You are on page 1of 18

Kelainan Otak Bawaan

Saturday, 14 June 2008


Kelainan Otak Bawaan Kelainan otak bisa terjadi pada saat otak sedang dibentuk maupun setelah otak
terbentuk
sempurna. beberapa kelainan otak dapat diketahui sebelum bayi lahir, yaitu melalui pemeriksaan usg dan
pemeriksaan
cairan ketuban.
Anensefalus Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk.
Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan
janin yang
menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). Anensefalus terjadi jika
tabung saraf
sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan
kemungkinan
anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.
Anensefalus
ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. faktor resiko terjadinya anensefalus adalah: - riwayat
anensefalus
pada kehamilan sebelumnya - kadar asam folat yang rendah. - resiko terjadinya anensefalus bisa
dikurangi dengan
cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan
pertama. Gejalanya
berupa: - ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak) - bayi o tidak memiliki tulang
tengkorak
o tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum) o kelainan pada gambaran wajah o kelainan
jantung.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: - kadar asam lemak dalam serum ibu hamil - amniosentesis
(untuk
mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein) - kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan
adanya
kelainan tabung saraf) - kadar estriol pada air kemih ibu - usg. Bayi yang menderita anensefalus tidak
akan bertahan,
mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.
Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar puncak kepala) lebih kecil dari ukuran
kepala ratarata
pada bayi berdasarkan umur dan jenis kelamin.
dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari standar deviasi 3
dibawah angka
rata-rata. Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada kecepatan yang
normal. berbagai
keadaan dan penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan otak bisa menyebabkan mikrosefalus.
Mikrosefalus seringkali
berhubungan dengan keterbelakangan mental. Mikrosefalus bisa terjadi setelah infeksi yang
menyebabkan kerusakan
pada otak pada bayi yang sangat muda (misalnya meningitis dan meningoensefalitis). Penyebab utama: -
sindroma
down - sindroma cri du chat - sindroma seckel - sindroma rubinstein-taybi - trisomi 13 - trisomi 18 smith-
lemli-opitz - sindroma cornelia de lange Penyebab sekunder: - fenilketonuria pada ibu yang tidak
terkontrol keracunan metil merkuri - rubella kongenital - toksoplasmosis kongenital - sitomegalovirus
kongenital -
penyalahgunaan obat oleh ibu hamil - kekurangan gizi (malnutrisi). Perawatan pada mikrosefalus
tergantung kepada
penyebabnya. Bayi yang menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup tetapi cenderung
mengalami
keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot dan kejang. Ennsefalokel Ensefalokel adalah suatu
kelainan
tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang
berbentuk seperti
kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan
tabung saraf
selama perkembangan janin. Gejalanya berupa: - hidrosefalus - kelumpuhan keempat anggota gerak
(kuadriplegia
spastik) - gangguan perkembangan - mikrosefalus - gangguan penglihatan - keterbelakangan mental dan
pertumbuhan - ataksia - kejang. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali
disertai
dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya. Biasanya dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan
jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan
kraniofasial
yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt. Pengobatan lainnya bersifat
simtomatis dan suportif.
Prognosisnya tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak yang
menyertainya.
Porensefalus Porensefalus adalah suatu keadaan dimana pada hemisfer serebri ditemukan suatu kista
atau rongga
abnormal. Porensefalus merupakan akibat dari kerusakan otak dan biasanya berhubungan dengan
kelainan fungsi
otak. tetapi beberapa anak yang menderita porensefalus memiliki kecerdasan yang normal.
Hidranensefalus
Hidranensefalus adalah suatu keadaan dimana hemisfer serebri tidak ada dan digantikan oleh kantung-
kantung yang
berisi cairan serebrospinalis. Ketika lahir, bayi tampak normal. ukuran kepala dan refleks spontannya
(misalnya refleks
menghisap, menelan, menangis dan menggerakkan lengan dan tungkainya) tampak normal. tetapi
beberapa minggu
kemudian, biasanya bayi menjadi rewel dan ketegangan ototnya meningkat. Setelah berusia beberapa
bulan, bisa
terjadi kejang dan hidrosefalus. gejala lainnya adalah: - gangguan penglihatan - gangguan pertumbuhan -
tuli - kelumpuhan (kuadriplegi spastis) - gangguan kecerdasan. Hidranensefalus merupakan bentuk
porensefalus yang
ekstrim dan bisa disebabkan oleh infeksi pembuluh darah atau cedera yang terjadi pada saat usia
kehamilan telah
mencapai 12 minggu. Diagnosisnya mungkin tertunda selama beberapa bulan karena perilaku awalnya
relatif normal.
beberapa bayi menunjukkan kelainan pada saat lahir, yaitu berupa kejang, mioklonus (kejang atau
kedutan otot atau
sekelompok otot) dan gangguan pernafasan. Tidak ada pengobatan yang pasti untuk hidranensefalus.
pengobatannya
bersifat simtomatis dan suportif. prognosis hidranensefalus adalah jelek, bayi biasanya meninggal
sebelum berumur 1
tahun. Hidrosefalus bisa diatasi dengan membuat shunt. Hidrosefalus Hidrosefalus adalah penimbunan
