Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi - segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
“sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
1
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat. Keperawatan komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan
juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat
kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai
perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis
tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta Implikasinya
terhadap Perawat di Indonesia.
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu berfikir kritis dan analisis dalam mengidentifikasi Isu dan
Kecenderungan kesehatan atau keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
• BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Keperawatan Komunitas
3
Keperawatan komunitas adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga
(Nurse Health Family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta
memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada
mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain (WHO,1974).
4
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan
masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat
maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar individu
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemampuan menuju
kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
5
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dan yang lainya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh
terhadap anggota yang lainya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari
permasalahan tersebut, maka keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang
strategis :
c. Kelompok khusus
6
2.4 Prinsip keperawatan komunitas
7
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan
selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan
pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang
diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di
dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis comunitas perlu
mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
8
4. kewirausahaan (entrepreneurialism)
Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan
pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari
pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di
rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup
besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam,
2000).
Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit” yang
menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang melihat penyakit
dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
9
Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik
keperawatan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia.
10
kemandirian fungsional klien / komunitas melalui pengembangan kognisi
dan kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan
kemampuan masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan,
pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap
permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada peningkatan
partisipasi aktif masyarakat.
Kesehatan Masyarakat
11
Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme
memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib
sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis
komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan
masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat
spesialis komunitas memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan
mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997).
Sedangkan dalam prinsip penentuan nasib sendiri, perawat sebagai profesi
berhak untuk melaksanakan praktik legal yang dapat diselenggarakan secara
mandiri maupun berkelompok sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
1239 tahun 2001. Praktik keperawatan komunitas sebagai institusi perlu
dijalankan secara profesional agar dapat bertahan menghadapi perkembangan
kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang dinamis.
12
yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Model Praktik Keperawatan Komunitas
13
3.1.1 Model praktik keperawatan komunitas
A. Home Care
14
Hasil penelitian Rini dan Alin (2008) pada pasien pasca stroke
menyatakan mereka membutuhkan program pelayanan home care yang
dilakukan oleh home care agency karena pihak keluarga kurang mampu
melaksanakan perawatan dan rehabilitasi pasca stroke secara mandiri di rumah
selain juga karena keterbatasan waktu yang ada. Adapun penelitian Megawati
(2004) pada pasien yang sedang mengikuti home care di rumah sakit, mereka
setuju adanya home care dengan biaya lebih murah.
15
bersifat sosial tetapi tetap memperhatikan nilai ekonomis maka perlu
disusun dalam suatu perencanaan baik.
B. Palliative Care
16
diperlukan untuk lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang
menyedihkan.
17
prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan segala
bentuk lain yang sesuai perawatan medis.
18
tidak diinginkan. Fokus pada kualitas hidup pasien telah sangat meningkat
selama dua puluh tahun terakhir.
Di Amerika Serikat hari ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100
tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima
dari rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif. Sebuah
perkembangan yang relatif baru adalah konsep perawatan kesehatan khusus
tim yang sepenuhnya diarahkan untuk pengobatan paliatif: tim perawatan
paliatif.
19
oleh National Health Service untuk dana hampir 100% oleh badan amal, tetapi
layanan ini selalu bebas untuk pasien.
20
memenuhi persyaratan peraturan. Sebagian besar pasien masih mati di ICU,
sementara yang disiksa hingga saat kematian dengan sia-sia heroik perawatan
kuratif.
Rumah Sakit program perawatan paliatif hari ini merawat pasien non-
terminal serta rumah perawatan pasien. Program perawatan paliatif di rumah
sakit bisa mahal untuk beroperasi - perawatan paliatif dapat memerlukan banyak
waktu dan tim besar untuk memberikan, dan pasien mungkin tidak memiliki
asuransi yang memadai atau tabungan untuk menutupi biaya. Strategi untuk
mendanai program-program perawatan paliatif, oleh karena itu, biasanya
berfokus pada pemotongan biaya rumah sakit selama menghasilkan pendapatan.
