You are on page 1of 8

Pengertian Akhlak Tasawuf

Tasawuf Islam: Secara etimologis ahkhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya
budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi?at। Mempunyai sinonim etika dan moral।
Etika dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos : kebiasaan dan mores
artinya kebiasaannya. Kata akhlaq berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan.
Khaliq maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang
khalaq maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas
mengandung maksud bahwa akhlaq merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan
dan manusia. Pada makna lain kata akhlaq dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap
orang lain. Jika perilaku atupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan)
maka hal itu disebut sebagai akhlaq hakiki. Dengan demikian akhlaq dapat dimaknai tata
aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta alam
semest

Pengertian akhlaq secara terminologis menurut :

a) Imam Ghozali :

‫الخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر الفعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلى فكر ورؤية‬

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan?.

b) Ibnu Maskawaih :

‫الخلق حال للنفس داعية لها إلى أفعالها من غير فكر وروية‬

Akhlaq adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak
membutuhkan pikiran.

c) Menurut Ahmad Amin :

‫الخلق عادة الرادة‬

Khuluq (akhlaq) adalah membiasakan kehendak.

Dari berbagai definisi diatas, definisi yang disampaikan oleh Ahmad Amin lebih jelas
menampakkan unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu ?adah : kebiasaan dan iradah :
kehendak. Jika ditampilkan satu contoh proses akhlaq adalah ;

1) Dalam ?adah; - harus ada kecenderungan untuk melakukan sesuatu, - terdapat pengulangan
yang sering dikerjakan sehingga tidak memerlukan pikiran.

2) Dalam iradah: a) lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan) melalui


indra-इनदनय b) muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-keinginan
itu। Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut c) mengambil keputusan dengan
menentukan keinginan yang diprioritaskan diantara banyak keinginan tersebut.

Contoh Pada jam 2 siang seorang berangkat ke pasar untuk mencari bengkel motor untuk
membeli kampas rem. Di saat memasuki lorong gang, ketika menoleh ke arah kanan melihat
warung makan yang penuh sesak dan kepulan bau nikmat yang ia hirup. Sesaat kemudian
melihat arah kiri, terdapat es cendol yang laris dibeli orang. Padahal orang tersebut sudah
lapar dan haus. Sementara di arah depan kelihatan mushalla yang nampak bersih dan dilihat
hilir mudik orang sembahyang. Kemudian orang tersebut menentukan shalat terlebih dahulu
karena mempertimbangkan jam yang sudah limit. Kesimpulan yang dipilih oleh orang
tersebut setelah banyak mempertimbangkan beberapa keinginan disebut iradah. Jika iradah
tersebut dibiasakan setiap ada beberapa keinginan dengan tanpa berpikir panjang karena
sudah dirasakan oleh dirinya maka disebut akhlak.

Sebaliknya ada seorang kaya, mendengarkan pengajian Da?i kondang menjelaskan hikmah
infaq. Orang itu kemudian tertarik dan secara spontan memberikan uang satu juta rupiah
untuk didermakan. Orang tersebut belum termasuk dermawan, karena pemberiannya ada
dorongan dari luar. Orang tidak termasuk ramah tamu jika ia senang membeda-bedakan tamu
yang datang. Dengan demikian akhlaq bersifat konstan (tetap-selalu) spontan, tidak temporer
dan juga tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Disamping akhlaq ada istilah lain disebut etika dan moral masing-masing bahasa Latin. Tiga
istilah diatas sama ?sama menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan seseorang.
Bedanya akhlaq mempunyai standar ajaran yang bersumber kepada al-Qur?an dan Sunnah
Rasul. Etika berstandar kepada akal pikiran, sedangkan moral bersumber kepada adat
kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. Dalam penggunaan kata-kata tersebut kadang-
kadang terjadi tumpang tindih, seperti Hassan Shadily menggunakan istilah moral sama
dengan akhlaq. www.tasawufislam.blogspot.com

