You are on page 1of 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia jurusan Manajemen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isi dari makalah ini berupa
materi pembahasan mengenai aktiva tetap. Dalam membuat makalah ini saya tidak luput dari
campur tangan beberapa pihak yang telah membantu. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Cecep Suhendi selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan materi dan bimbingan untuk saya
2. Ibu Reskino selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah yang juga telah
memberikan materi kuliah
3. Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas ini
4. Teman-teman saya yang telah memberikan masukan dan informasi tambahan bagi saya

Saya teringat pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu saya sadar bahwa
makalah ini tidak sempurna. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam
tugas ini. Semoga makalah karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun
bagi penulisnya sendiri dikemudian hari.

Jakarta, Januari 2010

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB PENDAHULUAN 5

A. Latar Belakang 5

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat 5

BAB PEMBAHASAN 6

AKTIVA TETAP 6

A. Pengertian Aktiva Tetap 6

B. Mengklasifikasikan Biaya 7

C. Harga Perolehan Aktiva Tetap 8

D. Komponen Aktiva Tetap 9

E. Akuntansi untuk Penyusutan 11

F. Merevisi Estimasi Penyusutan 14

G. Pelepasan Aktiva Tetap 15

H. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan 20

I. Tahap-tahap Perolehan Aktiva Tetap 21

J. Sewa Guna Usaha Aktiva Tetap 22

K. Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap 22

BAB PENUTUP 24

A. Kesimpulan 24
2
DAFTAR PUSTAKA 25

Tampilan 1 7

Tabel 1 9

Tabel 2 13

BAB
3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saya memilih karya tulis ilmiah jenis papper karena lebih mudah dalam
mendapatkan sumber referensinya. Lalu saya memilih aktiva tetap sebagai judul dari
tugas akhir makalah Bahasa Indonesia karena menurut saya aktiva tetap merupakan
bagian penting dalam asset perusahaan yang menunjukkan jumlah kekayaan perusahaan
tersebut, di mana aktiva tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak untuk
dijual.

B. Rumusan Masalah

Mengenai aktiva tetap, saya ingin memahami tentang:

1. Kedudukannya dalam perusahaan, termasuk dalam laporan keuangan perusahaan

2. Bagaimanakah ayat jurnal yang diperlukan dalam penyajian laporan keuangan

3. Hal-hal apa saja yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama dari pembuatan karya tulis ilmiah aktiva tetap ini adalah untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, untuk menambah
wawasan mengenai aktiva tetap dalam perusahaan serta untuk bahan pembelajaran mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Dengan adanya makalah ini, dapat membantu
saya dan pembaca menjadi lebih paham mengenai penyajian data aktiva tetap dan hal-hal
apa saja yang berkaitan dengan aktiva tetap.

BAB
4
PEMBAHASAN

AKTIVA TETAP

A. Pengertian Aktiva Tetap

Setiap perusahaan menpunyai harta ( aktiva ) untuk mendukung kegiatan usahanya.


Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dibagi
menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap
(fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen, dan
merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena terlihat secara fisik. Aktiva tersebut
dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian
dari operasi normal. Setiap perusahaan menggunakan berbagai macam aktiva tetap seperti
peralatan, perabotan, bangunan, mesin, alat-alat dan tanah. Nama-nama deskriptif lain bagi
aktiva ini adalah aktiva pabrik (plant assets), atau properti, pabrik dan peralatan (property,
plant, equipment). Dalam perusahaan, aktiva tetap bisa menempati bagian yang sangat
signifikan pada total aktiva perusahaan secara keseluruhan.

Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias
diganti dengan aktiva yang sejenis
c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.

Aktiva Tak Berwujud / Intangible Assets

5
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki
perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh : Merk dagang,
hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.

