You are on page 1of 13

KERANGKA MEDIA DALAM PRAKTEK JURNALISTIK ONLINE

(Analisis Framing Empat Portal Berita Online di Indoneisa)

1
Mahfud Anshori

Abstract :

Journalism has own problems; the decline of revenue from circulations and advertisement, lacking of reading-
less audience and authority. Most media institution seeks to find a new strategy to keep their news business,
including convergence their products, institutions, and use the communication technology for serving their
audience. Unfortunately, convergence in news online is not enough to solve these problems. Media routines,
multimedia skill and other technical barriers in news productions are more problematic rather than to bring up
the news on the net.

This research focuses on the media frames that influenced on online news, or in other word, how news online
constructed and influenced by culture of production from old media itself. Four media online were analyzed by
Teun Van Dijk’s framing model and confronted by contextualized journalism as primary elements of online
journalism.

Key Word: Framing, Contextualized Journalism, Online Journalism, News

1
alamat email : mahfudanshori@gmail..com
1. Latar Bekang Masalah untuk menarik pengiklan tanpa memperdulikan
kualitas isi media dan audiens/khalayak. Alih-alih
Memasuki abad 21, terdapat empat tantangan menangkap isu yang berhubungan langsung dengan
bagi industri berita, yakni masalah finasial, keseharian dari pembaca atau audiens, editor atau
kredibilitas lembaga, kualitas produk jurnalistik produser berita mempunyai kecenderungan
serta perkembangan media baru (new media). Todd mengejar prestise di mata rekan sekerjanya (peer
Giltin menyatakan saat ini jurnalisme menghadapi group) seperti tampil menjadi host, mempunyai
serangkaian krisis atau lebih tepatnya crieses yang kolom khusus berkala di luar kolom editorial.
berarti kendala kecil (a little difficult), berupa
penurunan jumlah sirkulasi, kemerosotan Kencenderungan untuk meliput dengan gaya
pendapatan iklan, budaya dan kebiasaan membaca tabloid (broadbloid) dengan memilih selebritis,
yang meluntur serta krisis otoritas (Giltin, 2009). artis, bintang olahraga dan hiburan juga dikritik
sebagai salah satu penyebab penurunan kredibilitas
Tahun 2001 dianggap sebagai titik balik lembaga berita (Anshori, 2006). Gaya broadbloid
perkembangan industri berita, ketika banyak pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Pulitzer
lembaga pers gulung tikar karena tidak mampu lagi untuk koran New York Times yang di Amerika
beroperasi. The New York Times---koran harian dikateogorikan sebagai “koran kuning”.. Asumsi
berbasis di New York---di bulan September 2001 peliputan gaya broadbloid ini berpijak pada
terpaksa mengurangi sekitar 8-9 persen dari 14.000 nominalisme, bahwa koran harus mampu meraih
awak media karena krisis iklan dan sirkulasi. Pada audiens sebanyak-banyaknya, membuat liputan
tahun yang sama, Miami Herald mengumumkan yang semenarik mungkin dan memperoleh
telah PHK sekitar 20 persen karyawan, sementara pendapatan iklan sebesar-besarnya. “Bigger is
USA Today membuat kebijakan baru berupa Better” adalah kata kunci pemikiran gaya
pensiun dini (Castell, 2003, hal. 3). broadbloid.
Laksana rumah kartu yang tumbang, koran- Seiring kredibilitas yang melemah, lembaga
koran dan terbitan-terbitan legendaris yang lain berita juga mengalami kemerosotan kualitas berita
turut berguguran. Far Eastern Economic Review, atau produk jurnalistik. Reporter atau wartawan
majalah mingguan ekonomi terkemuka di Asia saat ini bekerja berdasarkan prinsip pack hunt,
Tenggara yang berkedudukan di Hong Kong dan dimana berita disajikan dengan cara secepat
terbit sejak tahun 1958, di tahun 2004 terpaksa mungkin dengan kemasan berita “seadanya”.
tutup setelah enam tahun mengalami defisit Mencari berita merupakan rutinitas, sekedar
keuangan berat. Sementara di bulan Februari 2009, menemukan fakta, merangkai fakta pendukung,
koran tertua di negara bagian Colorado Amerika mengutip sumber berita untuk memperkuat cerita
Serikat, The Rocky Mountain News, resmi dan menyusun elemen-elemen berita ke dalam
menyatakan tutup setelah terbit mulai tahun 1859. sebuah liputan, tanpa peduli “kedalaman” cerita,
Christian Science Monitor, sebuah terbitan yang tanpa pertimbangan apakah berita akan menarik,
menjadi pemenang tujuh Pulitzer dan berusia dari berharga atau justru membosankan. Investigative
100 tahun, terpaksa harus mengubah format cetak reporting menjadi kosakata asing bagi kalangan
menjadi online di bulan Maret 2009 (Romli H.M, pekerja media sendiri.
2009).
Headline atau berita utama sekedar bersumber
Sementara Indonesia, hasil survei dari Kantor dari press release, konferensi pers, pernyataan juru
Menteri Negara Komunikasi dan Informasi tahun bicara atau pendapat pakar atau ahli. Fakta berita
2003 menunjukan jumlah penerbitan pers sekitar dan pernyataan sumber tidak dielaborasi guna
450 perusahaan, dengan total tiras sekitar tujuh juta mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan hidup
eksemplar. Tiras tersebut terbagi menjadi tiras untuk disajikan.
untuk surat kabar 4,3 juta eksemplar, majalah 1,4
juta, dan tabloid 1,1 juta (Leksono, 2005). Dua kondisi tersebut (broadbloidisme dan pack
Meskipun mengalami pertumbuhan karena faktor hunt journalism) oleh Walter Pincus (2009, hal. 2)
sosial politik tahun 1998, namun dari sirkulasi tidak disebut dengan fenomana “narsisme koran”
terdapat perkembangan signifikan antara tahun meskipun tidak melulu terjadi di media cetak.
1998 sampai dengan 2004, yakni berkisar tujuh juta
eksemplar. Dengan kata lain walaupun jumlah Tantangan keempat adalah perkembangan
penerbitan bertambah tetapi jumlah oplah tidak media baru (new media). Meski masih menjadi
meningkat. perdebatan diantara pakar media yang
mempertanyakan apakah media baru merupakan
Ancaman kedua industri berita adalah ancaman atau justru menjadi daya dukung media
kredibilitas lembaga yang menurun. Pekerja media massa konvensial, namun jika ditilik dari perilaku
mengabaikan isu kredibilitas dan terperosok pada konsumen, telah terjadi pergeseran penggunaan
sensasionalime, mengejar rating dan peringkat media informasi dari media massa konvensional ke
model media baru seperti internet, telepon hubungan konvergen dari sisi teknologi, editorial
genggam, i-pod, radio satelit, tv satelit. dan kebijakan terkait media adalah upaya
mendefinisikan kembali eksistensi persuratkabaran
Keresahan ini juga menjadi salah satu alasan di masyarakat, agar berita di koran atau televisi
penyelengaraan Simposium Wartawan Asia yang kembali dilihat, termasuk salah satunya dengan
berlangsung di Tokyo, tanggal 18 Maret 2009 memanfaatkan teknologi digital.
dengan tajuk "Development of Fundamental Values Namun apakah persoalan kovergensi mampu
