You are on page 1of 12

EVALUASI DI DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia belum menampakkan kesuksesannya. Itu


dilihat dari outcome yang belum memuaskan banyak pihak. Disisi lain
moralitas yang dimiliki lulusan produk pendidikan kita sudah diambang batas
kewajaran. Tingkat korupsi yang tinggi, tawuran antar pelajar atau antar warga,
banyaknya perampokan dan pembunuhan, banyaknya pengganguran itu
merupakan bagian dari ketidakberhasilannya pendidikan kita. Pendidikan yang
dilaksanakan sukses tidaknya bergantung sistem yang melingkupinya. Sistem
itu bisa berupa kebijakan pendidikan yang ditentukan begitu juga sistem
pengelolaan pendidikan ditingkat satuan pendidikan. Keberhasilan di tingkat
satuan pendidikan ditentukan oleh kepala sekolah/ madrasah sebagai pemimpin
yang menahkodai lembaga pendidikan tersebut. Kepala sekolah/madrasah
adalah pengelola tertinggi yang banyak mengendalikan jalannya pendidikan di
tingkat satuan pendidikan. Figur pemimpin adalah pemimpin-pemimpin
pendidikan yang mampu melahirkan berbagai konsep pendidikan yang bisa
mewadahi dan mengadaptasi perubahan sosial, ekonomi dan teknologi. 1
Dalam dunia pendidikan selalu dihadapkan pada perubahan, dan
perubahan itu harus dihadapi oleh para pemimpin pendidikan melalui strategi
2
tertentu. Pada tahapan manajemen pendidikan yang dilakukan seperti pada
manajemen pada umumnya harus melakukan kegiatan Planning, Organizing,
Motivating, Innovating dan Controlling 3. Dalam hal ini Controlling berada
dalam lingkup evaluasi. Kegiatan evaluasi adalah sangat penting dalam
kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan. Karena dengan mengevaluasi semua
kegiatan maka akan dilihat mana hal-hal yang sudah dan belum tercapai,
kendala yang dihadapi sehingga dengan adanya evaluasi diharapkan
kedepannya pelaksanaan pendidikan selanjutnya akan lebih baik. Jika

1
Atmodiwirio dalam Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Strategi Baru Pengelolaan
Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2007, hal 271
2
ibid
3
Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, ALFABETA, Bandung, 2009, hal 93

1
sebelumnya sudah dibahas mengenai konsep dasar kepemimpinan yang baik,
nilai dan moralitas yang harus dimiliki seorang pemimpin, begitu juga
manajemen kelembagaan yang seharusnya dilakukan. Maka pada makalah kali
ini akan membahas tentang kegiatan evaluasi di dalam Kepemimpinan
Pendidikan Islam.

B. PEMBAHASAN
1. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Dalam sebuah manajemen diperlukan manajemen strategic yaitu
pendekatan manajemen yang terintegrasi dan stategik untuk mendukung
keberhasilan organisasi secara terus menerus melalui peningkatan kemampuan
kinerja semua anggota organisasi. 4Demikian pula yang bisa diterapkan pada
lembaga pendidikan islam. Pendekatan integrasi sangat peduli terhadap
a).perencanaan b). komunikasi c). input, proses, outcomes d) pengukuran
kinerja dan review) kepentingan customer dan stakeholder f). pembangunan
5
yang procedural yang tidak memihak dan transparansi. Sasaran manajemen
strategic ada tiga yaitu:
a. Tumbuhnya perubahan di berbagai bidang secara terus menerus
b. Menekankan pada pencapaian hasil kegiatan (outcome) dan
dampaknya
c. Meningkatnya kemampuan mengukur kinerja (performance) 6
Dalam kaitannya dengan pembahasan makalah ini poin d (pengukuran
kinerja dan review) dan juga sasaran menajemen strategi pada poin c
meningkatnya kemampuan mengukur kinerja adalah aktivitas evaluasi yang
dapat diterapkan pada lembaga pendidikan islam.
a. Pengukuran / Indikator Kinerja
Kinerja sendiri adalah hasil kerja suatu organisasi dalam rangka
mewujudkan tujuan, kepuasan pelanggan dan kontribusinya terhadap
lingkungan. Menurut Bates dan Holton kinerja merupakan bangunan multi

4
Akdon, Strategic Management for Educational Manajemen (Manajemen Strategik untuk
Manejemen Pendidikan),Alfabeta, Bandung, 2006, hal 164-165
5
Ibid, Hal 165
6
Ibid

