Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Bab ini akan membahas tentang metode elektrolisis,pada metode ini reaksi kimia
dilangsungkan dengan pertolongan arus listrik, yang dibiarkan mengalir melalui larutan
elektrolit dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengethui besar arus dalam Amper dan
jumlah waktu dalam detik dapat dihitung jumlah kuantitas listrik, dinyatakan dalam
Coulomb, yang diperlukan untuk melangsungkan reaksi kimia.
2. Relevansi
Pembahasan materi dalam bab ini sangat erat kaitannya dengan bab sebelumnya maupun
bab selanjutnya. Dalam bab ini mahasiswa akan memahami prinsip dasar pemisahan cara
elektrolisis.
3. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menguasai dan memahami prinsip dasar elektrolisis
2. 2. Menjelaskan Elektrogravimetri
3. Menjelaskan metode-metode pemisahan elektrolitik
4. Menjelaskan metode voltametri
B. Uraian
Pada metoda elektrolisis, reaksi kimia dilangsungkan dengan pertolongan arus listrik,
yang dibiarkan mengalir melalui larutan elektrolit dalam jangka waktu tertentu. Dengan
mengethui besar arus dalam Amper dan jumlah waktu dalam detik dapat dihitung jumlah
kuantitas listrik, dinyatakan dalam Coulomb, yang diperlukan untuk melangsungkan
reaksi kimia. Untuk mereaksikan zat sebanyak satu ekivalen diperlukan kuantitas listrik
sebanyak satu Faraday, yaitu kuantitas listrik setara dengan yang dibawa oleh satu mol
elektron.
6.1 Elektrogravimetri
Pada metoda analisis ini, unsur yang ditentukan diendapkan secara elektrolitik pada
elektroda sesuai. Berbeda dengan analisis gravimetri, endapan tidak perlu disaring dan
pengendapan bersama dapat dihindari, asal telah diatur dengan cermat kondisi
pengendapannya.
Pengendapan elektrolitik diatur oleh baik hukum Ohm maupun hukum Faraday. Arus
listrik I berbanding lurus dengan GGL, E dan berbanding terbalikdengan tahanan R, dan
didapatv I = E/R, (hukum Ohm), sedangkan kedua hukum Faraday adalah :
1. Kuantitas zat yang telah dihasilkan pada elektroda dalam sel, berbanding lurus dengan
kuantitas listrik yang mengalir melalui larutan.
2. Kuantitas berbagai macam senyawa yang diendapkan, dibebaskan oleh kuantitas listrik
yang sama, sebanding dengan ekivalensi kimianya.
Pengertian hukum Faraday adalah demikian : apabila kuantitas listrik yang sama
dialirkan berturut-turut melalui larutan ion tembaga dan perak, maka berat tembaga dan
perak yang diendapkan berbanding sebgai angka banding 63,54/2 : 107,87.
Satuan kuantitas listrik yang dipakai adalah Coulomb, dengan satu Coulomb
dimaksudkan kuantitas listrik yang dibawa oleh aliran 1 Amper selam satu detik. Setiap
Coulomb mampu mengendapkan perak sebanyak 1,11800 mg.
Berat unsur yang dibebaskan oleh satu Coulomb listrik, dinamakan ekivalen
elektrokimia. Untuk logam perak harga ini adalah107,868 da 107,868/0,00111800
menghasilkan 96.863 Coulomb. Jumlah kuantitas listrik yang diperlukan untuk
membebaskan satu ekivalen perak. Nilai lazimyang dipakai adalah 96.500 Coulomb yang
dinamakan tetapan Faraday (F); ini adalah muatan yang berhubungan dengan 1 mol
elektron, nilai sebenarnya adalah 96.487 C/mol.
Gambar 6.1
Titik D adalah potensial dekomposisi, pada harga potensial ini akan terlihat bahwa pada
elektroda akan dihasilkan gelembung-gelembung gas oksigen dan hidrogen.
