Professional Documents
Culture Documents
...
ANENSEFALUS
Gejalanya berupa:
Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
Bayi
- tidak memiliki tulang tengkorak
- tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
- kelainan pada gambaran wajah
- kelainan jantung.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam
keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari
setelah lahir.
MIKROSEFALUS
Penyebab utama:
Sindroma Down
Sindroma cri du chat
Sindroma Seckel
Sindroma Rubinstein-Taybi
Trisomi 13
Trisomi 18
Sindroma Smith-Lemli-Opitz
Sindroma Cornelia de Lange
Penyebab sekunder:
Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
Keracunan metil merkuri
Rubella kongenital
Toksoplasmosis kongenital
Sitomegalovirus kongenital
Penyalahgunaan obat oleh ibu hamil
Kekurangan gizi (malnutrisi).
ENSEFALOKEL
PORENSEFALUS
HIDRANENSEFALUS
Ketika lahir, bayi tampak normal. Ukuran kepala dan refleks spontannya
(misalnya refleks menghisap, menelan, menangis dan menggerakkan
lengan dan tungkainya) tampak normal. Tetapi beberapa minggu
kemudian, biasanya bayi menjadi rewel dan ketegangan ototnya
meningkat.
Setelah berusia beberapa bulan, bisa terjadi kejang dan hidrosefalus.
Gejala lainnya adalah:
- gangguan penglihatan
- gangguan pertumbuhan
- tuli
- buta
- kelumpuhan (kuadriplegi spastis)
- gangguan kecerdasan.
HIDROSEFALUS
Gejala lanjut:
- Penurunan fungsi mental
- Gangguan perkembangan
- Penurunan pergerakan
- Gerakan menjadi lambat atau terhambat
- Tidak mau makan/menyusu
- Lemas, tidur terus
- Beser
- Menangis dengan nada tinggi, keras dan singkat
- Gangguan pertumbuhan.
Gejala pada bayi yang lebih tua dan anak-anak bervariasi, tergantung
kepada luas kerusakan akibat penekanan terhadap otak. Gejalanya mirip
dengan gejala hidrosefalus lanjutan pada anak-anak atau bisa berupa:
- Sakit kepala
- Muntah
- Gangguan penglihatan
- Juling
- Pergerakan mata yang tidak terkendali
- Hilangnya koordinasi
- Langkahnya tidak tegas
- Kelainan mental (misalnya psikosa).
Mengetuk tulang tengkorak secara perlahan dengan ujung jari tangan akan
menunjukkan suara abnormal akibat penipisan dan pemisahan tulang-
tulang tengkorak.
Vena pada tulang tengkorak tampak melebar. Lingkar kepala membesar
atau kepala membesar hanya pada bagian tertentu (paling sering di daerah
dahi). Mata tampak tertekan (gambaran sunset, dimana bagian putih mata
terlihat diatas iris).
Pemeriksaan saraf menunjukkan adanya defisit neurologis fokal (gangguan
fungsi saraf yang sifatnya lokal) dan refleks yang abnormal.
Jika tidak diobati, angka kematian mencapai 50-60%. Anak yang bertahan
hidup akan mengalami kelainan intelektual, fisik dan saraf.
Prognosis untuk hidrosefalus yang diobati bervariasi, tergantung kepada
penyebabnya. Jika anak bertahan hidup selama 1 tahun, maka hampir
sepertiganya memiliki fungsi intelektual yang normal tetapi kelainan
sarafnya tetap ada.
Hidrosefalus yang tidak disebabkan oleh infeksi memiliki prognosis yang
terbaik, sedangkan jika penyebabnya adalah tumor maka prognosisnya
paling buruk.
SINDROMA ARNOLD-CHIARI
Utrasonografi (USG) adalah peralatan pencitraan non-invasif yang telah digunakan secara
luas pada pencitraan radiologi diagnostik.
Umumnya USG dianggap sebagai pemeriksaan yang aman karena tidak menggunakan
radiasi ionisasi.
Jadi secara awam, USG adalah alat untuk melihat organ tubuh bagian dalam dengan
menggunakan gelombang ultrasound
Meskipun ultrasound sendiri tidak menghasilkan audible noise, vibrasi sekunder dapat
menghasilkan noise sebesar 100 decibels, meyebabkan fetus untuk bergerak. Efek lain yang
sepenuhya belum dipahami betul meliputi pembentukan gelembung-gelembung kecil dalam
jaringan (suatu proses yang dikenal dengan sebutan cavitation), menginduksi aliran dalam
cairan tubuh serta menghasilkan creation sejumlah zat-zat beracun (toxic chemicals).