The Perlindungan Pasien dan Terjangkau Undang-Undang Perawatan saat ini
sedang diperdebatkan oleh rumah dan senat akan berusaha untuk memperluas
perawatan paliatif di AS. Pusat pan-Eropa pertama yang disediakan untuk
meningkatkan perawatan paliatif pasien dan perawatan akhir hidup didirikan di
Trondheim, Norwegia tahun 2009. Pusat ini berbasis di NTNU Fakultas
Kedokteran dan Rumah Sakit St Olavs Universitas / Trondheim Rumah Sakit,
dan mengkoordinasikan usaha-usaha antara kelompok-kelompok dan individu
peneliti di seluruh Eropa, khususnya Skotlandia, Inggris, Italia, Denmark, Jerman
dan Swiss, bersama dengan Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
21
di rumah perawatan fasilitas perumahan berdiri bebas. Di rumah perawatan
Inggris dipandang sebagai salah satu bagian dari khusus perawatan paliatif dan
tidak ada pembedaan dibuat antara 'rumah perawatan' dan 'perawatan paliatif ".
22
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari (yang terakhir biasanya
dilakukan dengan menempatkan pasien di panti jompo atau rumah perawatan
pasien unit-in untuk beberapa hari). Karena perawatan paliatif semakin melihat
berbagai macam kondisi pada pasien di berbagai tahap penyakit mereka maka
tim perawatan paliatif yang menawarkan berbagai perawatan. Hal ini bisa
berkisar dari mengelola gejala fisik pada pasien yang menerima pengobatan
untuk kanker, untuk mengobati depresi pada pasien dengan penyakit lanjut,
untuk perawatan pasien di hari terakhir dan jam. Banyak pekerjaan yang
melibatkan membantu pasien dengan kompleks atau parah fisik, psikologis,
sosial, dan masalah spiritual. Di Inggris lebih dari setengah pasien ditingkatkan
cukup untuk pulang. Kebanyakan rumah perawatan organisasi menawarkan
kehilangan konseling untuk pasien pasangan atau keluarga yang harus ia mati.
23
hati-hati langsung diberikan oleh agen rumah perawatan Medicare bersertifikat.
Berdasarkan ketentuan dari badan Hospice MHB bertanggung jawab atas
Rencana Perawatan dan tidak mungkin tagihan untuk layanan pasien. Badan
rumah fakir miskin, bersama-sama dengan dokter utama pasien, bertanggung
jawab untuk menentukan Rencana Care. Semua biaya yang terkait dengan
penyakit terminal dibayar dari uang saku tingkat (~ US $ 126/day) bahwa badan
rumah perawatan menerima dari Medicare - ini termasuk semua obat-obatan dan
peralatan, perawatan, pelayanan sosial, kunjungan pendeta, dan layanan lainnya
yang dianggap tepat oleh agen rumah perawatan; Medicare tidak membayar
untuk perawatan kustodian. Pasien dapat memilih untuk menarik diri dari MHB
dan kembali ke Medicare Bagian A dan kemudian mendaftarkan kembali di
rumah perawatan.
24
seorang konselor dan pendeta, dapat memainkan peran dalam membantu pasien
dan keluarga mengatasi global dengan gejala-gejala tersebut, bukan tergantung
pada intervensi farmakologi medis / sendirian. Biasanya, kekhawatiran pasien
adalah perawatan paliatif nyeri, ketakutan tentang masa depan, hilangnya
kemerdekaan, kekhawatiran tentang keluarga mereka, dan merasa seperti beban.
Sementara beberapa pasien akan ingin membahas masalah psikologis atau rohani
dan beberapa tidak akan, secara fundamental penting untuk menilai setiap
individu dan pasangan dan keluarga perlu untuk jenis dukungan. Menyangkal
individu dan sistem pendukung mereka kesempatan untuk mengeksplorasi
masalah psikologis atau rohani sama berbahaya seperti memaksa mereka untuk
menangani masalah yang mereka juga tidak memiliki atau memilih untuk tidak
berurusan dengan.
