You are on page 1of 15

Perawatan Anak Yang Sedang Sakit Kritis

Menghadapi dan merawat anak yang sedang sakit dan berada dalam kondisi
yang kritis merupakan hal yang berat dan sulit untuk dihadapi oleh orang tua.
Disamping harus menangani masalah kesehatan, orang tua juga harus
menghadapi keadaan psikis, efek emosional dari seluruh anggota keluarga yang
ditimbulkan akibat adanya penyakit yang berkepanjangan.

Untungnya, semua masalah ini tidak perlu di hadapi sendiri: kelompok


dukungan, pekerja sosial, dan kerabat sering memberi uluran tangannya untuk
membantu Anda.

Menjelaskan Penyakit Kronis kepada Anak

Komunikasi yang jujur sangat penting untuk menolong anak menghadapi kondisi
kesehatannya. Sangat penting bagi anak untuk mengetahui bahwa dia sakit dan
akan mendapat banyak perawatan. Rumah Sakit dan obat mungkin dapat
menakutkan, namun mereka merupakan bagian yang menolong anak Anda.

Ketika Anda menjelaskan tentang penyakit dan pengobatan, berikan jawaban


yang jelas dan jujur dari setiap pertanyaan dengan cara yang anak Anda mudah
untuk mengerti. Juga penting untuk menjelaskan secara tepat dan
mempersiapan anak Anda untuk setiap pengobatan. Dan juga kemungkinan
adanya ketidaknyamanan yang dapat muncul selama pengobatan tersebut.

Hindari mengatakan, bahwa itu semua tidak akan menyakitkan, jika prosedur
yang harus dilakukan akan menyakitkan. Sebaiknya, jujurlah jika
prosedur/tindakan dapat menimbulkan nyeri, tekanan, atau nyeri namun
yakinkan anak Anda bahwa apa yang dirasakan hanya bersifat sementara dan
sampaikan bahwa Anda akan menemani dia, serta memberi dukungan
kepadanya.

Beberapa RS memberikan pilihan kepada orang tua untuk berbicara dengan


anak-anaknya mengenai penyakit yang dialami secara sendiri, atau didampingi
oleh dokter atau seluruh tim kesehatan yang menangani masalah anak Anda.
Dokter atau ahli kesehatan yang lainnya dapat menawarkan bagaimana cara
berbicara kepada anak Anda mengenai penyakitnya.
Mengarahkan Emosi

Anak Anda akan memiliki berbagai perasaan mengenai perubahan keadaan


kesehatannya. Hal ini harus bisa di dukung dengan mendorong anak
mengekspresikan perasaan, kepedulian dan ketakutannya. Tanyakan apa yang
anak Anda alami dan dengarkan penjelasannya sebelum mengatakan apa yang
ada di dalam pikiran Anda dan menjelaskan.

Cara komunikasi tidak harus dengan cara verbal. Musik, menggambar dan
menulis kadang menolong anak yang hidup dengan jenis penyakit mengancam
jiwa, untuk menunjukkan emosi mereka melalui fantasi yang mereka ciptakan
sendiri.

Anak juga perlu diingatkan bahwa mereka bukanlah penyebab dari penyakit
yang mereka derita. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak bahwa mereka sakit
akibat apa yang mereka katakan, lakukan, atau yang mereka pikirkan. Yakinkan
anak Anda bahwa ini tidak ada hubungannya dan jelaskan dengan mudah apa
penyebab penyakit yang diderita anak Anda. (Anda juga dapat meyakinkan anak
Anda, bahwa apa yang mereka lakukan dan katakan tidak akan menimbulkan
suatu penyakit.)

Dari seluruh pertanyaan, tidak seluruhnya dapat dijawab dengan mudah. Anda
tidak dapat menjamin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, Anda dapat
membantu anak Anda merasa lebih baik lagi dengan mendengarkan,
mengatakan “tidak apa-apa” dan dengan mudah mengerti apa yang dialamai,
dan menjelaskan bahwa Anda dan keluarga akan memperlakukan dia senyaman
mungkin.

