Professional Documents
Culture Documents
BAGIAN I
BAB I
PENDAHULUAN
Asumsi itu tidak benar, meskipun dalam kenyataannya laporan penelitian selalu
berbahasa ’kelas berat’. Penelitian pendidikan yang baik selalu menghasilkan sejumlah
temuan, dengan bahasa yang komunikatif, mudah dicerna, dan dapat ditindaklanjuti.
Laporan pendidikan yang baik, diharapkan memberi semangat kepada para pembaca
untuk memahami masalah, menikmati kupasan masalah (pemecahan masalah) dan
merasa mampu untuk ikut mangatasi masalah-masalah itu.
Tulisan ini bersifat elementer, karena ditujukan terutama bagi para peminat
penelitian yang masih berada dalam tahapan awal. Tulisan ini ditujukan kepada para
guru (SD dan Sekolah Menengah), yang masih perlu belajar penelitian pendidikan untuk
membantu tugas-tugasnya memecahkan masalah pendidikan yang muncul di tempat
tugas. Penelitian pendidikan idealnya adalah sebuah cara berpikir yang harus dimiliki
guru, kepala sekolah dan birokrat pendidikan lokal untuk mengatasi masalah pendidikan
yang dihadapi mereka di lapangan. Seorang guru dapat segera menerapkan upaya
strategis seperti cara-cara penelitian, dalam hal ini meliputi mendiskripsi
masalah, menetapkan tujuan, mengambil manfaat, upaya untuk menganalisis
masalah sesuai dengan sejumlah asumsi teori yang dipahaminya. Upaya itu
sangat bermanfaat apabila seorang guru ingin mengatasi masalah pendidikan dengan
cara-cara akademis dan profesional.
Buku ini memang ditujukan kepada guru yang bertugas di apangan dan memiliki
idealisme untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dialami. Dengan
membaca naskah ini, diharapkan teman-teman guru tidak lagi merasa asing dengan
langkah-langkah strategis dalam penelitian. Penelitian juga tidak dapat dianggap sakral,
karena dipercaya hanya milik ilmuwan pendidikan, tetapi telah terjadi ’desakralisasi’
untuk menju kepada azas fungsional. Penelitian sesungguhnya adalah upaya untuk
mengatasi masalah pendidikan dalam tugas yang dihadapi guru dengan tepat dan
fungsional. Pemanfaatan langkah-langkah penelitian, diharapkan dapat membantu
sejumlah guru untuk melakukan ’sharing’ dengan sesama komunitas guru secara aktif.
Kelompok kerja profesi guru, seperti KKG (kelompok kerja guru), MGMP (musyawarah
guru mata pelajaran) adalah komunitas yang dapat digunakan sebagai arena kerja guru
untuk melakukan penelitian pendidikan. Di komunitas ini teman-teman guru bisa saling
memberi informasi, berbagi pengalaman dan saling memberi kritik atas upaya yang
telah dilakukan. Pada setiap penutup bab, penulis memberi bagian pelatihan, yang berisi
sejumlah isian untuk mengadakan evaluasi hasil pelatihan langkah-langkah penelitian
deskriptif-interpretatif.
Dengan demikian tulisan ini diharapkan membantu guru untuk memulai suatu
langkah besar yang sangat menentukan perbaikan proses belajar dan cara-cara
mengajar guru. Memang tulisan ini masih sederhana, membutuhkan diskusi yang
intensif untuk memahami isi tulisan ini. Terutama membutuhkan latihan intensif untuk
melakukan sendiri penelitian dengan ’rasa percaya diri’, upaya penelitian sejauh
pengamatan tidak bisa dipahami dengan cara menghafal tetapi harus dengan latihan
yang terus-menerus.
BAB II
Anda adalah seorang guru di pinggiran kota kabupaten, memiliki sejumlah pengalaman
dalam mengajar siswa lebih dari sepuluh tahun. Seringkali anda mengalami
kejadian/peristiwa pendidikan yang khas dan unik yang terjadi berulang-ulang, kejadian
itu dapat menyangkut diri Anda sebagai guru atau diantara teman guru dan siswa Anda.
Sebagai contoh anda mengalami sendiri atmosphere belajar siswa menurun, atau Anda
tiba-tiba kehilangan spirit untuk menjadi guru yang baik. Anda merasakan betul bahwa
nilai harian siswa ada kecenderungan menurun sehingga anda menjadi serba salah dan
ujung-ujungnya anda menyalahkan diri sendiri karena sebagai guru tidak bisa tampil
optimal.