2
dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung
kepada banyak faktor.7
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk
menggambarkan tingkat pencapian sasaran dan tujuan organisasi, baik tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai.
Indikator kinerja juga digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi
hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tercapainya sasan
maupun tujuan organisasi yang bersangkutan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu indikator kinerja adalah :
• Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi
• Dapat diukur secara obyektif baik secra kualitatif maupun kuantitatif
• Menangani aspek-aspek yang relevan
• Harus penting/ berguna untuk menunjukkan keberhasilan input,
output, hasil/ outcome, manfaat maupun dampak serta proses
• Fleksibel dan sensitive terhadap perubahan pelaksanaan8
Terdapat 5 macam indikator kinerja yang umumnya digunakan yakni
• Indikator kinerja input (masukan)adalah indikator segala sesutau
yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan
keluaran yang ditentukan, misalnya dana, SDM, informasi,
kebijakan dan lain-lain.
• Indikator kinerja output (keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun
nonfisik
• Indikator outcome (hasil) adalah segala sesuatu yange
mencerminkan berfungsinya keluaran (ouput) kegiatan pada jangka
menengah (efek langsung)
• Indikator kinerja benefit(manfaat) adalah sesuatu yang terkait
dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan

7
Bates dan Holton dalam Akdon,Strategic Management….., hal 166
8
Akdon, Strategic Management….., Hal 168

3
• Indikator kinerja impact (dampak) adalah pengaruh yang
ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan
indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.9
Beberapa syarat dan macam indikator kinerja diatas merupakan
tahapan yang harus dilalui untuk aktivitas evaluasi dalam lembaga
pendidikan islam jika menginginkan keberhasilan dalam pelaksanan
pendidikan secara keseluruhan.
Contoh indikator kinerja
Kegiatan : Kegiatan Perpisahan dan Gebyar Seni Kelas IX SMPIT
Al-azhar
Indikator kinerjanya :
Masukan : jumlah dana yang dibutuhkan
Keluaran : kesuksesan acara
Hasil : kualitas acara perpisahan lebih baik
Manfaat : Ajang berkreasi siswa dan informasi pada orang tua dan
masyarakat
sekitar
Dampak : kepuasan peserta dan seluruh panitia

Kinerja harus selalu diukur agar dapat dilakukan tindakan-tindakan


penyempurnaan. Tindakan penyempurnaan yang dimaksud antara lain :
• Memperbaiki kinerja yang lemah
• Meningkatkan hubungan yang lebih baik antara staf dan
manajemen
• Meningkatkan hubungan yang lebih erat dengan customer 10
Unsur-unsur kunci dalam pengukuran kinerja adalah:
• Perencanaan yang menetapkan tujuan, sasaran dan strategi
pencapaian tujuan
• Pengembangan sistem pengukuran yang relevan
• Penggunaan informasi

9
Ibid, Hal 168-169
10
Ibid , Hal 173

4
• Pelaporan hasil secara formal 11
Beberapa cara pengukuran kinerja, antara lain adalah sebagai berikut:
• Membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan
• Membandingkan kinerja nyata dengan hasil (sasaran) yang
diharapkan
• Membandingkan kinerja tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya
• Membandingkan kinerja dengan kinerja instansi lain yang unggul
• Membandingkan kinerja dengan standar12
Kinerja yang dilakukan lembaga pendidikan islam harusnya juga
dilakukan untuk dapat melaksanakan tindak penyempurnaan kegiatan
pendidikan secara keseluruhan. Cara pengukuran kinerja bagi lembaga
pendidikan islam sebagaimana yang disebutkan diatas secara rutin sebaiknya
dilakukan misalnya dengan rutin mengadakan rapat rutin yang selalu
mengevaluasi setiap kegiatan dengan melakukan pembandingan-pembandingan
seperti diatas, utamanya dengan membandingkan dengan lembaga pendidikan
islam yang lebih unggul. Dari situlah akan menjadi motivasi untuk melakukan
kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang lebih baik dari hari kehari.

b. Evaluasi Kinerja
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
13
informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Dalam lembaga
pendidikan islam aktivitas evaluasi dimulai dari pengukuran kinerja kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi kinerja. Tujuan pokoknya agar dapat
mengetahui secara pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang
dijumpai dalam pelaksanaan program, selanjutnya dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program di masa akan datang.

Fokus evaluasi kinerja meliputi :


11
Ibid
12
Ibid , hal 174
13
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/ ,
diakses tanggal 26 Nopember 2010 pukul 17.35