Jika anak Anda bertanya, “Kenapa harus aku?”, tidak masalah jika memberikan
kejujuran dengan menjawab “Saya tidak tahu…”. Jelaskan bahwa walaupun tidak
ada yang tahu bagaimna penyakit itu bisa muncul, dokter akan mengobatinya
(jika itu merupakan penyakit yang diderita). Jika anak Anda mengatakan “ga adil
aku jadi sakit begini…” akui bahwa anak Anda benar. Sangat penting bagi anak
Anda untuk mengetahui bahwa dia berhak marah karena penyakit yang
dideritanya.
Anak Anda dapat bertanya, “apakah aku akan meninggal?” bagaimana Anda
menjawab tergantung dari usia anak Anda, dan tingkat kematangannya. Sangat
penting untuk mengetahui ketakutan apa yang dialami oleh anak Anda dan
mengatasinya.

Untuk meyakinkan anak Anda kembali, Anda bisa menjelaskan konsep kematian
menurut agama, budaya, dan kepercayaan Anda. Jangan menyamarkan konsep
kematian dengan menyamakan kematian dengan pergi tidur untuk sementara
karena hal itu akan membuat anak Anda takut untuk tidur.

Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa ada orang-orang yang sayang
terhadap mereka, dan akan selalu ada untuk mereka, dan membuat mereka
nyaman dalam kondisi penyakit mereka.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak membutuhkan waktu untuk menerima


diagnosis dari penyakit yang dideritai dan perubahan dalam tubuh mereka.
Sangat normal bila ada kecenderungan menjadi sedih, tertekan, marah, takut
bahkan menyangkal bahwa mereka sakit. Pertimbangkan untuk melakukan
konseling dengan tenaga professional jika apa yang dialamai anak Anda sudah
cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, menarik diri, perubahan perilaku yang
negatif.

Tambah Tenaga Anda

Tekanan yang Anda dapat dalam merawat dan mengahadapi anak Anda yang
mengalami masalah ksehatan, merupakan masalah yang besar, namun dapat
tips di bawah ini dapat membantu meringankan:

Bagi permasalahan menjadi bagian-bagian kecil sehingga dapat dibagi tugas.


Jika perawatan dan pengobatan anak Anda diperkirakan akan di lakukan dalam
jangka waktu yang lama, maka dapat dibuat pengaturan melalui pembagian
waktu. Perencanaan perminggu atau perbulan dalam sekali waktu, dapat
mengurangi waktu terbuang dan efek besar yang dapat ditimbulkan.

Perhatikan juga kebutuhan pribadi Anda. Beristirahat dengan baik dan cukup,
dan makan makanan yang bergizi. Tetap menjaga kebiasaan sehari-hari,
hubungan dengan kerabat, dan juga hobi Anda.

Mintalah bantuan kepada teman Anda. Biarkan mereka mengganti tugas Anda
untuk menemani latihan bola kaki atau latihan drama anak Anda yang lain.
Biarkan orang lain, baik itu saudara maupun teman untuk berbagi tanggung
jawab untuk merawat anak Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat melakukan
semuanya sendiri.

Minta pertolongan dalam menangani masalah keuangan dalam hal pembiayaan


penyakit anak Anda.

Ketahui bahwa setiap orang menangani stres dengan caranya masing-masing.


Jika pasangan Anda memiliki kekhawatiran yang berbeda, bicarakan, dan
cobalah untuk membantu dia. Jangan berpura-pura seakan-akan dia tidak ada.

Bangunlah kerjasama dengan tenaga kesehatan professional. Ketahuilah, bahwa


Anda semua adalah satu tim. Berikan pertanyaan, dan pelajari mengenai
penyakit anak Anda.

Konsultasikan dengan orang tua yang lain dalam kelompok kecil, (support group)
di rumah sakit atau pusat kesehatan setempat. Mereka dapat menawarkan
informasi dan empati.

Cari sebanyak mungkin mengenai kelompok tersebut yang memiliki masalah


yang sama dengan Anda.

Tetap ikuti agenda Anda dan buat catatan

Kerja sama dengan personil pendukung yang ditawarkan oleh rumah sakit.

http://milissehat.web.id/?p=367

Anak yang sedang sakit tentu saja memerlukan perawatan dan perhatian yang
khusus. Perawatan anak sakit dapat dilakukan di rumah, sepanjang Anda yakin
penyakitnya dapat ditangani sendiri.