Menurut suatu penelitian tahun 1998 suhu meningkat sekitar 4.5 degrees Centigrade (8.1
derajat Fahrenheit) yang diukur pada otak fetus yang diperiksa selam 2 menit dengan USG
Doppler. Penelitian lain menunjukkan efek merugikan pada divisi sel dalam sumsum tulang
yang sedang dipapar ultrasound.
Pada Oktober 2004, Pasko Rakic, Kepala Bagian Neurobiology pada Yale University,
mengumumkan bahwa dia dan koleganya telah menemukan kelainan dari migrasi normal
sel-sel dalam otak fetus selama dipapar dengan ultrasound. Rakic sedang melakukan
penelitian yang berbiaya $3 miliar untuk melihat efek yang sama yang terjadi pada kera
selama kehamilan. Pada manusia, gangguan semacam itu biasanya dijumpai akibat virus,
mutasi gen dan pemakian obat-obat tertentu yang diperkirakan menyebakan autisme
maupun ketidak mampuan belajar. Pada penelitian-penelitian lain terhadap yang telah
terpapar ultrasound dicurigai terjadinya gangguan pertumbuhan, dyslexia, dan
keterlambatan berbicara.
Efek dari Interaksi gelombang suara dengan tubuh sangat kompleks dan dipengaruhi oleh
banyak factor salah satunya adalah perbedaan respon sel (tulang berbeda dengan otot).
Tulang sangat sensitive terhadap panas akibat ultrasound: kepala fetus pada trimester
ketiga memanas hingga 50 kali lebih cepat dibandingkan jaringan otak yang berarti jaringan
otak yang terbungkus tulang tengkorak, seperti pada kelenjar pituitary dan hypothalamus,
rentang terhadap resiko sekunder kenaikan suhu.
...
INTISARI
Magnetic resonance imaging (MRI) and ultrasonografi (USG) adalah peralatan pencitraan non-invasif
yang telah digunakan secara luas pada pencitraan radiologi diagnostik. Umumnya MRI dan USG
dianggap sebagai pemeriksaan yang aman karena tidak menggunakan radiasi ionisasi.
Namun banyak penelitian yang mengindikasikan kemungkinan adanya resiko pada pemeriksaan
Ultrasound dan MRI. Dengan demikian, penting untuk mengetahui mengapa kemungkinan tersebut
dapat terjadi sehingga penggunaannya dapat dilakukan secara bijak dan berdasarkan indikasi medis.
Pendahuluan
MRI adalah pencitraan radiology mutakhir yang memanfaatkan interaksi proton-proton tubuh dengan
gelombang radiofrekuensi (RF) dalam medan magnet kuat. Sedangkan USG atau Ultrasonografi adalah
pencitraan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi ( 2- 13 Mhz) untuk memperlihatkan
gambaran organ-organ tubuh yang disebut Sonogram.1
Dibandingkan dengan jenis pencitraan yang menggunakan radiasi ionisasi (Sinar-X atau radiasi pancaran
dari bahan radioaktif), jelas kedua jenis pemeriksaan ini lebih aman, sehingga terkesan secara populer
bahwa kedua jenis pemeriksaan ini aman sehingga tak ada keraguan dilakukan pemeriksaan berulang-
ulang dalam waktu kapan saja, bahkan sebagian pemeriksaan misalnya melakukan pemeriksaan USG
untuk mengambil print photo bayi dalam kandungan sebagai arsip keluarga dari bulan-bulan kehamilan
telah menjadi sebagai suatu gaya hidup.The American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) merilis
pernyataan berikut ini:
The AIUM sangat menetang penggunaan non medis dari ultrasound untuk tujuan psychososial atau
tujuan-tujuan hiburan (entertainment purposes). Penggunaan baik 2 dimensi (2D) atau (3D) ultrasound
hanya untuk melihat fetus, memperoleh gambar fetus, atau menentukan jenis kelamin (fetal gender)
tanpa indikasi medis adalah tidak tepat serta tidak sesuai dengan praktek medis yang bertanggung
jawab2.
Dari kajian independen kedua jenis pemeriksaan tersebut tanpa dipengaruhi oleh perbandingan dengan
pencitraan yang menggunakan radiasi ionisasi, apakah kedua jenis pemeriksaan ini betul-betul aman
adalah merupakan topik yang menarik untuk dikaji .
