You are on page 1of 34

   





„   
 

 „  
    

  

 
   
    
 

     


 

„
      
   

 „
   


 !
 

"  # 



$
  

    % 

 
i J   

  J   


 
 J   
 
u 
Lidah Mertua atau u   merupakan
plantae dari 
   ordo, termasuk
dalam famili   . Asalnya adalah dari
  
, namun sekarang
khususnya di Indonesia banyak ditemukan di
dataran tanah 1ʹ1000 meter diatas
permukaan Laut.
÷ada zaman dahulu, orang suku pedalaman di Afrika
memanfatkan daun sansevieria sebagai penghasil serat, yakni
untuk membuat tali anyaman, jangkar kapal, dan kain. Namun
sejak awal abad ke-19, sansevieria dianggap sebagai komoditas
tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya
yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati
para penggemar tanaman hias.
Sansevieria adalah tumbuhan yang tumbuh menahun
(perennial). Meskipun bukan tanaman asli Indonesia,
sansevieria ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. ÷ada
awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis
^ 
 ' (    
 
^ 
 
   '), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat
kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini dibudidayakan.
Saat ini sansevieria telah berkembang menjadi komoditas
yanng sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak
abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanamn sansevieria sudah
menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Di
sana sansevieria populer sabagai indoor plant. Sekitar 1930-an,
demam sansevieria mewabah ke benua Eropa.


Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua
(
  
 )" merupakan julukan yang kerap
diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang
menamainya "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk
daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang
lain menyebutnya "tanaman ular" ( 
) karena
pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.
÷ara ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria
sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat
yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan
lainnya adalah " 
 
", " 
", "
 
 ", "   ", dan " ^  ". Nama
"sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang
terdiri dari beragam spesies.
Tanaman ini di daerah-daerah di Indonesia sering
disebut dengan nama sebagai berikut : „ ,  
,   ,   dan sebagainya.
u
Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar
sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh
dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam
tanah.
Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai
batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan
hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang
biakan.Rimpang menjalar di bawah dan kadang-kadang di atas
permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem
yang selalu tumbuh memanjang.
Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang
tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent)
sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria
tahan terhadap kekeringan. ÷asalnya, proses penguapan air dan
laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang
semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun penjang dan
meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. ÷ada
beberapa jenis terdapat duri.
Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang
tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent)
sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat
sansevieria tahan terhadap kekeringan. ÷asalnya, proses
penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun
tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah.
Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya.
Tulang daun sejajar. ÷ada beberapa jenis terdapat duri.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau
muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih
kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang
terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti
arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Daun tumbuhan ini tebal dan banyak mengandung air
(sukulen). Oleh karena itu, ia sangat tahan kekeringan. Akan
tetapi, dalam kondisi lembap atau basah, ia juga bisa tumbuh
subur.
Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh
tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga
berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu
kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga
betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga
jantan.
Bunga sansevieria berbentuk bunga majemuk, menempel
dalam tandan yang panjangnya sekitar 30-80 cm, warnanya
hijau muda, baunya harum, dan baru mekar menjelang
malam.
Bunga sansivieria pada jenis
u   
 
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala
putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan
tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan
monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal
yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalm kulit
terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang tumbuh
memanjang ke atas (berukuran berkuran 50-75 cm) dan berdaun
pendek melingkar dalam bentuk roset (panjang 8 cm, lebar 3-6
cm). Kelompok panjang memiliki daun meruncing bak mata
pedang sehingga dikenal pula sebagai tanaman pedang-
pedangan.
÷ 
u  
Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang
ekstrem. ÷ada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55°C.
Sebaliknya pada malam hari suhu turun hingga di bawah 10°C. Suhu
optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24°-29° C pada siang
hari dan 18°-21°C pada malam hari.
Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari
jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju
transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi,
kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti.
 !„ 
"
Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah
hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan
biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari
yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. ÷asalnya,
penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang
menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan
yang sangat rendah.
 
Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk
mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang
cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin pertumbuhan yang baik.
Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari
yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat
pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang
dari 15fc.
Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap
cahaya matahari. ÷ertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya
matahari penuh atau full sun. Misalanya, Sansevieria cylindrica,
Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria yang
menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade.
Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang
masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria
hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.
„
Tanah gurun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori
udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan
tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh
karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang
tidak terlalu lembab dan beraerasi baik.
÷ 
# ÷ 
÷emilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan,
dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah
porous. Adapun alternative pilihan adalah sebagai berikut :
1. ÷asir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik
(arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 :
1:1
2. ÷asir malang : sekam bakar 2 : 1
3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau
1:2:1
4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1
÷ 

÷emupukan yang paling tepat adalah menggunakan
pupuk majemuk yang bersifat slow release. ÷upuk ini
berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di
permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana
hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan.
÷emberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan
pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan
pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro
yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

÷ 
Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban
media. ÷ada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.
!÷ 
Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput
telanjang, dan trips. ÷enyakit yang sering menyerang antara
lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk
rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan
busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan
busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan
bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang
menyerang perakaran sansevieria. ÷engendalian yang
dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi
tergantung seberapa berat serangan yang terjadi.
÷  u 
Untuk sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah
pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan
modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk
mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan
menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang
keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria
tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang
bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian
luar sebagai penyangga. Bisa juga digunakan bahan lain.
÷ 
Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan
perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi
memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan
biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif,
cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan
pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk,
stek rimpang, dan kultur jaringan.
1. ÷isah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah
setelah 2-4 bulan. ÷ada bagian yang terpotong diolesi fungisida
dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat
teduh.
2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu
menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. ÷ada jenis
sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau,
perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun
hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat
perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di
tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.
3. ÷otong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daunminimal
12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun
satu dengan lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang
akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan
akan keluar 2-3 anakan.
4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria
dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun
mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan.
Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.
5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya
dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan
akan keluar 1-3 anakan.
6. Stek rimpang dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua,
setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan
zat perangsang akar kemudian ditanam.
7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria
yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan
yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol
atau pucuk rimpang.
Ñ 
 u  
1. u     