Meskipun begitu, Anda tampaknya harus memastikan ketersediaan waktu


yang Anda miliki. Karena, bagaimanapun merawat anak sakit sudah pasti akan
menuntut waktu ekstra Anda. Kalau Anda selama ini lebih banyak tinggal di
rumah, tentu saja, tidak akan menjadi kendala.

Namun, bagaimana kalau Anda selama ini lebih banyak sibuk di luar lantaran
harus bekerja di luar rumah? Dalam hal ini, mau tidak mau Anda harus
mempertimbangkan mengambil cuti beberapa hari untuk bisa merawat anak
yang sedang sakit. Kalaupun tidak bisa mengambil cuti, Anda harus
mempertimbangkan adanya seseorang khusus yang Anda percayai untuk bisa
merawat anak yang sedang sakit. Mungkin saja bisa seorang baby sitter, adik
ipar atau keponakan Anda yang sudah besar.
Siapa pun yang kemudian dipilih, satu hal yang pasti mereka harus memiliki
pengetahuan dasar seputar gangguan kesehatan anak secara umum berikut
penanganannya. Dalam merawat anak sakit saat di rumah, senantiasa pastikan
ia dapat beristirahat dengan baik.

Perhatian yang lebih harus pula diberikan agar membuat dirinya lebih
nyaman. Di samping itu, kebersihan pakaian, makanan, minuman maupun
ruangannya hendaklah selalu dijaga.

Harus masuk rumah sakit

Karena kondisi kesehatan anak yang makin buruk, bisa saja akhirnya dipilih jalan
akhir yaitu mengirim anak ke rumah sakit untuk diopname. Diakui atau tidak,
membawa anak ke rumah sakit memang bukan hal yang menggembirakan, baik
bagi sang anak atau bagi diri Anda sendiri sebagai orangtua.

Seringkali karena kondisi yang sangat mendesak, Anda kurang bisa melakukan
persiapan secukupnya dimana anak diharuskan menginap di rumah sakit.
Namun demikian, usahakanlah jangan terlalu panik kalau memang anak harus
diopname di rumah sakit.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat anak harus dirawatinap di
rumah sakit.

Banyaklah bertanya kepada dokter serta perawat yang merawat anak Anda
mengenai apa yang sesungguhnya diderita sang anak.

Mintalah saran dari dokter atau perawat mengenai apa yang sebaiknya
dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan.

Bila anak sudah pandai bicara, doronglah ia agar mau bertanya kepada dokter
atau perawat yang merawatnya terkait dengan apa yang sedang dialaminya.

Tanyakan kepada perawat apakah ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk
membatu para juru rawat dalam menangani penyakit yang sedang dirasakan
anak.

Agar barang-barang yang Anda bawa tidak tertukar di rumah sakit, beri nama
semua barang yang dibawa dari rumah dengan nama sang buah hati.
Sebisa dan sebanyak mungkin bawalah barang/benda kesukaan anak, sepanjang
itu diperbolehkan oleh dokter atau petugas rumah sakit.

Tanyakan kepada pihak rumah sakit apakah diperbolehkan ikut menginap di


rumah sakit untuk menunggui anak.

Senantiasalah terus berkomunikasi dengan anak, dokter serta para petugas


rumah sakit lainnya yang sedang menangani anak Anda. (Djoko Subinarto)***

http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=327_Merawat-
Anak-yang-Sakit

ambulasi

A. Pengertian

Ambulasi Dini adalah latihan berjalan pertama yang dilakukan pada pasien
setelah menjalani proses pembedahan/ operasi.

Sebelum melakukan ambulasi dini, terlebih dulu lakukan dangling. Dangling


adalah pasien duduk dengan kaki menjuntai di tepi tempat tidur.

B. Tahapan Dangling

Dalam melakukan dangling, ada beberapa tahapan yang harus dilalui di


antaranya:

1. Lakukan semua tindakan prosedur awal.

2. Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan member privasi


kepada pasien.

3. Siapkan peralatan yang diperlukan seperti bantal dan selimut.

4. Periksa denyut nadi pasien.

5. Turunkan penghalang tempat tidur dan kunci tempat tidur pada posisi yang
terendah.

6. Perlahan-lahan tinggikan kepala tempat tidur.

7. Bantu pasien untuk memakai selimut atau mantel mandi.

8. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan tangan lainnya di bawah
lutut pasien.

