You are on page 1of 12

REVOLUSI INDUSTRI DI INGGRIS (1760-1860)

A Khudori Soleh

Sains atau pengetahuan, menurut Ziauddin Sardar,1


adalah sebuah fenomena kultural. Statemen ini didasarkan atas
pemikiran bahwa setiap kultur --disadari atau tidak, jelas atau
kabur-- mempunyai pandangan sendiri mengenai dunia,
masyarakat dan pengetahuan. Ia juga menghadapi problema-
problema dasar manusia dan menunjukkan rasionalitasnya
hingga tingkat tertentu, sehingga sebuah kultur mempunyai
semacam pengetahuan atau sains. Diantara kultur yang ada,
saat ini, kultur Barat adalah yang paling unggul dan memiliki
“ilmu-ilmu pengetahuan” yang paling rasional.2
Meski demikian, apa yang telah dicapai oleh kultur Barat
tersebut bukan sesuatu yang tanpa perjuangan. Kemajuan Barat
sekarang adalah hasil perjalanan panjang yang akarnya telah
dimulai sejak zaman renaisance,3 pergolakan politik, sosial dan
ekonomi pada abad pertengahan. Tidak hanya itu, bahkan ia
juga sangat dipengaruhi oleh adanya revolusi industri di Inggris.
Dilihat dari pengaruh yang ditimbulkannya, revolusi
industri merupakan salah satu momentum sejarah yang sangat
spektakuler dalam sejarah peradaban Barat, karena dari revolusi
industri ini kemudian terjadi perubahan besar dalam sistem
perekonomian Barat dan berpengaruh terhadap sistem
perdagangan dunia di fase berikutnya. Gejala timbulnya revolusi
industri sendiri tidak hanya di sebabkan oleh satu sebab, tetapi
oleh berbagai faktor; politik, ekonomi, psikologi kebangsaan,
struktur masyarakat, pengetahuan, dan lain-lain. Tegasnya,
proses industrialisasi di Inggris juga dipengaruhi oleh serentetan
peristiwa sebelumnya (Renaissance, Aufklarung) dan
perkembangan faham (Nasionalisme, Kapitalisme, Rationalisme)
yang terjadi di Eropa pada saat itu.4 Makalah ini membahas
revolusi Industri di Inggris, tapi dengan hanya menfokuskan
rentang waktu antara tahun 1760-1870 M. 5
1
Ziauddin Sardar, Sains, Tekhnologi dan Pembangunan di Dunia Islam, terj.
Rahmani Astuti, (Bandung : Penerbit Pustaka, 1989), 59.
2
Meskipun kultur-kultur lain juga telah memiliki ilmu pengetahuan mereka
sendiri pada era keemasan.. Ibid.
3
Ziauddin Sardar, “The Quest of a New Science”, paper yang dikemukakan
dalam CNAM Colloque, 4-6 Desember, 1975, Paris; juga paper-paper dari Muslim
Institute No. 1, Open Press, Slough, 1976.
4
J.M. Romein, Peradaban Eropa sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, penterj.
Noer Toegiman, (Bandung-Jakarta-Amsterdam, Ganaco N.V, 1956), 67-126.
5
Arti kata Revolusi adalah : perubahan ketatanegaraan secara fundamental
yang menyangkut pembagian kekuasaan politik, status sosial, ekonomi, dan sikap
budaya masyarakat. Revolusi biasanya diikuti oleh meluasnya dan meningkatnya
Revolusi Industri 8/16/2008 2