and Journalism: Past, Present and Future, menyelesaikan krisis? Peter Dahlgreen (1996, hal.
Achievements and Prospects of the Media" (Ratna, 59-72) cenderung skeptis menanggapi upaya
2009). Salah satu kesimpulan dari simposium tersebut. Ia mencatat beberapa faktor kelemahan-
tersebut adalah meski taraf ancaman di masing- kelemahan dalam media cetak, penyiaran dan
masing negara di kawasan Asia berbeda-beda, termasuk media online dalam persoalan jurnalistik
namun perkembangan dunia digital lambat laun yakni :
juga akan berdampak pada industri media massa 1. Jurnalisme kehilangan perhatian dan
konvensional. minat dari audiens di era komunikasi
yang kacau (crowded communication).
Salah satu skenario yang digunakan industri 2. Perbedaan antara jurnalisme dan
media massa adalah melakukan konvergensi media, hiburan semakin kabur.
yakni menambah atau bahkan mengubah terbitan 3. Sekat-sekat identitas sebagai seorang
cetak menjadi terbitan online. Konvergensi awal- jurnalis profesional menjadi rancu,
mulanya merujuk pada pengertian teknis, yakni karena jurnalis banyak mengemban
suatu suatu proses perubahan digital dari berbagai tugas-tugas baru yang banyak
macam isi media, sehingga isi media tersebut dapat berhubungan dengan dunia marketing.
kirim melalui berbagai jenis medium. 4. Preferensi diri dunia media semakin
Isu konvergensi merupakan isu lama di solid dan terpisah dari kehidupan
kalangan profesional dan akademisi, namun sehari-hari. Media massa tercerabut
kembali menjadi bahan pembicaraan terutama dari akarnya sendiri, realitas empiris
setelah berbagai media cetak mengalami krisis dari kehidupan manusia.
finasial. Seperti yang diungkapkan oleh Craig Menggagap konvergensi teknologi sebagai
Johnston dalam artikel web bertajuk “TV “juru selamat” media massa atau lazim disebut
Newsroom Shares Web Site Workload” yang “utopia jurnalistik” (journalism utopias) sama
dikutip oleh Dailey (2003, hal. 2): halnya memecahkan cermin karena buruk rupa.
The definition of convergence is Solusi permasalahan bukan terletak pada
evolving within a media landscape konvergensi teknologi, melainkan pada diri dan
where competing newspapers and organisasi media sendiri, termasuk keniscayaan
television stations form alliances to perubahan perilaku dari awak media sendiri.
meet a variety of technological,
editorial, regulatory, and market- Utopia jurnalistik juga dikritik sebagai
based opportunities and challenges. kegagalan kolektif antara peneliti akademisi,
The partnerships, some of which praktisi media dan pengelola media karena bukti
have existed for several years, were empiris tentang peran teknologi informasi dalam
created as digital technology allowed perubahan sulit dibuktikan. Seperti yang
journalists to produce news across diungkapkan oleh Dante Chinni :
several multimedia platforms at
increasing speed. The relationships Technology anlone won’t
became more attractive as declining save the news media. News
or flat circulation numbers forced organizations have top
newspapers to look for new ways to strengthen the basics of sound
market their product to the younger journalism—with solid
audiences, television news reporting, engaging writing,
sometimes attracts, and budget cuts and tough, thorough editing.
at many television stations required But they might need to find
news directors to push staff new Web-based revenue
productivity to the limits. models to meke those things
possible.Devoting the
Pernyataan Craig Johnston tersebut secara jelas necessary resources to bolster
menyiratkan bahwa isu konvergensi, terutama di the journalism is not easy. It
dunia persuratkabaran dan penyiaran kembali will require a change in the
menjadi relevan setelah krisis keuangan terjadi mindset of some news
karena masalah sirkulasi dan perubahan psikografi organizations where the focus
audience/khalayak. Meninjau kembali hubungan-
is on cheaper and faster. But wacana struktur berita. Mereka mengidentifikasi
without such integral changes, empat dimensi struktur yang mempengaruhi
the news media will be pembentukan berita yakni sintaksis, struktur, skrip,
continue on a road of decline tematik dan skrip (Scheufele, 1999, hal. 111).
(Chinni, 2004, hal. 99)
Berdasaran dua dimensi orientasi framing
Teknologi tidak pernah mengeluarkan lembaga tersebut, Dieatram A Scheufele membuat empat
media dari krisis, karena yang dibutuhkan untuk tipologi penelitian framing berikut beberapa contoh
keluar dari krisis adalah perubahan pola pikir model penelitian seperti pada tabel berikut :
“murah meriah dan cepat” dari para pengelola
lembaga media. Bila tidak hati-hati bersikap, Tabel 1. Tipologi dan Contoh Penelitian
kehadiran media baru akan membuka jalan lebih Framing
lebar menuju jurang kehancuran lembaga media itu
sendiri. Mengkaji framing sebagai....
Variabel Variabel
Kegagalan meletakan peran dan kebutuhan atas Dependen Independen
evidensi (bukti) empiris konvergensi media Mengkaji framing sebagai...
tersebut menarik perhatian peneliti untuk mencari Media Tuchman (1978) Pan Kosicki
penjelasan tentang bagaimana kerangka media Frames Bennet (1991) (1993)
(media frame) di media baru (new media) dikemas. Edelman (1993) Etman (1993)
Kajian terhadap kemasan produk jurnalistik penulis Huang (1996)
anggap penting untuk melihat bagaimana praktek Individual Iyengar Snow dkk
jurnalistik yang terjadi di media online secara Frames (1987,1989,1991) (1986)
komparatif antar media. Gamson (1992) Snow dan
Price dkk Bedword
2. Perumusan Masalah (1995,1996,1997) (1998,1992)
Huang (1996) Etman dan
Berdasarkan berbagai masalah tersebut maka Rojecki
peneliti menyusun beberapa rumusan masalah (1993)
sebagai berikut : “Bagaimana kerangka media Nelson dkk
(media frame) pada berita online dikemas sebagai (1997)
praktek jurnalistik online/kontekstual?” Sumber : (Scheufele, 1999, hal. 109)
3. Metode Penelitian Dennis McQuail (2000, hal. 454-455) merujuk
model proses framing dari Schufele membuat
Tradisi penelitian framing mengarah kepada empat proses framing yang saling berhubungan.
dua jenis orientasi framing yakni : media frame
(kerangka media) dan audiens frame (kerangka 1. Proses konstruksi dan penggunaan
khalayak). media frame oleh jurnalis dan pekerja
media dibawah tekanan rutinitas yang
Kajian framing dapat diandaikan sebagai secara konstan berhubungan dengan
variabel dependen ataupun independen. Framing sumber-sumber berita, pertimbangan
menjadi variabel dependen digunakan untuk news value dan news angle pada setiap
mengkaji peran-peran yang mempengaruhi proses liputan.
kerangka produksi atau modifikasi. Shoemaker dan
Reese (1991) mengkaji level media dimana 2. Proses pengiriman” berita yang
variabel struktur sosial dan organisasi terkemas” kepada audiens.
mempengaruhi cara pandang wartawan ketika
mengangkat sebuah isu. Sebelumnya Tuchman 3. Proses penerimaan “berita yang