 Merk dagang: hak yang diberikan oleh pemerintah kepada badan usaha untuk
menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya.
 Hak paten: hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perorangan/badan usaha
dalam hak menggunakan penemuan baru.
 Hak cipta: hak yang diberikan oleh pemerintah perorangan/badan usaha untuk
memperbanyak atau menjual barang-barang karya seni.
 Hak pengusahaan hutan / hph
 Franchise: hak istimewa yang diperoleh perusahaan/perorangan dari pihak lain
untuk mengkomersilkan produk, teknik atau formula tertentu.
 Goodwill: nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan yang timbul karena adanya
keistimewaan tertentu, seperti usaha strategis dan nama terkenal.

B. Mengklasifikasikan Biaya

Tampilan 1
Apakah aktiva
yang dibeli
Tidak Beban
berumur
panjang?

y
a

Apakah aktiva digunakan Investas


Tidak i
untuk tujuan produktif?

y
a 6
Aktiv
a
tetap

Tampilan 1 membantu menunjukkan bagaimana cara mengelompokkan biaya. Jika


barang yang dibeli memiliki masa pakai yang panjang, maka harus dikapitalisasi yang berarti
harus ada pada neraca sebagai aktiva. Di sisi lain, biaya yang ditimbulkan harus dilaporkan
pada laporan laba rugi. Biaya yang dikapitalisasi biasanya diharapkan untuk memberikan
manfaat lebih dari satu tahun. Jika suatu aktiva digunakan untuk tujuan produktif yang
melibatkan penggunaan atau manfaat berulang maka aktiva tersebut dimasukkan dalam
klasifikasi aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan peralatan.

Untuk dikategorikan sebagai aktiva tetap, suatu aktiva tidak harus digunakan secara
terus-menerus atau bahkan sering. Termasuk dalam aktiva tetap adalah aktiva yang dalam
keadaan siap pakai bila dibutuhkan ketika peralatan yang biasa dipakai rusak atau hanya
dipakai selama periode sibuk. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva tetap.

Aktiva tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk dijual. Aktiva
berumur panjang yang ditahan untuk dijual kembali tidak diklasifikasikan sebagai aktiva
tetap, namun seharusnya dilaporkan dalam neraca pada bagian investasi. Contohnya, tanah
yang belum dikembangkan yang dibeli sebagai investasi untuk dijual kembali, akan
diklasifikasikan sebagai investasi, bukan sebagai tanah.

C. Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan. Rincian aktiva tetap
diungkapkan di neraca atau di catatan atas laporan keuangan. Sebagai contoh, Zaoldyeck Inc.

7
mengungkapkan informasi yang terkait dengan aktiva tetap pada neraca tahun terakhir
sebagai berikut (tabel 1):

(dalam jutaan $)
Tanah $ 386
Bangunan 547
Furniture dan Peralatan 676
Property 1270
Pekerjaan dalam Penyelesaian 180
Total $ 3059

Hanya biaya yang bermanfaat untuk menyiapkan aktiva berumur panjang hingga
dapat digunakan, yang termasuk ke dalam biaya aktiva tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan
tetapi tidak membuat aktiva tetap siap, pakai tidak menambah manfaat dari aktiva tetap yang
bersangkutan. Biaya semacam itu jangan dimasukkan sebagai bagian dari total biaya aktiva
tetap. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut harus didebit langsung ke dalam akun beban:

• Kerusakan akibatnya kekerasan

• Kesalahan pemasangan

• Pencurian yang tidak diasuransikan

• Kerusakan selama bongkar pasang

• Denda akibat tidak lengkapnya izin dari badan pemerintah.

D. Komponen Aktiva Tetap

Komponen adalah bagian berwujud dari aktiva tetap yang dapat dipisahkan dan
diidentifikasikan sebagai aktiva yang disusutkan tersendiri sesuai dengan umur manfaatnya.
Sebagai contoh, sebuah lift dari sebuah bangunan dapat diidentifikasikan sebagai sebuah
komponen yang disusutkan terpisah dari bangunannya. Ketika perusahaan memperoleh atau
membangun komponen baru, biaya harus dikapitalisasi. Ketika sudah terpasang, komponen
akan disusutkan selama umur manfaatnya.