A. Latar Belakang
Revolusi yang terjadi di Eropa bukan sekedar serangkaian
pergolakan politik dan sosial yang telah menimpa Prancis serta
wilayah negara tetangga selama dasawarsa terakhir abad-18,
tetapi lebih merupakan usaha akbar penduduk dunia Barat
untuk mempercepat proses pembebasan manusia agar ia dapat
lebih menikmati kebahagian duniawi.6
Dimulai dari serangkaian penemuan wilayah baru atau
tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut
Eropa pada abad 15 dan 16, berkembanglah perdagangan lewat
laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis
yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland,
Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan
golongan menegah ini, yang menguasai sektor ekonomi dan
melahirkan kapitalisme,7 akhirnya berhadapan dan melahirkan
tingkat kekerasan, mobilitas massa dan perjuangan ideologi. Revolusi dapat diawali
oleh kudeta atau pemberontakan. Kondisi yang dapat menimbulkan revolusi ialah jika
terjadi jurang yang tidak dapat diterima lagi antara harapan untuk memenuhi
kebutuhan dan kebutuhan yang dapat benar-benar terpenuhi, serta terjadinya aliansi
antara kelas menengah dikota (kaum intelektual, golongan profesi dan golongan
borjuis), dan golongan petani dipedesaan, bukan hanya dalam melawan musuh yang
sama melainkan juga dalam memperjuangkan cita yang sama. Sementara Revolusi
Industri berarti : perubahan radikal dalam usaha mencapai produksi dengan
menggunakan mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga
pemproses. Lihat B. N. Marbun, S. H, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996), 557-558.
6
Terlebih dahulu manusia membebaskan diri dari pengekangan alam. Sejak
berabad-abad ia membudidayakan jenis tanaman yang sama; ia harus tunduk pada
resiko pada produksi yang sama pula, apabila hasil panen menurun maka hal ini berarti
musibah; kekurangan pangan , dan acapkali terjadi kelaparan disertai dengan angka
kematian yang tinggi. Masuknya tanaman baru di Eropa yang kebanyakan berasal dari
Amerika maupun pengubahan metode pembudidayaan, menyebabkan angka kegagalan
panenan menurun dan boleh dikatakan menghapus musibah kelaparan serta
mengurangi bahaya kekurangan pangan. Inilah unsur-unsur revolusi pertanian yang
mendatangkan kenyataan lain, yaitu revolusi kependudukan. Kependudukan dunia
Barat mulai menunjukkan angka yang melonjak dengan pesat; bahkan sedemikian cepat
sehingga dianggap perlu menanggulangi pertumbuhan ini, mengendalikannya , melalui
rencana pembatasan kelahiran. Pembatasan ini mulai diterapkan pada abad 18 di
sejumlah negara di sejumlah daerah sebelah Barat. Jacques Godechot, Revolusi di Dunia
Barat (1770-1799), penterj. Tim Penerjemah Pusat Kebudayaan Prancis Surabaya,
(Yogyakarta : Gajah Mada University Press,1989), p.202-203
7
Kapitalisme, dalam bahasa Inggris capitalism. Dari kata Latin caput (kepala); kata
capitalis dikaitkan dengan usaha mempertahankan kepala, kehidupan, kesejahteraan.
Ungkapan klasik kapitalisme dikaitkan dengan Adam Smith. Dia menganjurkan
permainan bebas pasar yang memiliki aturannya sendiri. Ia yakin dengan persaingan,
pekerjaan dari tangan yang tak kelihatan akan menaikkan harga-harga kepada tingkat-
tingkat alamiah dan mendorong tenaga kerja dan modal beralih dari perusahaan yang
kurang menguntungkan. Pendek kata, usaha-usaha kompetitif manusia akan dengan
Revolusi Industri 8/16/2008 3
ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi
sebelumnya.
Kekacaubalauan yang ditimbulkan dari ketegangan dua
golongan diatas pada gilirannya menjadi pokok renungan kaum
intelektual saat itu untuk membebaskan diri dari konsep lama,
pola pemikiran dalam bentuk kuno, yang disebut revolusi
intelektual. Revolusi ini ditandai dengan penyebaran
Pencerahan, keberhasilan para filusuf dan karya-karya mereka.
Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam
menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang
terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad
mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia
dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750,
di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. 8
Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah
jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk
menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang
ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad
pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai
oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal dari
perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang
kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya
bergerak dalam perdagangan, tetapi meluas juga pada dunia
produksi.9
Secara garis besar, revolusi industri mencakup beberapa
hal; (1) mekanisasi industri dan pertanian; (2) Penggunaan
energi untuk industri; (3) Perkembangan sistem pabrik; (4)
Kecepatan yang luar biasa dari angkutan dan komunikasi; dan
(5) Penambahan yang besar dari kontrol kapitalistik terhadap
hampir semua cabang-cabang kegiatan ekonomi.10