Masalah penelitian harus tergambar dengan mudah dan dapat dirumuskan dengan
sederhana, jelas dan lengkap. Sebenarnya masalah pendidikan (educational problema)
yang terjadi pada tataran kejadian keseharian khususnya di dalam ruang kelas. Istilah
masalah sendiri timbul ketika Anda memiliki harapan (statement of ideal)
sedangkan kejadian keseharian menunjukkan perkembangan yang sebaliknya,
apa yang terjadi nyata (statement of facts) tidak sesuai dengan harapan.
Kerlinger (1973:16) mentakrifkan masalah sebagai pernyataan-pernyataan yang
dicoba untuk ditemukan jawabannya. Masalah pendidikan dapat berkembang
dalam bentuk dan macamnya yang berbeda-beda, perbedaan masalah tergantung
kepada sudut pandang masing-masing guru/peneliti.
Pada masalah turunnya atmosphere belajar siswa, penyebabnya dapat berasal dari
banyak unsur. (1) Masalah yang berasal dari kehadiran Guru: Selama ini guru
mengajar guru yang tidak tepat, guru tidak begitu menguasai substansi
(kontent) belajar, guru mengalami kejenuhan dalam membantu belajar siswa
sehingga kurang memberi waktu kepada proses pembimbingan. (2) Masalah
yang berasal di luar guru, yaitu masalah yang bersumber dari siswa,
manajemen sekolah dan orangtua siswa dan masyarakat. Masalah di luar guru
tampaknya sangat beragam, seperti sulitnya meningkatkan belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika. Terbatasnya waktu belajar siswa di rumah, atau orangtua yang
kurang memperhatikan siswa dalam mengatasi kesukaran belajar. Masalah-masalah itu
sebenarnya dapat terjadi tunggal (karena satu alasan) tetapi dapat pula saling mengkait
sehingga terjadi tumpang tindih. Secara umum masalah pendidikan terpusat
kepada proses untuk menjawab berbagai masalah yang bersumber kepada: (a)
pemuasan sikap akademik seseorang (b) ada upaya keingin tahuan
seseorang/kelompok orang kepada masalah-masalah baru (c) meletakkan
dasar untuk dapat memecahkan masalah berdasarkan penelitian yang sedang
dan telah selesai (d) memenuhi keingin tahuan sosial (e) menyediakan sesuatu
yang memiliki manfaat.
Bahwa apa yang dinamakan masalah itu tidak bersifat limitatif-dalam hal ini
misalnya hanya timbul bila ada hambatan/kesenjangan-dapat lebih jelas bila
dihubungkan dengan berbagai sifat penelitian, terutama penelitian eksploratif (Maria
SW. Sumardjono, 1996: 22-23). Penelitian eksploraratif bertujuan memperoleh
pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga, setelah melalui tahap observasi, masalah
serta hipotesisnya dapat dirumuskan. Jelaslah bahwa dalam penelitian eksploratif
pengetahuan tentang gejala yang hendak diteliti masih sangat terbatas dan merupakan
langkah pertama bagi penelitian yang lebih mendalam (Singarimbun dan Effendi, 1989:
4; Babbie, 1986: 72; Vredenbregt, 1985: 53)
2. Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu; bagi guru yang akan
meneliti sebenarnya tergantung niat yang dimiliki, waktu untuk melakukan
penelitian dan sedikit dana untuk melaksanakan.
Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik tertentu,
cobalah Anda susun sebuah identifikasi masalah pendidikan yang sering muncul atau
Anda hadapi dalam tugas keseharian. Dari identifikasi masalah yang muncul, adakah
persamaan diantara masalah-masalah itu, dan Anda perkirakan teori pendidikan yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah itu?
BAB III
Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan jelas
dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan, dan kesimpulan yang
kelak diperoleh haruslah sinkron atau konsisten. Jika masalah dirinci menjadi empat hal,
tujuan penelitian harus meliputi keempat haal tersebut, dan melalui pengujian hipotesis
(jika ada) terhadap keempat hal tersebut akan diperoleh kesimpulan yang meliputi
keempat hal itu pula.
