You are on page 1of 7

Welding Electrode (WE)

rio bm

Saya ada beberapa pertanyaan (maklum Pak, masih Junior).

1. Apa yang menjadi dasar pemilihan Welding Electrode (WE) dalam setiap pekerjaan
fabrikasi.. Selain jenis logam yang akan di-weld dan jenis pengelasan yang digunakan
tentunya.. </i></p>
2. Bagaimana mengetahui tanda-tanda WE yang baik.. Jenis test apa saja yang perlu
saya lakukan..
3. Bagaimana mengetahui kekuatan sambungan yang dilas. Memang dari WE itu
sendiri bisa diketahui Tensile Stress-nya. Tapi bagaimana kalau bagian yang dilas itu
juga mengalami Beban Transversal, Beban Puntir (Twist) dan Beban Tarik (Contohnya
pada chassis kendaraan Pak)..
4. Bagaimana menentukan pola lasan Pak.. Apakah las penuh atau intermitten.. Dan
tebal fillet lasan..
5. Bagaimana mengetahui kualitas lasan melalui inspeksi visual..
6. Jenis logam apa saja yang bisa di Pre-Heat atau di PWHT Pak..

Maaf pertanyaannya agak sederhana Pak.. Maklum masih Junior..

Jimmy OC.

Pak Rio,

Saya jg msh junior spt bapak,sebelumnya mohon maklum apabila blm bias memberi
info yg lengkap.
Berdasarkan pengalaman saya selama supply welding electrode khususnya di special
alloy eg.: Nickel alloy, titanium and Aluminum bronze, kami seringkali dihadapkan
kpd material2 yg exotic. Namun yg dpt mjd pedoman :

1. Ketahui dahulu chemical comp dr material yang akan dilas. Cocokkan dgn
chemical composition TIG filler rod/welding electrode (biasanya berdasarkan range
kimia yg persis / mendekati, sebaiknya jgn downgrade).

2. Tanda2 electrode yg baik ini banyak aspeknya pak, salah satunya ketika dilas.
Kalau electrode / filler rod yg bagus, wasted yg terbuang sangat minim dan
sebaiknya cari electrode rutile coating (electrode ini tidak mudah menyerap air dan
mudah dalam penyimpanannya). Pengetesan biasanya test mekanikal dan
radiography. Utk test ini bias ditanyakan lebih jelas dengan pakarnya yg kompeten di
bidang ini. Bapak bias coba hub Ir. Sabandi, email: gbp@yahoo.com Kalau untuk
mengetahui kualitas las hanya melalui inspeksi visual, agak sulit mengetahuinya.
Namun berdasarkan pengalaman saya di lapangan, selama tidak ada undercut dan
porosity hasil las scr visual sdh OK.

Mudah2an informasi saya ini dapat membantu. Thanks.


SYARLI WELLMAN

Pak Rio,

saya juga masih junior, tapi saya baru saja menyelesaikan diklat Welding
Inspector...mungkin ini sedikit membantu:
cara pemilihan electroda biasanya di kombinasikan dengan material, sebelumnya
kita harus tau spesifikasi dari material terlebih dahulu, itu bisa dilihat dari
(tergantung anda menggunakan standar apa),misalnya untuk Asme Section IX, anda
bisa melihatnya di QW/QB 422, disini anda harus melihat material tersebut Pno.nya
berapa, baru kemudian anda mencari elektroda yang cocok berdasarkan Pno
material, itu bisa anda liat di ASME section IX di QW-432 nah disini anda harus
mencari Pno. minimal harus sama (tetapi ada beberapa ketentuan lain yang bisa
anda baca di ASME IX untuk pemilihan material dan elektroda).......
Mengenai uji yang akan digunakan, itu tergantung dari syarat yang diharuskan oleh
Standard yang kita pakai....itu bisa Visual,RT, UT, PT/MT, mechanical test... :)
Mengenai preheat, anda bisa baca di standard yang akan anda gunakan yang
menyaratkan untuk dilakukannya preheat, misalnya ASME, AWS, API.....kalo
diterangkan disini terlalu panjang, mungkin anda harus membaca seperti standard2
yang saya sebutkan tadi misalnya

mudah2an informasi saya ini juga dapat membantu..thanks :), maaf kalo ada
salah.....

