You are on page 1of 5

RE: [daarut-tauhiid] Perbedaan antara Jin,

Syetan dan Iblis


Ketut Junaedi
Thu, 15 Feb 2007 05:00:34 -0800

Wa'alaykumussalam wr wb.

Tanya : Apakah perbedaan dan atau kesamaan antara Jin, Syetan dan Iblis,
apakah mereka satu atau mahkluk yang berbeda

Jawab :

Allah Berfirman :

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah


kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu
sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.(Al Kahfi : 50)

Dari ayat diatas sudah jelas bahwa Iblis adalah salah satu golongan dari
Jin ,

Sedangkan Syeitan merupakan sifat dari pada Iblis yg selalu ingin


menyesatkan manusia.

Sehingga jikalau ada manusia yg mempunyai sifat seperti iblis (yg selalu
ingin menyesatkan manusia lainnya itu juga dinamakan Syeitan) firman
Allah Swt dalam surat An Naas : 5-6 :

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.


6. dari (golongan) jin dan manusia.

Tanya : Apakah hukumnya kalau kita berobat ke dukun, dan dukun tersebut
meminta bantuan ke Jin, Sedangkan dukun tersebut
kita ketetahui sebagai orang yang taat beribadah, rajin Sholat malam dan
Puasa Sunat.

Jawab : ini ada sedikit artikel tentang Dukun semoga bisa membantu...

PERGI KE DUKUN/PARANORMAL

Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, ada di antaranya


yang sudah diketahui dan ada pula yang belum. Berobat yang sesuai
syari'at dibolehkan menurut kesepakatan ulama. Tidak dibolehkan
mendatangi dukun/paranormal yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, untuk
mengetahui penyakit yang diderita dan atau kebutuhan lainnya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi


wasallam, beliau bersabda : "Barangsiapa datang ke kahin (dukun), dan
percaya apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap
apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
" (HR. Abu Daud).

Allah berfirman: "(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka dia
tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin:
26).
Para dukun/paranormal tidak mempunyai "kelebihan" melainkan dengan cara
berbakti, tunduk, taat dan menyembah jin. Kumkum (berendam) di pertemuan
dua sungai, tapa (meditasi) di gua-gua, puasa, menyembelih hewan dengan
kriteria tertentu adalah sebagian bentuk dari penyembahan jin.
Pengobatan alternatif, pengisian ilmu kesaktian, susuk, azimat, wafak,
pengasihan dan lainnya dalam praktiknya banyak menggunakan jin dan
setan. Setiap praktik dukun/paranormal yang menggunakan syarat, mahar,
perantara dan mantera pantas dicurigai. Lewat syarat itulah, apakah
namanya susuk atau azimat, jin masuk dengan cara yang disadari atau
tidak disadari.

Pergi ke dukun/paranormal adalah awal dari rentetan kesusahan.


Menyelesaikan masalah dengan menambah masalah. Membuat manusia semakin
bodoh. Jika berhubungan dengan nasib, jodoh, rejeki secara langsung
akan: mematikan akal pikiran,rasa percaya diri,usaha yg dikarunia oleh
Allah pada manusia. Jin dan setan akan terus menanamkan rasa takut,
gelisah dan ketergantungan bagi para konsumen dan pengguna jasanya, yang
menyebabkan ia tak akan lepas dari pengaruhnya. Syarat-syarat yang
beraneka ragam -dari yang tidak rutin atau rutin dikerjakan pada waktu
atau tempat tertentu- itulah bukti nyata kekuasaan jin atas konsumennya.
"Dan bahwasanya ada beberapa orang di antara manusia meminta
perlindungan kepada jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka rahaqo."
(Al-Jin: 6). Arti rahaqo dalam ayat ini menurut Qatadah ialah dosa dan
menambah keberanian bagi jin pada manusia. Rahaqo juga berarti ketakutan
(Abul Aliyah, Ar-Rabi', dan Zaid bin Aslam). Ketika jin tahu manusia
minta perlindungan karena takut pada mereka, maka jin menambahkan rasa
takut dan gelisah agar manusia semakin tambah takut dan selalu minta
perlindungan kepada mereka. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur'anil Azhim,
4/453).

MENJAUHI DUKUN/PARANORMAL

Kandungan arti surat Al-Falaq dan An-Nas adalah bukti bahwa jin dan
setan dapat berbuat jahat terhadap manusia. Juga mengajarkan kita untuk
berlindung dan minta pertolongan dari hal-hal tersebut hanya kepada
Allah semata. Tindakan prefentif dengan berdzikir, berdoa sesuai
tuntutan agama perlu dilakukan sebelum terjadi.
Takhayul, sihir dan adu nasib memiliki lahan yang cocok untuk berkembang
dan tersebar pada lingkungan-lingkungan dan masyarakat-masyarakat yang
lemah di atas manhaj yang tidak bertujuan dan beragama dengan tidak
benar. Gelombang sihir, takhayul dan gejala-gejala sosial yang sakit dan
ganjil disebabkan oleh jauhnya manusia dari Allah (agamaNya), serta
keterikatan dan ambisi mereka terhadap dunia dan kenikmatan-kenikmatan
materinya.