(1978) melakukan kajian tentang proses pembuatan terkemas” oleh audiens yang
berita dan menyimpulkan bahwa menyatakan berkorelasi dengan perilaku, sikap dan
bahwa frame wartawan dipengaruhi oleh variabel cara pandang audiens.
individu atau idiologis.
4. Respon terkemas dari audiens, atau
Sementara kajian framing sebagai variabel feedback, yang akan memperteguh dari
independen cenderung mengkaji framing sebagai kecenderungan media untuk
efek audiens. Kajian ini dapat ditelurusi melalui mengulangi kiriman “berita terkemas”
kajian kajian yang dilakuan Pan dan Kosicki. yang sejenis.
Menggunakan artikel koran pada gerakan anti
aborsi di Wichita, Kansas sebagai ekseplar Penelitian ini hendak mengkaji proses
penelitian, Pan dan Kosicki menggabarakan pembentuan kerangka media (media frame) dan
bukan kerangka khalayak (audiens frame) dan dari tiga unsur dalam media baru (new media),
menempatkan framing sebagai variabel selain ciri interaktif dan intertekstual.
independen.
Terkait dengan media baru (new media) dan
Untuk kepentingan penelitian peneliti memilih konvergensi, Jenkins ( (2001, hal. 2), membagi
kompas.com, detik.com, liputan6.com, konvergensi dalam empat jenis yakni: onvergensi
suarasuarabaya.net sebagai sampel penelitian. teknologi, konvergensi ekonomi, konvergensi
Masing-masing dari situs berita mewakili dari ciri sosial (organik) serta konvergensi budaya dan
dan latar belakang tradisi jurnalistik yang berbeda- global.
beda. Adapun teknik analisis yang digunakan, 1. Konvergensi teknologi ; merupakan
peneliti mengikuti saran dari Teun Van Dijk. Van proses pengabungan secara digital
Dijk menyarankan untuk meneliti dengan berbagai bentuk isi media. Jika teks,
pendekatan media frame dan menempatkan frame image (citra) dan suara telah diubah
sebagai varibel dependen, maka harus ditelusuri menjadi bentuk bit, maka kita dapat
melalui dua level analisis yakni pada sintaksis dan mengkompilasi menjadi satu dan
tematik berita (Scheufele, 1999, hal. 110). mengirimkannya dengan berbagai
paradigmatik Teun Van Dijk yang terdiri dari a). platform.
Summary yang terdiri dari headline dan lead, b). 2. Konvergensi ekonomi berhubungan
Background yang terdiri dari Main Events, Context dengan intergrasi industri hiburan.
dan History, c). Verbal Reactions serta d). Konvergensi ekonomi merupakan
Comment. Elemen lain yang ditambahkan oleh Van bentuk baru konglomerasi media,
Dijk adalah elemen Style dan Retoris dan Konteks dimana satu perusahaan dapat bergerak
Kognisi Sosial dan Sosial Budaya. Pada penelitian dibidang film, televisi, news online
ini, temuan dari masing-masing elemen tersebut provider, buku dan lain sebagainya.
akan dikonfrontasikan dengan prinsip atau elemen 3. Konvergensi sosial adalah perilaku dan
jurnalistik online secara ideal, sehingga bentuk strategi dari konsumen/khalayak yang
analisisnya lebih mengarah kepada frame dapat menjalankan
evaluation analysis dibanding dengan issues frame aktivitas/menyelesaikan beberapa
analysis sebagaimana lazimnya yang dilakukan pekerjaan sekaligus. Bekerja pararel,
pada penelitian-penelitian framing. (Dijk, 1991, dimana pada saat bersamaan seseorang
hal. 108) dapat menulis essay ilmiah, browsing
internet seraya mendengarkan musik
4. Teori Media Baru dan Jurnalistik dan menerima panggilan telepon.
Kontekstual 4. Konvergensi budaya merupakan
persilangan dari berbagai teknologi
4.1. Teori Media Baru (new media theory) media, industri dan konsumen.
Konvergensi media telah mendorong
Media baru (new media) merupakan partisipasi dan perkembangan budaya
simplifikasi terhadap bentuk media diluar lima populer, menghubungkan antara
media massa besar konvensional, televisi, radio, konsumen dengan industri media serta
majalah, koran dan film. Diperkenalkan mulai memunculkan berbagai bentuk
tahun 1990-an, istilah media baru (new media) pada informasi berbiaya rendah.
awalnya mengandung arti negletik (penolakan); Konvergensi budaya juga mendorong
media baru (new media) bukan media massa, terjadinya penggunaan multimedia
terutama televisi. Sifat media baru (new media) dalam produksi kreatif dan jurnalistik.
adalah cair (fluids), konektivitas individual dan
menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan John Vernon Pavlik, salah satu avantar
kebebasan. (Chun, 2006, hal. 1). Sebagai antitesa, “jurnalistik masa depan” menulis dalam buku
konsepsi new media tersebut vis a vis dengan Journalism and New Media (2001, hal. xiii) bahwa
konsepsi media massa seperti; pesan bersifat media baru (new media) membawa perubahan di
massif, dibuat oleh komunikator profesional, dunia jurnalistik dalam empat sisi.
konektivitas bersifat massal pada audiens/khalayak
yang anynomous. Pertama adalah perubahan isi berita sebagai
hasil dari konvergensi teknologi. Berkat teknologi
Media baru (new media) merujuk pada informasi, cara wartawan menyajian berita
perkembangan teknologi digital namun media baru bertansformasi, dari teks statis menjadi teks
(new media) sendiri tidak serta merta berarti media dinamis, dari video/film/grafis menjadi
digital. Video, teks, gambar, grafik yang diubah omnidirectional images.
menjadi data-data digital berbentuk byte, hanya
merujuk pada sisi teknologi mutlimedia, salah satu Kedua adalah bagaimana cara jurnalis bekerja
dan perubahan perangkat kerja di dunia digital.
Berbagai perangkat aplikasi teknologi Berita adalah bentuk hiperteks. Model piramida
dikembangkan untuk membantu wartawan, mulai terbalik (inverted pyramid) yang dikenal secara
dari pengolah kata sampai dengan workstations, umum pada media berita konvensional tidak lagi
yang dapat diintegrasikan ke berbagai platform cocok dengan model jurnalistik online, karena
perangkat keras teknologi yang portabel, sehingga masing-masing elemen berita dapat terhubung
ketika melalukan liputan, wartawan cukup berbekal dengan beragam konteks makna yang lain,
sebuah pesawat telepon gengam yang sudah sehingga berita online akan memberikan berbagai
ditanami berbagai perangkat tersebut. prespektif dari fakta dan peristiwa, menghubungan
dengan fakta dan peristiwa lain. Hipertekstualitas
Perubahan ketiga adalah pada struktur dari juga berhubungan dengan bentuk cair (fluids) dari
ruang redaksi yang secara virtual mengalami berita. Berita tidak lagi terikat dengan deadline,
transformasi fundamental, tidak lagi mengandalkan jam tayang atau batasan-batasan waktu dan tempat.
pola dan jaringan konvensional. Otomatisasi dan
sikronisasi memberi dampak pada proses kerja di Pada sisi produksi, berita menjadi konstruksi
ruang redaksi. Keempat, media baru merubah yang terbuka, mudah diupdate dan dikembangkan.
tatanan antara organisasi media, jurnalis dengan Sementara pada sisi konsumsi, khalayak tidak
publik, termasuk audiens, sumber, kompetitor, terikat lagi dengan jam siar, model terbitan (harian,
pengiklan dan pemerintah. mingguan, bulanan, koran pagi atau sore) karena