5
1. Evaluasi masukan
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi keluaran
4. Evaluasi hasil
5. Evaluasi dampak14
Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi dan memberikan masukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Evaluasi bermanfaat untuk perbaikan perencanaan,
stategi, kebijakan, untuk pengambilan keputusan, pengendalian program/
kegiatan, perbaikan input, proses, output serta perbaikan tatanan atau sistem
prosedur.
Secara garis besar ada dua jenis evaluasi yaitu:
1. Evaluasi formatif meliputi evaluasi yang dilakukan sebelum program
berjalan, atau sedang dalam pelaksanaan, atau setelah program selesai dan
dapat diteliti hasil dampaknya
2. Evaluasi sumatif meliputi yang dilakukan untuk beberapa periode/ tahun
sehingga memerlukan pengumpulan data untuk beberapa tahun yang
dievaluasi. 15
Evaluasi kinerja juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi
kegiatan dan sasaran, serta evaluasi program dan kebijakan. Dalam hal ini
lembaga pendidikan pastilah mempunyai kebijakan-kebijakan, program-
program dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan
sasaran dalam rangka menjalankan visi dan misi lembaga. Evaluasi bisa
dilakukan terhadap seluruh atau sebagain kebijakan, program dan kegiatan-
kegiatannya. Hasil evaluasi diharapkan dapat menjadi kesimpulan kinerja
lembaga secara keseluruhan.

• Evaluasi Kinerja Kegiatan dan Sasaran


Evaluasi ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan
14
Ibid, hal 176
15
ibid

6
1. Pendekatan Analisis input-proses-ouput, yaitu dengan meneliti dan
mempelajari input, proses dan ouput secara mendalam. Pendekatan ini
akan memberikan rekomendasi atau feedback tentang berbagai hal
baik peningkatan hasil maupun prosesnya.
2. Pendekatan Analisis input-output saja. Dalam pendekatan ini yang
diteliti hanya input-output saja, sedangkan prosesnya merupakan black
box yang dibiarkan tidak diteliti dan diserahkan pihak pelaksana
bagaimana cara pencapai output tersebut. Pendekatan ini menyisakan
pertanyaan tentang cara meningkatkan kinerja dengan memperbaiki
proses tetapi lebih murah dari sisi biaya evaluasi. 16
• Evaluasi Kinerja Program dan Kebijakan
Evaluasi terhadap program hanya dilakukan untuk mencari
jawaban akan outcome yang dihasilkan, sedangkan evaluasi terhadap
kebijakan mungkin saja sampai dampak yang terjadi. Tahapan evaluasi
program meliputi :
a) Analisis logika program
b) Desain evaluasi
c) Penyusunan desain evaluasi serta strategi pengumpulan dan
analisis data
a) Evaluasi kebijakan yang dilakukan yaitu kebijakan publik. Yang
dievaluasi yaitu mengenai nilai dan manfaat kebijakan yang telah
dilakukan, yang dimulai dari identifikasi masalah, perumusan masalah,
perumusan alternatif, hasil pemilihan alternatif dan penyusunan
rekomendasi kebijakan serta implementasi kebijakan.
Fungsi evaluasi kebijakan publik :
a) Kejelasan; hasil evaluasi dapat meberikan gambaran realitas
pelaksanaan kebijakan dan program, serta pola hubungan antar
berbagai dimensi realitas yang diamati, sehingga dapat teridentifikasi
masalah, kondisi dan factor yang mendukung keberhasilan dalam
menghambat kegagalan suatu kebijakan

16
Ibid, hal 178

7
b) Kepatuhan : melihat sejauh mana pelaksanaan program dan
kebijakan sesuai dengan standard dan prosedur yang telah ditetapkan
c) Audit : menilai apakah output kegiatan benar-benar sampai pada
kelompok sasaran kebijakan atau justru terjadi penyimpangan
d) Akunting : menggambarkan adanya dampak sosio-ekonomi bagi
masyarakat akibat adanya kebijakan tersebut
e) Review : hasil evaluasi merupakan masukan bagi penyempurnaan
kebijakan, sehingga lembaga dapat meningkatkan efektifitas program
sehingga meningkat pula kepuasan masyarakat.17

c. Strategi bagi keberhasilan pelaksanaan evaluasi kinerja


Evaluasi pengukuran kinerja merupakan alat yang bermanfaat,
karena melalui pengukuran kinerja dapat memberikan penilaian yang
obyektif dalam pengambilan keputusan organisasi. Dalam menerapkan
evaluasi pengukuran kinerja memerlukan beberapa strategi diantaranya :
• Komitmen pimpinan puncak (dalam hal ini di lembaga pendidikan
islam adalah kepala sekolah atau madrasah)
• Tahu akan pentingnya keinginan organisasi untuk berkinerja tinggi,
keinginan mengaitkan strategi organisasi dengan tujuan dan
kegiatan organisasi, evaluasi diadakan merupakan program
peningkatan kualitas lembaga
• Adanya keselarasan arah stategi yang akan dijalankan dengan
tujuan yang akan dicapai (visi dan misi lembaga)
• Melakukan komunikasi dari berbagai arah, semua elemen lembaga
pendidikan islam dilibatkan
• Perencanaan yang dilakukan harus berorientasi pada kepuasan
semua elemen lembaga pendidikan islam
• Melakukan pengukuran kinerja secara periodic
• Menciptakan akuntabilitas kinerja
• Pengumpulan data dan pelaporan
• Menganalisis dan meninjau ulang data kinerja
17
Ibid, hal 180-181