B. Kemunculan Revolusi Industri.


Kapan sebenarnya revolusi industri di Inggris muncul?
Tidak mudah untuk dijawab, karena persoalan ini sendiri masih
dalam perdebatan para ahli.11 Ada yang berpendapat bahwa
revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada
juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara
umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara

sendirinya berubah menjadi kepentingan bersama (kesejahteraan bersama), Lihat :


Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996), p.391 .
8
Lihat : Jacques Godechot, Revolusi di Dunia Barat (1770-1799),p.203.
9
Edward McNall Burns, Western Civilizations Their History and Their Culture,
Edisi ke-5 Chapter: 23, New York, 1958, p.631.
10
Ibid.
11
Lihat : P. Mantoux, The Industrial Revolution in the Eighteen th Century, Reprint
New York, 1961, 42-43.
Revolusi Industri 8/16/2008 4
Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara-negara
lainnya dalam hal pembangunan pabrik-pabrik yang
menggunakan mesin-mesin berat. Diantara cabang-cabang
industri yang dikembangkan saat itu, yang menjadi perintisnya,
adalah sektor pemintalan, penenunan dan industri besi.
Namun demikian, jika diruntut kebelakang, revolusi
industri tersebut bukan permulaan dari rangkaian revolusi-
revolusi yang lain. Sebaliknya, ia adalah “penutup” atau puncak
dari revolusi-revolusi yang terjadi sebelumnya di Eropa. Dimulai
dari revolusi kolonial pertama di Amerika Serikat (1774),12
kemudian bangkitnya kelas menengah di Perancis, 1789,13
muncullah revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri di Inggris
yang dimulai sejak permulaan tahun 1760 ini kemudian
mendapat momentum yang besar pada abad ke-19.
Dalam perkembangan selanjutnya, revolusi industri ini
kemudian merambah dan berpengaruh pada persoalan ekonomi
dan sosial. Yakni merubah susunan masyarakat yang terutama
12
Pada mulanya Perang Tujuh Tahun adalah perjuangan antara emigran Prancis
dan Inggris di Amerika. Perantau Inggris meraih kemenangan, sehingga mereka
mengharapkan segala keuntunan dan tanah subur yang membentang dari pegunungan
Appalachian sampai sungan Mississipi. Tetapi pemerintah Inggris juga menganggap
dirinya sebagai pemenang dan mencadangkandaerah-daerah yang ditaklukkan itu bagi
rakyat Kanada yang baru dikuasainya ataupun bagi para calon emigran. Maka pada
tanggal 7 Oktober 1763, pemerintah Inggris melarang orang lain untuk bermukim di
daerah-daerah tersebut. Lalu pemerintah memutuskan untuk kembali pada sistem
perniagaan yang pernah berlaku pada zaman dahulu, yaitu “sistem ekslusif” yang
melarang koloni untuk berdagang dengan negara lain kecuali negara induk. Disamping
itu, berbagi pajak baru dikenakan di koloni-koloni tanpa dirundingkan terlebih dahulu
dengan dewan-dewan setempat. Pada tahun 1765, Stamp Act mengenakan bea pada
berbagai akta perdagangan dan koran. Semua tindakan tersebut menyebabkan
ketidakpuasan yang besar dan protes yang menyeluruh. Puncak dari protes itu,
diadakannya suatu kongres “kontinental” baru yang kali ini terdiri dari wakil semua
koloni, diselenggarakan di Philadelphia pada tanggal 5 September 1774.
Disampaikannya pada pemerintah Inggris sebuah protes tegas tapi moderat, yang
menentang “peraturan-peraturan paksa”. Jacques Godechot, Revolusi di Dunia Barat
(1770-1799), penterj. Tim Penerjemah Pusat Kebudayaan Prancis Surabaya, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press,1989), p.14-16.
13
Menurut tradisi, para sejarawan selalu beranggapan bahwa Revolusi Prancis
berawal pada tahun 1789. Sebenarnya sudah dimulai dua tahun sebelumnya tetapi
dalam bentuk perlawanan dewan-dewan Corps constitué yang sangat menyerupai
pemberontakan yang terjadi di Amerika, Irlandia, Belanda dan Belgia. Di Prancis, mulai
tahun 1789 revolusi akan melangkah lebih jauh. Tatkala perlawanan kaum bangsawan
terhadap pemerintah melemah dan retak, digantikan oleh perlawanan kaum borjuis
yang segera diperkuat oleh pemberontakan dahsyat kaum tani. Keterpaduan sementara
ketiga pergolakan ini pada awal bualn Agustus, akan menghasilkan runtuhnya Ancien
Régime dan proklamasi prinsip-prinsip yang akn mendasarkan bukan saja rezim baru
Prancis tetapi juga rezim-rezim baru di seluruh Eropa modern. Maka Revolusi Prancis
pada tahun 1789 jauh lebih radikal dan jauh lebih kaya hasil-hasil yang tahan lama
dripada revolusi di negara lainnya. Ibid, p. 43-44.
Revolusi Industri 8/16/2008 5
berdasarkan hubungan-hubungan individual dan milik pribadi
(betapa kecilpun) menjadi masyarakat yang mempunyai sistem
dan ciri-ciri yang khas, adanya majikan. Mayoritas Ahli sejarah
membagi gerakan itu pada dua fase, dengan menjadikan tahun
1860 sebagai tanda garis pemisah antara kedua tingkatan itu.
Periode dari tahun 1860 hingga dewasa ini seringkali disebut
sebagai revolusi Industri ke II. 14