keputusan untuk memperoleh berita terletak
Kehadiran media baru dan konvergensi adalah sepenuhnya di tangan mereka. Berita adalah
secercah harapan ditengah krisis dunia jurnalisme. fakta/realitas yang dilaporkan terus menerus,
Perubahan-perubahan yang disarankan oleh John diubah dan direproduksi secara periodik, tanpa
Vernon Pavlik terdengar sangat nalar dan dapat henti (endless update) dan konsumsi setiap saat
segera diadaptasi oleh kalangan jurnalis setiap tempat.
profesional, terutama bagi mereka yang berada di
lembaga-lembaga media massa sarat modal dan Interaktivitas adalah kemampuan hubungan
sumber daya. Namun perubahan tersebut ternyata resiprokal antara audiens/users dengan
tidak semudah orang membalikan tangan, salah jurnalis/produser. Kemampuan memberi respon
satunya adalah budaya profesional dari masing- langsung dan interkasi dengan audien adalah
masing media yang berbeda-beda (Singer, 2004, elemen kunci jurnalistik online yang membawa
hal. 3). perubahan pada budaya jurnalistik. Interaktivitas
dalam konsep media baru (new media) terdiri dari
Para penggagas jurnalistik di media baru (new tiga jenis/level: users to documents, user to users
media) membuat konsensus tiga persamaan bahasa dan user to system. (McMillan, 2002, hal. 116).
jurnalistik di media online yakni: hipertekstualitas, Melalui email, forum web, chating dan instant
interaktivitas dan multimedialitas. Mengutip messanging, audien dapat memberi komentar
kalimat Deuze : terhadap berita, berdiskusi dengan audien lain
bahkan juga dengan jurnalis—sang produser berita.
“Online journalist have to
make decisions on what is the Multimedialitas berasal dari konsep
best format to explain a stroy konvergensi yang didominasi oleh pemikiran
(multimediality), has to allow konvergensi teknologi; digitaliasi beragam bentuk
the public to answer, interact format (video, audio, grafik dan gambar).
and moreover, adapt the news
to their need (interactivity) Pada sisi jurnalis, multimedialitas berarti
and have to consider ways to kemampuan/keterampilan beragam (multiskill)
connect the news piece to dalam penggunaan berbagai platform media untuk
other news, archive, online membuat sajian berita. Multimedialitas adalah
sources and other elements bagaimana personalan persentasi berita,
trough links” konvergensi dan perubahan organisasi---seperti
konvergensi ruang redaksi---konvergensi budaya
(Deuze, 2001, hal. 5) termasuk khalayak
Jurnalistik online mencirikan diri sebagai Multimedialitas tidak hanya menyangkut
praktek jurnalistik yang mempertimbangkan kreativitas seorang jurnalis mengemas berita,
beragam format media untuk menyusun isi liputan, namun juga menyangkut tentang efisiensi
menungkinkan terjadinya interaksi antara jurnalist komunikasi. Kecenderungan teknis ini oleh
dengan audiens dan menghubungkan berbagai beberapa ahli komunikasi dikhawatirkan akan
elemen berita dengan sumber-sumber online yang menyebabkan kecenderungan wartawan/jurnalis
lain. terhadap persoalan-persoalan teknis, seperti
bagimana menghubungkan teks berita dengan teks
video, melakukan interteks namun melupakan dengan proses presentasi berita. Pada sebuah
jantung jurnalistik yakni melakukan intepretasi media, isi media yang dikelompokan dalam berita,
fakta. Dengan kata lain, idealisme bahasa olahraga, hiburan, drama/film/sinetron dan iklan
jurnalistik online tersebut merupakan penerjemahan merupakan contoh standarisasi budaya media yang
konsep hipermedia, sebuah kondisi persilangan mengikuti tradisi budaya kerja, mengikuti selera
antar berbagai elemen dalam media termasuk jenis pasar.
bentuk dan sifat media.
Alltheid dan Snow dalam McQuail (2000, hal.
Lebih lanjut McQuail (2000, hal. 343) 294) menyebut kondisi dan standarisasi proses
menyarankan kalau hendak meneliti bagaimana produksi dan representasi di media massa dengan
organisasi media mempengaruhi pemilihan isi dan istilah media logic—yang berarti sebuah sistem
terutama dengan upaya untuk mempengaruhi otomatis yang mengarahkan bentuk presentasi dari
audiens, kajian harus difokuskan pada pertanyaan isi media.
bagiamana informasi berita direpresentasikan atau
di kemas (framed). Menurut Dahlgren (1996) logika media (media
logic) adalah “the particular institutionally
4.2. Logika Media dan Jurnalistik Kontekstual structured features of a medium, the ensemble of
technical and organizational attributes which
Kerangka media (media frame) merujuk pada impact on what gets represented in the medium and
format media (media format). Format media adalah how it gets done” (bagian yang secara institusional
organisasi internal atau logika dari setiap aktivitas membentuk suatu medium, gabungan dari atribut-
simbolis yang dibagi (the internal organization or atribut teknis dan organisatoris yang merujuk pada
logic of any shared symbolic activity) (McQuail, representasi media dan bagimamana hal tersebut
2000, hal. 297). Format media tidak sekedar terjadi). Logika media merujuk pada bentuk-bentuk
menunjukan pengelompokan atau kategorisasi dari khusus dan proses-proses yang memberi kerangka
isi liputan, namun juga mengambarkan unit-unit ide kerja agar dapat berjalan.
dari bentuk dominasi dan representasi. Unit-unit
ide dari dominasi dan representasi hadir sebagai Jurnalistik cetak, jurnalistik siaran dan
wujud dari format media. Seperti yang jurnalistik online (murni) menerapkan media logic
diasumsikan oleh Pamela J. Shoemakaer dan pada proses produksi dan presentasi berita. Secara
Stephen D Reese bahwa produser dan wartawan singkat logika media (media logic) dapat dilacak
pada industri media yang berbeda cenderung untuk pada empat jenis level; institusi, teknologi,
memiliki perbedaan nilai, dimana akan organisasi, budaya/idiologi.
menghasilkan berbagai bentuk produk yang
kontekstual dan memberi efek yang berbeda (Perry, Pada jurnalistik online selain empat level dari
2002, hal. 111). logika media ( media logic) diatas juga terdapat
beberapa dimensi lain yang menjadi ciri khas
Proses produksi, jenis liputan, ide kreatif praktek jurnalistik online. Dimensi-dimensi
program, dan isi media yang unik juga harus tersebut oleh Jhon Pavlik, disebut dengan
memenuhi standar dan cukup familiar baik bagi contextualized journalism. Contekxtualized
produser/editor atau juga bagi audiens/khalayak. journalism atau jurnalisme kontekstual adalah cara
Spesifikasi dan standarisasi semacam ini terdiri dari unik wartawan online dalam menyusun jalinan
pertimbangan ekomonis, teknologi dan budaya. cerita di sebuah berita.
(McQuail, 2000, hal. 294-296)
Jurnalistik kontekstual meliputi lima dimensi
Pertimbangan ekonomis merupakan tekanan yakni :
efisiensi untuk memimalisir biaya, mengurangi
konflik dan juga memastikan kontinuitas dan 1. moda komunikasi (communicaton
ketercukupan dari sumber-sumber informasi. modalities)