9. Dengan perlahan dan lembut putar pasien sampai menghadap perawat,


biarkan kaki pasien menggantung di tepi tempat tidur.
10. Gulung bantal dan letakkan di belakang punggung pasien untuk dijadikan
penopang.

11. Setelah pasien memakai sandal, beri instruksi untuk menggoyangkan kaki.
sebuah kursi bisa ditempatkan untuk menopang kaki pasien selama beberapa
menit.

12. Mintalah pasien dangling selama waktu yang diperintahkan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan dangling adalah :

“saat pasien pusing atau pingsan, bantu pasien berbaring dan periksa tanda-
tanda vital pasien”.

13. Periksa kembali nadi pasien.

14. Atur kembali bantal di kepala tempat tidur, lepas selimut atau mantel mandi
dan sandal pasien.

15. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan satu lagi di bawah lutut.
Dengan lembut dan perlahan angkat kaki pasien ke atas tempat tidur.

16. Turunkan kepala tempat tidur, pasang penghalang tempat tidur dan periksa
kembali nadi pasien.

17. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) dangling,
nadi dan reaksi pasien.

C. Tahapan Ambulasi

Setelah melakukan proses dangling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja,
lalu dilanjutkan dengan tahapan ambulasi dini, meliputi :

1. Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk
berjaga-jaga kalau pasien lelah.

2. Etelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk
berdiri, periksa nadi pasien.

 Jika nadi meningkat sampai lebih dari 10 poin, kembali ke tempat tidur.

 Jika pasien pusing atau pingsan, kembalilah ke tempat tidur.

 Minta pasien untuk menarik napas dalam dan melihat sekeliling ruangan.
Kepala pasien tegak dan mata terbuka.

 Berbicara dan yakinkan pasien.


3. Pindahkan lengan perawat ke belakang pinggang pasien dan berbalik
sehingga perawat menghadap ke arah yang sama dengan pasien.

4. Pasien berjalan perlahan dengan jarak yang pendek dan kembali ke sisi
tempat tidur. Jika pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan
besar pada nadi, biarkan pasien beristirahat.

5. Jika pasien pingsan saat pelaksanaan ambulasi dini :

 Dengan perlahan turunkan pasien ke lantai.

 Lindungi kepala pasien.

 Jangan mencoba menahan pasien berdiri.

 Beri tanda untuk meminta bantuan.

1. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) ambulasi


dini, nadi dan reaksi pasien.

http://as-kep.blogspot.com/2009/06/ambulasi-dini.html

HOSPITALISASI PADA ANAK


Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai :

1.Pengalaman yang mengacam

2.Stressor

Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga

Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena :

1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka

2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari

3.Keterbatasan mekanisme koping

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :

1.Tingkat perkembangan usia

2.Pengalaman sebelumnya

3.Support system dalam keluarga

4.Keterampilan koping

5.Berat ringannya penyakit

Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi :

1.Takut
1)Unfamiliarity

2)Lingkungan rumah sakit yang menakutkan

3)Rutinitas rumah sakit

4)Prosedur yang menyakitkan

5)Takut akan kematian

2.Isolasi

Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh pada anak dibawah

usia 12 tahun

Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian isolasi, sarung

tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung.

3.Privasi yang terhambat

Terjadi pada anak remaja ; rasa malu, tidak bebas berpakaian

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hospitalisasi pada anak

1.Berpisah dengan orang tua dan sibling

diawali oleh situasi yang asing.◊2.Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan, monster,

pembunuhan dan binatang buas

3.Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan

4.Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit

5.Prosedur yang menyakitkan

6.Takut akan cacat atau mati.

Stressor pada Infant

Separation anxiety ( cemas karena perpisahan )

-Pengertian terhadap realita terbatas hubungan dengan ibu sangat dekat

-Kemampuan bahasa terbatas

Respon Infant akibat perpisahan dibagi tiga tahap

1.Tahap Protes ( Fase Of Protes )

-Menangis kuat

-Menjerit

-Menendang

-Berduka

-Marah

2.Tahap Putus Asa ( Phase Of Despair )

-Tangis anak mula berkurang


-Murung, diam, sedih, apatis

-Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya

-Menghisap jari

-Menghindari kontak mata

-Berusaha menghindar dari orang yang mendekati

-Kadang anak tidak mau makan

3.Tahap Menolak ( Phase Detachment / Denial )

-Secara samar anak seakan menerima perpisahan ( pura-pura )

-Anak mulai tertarik dengan sesuatu di sekitarnya

-Bermain dengan orang lain

-Mulai membina hubungan yang dangkal dengan orang lain.