8
Perusahaan juga dapat mengganti suatu komponen. Penggantian diperhitungkan
menjadi dua tahap. Pertama, nilai buku komponen yang diganti didebit ke akun beban
penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perlakuan ini konsisten dengan perubahan
estimasi. Yaitu, komponen aktiva tetap diakui sebagai aktiva yang telah disusutkan penuh
pada saat penggantian. Sebagai tambahan, biaya yang terjadi untuk memindahkan komponen
lama harus dicatat sebagai beban. Kedua, biaya langsung yang berkaitan dengan komponen
baru harus dikapitalisasi.

Sebagai contoh, diasumsikan Zaoldyeck mengangkat atap gudangnya pada tanggal 1


Oktober dengan biaya $1.000. Pada 1 Oktober nilai buku atap lama ($40.000 harga perolehan
dikurangi $31.000 akumulasi penyusutan) sebesar $9.000. Pada tanggal 9 Oktober atap baru
telah selesai dibuat menghabiskan biaya sebesar $60.000 dan diestimasikan mempunyai
umur manfaat 20 tahun, yang merupakan sisa umur dari bangunan. Pertama, biaya
mengangkat/memindahkan atap lama harus dibebankan, dan nilai buku atap yang diganti
harus disusutkan penuh, sebagai berikut:

Ok
1 t Beban Pemindahan 1000
Kas 1000

1 Beban Penyusutan 9000


Akumulasi Penyusutan
Gudang 9000

Setelah ayat jurnal di atas nilai buku atap lama menjadi nol ($40.000 harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan $40.000). karena atap lama sudah diganti, maka harga
perolehan awal dan penyusutannya juga harus dihilangkan dari catatan akuntansi, seperti
berikut ini:

Akumulasi Penyusutan
Gudang 40000
Gudang 40000

Kemudian, biaya atap baru harus dikapitalisasi sebagai komponen terpisah, sebagai
berikut:
9
Ok
9 t Gudang 60000
Kas 60000

Dengan menggunakan metode garis lurus, atap baru akan disusutkan selama 20 tahun
sebesar $3.000 per tahun ($60.000 ÷ 20 tahun).

E. Akuntansi untuk Penyusutan

Tiga faktor harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang
diakui setiap periode, yaitu:

a. Biaya awal aktiva tetap

b. Umur manfaat yang diperkirakan

c. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat. Factor terakhir ini dinamakan dengan nilai
residu (residual value) sering disebut juga nilai sisa, atau nilai pertukaran.

Nilai sisa aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya harus diestimasi pada saat aktiva
tersebut mulai dipakai. Jika suatu aktiva tetap diperkirakan hanya memiliki sedikit nilai sisa
atau bahkan tidak sama sekali, maka biaya awalnya harus dialokasikan seluruhnya sepajang
umur manfaat yang diperkirakan sebagai penyusutan. Namun, jika aktiva tetap diperkirakan
memiliki nilai sisa signifikan, maka selisih antara nilai awal dengan nilai sisa, yang
dinamakan biaya yang dapat disusutkan, adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang
umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. Umur manfaat yang diperkirakan atas aktiva
tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

Perusahaan tidak diharuskan menggunakan satu metode penyusutan tunggal bagi


semua aktivanya. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan
mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak
penghasilan dan pajak property. Tiga metode yang paling umum digunakan adalah (1)
metode garis lurus, (2) metode unit produksi dan (3) metode saldo menurun.

10
- Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap
tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Contohnya, asumsikan bahwa biaya
akuisisi aktiva tetap adalah $24.000, estimasi nilai sisa adalah $2.000, dan estimasi
umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut:

$24.000 biaya - $2.000 estimasi nilai sisa = $4.400 penyusutan tahunan

5 tahun estimasi umur

Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan


tahunannya disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Contoh: asumsikan bahwa
tahun fiscal berakhir tanggal 31 Desember dan aktiva dalam contoh di atas mulai
digunakan tanggal 1 Oktober. Penyusutan untuk tahun fiscal pertama adalah $1.100
($4.400 × 3/12).