C. Terminal care
1. Komunikasi
2. Koordinasi
3. Kontrol gejala
4. Kontinuitas termasuk luar jam
5. Lanjutan belajar
6. Dukungan pengasuh
25
7. Perawatan di fase sekarat
a.Persyaratan di rumah
Untuk pasien yang ingin mati di rumah harus ada cadangan cukup. Hal ini
biasanya berarti orang dekat seperti pasangan, mitra jangka panjang, kerabat
dekat atau tim yang tersedia 24 jam sehari. jasa pengasuh Malam tersedia
tapi mahal. wali harus siap menghadapi baik kebutuhan emosional dan fisik
pasien dan ini dapat berdua akan sangat menuntut.
b. Tim pendekatan
Perawatan pasien sekarat di rumah memerlukan pendekatan tim yang
melibatkan dokter, perawat kabupaten, mungkin Macmillan perawat dan
apapun dengan masukan profesional lainnya. Ini mungkin termasuk Sosial.
Sangat sering seorang menteri agama akan mengunjungi juga. Harus ada
seorang pekerja kunci yang merupakan titik kontak utama bagi pasien,
keluarga dan anggota tim lainnya. Pekerja kunci sering tidak anggota tim
paling senior tetapi adalah orang penting yang bekerjasama dan yang
ascertains bahwa tidak ada yang belum selesai atau digandakan. Jika ada
mungkin ada masalah out-of-jam penyedia lokal perawatan terjadwal harus
diberitahu. Mereka harus memiliki daftar semua pasien terminal.
penghubung yang memadai dapat mencegah kunjungan yang tidak perlu
termasuk, jika keluarga setuju, menunggu sampai pagi untuk menyatakan
kematian.
c. Kebutuhan emosional
Kematian akan datang kepada kita semua tapi ketika itu menjadi
dekat, emosi terikat harus kuat. Ketakutan umum. Berapa lama waktu yang
akan? Apa rasanya? Cobalah untuk jujur dengan pasien dan menjawab
26
pertanyaan untuk yang terbaik dari kemampuan Anda, termasuk bersikap
jujur tentang ketidakpastian. Kebanyakan orang menginginkan jawaban
langsung tetapi Anda membutuhkan intuisi terbesar untuk mengetahui
berapa banyak pasien benar-benar ingin tahu dan berapa banyak dia benar-
benar ingin tersembunyi. Banyak orang menghadapi kematian akan berbalik
kepada Allah baik untuk pertama kalinya atau sebagai kembali ke iman
hilang. Menempatkan mereka dalam kontak dengan seorang menteri agama
jika diperlukan tetapi tidak upaya untuk mempengaruhi suatu daerah yang
bukan dalam bidang Anda.
d. Kelesuan Umum
27
e. Rasa sakit dan marabahaya
Nyeri adalah apa yang paling ditakuti oleh pasien meskipun pada
kenyataannya fitur lain seperti dispnea mungkin lebih menyedihkan. Ada
rentang yang sangat luas masalah lain yang akan dihadapi dan kebanyakan
pasien akan menderita beberapa dari mereka. Sebuah penelitian besar
memberikan masalah dan frekuensi mereka sebagai berikut :
1. Insomnia (59%)
2. Anoreksia (48%)
3. Sembelit (33%)
4. Berkeringat (28%)
5. Mual (27%)
6. Dispnea (24%)
7. Disfagia (20%)
8. Neuropsikiatri gejala (20%)
9. Muntah (20%)
10. Gejala urin (14%)
11. Dispepsia (11%)
12. Paresis (10%)
13. Diare (6%)
14. Pruritus (6%)
15. Gejala dermatologis (3%)
Ini rumah perawatan telah melakukan banyak gerakan untuk pengetahuan lebih
lanjut tentang pengelolaan nyeri dan tertekan dalam perawatan terminal. Dokter
harus percaya diri dalam kemampuannya untuk mengelola rasa sakit dan ini
harus dikirimkan ke pasien dan penjaga.
28
c. Patch untuk obat-obatan seperti fentanil mahal namun bermanfaat.