2. u     
3. u    

4. u    
5. u   
6. u  
 
 
7. u  


8. u  


9. u   
10. u  
u  


Tinggi daunnya bisa mencapai 2 meter. Bentuknya seperti jari tangan dan
tumbuh banyak, minimal 3 daun dan maksimal 10 daun. Daun dan batangnya
berbentuk semakin melebar.
11. u   
12. u   , sap tumbuhan
mengandungi kualiti antiseptik dan daunnya
digunakan sebagai kain pembalut dalam
pertolongan cemas traditional.
13. u   
 
14. u  

15. u   
 
16. u   
17. u   
 
18. u  
19. u  , tepi daunnya bergelombang,
tidak rata, bertekstur, dan warna daunnya cokelat.
Harganya masih mahal karena lamban tumbuhnya.
20. u  

u   
Daunnya berwarna hijau gelap. Tumbuhan ini
mengandungi kualiti antiseptik dan daunnya
digunakan sebagai kain pembalut dalam
pertolongan cemas traditional.
u   
 
21. u     
22. u   

23. u   
24. u     
25. u   
26. u     
27. u   

28. u   


29. u  

30. u   

31. u   

32. u   
 
33. u   

u   
 
u  „! u 
Lidah mertua bersifat sejuk, berkhasiat
antibiotic, dan rasanya masam.

„  " „#
Daunnya mengandungi  ,
  , 
 dan
   .
„„ 
u 
Salah satu nama yang diberikan kepada sansevieria
adalah "bowstringhemp" yang berarti serat yang digunakan
untuk mengikat. Hal ini beralasan, karena daun tumbuhan
ini dahulunya sering dijadikan sebagai pengikat. Serat
daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastistis dan tidak
merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-
sifat serat daun sansevieria digunakan sebagai bahan baku
pakaian. Beberapa negara seperti Cina, dan Selandia Baru
membudidayakan sansevieria sebagai bahan baku serat
pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk
keperluan ini di antaranya Sansevieria cylindrica
'aethiopica', Sansevieria kirkii 'perinii', Sansevieria
trifasciata 'lorentii mein liebling', dan Sansevieria zeylanica.
$
Di daerah Afrika, sansevieria telah lama digunakan oleh
penduduk lokal sebagai penghalau racun akibat gigitan ular
dan serangga. Di beberapa daerah Asia, getah tumbuhan ini
digunakan sebagai cairan antiseptik dan daunnya
digunakan untuk membalut luka pada tindakan ÷3K.
Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bisa
menjadi obat alternatif. Jenis yang digunakan adalah
Sansevieria trifasciata 'lorenttii'. Cara penggunaaanya,
beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus
dengan tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu
gelas. Sisa air ini kemudian diminum kepada penderita.
Dengan cara yang sama, ramuan ini juga sering digunakan
oleh penderita ambeien.
Selain itu, sansevieria juga berkhasiat mengobati flu,
batuk, radang saluran pernapasan (  
), bisul, luka
terpukul, borok, bengkak, serta sebagai penyubur rambut.
 
 
Di dalam tiap helai daun sansevieria terdapat  

    , yaitu zat yang mampu
menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik,
gula, dan beberapa senyawa asam amino. Beberapa
senyawa beracun yang bisa diuraikan oleh tanaman ini
diantaranya  ,  % , & ,   , dan
  . Kloroform adalah senyawa beracun yang
menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru,
dan ginjal, melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah.
Kemampuan sansevieria untuk meymenyerap racun
membuatnya akrab dalam penghijauan lingkungan. Di jalur
hijau, tanaman ini dimanfaatkan untuk menyerap racun
asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu
sebagai tanaman hias indoor, sansevieria bisa menangani
sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak
sehat akibat tingginya konsentrasi gas , zat
 dari asap rokok, dan penggunaaanAC dalam
ruangan.
Satu tanaman sansevieria trifasciata 'lorentii' dewasa
berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam
ruangan seluas 20 m2.
Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang
sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat dari
tanaman sansevieria. ÷eletakan sansevieria di dapur dapat
menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida
dan monoksida sisa pembakaran dari kompor. Selain itu,
juga berguna sebagai
tanaman pengusir
nyamuk.
 
Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap lingkungan. ÷enelitian  u bekerja
sama dengan  telah menemukan bukti-bukti bahwa
tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.

Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis yakni


yang pertama yaitu sansevieria keturunan asli/spesies
sedangkan yang kedua adalah jenis hasil
persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis
sansevieria hibrid.
Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan
karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang
sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid.
Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan
melalui stek daun.
Di Malaysia, tanaman ini dinamakan Ñ.
Kegunaannya, bisa menyembuhkan sakit telinga,
mengobati gatal, merangsang pertumbuhan rambut,
atau mengobati sakit gigi.

Sansevieria disebut  karena


mertua dan menantu digambarkan tak
pernah akur. Sansivieria sama tajamnya
dengan lidah mertua, karena memiliki
aura yang keras. Jika menanam di
halaman sebaiknya disandingkan dengan
tanaman beraura lembut.

Serat sansivieria bisa dibuat menjadi baju


dan diproduksi di Yogya. Harganya sekitar
Rp 500 ribu untuk satu baju.

Sansivieria juga berbunga. Di malam hari


akan tercium bau wangi. Hanya saja
tumbuhnya tak lama.
a 

You might also like