cairan
serebrospinal yang berlebihan di dalam otak. Cairan serebrospinal dibuat di dalam otak dan biasanya
beredar ke seluruh
bagian otak, selaput otak serta kanalis spinalis, kemudian diserap ke dalam sistem peredaran darah.
jika terjadi gangguan pada peredaran maupun penyerapan cairan serebrospinal, atau jika cairan yang
dibentuk terlalu
banyak, maka volume cairan di dalam otak menjadi lebih tinggi dari normal. penimbunan cairan
menyebabkan
penekanan pada otak sehingga memaksa otak untuk mendorong tulang tengkorak atau merusak jaringan
otak.
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebab dari penyumbatan aliran cairan serebrospinal dan
luasnya kerusakan
jaringan otak akibat hidrosefalus.
pada bayi, cairan menumpuk pada sistem saraf pusat dan menyebabkan ubun-ubun menonjol serta
kepala membesar.
kepala bisa membesar karena piringan tulang tengkorak belum sepenuhnya menutup. tetapi, jika tulang
tengkorak telah
spesialis-torch.com
http://spesialis-torch.com Powered by Joomla! Generated: 25 August, 2010, 14:15
menutup (sekitar usia 5 tahun), maka tulang tengkorak tidak dapat membesar lagi. Pada anak-anak,
resiko terjadinya
hidrosefalus ditemukan pada: - kelainan bawaan - tumor pada sistem saraf pusat - infeksi dalam
kandungan infeksi sistem saraf pusat pada bayi atau anak-anak (misalnya meningitis atau ensefalitis) -
cedera pada proses
kelahiran - cedera sebelum atau sesudah lahir (misalnya perdarahan subaraknoid).
Mielomeningokel adalah suatu penyakit dimana terjadi penutupan yan g tidak sempurna pada kolumna
spinalis dan
berhubungan erat dengan hidrosefalus. Pada anak-anak yang lebih besar, resiko terjadinya hidrosefalus
adalah: -
riwayat kelainan bawaan - space-occupying lesions atau tumor otak maupun korda spinalis - infeksi
sistem saraf pusat
- perdarahan otak - trauma. Gejala awal pada bayi: - kepala membesar - ubun-ubun menonjol dengan
pembesaran kepala - sutura terpisah. Gejala pada hidrosefalus lanjutan: - rewel, tidak dapat menahan
emosi -
kejang otot. Gejala lanjut: - penurunan fungsi mental - gangguan perkembangan - penurunan pergerakan
-
gerakan menjadi lambat atau terhambat - tidak mau makan/menyusu - lemas, tidur terus - beser -
menangis nada tinggi, keras dan singkat - gangguan pertumbuhan. Gejala pada bayi yang lebih tua dan
anak-anak bervariasi,
tergantung kepada luas kerusakan akibat penekanan terhadap otak. gejalanya mirip dengan gejala
hidrosefalus lanjutan
pada anak-anak atau bisa berupa: - sakit kepala - muntah - gangguan penglihatan - juling - pergerakan
tidak terkendali - hilangnya koordinasi - langkahnya tidak tegas - kelainan mental (misalnya psikosa).
Mengetuk
tulang tengkorak secara perlahan dengan ujung jari tangan akan menunjukkan suara abnormal akibat
penipisan dan
pemisahan tulang-tulang tengkorak.
vena pada tulang tengkorak tampak melebar. lingkar kepala membesar atau kepala membesar hanya
pada bagian
tertentu (paling sering di daerah dahi). mata tampak tertekan (gambaran sunset, dimana bagian putih
mata terlihat diatas
iris).
pemeriksaan saraf menunjukkan adanya defisit neurologis fokal (gangguan fungsi saraf yang sifatnya
lokal) dan refleks
yang abnormal. Pemeriksaan yang biasa dilakukan: - transiluminasi kepala bisa menunjukkan adanya
cairan abnormal
yang tertimbun di berbagai daerah di kepala - ct scan kepala - pungsi lumbal dan pemeriksaan cairan
serebrospinal rontgen kepala (menunjukkan adanya penipisan dan pemisahan tulang tengkorak) - scan
otak dengan radioisotop bisa
menunjukkan adanya kelainan pada jalur cairan serebrospinal - arteriografi pembuluh darah otak. -
ekoensefalogram
(usg otak, menunjukkan adanya pelebaran ventrikel akibat hidrosefalus maupun perdarahan
intraventrikuler). Tujuan
pengobatan adalah meminimalkan atau mencegah terjadinya kerusakan otak dengan cara memperbaiki
aliran cairan
serebrospinal. Pembedahan adalah pengobatan utama pada hidrosefalus. jika memungkinkan, sumber
penyumbatan
diangkat. jika tidak memungkinkan, maka dibuat suatu shunt sehingga cairan serebrospinal tidak perlu
melewati daerah
yang tersumbat.
shunting ke luar daerah otak bisa dilakukan ke atrium kanan jantung atau peritoneum. Kauterisasi atau
pengangkatan
sebagian ventrikel yang menghasilkan cairan serebrospinal secara teoritis bisa mengurangi jumlah cairan
serebrospinal
yang dibentuk. Jika ada tanda-tanda infeksi, segera diberikan antibiotik. jika terjadi infeksi yang berat,
kemungkinan
shunt harus dilepas. Pemeriksaan lanjutan harus dilakukan secara rutin sepanjang hidup penderita untuk
menilai tingkat
perkembangan anak dan untuk mengobati setiap kelainan intelektual, saraf maupun fisik. Jika tidak
diobati, angka
kematian mencapai 50-60%. anak yang bertahan hidup akan mengalami kelainan intelektual, fisik dan
saraf. Prognosis
untuk hidrosefalus yang diobati bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. jika anak bertahan hidup
selama 1 tahun,
maka hampir sepertiganya memiliki fungsi intelektual yang normal tetapi kelainan sarafnya tetap ada.
hidrosefalus yang
tidak disebabkan oleh infeksi memiliki prognosis yang terbaik, sedangkan jika penyebabnya adalah tumor
maka
prognosisnya paling buruk. Sindroma arnold-chiari Sindroma arnold-chiari adalah suatu kelainan pada
pembentukan
otak bagian bawah (batang otak). Sindroma ini seringkali berhubungan dengan hidrosefalus. Sumber:
www.medicastore.com
spesialis-torch.com
http://spesialis-torch.com Powered by Joomla! Generated: 25 August, 2010, 14:15

...