Klasifikasi radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau
gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Secara garis besar radiasi digolongkan ke
dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion.
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif
dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah
partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki
karakteristik khusus.
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
Gelombang radiofrekuensi yang digunakan pada MRI adalah Radiasi non-pengion3.
Interaksi Radiasi dan Gelombang Ultrasound Dengan Medium Biologi
Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh
tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama.
Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan
sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen
utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang
berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang
sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat
penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar
manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu
rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan
spesifik.
Jenis Interaksi radiasi maupun gelombang ultrasound dengan tubuh (medium bilogi) dapat berupa :
1. Terjadi Pemantulan misalnya pada USG
2. Penyerapan
- Transfer energi
- Ionisasi
- Eksitasi
- Efek Fotolistrik, Compton, Produksi
Pasangan.
Gelombang radiofrekuensi hanya akan memberikan transfer energi dan pada energi tertentu dapat
mengeksitasi sedangkan Gelombang ultrasound akan diserap, dan dipantulkan. Dengan besarnya
penyerapan tergantung pada koefisien serapan dari materi. Berikut jenis organ dan koefisien
serapannya :
Gelombang radiofrekuensi hanya akan memberikan transfer energi dan pada energi tertentu dapat
mengeksitasi sedangkan Gelombang ultrasound akan diserap, dan dipantulkan. Dengan besarnya
penyerapan tergantung pada koefisien serapan dari materi. Berikut jenis organ dan koefisien
serapannya :
Organ Koefisien serapan (cm-1)
Otot 0,13
Lemak 0,05
Otak 0,11
Tulang 0,4
Air 2,5 x 10-4
Beberapa efek dari gelombang radiofrekuensi dan ultrasound dapat dibagi dalam tiga kelompok utama
yaitu1 :
• Mekanik berupa Vibrasi jaringan yang dapat membentuk emulsi
• Panas :
Sebagai contoh dari efek penyerapan (transfer energi) adalah Untuk dosis 1 Gy = 1 J/kg bahan = 0,24 kal.
Dengan menggunakan persamaan :Q = m c Δ t dengan c tubuh = 0,83 kal/grmºC, akan di dapat Δ t =
(0,24)/(1000 x 0,83) ºC = 0,28 mili ºC sehingga perubahan suhu terlalu kecil untuk dideteksi.
• Kimia :
• Depolymerisation – secara eksperimental ultrasound dapat merusak polisakarida dan polipetida yang
mencakupi DNA. Efek ini belum dilaporkan pada prosedur USG rutin.
• Oksidasi
• Reduksi
Non-thermal effects
Catatan biophysicist Jerman Roland Glaser, telah membuktikan bahwa ada beberapa molekul
thermoreceptor dalam sel, dan bahwa mereka mengaktifkan pemancaran messenger systems kedua dan
ketiga, Mekanisme ekspresi gen dan produksi heat shock proteins untuk mempertahankan sel melawan
metabolic cell stress yang disebabkan oleh panas. Peningkatan suhu yang menyebabkan perubahan ini
sangat kecil .
Peneliti Swedia dari Universitas Lund, Salford, Brun, Perrson, Eberhardt and Malmgren, telah
mempelajari efek-efek radiasi mikrowave pada otak tikus. Mereka menemukan kebocoran albumin ke
dalam otak melalui suatu perembesan blood-brain barrier1.
...
Seperti yang kalian ketahui semua bahwa alat USG Kehamilan untuk melihat kondisi bayi didalam janin sang ibu, apakah bayi itu sehat, atau
mengalami kecacatan, bahkan untuk yang mendekati bulan kelahiran, seseorang bias tahu jenis kelamin bayi tersebut, semua itu dapat diketahui
dengan sebuah alat yang lebih dikenal dengan USG. USG atau Ultra SonoGrafi adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Teknologi transduser digital sekitar tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan
melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar
dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi
suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
CARA KERJA USG
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar
pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk
mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor
Monitor digunakan untuk memperlihatkan apa yang terjadi ada didalam janin anda.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah
CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG
MENJADI GAMBAR
...
Setiap wanita kota besar yang pernah mengandung, hampir dipastikan mengenal mesin ultrasonography atau USG.
Mungkin di antara mereka ada yang hanya mengetahui namanya. Sebagian besar yang lain dapat dipastikan pernah
menjalani pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan alat itu.
Tapi, seberapa jauh pengetahuan kita tentang alat yang mulai digunakan di Indonesia pada dekade 1980-an ini?