-Anak mulai terlihat gembira

Kehilangan Fungsi dan Kontrol

Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentang prosedur dan pengobatan serta aktivitas di rumah

sakit, misalnya karena diikat/restrain tangan, kaki yang membuat anak kehilangan mobilitas dan

menimbulkan stress pada anak

Gangguan Body Image dan Nyeri

-Infant masih ragu tentang persepsi body image

-Tetapi dengan berkembangnya kemampuan motorik infant dapat memahami arti dari organ tubuhnya,

missal : sedih/cemas jika ada trauma atau luka.

-Warna seragam perawat / dokter ( putih ) diidentikan dengan prosedur tindakan yang menyakitkan

sehingga meningkatkan kecemasan bagi infant.

Berdasarkan theory psychodynamic, sensasi yang berarti bagi infant adalah berada di sekitar mulut dan

genitalnya. Hal ini diperjelas apabila infant cemas karena perpisahan, kehilangan control, gangguan

body image dan nyeri infant biasanya menghisap jari, botol.

STRESSOR PADA ANAK USIA AWAL ( TODDLER & PRA SEKOLAH

Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam

mengatasi stress karena hospitalisasi.

Pengertian anak tentang sakit

-Anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak
masih mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka.

-Anak mempuyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bias bermain dengan

temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit

dan harus mengalami hospitalisasi.

-Reaksi anak tentang hukuman yang diterimanya dapat bersifat passive, cooperative, membantu atau

anak mencoba menghindar dari orang tua, anak menjadi marah.

Separation /perpisahan

-anak takut dan cemas berpisah dengan orang tua

-anak sering mimpi buruk

Kehilangan fungsi dan control

Dengan adanya kehilangan fungsi sehubungan dengan terganggunya fungsi motorik biasanya

mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai

dapat terhambat. Hal ini membuat anak menjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisap jari dan

menolak untuk makan.

Restrain / Pengekangan dapat menimbulkan anak menjadi cemas

Gangguan Body Image dan nyeri

-Merasa tidak nyaman akan perubahan yang terjadi

-Ketakutan terhadap prosedur yang menyakitkan

STRESSOR PADA USIA PERTENGAHAN

Restrain atau immobilisasi dapat menimbulkan kecemasan

Pengertian tentang sakit

-anak usia 5 – 7 tahun mendefinisikan bahwa mereka sakit sehingga membuat mereka harus istirahat di

tempat tidur

-Pengalaman anak yang terdahulu selalu mempengaruhi pengertian anak tentang penyakit yang di

alaminya.

Separation /Perpisahan

-Dengan semakin meningkatnya usia anak, anak mulai memahami mengapa perpisahan terjadi.

-Anak mulai mentolerir perpisahan dengan orang tua yang berlangsunng lama.

-Perpisahan dengan teman sekolah dan guru merupakan hal yang berarti bagi anak sehingga dapat

mengakibatkan anak menjadi cemas.


Kehilangan Fungsi Dan Kontrol

-Bag anak usia pertengahan ancaman akan harga diri mereka sehingga sering membuat anak frustasi,

marah dan depresi.

-Dengan adanya kehilangan fungsi dan control anak merasa bahwa inisiatif mereka terhambat.

Gangguan body image dan nyeri

-anak mulai menyadari tentang nyeri

-Anak tidak mau melihat bagian tubuhnya yang sakit atau adanya luka insisi.

STRESSOR PADA ANAK USIA AKHIR

-Anak mulai mulai memahami konsep sakit yang bias disebbkan oleh factor eksternal atau bakteri, virus

dan lain-lain.

-Mereka percaya bahwa penyakit itu bisa dicegah

Separation / Perpisahan

-Perpisahan dengan orang tua buakan merupakan suatu masalah

-Perpisahan dengan teman sebaya / peer group dapat mengakibatkan stress

-Anak takut kehilangan status hubungan dengan teman

Kehilangan fungsi control

Anak takut kehilangan control diri karena penyakit dan rasa nyeri yang dialaminya.