Kelainan Otak Bawaan


DEFINISI
Kelainan otak bisa terjadi pada saat otak sedang dibentuk maupun setelah
otak terbentuk sempurna. 
Beberapa kelainan otak dapat diketahui sebelum bayi lahir, yaitu melalui
pemeriksaan USG dan pemeriksaan cairan ketuban. 

ANENSEFALUS 

Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak


dan otak tidak terbentuk. 

Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang


terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada
jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). 
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui. 
Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan
racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. 

Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. 


Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah: 
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya 
- Kadar asam folat yang rendah. 

Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan


asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan
bulan pertama. 

Gejalanya berupa:
 Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
 Bayi 
- tidak memiliki tulang tengkorak 
- tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum) 
- kelainan pada gambaran wajah 
- kelainan jantung. 

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: 


- Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil 
- Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-
fetoprotein) 
- Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung
saraf) 
- Kadar estriol pada air kemih ibu 
- USG. 

Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam
keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari
setelah lahir. 

MIKROSEFALUS 

Mikrosefalus adalah suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar puncak


kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi berdasarkan
umur dan jenis kelamin. 
Dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau
lebih kecil dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata. 
Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada
kecepatan yang normal. Berbagai keadaan dan penyakit yang
mempengaruhi pertumbuhan otak bisa menyebabkan mikrosefalus. 
Mikrosefalus seringkali berhubungan dengan keterbelakangan mental. 
Mikrosefalus bisa terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan pada
otak pada bayi yang sangat muda (misalnya meningitis dan
meningoensefalitis). 

Penyebab utama:
 Sindroma Down
 Sindroma cri du chat
 Sindroma Seckel
 Sindroma Rubinstein-Taybi
Trisomi 13
 Trisomi 18
 Sindroma Smith-Lemli-Opitz
 Sindroma Cornelia de Lange 

Penyebab sekunder:
Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
 Keracunan metil merkuri
Rubella kongenital
Toksoplasmosis kongenital
Sitomegalovirus kongenital
 Penyalahgunaan obat oleh ibu hamil
 Kekurangan gizi (malnutrisi). 

Perawatan pada mikrosefalus tergantung kepada penyebabnya. 


Bayi yang menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup tetapi
cenderung mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot
dan kejang. 

ENSEFALOKEL 

Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan


adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk
seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. 
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin. 
Gejalanya berupa: 
- hidrosefalus 
- kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia spastik) 
- gangguan perkembangan 
- mikrosefalus 
- gangguan penglihatan 
- keterbelakangan mental dan pertumbuhan 
- ataksia 
- kejang. 
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. 
Ensefalokel seringkali disertai dengan kelainan kraniofasial atau kelainan
otak lainnya. 

Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang


menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan
memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi. 
Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt. Pengobatan lainnya
bersifat simtomatis dan suportif. 

Prognosisnya tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi


kantung dan kelainan otak yang menyertainya. 

PORENSEFALUS 

Porensefalus adalah suatu keadaan dimana pada hemisfer serebri


ditemukan suatu kista atau rongga abnormal. 

Porensefalus merupakan akibat dari kerusakan otak dan biasanya


berhubungan dengan kelainan fungsi otak. Tetapi beberapa anak yang
menderita porensefalus memiliki kecerdasan yang normal. 

HIDRANENSEFALUS 

Hidranensefalus adalah suatu keadaan dimana hemisfer serebri tidak ada


dan digantikan oleh kantung-kantung yang berisi cairan serebrospinalis. 

Ketika lahir, bayi tampak normal. Ukuran kepala dan refleks spontannya
(misalnya refleks menghisap, menelan, menangis dan menggerakkan
lengan dan tungkainya) tampak normal. Tetapi beberapa minggu
kemudian, biasanya bayi menjadi rewel dan ketegangan ototnya
meningkat. 
Setelah berusia beberapa bulan, bisa terjadi kejang dan hidrosefalus.
Gejala lainnya adalah:
- gangguan penglihatan 
- gangguan pertumbuhan 
- tuli 
- buta 
- kelumpuhan (kuadriplegi spastis) 
- gangguan kecerdasan. 

Hidranensefalus merupakan bentuk porensefalus yang ekstrim dan bisa


disebabkan oleh infeksi pembuluh darah atau cedera yang terjadi pada saat
usia kehamilan telah mencapai 12 minggu. 

Diagnosisnya mungkin tertunda selama beberapa bulan karena perilaku


awalnya relatif normal. Beberapa bayi menunjukkan kelainan pada saat
lahir, yaitu berupa kejang, mioklonus (kejang atau kedutan otot atau
sekelompok otot) dan gangguan pernafasan. 

Tidak ada pengobatan yang pasti untuk hidranensefalus. Pengobatannya


bersifat simtomatis dan suportif. Prognosis hidranensefalus adalah jelek,
bayi biasanya meninggal sebelum berumur 1 tahun. 
Hidrosefalus bisa diatasi dengan membuat shunt. 