Ismadi Sabandi sabandi.ismadi@tetrapak.com

1. Electrode selection dilihat dari aspek selain Logam yang akan di las dan jenis
proses pengelasan adalah bagaimana mudah dan sulitnya treatment handling dari
Electrode yang akan kita pilih, weld deposition ratenya, kemampuan electrode dalam
aplikasi pengelasan. seperti handling dari type electrode Low Hydrogen akan lebih
sulit dengan High Celulose Electrode yang tidak membutuhkan dilakukan Oven Dryed
diatas 350 oC , kemudian kemampuan electrode untuk dipakai dalam mengelas pada
semua posisi pengelasan. pilihlah type electrode jenis misal E 7010 (1 adalah untuk
code all position dll). Deposition rate dari jenis electrode tersebut misal E7010 dari
merek A belum tentu sama deposition rate nya dengan E7010 merek kawat las B, hal
ini disebabkan oleh stabilitas busur dari jenis electrode yang dihasilkan dari
manufacturer kawat las akan berbeda-beda ada yang banyak spater dan ada yang
tidak sehingga ada weld depositnya bagus ada yang tidak hal tersebut berhubungan
dengan formulasi dari Flux-nya.
2. Untuk melihat keunggulan electrode minta spesifikasi yang jelas dari supplier
misalnya Guide Booknya electrode, atau hasil2 pengujian mereka dll.
3. Untuk mengetahui kekuatan sambungan las adalah dengan mekanikal test
(Tensile, Bending test atau ditambah twist test untuk beban puntir/twist)
<p> 4. Menentukan pola lasan adalah darispesifikasi design harus dihitung berapa
minimum fillet length (panjang effektif lasan fillet) dan dimensilasnya atau fillet weld
size ini diatur di code / standard misal AWS D1.1 sangat jelas mengatur ini. Pada
prinsipnya di lihat dari 2 tinjauan aspek 1. Dari Heat input yg akan dihasilkan 2. dari
tinjauan aspek design (misal Beban , wind Load dll).
5. Visual inspeksi guding nya bisa di lihat di EN 970 untuk standard visual inspeksi
dan EN 25817 standard for Quality Level
6. Jenis Logam yang perlu dipre-heat ditinjau dari aspek % C content dalam material
(semakin tinggi kandungan karbon semakin tinggi pula temperatur preheat-nya.
kemudian dari Aspek tebal material yang akan di las, dan dari aspek internal stress
akibat cold working dari material yang akan di las

sekian semoga membantu.

qaqcptmeco ptmeco@meco.co.id

Jawaban No.1
Selain apa yang telah dijelaskan oleh rekan milist yang didalam melakukan pemilihan
electrode (dalam hal ini bukan jenis filler) ada beberapa parameter yang perlu
dicermati yaitu :
- Material.(Hal yang paling pokok).
- Proses Pengelasan yang digunakan.
- Posisi Pengelasan.
POSISI PENGELASAN meruapakan suatu hal yang cukup significant didalam kita
melakukan pemilihan electrode dimana electrode dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori jika pengelasan ini diapplikasikan pada material MILD STEEL (CARBON
STEEL). Type FAST FREEZE (E.6010) ; FILL FREEZE (E.6013) ; FAST FILL (E.6020) dan
Type LOW HYDROGEN (E.7018). Adapun detail penjelasan ini akan dapat dilihat pada
lampiran yang akan saya kirim via Administrator.

Jawaban No.2.
Pengujian ada 2 kategori meliputi :

Pengujian PROSEDURE PENGELASAN (WPS/PQR) meliputi :


1. Pengujian Tarik.
2. Pengujian Bending.
3. Pengujian Nick Break.
4. Makro Etsa.
5. Impact Test.
Jenis pengujian diatas adalah pengujian yang sering ditemui pada saat kita
melakukan pengujian WPS/PQR.
Pengujian ELECTRODE atau MATERIAL PENGELASAN meliputi :
1. Chemical Composition.
2. Pengujian Tarik dan Bending.
3. Radographic Test.
4. Moisture Test (jika type electrodenya adalah Low Hydrogen).
5. Impact Test.
Kedua jenis pengujian ini sifatnya tidak mengikat tergantung dari jenis electrode,
diameter electrode dan standard yang diapplikasikan pada electrode tsb. Tidak
menutup kemungkinan didalam jenis pengujian yang ada pada Material pengelasan
diapplikasikan pada pengujian Prosedure Pengelasan.

Jawaban No. 3.
Inti dari pengujian kekuatan pada pengelasan sebenarnya diapplikasikan pada
Prosedure Pengelasan dimana parameter yang diambil untuk pengujian kekuatan
terletak pada TENSILE STRENGTH dari material kawat las tersebut. Dan rata - rata
standard mengapplikasikannya seperti itu. Tetapi perlu diingat ada beberapa CODE
atau Standard parameter nya berbasis pada YIELD STRENTGH dari material kawat las
tersebut. Hal ini biasanya diapplikasikan pada standard PIPELINE (API Std. 1104).
Korelasi dengan kekuatan lainnya seperti Beban puntir, Transversal dsb. Sebenarnya
terletak pada perhitungan Design dari equipment tsb. Dan sudah banyak guide atau
standard yang dapat dijadikan referensi perhitungan ini. Ada satu hal yang perlu
dicermati didalam kita mendesign suatu equipment atau produk jasa yaitu
WELDABILITY dari material yang akan dipakai untuk membuat peralatan tersebut.