Sumber:
http://www.aminazizcenter.com/2009/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html
http://tasawufislam.blogspot.com/2009/05/pengertian-akhlak-tasawuf.html
AKHLAK TASAWUF

Pengertian Akhlak dan Objek Kajiannya

• Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
• Objek kajiannya adalah perbuatan manusia, dan norma atau aturan yang dijadikan
untuk mengukur perbuatan dari segi baik dan buruk.
• Akhlak dalam Islam memiliki fungsi utama. Al-Qur’an menjelaskan konsep baik
dengan istilah:
• Pembentukan akhlak dilakukan secara integratal, melalui rukun iman dan rukun
Islam. Rukun Iman bertujuan tumbuhnya keyakinan akan keesaan Tuhan (unity of
God) dan kesatuan kemanusiaan (unity of human beings). Kesatuan kemanusiaan
menghasilakn konsep kesetaraan sosial (social equity). Rukun Islam menekankan
pada aspek Ibadah yang menjadi sarana pembinaan akhlak, karena ibadah memiliki
fungsi sosial.

1. Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16: 125, 28: 84)
2. Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa (QS. 2:
57).
3. Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
4. Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai Allah
(QS. 17: 79).
5. Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (QS. 17:
23).
6. Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).

Pengertian Tasawuf

• Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.

Maqamat dalam Tasawuf

• Maqamat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk berada dekat dengan
Allah.
• Tingkatan maqamat adalah: taubat, zuhud, wara’, faqir, sabar, tawakkal, dan ridho.

1. Taubat: memohon ampun disertai janji tidak akan mengulangi lagi.


2. Zuhud: meninggalkan kehidupan dunia dan mengutamakan kebahagiaan di akhirat.
3. Wara’: meninggalkan segala yang syubhat (tidak jelas halal haramnya).
4. Faqir: tidak meminta lebih dari apa yang sudah diterima.
5. Sabar: tabah dalam menjalankan perintah Allah dan tenang menghadapi cobaan.
6. Tawakkal: berserah diri pada qada dan keputusan Allah.
7. Ridho: tidak berusaha menentang qada Allah.
Konsep dalam Tasawuf

1. Mahabbah: perasaan cinta yang mendalam secara ruhaniah kepada Allah.


2. Ma’rifat: mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan.
3. Wahdatul wujud: Bersatunya manusia dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan pada
hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
4. Insan Kamil: manusia yang dekat dan terbina potensi ruhaniahnya shg dapat berfungsi
secara optimal.

Tarekat

• Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu iabadah sesuai dengan
ajaran yang dicontohkan oleh Nabi dan sahabatnya.
• Tarekat juga berarti organisasi yang mempunyai syaikh, upacara ritual, dan zikir
tertentu.
• Guru tarekat disebut mursyid atau syaikh, wakilnya disebut khalifah, dan pengikutnya
disebut murid. Tempatnya dikenal dengan ribath/zawiyah/taqiyah.
• Tarekat yang ada di Indonesia antara lain:

1. Tarekat Qadiriyah, didirikan Syekh Abdul Qadir Jailani (1077-1166). Dituturkan


melalui manaqib pada acara-acara tertentu. Isi manaqib adalah riwayat hidup dan
perjalanan sufi Syekh Abdul Qadir sebanyak 40 episode. Berkembang di pulau Jawa.
2. Tarekat Rifaiyah, didirikan Syekh Rifai (1106-1118). Cirinya menggunakan tabuhan
rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan permainan debus. Berkembang
di Aceh, Smatera Barat, Jawa, Sulawesi.
3. Tarekat Naqsyabandi, didirikan oleh Muhammad Ibn Bauddin al-Uwaisi.
Berkembang di Sumatera, Jawa, Sulawesi.

http://blog.uin-malang.ac.id/sarkowi/2010/06/28/akhlak-tasawuf/
Apakah pengertian akhlak tasawuf? Sebelumnya, kita perlu memahami arti
tasawuf, yang berkaitan dengan sufi. Tasawuf adalah “sikap hidup” para sufi, orang
yang mengenali Tuhan dengan cara yang sedikit berbeda dengan kebanyakan umat
beragama.