HIDROSEFALUS 

Hidrosefalus adalah penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di


dalam otak. 

Cairan serebrospinal dibuat di dalam otak dan biasanya beredar ke seluruh


bagian otak, selaput otak serta kanalis spinalis, kemudian diserap ke dalam
sistem peredaran darah. 
Jika terjadi gangguan pada peredaran maupun penyerapan cairan
serebrospinal, atau jika cairan yang dibentuk terlalu banyak, maka volume
cairan di dalam otak menjadi lebih tinggi dari normal. Penimbunan cairan
menyebabkan penekanan pada otak sehingga memaksa otak untuk
mendorong tulang tengkorak atau merusak jaringan otak. 

Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebab dari penyumbatan


aliran cairan serebrospinal dan luasnya kerusakan jaringan otak akibat
hidrosefalus. 
Pada bayi, cairan menumpuk pada sistem saraf pusat dan menyebabkan
ubun-ubun menonjol serta kepala membesar. Kepala bisa membesar
karena piringan tulang tengkorak belum sepenuhnya menutup. Tetapi, jika
tulang tengkorak telah menutup (sekitar usia 5 tahun), maka tulang
tengkorak tidak dapat membesar lagi. 

Pada anak-anak, resiko terjadinya hidrosefalus ditemukan pada:


 Kelainan bawaan
 Tumor pada sistem saraf pusat
 Infeksi dalam kandungan
 Infeksi sistem saraf pusat pada bayi atau anak-anak (misalnya meningitis
atau ensefalitis)
 Cedera pada proses kelahiran
 Cedera sebelum atau sesudah lahir (misalnya perdarahan subaraknoid). 
Mielomeningokel adalah suatu penyakit dimana terjadi penutupan yan g
tidak sempurna pada kolumna spinalis dan berhubungan erat dengan
hidrosefalus. 

Pada anak-anak yang lebih besar, resiko terjadinya hidrosefalus adalah:


 Riwayat kelainan bawaan
Space-occupying lesions atau tumor otak maupun korda spinalis
 Infeksi sistem saraf pusat
 Perdarahan otak
 Trauma. 

Gejala awal pada bayi: 


- Kepala membesar 
- Ubun-ubun menonjol dengan atau tanpa pembesaran kepala 
- Sutura terpisah. 

Gejala pada hidrosefalus lanjutan: 


- Rewel, tidak dapat menahan emosi 
- Kejang otot. 

Gejala lanjut: 
- Penurunan fungsi mental 
- Gangguan perkembangan 
- Penurunan pergerakan 
- Gerakan menjadi lambat atau terhambat 
- Tidak mau makan/menyusu 
- Lemas, tidur terus 
- Beser 
- Menangis dengan nada tinggi, keras dan singkat 
- Gangguan pertumbuhan. 
Gejala pada bayi yang lebih tua dan anak-anak bervariasi, tergantung
kepada luas kerusakan akibat penekanan terhadap otak. Gejalanya mirip
dengan gejala hidrosefalus lanjutan pada anak-anak atau bisa berupa: 
- Sakit kepala 
- Muntah 
- Gangguan penglihatan 
- Juling 
- Pergerakan mata yang tidak terkendali 
- Hilangnya koordinasi 
- Langkahnya tidak tegas 
- Kelainan mental (misalnya psikosa). 

Mengetuk tulang tengkorak secara perlahan dengan ujung jari tangan akan
menunjukkan suara abnormal akibat penipisan dan pemisahan tulang-
tulang tengkorak. 
Vena pada tulang tengkorak tampak melebar. Lingkar kepala membesar
atau kepala membesar hanya pada bagian tertentu (paling sering di daerah
dahi). Mata tampak tertekan (gambaran sunset, dimana bagian putih mata
terlihat diatas iris). 
Pemeriksaan saraf menunjukkan adanya defisit neurologis fokal (gangguan
fungsi saraf yang sifatnya lokal) dan refleks yang abnormal. 

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:


Transiluminasi kepala bisa menunjukkan adanya cairan abnormal yang
tertimbun di berbagai daerah di kepala
 CT scan kepala
Pungsi lumbal dan pemeriksaan cairan serebrospinal
 Rontgen kepala (menunjukkan adanya penipisan dan pemisahan tulang
tengkorak)
 Scan otak dengan radioisotop bisa menunjukkan adanya kelainan pada
jalur cairan serebrospinal
Arteriografi pembuluh darah otak.
Ekoensefalogram (USG otak, menunjukkan adanya pelebaran ventrikel
akibat hidrosefalus maupun perdarahan intraventrikuler). 

Tujuan pengobatan adalah meminimalkan atau mencegah terjadinya


kerusakan otak dengan cara memperbaiki aliran cairan serebrospinal. 
Pembedahan adalah pengobatan utama pada hidrosefalus. Jika
memungkinkan, sumber penyumbatan diangkat. Jika tidak memungkinkan,
maka dibuat suatu shunt sehingga cairan serebrospinal tidak perlu
melewati daerah yang tersumbat. 
Shunting ke luar daerah otak bisa dilakukan ke atrium kanan jantung atau
peritoneum. 

Kauterisasi atau pengangkatan sebagian ventrikel yang menghasilkan


cairan serebrospinal secara teoritis bisa mengurangi jumlah cairan
serebrospinal yang dibentuk. 

Jika ada tanda-tanda infeksi, segera diberikan antibiotik. 