C. Mengapa di Inggris ?
Dalam pandangan sekilas, sangat mengherankan bahwa
suatu kerajaan kecil bukan hanya menjadi pemimpin industri
bagi dunia, tapi memegang tampuk pimpinan lebih dari satu
abad. Seorang ahli filsafat modern menyatakan bahwa negeri
Inggris hingga kira-kira pada abad ke-18 adalah “Negara yang
paling miskin di Eropa Barat”. Bahkan pada zaman pertengahan
Inggris merupakan sudut yang terbelakang dalam kesatuan
politik dan ekonomis Eropa, sebuah pulau terpencil di tepi barat.
Jumlah penghuninya tidak mencapai empat juta (sedangkan
Perancis lebih dari 20 juta). Dalam abad ke-XI pengaruh
kebudayaan Perancis untuk sementara meningkat (William the
Conquerer), tetapi tradisionalisme15 dan isolasionisme penghuni
pulau itu segera mempertahankan diri, yang mewujud antara
lain dalam usaha mengembangkan susunan kenegaraan yang
khusus.16
Dalam bidang ekonomi, sifat-sifat agraris sangat amat
kuat. Tidak ada kota yang penting selain London, dan armada
dagangpun tidak punya. Meskipun pulau itu dikunjungi sejumlah
kapal asing, alasannya hanya karena pulau itu kaya domba. Bulu
domba dari Inggris merupakan bahan mentah utama bagi pusat-
pusat besar industri kain wool dikota-kota Vlaanderen dan Italia
Utara. Pernah ada raja yang berusaha untuk mendirikan industri
itu di Inggris dengan mengundang tukang-tukang dari daratan
Eropa. Tetapi usaha ini tidak sesuai dengan kepentingan
pedagang yang menjadi kaya dari ekspor. Walaupun demikian
terdapat juga industri kecil-kecilan di beberapa propinsi, tetapi
hanya untuk keperluan sendiri, sebab produksinya terlalu kasar