Apabila jaringan listrik diputuskan, setelah penerapan potensial luar, akan terlihat bahwa
bacaan potensial mula-mula terlihat tetap, untuk kemudian secara perlahan menurun
sampai ke titik nol. Pengamatan ini menunjukkan bahwa sel bertindak sebagai sumber
energi, dan menghasilkan gaya gerak listrik polarisasi dengan arah berlawanan dengan
arah semula GGL. Adanya GGL polarisasi ini disebabkan terkumpulnya gas oksigen dan
hidrogen pada anoda dan katoda dalam sel.
Untuk menentukan besar potensial (Eapp) yang diperlukan untuk menjalankan
elektrolisis, perlu diketahui reaksi-reaksi apa saja yang terjadi pada elektroda. Dengan
mengetahui reaksi-reaksi ini dapat dihitung besar GGL sel galvanik yang menghasilkan
potensial dengan arah berlawanan dengan potensial yang diberikan pada sel.
Misalnya pada elektrolisis larutan 0,10 M CuSO4 yang diasamkan dengan 0,05 M
H2SO4 dan memakai elektroda platina maka reaksi-reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Cu2+ + 2e Cu (s)
Anoda : 2 H2O 4H+ + O2 + 4e
Dengan mengetahui reaksi-reaksi ini dan memakai persamaan Nernst, dapat dihitung
kemudian besar potensial katoda (Ek) dan potensial anoda (Ea); besar GGL sel
elektrolitik adalah (Ek - Ea)V, dan GGL sel galvanik (jika hubungan diputuskan) adalah -
(Ek - Ea)V. Jika kepada sel elektrolitik diberikan potensial sebesar - (Ek - Ea) volt, maka
proses elektrolisis tidak akan berlangsung, karena besar potensial yang diberikan tepat
sama besar dengan potensial sel galvanik yang dihasilkan akibat adanya hasil-hasil
elektrolisis tersebut. Untuk melangsungkan elektrolisis haruslah potensial yang diberikan
Eapp = Esel + IR + a) ............................................... (6.1)ω k + ω (
dengan Esel = - (Ek - Ea)
I.R = penurunan potensial akibat megalirnya arus I, lewat tahanan R
ω = potensial lebih pada katoda maupun anoda.
Pada akhir proses, jika sisa tertinggal adalah 0,1 % dari konsentrasi awal, maka ;
Ini berarti bahwa pada saat pengendapan kuantitatif perak potensial katoda, Ek, menurun
sampai 0,54 V dan harga ini harus dimasukkan dalam hitungan Esel. Untuk hitungan Ea
hal ini tidak terlalu harus diperhatikan mengingat bahwa pada umumnya proses anodik
berlangsung pada tahap tetap sehingga tidak menimbulkan perubahan berarti pada Ea.
Dengan menganggap bahwa harga I.R adalah tetap dan juga harga potensial lebih a),
maka hitungan harga Eapp yang seharusnya hanyaω k + ω ( bergantung pada perubahan
harga Ek.
Dapat ditunjukkan bahwa sel ini mempunyai potensial awal sebesar -0,92 V. Selama
elektrolisis, konsentrasi ion tembaga(II) menurun dan demikian juga potensial katoda.
Dengan anggapan bahwa elektrolisis telah berlangsung sempurna jika sisa konsentrasi ion
tembaga adalah 0,1 % dari konsentrasi awal (pengendapan kuantitatif) maka pada saat
pengendapan sempurna, potensial sel menjadi -1,01 V.
Dengan anggapan bahwa sertaΩ besar arus yang mengalir adalah 1,5 A dan tahanan sel
adalah 0,5 memasukkan harga potensial lebih untuk baik katoda maupun anoda, dapat
dihitung besar Eapp yang diperlukan sesuai persamaan 6.1.
