Professional Documents
Culture Documents
SAMPEL
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menggunakan teknik pewarnaan, pengkulturan dan
uji biokimia yang telah didapat sebelumnya untuk menentukan spesies kultur
bakteri yang belum diketahui.
Uji positif untuk uji indol ditandai dengan ketika reagen Kovac’s
ditambahkan ke media akan terbentuk lapisan berwarna merah muda pada
permukaan media. Uji negatif ditunjukkan dengan tidak terbentuknya
lapisan merah muda. Warna merah ini dapat terbentuk karena indol yang
dihasilkan oleh bakteri bereaksi dengan p-dimetilaminobenzaldehid yang
terkandung dalam reagen Kovac’s.
Gb. Uji indol
d. Uji MRVP
Media yang digunakan dalam uji ini adalah MRVP Broth. Test ini
digunakan untuk menentukan 2 hal. Uji MR digunakan untuk menentukan
apakah glukosa dapat diubah menjadi produk asam seperti asam laktat,
asetat atau format. Sedangkan uji VP digunakan untuk menentukan apakah
glukosa dapat diubah menjadi asetil metil karbinol. Tes ini dilakukan
dengan membagi media yang telah ditumbuhi oleh bakteri menjadi 2 bagian.
Yang satu digunakan untuk uji MR sedangkan yang satu digunakan untuk
uji VP.
MR test
Beberapa bakteri dapat menghasilkan asam sebagai hasil fermentasi
glukosa. Namun, pada umumnya asam yang dihasilkan tidak cukup
banyak untuk mengubah warna metil merah menjadi merah karena
kondisi yang terlalu asam dapat mengganggu kelangsungan hidup
mikroorganisme. Uji MR dilakukan dengan menambahkan metil merah
ke dalam tabung yang akan digunakan untuk uji MR. Uji positif
ditunjukkan dengan berubahnya warna media menjadi merah.Sedangkan
uji tersebut dikatakan negatif bila terbentuk warna kuning yang berarti
glukosa diubah menjadi produk akhir yang bersifat netral.
Gb. Uji MR
VP test
Pertama tama larutan alfa naftol (Reagen Barrit A) dan KOH 40%
(reagen Barrit B) ditambahkan ke dalam medium VP. Setelah beberapa
saat akan terjadi perubahan warna media menjadi mereah jika asetil metil
karbinol dihasilkan oleh bakteri tersebut (uji positif). Jika asetil metil
karbinol tidak dihasilkan maka media akan berwarna kuning.
Gb. Uji VP
(http://web.fccj.edu/%7Elnorman/index.htm?index=0)
h. Uji Urease
“Enzim urease yang dihasikan bakteri untuk menguraikan urea
menjadi amonia dan karbonat. Amonia bergabung dengan air membentuk
amonium sehingga pH air makin tinggi” ( dikutip dari
http://www.indofarma.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=20& Itemid=125). Urease adalah
enzim hidrolitik yang menyerang ikatan nitrogen dan karbon pada
komponen amida misalnya urea dan membentuk alkaline yang produk
akhirnya adalah ammonia.
Uji aktivitas urease dilakukan dengan pertama-tama menumbuhkan
bakteri uji pada media urea broth yang mengandung indikator pH yaitu
phenol red. Adanya amonia dalam media akan menyebabkan warna
indikator berubah menjadi pink tua yang menandakan bahwa bakteri uji
memiliki enzim urease sehingga dapat dikatakan reaksi ini menunjukan
hasil uji positif. Hasil negatif ditandai dengan tidak terbentuknya warna pink
tua pada larutan.
Keterangan:
Tabung yang paling kiri
menunjukkan uji positif, tabung
yang di tengah menunjukkan uji
negatif, sedangkan tabung yang di
kanan adalah media yang tidak
Gb. Uji Aktivitas urease
i. Uji Litmus Milk
Media yang dipakai dalam uji ini adalah litmus milk yaitu media
yang terdiri dari 2 komponen utama yaitu susu dan litmus. “Litmus milk
adalah medium berbasis susu untuk membedakan spesies antar bakteri.