14
Ibid.
15
Tradisionalisme adalah sebuah teori sejarah abad ke-18, yang dikembangkan
oleh para anggota kontrarevolusi di Perancis dan Spanyol. Gerakn ini lahir dari refleksi
atas Pencerahan dan puncaknya dalam Revolusi Perancis. Dilancarkan oleh para
pemikir Katolik, gerakan ini menuntut kembali ke pengendalian oleh Gereja. Gerakan ini
juga bernama Ultramontanisme. Lihat : Lorens Bagus, Kamus Filsafat, p.1116.
16
S.J. Meulen, W.J.van der, Belajar dari Lahirnya Industrialisasi di Eropa,
p.30.Untuk penjelasan lebih lanjut lihat : The Times Atlas of World History, Edited by
Geoffrey Barraclough, Times Books, 1984, p. 210.
Revolusi Industri 8/16/2008 6
dan sederhana untuk bisa bersaing dengan kain halus dari luar
negeri.17
Akan tetapi disamping itu ada beberapa faktor yang
menguntungkan bagi Inggris, antara lain : Pertama; Dalam
realitanya Inggris paling beruntung dari revolusi perdagangan.
Sekalipun pada tahun 1750 Prancis mempunyai perdagangan
luar negeri 25% lebih besar dari perdagangan luar negeri
Inggris. Perlu dicatat bahwa penduduk Prancis paling tidak tiga
kali lipat dibandingkan dengan penduduk Inggris. Selain itu,
Prancis sudah sampai pada batas keluasan imperiumnya, dan
sebagian besar keuntungan perdagangan luar negerinya
dipergunakan untuk peminjaman dan pajak untuk membiayai
tentara yang sangat mahal dan istana yang megah. Sebaliknya
Inggris baru pada tangga pertama dari abad keemasan dari
kekuasaan dan kekayaaan. Ia telah memperoleh koloni-koloni
yang sangat berharga dibelahan dunia sebelah Barat, dan
segera menggabungkan supremasi imperium dan
perdagangannya dengan mengalahkan Prancis pada perang
tujuh tahun.18
Lebih dari itu, sebagian besar dari keuntungan yang
diperoleh Inggris dari perdagangan luar negerinya dipergunakan
untuk penanaman modal yang produktif. Dibandingkan dengan
lainnya pemerintahnya adalah bebas dari korupsi dan
pengeluaran untuk kemewahan. Ongkos untuk memelihara
militernya adalah lebih kecil dibandingkan dengan Prancis, dan
penghasilannya lebih efisien dihimpun, sebagai akibatnya,
pedagang dan pemilik kapalnya dibiarkan memiliki saham yang
lebih besar dari penghasilan yang lebih menguntungkan.
Kedua : Inggris adalah bangsa kapitalis terkemuka. Tidak
mengherankan bila hal ini terjadi di Inggris. Pada permulaan
abad ke-18, tidak ada negara manapun yang memiliki perseroan
kapital perdagangan yang lebih maju ketimbang Inggris.
Perdagangan obligasi diatur sebagai perdagangan yang sah
ketika The London Stock Exchange (Bursa Efek London)
diresmikan pada tahun 1698. Pada tahun 1700 London mampu
berkompetisi dengan Amsterdam sebagai kota uang dunia.
Disamping itu Inggris memiliki sistem bank yang paling baik di
Eropa. Pada puncaknya adalah Bank of England yang didirikan
pada tahun 1694. Sekalipun didirikan dengan tujuan untuk
mengumpulkan dana bagi pemerintah, bank itu diatur sebagai
bank swasta.
Ketiga : Faktor-faktor politik dan sosial tidak kalah
pentingnya pada permulaan Revolusi Industri di Inggris.
17
S.J. Meulen, W.J.van der, Ibid.
18
Edward McNall Burns, Western Civilizations Their History and Their Culture,
p.631.
Revolusi Industri 8/16/2008 7
Meskipun pada saat itu pemerintah Inggris jauh dari demokratis,
namun paling tidak lebih liberal dibandingkan sebagian besar
pemerintahan di Kontinen. Revolusi Agung tahun 1688-1689
telah berjasa besar untuk menegakkan konsepsi kedaulatan
terbatas. Doktrin itu sekarang secara luas diterima, bahwa
kekuasaan negara tidak boleh melampaui batas melindungi hak
alami dari manusia untuk kebebasan dan menikmati kekayaan.
Di bawah pengaruh doktrin ini, Parlemen membatalkan hukum
lama yang memberikan monopoli khusus dan campur tangan
dengan kompetisi yang bebas.19
Selanjutnya mulailah dilakukan politik merkantilistis20
yang ketat. Tetapi dibandingkan dengan merkantilistis Portugal,
Spanyol, dan Perancis (dalam abad ke-XVI dan XVII), raja Inggris
tidak cukup absolut kekuasaannya untuk menjalankan
merkantilisme yang semata-mata fiskal (untuk menambah
perbendaharaan raja). Untuk mendapat pengertian dan
dukungan yang lebih umum, maka didirikanlah kompeni-
kompeni bermonopoli untuk berdagang dengan laut Baltik
(dimana perserikatan Hansa sangat diperlemah), dengan Levant
(bagian timur laut tengah), dengan India dan China, dan
terutama dengan kepulauan-kepulauan di teluk Meksiko (India
Barat) serta koloni-koloni di Amerika Utara. Pada pertengahan
abad ke-XVII Inggris merasa siap untuk menentang perkapalan
dan angkatan laut saingannya (terutama Belanda) dengan
memaklumkan “Navigation Acts”-nya dan sejumlah perang
lautan.21
Dalam rangka perluasan perdagangan serta industri dan
peningkatan kemakmuran, maka bulu domba dan industri kain
bulu domba tetap memainkan peranan yang sangat penting. Hal
ini memperkuat usaha-usaha tuan tanah yang disebut “Revolusi
Agraria Pertama “ dan yang telah dimulai pada abad ke- XV
ketika ekspor bulu domba ke daratan Eropa meningkat. Seorang
tuan tanah pada umumnya mempunyai hak atas sepertiga dari
tanah suatu desa. Tetapi bagian ini terpencar diantara bagian-
bagian kaum tani dan dikerjakan oleh para petani itu dengan
cuma-cuma, sedangkan tanah mereka sendiri dipajaki. Dalam
menggarap tanah dan menyelenggarakan peternakan (domba)
kaum tani masih menggunakan cara-cara kolot dan sikap acuh
tak acuh. Maka banyak tuan tanah (tentu saja dalam wilayah
yang bersangkutan erat dengan pemeliharaan domba) minta
persetujuan parlemen (yang mereka kuasai) untuk
mempersatukan tanah bagian mereka yang tersebar. Ini berarti
19
Ibid.
Merkantilistis adalah politik ekonomi nasional yang melindungi industri sendiri
20