Untuk kemudahan penerapan metode garis lurus, penyusutan tahunan bisa


dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan
dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaat. Contoh: jika umur
manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100%/20),
jika umur manfaatnya 8 tahun, persentase beban penyusutan tahunannya adalah
12,5% (100%/8), demikian seterusnya. Dalam contoh di atas penyusutan tahunan
sebesar $4.400 dapat dihitung dengan mengalikan biaya yang dapat disusutkan
sebesar $22.000 dengan 20% (100%5).

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini
menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan
pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

11
- Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka
metode unit produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Dalam hal ini,
metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan
pendapatan terkait.

Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi
setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva.
Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit
kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode
akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan
jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Contoh:
asumsikan bahwa sebuah mesin yang berbiaya $24.000 dan estimasi nilai sisa $2.000
diperkirakan memiliki estimasi umur manfaat 10.000 jam operasi. Penyusutan per
jam dihitung sebagai berikut:

$24.000 biaya - $2.000 estimasi nilai sisa = $2,20 penyusutan per jam

10.000 estimasi per jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu


tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah $4.620 ($2,20 × 2.100 jam).

- Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun


sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tariff
penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh,
12
tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aktiva yang memiliki estimasi umur
manfaat 5 tahun adalah 40%, yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100%/5).

Untuk tahun pertama, biaya aktiva dikalikan dengan tariff saldo menurun.
Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai ilustrasinya, penyusutan
saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan
biaya $24.000 diperlihatkan pada tabel 2 berikut ini:

Tahun Harga Akumulasi Nilai Buku Tarif Penyusutan Nilai Buku


Perolehan Penyusutan Awal Tahun Tahunan Akhir Tahun
Awal Tahun

1 $24.000 $24.000 × 40% $9.600 $14.400

2 24.000 $9.600 14.400 × 40% 5.760 8.640

3 24.000 15.360 8.640 × 40% 3.456 5.184

4 24.000 18.816 5.184 × 40% 2.073,6 3.110,4

5 24.000 20.889 3.110 - 1.110,4 2.000

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,


estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa
juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aktiva tidak boleh
disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas, estimasi nilai sisa
adalah $2.000. Jadi, penyusutan untuk tahun ke-5 adalah $1.110,4 ($3.110,4 - $2.000)
bukan $1.244,16 (40% × $3.110,4).

F. Merevisi Estimasi Penyusutan

Revisi estimasi nilai sisa dan umur manfaat adalah hal yang normal. Setelah direvisi,
estimasi-estimasi baru akan digunakan untuk menentukan beban penyusutan di masa depan.

13
Revisi tidak mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang dicatat dalam tahun-tahun
sebelumnya.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu aktiva tetap yang dibeli seharga $130.000
pada awalnya diestimasikan memiliki umur manfaat 30 tahun dan nilai sisa $10.000. Aktiva
tersebut telah disusutkan selama 10 tahun dengan metode garis lurus. Pada akhir tahun ke-10,
nilai buku aktiva tersebut adalah $90.000 yang ditentukan sebagai berikut:

Harga perolehan aktiva $130.000

Dikurangi akumulasi penyusutan ($4.000 per tahun × 10 tahun) 40.000

Nilai buku (harga perolehan yang belum disusutkan), akhir tahun ke-10 $90.000

Pada tahun ke-11, diestimasikan kembali bahwa umur manfaat tersisa adalah 25 tahun
(bukan 20 tahun) dan nilai sisa adalah $5.000 (bukan $10.000). Beban penyusutan bagi
masing-masing tahun dari 25 tahun tersisa adalah $3.400, yang dihitung sebagai berikut:

Nilai buku (harga perolehan yang belum disusutkan), akhir tahun ke-10 $90.000

Dikurangi estimasi nilai sisa yang direvisi 5.000

Sisa harga perolehan yang belum disusutkan yang direvisi $85.000

Tahun tersisa 25

Beban penyusutan tahunan yang direvisi ($85.000/25) $3.400

G. Pelepasan Aktiva Tetap

14
Aktiva tetap yang tidak lagi digunakan bisa dibuang, dijual, atau ditukar tambah
dengan aktiva tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap dapat
bervariasi. Namun dalam semua kasus, nilai buku aktiva harus dihapus dari akun, yang
dilakukan dengan mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva yang terkait sebesar saldonya
pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya.

Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tersebut telah
disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan
akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Hal ini ditujukan untuk
mempertahankan akuntabilitas aktiva tersebut dalam buku besar. Jika nilai buku dari aktiva
dihapuskan dari buku besar, tidak akan ada lagi bukti mengenai keberadaan dari aktiva.
Selain itu, data-data biaya dan akumulasi penyusutan aktiva biasanya dibutuhkan untuk
pelaporan pajak property dan pajak penghasilan.

 Pembuangan Aktiva Tetap

Jika aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai sisa
atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Contohnya, asumsikan suatu jenis
peralatan yang diperoleh seharga $23.000 telah disusutkan secara penuh pada tanggal 31
Desember akhhir tahun fiscal sebelumnya. Pada tanggal 15 Februari peralatan tersebut
dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat adalah sebagai berikut:

1 Akumulasi Penyusutan
5 Feb Peralatan 23000
Peralatan 23000

Jika suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan harus terlebih
dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi. Contoh:
asumsikan bahwa suatu peralatan yang berharga $6.000 telah disusutkan dengan tarf garis
lurus sebesar 10% per tahun. Selain itu, asumsikan juga bahwa pada tanggal 311
Desember tahun fiscal sebelumnya, saldo akumulasi penyusutan setelah ayat jurnal
penyesuaian adalah $4.750. Terakhir, asumsikan juga bahwa aktiva tersebut dikeluarkan

15
dari pemakaian pada tanggal 25 Maret tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat
penyusutan untuk tiga bulan dalam periode berjalan sebelum dikeluarkannya aktiva dari
pemakaian adalah sebagai berikut:

2
5 Mar Beban Penyusutan Peralatan 150
Akumulasi Penyusutan
Peralatan 150
($6.000 × 3/12)

Pembuangan peralatan kemudian dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

2 Akumulasi Penyusutan
5 Mar Peralatan 4900
Kerugian atas Pelepasan
Aktiva Tetap 1100
Peralatan 6000

Kerugian sebesar $1.100 dicatat karena saldo akun akumulasi penyusutan


($4.900) lebih kecil daripada saldo akun peralatan ($6.000). kerugian dari pembuangan
aktiva tetap merupakan pos nonoperasi dan biasanya dilaporkan dalam bagian beban
lainnya pada laporan laba rugi.

 Penjualan Aktiva Tetap

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sejenis dengan ayat jurnal yang
telah diilustrasikan di atas, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga
harus dicatat. Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka transaksi tersebut
menimbulkan kerugian.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu peralatan diperoleh dengan harga


$10.000 dan disusutkan dengan tariff garis lurus sebesar 10% setiap tahunnya. Peralatan
tersebut dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober di tahun ke-8 pemakaiannya. Saldo
akun akumulasi penyusutan per 31 Desember tahun sebelumnya adalah $7.000. Ayat
jurnal untuk memutakhirkan penyusutan selama 9 bulan dari tahun berjalan adalah:
16
1 Ok
2 t Beban Penyusutan Peralatan 750
Akumulasi Penyusutan
Peralatan 750
untuk mencatat
penyusutan tahun
berjalan atas peralatan
yang dijual
($10.000 × 3/4 × 10%)

Setelah penyusutan tahun berjalan dicatat, nilai buku aktiva adalah $2.250
($10.000 - $7.750). Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan, dengan mengasumsikan
tiga harga jual yang berbeda adalah sebagai berikut:

Dijual seharga nilai buku $2.250, tidak ada keuntungan atau kerugian.

1 Ok
2 t Kas 2250
Akumulasi Penyusutan
Peralatan 7750
Peralatan 10000

Dijual di bawah nilai buku seharga $1.000, rugi sebesar $1.250.

1 Ok
2 t Kas 1000
Akumulasi Penyusutan
Peralatan 7750
Kerugian Pelepasan Aktiva
Tetap 1250
Peralatan 10000

Dijual di atas nilai buku seharga $2.800, keuntungan sebesar $550.