Laktosa, litmus dan kasein terkandung dalam medium yang dapat
dimetabolisme oleh tipe bakteri yang berbeda. Penambahan litmus lebih
mengarah pada perubahan pH berlaku sebagai oksidasi dan reduksi
indikator. Tes sendiri menunjukan ketika bakteri dapat menfermentasikan
laktosa, mereduksi litmus, membentuk gas, membentuk gumpalan atau
memulai peptonisasi.”(dikutip dari
http://www.absoluteastronomy.com/topics/ Litmus_milk). Jadi uji ini
bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan
komponen-komponen yang terdapat pada susu, misalnya laktosa, protein
susu (kasein), lacto-albumin, dan lactoglobulin. Dan untuk mendeteksi
perubahan digunakan indikator litmus.
Bakteri-bakteri yang mampu menggunakan laktosa sebagai sumber
karbon, berarti mempunyai enzim galaktosidase yang dapat memecah
molekul laktosa menjadi glukosa. Proses berikutnya adalah fermentasi
karbohirat yang akan menghasilkan asam sebagai produk akhirnya. Oleh
karena adanya asam maka akan mengakibatkan perubahan warna litmus dari
ungu menjadi merah muda. Perubahan warna litmus ini akan terjadi di
sekitar pH 4. Fermentasi biasanya diikuti juga dengan pembentukan gas.
Gas yang terbentuk umumnya adalah gas hidrogen dan gas karbondioksida.
Pembentukan gas ini dapat menyebabkan muncul retakan pada curd yang
terbentuk. Selain mendekteksi peristiwa diatas, uji litmus milk dapat
digunakan untuk menguji kemampuan bakteri dalam mereduksi litmus.
Litmus ini tereduksi akibat adanya peranan litmus sebagai akseptor elektron
dalam proses metabolisme bakteri tersebut. Pereduksian litmus ini akan
mengubah warna media dari ungu menjadi putih susu
Aktivitas biokimia bakteri dapat menghasilkan dua jenis curd, yaitu
acid curd dan rennet curd bergantung pada mekanisme pembentukannya.
Acid curd terbentuk karena adanya asam organik pada media dan dapat
menyebabkan presipitasi berupa calcium caseinate dari kasein susu
membentuk gumpalan yang tidak dapat larut. Gumpalan yang terbentuk
keras dan tidak dapat berpindah dari dinding tabung walaupun tabung
dimiringkan. Sedangkan rennet curd, diproduksi oleh beberapa organisme
yang mampu memproduksi renin, suatu enzim yang bekerja pada kasein dan
membentuk paracasein yang dengan keberadaan ion kalsium akan diubah
menjadi calcium paracaseinate dan membentuk gumpalan lembut dan
bersifat semisolid. Apabila tabung digoyangkan, maka gumpalan akan ikut
bergerak. Bagian lain dari susu yang dapat digunakan adalah protein susu.
Beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim proteolisis yang dapat
memecah protein menjadi asam amino dan hal itu dapat dilihat dari media
yang menjadi jernih kecoklatan. Proses pemecahan ini akan mengakibatkan
pelepasan amonia yang akan meningkatkan kebasaan dari media. Naiknya
nilai pH ini akan menimbulkan pita berwarna ungu tua pada bagian atas
media. Kegunaan lainnya, uji litmus milk juga dapat digunakan untuk
menguji kemampuan bakteri dalam mendegradasi kasein. Degradasi dari
kasein menjadi rantai polipeptida yang lebih pendek ini diikuti dengan
pelepasan produk akhir yang bersifat basa yang mengakibatkan perubahan
warna litmus dari ungu menjadi biru tua.