Jika terjadi infeksi yang berat, kemungkinan shunt harus dilepas. 

Pemeriksaan lanjutan harus dilakukan secara rutin sepanjang hidup


penderita untuk menilai tingkat perkembangan anak dan untuk mengobati
setiap kelainan intelektual, saraf maupun fisik. 

Jika tidak diobati, angka kematian mencapai 50-60%. Anak yang bertahan
hidup akan mengalami kelainan intelektual, fisik dan saraf. 
Prognosis untuk hidrosefalus yang diobati bervariasi, tergantung kepada
penyebabnya. Jika anak bertahan hidup selama 1 tahun, maka hampir
sepertiganya memiliki fungsi intelektual yang normal tetapi kelainan
sarafnya tetap ada. 
Hidrosefalus yang tidak disebabkan oleh infeksi memiliki prognosis yang
terbaik, sedangkan jika penyebabnya adalah tumor maka prognosisnya
paling buruk. 

SINDROMA ARNOLD-CHIARI 

Sindroma Arnold-Chiari adalah suatu kelainan pada pembentukan otak


bagian bawah (batang otak). 
Sindroma ini seringkali berhubungan dengan hidrosefalus.

Utrasonografi (USG) adalah peralatan pencitraan non-invasif yang telah digunakan secara
luas pada pencitraan radiologi diagnostik. 
Umumnya USG dianggap sebagai pemeriksaan yang aman karena tidak menggunakan
radiasi ionisasi.

Jadi secara awam, USG adalah alat untuk melihat organ tubuh bagian dalam dengan
menggunakan gelombang ultrasound

Meskipun ultrasound sendiri tidak menghasilkan audible noise, vibrasi sekunder dapat
menghasilkan noise sebesar 100 decibels, meyebabkan fetus untuk bergerak. Efek lain yang
sepenuhya belum dipahami betul meliputi pembentukan gelembung-gelembung kecil dalam
jaringan (suatu proses yang dikenal dengan sebutan cavitation), menginduksi aliran dalam
cairan tubuh serta menghasilkan creation sejumlah zat-zat beracun (toxic chemicals).
Menurut suatu penelitian tahun 1998 suhu meningkat sekitar 4.5 degrees Centigrade (8.1
derajat Fahrenheit) yang diukur pada otak fetus yang diperiksa selam 2 menit dengan USG
Doppler. Penelitian lain menunjukkan efek merugikan pada divisi sel dalam sumsum tulang
yang sedang dipapar ultrasound. 
Pada Oktober 2004, Pasko Rakic, Kepala Bagian Neurobiology pada Yale University,
mengumumkan bahwa dia dan koleganya telah menemukan kelainan dari migrasi normal
sel-sel dalam otak fetus selama dipapar dengan ultrasound. Rakic sedang melakukan
penelitian yang berbiaya $3 miliar untuk melihat efek yang sama yang terjadi pada kera
selama kehamilan. Pada manusia, gangguan semacam itu biasanya dijumpai akibat virus,
mutasi gen dan pemakian obat-obat tertentu yang diperkirakan menyebakan autisme
maupun ketidak mampuan belajar. Pada penelitian-penelitian lain terhadap yang telah
terpapar ultrasound dicurigai terjadinya gangguan pertumbuhan, dyslexia, dan
keterlambatan berbicara.
Efek dari Interaksi gelombang suara dengan tubuh sangat kompleks dan dipengaruhi oleh
banyak factor salah satunya adalah perbedaan respon sel (tulang berbeda dengan otot).
Tulang sangat sensitive terhadap panas akibat ultrasound: kepala fetus pada trimester
ketiga memanas hingga 50 kali lebih cepat dibandingkan jaringan otak yang berarti jaringan
otak yang terbungkus tulang tengkorak, seperti pada kelenjar pituitary dan hypothalamus,
rentang terhadap resiko sekunder kenaikan suhu.

...

MRI DAN USG AMAN..?


MRI DAN USG AMAN..?
SEBUAH KENYATAAN ATAU ANGGAPAN
Oleh : Sumarsono
Dibawakan pada Seminar Persatuan Ahli Radiografi Indonesia (PARI) Sulawesi-Selatan

INTISARI
Magnetic resonance imaging (MRI) and ultrasonografi (USG) adalah peralatan pencitraan non-invasif
yang telah digunakan secara luas pada pencitraan radiologi diagnostik. Umumnya MRI dan USG
dianggap sebagai pemeriksaan yang aman karena tidak menggunakan radiasi ionisasi.
Namun banyak penelitian yang mengindikasikan kemungkinan adanya resiko pada pemeriksaan
Ultrasound dan MRI. Dengan demikian, penting untuk mengetahui mengapa kemungkinan tersebut
dapat terjadi sehingga penggunaannya dapat dilakukan secara bijak dan berdasarkan indikasi medis.