dan mengusahakan peningkatan ekspor.


21
Ibid.
Revolusi Industri 8/16/2008 8
memotong wilayah desa dalam tiga bagian: sepertiga untuk
tuan tanah dan yang dua pertiga dibagikan diantara kaum tani.
22

Keempat : Faktor lain yang juga menguntungkan Inggris


adalah kondisi udara kepulauan Inggris yang lembab sangat
menguntungkan untuk produksi pakaian dari kapas, karena
benangnya tidak mudah rusak dan putus manakala dipintal oleh
mesin. Selain itu, sistem gilda23 dalam produksi dan
peraturannya yang banyak selamanya tidak pernah tertanam di
Inggris, sebagaimana yang terjadi negeri-negeri Kontinental.24
Bahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dibuang, terutama
di negeri-negeri sebelah utara, pada akhir abad ke-17. Inilah
yang menjadi salah satu alasan pokok mengapa revolusi industri
mulai di Inggris Utara, tidak di daerah-daerah dekat Kontinen.
Disamping itu, adanya pemerataan kekayaan daripada negeri-
negeri yang lain, maka orang-orang yang mempunyai dapat
memusatkan perhatiannya pada kwantitas produksi yang besar,
dari bahan yang murah dan biasa lebih daripada membikin
barang-barang mewah yang terbatas.25