Syringe driver dapat berharga.
d. Membiarkan orang lain, termasuk pasien atau wali, memutuskan untuk
meningkatkan dosis jika diperlukan tapi menyimpan gambaran umum untuk
memastikan bahwa rezim rasional berada di tempat.
e. Jika dosis terlalu jauh terpisah nyeri menjadi parah dan melemahkan dan
membutuhkan dosis yang sangat tinggi untuk menekannya. Oleh karena itu
pasien menghabiskan separuh waktu tertekan dengan rasa sakit yang tidak
terkendali dan setengahnya lagi dibius oleh obat berat.
f. Pada tahap terminal memutuskan apa obat rutin dapat dihentikan.
g. Tindakan anxiolytic tengah opiat sangat penting dan obat-obatan termasuk
benzodiazepine , trisiklik antidepresan dan fenotiazin dapat meningkatkan
efek. Meskipun pengaruh mereka untuk menekan drive pernapasan mereka
juga dapat berharga dalam mengurangi beberapa tekanan dari dispnea dari
pernafasan atau gagal jantung tetapi mereka harus digunakan dengan hati-hati.
Isu-isu etika seputar keputusan tentang sedasi paliatif dan peran asupan
makanan dan cairan dalam perpanjangan hidup sangat kompleks. Tinjauan
sistematis telah menemukan inkonsistensi dalam pendekatan dan panggilan
untuk multisenter, prospektif, dan internasional studi longitudinal untuk
membantu menginformasikan proses.
29
konflik moral dan harus didukung dan mendengar dalam lingkungan non-
menghakimi.
a. Merawat
Merawat orang yang dicintai yang sekarat adalah waktu yang sangat
menuntut. Gejolak emosional, mungkin diperparah oleh kurang tidur harus
mengambil korban. Melihat orang tua satu, saudara atau pasangan
tergelincir dari yang kuat dan independen orang menjadi lemah, tergantung,
tdk bertarak dan mungkin pada saat-saat bingung bayangan dirinya mantan
yang paling menyedihkan dan dapat menghasilkan perasaan marah atau
bersalah. Mungkin suami melihat setelah ia sekarat istri mengalami
kesulitan menghadapi dengan inkontinensia ganda atau wanita rapuh sedang
berjuang dengan angkat berat. Penjaga, seperti pasien, perlu tahu apa yang
diharapkan. Kematian "bunyi" pernapasan terminal atau Cheynes-Stokes
pernapasan mereka mungkin menemukan yang paling menyedihkan. Semua
perhatian pada pasien sekarat. Jangan lupa kebutuhan orang-orang yang
peduli.
Ingat rincian praktis juga seperti siapa yang harus dihubungi jika
diperlukan dan apa yang harus dilakukan saat kematian terjadi. Mereka
tidak harus, dalam ketidaktahuan. Apakah mereka berbicara dengan pasien
tentang detail praktis termasuk pengaturan pemakaman dan mana yang
diajukan? Bila Anda menyatakan kematian berbicara kepada wali untuk
30
membiarkan mereka tahu bahwa Anda peduli tentang mereka juga. Atur
untuk melihat mereka dalam operasi beberapa saat setelah pemakaman atau
ke dokter mereka sendiri jika mereka tidak pasien Anda. Biasanya adalah
waktu yang sibuk sampai pemakaman dan itu adalah setelah semua orang
telah meninggalkan kekosongan muncul.
31
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui
kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori Dan Praktek, Ed.3.
2006. Jakarta : EGC.
Dian Roslan Hidayat S.Kep M.Kes. Tren dan Isu Mutakhir Praktek Perawat. Dibuka
tanggal 20 Maret 2010. Pada pukul 13.00 di
http://cita09060144.student.umm.Ac.id/20 10/02/05/ tren-dan-isu-mutakhir-
praktek-perawat/
Warta Warga. Asuhan Keperawatan Komunitas. Dibuka tanggal 17 Maret 2010. Pada
pukul 19.00 di http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/asuhan-keperawatan.
http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010/komunitas/
http://en.wikipedia.org/wiki/Palliative_care
33