1 Ok
2 t Kas 2800
Akumulasi Penyusutan Peralatan 7750
17
Peralatan 10000
Keuntungan atas Pelepasan
Aktiva Tetap 550

 Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

Sering kali peralatan lama ditukar dengan yang baru, yang memiliki kegunaan
sama. Dalam kasus semacam ini, pembeli menerima peralatan lama yang dimaksud dari
penjual. Jumlah ini yang dinamakan dengan nilai tukar tambah (trade-in allowance),
mungkin lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku peralatan lama. Saldo yang
tersisa –jumlah yang terutang- dapat dibayarkan tunai atau dicatat sebagai suatu
kewajiban. Selisih ini biasanya dinamakan dengan sisa yang terutang (boot).

a. Keuntungan atas Pertukaran

Keuntungan atas pertukaran aktiva tetap sejenis tidak diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan, hanya diakui jika ada uang kas yang diterima (boot). Hal ini didasarkan
pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang dibuat
dengan memanfaatkan aktiva tetap, bukan dari pertukaran aktiva tetap yang sejenis.

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak
keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva baru
dapat ditentukan dengan salah satu dari dua cara sebagai berikut:

1. Harga perolehan aktiva baru = harga aktiva baru – keuntungan yang tidak diakui

2. Harga perolehan aktiva baru = kas yang dibayarkan (atau kewajiban) + nilai buku
aktiva lama

Untuk ilustrasinya perhatikan pertukaran sebagai berikut:

Peralatan sejenis yang diperoleh (baru):

Harga peralatan baru $5.000

18
Nilai tukar tambah peralatan lama 1.100

Kas yang dibayar per 19 Juni, tanggal pertukaran $3.900

Peralatan yang ditukarkan (lama):

Harga perolehan peralatan lama $4.000

Akumulasi penyusutan pada tanggal pertukaran 3.200

Nilai buku per 19 Juni, tanggal pertukaran $800

Biaya atau harga perolehan peralatan baru yang dicatat:

Metode 1

Harga peralatan baru $5.000

Nilai tukar tambah $1.100

Nilai buku peralatan lama 800

Keuntungan pertukaran yang belum diakui (300)

Harga perolehan peralatan baru $4.700

Metode 2

Nilai buku peralatan lama $800

Kas yang dibayarkan pada tanggal pertukaran 3.900

Harga perolehan peralatan baru $4.700

19
Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran ini dan pembayaran kas, sebagai berikut:

1
9 Jun Akumulasi Penyusutan Peralatan 3200
Peralatan (baru) 4700
Peralatan (lama) 4000
Kas 3900
untuk mencatat pertukaran
peralatan

Tidak diakuinya keuntungan sebesar $300 ($1.100 nilai tukar tambah - $800 nilai
buku) pada saat pertukaran akan mengurangi beban penyusutan di masa depan. Yaitu,
beban penyusutan atas aktiva baru didasarkan pada biaya sebesar $4.700 bukan pada
harga $5.000. Sebenarnya keuntungan yang tidak diakui sebesar $300 mengurangi
jumlah total penyusutan sepanjang umur peralatan dengan $300.

b. Kerugian atas Pertukaran

Untuk tujuan pelaporan keuangan, kerugian atas pertukaran aktiva tetap sejenis
diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Jika terjadi
kerugian, biaya yang dicatat untuk ativa baru adalah harga pasar aktiva tersebut.
Sebagai ilustrasi, perhatikan pertukaran berikut:

Peralatan sejenis yang diperoleh (baru):

Harga peralatan baru $10.000

Nilai tukar tambah peralatan lama 2.000

Kas yang dibayarkan per 7 September, tanggal pertukaran $8.000

Peralatan yang ditukarkan (lama):

20
Harga perolehan peralatan lama $7.000

Akumulasi penyusutn pada tanggal pertukaran 4.600

Nilai buku per 7 September, tanggal pertukaran $2.400

Nilai tukar tambah peralatan lama 2.000

Kerugian pertukaran $400

Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut adalah:

Se
7 p Akumulasi Penyusutan Peralatan 4600
Peralatan 10000
Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap 4000
Peralatan 7000
Kas 8000

H. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

Biaya akuisisi atas aktiva tetap, biaya atas penambahan atau perbaikan pada
aktiva tetap sendiri yang meningkatkan nilai total aktiva, atau memperpanjang umur
manfaatnya dinamakan dengan pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran
semacam ini dicatat dengan mendebit akun aktiva atau akun akumulasi penyusutan yang
berhubungan. Biaya-biaya yang hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan atau
biaya yang muncul sebagai bagian dari reparasi dan pemeliharaan normal dinamakan
dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran seperti ini didebit
ke akun beban. Contohnya, biaya pengganti busi sebuah mobil atau biaya pengecatan
bangunan harus didebit ke akun beban.

Pengeluaran modal akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari satu periode,
sementara pengeluaran pendapatan hanya akan mempengaruhi beban pada periode
berjalan.

21
I. Tahap-tahap Perolehan Aktiva Tetap

Biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap dapat diklasifikasikan menjadi empat
tahap: (1) pendahuluan, (2) pra-perolehan, (3) perolehan atau konstruksi dan (4)
pemakaian.

Tahap pendahuluan terjadi sebelum manajemen yakin akan kemungkinan


dilakukannya pembelian aktiva tetap. Selama tahap ini, perusahaan mungkin akan
melakukan studi kelayakan, studi pasar, dan analisis keuangan untuk menentukan
kelayakan perolehan aktiva tetap. Biaya ini tidak dapat dikaitkan dengan aktiva tetap
tertentu sehingga diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan.

Pada tahap pra-perolehan, kemungkinan pembelian aktiva tetap menjadi sangat


besar, namun belum terjadi. Biaya yang terjadi dalam tahap ini seperti biaya survey,
penetapan wilayah, dan studi teknis, dapat dikaitkan dengan aktiva tetap tertentu dan
harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal. Seperti dinyatakan sebelumnya,
pengeluaran modal adalah biaya perolehan, konstruksi, penambahan, atau penggantian
aktiva tetap.

Dalam tahap perolehan atau konstruksi, pembelian telah terjadi atau konstruksi
telah dimulai, namun aktiva tetap tersebut belum siap untuk digunakan. Biaya yang bisa
diidentifikasikan langsung dengan aktiva tetap tertentu selama tahap ini harus
dikapitalisasi dalam akun aktiva tetap atau dalam akun pekerjaan dalam penyelesaian.
Biaya administrasi dan umum seharusnya tidak dialokasikan ke dalam akun aktiva tetap
atau akun pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya ini didebit ke akun beban administrasi
dan umum. Ketika aktiva tetap siap dimanfaatkan, biaya yang dikapitalisasi harus
ditransfer dari akun pekerjaan dalam penyelesaian ke akun aktiva tetap berkaitan.

Dalam tahap pemakaian, aktiva tetap telah selesai dan siap digunakan. Selama
tahap ini, aktiva tetap harus disusutkan seperti yang dijabarkan dalam bagian
sebelumnya. Sebagai tambahan, aktivitas perbaikan dan pemeliharaan yang normal,
berulang, dan periodic sehubungan dengan aktiva tetap tersebut selama tahap ini, harus
dicatat ke beban pemeliharaan untuk periode bersangkutan. Biaya yang terjadi untuk

22
memperoleh komponen tambahan atau mengganti komponen yang sudah ada atas aktiva
tetap tersebut harus dikapitalisasi.

J. Sewa Guna Usaha Aktiva Tetap

Sewa guna usaha adalah suatu kontrak pemakaian aktiva selama periode waktu
yang ditentukan. Dua pihak yang terlibat dalam kontrak sewa guna usaha adalah lessor
dan lessee. Lessor adalah pihak yang memiliki aktiva. Lessee adalah pihak yang
mendapatkan hak untuk menggunakan aktiva yang dialihkan oleh lessor. Lessee
diwajibkan untuk melakukan pembayaran sewa periodic dalam jangka waktu sewa guna
usaha. Semua sewa guna usaha dapat diklasifikasikan oleh lessee baik sebagai sewa guna
usaha modal atau sewa guna usaha operasi.