Selain tujuan penelitian, peneliti juga sudah harus membayangkan manfaat yang
didatangkan dari penelitian itu. Manfaat penelitian seringkali disebut sebagai arti dan
kegunaan (signifikansi) bagi perkembangan ilmu Pendidikan/ ilmu keguruan
atau juga bagi perkembangan pemanfaatan ditengah masyarakatnya. Manfaat
pertama seringkali disebut signifikansi ilmu dan manfaat kedua disebut sebagai
signifikasi sosial. Manfaat ilmu, dalam penelitian pendidikan diharapkan periset dapat
menyumbangkan sejumlah keterangan yang melengkapi asumsi teori pendidikan
tertentu. Bagaimana teori prestasi belajar dapat dibangun dengan pemahaman baru
tentang ketersediaan fasilitas-belajar dan peningkatan status gizi siswa. Sedangkan
signifikansi sosial mencakup, bagaimana temuan penelitian yang dilakukan itu dapat
memiliki manfaat kepada pengambil kebijakan dan para periset sendiri (guru ybs).
Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik tertentu,
cobalah Anda susun tujuan penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi. Tujuan
penelitian tersebut Anda hubungkan dengan manfaat penelitian , dalam bentuk
signifikansi ilmu dan signifikansi sosial.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan
pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus
dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-
logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang
digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai
kegiatan penelitian. Disamping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja
indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia
terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan
empirik harus berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris)
harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian
pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan logis yang ada.
Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan
dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata
pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium
dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk
matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan kurikulum yang
berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).
Gambar 1:
Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis
tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan
demikian, metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan
sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian. Dalam bagan
berikut, metodologi, dalam arti prinsip dasar, digambarkan secara horizontal-yang
intinya terdiri atas: masalah, tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada),
hipotesis (jika ada), dan cara penelitian. Sedangkan cara penelitian atau methods atau
desain penelitian digambarkan secara vertikal- yang intinya terdiri atas lima unsur
(bahan, alat, jalannya penelitian, variabel penelitian, analisis hasil).
Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu cara
hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara bervariasi,
tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian, dan
tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya tergantung pada
logika dan konsistensi peneliti.
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap awal
penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini ingin
memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki sejumlah
keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk
memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan
ilmu.
3. pengumpulan data;
4. pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya.
Kiranya model penelitian dinamislah yang lazim diterima. Wallace melukiskan proses
tersebut sebagai lingkaran ilmu pengetahuan, karena proses menemukan kebenaran
ilmu pengetahuan dan penelitian berlandaskan metode tertentu (Wallace,1971: 16-24).
Pemikiran Wallace dapat memuat daur pendekatan yang bersifat induktife dan
pendekatan yang bersifat deduktife.
Pendekatan induktif bermula dari keinginan peneliti untuk memberi makna kepada
data hasil observasi dalam bentuk generalisasi empiris (kategori-kategori awal, asumsi,
kemudian menjadi sebuah teori). Pendekatan induktif sering dipakai dalam penelitian
kualitiatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian interpretif yang
bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data lapangan. Pendekatan
deduktif bertolak dari sejumlah tafsiran yang diberikan kepada asumsi dan teori,
dengan menggunakan data-data hasil observasi dalam penelitian.
Tabel I:
Anda adalah guru SMP yang telah melaksanakan tugas penelitian deskriptif,
usahakan Anda dapat melaksanakan kegiatan analisis dengan cara menafsirkan data –
data lapangan dengan melakukan interpretasi.
A. Sudut Induksi
(beyound fact)
1
2
3
…
B. Sudut Deduksi
KAJIAN TEORI
Apakah setiap usulan penelitian harus selalu disertai landasan teori? Jika teori
diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial sebagaimana diuraikan di atas, landasan teori
tidak harus ada pada setiap usulan penelitian. Dalam penelitian eksploratif, misalnya,
tampak jelas bahwa pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit sehingga tidaklah
mungkin menyusun landasan teori. Menurut Mullins (1971:36) teori dinyatakan sebagai
kelompok ide yang memiliki hubungan yang mengandung kebenaran (1) Konsep-konsep
yang digunakan untuk membahas daerah pemasalahan, (2) Peubah apa yang dipercaya
sebagai sumber potensial untuk menggambarkan, masalah, dan (3) Mengapa memilih
idea dan asumsi tertentu untuk membahas masalah.