D. Wujud Revolusi Industri.


Revolusi industri, pertama kali, ditandai dengan
penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas. Dari tahun
1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin
ini. Salah satu ikhtiar yang dikembangkan adalah mesin
pemintal benang yang diberi nama “Jenny” yang diciptakan
James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama
istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di
temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun
kemudian. Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan
alat pemintal “Jenny” dengan karangka air menjadi sebuah
mesin yang diberi nama “Mule”. Salanjutnya, ditemukan juga
mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang
disempurnakan beberapa tahun kemudian.26
Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong
munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang,
kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin-
mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang dikedai yang
dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya, disini perlu dana
22
Ibid.
23
Gilda adalah sistem menyepuh dengan emas dalam produksi.
24
Negeri-negeri Kontinental adalah negeri yang bertarak atau berbatasan
dengan Benua Eropa, tanpa kepulauan Inggris.
25
Edward McNall Burns, Western Civilizations Their History and Their Culture,
p.631.
26
Ibid, 641
Revolusi Industri 8/16/2008 9
dan lahan yang besar. Untuk itulah, maka pada pertama kalinya,
tahun 1771, Ricard A, penemu mesin kerangka air, mendirikan
sebuah pabrik.27
Pada perkembangan selanjutnya, dengan ditemukan mesin
uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat,
sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Lebih dari itu,
pada akhir abad ke 18, mesin-mesin temuan baru tersebut
bahkan telah menjadi faktor dan alat utama dari sebuah sistem
pabrik, yang pada gilirannya juga memberi pengaruh pada
organisasi kerja. Cara kerja mesin dalam sebuah pabrik menjadi
keharusan, sekaligus komplek, ruwet dan tentu mahal. Pada
gilirannya, sistem kerja mesin-mesin dalam pabrik ini kemudian
melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong
lahirnya industri-industri besar berikutnya.28
Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar
hasil penemuan mesin-mesin “sederhana” sebelumnya,
melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api,
kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap),
telegram dan alat-alat pertanian.29 Kenyataan ini, pada
gilirannya juga melahirkan industri baru untuk mendukung
penemuan-penemuan tersebut.

E. Revolusi Industri Kedua.


Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi
Industri memasuki fase baru yan berbeda dari apa yang sudah
lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua.
Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada
tiga hal : perkembangan proses Bessemer dalam membikin baja
pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kira-kira pada tahun
1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun
1876. Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini
dibanding tahap pertama adalah, (1) adanya penggantian baja
ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian
batu arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok
tenaga dan penggunaan listrik sebagai bentuk pokok tenaga
industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan
yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan
metal yang ringan dan hasil industri kimia; (5) perubahan radikal
dalam transportasi dan komunikasi; (6) pertumbuhan bentuk-

27
Ibid, 643
28
Ibid, 647. Kenyataan ini, misalnya, bisa dilihat pada mesin yang diciptakan
Thomas Newcomen yang kemudian mendorong munculnya mesin uap yang lebih
modern, yang diciptakan James Watt, seorang saintefic dari Univ. Glasgow, 1763.
Penemuan Watt ini, pada gilirannya mendorong munculnya pabrik baja dan produk-
produk baja, karena mesin ciptaan Watt menuntut bahan-bahan yang lebih keras.
29
Ibid, 649
Revolusi Industri 8/16/2008 10
bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya
industrialisasi di Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur
Jauh. Satu dua kalimat rasa-rasanya perlu diberikan untuk
menjelaskan setiap perkembangan yang penting itu.30