Secara prinsip,USG merupakan alat yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi amat tinggi yang
dipantulkan ke tubuh kemudian dipantulkan kembali ke layar monitor.
Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transducer. Ini adalah komponen yang dipegang dokter
atau tenaga medis. Fungsinya adalah mengalirkan gelombang suara dan menerima pantulannya. Kedua, monitor.
Alat ini berfungsi memunculkan gambar.
Ketiga, mesin USG sendiri. Alat ini berfungsi mengubah pantulan gelombang suara menjadi gambar di monitor.
Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada komputer personal.
Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang lazim ditempuh. Pertama, metode
transabdominal. Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan mengoleskan semacam jelly
di perut lalu menggerakkan transducer untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly
berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang suara.
Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar
yang dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada lebih dekat
dengan transducer ketimbang pada metode transabdominal.
Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tak berefek negatif apa pun buat wanita hamil dan janin yang
dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan,
pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.
Ada beberapa alasan dokter menjalankan pemeriksaan kehamilan dengan USG. Pertama, untuk memastikan bahwa
bayi tumbuh di rahim dan bukan di saluran indung telur.
Kedua, menentukan usia kehamilan. Ketiga, memastikan bahwa si bayi tumbuh dengan normal. Keempat,
memperkirakan berat badan bayi dalam rahim. Kelima, mendeteksi jenis kelamin bayi.
Lebih dari itu, pemeriksaan kehamilan dengan USG juga bisa mengetahui keadaan anatomi, jumlah cairan ketuban,
keadaan jantung, pergerakan dan pernapasan, ukuran-ukuran yang tepat mengenai, misalnya panjang tulang paha,
diameter kepala, dan ukuran perut bayi.
Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi eksperimental pada manusia dan hewan yang
dilakukan di manca negara, tak pernah ditemukan efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam situs
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak
400 kali.
Dr. Azen Salim Sp OG menyatakan, USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan radiasi
gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar
rontgen.
Azen menyatakan, dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu
maupun bayinya. Menurut Azen, pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu
semakin sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak
dikehendaki.
Misalnya, pada kasus bayi kembar. Azen menyatakan, tanpa USG, “Bagaimana kita tahu, kalau bayi yang satu dapat
makan, sementara yang satu lagi tidak”. Memang tidak bisa, kecuali kita punya kemampuan supranatural.
...
Pernah ada artikel yang menyatakan paparan usg yang lebih dari 7 menit dikhawatirkan dapat
mengganggu perkembangan janin, juga ada pendapat bahwa usg dapat memicu autisme, namun kedua
pendapat ini tidak terbukti melalui penelitian lebih lanjut.
Usg adalah scan yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan, usia, berat dan ukuran janin dalam
kandungan. Usg sudah digunakan sejak tahun 1961 dan mulai digunakan di indonesia sejak tahun 1980.
Sejak itu belum ada keluhan bahwa usg memiliki dampak negatif bagi janin. Usg tidak menggunakan
radiasi, jarum suntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh, dan tiap pemeriksaan
usg pun biasanya hanya memakan waktu 5 menit.
Usg perlu dilakukan pada minggu ke 7 kehamilan, gunanya untuk memastikan kehamilan, menilai detak
jantung, serta ukuran panjang janin untuk menentukan usia kehamilan.
Usg yang kedua biasa dilakukan pada kehamilan 18-22 minggu, untuk menilai kelainan kongenital,
bentuk, posisi plasenta, detak jantung, dan perkembangan janin.
Usg yang ketiga biasa dilakukan pada kehamilan minggu ke 34 untuk mengevaluasi ukuran janin,
pertumbuhan, pergerakan, dan pernafasan janin. Jumlah air ketuban di sekitar janin, posisi bayi dan
plasenta.
Usg relatif aman karena menggunakan frekuensi suara 20ribu hertz dan digunakan menyebar. Jadi tidak
perlu khawatir, walau pun dilakukan satu bulan sekali, atau lebih sering, usg tidak akan berdampak buruk
bagi janin anda. Artikel yang menyinggung bahaya usg menyebutkan, bahwa bukan berapa sering anda
usg yang berbahaya, melainkan berapa lama usg itu berlangsung. Ekstrim-nya, usg tidak masalah
dilakukan setiap hari, selama usg tidak dilakukan lebih dari 7 menit. Namun, sekali lagi, pernyataan ini
saya peroleh dari sebuah situs, tetapi tanpa mencantumkan penelitian lebih lanjut.