Dengan demikian, bila teori diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial, tidak
semua usulan penelitian memerlukan landasan teori. Tetapi bagaimanapun juga, untuk
melaksanakan penelitian diperlukan sesuatu yang memberi arah kepada usaha untuk
memecahkan masalah dalam penelitian itu, dan dalam hal ini landasan teori dapat
digantikan oleh landasan konsepsional. Babbie menyebut teori sebagai penjelasan
sistematis tentang fakta-fakta yang diamati yang berkenaan dengan aspek kehidupan
tertentu (Babbie, 1986: 37). Jonathan Turner, sebagaimana dikutip oleh Babbie,
menyebutkan beberapa unsur teori-tiga diantaranya adalah konsep, variabel, dan
pernyataan. Konsep adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena
dalam satu bidang studi. Dengan demikian, konsep merupakan penjabaran abstrak dari
teori. Dikemukakan sebagai contoh, dalam teori tentang kenakalan remaja ada beberapa
konsep yang terkait, misalnya kenakalan, remaja, status sosial ekonomi, prestasi di
sekolah dan lain sebagainya. Konsep yang berrsifat abstrak itu harus dijabarkan melalui
variabel. Dengan demikian, apabila konsep itu berhubungan dengan teori, variabelnya
berhubungan dengan observasi dan pengukuran. Dalam konsep status sosial ekonomi,
variabel tersebut misalnya dapat diamati dan diukur berdasarkan tingkat pendidikan dan
jenis pekerjaan orang tua.
Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda
sedang mencoba menyusun sebuah teori belajar yang berasal dari psikologi belajar dan
sebuah kerangka teoritis yang anda butuhkan untuk meneliti.
...
BAGIAN III
BAB VI
Kalau yang dimaksud periset adalah guru, maka dapat dinyatakan, bagaimana
guru-guru itu dapat membaca data pendidikan yang diperoleh dalam kegiatan penelitian
lapangan. Ketika seorang guru mendapati laporan statistik sekolah (dari dinas
pendidikan kabupaten) yang terbaca bahwa siswa perempuan sering mengalami ’drop
out’ pada kelas-kelas terakhir tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP). Kejadian itu
merupakan data yang perlu ditafsirkan oleh periset. Pertama, dengan imajinasinya,
periset akan mengambil simpulan bahwa sebagian keluarga-keluarga di daerah
penelitian masih belum menempatkan posisi wanita sejajar dengan laki-laki. Secara
ekonomi dan sosial (social status) wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki, ketika
terjadi kesulitan ekonomi maka masyarakat akan merespon dengan mengurangi
peluang pendidikan kepada anak perempuan. Kedua, dengan imajinasinya pula, periset
menghubungkan perilaku masyarakat dengan kebiasaan dan budaya setempat. Dalam
adat budaya Jawa yang patrialkal, maka aspirasi pendidikan terhadap anak perempuan
lebih rendah dibanding anak lelaki. Bagi keluarga Jawa, anak lelaki akan menanggung
tanggung jawab lebih besar dibanding perempuan, sehingga mereka perlu menikmati
pendidikan lebih tinggi dan harta warisan lebih besar (sakpikulan dan sakgendongan).
Untuk dapat ’membaca’ data penelitian yang baik, periset perlu memiliki
pengetahuan yang cukup luas dengan cara membaca buku referensi teori, berdialog
dengan teman-teman guru yang lain (kolega) dan berusaha meningkatkan kualitas
pengalaman.
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) seorang guru yang memiliki atensi
untuk memperbaiki kinerja tugas mengajarnya di dalam kelas, berusaha membagi siswa
menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa yang memiliki rerata nilai cukup tinggi dalam
mata pelajaran matematika, kategori siswa yang memiliki rerata nilai menengah dalam
mata pelajaran matematika dan terakhir kategori siswa yang memiliki rerata nilai rendah
dalam mata pelajaran matematika. Upaya untuk membaca data dengan membagi 3
kategori tersebut merupakan upaya untuk membaca data primer. Data deskriptif dapat
dilanjutkan dengan pemanfaatan statistik deskriptif (prosentasi, Proposisi) dan juga
menggunakan statistik infrensial (test hipotesa atau melihat ada tidaknya hubungan
antara dua konsep) sehingga dapat menjamin adanya kejelasan pengambilan simpulan.
Data Sekunder, adalah data-data yang yang diperoleh guru secara tidak
langsung dalam kegiatan penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari
sensus pendidikan, laporan data pendidikan dari kantor dinas pendidikan dan
departemen pendidikan, statistik yang berasal dari monografi dan demografi
desa dan juga hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data
sekunder didapatkan dari sumber jurnal pendidikan, buku, dan sumber lain yang secara
instidental ditemukan. Sumber sekunder juga dapat diperoleh dari media masa (koran)
dan lembaran maya (internet).