Penutup.
Pada bagian ini ada beberapa hal yang patut dicatat dan
dijadikan renungan.
1. Lahirnya revolusi industri dilatarbelakangi oleh munculnya
masyarakat kelas menengah yang memegang sektor ekonomi
yang mampu bersaing dengan kaum feodal tuan tanah.
Dalam kaitannya dengan masa sekarang, jika kita ingin
bangkit menjadi negara besar berarti harus meningkatkan
dan memperdayakan masyarakat kelas menengah. Ekonomi
tidak boleh hanya dipegang oleh beberapa gelintir
konglomerat tetapi harus diratakan diantara masyarakat,
yakni kelas menengah. Kelompok ini harus menjadi meyoritas
dalam sebuah negara, sehingga terjadi pemerataan dan
kemakmuran.
2. Bahwa Inggris bisa menjadi pioner industri, setidaknya
disebabkan oleh tiga hal. Pertama, adanya pemerintahan
yang bersih dan profesional, clean goverment, yang mampu
mengarahkan atau menginvestasikan kekayaan negara pada
sektor-sektor yang benar-benar bermanfaat dan kongkrit,
bukan pada sektor-sektor “luas” yang belum jelas hasilnya.
Kedua, adanya persaingan pasar yang sehat pada pelaku
ekonomi, tanpa adanya proteksi-proteksi atau monopoli-
monopoli dari fihak-fihak tertentu. Ketiga, adanya kondisi dan
sumber alam yang mendukung.
Ini bisa menjadi pelajaran bahwa dalam rangka
meningkatkan ekonomi nasional kita yang terpuruk akhir-
akhir ini, kondisi pasar yang baik dan sehat adalah sesuatu
yang tidak bisa diabaikan, disamping dukungan sumber alam
yang baik. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah
terciptanya pemerintahan yang bersih dari KKN yang mampu
memberikan arahan dan dukungan bagi terciptanya
kemakmuran bersama. Kenyatannya, tanpa adanya clean
goverment dan persaingan pasar yang sehat, Indonesia tetap
saja miskin meski mempunyai sumber alam yang melimpah
dan subur.
3. Perjalanan atau wujud dari revolusi industri ternyata dimulai
dari bawah, dari mesin-mesin ringan dan sederhana,
kemudian berkembang kepada mesin-mesin berat dan besar.
Artinya, dalam mencapai high tecnology, saat ini, kita

30
Ibid.
Revolusi Industri 8/16/2008 11
hendaknya memperkuat basis industri kecil dulu yang sesuai
dengan ketubuhan dan kemampuan masyarakat. Tidak bisa
langsung dengan mesin besar dan berat, karena hal itu belum
tentu terjangkau dan sesuai dengan kemampuan SDM
masyarakat kita yang umumnya masih agraris. Disini perlu
realistis, berjalan secara gradual, tahap demi setahap, sesuai
dengan kemampuan SDM yang ada.
4. Bahwa lahirnya industrialisasi di Inggris tidak hanya
berpengaruh dalam bidang ekonomi tetapi juga berdampak
pada kehidupan sosial, politik, budaya dan bahkan agama.
Kenyataannya, munculnya industri besar telah membuat
Inggris menjadi negara besar dan kuat, dalam bidang sains,
budaya, teknologi. Artinya, ini juga menjadi peringatan
bahwa kemajuan sains dan teknologi pasti mempunyai efek
samping, baik atau buruk, disukai atau tidak, sehingga kita
mesti juga memperhatikan masalah ini [.]

Daftar Pustaka

Edward McNall Burns, Western Civilizations Their History and


Their Culture, Edisi ke-5 Chapter: 23, New York, 1958
Flinn, MW, Origins of the Industrial Revolution, London, 1967
Geoffrey Barraclough (edit), The Times Atlas of World History,
Times Books, 1984
Hartwell, RM, The Industrial Revolution in England, London, 1966
Hobsbawn, EJ, Industry and Empire, Harmondsworth, 1969,
Jacques Godechot, Revolusi di Dunia Barat (1770-1799), penterj.
Tim Penerjemah Pusat Kebudayaan Prancis Surabaya,
(Yogyakarta : Gajah Mada University Press,1989
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1996
Mantoux, The Industrial Revolution in the Eighteen th Century,
Reprint New York, 1961
Marbun, BN, Kamus Politik, Jakarta :Pustaka Sinar Harapan, 1996
Meulen, SJ, dan W.J.van der, Belajar dari Lahirnya Industrialisasi
di Eropa, (Jakarta : Yayasan Kerjasama Perguruan Tinggi
Katolik, tth
Romein, JM, Aera Eropa : Peradaban Eropa sebagai
Penyimpangan dari Pola Umum, penterj. Noer Toegiman,
(Bandung-Jakarta-Amsterdam, Ganaco N.V, 1956
Sardar, Ziauddin, Sains, Tekhnologi dan Pembangunan di Dunia
Islam, Judul Penterj. Rahmani Astuti, (Bandung : Penerbit
Pustaka, 1989
Revolusi Industri 8/16/2008 12
_________, The Quest of a New Science, paper yang dikemukakan
dalam CNAM Colloque, 4-6 Desember, 1975, Paris.

You might also like