Sufi sering dianggap mengada-adakan ibadah; tasawuf juga sering dituduh sebagai
kekafiran tersembunyi dalam Islam. Oleh karena itu, kita perlu melihat praktik
langsung para sufi, akhlak mereka untuk membuktikan sejauh apa “kesesatan” atau
“kebenaran” tasawuf.

Sejarah Tasawuf

Dalam sejarahnya, tasawuf (Islam) berkembang pada akhir abad 8 M hingga


mencapai puncaknya di tangan Jalaluddin Ar-Rumi dan Ibnu Arabi pada abad 12 -
13 M. Kebanyakan orang menyangka tasawuf lahir sebagai bentuk perlawanan
terhadap tekanan politik penguasa dan kehidupan masyarakat yang terlalu
materialistis, berkutat pada urusan duniawi, dan menepikan Tuhan dari kehidupan
sehari-hari.

Padahal, tasawuf sendiri telah muncul sebelum Islam, dalam pengertian bahwa
semua ajaran agama sebenarnya memiliki sumber yang sama, Tuhan. Perbedaan
agama terletak dari cara menemukan sumber tersebut. Tasawuf muncul sebagai
bagian esoteris agama, yang fungsinya ”melepaskan” ikatan taklid buta seseorang
terhadap agama.

Ibadah Ketat Pelaku Tasawuf

Meskipun sekilas ”menyerang” ibadah umat beragama, para pelaku tasawuf, sufi,
sebenarnya sangat ketat dalam beribadah. Bahkan, dikisahkan bahwa Husain bin
Manshur (Al-Hallaj) salat 500 rakaat sehari sebelum penggantungannya pada 922 M
(biasanya Al-Hallaj salat 1000 rakaat).

Dikisahkan juga sufi seperti Ibnu Arabi, yang terkenal dengan kemampuan
kasyafnya (penyingkapan atas pengetahuan ilahi) sangat rajin beribadah. Bahkan,
bukunya yang paling terkenal, Futuhat Al-Makiyya berarti ”Penyingkapan di
Mekkah”, yang berisikan pengalaman spiritual Ibnu Arabi selama berhaji.

Prinsip Akhlak Tasawuf

Dengan melihat ibadah ketat para sufi, kita tidak perlu mempertanyakan lagi akhlak
pelaku tasawuf yang sebenarnya. Akhlak mereka bisa dilihat dari 11 prinsip Tarikat
Naqybandiyah, salah satu tarikat sufi. Di antaranya, “berhati-hati dalam bernafas”
(hush dan dam); yang artinya, dalam setiap nafas kita harus selalu mengingat
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan prinsip ini, menyakiti orang lain atau berbuat dosa jelas merupakan
pelanggaran berat. Ada pula “perjalanan kembali” (Safar dar watan). Artinya, para
sufi harus sadar bahwa mereka di dunia tidak lebih dari sekadar tamu. Rumah
mereka yang sesungguhnya adalah akhirat.

Oleh karena itu, para sufi tidak berhak untuk memperkaya diri demi kepentingan
sendiri. Dengan menghilangkan keinginan mengejar harta, para sufi tentu tidak
mungkin memiliki sifat iri dan dengki seperti manusia pada umumnya.

Koreksi Diri

Dua prinsip di atas menunjukkan bahwa sufi sebenarnya sangat berhati-hati dalam
menjaga amalannya, baik menyangkut habluminallah (hubungan dengan Allah)
maupun habluminanas (hubungan dengan manusia). Salah satu yang mencontoh
akhlak tasawuf tentu saja pondok pesantren Daarut Tauhid yang menyadarkan
santrinya untuk terus “mengoreksi diri sendiri”; hal yang sering dilupakan oleh umat
beragama pada umunya.

http://www.anneahira.com/akhlak-tasawuf.htm
Pengertian Akhlak Tasawuf
Filed under: Tasawuf by aslamattusi — Tinggalkan komentar
Juni 30, 2010