Data sekunder adalah data yang tidak merupakan sumber asli dalam kegiatan
penelitian, tetapi merupakan sumber yang dapat dipakai untuk menunjang keberadaan
informasi data primer yang dijadikan informasi utama. Meskipun data sekunder
merupakan data penunjang, tetapi kepentingan data ini untuk membangun informasi
penelitian cukup penting sehingga dibutuhkan. Kepentingan data sekunder adalah untuk
membuat (a) latar belakang masalah penelitian (b) informasi alternatip yang dapat
dibandingkan dengan informasi primer, sehingga diperoleh ’pemahaman’ baru bagi
periset. Sehingga laporan penelitian lebih memiliki dukungan data yang dapat
memperkuat citra akademis (c) data sekunder dapat dijadikan sumber rujukan utama
ketika peneliti hendak menginformasikan hal-hal yang bersifat makro (d) untuk jenis
penelitian kepustakaan dan studi kajian buku (referensi), maka data sekunder
merupakan informasi utama.
1. Data lapangan dapat dideskripsi dalam hal ini dilaporkan apa adanya, diskripsi
pelaporan dapat dilakukan secara umum tetapi dapat pula dilakukan dengan terinci
sesuai dengan keunikan-keunikan tertentu yang ada pada data lapangan tersebut.
2. Data lapangan seringkali tidak dapat dideskripsi begitu saja, karena banyak
informasi yang tersembunyi dan tidak muncul dalam upaya deskripsi awal. Untuk itu
dibutuhkan intepretasikan (ditafsirkan) karena ada beberapa fenomena yang
tersembunyi (hidden) dalam data lapangan tersebut?. Untuk mengadakan
intepretasi data lapangan dibutuhkan logika pengamatan dan penggunaan teori-
teori pendidikan yang relevant.
Gambar 4:
Tabel II:
Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda sedang
berusaha untuk melakuakn deskripsi dan interpretasi data. Dihadapan Anda sekarang ini
terkumpul data lapangan yang terdiri dari data primer (hasil tabulasi sesuai dengan
masalah penelitian Anda) dan data sekunder ( yaitu sumber pendukung untuk
memperkaya hasil penelitian anda). Nah, sekarang bagaimana Anda melakukan
deskripsi dan interpretasi data tersebut?
BAB VII
Usulan penelitian dan laporan penelitian, adalah dua hal yang memiliki persamaan.
Usulan penelitian biasanya diajukan kepada pembimbing sebelum dilaksanakannya
penelitian pendidikan, sedangkan laporan penelitian ditulis sebagai hasil kegiatan
penelitian itu sendiri.
1. Judul
2. Latar belakang
3. Tujuan Penelitian
4. Definisi operasional
5. Tinjauan Pustaka: Landasan teori yang digunakan, Kerangka konseptualisasi dari
konsepsi penelitian
6. Hipotesis (jika ada)
7. Metodologi Penelitian yang digunakan
8. Jadwal, dan dana yang dibutuhkan
9. Daftar Pustaka
1. Judul
2. Bab I : Pendahuluan (Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Definisi Operasional)
3. Bab II : Tinjauan Pustaka (Landasan teori yang digunakan/kerangka konseptualisasi
dari konsepsi penelitian dan hipotesis, jika ada)
4. Bab III : Metode Penelitian yang digunakan
5. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
6. Bab V : Simpulan dan Saran
7. Daftar Pustaka
B. Rincian
1. Judul
2. Latar Belakang
Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan jelas
dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan dan simpulan yang kelak
diperoleh haruslah sinkron. Jika masalah dirinci menjadi tiga hal, maka tujuan penelitian,
pengujian hipotesis (jika ada), dan simpulan yang diperoleh harus meliputi keempat hal
itu pula.
4. Tinjauan Pustaka
Sebagai studi penjajakan, pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit atau
samar-samar, karena itu melalui hasil observasi barulah masalahnya dapat dirumuskan
lebih rinci serta dapat disusun hipotesisnya. Dengan demikian, dalam penelitian
eksploratif hipotesis barulah dapat disusun belakangan yaitu setelah melalui tahap
observasi; sedangkan menurut pengertian yang lazim, hipotesis harus disusun
sebelumnya. Dalam penelitian hukum, penelitian eksploratif bertujuan:
Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
(Kerlinger, 1973: 18), dan selalu dirumuskan dalam kalimat pernyataan. Lebih lanjut,
Kerlinger menyebutkan bahwa hipotesis yang baik harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
William J. Goode dan Paul K. Hatt, sebagaimana dikutip oleh Miller ( Miller, 1983:
23-28), menyebutkan pula tentang kriteria hipotesis yang baik, yakni harus:
3. spesifik/terinci
6. Metodologi Penelitian
Anda adalah seorang guru yang tertarik untuk mengadakan pengkajian ilmiah dalam
bentuk penelitian (research). Anda kemudian diminta oleh lembaga sponsor (bisa
pemerintah/ swasta) untuk membuat proposal rencana penelitian (research design),
tentang masalah penelitian pendidikan yang sedang mendapat sorotan. Anda memilih
meneliti tentang peningkatan peranserta orangtua dalam proses belajar siswa dirumah.
