Professional Documents
Culture Documents
Paratransit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat
berhenti (menaikkan/menurunkan penumpang) di sepanjang rutenya.
Contohnya adalah angkutan kota.
Mass transit, yaitu jadwal dimana tempat pemberhentiannya lebih
pasti. Contohnya bus kota.
Karakteristik Pelayanan
Tabel
Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum dibandingkan dengan
Kendaraan Pribadi.
Periode Waktu
Sibuk Off-Peak Sibuk Off-Peak
Pagi Siang Sore Malam
Jam Pelayanan 3 6 3 6
% Penumpang harian 33 25 31 11
Trip-Purpose
- Rumah ke kantor (%) 76 16 6 2
- Kantor ke rumah (%) 10 16 61 13
- Rumah ke sekolah (%) 86 8 4 2
- Sekolah ke rumah (%) 0 25 65 10
- Rumah ke belanja (%) 12 56 16 16
- Belanja ke rumah (%) 0 40 30 30
- Non home based (%) 0 65 29 6
Sistem Rute
Karena sifatnya yang tetap, baik ditinjau dari aspek spasial geografis
maupun jika ditinjau dari waktu pelayanan, maka penumpang dengan
berbagai kepentingan dapat menggunakan rute angkutan umum secara
bersama-sama. Dalam hal ini tentu saja, suatu rute angkutan umum akan
melayani calon penumpang yang mempunyai asal dan tujuan yang
berbeda-beda atau penumpang yang mempunyai jarak perjalanan yang
berbeda-beda.
Selain karakteristik perjalanan yang berbeda-beda, suatu rute angkutan
umum juga harus melayani penumpang yang mempunyai karakteristik
sosial ekonomi yang berbeda dan karakteristik aktivitas yang berbeda-
beda. Ditinjau dari karakteristik sosial-ekonomi, suatu rute angkutan
umum pada dasarnya melayani dua kelompok masyarakat, yaitu
kelompok choice, atau kelompok orang yang mempunyai pilihan antara
menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi, dan kelompok
captive, yaitu kelompok orang-orang yang tidak mempunyai altrenatif,
kecuali menggunakan angkutan umum untuk kebutuhan mobilitasnya.
Di lain pihak, jika ditinjau dari karakteristik aktivitasnya, maka sistem
rute angkutan umum harus melayani kebutuhan mobilitas penumpang
yang bervariasi dari waktu ke waktu. Ada saat jumlah kebutuhan
pergerakan penumpang sangat tinggi (waktu jam puncak), dan di lain
waktu harus melayani kebutuhan pergerakan penumpang yang relative
rendah. Untuk malayani karakteristik penumpang yang demikian, suatu
rute angkutan umum tidak mungkin melayaninya dengan cara pengaturan
lokasi rute yang berbeda dari waktu ke waktu, karena hanya akan
membuat bingung penumpang. Hal yang mungkin adalah dengan tetap
menggunakan lokasi rute yang sama, tetapi dengan melakukan
pengaturan frekuensi yang berbeda dari waktu ke waktu.
Klasifikasi Rute
Trunk route
Principal routes
Secondary routes
Branch rout
Local reutes
Feeder routes
Double feeder routes
Deviasi pada Rute
Yang dimaksud deviasi pada rute adalah kemungkinan dari bus untuk
menyusuri daerah-daerah yang sebenarnya bukan rutenya. Hal ini dapat
disebabkan karena alasan khusus, misalnya pada jam-jam tertentu ada
calon penumpang yang cukup banyak menunggu di daerah bukan jalur
rutenya. Atau, karena alasan lain. Tingkat deviasi dari suatu rute pada
dasarnya adalah seberapa bebas suatu sistem angkutan umum boleh
menyimpang dari rute yang telah dicanangkan. Makin bebas suatu system
angkutan umum untuk menyimpang dari rute yang dicanangkan, maka
makin tinggi tingkat deviasinya.
Rute Tetap (Fixed Routes)
Rute tipe ini merupakan rute yang paling disukai oleh penumpang,
karena penumpang tahu dengan pasti di mana dan kapan sebaiknya
mereka menunggu bus. Selain itu, mereka juga tahu dengan pasti, di
mana dan kapan mereka seharusnya turun untuk mencapai tujuan
perjalanannya. Dengan demikian, rute ini mempunyai identitas yang
sangat jelas, terutama bagi para calon penumpangnya. Biasanya rute
tipe ini dirancang itu daerah-daerah yang tingkat demandnya cukup
tinggi.
Rute Tetap dengan Deviasi Khusus
Pada rute tipe ini pengemudi diijinkan untuk melakukan deviasi dari
rute yang telah ditentukannya dengan batasan-batasan tertentu,
yaitu :
Yang dimaksud dengan ujung rute adalah tempat awal dan tempat akhir
dari sebuah rute. Mengingat bahwa suatu rute biasanya melayani daerah
perumahan di daerah pinggir kota dan daerah pusat kota, maka
permasalahan yang dihadapi adalah di mana sebaiknya menempatkan
ujung rute di ke dua daerah tersebut. Untuk daerah pusat kota, biasanya
ujung rute ditempatkan di terminal yang sekumpulan rute lain mengakhiri
perjalanannya. Sedangkan untuk daerah perumahan, maka persoalannya
menjadi lain. Hal ini disebabkan karena di daerah perumahan untuk
kondisi tertentu terkadang tidak dijumpai terminal, sehingga perlu
dipikirkan secara matang, yang sebaiknya ditempatkan ujung rute itu.
Trunk Routes
Principal Routes
Secondary Routes
Branch Routes
Local Routes
Feeder Routes
Double Routes
Kapasitas Rute
Kecepatan rata-rata
Waktu tempuh
Headway
Kriteria dan standar yang sering digunakan untuk mengukur apakah suatu rute
adalah baik yaitu :
Daerah pelayanan dengan lebar 0,8 km dan melayani 100% dari populasinya
Daerah pelayanan selebar 0,5 km dan melayani 80 s/d 100% dari populasinya
Daerah pelayanan selebar 0,4 km dengan 60 s/d 80% dari populasinya.
Trunk dan principal routes 18 jam per hari, 7 hari per minggu
Branch dan local routes 12 jam per hari, 5-6 hari per minggu
Aspek lain berkaitan dengan masalah daerah pelayanan rute adalah ‘route
direcness, yaitu suatu tolok ukur yang menunjukan rasio antara jarak
yang ditempuh oleh rute antara titik asal ke titik tujuan terhadap jarak
terdekat dari kedua titik tersebut jika berupa garis lurus. Makin besar
harga dari route direcness ini, maka makin berbelok – belok rute yang
ada, yang pada gilirannya menyebabkan makin jauhnya dan makin
lamanya perjalanan yang harus ditempuh seseorang jika menggunakan
angkutan umum.
Aksesibilitas