Jawaban No. 4.
Pola lasan dalam hal ini sambungan Lasan banyak macam dan type apakah dalam
bentuk BUTT JOINT atau FILLET JOINT. Penentuan type ini bisa ditentukan melalui ;
PERHITUNGAN DESIGN ; APPLICATION CODE atau STANDARD dan FUNGSI DARI
EQUIPMENT tsb.

Jawaban No. 5
Visual Inspeksi masuk kategori NONDESTRUCTIVE EXAMINATION dimana parameter
sebenarnya pada inspeksi ini tergantung dari standard yang digunakan. Jelas beda
Standard yang diapplikasikan satu misal HULL STRUCTURE beda dengan standard
BOILER atau PRESSURE VESSEL demikian juga untuk FOOD INDUSTRI (FOOD GRADE).
Kalau visual dikorelasikan dengan WELDING RIPPLE maka kita bisa mengacu pada
jenis SOLUTAN dari ELECTRODE tersebut misal ELECTRODE yang mempunyai type
RUTILE akan mempunyai hasil pengelasan yang lebih halus bila kita menggunakan
type electrode CELULOSE atau BASIC. Demikian juga dengan POSISI PENGELASAN
serta paramater jenis CURRENT dari proses tersebut.

Jawaban No. 6

Semua jenis LOGAM FERROUS bisa dilakukan Preheat dan PWHT kecuali untuk jenis
STAINLESS STEEL.
Parameter dari penentuan ini bisa kita ambil dari CARBON EQUIVALENT dan
KETEBALAN dari material yang akan di welding.

Demikian pencerahana pagi ini untuk melengkapi keterangan diatas nantinya akan
saya lampirkan beberapa lampiran via administrator.

Dirman Artib dirman.artib@amec.com

Mas Farid,
Terima kasih atas penjelasan yang sistematik.

Sebagai orang yang nggak pernah kesampaian untuk kursus WI, tetapi dulu sering
bersinggungan dengan proses welding sewaktu di lapangan, saya punya beberapa
pertanyaan yang masih hadir di benak saya sbb:

Mana yang lebih dulu menentukan antara hal-hal yang berikut di dalam WPS:
* Proses pengelasan apakah SMAW, TIG, automatic, dll.
* Welding consumables (bukan hanya electrode)
* Direction of Welding (uphill and down hill or other ?)
* Position ?
* Technique (string and wave , other ?)
Dapatkah dikatakan bahwa apa yang harus direncanakan/ditetapkan di dalam WPS
sebagai sebuah keseluruhan dari hasil sebuah "Welding Design" atau masihkah ada
tambahan lain sehingga dapat dikatakan sebagai "Welding Design" ?

Di manakah perbedaan yang jelas kompetensi yg harus dimiliki, dan scope dari
peranan/tugas seorang "Welding Engineer" dan "Welding Inspector" dalam Welding
Practices ?

Terima kasih , sebelumnya.

qaqcptmeco ptmeco@meco.co.id
Unsur yang terpokok didalam pembuatan WPS / PQR menurut analisa pribadi saya
ada 3 kategori :
1. Proses Pengelasan.
2. Parent Metal ( Base Material )
3. Welding Consumable.

Mana yang lebih dulu ? Menurut saya seiring dan sejalan. Ketiga unsur pokok diatas
merupakan parameter awal sebelum kita melakukan penyusunan DRAFT WPS. Awal
dari penyusunan Prosedure pengelasan kita harus mengetahui lebih dahulu TYPE
atau JENIS material yang di Weld. NEXT kita kenali dulu karekteristik dari material,
application material (digunakan untuk apa ?) dan referensi code atau standard yang
akan diapplikasikan. Nah dari situ nantinya akan muncul parameter - parameter
penunjang lainnya yang comply dengan material tsb serta equipment yang akan
dibuatnya. (Maaf Mas Dirman ...... saya nggak bisa detail di milist ini mungkin bisa
butuh waktu 2 hari untuk mendescibe masalah ini).