8
• Evaluasi dan penggunaan informasi kinerja
• Pelaporan kinerja pada para semua elemen lembaga
pendidikan(stakeholder)18

2. Fungsi Controlling sebagai bentuk Evaluasi dalam Kepemimpinan


pendidikan islam
Kegiatan controlling atau mengendalikan adalah membuat institusi
berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan
secara efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi, dan
dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi harus
dilakukan upaya untuk mengembalikan pada arah semula. Dari hasil evaluasi
dapat dijadikan informasi yang harus menjamin bahwa aktivitas yang
menyimpang tidak terulang kembali.19 Dengan adanya Evaluasi diharapkan
kedepannya pelaksanaan pendidikan selanjutnya akan lebih baik.

3. Kenyataan di lapangan tentang evaluasi kinerja


Pada lembaga pendidikan islam khususnya kegiatan evaluasi
dilapangan kenyataannya sangat jarang dilakukan, seperti yang pemakalah
alami. Semua kegiatan yang dilakukan lembaga pendidikan terkadang hanya
sekedar jalan, terkadang tanpa planning yang jelas, kepanitian sebuah kegiatan
hanya sekedar ada tanpa adanya masukan dari bawah. Jangan harap ada
evaluasi kegiatan, habis mengadakan kegiatan sudah berlalu begitu saja.
Evaluasi bahkan jarang sekali bahkan tidak pernah dilakukan diakhir sebuah
kegiatan. Seharusnya dalam pelaksanan penyelenggaraan pendidikan
khususnya dilembaga pendidikan islam evaluasi kinerja secara keseluruhan
harus tetap ada. Harus ada komitmen dari kepala sekolah/ madrasah jika
menginginkan kemajuan dan hasil yang memuaskan dalam keseluruhan
penyelenggaraan pendidikan untuk meletakkan evaluasi sebagai point penting
dalam segala kegiatan. Tanpa adanya evaluasi jangan harap suatu lembaga
pendidikan akan maju dan berhasil. Karena dari evaluasi kita bisa belajar dari

18
Ibid, hal 181-182
19
Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, hal 95

9
kekurangan dan kegagalan sehingga pelaksanaan kedepannya akan muncul
alternatif lain dan pelaksanaan pendidikan dapat lebih baik

C. KESIMPULAN
1. Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Dalam lembaga
pendidikan islam aktivitas evaluasi dimulai dari pengukuran kinerja kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi kinerja. Tujuan pokoknya agar dapat
mengetahui secara pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang
dijumpai dalam pelaksanaan program, selanjutnya dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program di masa akan datang.
2. Evaluasi kinerja yang dilakukan lembaga pendidikan islam
harusnya juga dilakukan untuk dapat melaksanakan tindak penyempurnaan
kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Cara pengukuran kinerja bagi
lembaga pendidikan islam sebagaimana yang disebutkan diatas secara
rutin sebaiknya dilakukan misalnya dengan rutin mengadakan rapat rutin
yang selalu mengevaluasi setiap kegiatan dengan melakukan
pembandingan-pembandingan seperti diatas, utamanya dengan
membandingkan dengan lembaga pendidikan islam yang lebih unggul. Hal
ini dapat memotivasi untuk melakukan kegiatan pendidikan secara
keseluruhan yang lebih baik dari hari kehari.
3. Fungsi controlling adalah merupakan bagian kegiatan dari evaluasi yaitu
aktivitas memonitor, mengawasi, dan menilai kinerja supaya tidak
melenceng atau keluar jalur tujuan yang dimaksud.
4. Dibutuhkan strategi bagi keberhasilan pelaksanaan evaluasi kinerja
yang kesemuanya berawal dari komitmen penting dari kepala sekolah/
madrasah akan pentingnya evaluasi dan mengetahui hal-hal apa saja yang
harus dilakukan dalam evaluasi kinerja.

10
DAFTAR RUJUKAN

Akdon, Strategic Management for Educational Manajemen (Manajemen


Strategik untuk Manejemen Pendidikan), Alfabeta, Bandung, 2006

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (strategi Baru Pengelolaan


Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2007

Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, ALFABETA, Bandung, 2009

Sudjarwo, Tesis: Evaluasi Kinerja Penyelenggaraa Pendidikan Dan Pelatihan


Kepemimpinan Tingkat IV Pada Balai Diklat Keagamaan Semarang,
2008

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/ , diakses
tanggal 26 Nopember 2010 pukul 17.35

11
EVALUASI DI DALAM KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembimbing

Prof.Dr. Hj. Ahmah Fatoni, M. Ag

Dr. Hikmah Eva Trisnantari, M.Pd

Oleh:

Novi Sriariani ( NIM.2841094045 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

STAIN TULUNGAGUNG

2010

12

You might also like