Tasawuf Islam: Secara etimologis ahkhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya budi
pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi?at। Mempunyai sinonim etika dan moral। Etika dan
moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos : kebiasaan dan mores artinya
kebiasaannya. Kata akhlaq berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq
maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang khalaq
maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas mengandung
maksud bahwa akhlaq merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia.
Pada makna lain kata akhlaq dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika
perilaku atupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka hal itu
disebut sebagai akhlaq hakiki. Dengan demikian akhlaq dapat dimaknai tata aturan atau
norma prilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta alam semest

Pengertian akhlaq secara terminologis menurut :

a) Imam Ghozali :

‫الخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر الفعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلى فكر ورؤية‬

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan?.

b) Ibnu Maskawaih :

‫الخلق حال للنفس داعية لها إلى أفعالها من غير فكر وروية‬

Akhlaq adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak
membutuhkan pikiran.

c) Menurut Ahmad Amin :

‫الخلق عادة الرادة‬

Khuluq (akhlaq) adalah membiasakan kehendak.

Dari berbagai definisi diatas, definisi yang disampaikan oleh Ahmad Amin lebih jelas
menampakkan unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu ?adah : kebiasaan dan iradah :
kehendak. Jika ditampilkan satu contoh proses akhlaq adalah ;

1) Dalam ?adah; – harus ada kecenderungan untuk melakukan sesuatu, – terdapat


pengulangan yang sering dikerjakan sehingga tidak memerlukan pikiran.
2) Dalam iradah: a) lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan) melalui
indra-इनदनय b) muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-keinginan
itu। Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut c) mengambil keputusan dengan
menentukan keinginan yang diprioritaskan diantara banyak keinginan tersebut.

Contoh Pada jam 2 siang seorang berangkat ke pasar untuk mencari bengkel motor untuk
membeli kampas rem. Di saat memasuki lorong gang, ketika menoleh ke arah kanan melihat
warung makan yang penuh sesak dan kepulan bau nikmat yang ia hirup. Sesaat kemudian
melihat arah kiri, terdapat es cendol yang laris dibeli orang. Padahal orang tersebut sudah
lapar dan haus. Sementara di arah depan kelihatan mushalla yang nampak bersih dan dilihat
hilir mudik orang sembahyang. Kemudian orang tersebut menentukan shalat terlebih dahulu
karena mempertimbangkan jam yang sudah limit. Kesimpulan yang dipilih oleh orang
tersebut setelah banyak mempertimbangkan beberapa keinginan disebut iradah. Jika iradah
tersebut dibiasakan setiap ada beberapa keinginan dengan tanpa berpikir panjang karena
sudah dirasakan oleh dirinya maka disebut akhlak.

Sebaliknya ada seorang kaya, mendengarkan pengajian Da?i kondang menjelaskan hikmah
infaq. Orang itu kemudian tertarik dan secara spontan memberikan uang satu juta rupiah
untuk didermakan. Orang tersebut belum termasuk dermawan, karena pemberiannya ada
dorongan dari luar. Orang tidak termasuk ramah tamu jika ia senang membeda-bedakan tamu
yang datang. Dengan demikian akhlaq bersifat konstan (tetap-selalu) spontan, tidak temporer
dan juga tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Disamping akhlaq ada istilah lain disebut etika dan moral masing-masing bahasa Latin. Tiga
istilah diatas sama ?sama menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan seseorang.
Bedanya akhlaq mempunyai standar ajaran yang bersumber kepada al-Qur?an dan Sunnah
Rasul. Etika berstandar kepada akal pikiran, sedangkan moral bersumber kepada adat
kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. Dalam penggunaan kata-kata tersebut kadang-
kadang terjadi tumpang tindih, seperti Hassan Shadily menggunakan istilah moral sama
dengan akhlaq. www.tasawufislam.blogspot.com

Sumber:

http://www.aminazizcenter.com/2009/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html

http://aslamattusi.wordpress.com/2010/06/30/pengertian-akhlak-tasawuf/

You might also like