Pada anoda, potensial lebih karena konsentrasi dapat diabaikan mengingat konsentrasi air
cukup besar dan praktis tidak berubah. Sebaliknya potensial lebih kinetik (karena adanya
pembentukan gas oksigen) perlu diperhitungkan, pembentukan gas oksigen dengan laju
yang diinginkan a = 0,7 V).ω memerlukan potensial lebih sekitar 0,7 V (
Pada katoda konsentrasi mula ion tembaga(II) cukup besar, sehingga potensial lebih
karena konsentrasi tidak perlu diperhitungkan. Lagi pula reaksi reduksi tembaga pada
elektroda platina berlangsung cukup cepat5, sehingga tidak menimbulkan potensial lebih
kinetik. Berdasrkan pengamatan-pengamatan ini maka besar potensial Eapp yang
diperlukan adalah (sampai pengendapan kuantitatif) :
Dalam praktek, metoda elektrolisis ini hanya dapat dipakai untuk memisahkan ion-ion
logam dengan potensial reduksi positif dari ion-ion logam dengan potensial reduksi
negatif.
Arus total yang mengalir dalam sel, merupakan jumlah arus yang dibawa oleh ion-ion
yang mengalami migrasi elektrolitik dan arus yang dibawa oleh ion-ion yang mengalami
difusi, atau I = Im + Id. Im adalah arus migrasi dan Id adalah arus difusi.
Disamping ini masih ada suatu fakta yang tidak dapat diabaikan, yaitu bahwa
pengosongan lapisan elektroda mengakibatkan kenaikan dalam tahanan sel dan
peningkatan potensial sesuai hukum Ohm, I.R. Untuk mengatasi hal ini ke dalam sel
ditambahkan sejumlah besar elektrolit inert, misalnya larutan 0,10 M KCl. Dengan
adanya elektrolit inert ini, harga tahanan sel tetap dan rendah, sedangkan arus migrasi ion
yang sedang diamati praktis tidak berarti dan berlaku I = Id.
6.3.1 Polarografi
Sebagai elektroda kerja dipakai elektroda tetes raksa (ETR) dan untuk anoda dipakai
kolam raksa/merkuri dengan luas permukaan relatif cukup besar. Kepada sel diberikan
potensial dengan kenaikan harga teratur, hasil adalah kurva potensial arus. Sebagai
elektrolit dipakai larutan encer analit yang dilarutkan dalam elektrolit dengan konsentrasi
cukup besar. Larutan elektrolit ini dinamakan larutan elektrolit pendukung atau larutan
elektrolit dasar dan berfungsi untuk menampung arus migrasi serta menaikkan hantaran
larutan. Dari pengamatan kurva potensial-arus ini didapat informasi mengenai sifat dan
konsentrasi materi yang diamati. Kurva potensial-arus ini memberikan gambaran grafis
polarisasi elektroda tetes dan dinamakan polarogram.
Misalnya dalam sel terdapat sejumlah ion logam tercampur dengan larutan pendukung,
misalnya larutan 0,10 M KCl. Kepada elektroda kerja diberikan potensial mulai dari nol
dan berangsur bertambah negatif. Antara A dan B harga arus praktis tetap dan mungkin
saja meningkat perlahan. Mulai titik B harga arus meningkat dengan cepat sampai titik C,
untuk kemudian kembali tetap sampai titik D, kecuali dalam larutan terdapat analit lain
yang mulai titik D mengalami reduksi. Arus antara A dan B dinamakan arus sisa atau
arus kondensor, arus C-D dinamakan arus difusi (juga dinamakan gelombang polarografi)
dan bagian C-D dinamakan arus batas.
Potensial pada titik B dinamakan potensial dekomposisi, Ed, mulai titik ini ion-ion logam
yang sampai pada elektroda kerja mengalami reduksi pada permukaan elektroda dan
berubah menjadi atom-atom logam. Kenaikan potensial antara B dan C mengakibatkan
kenaikan dalam arus, mengingat bertambah banyak jumlah ion logam yang mencapai
elektroda kerja sebagai akibat migrasi dan difusi dari induk larutan. Jumlah ion yang
mencapai elektroda selalu lebih besar dari jumlah ion yang mengalami reduksi untuk
kemudian mengendap pada permukaan elektroda. Mulai titik C laju suplai ion logam dari
induk larutan sama dengan laju pengendapan logam pada elektroda.