Mengenai parameter penunjang lainnya selama masih masuk kategori ESSENTIAL


VARIABLE dan SUPLEMANTARY VARIABLE harus kita prioritaskan dan merupakan
kewajiban untuk mengartikulasikan kedalam suatu Prosedure Pengelasan.
Sedangkan yang masuk dalam kategori NON ESSENTIAL VARIABLE bisa kita
implementasikan kedalam sebuah Prosedure Pengelasan tsb bisa juga tidak. Tetapi
alangkah baiknya kalau Prosedure Pengelasan tsb. mempunyai banyak parameter
pengelasan yang sifatnya Non Essential Variable. dan perlu diingat juga semuanya ini
tergantung dari applicable code atau standard yang diimplementasikan pada
equipment.

Dapatkah dikatakan bahwa apa yang harus direncanakan/ditetapkan di dalam WPS


sebagai sebuah keseluruhan dari hasil sebuah "Welding Design" atau masihkah ada
tambahan lain sehingga dapat dikatakan sebagai "Welding Design" ?

# Kalau hal ini kita implementasikan pada hal yang sifatnya spesifik ( missal :
Material yang akan diweld, Proses pengelasan dsb ) demikian juga kalau hal ini
diimplementasikan pada suatu proses fabrikasi selama Prosedure tersebut comply
dengan code atau standard atau costumer spec lebih – lebih kalau equipment yang
diproduksi mempunyai sifat MASS PRODUK maka procedure tersebut bisa kita artikan
sebagai Welding Design.

Seorang " Welding Engineer " lebih fokus didalam suatu perencanaan dari suatu
PROSES WELDING & BRAZING. Terus terang Mas .... Saya punya latar belakang
Sebagai WELDING ENGINEER ( WE Angkt II B4T) Waktu saya mengikuti Training
hampir 80% materi yang tersaji difokuskan pada hal - hal yang sifatnya
PERENCANAAN baik itu dari sisi material, peralatan dan calculation dari welding. Jadi
kasarannya Welding Engineer itu lebih terkutat pada Welding Design.

Bagaimana dengan " Welding Inspector " lebih diorentasikan kepada PENGAWASAN /
SUPERVISI dari masalah Welding yang dikorelasikan dengan APPLICATION CODE atau
STANDARD yang digunakan. Dimana kalau kita lihat materi dari diklat welding lebih
fokus ke CODE atau Standard.

Demikian pencerahan yang bisa saya sampaikan semoga menjadikan Mas


Dirman ....... tidak puas saya lebih senang anda tidak puas karena hal ini akan
menguntungkan bagi saya untuk menggali informasi atau membuka file – file saya
yang numpuk di lemari. Sorry Mas ..... Keterbatasan waktu saya memantau email
membuat anda lebih lama menunggu jawaban dari saya. Terus terang saya tidak
setiap waktu memantau milist ini karena saya banyak terkutat di lapangan atau work
shop. Maklum dulu mantan orang lapangan sehingga tidak bisa berlama - lama
duduk dikursi dan ruangan yang ber AC.

abdul abdulrozaqk@yahoo.com
sekedar menambah point 4 (2).
-Penentuan spesifikasi las berdasarkan loading.

* Untuk struktur yang mengalami beban ekstrem dan bersifat dynamic biasanya
pake full penetration ataupun partial penetration ( ini juga dipengaruhi oleh welding
accessible ) kalau hanya bisa welding satu side maka pake partial penetration.
Penentuan spesifikasi las juga di pengaruhi oleh tebal plate, yang akan di las.

pak ismadi tolong koreksi saya kalau saya salah.

"qaqcptmeco" ptmeco@meco.co.id
Mas Budhi mohon bantuan untuk di up load ke milist sebagai penjelasan jawaban
saya dibawah ini.

Lihat attachment : Lamp Tanya welding.pdf

DARMAYADI darmayad@indosat.net.id

Berkaitan dengan pemilihan kawat las, Salah satu langganan saya bertanya....
Pak, pekerjaan saya membutuhkan kawat las dengan spesifikasi : AWS F7A2EM12K,
Namun stock yang ada digudang saya spesifikasinya : F9Pz EB2-B2. Bisa nggak
kawat las yang ada tersebut digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut?
Saya katakan kepada beliau, bapak lihat aja di AWS atau di ASME, bias dipakai apa
tidak? Beliau mengatakan bahwa pekerjaan tersebut tidak perlu refer ke AWS atau
ASME. Yang beliau perlukan adalah, apakah menggunakan kawat las yang
mempunyai Kekuatan tarik 35% lebiih tinggi itu akan menyebabkan daerah sekitar
sambungan las akan terjadi keretakan atau menyebabkan kekuatan sambungan las
akan lebih jelek dari base metalnya? Sebagai informasi beban yang dialami oleh
barang jadi adalah statis dan dinamis sedikit.
Mohon buat rekan-rekan bisa bantuin saya mikir....

You might also like