Pendahuluan
MRI adalah pencitraan radiology mutakhir yang memanfaatkan interaksi proton-proton tubuh dengan
gelombang radiofrekuensi (RF) dalam medan magnet kuat. Sedangkan USG atau Ultrasonografi adalah
pencitraan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi ( 2- 13 Mhz) untuk memperlihatkan
gambaran organ-organ tubuh yang disebut Sonogram.1
Dibandingkan dengan jenis pencitraan yang menggunakan radiasi ionisasi (Sinar-X atau radiasi pancaran
dari bahan radioaktif), jelas kedua jenis pemeriksaan ini lebih aman, sehingga terkesan secara populer
bahwa kedua jenis pemeriksaan ini aman sehingga tak ada keraguan dilakukan pemeriksaan berulang-
ulang dalam waktu kapan saja, bahkan sebagian pemeriksaan misalnya melakukan pemeriksaan USG
untuk mengambil print photo bayi dalam kandungan sebagai arsip keluarga dari bulan-bulan kehamilan
telah menjadi sebagai suatu gaya hidup.The American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) merilis
pernyataan berikut ini:
The AIUM sangat menetang penggunaan non medis dari ultrasound untuk tujuan psychososial atau
tujuan-tujuan hiburan (entertainment purposes). Penggunaan baik 2 dimensi (2D) atau (3D) ultrasound
hanya untuk melihat fetus, memperoleh gambar fetus, atau menentukan jenis kelamin (fetal gender)
tanpa indikasi medis adalah tidak tepat serta tidak sesuai dengan praktek medis yang bertanggung
jawab2.
Dari kajian independen kedua jenis pemeriksaan tersebut tanpa dipengaruhi oleh perbandingan dengan
pencitraan yang menggunakan radiasi ionisasi, apakah kedua jenis pemeriksaan ini betul-betul aman
adalah merupakan topik yang menarik untuk dikaji .

Klasifikasi radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau
gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Secara garis besar radiasi digolongkan ke
dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion.
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif
dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah
partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki
karakteristik khusus. 
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
Gelombang radiofrekuensi yang digunakan pada MRI adalah Radiasi non-pengion3. 
Interaksi Radiasi dan Gelombang Ultrasound Dengan Medium Biologi
Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh
tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama.
Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan
sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen
utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang
berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang
sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat
penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar
manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu
rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan
spesifik.

Jenis Interaksi radiasi maupun gelombang ultrasound dengan tubuh (medium bilogi) dapat berupa :
1. Terjadi Pemantulan misalnya pada USG
2. Penyerapan 
- Transfer energi
- Ionisasi
- Eksitasi
- Efek Fotolistrik, Compton, Produksi 
Pasangan.
Gelombang radiofrekuensi hanya akan memberikan transfer energi dan pada energi tertentu dapat
mengeksitasi sedangkan Gelombang ultrasound akan diserap, dan dipantulkan. Dengan besarnya
penyerapan tergantung pada koefisien serapan dari materi. Berikut jenis organ dan koefisien
serapannya : 
Gelombang radiofrekuensi hanya akan memberikan transfer energi dan pada energi tertentu dapat
mengeksitasi sedangkan Gelombang ultrasound akan diserap, dan dipantulkan. Dengan besarnya
penyerapan tergantung pada koefisien serapan dari materi. Berikut jenis organ dan koefisien
serapannya : 
Organ Koefisien serapan (cm-1)
Otot 0,13
Lemak 0,05
Otak 0,11
Tulang 0,4
Air 2,5 x 10-4 

Beberapa efek dari gelombang radiofrekuensi dan ultrasound dapat dibagi dalam tiga kelompok utama
yaitu1 : 
• Mekanik berupa Vibrasi jaringan yang dapat membentuk emulsi 
• Panas :
Sebagai contoh dari efek penyerapan (transfer energi) adalah Untuk dosis 1 Gy = 1 J/kg bahan = 0,24 kal.
Dengan menggunakan persamaan :Q = m c Δ t dengan c tubuh = 0,83 kal/grmºC, akan di dapat Δ t =
(0,24)/(1000 x 0,83) ºC = 0,28 mili ºC sehingga perubahan suhu terlalu kecil untuk dideteksi.
• Kimia : 
• Depolymerisation – secara eksperimental ultrasound dapat merusak polisakarida dan polipetida yang
mencakupi DNA. Efek ini belum dilaporkan pada prosedur USG rutin. 
• Oksidasi 
• Reduksi 

Efek Gelombang ultrasound


Meskipun ultrasound sendiri tidak menghasilkan audible noise, vibrasi sekunder dapat menghasilkan
noise sebesar 100 decibels, meyebabkan fetus untuk bergerak. Efek lain yang sepenuhya belum dipahami
betul meliputi pembentukan gelembung-gelembung kecil dalam jaringan (suatu proses yang dikenal
dengan sebutan cavitation), menginduksi aliran dalam cairan tubuh serta menghasilkan creation
sejumlah zat-zat beracun (toxic chemicals)4.
Menurut suatu penelitian tahun 1998 suhu meningkat sekitar 4.5 degrees Centigrade (8.1 derajat
Fahrenheit) yang diukur pada otak fetus yang diperiksa selam 2 menit dengan USG Doppler5. Penelitian
lain menunjukkan efek merugikan pada divisi sel dalam sumsum tulang yang sedang dipapar ultrasound.
6
Pada Oktober 2004, Pasko Rakic, Kepala Bagian Neurobiology pada Yale University, mengumumkan
bahwa dia dan koleganya telah menemukan kelainan dari migrasi normal sel-sel dalam otak fetus selama
dipapar dengan ultrasound. Rakic sedang melakukan penelitian yang berbiaya $3 miliar untuk melihat
efek yang sama yang terjadi pada kera selama kehamilan. Pada manusia, gangguan semacam itu biasanya
dijumpai akibat virus, mutasi gen dan pemakian obat-obat tertentu yang diperkirakan menyebakan
autisme maupun ketidak mampuan belajar7. Pada penelitian-penelitian lain terhadap yang telah terpapar
ultrasound dicurigai terjadinya gangguan pertumbuhan, dyslexia, dan keterlambatan berbicara8. 
Efek dari Interaksi gelombang suara dengan tubuh sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak factor
salah satunya adalah perbedaan respon sel (tulang berbeda dengan otot). Tulang sangat sensitive
terhadap panas akibat ultrasound: kepala fetus pada trimester ketiga memanas hingga 50 kali lebih cepat
dibandingkan jaringan otak yang berarti jaringan otak yang terbungkus tulang tengkorak, seperti pada
kelenjar pituitary dan hypothalamus, rentang terhadap resiko sekunder kenaikan suhu9.

