah Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) Vuill.

Längle menerangkan bahwa sebenarnya penggunaan Beauveria bassiana sebagai pestisida


hayati merupakan titik balik dari penemuan ilmuwan Italia, Agostino Bassi pada abad ke 19.
Agostino Bassi melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun untuk mengetahui Penyakit
Muscardine pada ulat sutra (Bombyx mori L.). Dalam penelitiannya tersebut, Bassi
menemukan jamur Beauveria bassiana sebagai penyebab penyakit pada ulat sutra tersebut.
Hasil penemuan ini tidak hanya sebagai pondasi untuk pengendalian hama dengan
memanfaatkan mikroba, tetapi juga mempengaruhi kerja Louis Pasteur, Robert Koch dan
perintis peneliti mikrobiologi lain. Secara pribadi, Bassi juga berpendapat bahwa penggunaan
organisme seperti Beauveria bassiana berpotensi dalam pengendalian serangga hama.

Sifat parasit jamur Beauveria bassiana dalam ilmu perlindungan tanaman digolongkan ke
dalam mikroba menguntungkan (Beneficial microbe) karena berperan sebagai konsumen
tingkat dua dalam sistem piramida rantai makanan. Saat ini juga sudah banyak beredar
produk-produk pestisida hayati yang menjadikan spora jamur Beauveria bassiana sebagai
'bahan aktif'nya.

Perbanyakan Massal

Perbanyakan massal jamur sejatinya bisa dilakukan oleh petani dengan peralatan dan bahan-
bahan yang sederhana. Isolat jamur cukup ditularkan (diinokulasikan) ke dalam media beras
maupun jagung yang telah disiapkan dan kemudian disimpan (diinkubasi) di dalam suatu
tempat dengan temperatur suhu ruang. Selang beberapa hari jamur akan tumbuh dengan hifa
yang berwarna putih. Apabila seluruh media telah ditutupi oleh jamur, maka jamur tersebut
telah siap diaplikasikan. Aplikasinya juga cukup mudah, hampir sama dengan penggunaan
pestisida kimia yang sering digunakan petani. Biakan jamur yang telah siap pakai tadi
dilarutkan ke dalam air kemudian disaring terlebih dahulu agar sisa media tidak menyumbat
selang pompa. Setelah itu suspensi dimasukkan ke dalam knapsack sprayer untuk kemudian
disemprotkan ke tanaman budidaya.

Organisme Sasaran dan Cara Perbanyakan

jika anda ingin memperbanyak sendiri, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan,
antara lain mengenai organisme sasaran, bahan-bahan, alat-alat dan cara perbanyakannya.

a). Organisme Sasaran

Jamur Beauveria bassiana (Bb) memiliki spektrum inang yang relatif luas, seperti serangga
yang termasuk dalam ordo Lepidoptera, Coleoptera dan Hemiptera/Homoptera.
b). Bahan dan Alat

Bahan-bahan dan alat yang harus dipersiapkan dalam proses perbanyakan antara lain adalah:

1. Isolat murni jamur Beauveria bassiana


2. beras, berasan jagung atau campurannya dan/atau dedak (bekatul) sebagai media
3. Kantung plastik tahan panas/PP (Poli properline) ukuran 1 kg
4. Jarum inokulasi untuk penularan ke media
5. Bunsen, untuk membuat kondisi aseptik saat inokulasi
6. In case (kotak inokulasi), untuk isolasi tempat saat inokulasi
7. Nampan atau periuk
8. Autoclave atau Panci/Dandang untuk sterilisasi media

c). Cara Perbanyakan


Cara perbanyakan meliputi persiapan media dan inokulasi (penularan) dan penyimpanan.

Persiapan media
Untuk mempersiapkan media, terlebih dahulu rendam beras, berasan jagung atau campuran
dari keduanya dan atau dedak (bekatul) dengan air selama kurang lebih sehari. Buang air
yang tersisa kemudian masukkan ke dalam plastik tahan panas sebanyak kurang lebih 100g
kemudian tutup rapat dengan melipat ujungnya hingga seperempat bagian. Anda dapat
menggunakan stapler untuk menutup ujung plastik tersebut. Setelah selesai, kukus beras
tersebut di dalam panci atau dandang selama kurang lebih 45 menit. Tujuan mengukus adalah
sterilisasi media agar tidak ditumbuhi oleh organisme lain (kontaminasi). Setelah selesei,
tiriskan dan dinginkan media.

Inokulasi (penularan) atau penanaman jamur pada media

Jika media telah dingin, ambil sedikit isolat murni B. bassiana dengan jarum inokulasi dan
letakkan di atas media beras steril tadi untuk inokulasi. Lakukan semua tahap penanaman
(inokulasi) di dalam kotak inokulasi dengan bunsen atau di tempat yang terjamin (steril)
sehingga tidak terjadi kontaminasi. Pada tiap-tiap langkah setelah inokulasi tutup kembali
plastik tersebut seperti semula.

Penyimpanan (inkubasi)
Simpan biakan jamur pada tempat yang bersih dengan suhu ruang, jika proses inokulasi
berhasil jamur akan tumbuh di atas media sehingga media akan berwarna putih susu. Masa
penumbuhan ini bisa berlangsung hingga 15 hari setelah inokulasi, namun kondisi tersebut
tergantung jumlah spora yang diinokulasikan.

Aplikasi
Jamur siap aplikasi jika seluruh media telah ditumbuhi jamur. Aplikasikan jamur tersebut
sebagaimana aplikasi pestisida kimia lainnya, namun jangan dicampur dengan fungisida.
Larutkan biakan jamur (100g) ke dalam 1 liter air, kemudian disaring. Hasil saringan tersebut
selanjutnya disemprotkan pada tanaman. Aplikasi sebaiknya dilakukan pada saat kondisi
lingkungan yang mendukung bagi perkembangan jamur, yaitu pada saat sore atau pagi hari.

You might also like