Gb. Uji litmus milk
Selain berbagai uji di atas, ada beberapa uji lain yang tidak kita
lakukan dalam penentuan genus bakteri. Uji-uji tersebut antara lain:
a. Uji hemolitik
Hemolisis adalah pemecahan sel darah merah oleh suatu subtansi yang
disebut hemolisin. Kemampuan koloni bakteri dalam memecahkan sel
darah merah ketika bakteri tumbuh dapat digunakan dalam
mengklasifikasikan mikroorganisme tertentu. Ada beberapa tipe
hemolisis antara lain;
1. Hemolisis Alfa
Hemolisis jenis ini dapat diketahui dengan munculnya warna gelap
dan kehijauan pada media disekeliling atau di bagian bawah koloni
bakteri. Peristiwa ini juga dapat dikatakan hemolisis parsial atau
hemolisis tidak sempurna. Alfa hemolisis umumnya terjadi karena
peroksida yang dihasilkan oleh bakteri.
2. Hemolisis Beta
Kadang-kadang disebut juga hemolisis sempurna atau complete
hemolysis, dimana sel darah merah sepenuhnya terlisiskan. Hal itu
dapat dilihat dengan munculnya area transparan dan terang pada
media disekeliling koloni atau di bagian bawah koloni bakteri.
3. Hemolisis gamma
Disebut juga non-hemolisis, organisme jenis ini tidak dapat
melakukan pemecahan sel darah merah atau hemolisis, hal ini ditandai
dengan tidak berubahnya media disekeliling atau bagian bawah koloni
bakteri
Darah yang digunakan untuk agar ini adalah tanpa molekul fibrin
sehingga dapat dipastikan pembekuan darah tidak terjadi di media, karena
jika terjadi pembekuan darah dapat mengganggu deteksi visual dari reaksi
hemolisis. (sumber dari: anonim. Hemolysis (Microbiology).
http://www.absoluteastronomy.com /topics/Hemolysis_(microbiology) )
c. Uji Pigmen
Pigment bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu pigmen
bakteri yang dapat larut dalam air dan yang larut di dalam minyak.
Beberapa strain dari S. aureus mampu memproduksi staphyloxanthin
(sebuah karotenoid) sebagai antioksidan yang membantu mikroba tetap
hidup walau ada substansi penyebab oksidasi seperti hidrogen peroksida.
(sumber dari: anonim. Staphylococcus aureus.
http://www.absoluteastronomy.com/ topics/Staphylococcus_aureus).
Ada tidaknya pigment dapat digunakan dalam mengidentifikasi
suatu bakteri. Namun warna dari pigment tidak dapat dijadikan acuan
karena terkadang warna dari suatu koloni bakteri tergantung dari kondisi
dan lingkungan hidupnya.
d. Uji Bile Solubility
Uji digunakan untuk membedakan golongan bakteri alfa hemolisis.
Media yang digunakan mengandung bile atau bile salt, contohnya SDS
(Sodium Dodecyl Sulphate), ketika ditumbuhkan pada media ini, dinding
sel bakteri Pneumococcus akan mengalami lisis sedangkan kelompok alfa
hemolisis yang lain tidak mengalami lisis sehingga kelompok ini disebut
bile insoluble (pada media akan terlihat keruh). Pada kultur bile soluble
media akan terlihat jernih. (sumber dari: anonim. 2007. Principles of Test
used by the team: Laboratory test Principles.
http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-used-by-
team.html)
2. Bahan :
- Sampel bakteri (Sampel A, B, C) - Phenol Red Lactose Broth
- Crystal violet (Gram I) - Phenol Red Dextrose Broth
- Gram’s iodine (Gram II) - Phenol Red Sucrose Broth
- Etanol 95% (Gram III) - Medium SIM Agar
- Safranin (Gram IV) - MRVP Broth
- Barrit A dan Barrit B - Simmon’s Citrate Agar
- Reagen kovac’s - Urea Broth
- H2O2 3% - Starch Agar
- Medium TSA - Medium Litmus Milk
- Nitrate Broth
IV. CARA KERJA
1. Melakukan pewarnaan gram untuk menentukan jalur uji yang harus
dilakukan agar kita dapat mengetahui spesies sampel, lankah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
a. Menetesi preparat olesan bakteri yang telah difiksasi dengan beberapa
tetes larutan karbolgentian violet (Gram I), membiarkan selama 3 menit.
Membilas dengan air.
b. Menetesi preparat dengan larutan lugol (Gram II) beberapa tetes.