Pertimbangan teknologi digunakan untuk Teks, audio, video, grafis dan image
lebih memaksimalkan sumber daya media massa sebagai moda komunikasi
dengan biaya rendah. Inovasi teknis selalu berbasis merupakan keunggulan dalam
pada keputusan-keputusan profesional dan jurnalistik online. Secara ideal,
ekonomis, dan jurnalis beradaptasi dalam hal keunggulan pada moda komunikasi
tujuan, keterampilan dan rutinitas para jurnalis ini dapat dieksplorasi dan
terhadap perangkat baru tersebut. diekspoitasi secara maksimal oleh
karena pemanfaatan teknologi
Pertimbangan budaya merupakan bentuk dari komunikasi.
standarisasi pola budaya kerja media, mulai dari
standarisasi proses peliputan, pengeditan sampai 2. hipermedia (hypermedia)
Konvergensi menyangkut baru, komunikan media bukan lagi
hipermedia, yakni ketika berita sebut sebagai khalayak (audiens)
disajikan secara digital melalui atau pembaca (readers) yang
beberapa platform medium yang merujuk bentuk jamak namun lebih
terintegrasi satu dengan yang kepada pengguna (user) yang
lainnya. Dengan hiperlink yakni merujuk pada individu.
kemampuan media digital untuk
menghubungkan teks satu dengan Secara ringkas berikut perbandingan prespektif
teks yang lain, berita tidak lagi jurnalistik antara paham logika media (media logic)
disusun secara linier, statis dan dan jurnaslistik kontekstual (contextualized
dalam platform tertentu namun journalism).
disusun dengan secara dinamis dan
saling bertautan antar satu berita Tabel 2. Elemen Media Logic dan
dengan berita lain. Contextualized Journalism