Suatu sewa guna usaha diklasifikasi sebagai sewa guna usaha modal (capital
lease) jika lessee pada dasarnya dianggap telah membeli aktiva. Lessee mendebit akun
aktiva sebesar nilai pasar wajar dan mengkredit akun kewajiban sewa guna usaha jangka
panjang.

Sewa guna usaha yang tidak diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha modal
untuk tujuan akuntansi diperlukan sebagai sewa guna usaha operasi (operating lease).
Dalam hal ini, lessee mencatat pembayaran menurut sewa guna usaha operasi dengan
mendebit beban sewa dan mengkredit kas. Baik kewajiban sewa guna usaha maupun hak
untuk menggunakan aktiva yang disewa di masa depan tidak diakui dalam akun. Namun,
lessee harus mengungkapkan komitmen sewa guna usaha di masa depan dalam catatan
atas laporan keuangan.

K. Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap

Karena aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, maka penting
untuk merancang dan menerapkan pengendalian internal yang efektif atas aktiva tetap.
Pengendalian itu harus dibentuk untuk menjamin bahwa aktiva tetap dibeli dengan harga

23
yang serendah mungkin. Salah satu prosedur untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
meminta para pemasok mengajukan tawaran kompetitif.

Segera setelah aktiva tetap diterima, aktiva tersebut harus diperiksa dan diberi
label untuk tujuan pengendalian dan dicatat dalam buku besar pembantu. Prosedur ini
dimaksudkan untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud. Buku
besar pembantu juga berguna dalam menentukan beban penyusutan dan pencatatan
pelepasan aktiva. Data-data operasi yang dicatat dalam buku besar pembantu seperti
jumlah kerusakan, lamanya aktiva tidak terpakai, dan biaya perbaikan, berguna dalam
menentukan perlu tidaknya suatu aktiva diganti. Sebuah perusahaan yang memilliki buku
besar pembantu terkomputerisasi mungkin menggunakan label kode batang (bar code)
agar data-data aktiva tetap dapat langsung dipindai ke dalam catatan computer.

Aktiva tetap juga harus diasuransikan terhadap pencurian, kebakaran, banjir, atau
bencana lainnya. Selain diasuransikan, perusahaan juga perlu membentuk perangkat-
perangkat perlindungan terhadap pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan lain.
Perusahaan juga perlu membentuk prosedur pelatihan pegawai untuk mengoperasikan
aktiva tetap seperti peralatan dan mesin-mesin dengan benar.

Perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodic dalam
rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditujukan
untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak, atau menganggur. Selain itu,
aktiva tetap harus diperiksa secara periodic untuk menentukan kondisinya.

Pengendalian yang hati-hati juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva


tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar. Aktiva yang telah
disusutkan secara penuh harus tetap dipertahankan dalam catatn akuntansi sampai
pelepasan diotorisasi dan aktiva tersebut dikeluarkan dari pemakaian.

24
BAB

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang
relative permanen, dimana aktiva tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap
berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud seperti peralatan, perabotan,
bangunan, mesin, alat-alat dan tanah. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud misalnya
merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill dan
lain-lain. Untuk pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara menjual, membuang,
atau menukar aktiva tetap tersebut.

Dalam pengendalian untuk aktiva tetap, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap
harus dilakukan secara periodik untuk mendeteksi apakah ada aktiva tetap yang telah
rusak, hilang atau bahkan belum terpakai. Setelah aktiva tetap diterima harus segera
dicatat dalam pembukuan yang terkomputerisasi disertai kode bar dan cepat
diasuransikan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
25
Fess, Warren Reeve. 2006. Pengantar Akuntansi edisi 21. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Kieso, E Donald, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield. Akuntansi Intermediate edisi 12.
Penerbit: Erlangga. Jakarta

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-aktiva-tetap-berwujud/

www.wikipedia.com/aktiva-tetap

26

You might also like