Kembali ke agama adalah jalan pertama dan terakhir agar terhindar dari
dunia perdukunan yang penuh kesesatan dan kebohongan.
(Dikutip dari: Risalah tentang Sihir dan Perdukunan oleh Al Imam
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dll yg disajikan MediaMuslim.Info tgl 14
November 2006)

Wabilahi Taufik Wal Hidayah,


Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Perbedaan Jin, Iblis dan Setan


Kamis, 26/11/2009 12:24 WIB | email | print | share

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Bapak ustad Sigit yang dirahmati Allah SWT,Saya mau bertanya apa perbedaan antara Jin,Iblis
dan syaitan.Bagaimana pula dengan penciptaan jin,karena setahu saya Allah SWT hanya
menciptakan Malaikat,Iblis dan manusia.Sekian pertanyaan dari saya,atas jawabanya saya
ucapkan terima kasih. Wassalam

Adi Setiawan

Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Adi yang dimuliakan Allah swt

Al Qurthubi didalam tafsirnya tentang surat al Jin menyebutkan bahwa para ahli ilmu telah
berbeda pendapat tentang asal usul dari jin. Al Hasan al Bashri mengatakan bahwa jin adalah
anak dari iblis sedangkan manusia adalah anak dari Adam. Diantara mereka ada yang beriman
dan ada yang kafir, mereka semua sama dalam hal pahala dan siksa. Barangsiapa diantara
mereka yang beriman maka dia adalah wali Allah dan barangsiapa dari mereka yang kafir maka
ia adalah setan.

Ibnu Abbas berkata,”Jin adalah anak dari jaan dan mereka bukanlah setan. Mereka (jin) juga
mati, diantara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir. Sedangkan setan adalah anak-anak
iblis yang tidak mati kecuali bersama iblis.

Didalam tafsir surat an Nas, Qatadah mengatakan bahwa dari kalangan jin terdapat setan-setan
dan dari kalangan manusia juga terdapat setan-setan, pendapat ini menguatkan pendapat al Hasan
al Bashri diatas, firman Allah swt :

ّ‫ج‬
‫ن‬ ِ ‫س َواْل‬
ِ ‫لن‬
ِ ‫نا‬
َ ‫طي‬
ِ ‫شَيا‬
َ ‫عُدّوا‬
َ ‫ي‬
ّ ‫ل ِنِب‬
ّ ‫جَعْلَنا ِلُك‬
َ ‫ك‬
َ ‫َوَكَذِل‬

Artinya : “dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.” (QS. Al An’am : 112)

Didalam kitab “Hayah al Hayawan al Kubro” karya ad Damiriy tentang jin bahwa yang masyhur
adalah bahwa jin merupakan keturunan dari iblis. Ada yang mengatakan bahwa jin adalah satu
jenis dan iblis adalah satu dari mereka, tidak diragukan lagi bahwa jin adalah keturunannya
seperti yang dimaksud dengan firman Allah swt :

‫عُدّو‬
َ ‫خُذوَنُه َوُذّرّيَتُه َأْوِلَياء ِمن ُدوِني َوُهْم َلُكْم‬
ِ ‫َأَفَتّت‬

Artinya : “Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” (QS. Al Kahfi : 50). Dan siapa yang kafir dari
kalangan jin maka disebut dengan setan.

Didalam kitab “Akaam al Marjaan fii Ahkaam al Jaan” karya seorang pakar hadits asy Syubliy
disebutkan bahwa jin mencakup malaikat dan juga yang lainnya yang tersembunyi dari
penglihatan, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin.” (QS. Ash Shaffat :
158), karena orang-orang musyrik menganggap bahwa malaikat adalah anak-anak Allah.

Dia mengatakan bahwa setan adalah jin yang berbuat maksiat dan mereka adalah anak-anak
iblis.. al Jauhariy mengatakan bahwa setiap pembangkang dari kalangan jin, manusia dan
binatang disebut dengan setan. Orang-orang Arab menamakan ular dengan setan. (fatawa al
Azhar juz X hal 146)

Adapun tentang penciptaan jin maka disebutkan didalam firman-Nya :

Artinya : “dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al
Hijr : 27)

Juga didalam firman-Nya yang lain :

‫سُموِم‬
ّ ‫ل ِمن ّناِر ال‬
ُ ‫خَلْقَناُه ِمن َقْب‬
َ ‫ن‬
ّ ‫جآ‬
َ ‫َواْل‬

Artinya : “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman : 15)

Al Iroqi mengatakan dari Ibnu Abbas : ‫ن َناٍر‬


ْ ‫ج ِم‬
ٍ ‫ن َماِر‬
ْ ‫ ِم‬adalah dari nyala api, yang paling baik
darinya.

Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu Abbas ‫ن َناٍر‬


ْ ‫ج ِم‬
ٍ ‫ن َماِر‬
ْ ‫ ِم‬adalah dari api murni, demikian
pula pendapat Ikrimah, Mujahid, adh Dhahak dan yang lainnya.

Diriwayatkan Oleh Imam Muslim dan Ahmad dari Aisyah berkata,”Rasulullah saw
bersabda,’Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan
dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.”

Wallahu A’lam

You might also like