Tulislah rencana penelitian itu dengan lengkap dan gamblang.
BAB VIII
A. Simpulan
Akhir dari sebuah proses penulisan sebuah karya ilmiah yang didasarkan atas kegiatan
penelitian adalah penulisan kesimpulan dan saran. Ibarat orang telah berhasil
mengumpulkan benda-benda yang diinginkannya, kemudian orang berusaha
mengikatnya dengan simpul (tali-temali) temuan benda tersebut sesuai dengan
kategorisasi benda: menurut jenis, sifat dan macamnya. Temuan yang dikelompokkan
dengan simpul tadi kemudian menandai keberhasilan proses pencaharian benda sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian ada konsistensi antara tujuan
penelitian, analisis dan temuan hasil (yang kemudian disimpulkan) dan solusi yang
diberikan. Spesifikasi penulisan simpulan dan saran dapat diungkap sebagai berikut :
1. Uraian yang menjadi temuan hasil penelitian adalah sebuah pernyataan yang
dirifer dari pertanyaan dasar (basic question) yang diberikan oleh tujuan penelitian
(research obyective). Pernyataan yang ditulis sebagai simpulan harus mengacu
kepada tujuan penelitian, simpulan yang baik harus ditulis rinci, yaitu mendalam
dan memberi kejelasan kepada pembaca agar memiliki pengetahuan tentang
masalah penelitian dengan lebih baik. Informasi yang jelas memungkinkan pembaca
untuk dapat menerapkan hasil penelitian tadi dalam kehidupan keseharian atau
menindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih mendalam atau agak berbeda
dengan masalah penelitian sebelumnya.
3. Simpulan hasil penelitian menjadi pernyataan yang sangat terbuka, oleh karena
itu menjadi kajian akademik yang masih dapat dikembangkan dan dikritisi sesuai
dengan minat pengembangan bidang kajian yang ada. Pengembangan materi
simpulan dapat diletakkan pada (a) bagian substansi keilmuan yang mencakup
penggunaan teori, (b) metodologi penelitian yang di pakai untuk merancang
kegiatan ilmiah tersebut, (c) perbandingan dengan hasil penelitian yang pernah
dilakukan.
4. Pernyataan simpulan hasil penelitian perlu dibuat dan dinyatakan dengan kalimat
deklaratif, realistik dan mudah dicerna, sehingga dengan mudah dapat dipakai
sebagai bahan kajian ilmiah. Pernyataan simpulan yang sederhana juga akan dapat
merangsang pembaca untuk terlibat dan memberikan masukan-masukan kepada
periset sehingga dapat mempersatukan pola pandangan antara periset, pembaca
dan birokrat pelaksana.
B. Saran
Saran adalah bentuk pernyataan yang diberikan sebagai jalan keluar dari bentuk
simpulan yang mengandung masalah. Saran dengan demikian merupakan pengertian
yang mengandung ’solusi’ konkret dari permasalahan yang ada. Dengan demikian
pernyataan tentang saran dibangun dari kesepahaman tentang masalah yang dimiliki
oleh periset.
3. Pernyataan tentang saran perlu dibangun dari pemahaman yang realistik dari
suatu masalah penelitian. Pernyataan harus ’menggugah’ perhatian dan pikiran
pembaca, dan dapat menimbulkan asosiasi terhadap tindakan konkret yang
menjadi solusi dalam kehidupan bersama.
Anda adalah seorang guru yang telah menyelesaikan tugas penelitian didaerah tempat
Anda bertugas. Penelitian tentang kegiatan belajar dan mengajar di SD pinggiran kota
kabaupaten itu, membuahkan serangkaian simpulan dan saran yang harus di tulis
sebagai akhir dari kegiatan penelitian. Anda dipersilakan menulis hasil studi dengan
konsisten.