Elektroda kerja berbentuk mikro-elektroda dapat dibuat dari berbagai bahan tetapi paling
umum dibuat dalam bentuk tetes merkuri yang dialirkan melalui kapiler bergaris tengah
0,05-0,08 mm dan panjang 5-9 cm, dengan tekanan 40-60 cm Hg. Dengan memakai
kondisi ini secara teratur terbentuk tetes-tetes Hg pada ujung kapiler dan setelah cukup
besar jatuh kedalam larutan analit. Keuntungan pemakaian merkuri sebagai elektroda
adalah :
1. Permukaan elektroda halus, reprodusibel dan selalu baru
2. Merkuri mudah membentuk amalgam dengan hampir semua logam
3. Setiap perubahan potensial segera menghasilkan harga tetap dalam arus difusi
4. Potensial lebih hidrogen pada merkuri cukup tinggi dan ini memungkinkan reduksi
ion-ion logam yang biasanya sukar direduksi
5. Luas permukaan tetes dapat dihitung dari berat tetes.
Elektroda tetes merkuri ini dapat dipakai di daerah potensial antara +0,4 sampai kira-kira
-2,0 Volt dibandingkan terhadap EKJ. Di atas +0,4 V merkuri mengalami oksidasi
sedangkan mulai sekitar -1,8 V sudah dapat diamati pembentukan gas hidrogen.
6.3.3 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Arus Batas
- Arus sisa : dapat disebabkan oleh adanya zat pengotor dalam larutan tetapi umum
disebabkan karena dalam larutan tetes Hg ini dilapisi dengan lapisan ganda listrik
sehingga menyerupai kapasitor. Untuk memberi muatan pada kapasitor ini diperlukan
arus yang dinamakan arus kapasitan atau arus kondensor bersifat non-faradaik dan
bertambah besar dengan meningkatnya potensial. Dalam praktek harga arus sisa ini harus
dikurangkan dari jumlah total arus yang teramati.
- Arus migrasi : bahan elektro-aktif dapat sampai pada elektroda melalui proses migrasi,
yaitu gerakan partikel bermuatan dalam medan listrik yang disebabkan oleh adanya beda
potensial antara permukaan elektroda dan larutan. Proses kedua adalah difusi yang akan
dibahas dalam pasal berikut. Arus migrasi ini dapat dihilangkan jika dalam larutan
ditambahkan elektrolit inert dalam jumlah besar, minimal 100 kali lebih banyak
dibandingkan bahan elektro-aktif. Elektrolit inert masih mampu menghantar arus tetapi
tidak bereaksi dengan bahan yang sedang diamti maupun elektroda dalam daerah
potensial kerja.
- Arus difusi : adanya elektrolit inert atau pendukung dalam jumlah berlebihan akan
meniadakan pengaruh gaya elektrik pada ion-ion yang sedang diamati. Dengan memakai
kondisi kerja seperti ini, maka arus batas praktis hanya terdiri atas arus difusi. Faktor-
faktor yang berpengaruh pada arus difusi telah dipelajari oleh likovic dan dihimpun
dalam persamaan berikut :
Id = 607 n D1/2m2/3t1/6 C
persamaan ini juga dikenal sebagai persamaan likovic.
Id = arus difusi rata-rata dalam mikro-amper selama hidup tetes
D = koefisien difusi (cm2det-1) spesies yang mengalami reduksi atau oksidasi
n = jumlah mol elektron terpakai pada reduksi 1 mol spesies
m = laju alir Hg dari ETR (mg/det)
t = waktu tetes dalam detik
C = konsentrasi dinyatakan dalam mmol/L
Metoda polarografi dapat dipakai untuk keperluan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Untuk analisis kualitatif diperlukan besaran yang dinamakan potensial-tengah
gelombang, E1/2 (lihat Gambar 6.4). ini adalah harga potensial yang diperlukan untuk
mencapai titik tengah gelombang. Untuk setiap ion logam harga potensial tengah-
gelombang ini berbeda satu sama lain, disamping ini harga potensial-tengah gelombang
ini juga bergantung pada jenis elektrolit pendukung yang dipakai.