Efek Interaksi Gelombang radiofrekuensi


Termal efek
Terjadi kenaikan suhu (panas) pada jaringan. Sirkulasi darah otak mampu membuang kelebihan panas
dengan meningkatkan aliran darah local. Namun kornea mata tidak memiliki mekanisme regulasi
temperature demikian sehingga dapat menyebabkan katarak premature yang biasanya banyak ditemukan
pada teknisi yang bekerja pada high power radio transmitters. Telah di klaim bahwa kerusakan beberapa
bagian mudah terjadi dengan kenaikan suhu terutama struktur anatomi dengan system vaskularisasi yang
sedikit seperti serat saraf. Walau kemungkinan terjadi pada penggunaan radiofrekuensi pada pesawat
MRI masih memerlukan penelitian mendalam1.

Non-thermal effects
Catatan biophysicist Jerman Roland Glaser, telah membuktikan bahwa ada beberapa molekul
thermoreceptor dalam sel, dan bahwa mereka mengaktifkan pemancaran messenger systems kedua dan
ketiga, Mekanisme ekspresi gen dan produksi heat shock proteins untuk mempertahankan sel melawan
metabolic cell stress yang disebabkan oleh panas. Peningkatan suhu yang menyebabkan perubahan ini
sangat kecil .
Peneliti Swedia dari Universitas Lund, Salford, Brun, Perrson, Eberhardt and Malmgren, telah
mempelajari efek-efek radiasi mikrowave pada otak tikus. Mereka menemukan kebocoran albumin ke
dalam otak melalui suatu perembesan blood-brain barrier1. 

Efek Interaksi Medan Magnet .


Kemungkinan Efek merugikan dari paparan medan magnet pada pekerja magnetic resonance imaging
(MRI), mengacu pada international guidelines on limiting occupational exposure to electromagnetic fields
(EMFs), Health Protection Agensy (HPA), the World Health Organization (WHO) serta the International
Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP) .
Berikut tiga kelas interaksi fisika medan magnet statis dengan system biologi yang telah di dukung oleh
data eksperimental :
(1) Interaksi Elektrodinamika dengan arus konduksi. Arus ion berinteraksi dengan medan magnet static
sebagai suatu hasil gaya Lorentz yang mendesak pergerakan pembawa muatan. Efek ini menimbulkan
arus dan potensial listrik. Aliran potensial (arus konduksi) biasanya dihubungkan dengan kontraksi
ventikel dan pemompaan darah ke dalam aorta.Interaksi Lorentz juga dihasilkan pada gaya
magnetohydrodynamic force yang melawan aliran darah. Penurunan aliran darah aorta diestimasi hingga
10% pada 15 T.
(2) Efek Magnetomekanik.
(3) Efek pada electronic spin states dari reaksi intermedial. Beberapa kelasrekasi kimia organik dapat
dipengaruhi oleh medan magnet static pada range 10 hingga 100mT sebagai suatu hasi dari efek pada
electronic spin states dari reaksi intermedial. Suatu spin- berkorelasi dengan pasangan radikal yang
mungkin merupakan rekombinasi dan mencegah pembentukan suatu produk reaksi. Kebanyakan
penelitian menggunakan efek medan magnet pasangan radikal.
Sejumlah efek bilogis yang berbeda dari medan magnet statis telah dilakukan in vitro. Endpoints studi
mencakup orientasi sel, aktifitas metabolisme sefisiologi membrane sel,ekspresi gen, pertumbuhan sel
dan genotoksisitas.Terdapat evidensi bahwa medan magnet statis dapat mempengaruhi beberapa
endpoints pada intensitas lebih rendah dari 1 T, dalam mT range.
Dalam studi epidemologi pada pekerja (operator MRI) dicurigai potensi munculnya kanker, perubahan
haematologi, aberasi kromosom, reproductif outcomes, dan kelainan musculoskeletal. Percobaan pada
binatang dalam laboratorium ditemukan gejala gangguan pada system saraf, jantung dan aliran darah
serta system endokrin10,11.
Kesimpulan.
Dari data teoritis dan eksperimental menunjukkan kemungkinan terjadinya efek merugikan pada
penggunaan ultrasound pada USG, frekuensi radio dan medan magnet pada MRI, sehingga sebaiknya
pemeriksaan tersebut dilakukan mutlak berdasarkan kebutuhan medis, dengan tetap mengupayakan
pengurangan waktu dan dosis paparan. Pengurangan dosis paparan dapat ditunjang ditunjang oleh
pengetahuan dan keterampilan yang memadai dari operator.

...

Seperti yang kalian ketahui semua bahwa alat USG Kehamilan untuk melihat kondisi bayi didalam janin sang ibu, apakah bayi itu sehat, atau
mengalami kecacatan, bahkan untuk yang mendekati bulan kelahiran, seseorang bias tahu jenis kelamin bayi tersebut, semua itu dapat diketahui
dengan sebuah alat yang lebih dikenal dengan USG. USG atau Ultra SonoGrafi  adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
 Teknologi transduser digital sekitar tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan
melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar
dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi
suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
CARA KERJA USG
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar
pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk
mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor
Monitor digunakan untuk memperlihatkan apa yang terjadi ada didalam janin anda.