Gangguan body Image

-Anak takut mengalami kecacatan dan kematian

-Anak takut sesuatu yang terjadi atau berpengaruh terhadap alat genitalianya

STRESSOR PADA ADOLESCENT/REMAJA

Pengertian tentang sakit

-Anak mulai memahami konsep yang abstrak dan penyebab sakit yang bersifat kompleks

-Anak mulai memahami bahwa hal-hal yang bias mempengaruhi sakit.

Separation / Perpisahan
-Anak remaja sangat dipengaruhi oleh peer groupnya, jika mereka sakit akan menimbulkan stress akan

perpisahan dengan teman sebayanya.

-Anak juga kadang menghinda dan mencoba membatasi kontak dengan peer groupnya jika mereka

mengalami kecacatan.

Kehilangan fungsi control

-bagi remaja sakit dapat mempengaruhi fungsi kemandirian mereka.

-Penyakit kronis dapat menimbulkan kehilangan dan mengncam konsep diri remaja.

-Reaksi anak biasanya marah frustasi atau menarik diri

Gangguan body image

-sakit pada remaja mengakibatkan mereka merasa berbeda dengan peer groupnya dan sangat

mempengaruhi kemampuan anak dalam menangani stress karena adanya perubahan body image.

Remaja khawatir diejek oleh teman / peer groupnya.

-Mengalami stress apabila dilakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan organ seksual.

STRESSOR DAN REAKSI KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN HOSPITALISASI ANAK

Bagian integral dari keluarga◊Anak

Jika anak harus menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap angggota keluarga dan

fungsi keluarga ( Wong & Whaley, 1999)

Bagaimana reaksi orang tua ?

Reaksi orang tua dipengaruhi oleh :

1.Tingkat keseriusan penyakit anak

2.Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi

3.Prosedur pengobatan

4.Kekuatan ego individu

5.Kemampuan koping

6.Kebudayaan dan kepercayaan

7 Komunikasi dalam keluarga

Pada umumnya reaksi orang tua


1.Denial / disbelief

Tidak percaya akan penyakit anaknya

2.Marah / merasa bersalah

Merasa tidak mampu merawat anaknya

3.Ketakutan, cemas dan frustasi

-Tingkat keseriusan penyakit

-Prosdur tindakan medis

-Ketidaktahuan

4.Depresi

-terjadi setelah masa krisis anak berlalu

-Merasa lelah fisik dan mental

-Khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah

-Berhubungan dengan efek samping pengobatan

-Berhubungan dengan biaya pengobatan dan perawatan

Bagaimana reaksi sibling ?

Pada umumnya reaksi sibling

-merasa kesepian

-Ketakutan

-Khawatir

-Marah

-Cemburu

-Rasa benci

-Rasa bersalah

Pengaruh pada fungsi keluarga

Pola Komunikasi

-Komunikasi antar anggota keluarga terganggu

-Respon emosional tidak dapat terkontrol dengan baik

PENURUNAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

POLA KOMUNIKASI

-Kehilangan peran orang tua

-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat

-Kadang orang tua menyalahkan sibling sebagai perilaku antisocial.


HOW TO HELP THE CHILDREN COPE WITH HOSPITALIZATION ?

-Preparation for hospitalization is very important with children whenever time permits

-Visit to the hospital

-If the hospital have videos that parents and children can watch together. The best videos are those that

are specific to the hospital to be used and those that are tailored to the specific illness and procedures

the child with experience.

-The preparation techniques for specific procedures

-Letting the child know why she / he need to be in hospital and when she / he becoming home

-Let the child know what she / he will see, hear, smelt, feel and be expected to do. Reassure a child that

he / she is not being punished for some thing they did wrong.

-Understand the child’s feelings, listen to his concerns, fears and fantasies. Remind him that it is ok to

be scared or cry.

-Supporting the child

-Give adequate information

can help decrease some of that fear.◊-Involve parents in caring children, rooming in

Bagaimana mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan hospitalisasi anak

-Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan

-Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.

-Kurangi batasan-batasan yang diberikan pada anak

-Beri dukungan pada anak dan keluarga

-Beri informasi yang adekuat.

http://masalawiners.blogspot.com/2008/08/hospitalisasi-pada-anak.html

You might also like