Membiarkan selama 1 menit.
c. Membilas dengan air.
d. Mencuci dengan larutan Gram III (alkohol 96%) dengan cara
memiringkan preparat kemudian menetesi perlahan- lahan dengan Gram
III hingga tidak ada pewarna yang terlunturkan.
e. Membilas preparat secara hati-hati dnegan air
f. Menetesi preparat dengan larutan fuchsin (Gram IV) beberapa tetes.
Mendiamkan selama 3 menit.
g. Membilas preparat dengan air. Kemudian mengeringkan di udara atau
dengan cara menyerap kelebihan air dengan tissue.
h. Mengamati preparat di mikroskop dan mencatat hasilnya.
2. Dari hasil pewarnaan gram, ada beberapa kemungkinan hasil yang kita
dapatkan antara lain :
Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya cocci
Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah
Micrococcus spp, Staphylococcus spp dan Streptococcus spp. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji
biokimia yaitu uji katalase.
Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya Bacilli
Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah
Corynebacterium spp. dan Lactobacillus spp.Untuk mengetahui lebih
detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan pewarnaan spora.
Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya cocci
Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah
Branhamella spp, Moraxella spp, dan Neisseria spp.Untuk mengetahui
lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji biokimia
yaitu uji glukosa.
Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya Bacilli
Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah
Citrobacter spp, Enterobacter spp., Escherichia spp., Klebsiella spp.,
Proteus spp., dan Pseudomonas spp.Untuk mengetahui lebih detail
tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji biokimia yaitu uji
laktosa.
A. Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya cocci, maka jalur uji
yang harus dilakukan :
1. Uji Katalase
1a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Micrococcus spp. dan Staphylococcus
spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,
maka dilakukan uji mannitol.
1b. Bila uji katalase menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Streptococcus spp.. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
uji bile esculin.
2. Uji Mannittol
2a. Bila uji Mannitol menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Staphylococcus aureus.
2b. Bila uji Mannitol menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus, S.epidermis,
M.luteus, M.varians. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies
sampel kita, maka dilakukan Uji Pigment.
3. Uji Bile Esculin
3a. Bila uji Bile Esculin menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis dan S.bovis. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
uji pada 6.5% NaCl Broth.
3b. Bila uji Bile Esculin menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae, S.mitis dan
S.pyogenes. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji Hemolysis.
4. Uji Pigment
4a. Bila uji Pigment menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah M.luteus dan M. varians. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Fermentasi Glukosa.
4b. Bila uji Pigment menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus dan S.epidermis.
Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Fermentasi Fruktosa.
5. Uji pada 6.5% NaCl Broth
5a. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan positif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis.
5b. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan negatif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.bovis.
6. Uji Hemolysis
6a. Bila uji Hemolysis menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah alpha hemolysis yaitu S.pneumoniae
dan S.mitis. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji Bile Solubility.
6b. Bila uji Hemolysis menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S.pyogenes.
C. Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya cocci. Maka jalur uji
yang harus dilakukan :
1. Uji Fermentasi Glukosa
1a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Neisseria spp.
Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Reduksi Nitrat .
1b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Branhamella
spp dan Moraxella spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang
spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Reduksi Nitrat.
2. Uji Reduksi Nitrat
- Untuk uji glukosa positif
2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.
mucosa .
2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.sicca .
- Untuk uji glukosa negatif
2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah
B.catarrhalis
2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah M. bovis
V. HASIL PERCOBAAN
Sampel bakteri A9
Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk bacilli.
Pewarnaan spora : memiliki spora
Uji fermentasi manitol : uji +
Uji VP : uji +
Jadi bakteri sampel A9 adalah Bacillus subtilis.
Sampel bakteri B9
Pewarnaan gram : bakteri gram negatif, bentuk bacilli.
Uji fermentasi laktosa : uji +
Uji indol : uji –
Uji MR : uji –
Uji Urea : uji –
Jadi bakteri sampel B9 adalah Enterobacter aerogenes.
Sampel bakteri C9
Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk cocci.
Uji katalase : uji +
Uji manitol : uji +
Jadi bakteri sampel C9 adalah Staphylococcus aureus.