3. keterlibatan audiens yang tinggi Media Logic Contextualized


(heightened audience involvement) Journalism
Konstruksi Serangkaian Independen
Berita hubungan-hubungan link yang
Keterlibatan audiens terjadi sejak
sekuensial, teknik berhubungan
internet menjadi medium komunikasi penulisan linier dalam
aktif. secara teknis, kondisi ini terjadi storyboard
ketika internet bertansformasi (hiperteks),
menjadi generasi kedua atau yang chunking
acap disebut sebagi web 2.0. Moda Teks, audio, video, Ekspolitasi
Keterlibatan audien dapat berupa komunikasi grafis dan image moda
komentar langsung, jaringan atau muncul secara komunikasi
kelompok jaringan sosial dan parsial. Tugas secara intens.
pembentukan kelompok. Kelebihan wartawan secara Wartawan
sempit mengarah harus
jurnalistik online pada sisi ini pada salah satu moda multiskill dan
barangkali tidak dapat ditandingi informasi, tidak talent untuk
oleh media massa konvensional lain, harus mengekspoitasi menyajikan
dimana definisi audiens sebagai moda komunikasi berita.
massa menyebabkan kendala secara intens
pelibatan audiens secara intens. Sifat Berita Statis, liner, standar Cair, dinamis
dan dapat
4. isi dinamis (dynamic content) dikostum
sesuai selera
Isi berita yang semakin cair (fluids) konsumen
dan dinamis pada lingkungan online Stuktur Piramida terbalik Piramida
memungkinkan presentasi yang lebih Berita terbalik
Sumber Keyperson; otoritas Website
atraktif serta disajikan secara
Berita sumber sebagai
langsung. Audiens menghendaki sumber
untuk mendapat berita saat itu juga informasi
dan tidak mau mengerti lagi batasan- Tingkat Rendah Tinggi
batasan teknis seperti jam siar interaktivitas Audiens dan Readers User
ataupun sifat cetakan. Saat ini berita Sumber : Olahan peneliti dari Jhon Vernon Pavlik
harus disajikan lebih baik dan lebih (2001)
cepat.
5. Diskusi Hasil
5. kustumisasi (customization)
Berdasarkan hasil analisis framing berita di
Pengertian lain kustomisasi adalah empat portal berita tersebut, maka dapat beberapa
personalisasi. Berita bukan lagi temuan lapangan terkait dengan praktek jurnalistik
bersifat massal namun berita bersifat online. Masing-masing temuan temuan tersebut
individual.Jurnalistik online dikonsultasikan dengan teori-teori dan ciri-ciri
mempunyai potensi untuk lebih jurnalistik online atau yang lebih umum dikenal
kontekstual, lebih berkarakter dengan nama jurnalistik kontekstual.
(textured) dan multi dimensi
dibanding dengan produk berita 1. Konstruksi Berita
analog. Implikasi dari konsep
kustomisasi ini adalah dalam media
Pada konteks jurnalistik kontekstual, hiperteks Selain itu, terjadinya duplikasi dan replikasi
adalah sebuah konstruksi diskursif/wacana yang latar informasi dalam sebuah konteks perisitiwa,
multilinier berdasarkan hubungan-hubungan dari menunjukan bahwa independent link (hiperlink) di
bagian-bagaian teks digital (Hypertext is a luar tubuh berita tidak banyak membantu
multilinear discursive construction based on the pembaca/users dalam mengkonstruksi masing-
interconnection of digitalized text blocks). masing peristiwa dalam berita.
Konstruksi diskrusif merupakan penyajian isi
media dengan kemungkinan users/audience diberi Temuan lapangan juga menunjukan bahwa
peluang sebesar-besarnya untuk mengeksplorasi, liputan6.com dan suarasuarabaya.net memiliki
mengintrepretasi dan mengkonstruksi sendiri fakta- konsep yang berbeda tentang hiperteks.
fakta yang dikemas dalam isi media. (Rost, 2002). Liputan6.com menempatkan hiperlink berita di
dalam paragraf tubuh berita, yang mempunyai
Terkait dengan teknik penulisan sekuensial maksud 1) memberi pemaknaan pesan yang kuat
sebagaimana lazim terjadi di media cetak, terhadap pesan dalam paragraf yang dimaksud, 2)
keberadaan hiperteks merupakan satu upaya untuk meringkas latar informasi, sehingga latar informasi
menghindari gaya sekuensial dalam penulisan di yang dibutuhkan oleh pembaca untuk memahami
jurnalistik online. Hiperteks adalah ketidakadaan berita tidak harus diulang terus menerus dalam
tata urutan tunggal untuk membaca teks satu setiap berita yang dionlinekan.
persatu--- suatu kondisi non sekuensial bagi sebuah
sajian berita. Semua hiperteks liputan6.com di tubuh
memiliki konteks dengan paragraph pembentuk
Pembaca tidak harus menghabiskan satu berita. Atau dengan kata lain, hiperteks di
halaman penuh baru berganti ke kalaman-halaman liputan6.com bukan merupakan rangkuman atau
berikutnya, namun pembaca dapat secara ringkas gado gado berita berdasarkan persamaan kata kunci
melihat keseluruhan isi berita, dengan cepat (keyword) saja, namun benar-benar interteks yang
berpindah dari satu halaman ke halaman lain, dapat membantu pembaca memahami keseluruhan
menghubungkan antara satu paragraf berita dengan rangkaian peristiwa.
informasi latar yang lebih kompleks dan
seterusnya. Di sisi lain, suarasurabaya.net mengartikan
hiperteks dalam arti sisipan rekaman audio dari
Data penelitian menunjukan bahwa dari narasumber yang dikutip dalam paragraf berita.
keempat portal berita yang dikaji, memiliki Untuk hyperlink antar teks berita disusun pada
persamaan dan perbedaan yang cukup mencolok storyboard berita diluar paragraph berita, sama
diantara masing-masing portal berita. dengan portal online pada umumnya.