Untuk keperluan analisis kuantitatif dipakai besaran tinggi gelombang (h pada Gambar
6.4). Tinggi gelombang diukur sebagai selisih antara arus batas dan arus sisa, tinggi
gelombang dinyatakan dalam besaran arus dan adalah sebanding dengan konsentrasi ion
logam yang diamati. Keadaan ini sesuai dengan persamaan likovic, karena persamaan ini
dalam bentuk sederhana dapat ditulis sebagai :
Id = k C, karena selama pengukuran selalu dipakai kapiler yang sama dan analit yang
sama. Ini berarti berarti bahwa perkalian (m2/3 x t1/6) adalah konstan, demikian juga
harga D (koefisien difusi) dan n (jumlah mol elektron terlibat). Semua tetapan ini dapat
diganti oleh satu tetapan baru, k.
Analisis polarografik dapat dipakai baik untuk senyawa anorganik maupun senyawa
organik.
C. Latihan
Berapa potensial elektroda untuk setengah sel yang terdiri dari suatu logam Cu yang
dicelupkan kedalam larutan Cu 2+ 0,05 M?
E. Rangkuman
Pada metoda elektrolisis, reaksi kimia dilangsungkan dengan pertolongan arus listrik,
yang dibiarkan mengalir melalui larutan elektrolit dalam jangka waktu tertentu. Dengan
mengethui besar arus dalam Amper dan jumlah waktu dalam detik dapat dihitung jumlah
kuantitas listrik, dinyatakan dalam Coulomb, yang diperlukan untuk melangsungkan
reaksi kimia. Untuk mereaksikan zat sebanyak satu ekivalen diperlukan kuantitas listrik
sebanyak satu Faraday, yaitu kuantitas listrik setara dengan yang dibawa oleh satu mol
elektron.
Pada metoda elektrogravimetri, unsur yang ditentukan diendapkan secara elektrolitik
pada elektroda sesuai. Berbeda dengan analisis gravimetri, endapan tidak perlu disaring
dan pengendapan bersama dapat dihindari, asal telah diatur dengan cermat kondisi
pengendapannya. Pengendapan elektrolitik diatur oleh baik hukum Ohm maupun hukum
Faraday.
Sel elektrolitik adalah sebuah sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda dan
satu atau lebih larutan elektrolit ditempatkan dalam wadah sesuai. Sel ini dapat mensuplai
energi listrik ke sebuah sistem eksternal dan dinamakan sel voltaik atau galvanik. Jika
energi listrik disuplai dari sumber luar dan dialirkan melalui sebuah sel, maka sel ini
dinamakan sel elektrolitik.
Metode pemisahan elektrolitik lainnya contohnya elektrolisis dengan arus tetap dan
elektrolisis dengan potensial katoda yang diatur.
Voltametri berhubungan dengan studi pengamatan hubungan potensial-arus-waktu
selama elektrolisis yang dilakukan dalam sel dimana salah satu elektroda mempunyai
luas permukaan kecil dan umum dinamakan mikro elektroda, elektroda ini berfungsi
sebagai elektroda kerja. Elektroda lainnya mempunyai luas permukaan relatif sangat
besar. Dalam voltametri biasa dilakukan pengamatan pengaruh perubahan potensial
terhadap arus yang mengalir dalam sel.
F. Tes Formatif
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode elektrolisis?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis elektrogravimetri?
3. Jelaskan sel elektrolitik.
4. Sebutkan contoh metode pemisahan elektrolitik.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis voltametri.
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas. Anda dapat melanjutkan kegiatan
belajar selanjutnya. Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 % sebaiknya
anda mengulang kegiatan belajar ini dengan sungguh-sungguh, terutama bagian yang
anda belum anda kuasai.
I. Daftar Pustaka
Hadisoebroto, D.N, 1990. Dasar-Dasar Analisis dan Pemisahan Kimia, Bandung, FMIPA
ITB.
Skoog, D.A, 1980. Principles of Instrumental Analysis. Tokyo: Holf Saunders Editions.
Skoog, D.A, 1982. Fundamental of Analytical Chemistry New York: Holtz Saunders
Company.
Soebagio, dkk., 2003. Kimia Analitik II, Malang. Universitas Negeri Malang.