3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah
CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG
MENJADI GAMBAR

...

Setiap wanita kota besar yang pernah mengandung, hampir dipastikan mengenal mesin ultrasonography atau USG.
Mungkin di antara mereka ada yang hanya mengetahui namanya. Sebagian besar yang lain dapat dipastikan pernah
menjalani pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan alat itu.

Tapi, seberapa jauh pengetahuan kita tentang alat yang mulai digunakan di Indonesia pada dekade 1980-an ini?
Secara prinsip,USG merupakan alat yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi amat tinggi yang
dipantulkan ke tubuh kemudian dipantulkan kembali ke layar monitor.

Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transducer. Ini adalah komponen yang dipegang dokter
atau tenaga medis. Fungsinya adalah mengalirkan gelombang suara dan menerima pantulannya. Kedua, monitor.
Alat ini berfungsi memunculkan gambar.

Ketiga, mesin USG sendiri. Alat ini berfungsi mengubah pantulan gelombang suara menjadi gambar di monitor.
Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada komputer personal.

Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang lazim ditempuh. Pertama, metode
transabdominal. Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan mengoleskan semacam jelly
di perut lalu menggerakkan transducer untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly
berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang suara.

Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar
yang dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada lebih dekat
dengan transducer ketimbang pada metode transabdominal.

Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tak berefek negatif apa pun buat wanita hamil dan janin yang
dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan,
pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.

Ada beberapa alasan dokter menjalankan pemeriksaan kehamilan dengan USG. Pertama, untuk memastikan bahwa
bayi tumbuh di rahim dan bukan di saluran indung telur.

Kedua, menentukan usia kehamilan. Ketiga, memastikan bahwa si bayi tumbuh dengan normal. Keempat,
memperkirakan berat badan bayi dalam rahim. Kelima, mendeteksi jenis kelamin bayi.
Lebih dari itu, pemeriksaan kehamilan dengan USG juga bisa mengetahui keadaan anatomi, jumlah cairan ketuban,
keadaan jantung, pergerakan dan pernapasan, ukuran-ukuran yang tepat mengenai, misalnya panjang tulang paha,
diameter kepala, dan ukuran perut bayi.

Lalu Bagaimana Dampaknya terhadap Janin?


Sejumlah wanita berpendapat, pemeriksaan USG yang terlampau sering dapat menyebabkan kerusakan janin dalam
kandungan. Akhirnya, ketika menjalani kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali menjalani
pemeriksaan USG.

Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi eksperimental pada manusia dan hewan yang
dilakukan di manca negara, tak pernah ditemukan efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam situs
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak
400 kali.

Dr. Azen Salim Sp OG menyatakan, USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan radiasi
gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar
rontgen.

Azen menyatakan, dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu
maupun bayinya. Menurut Azen, pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu
semakin sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak
dikehendaki.

Misalnya, pada kasus bayi kembar. Azen menyatakan, tanpa USG, “Bagaimana kita tahu, kalau bayi yang satu dapat
makan, sementara yang satu lagi tidak”. Memang tidak bisa, kecuali kita punya kemampuan supranatural.
...

Pernah ada artikel yang menyatakan paparan usg yang lebih dari 7 menit dikhawatirkan dapat
mengganggu perkembangan janin, juga ada pendapat bahwa usg dapat memicu autisme, namun kedua
pendapat ini tidak terbukti melalui penelitian lebih lanjut.

Usg adalah scan yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan, usia, berat dan ukuran janin dalam
kandungan. Usg sudah digunakan sejak tahun 1961 dan mulai digunakan di indonesia sejak tahun 1980.
Sejak itu belum ada keluhan bahwa usg memiliki dampak negatif bagi janin. Usg tidak menggunakan
radiasi, jarum suntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh, dan tiap pemeriksaan
usg pun biasanya hanya memakan waktu 5 menit.

Usg perlu dilakukan pada minggu ke 7 kehamilan, gunanya untuk memastikan kehamilan, menilai detak
jantung, serta ukuran panjang janin untuk menentukan usia kehamilan.

Usg yang kedua biasa dilakukan pada kehamilan 18-22 minggu, untuk menilai kelainan kongenital,
bentuk, posisi plasenta, detak jantung, dan perkembangan janin.

Usg yang ketiga biasa dilakukan pada kehamilan minggu ke 34 untuk mengevaluasi ukuran janin,
pertumbuhan, pergerakan, dan pernafasan janin. Jumlah air ketuban di sekitar janin, posisi bayi dan
plasenta.

Usg relatif aman karena menggunakan frekuensi suara 20ribu hertz dan digunakan menyebar. Jadi tidak
perlu khawatir, walau pun dilakukan satu bulan sekali, atau lebih sering, usg tidak akan berdampak buruk
bagi janin anda. Artikel yang menyinggung bahaya usg menyebutkan, bahwa bukan berapa sering anda
usg yang berbahaya, melainkan berapa lama usg itu berlangsung. Ekstrim-nya, usg tidak masalah
dilakukan setiap hari, selama usg tidak dilakukan lebih dari 7 menit. Namun, sekali lagi, pernyataan ini
saya peroleh dari sebuah situs, tetapi tanpa mencantumkan penelitian lebih lanjut.

You might also like