Secara umum, persamaan dari keempat portal Hal ini menegaskan suatu inovasi dari ragam
berita tersebut adalah terdapat independent link jurnalistik siar yang selama ini menjadi basis
(hyperlink) yang berada di dalam storyboard diluar jurnalistik di suarasurabaya.net. Menyadari
paragraf berita. Lazimnya independent link kemampuan dokumentasi terbesar dalam bentuk
(hyperlink) tersebut berada diakhir paragraf auditif, suarasurabaya.net berusaha untuk
penutup berita atau dibawah elemen retoris/grafis melakukan hiperlink berita dengan file-file audio
berita. Disisi lain, perbedaan hyperlink antara yang dimilikinya. Untuk interteks diluar paragraf
empat portal berita tersebut terletak pada berita, suarasurabaya.net bermaksud untuk
keberadaan independent link di paragraf tubuh memudahkan penyusunan berita/ sepertihalnya di
berita. kompas.com atau detik.com, namun masih dengan
menggunakan bahasa tutur sebagaimana jurnalistik
Kompas.com dan detik.com hanya siar pada umumnya.
menggunakan independent link (hiperlink) diluar
isi berita tanpa ada sama sekali yang di dalam Terkait dengan koherensi lokal ke global,
paragraf tubuh berita. temuan penelitian menunjukan bahwa selain
kompas.com, portal berita online sudah
Sebagai akibatnya, pembaca diharuskan menggunakan prespektif hiperlokalitas dalam
melakukan penafsiran satu berita dengan berita sajian isi. Hanya kompas.com yang masih
lainnya secara parsial, bahkan tidak jarang menggunakan prespektif jurnalistik cetak dalam
independen link yang disusun tidak mempunyai memandang relasi lokal ke global tersebut.
relevansi sama sekali dengan isi berita. Hal ini
terjadi karena independent link (hyperlink) tersebut Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk
disusun berdasarkan persamaan kata-kata kunci praktek hiperlokalitas, detik.com dan
(keywords) bukan pada keterhubungan antar suarasurabaya.net memiliki konstruksi
peristiwa. hiperlokalitas yang lebih baik dibanding ketiga
portal berita lainnya. Berita-berita sudah tidak lagi
dipilah berdasarkan konteks regional wilayah, Selain hal tersebut diatas, detik.com dan
namun sudah mengarah kepada suatu liputan kompas.com mempunyai permasalahan terkait
khusus untuk audience/users yang unik (niche— dengan relevansi, honesty dan faktualitas. Beberapa
mikro-lokalitas). temuan penelitian menunjukan bahwa beberapa
elemen grafis hanya memilki keterkaitan alegoris
2. Moda Komunikasi dengan isi berita, caption yang tidak sesuai, dan
foto yang tidak dijelaskan statusnya (dokumentasi
Moda komunikasi adalah berbagai Teks (t atau stok shoot dari liputan).
besar) berupa teks tulis (t kecil) video, audio, grafis
yang digunakan untuk mempresentasikan isi/pesan 3. Sifat, Struktur dan Sumber Berita
berita. Salah satu ukuran pembeda antara jurnalistik
kontekstual/online dengan jurnalistik media massa Sifat berita pada portal online adalah cair,
konvesional adalah kemampuan yang lebih baik terbuka untuk perubahan dan dinamis. Sifat ini
dalam melakukan ekspoitasi moda komunikasi mempengaruhi struktur berita, yakni struktur berita
guna memperoleh sajian terbaik sebuah berita. piramida terbalik (inverted pyramid) semakin padat
namun berkembang secara dinamis. Alih-alih
Dari data penelitian diperoleh temuan bahwa menggunakan tampilan “ what you see is what you
kemampuan memanfaatkan moda komunikasi get” sebuah halaman web dinamis menampilkan
secara efektif dimiliki oleh media dengan basis tampilan “what you search is what you get”.
jurnalistik siar (baik televisi maupun radio). Secara
kualitatif, liputan6.com dan suarasurabaya.net Temuan dari data penelitian menunjukan bahwa
mampu menghadirkan eksploitasi moda struktur piramida terbalik masih digunakan oleh
komunikasi yang terintegrasi dengan teks tulisan empat portal berita online. Selain menggunakan
berita tanpa ada permasalahan-permasalahan terkait struktur piramida terbalik, keempat portal berita
dengan aspek kejujuran/honesty, relevansi dan tersebut juga menekankan aspek keringkasan
faktualitas. (brevity) yang terwujud pada penggunaan strategi
breaking news untuk liputan berita.
Keduanya secara hati-hati menggunakan moda
komunikasi sehingga berita menjadi suatu kesatuan Dari data penelitian dapat ditarik kesimpulan
utuh. Liputan6.com menggunakan elemen retoris bahwa untuk teknik penulisan judul berita dan
(video dan grafis) serentak dengan elemen teks digitasi, suarasurabanya.net secara konsisten telah
berita dan suarasurabaya.net memasukan elemen menerapkannya sebagaimana kaidah yang
audio/transkrip dalam tubuh berita. Masing-masing dimaksud, detik.com masih belum secara tegas
diberi keterangan (captions) yang sesuai dengan konsisten terhadap penulisan digitasi atau
teks berita, menyertakaan keterangan yang penggunaan kalimat pasif pada judul berita dan
honesty/jujur terkait dengan elemen grafis seperti untuk liputan6.com dan kompas.com masih
apakah elemen video audio ataupun grafis tersebut menggunakan teknik nominalisasi bukan digitasi
berupa dokumentasi, ilustrasi atau stock shoot yang dalam penyembutan satuan/jumlah.
langsung diperoleh dilapangan ketika melakukan
liputan. Namun untuk penulisan keyword atau kata
kunci suarasurabaya.net dapat dikategorikan cukup
Di sisi lain, kompas.com dan detik.com masih lemah dibanding dengan portal berita lainnya,
memandang moda komunikasi secara parsial, karena sering mengulang keyword di judul berita
terbukti dengan adanya kanal tv (kompas.tv dan dan lead berita. Hal ini merupakan akibat dari
detik.tv) dan rubrik foto journalism yang terpisah penggunaan lead ringkasan yang lazim digunakan
dari menu utama website mereka. Kemunculan di teknik penulisan naskah radio.
kedua kanal tv dari kedua media yang tidak
memiliki tradisi jurnalistik siar menyiratkan upaya Pada elemen sumber berita, keempat portal
uji coba divergensi produk jurnalistik, mencoba berita pada umumnya masih menggunakan sumber-
memisahkan tradisi teks (t kecil) dengan Teks (t sumber berita dari tokoh kunci (key person), saksi
besar) yang justru tidak sesuai dengan prinsip mata atau dari pihak yang secara otoritatif
multimedialitas dari jurnalistik online. dipandang layak untuk memberi pernyataan.
Berita-berita dari jaringan media juga banyak
Pada kasus kedua portal diatas, memisahkan digunakan terutama untuk berita-berita luar negeri.
unsur multimedialitas melalui kanal-kanal yang Sepanjang penelitian ini dilakukan, tercatat hanya
berbeda dari kanal utama sama saja menegasikan satu berita yang menggunakan website lain sebagai
fungsi multimedilitas itu sendiri dalam lingkup sumber beritanya, yakni kompas.com yang memuat
produksi jurnalistik online. Sifat berita gemparnya masyarakat maya di website
kesegaraan/immediacy atau up to date dalam twitter pasca meninggalnya Gus Dur. Selebihnya
format breaking news hanya dijumpai pada teks- sumber informasi masih berasal dari liputan
teks tulis dan bukan pada sajian multimedialitas. wartawan atau dari jaringan media.
Namun sumber-sumber berita tidak meskipun sekarang bukan dimonopoli oleh
berkembang lebih dari hal tersebut diatas. Website produsen pesan, karena arah komunikasi antar
atau dokumen elektronik lain belum digunakan pengguna, feedback yang diberikan terkait dengan
sebagai alternatif sumber berita oleh keempat portal berita yang disajikan, dan wacana yang terjadi di
berita tersebut. Atau dengan kata lain, sumber- forum-forum diskusi tidak berpengaruh langsung
sumber berita dari empat portal berita online masih terhadap isi media.
mengandalkan sumber-sumber konvensional belum
memanfaatkan website dan dokumen elektronik Sebagai kesimpulan dari data penelitian adalah
sebagai sumber informasi. meskipun terdapat form komentar, forum
pembaca/pengguna dan kemampuan adaptif berita
4. Interaktivitas dan kustomisasi untuk dishare di media lain, hal ini tidak berarti
menunjukan perubahan arah komunikasi dari satu
Jika menilik dari arah komunikasi, maka model arah ke dua arah.
interaksi yang dibuat oleh empat portal berita
tersebut mengarah kepada tiga bentuk interaksi Terkait dengan fleksibilitas waktu, tiga portal
yang lazim terjadi di dunia internet yakni user to berita mengkonstruksi bentuk interaktivitas secara
users, user to document dan user to system. User asynchronous yakni kompas.com, liputan6.com
to user terwujud dari berbagai forum-forum diskusi dan detik.com. Hanya suarasurabaya.net yang
antar pengguna baik yang dimoderatori oleh membuat komentar pengguna secara synchronous
pengelola media atau oleh salah satu anggota yakni membuat form komentar yang real time
forum, adanya form komentar berita. User to seperti ruang ngobrol (chat room) bagi
documents diimplementasikan melalui berbagai pengguna/user diluar bentuk forum interaksi
platform untuk berbagi/share berita-berita melalui asynchronous seperti tiga portal berita lainnya.
situs jejaring sosial, sementara users to system
diwujudkan dengan adanya alamat email pengelola Menurut Jenny Preece dan Dianey Maloney
situs berita, email dan weblog wartawan. (2003, hal. 606-607) dua bentuk fleksibilitas waktu
tersebut membawa konsekuensi berbeda bagi
Tingkat interaktivitas yang paling umum terjadi pengguna. Interaksi asynchronous membawa
adalah dalam bentuk user to user dan user to konsekuensi kepada pemahaman mendalam,
documents. Namun untuk bentuk user to system, tersedianya waktu untuk merefleksi,