VI. PEMBAHASAN
1. Sampel A9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Uji morfologi pada sampel A9 menunjukkan bahwa bakteri
tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan
bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan
pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut
tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas
dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak
hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk
morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel A9 merupakan
bakteri gram positif dengan bentuk bacil sehingga uji berikutnya yang
harus dilakukan (sesuai dengan kunci dikotomi) adalah uji pewarnaan
spora.
Uji manitol +
akan muncul warna hijau pada preparat bakteri tersebut jika bakteri
tidak memiliki spora maka hanya akan terlihat warna merah. Hasil yang
kami dapatkan adalah bakteri A9 positif memiliki spora. Oleh karena
itu, untuk uji berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan kunci
dikotomi adalah uji fermentasi manitol.
Uji manitol +
Warna media yang tadinya merah tua berubah menjadi oran
Uji Voges-Proskauer
Media yang digunakan dalam uji VP ini adalah MRVP broth.
Uji Voges-Proskauer digunakan untuk menentukan kemampuan
beberapa organisme untuk memproduksi produk akhir non asam atau
netral seperti asetilmetil -karbinol yang berasal dari metabolisme
glukosa. Reagen yang digunakan dalam uji ini adalah reagen Barrit A
dan Barrit B yang mengandung campuran α-naphthol alkoholik dan
larutan 40% potassium hydroxide (KOH). Keberadaan warna merah
pada kultur setelah penambahan reagen Barritt mengindikasikan
keberadaan acetylmethylcarbinol dan merupakan hasil positif, dan bila
tidak ada berarti hasilnya negatif. Hasil pengujian sampel kita
menunjukkan uji positif, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
sampel bakteri A9 adalah Bacillus subtilis.
Uji VP +
Terbentuk cincin berwarna merah setelah penambahan reagen Barrit
2. Sampel B9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Hasil uji morfologi pada sampel B9 menunjukkan bahwa bakteri
pada sampel B termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif
dengan bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai
dengan pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri
ini tersusun dari lapisan lipopolisakarida sehingga ketika dicuci dengan
gram III (alkohol) lapisan tersebut akan larut sehingga warna ungu dari
karbol violet juga luntur. Dengan demikian dari hasil pewarnaan gram
dan pengamatan morfologi dapat disimpulkan bahwa bakteri B9
merupakan bakteri gram negatif dengan bentuk bacilli sehingga untuk
uji berikutnya yang harus dilakukan adalah uji fermentasi laktosa.
Uji Laktosa +
Warna media yang tadinya merah berubah menjadi merah kekuningan.
Uji Indol -
Tidak terbentuk cincin merah setelah ditetesi reagen Kovac’s, berarti bakteri B9 tidak memiliki
media terlihat merah karena kami terlalu banyak menambahkan reagen Kovac. Tetapi karena sebenarnya uji tersebut hasiln
Uji Urease -
Warna media tidak berubah menjadi pink tua, berarti bakteri B9 tidak memiliki e
3. Sampel C9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Uji morfologi pada sampel C9 menunjukkan bahwa bakteri
tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan
bentuk cocci. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan
pewarna gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut
tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas
dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak
hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk
morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel C9 merupakan
bakteri gram positif dengan bentuk cocci sehingga uji berikutnya yang
harus dilakukan sesuai dengan kunci dikotomi adalah uji aktivitas
katalase
VII. KESIMPULAN
Identifikasi spesies bakteri sampel yang diberikan dilakukan dengan
melihat bentuk dan jenis gram bakteri lalu dilanjutkan dengan berbagai uji
biokimia. Tiap bakteri memiliki sifat dan kharakteristik yang khas
sehingga jalur uji yang dilakukan untuk tiap bakteri berbeda-beda sesuai
dengan kunci dikotomi yang dijadikan pedoman. Dengan demikian dapat
kita simpulkan bahwa :
Bakteri A9 adalah Bacillus subtilis
Bakteri B9 adalah Enterobacter aerogenes
Bakteri C9 adalah Staphylococcus aureus