Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
B. Asas, Fungsi Dan Tujuan Perbankan Di Indonesia
Mengenai asas perbankan yang dianut di indonesia dapat dilihat
pada pasal 2 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang
mengemukakan bahwa “ Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian”. Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi
ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan mengenai prinsip kehati-hatian dapat kita kemukakan bahwa
bank dan orang-orang yang terlibat di dalamnya terutama dalam membuat
kebijakan dan menjalankan kegiatan usahanya harus selalu mematuhi
seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku secara konsisten
dengan didasari oleh itikad baik. Sedangkan kepercayaan masyarakat
merupakan kata kunci utama bagi berkembang atau tidaknya suatu bank,
dalam arti tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat suatu bank tidak
akan mampu menjalankan kegiatan usahanya.
Sedangkan fungsi utama bank dapat dilihat dalam pasal 3 undang-
undang perbankan yang menyatakan bahwa “fungsi utama Perbankan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat”
Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas
mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan
dalam rekening koran atau giro. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit
Bank memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama
untuk usaha-usaha produktif.
Perbankan di Indonesia memiliki tujuan yang strategis dan tidak
semata-mata berorientasi ekonomis tetapi juga berorientasi kepada hal-hal
yang non ekonomis seperti menyangkut masalah stabilitas nasional yang
mencakup stabilitas politik dan stabilitas sosial. Hal ini diatur dalam
ketentuan pasal 4 undang-undang perbankan yang berbunyi “Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
2
BAB II
HUKUM PERBANKAN INDONESIA
3
BAB III
PENGGOLONGAN BANK
A. Bank Central
Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi.
Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar
terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara
lain namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib
minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak
berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian.
B. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Umum merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki
fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta
pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan fungsi utama yang
demikian, Bank Umum memiliki peranan yang strategis dalam
menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Memperhatikan peranan Bank Umum yang demikian strategis,
perkembangan Bank Umum yang semakin pesat dan tantangan-tantangan,
yang dihadapi Bank Umum yang semakin luas dan bersifat internasional,
maka landasan hukum Bank Umum perlu diperkokoh melalui
penyempurnaan ketentuan-ketentuan yang mengatur Bank Umum dan
penerapan prinsip kehati-hatian.
4
C. BPR
Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank Konvensional yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
5
BAB IV
PERLINDUNGAN NASABAH BANK
6
2. perlindungan secara eksplisit (eksplisit deposit protection)
yaitu perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin
simpanan masyarakat sehingga apabila bank mengalami kegagalan,
lembaga tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan
pada bank yang gagal tersebut. perlindungan ini diperoleh melalui
pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat
sebagaimana diatur dalam keputusan presiden RI No. 26 tahun 1998
tentang jaminan terhadap kewajiban bank umum.
7
pelaku usaha. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/6/PBI/2005, tanggal
20 Januari 2005 & No. 7/7/PBI/2005 secara normatif telah mengatur
transformasi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah
serta pengaduan nasabah.
Program peningkatan perlindungan nasabah dapat dilakukan
melalui:
1. Menyusun standard mekanisme pengaduan nasabah, dengan
menetapkan persyaratan minimum mekanisme pengaduan nasabah
2. Membentuk lembaga mediasi independent, dengan memfasilitasi
pendirian lembaga mediasi perbankan
3. Menyusun transparansi informasi produk, dengan memfasilitasi
penyusunan standard minimum transparansi informasi produk bank
4. Mempromosikan edukasi untuk konsumen, dengan mendorong
bank-bank untuk melakukan edukasi kepada konsumen mengenai
produk-produk finansial .
C. Asuransi Deposito
Jaminan perlindungan bagi nasabah penyimpan dana sehubungan
dengan dihentikannya kegiatan usaha sebuah bank adalah mutlak
diperlukan. Untuk memberikan perlindungan dikemudian hari bagi
kepentingan nasabah penyimpan dari bank-bank yang mengalami
kegagalan, terutama bagi deposan yang dananya relatif kecil maka perlu
diciptakan suatu sistem asuransi deposito.
Misi dari lembaga asuransi deposito adalah memelihara stabilitas
dari sistem keuangan negara dengan cara mengasuransikan para deposan
bank dan mengurangi gangguan-gangguan terhadap perekonomian
nasional yang disebabkan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh
perbankan. Jaminan terhadap dana masyarakat yang ada pada bank dalam
ketentuan pasal 37 B ayat (1)UU No. 10 tahun 1998 dikemukakan bahwa;
Setiap bank wajib menjamin simpanan dana masyarakat yang disimpan
pada bank yang bersangkutan.
8
Dari ketentuan tersebut jelas bahwa bank wajib menjamin dana
dari nasabah penyimpan. Ketentuan ini juga memberikan suatu jaminan
bagi nasabah penyimpan bahwa apabila bank dimana ia menyimpan
mengalami kegagalan maka dananya tidak akan hilang dan pasti dapat
diterima kembali.
Dalam pasal 37 B ayat (2) dikemukakan bahwa ; untuk menjamin
simpanan masyarakat pada bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dibentuk lembaga penjamin simpanan.
Pembentukan lembaga penjamin simpanan diperlukan dalam rangka
melindungi kepentingan nasabah dan sekaligus meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada bank.
9
BAB V
HUKUM TENTANG RAHASIA BANK
10
itu Rahasia bank juga diatur di dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992
jo. UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan.
11
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut hukum
perbankan (Banking Law) yakni merupakan seperangkat kaedah hukum
dalam bentuk peraturan perundang undangan, yurisprudensi, doktrin, dan
lain-lain sumber hukum yang mengatur masalah-masalah perbankan
sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang
harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak,
kewajiban, tugas dan tanggung jawab, para pihak yang tersangkut dengan
bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank,
eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan
tersebut.
Sumber hukum dalam arti material baru diperhatikan jika dianggap
perlu diketahui akan asal usul hukum. Sumber hukum dalam arti formal
adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum dan perundang-undangan,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Sumber hukum perbankan adalah
tempat ditemukannya ketentuan hukum dan perundang-undangan
perbankan yang dimaksud adalah hukum positif, yaitu ketentuan
perbankan yang sedang berlaku pada saat ini.
B. Saran
Dalam melaksanakan kemitraan antara bank dengan nasabahnya, untuk
terciptanya sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan perlu
dilandasi dengan beberapa asas hukum (khusus) yaitu :
1. Asas Demokrasi Ekonomi
2. Asas Kepercayaan
3. Asas Kerahasiaan
4. Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)
12
DAFTAR PUSTAKA
http://mini-lambara.blogspot.com/2010/01/makalah-hukum-perbankan.html
Munir Fuadi, Hukum Perbankan Modern (Bandung:PT: citra Aditya Bakti, 1999)
Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk
tabungan dan Deposito. Bandung : PT. citra Aditya Bakti, 1995.
13