peneliti tidak menemukan bukti yang cukup kuat menggabungkan dan mengedit apa yang hendak
terkait pola dan proses terjadinya. dikirim dalam komentar. Namun kerugian model
interaksi ini adalah bagi pengguna baru sangat
Percakapan yang terjadi di form komentar kesulitan untuk masuk dalam topik pembicaraan
berita adalah antara satu user dengan user lain, karena panjangnya tulisan yang harus dibaca
sementara wartawan, editor atau webmaster tidak sehingga memakan waktu yang banyak untuk
pernah muncul untuk membalas komentar- memahami keseluruhan isi topik dalam forum
komentar dari para penggunanya tersebut. Forum- tersebut.
forum diskusi dipenuhi oleh komentar, pendapat
atau lontaran wacana dari para anggota forum Sementara keuntungan synchronous adalah
sementara moderator forum hanya berfungsi pesan yang pendek dan percakapan berlangsung
memoderasi berjalannya forum, menegakan aturan secara cepat. Selain itu, interaksi synchronous
forum dan membanned (memblokir) anggota forum memberikan rasa kedekatan/immediacy, dan
yang dianggap menyalahi aturan forum yang kemudahan pengguna baru dapat mengikuti segera
disepakati. apa yang menjadi topik pembicaraan. Adapun
kerugian model interaksi ini adalah peserta harus
Hanya di kanal weblog, komentar-komentar online pada waktu tertentu, tidak ada waktu untuk
pengguna tersebut ditanggapi oleh wartawan yang melakukan refleksi atau mengedit postingan
sekaligus pula sebagai penulis weblog. Namun komentar, beberapa percakapan muncul bersamaan
dalam terminologi jurnalistik online, weblog dalam sehingga terkadang membuat bingung pengguna,
portal jurnalistik online bukanlah konstruksi resmi dan membutuhkan beberapa konfigurasi atau
dari lembaga media, ia adalah produk sampingan spesifikasi tertentu, seperti mendownload program
dari wartawan yang masih mempunyai waktu luang chating atau melakukan registrasi.
untuk menulis, atau suatu media untuk
mengungkapkan tulisan atau liputan liputan yang Disisi lain, klausul ini tidak muncul pada
tidak lolos dari meja redaksi. Sifat weblog adalah liputan6.com, detik.com ataupun suarasurabaya.net.
personal, tidak resmi dan bukan “produk jurnalistik Chat room terbuka di suarasurabaya.net
yang sebenarnya”. mengindikasikan bahwa kontrol diletakan
sepenuhnya pada pengirim pesan komentar,
Kecenderungan dari empat portal berita ini meskipun secara teknis, webmaster
menunjukan arah komunikasi yang masih satu arah, suarasurabaya.net tentu saja dapat melakukan
tindakan sebagaimana klausul yang dipampang di Hasil yang diperoleh melalui analisis framing,
kompas.com. kerangka media berbasis jurnalistik siar (radio dan
televisi) memiliki potensi yang lebih kuat untuk
Sepanjang rentang waktu penelitian ini mengadaptasi tuntutan-tuntutan yang mencirikan
berlangsung kompas.com menunjukan kepada praktek jurnalistik online/kontekstual
kecenderungan kostumisasi yang lebih kuat dibanding dengan kerangka media berbasis cetak
dibanding tiga portal berita lainnya. Hal ini berkait ataupun online yang menjadi subjek penelitian ini.
dengan data penelitian bahwa kompas.com dan
liputan6.com memberi menu alternatif bagi 7. Implikasi Kajian
penggguna terkait dengan berita yang dimuat mulai
dari menu cetak berita, kirim artikel dan rating Implikasi dari kajian ini adalah bahwa
artikel. Jika liputan6.com mempunyai jumlah jurnalistik online memuat kombinasi antara kedua
platform sharing artikel terbanyak dibanding tradisi jurnalistik tersebut, sehingga mengkaji
dengan portal berita lainnya, maka kompas.com jurnalistik online di perguruan tinggi merupakan
memiliki menu pembesaran font huruf dan rating suatu kajian komprehensif tentang logika media
artikel untuk keperluan kustomisasi. Pada akhir dan jurnalisme kontekstual. Pada konteks
penyusunan thesis ini kompas.com merubah Indonesia, kajian tentang tentang Jurnalistik Online
tampilan kustomisasi dengan memberi menu bar di masih terbuka luas dan dapat menggunakan
kolom berita, dimana pengguna/pembaca beragam bentuk pendekatan metodologis.
kompas.com dapat memilih menu berita yang
dipilih.
Daftar Pustaka
6. Kesimpulan Saran Anshori, M. (2006, Juli Desember). McJournalism,
Sebuah Fenomena Krisis Jurnalistik. Jurnal
Terdapat kesamaan kerangka tentang berita
Komunikasi Massa Vol 6 No 2 , hal. 105-123.
online terutama pada elemen kecepatan/breaking
news. Data penelitian menunjukan bahwa berita-
berita cenderung dikonstruksi mengikuti pola Castell, D. V. (2003). Toward a New Model of
penyajian berita yang mengedepankan Journalistic Information from Absent Subject to
kecepatan/timeless/breaking news, meskipun Testimony. Barcelona: Department of Journalism
ditinjau dari sisi moda komunikasi, and Communication Sciences Universitat
kecepatan/timeless/breaking news ini dikonstruksi Autònoma of Barcelona.
masih dalam moda teks tulis, sedangkan moda
multimedialitas belum banyak digunakan untuk Chinni, D. (2004). Measuring the News Media's
memperkuat elemen kecepatan/breaking news Effectiveness. Nieman Reports Summer 2004; 58,2
tersebut.
, 98-99.
Selain kesamaan kerangka
kecepatan/timeless/breaking news tersebut, bentuk Chun, W. H. (2006). Introduction: Did Somebody
berita sebagai piramida terbalik (inverted pyramid) Say New Media? Dalam W. H. Chun, & T.
masih diartikan dalam pengertian linier Keenan, New Media, Old media : a History and
sepertihalnya pada tradisi jurnalistik cetak, Theory Reader (hal. 1-10). New York: Routledge.
sementara konsep inverted pyramid yang ketat
dengan interteks dalam tubuh berita, tidak semua Dahlgreen, P. (1996). Media Logic in Cyberspace;
portal berita online menerapkannya. Repositioning Journalism and its Publics. Janvost:
The Public 3(3) , 59-72.
Sementara terkait dengan moda komunikasi,
interaktivitas dan hiperlokalitas, masing-masing
Dailey, L. L. (2003, Juli-Augustus 4). The
portal berita memilki kerangka media yang
berbeda-beda. Perbedaan ini menurut hemat Convergence Continuum: A Model for Studying
peneliti merupakan suatu kecenderungan yang Collaboration. Retrieved Maret 3, 2009, from
dipengaruhi oleh bentuk basis media (mothership) ldemo@bsu.edu
dan budaya dasar jurnalistik media yang
dikembangkan. Termasuk untuk kasus portal berita Deuze, M. (2001). Educating "new journalist"
online, budaya dasar jurnalistik para pendirinya chalange to curriculum. Journalism Educator 56(1)
masih mempengaruhi konstruksi berita yang , 4-17.
disajikan ke khalayak. Dengan kata lain, pengaruh
tradisi jurnalistik dari media basis (mothership) Dijk, T. V. (1991). Media contents The
masih mempengaruhi kecenderungan konstruksi
Interdisciplinary study of news as discourse. In K.
berita online.
B. Jensen, & N. W. Jankowski, A Handbook of
Qualitative Methodologies for Mass Preece, J., & Maloney, D. (2003). Online
Communication Research (pp. 108-120). New Communities: Focusing on Sociability and
York: Routledge. Usability. Dalam A. S. Julie A Jacko, The Human-
Computer Interaction Handbook; Fundamentals,
Giltin, T. (2009, Mei 19). A Surfeit of Crises: Envolving Technologies and Emerging
Circulation, Revenue, Attention, Authority, and Applications (hal. 598-620). New Jersey: Lawrence
Deference. Dipetik Juni 15, 2009, dari Erlbaum Associates.
www.westminsternewsonline.com:
http://www.westminsternewsonline.com/wordpress Ratna, M. (2009, Maret 25). Retrieved from
/?p=1951 www.kompas.com:
http://www.lpds.or.id/jurnalistik_education.php?mo
Jenkins, H. (2001, Juni). Convergence? I Diverge. dule=detailberita&id=188
Dipetik Juli 2, 2009, dari
http://beta.technologyreview.com: Romli H.M, U. (2009, Maret 9). Dipetik Juni 12,
http://beta.technologyreview.com/business/12434/p 2009, dari http://www.pikiran-rakyat.com:
age2/ http://www.pikiran-
rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=6691
Leksono, N. (2005, Juni 28). Koran, Renaisans 3
menuju Masa Depan Berbagi. Dipetik Januari 2,
2008, dari www.kompas.com: Rost, A. (2002). The concept of hypertext in digital
http://www.kompas.com/kompas- journalism. 23 Conference and General Assembly
cetak/0506/28/opini/1845162.htm IAMCR/AIECS/AIERI International Association for
Media and Communication Research (hal. 1-5).
McMillan, S. (2002). Exploring models of Barcelona: IAMCR/AIECS/AIERI Communication
interactivity for multiple research Technology Policy (CTP) Section.
traditions;users,documents, and systems. In L.
Lievrouw, & S. Livingstone, Handbook for New Scheufele, D. A. (1999). Framing as a Theory of
Media. London: Sage. Media Effects. International Communication
Association .
McQuail, D. (2000). McQuail’s Mass
Communication Theory (4th edition). London: Sage Shoemaker, P., & Reese, S. D. (1991). Mediating
Publication. the Message (2nd edition). New York: Longman.

Pavlik, J. V. (2001). Journalism and New Media. Singer, J. (2004). Strange Bedfellows? The
New York: Columbia University Press. Diffusion of Convergence in Four News
Organizations. Journalism Studies , 3-18.
Perry, D. K. (2002). Theory and Research in
Communication: Contexts and Consequences. Tuchman, G. (1978). Making News: a Study in the
Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Construction of Reality. New York: Free Press.
Associates, Inc., Publishers.

Pincus, W. (2009). Newspaper Narcissism Our


pursuit of glory led us away from readers.
Coloumbia Journalism Review , 2.

You might also like