Professional Documents
Culture Documents
FAJAR FIQRI
3225071864
Permasalahan Tentang Sampah dan
Tinjauan pada TPA Bantar Gebang
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Fisika Lingkungan
Disusun oleh:
JURUSAN FISIKA
2010
Bab I Pendahuluan 1
a. Macam-macam sampah
b. Sampah Organik dan Sampah Anorganik 6
a. Metode Pembuangan 11
b. Proses Lain dalam Perlakuan Terhadap Sampah 16
c. Daur Ulang Sampah 22
d. Produk-produk yang bermanfaat 30
Daftar Pustaka 45
Glosarium 46
Indeks 47
Penulis
Tanpa disadari dari proses-proses tersebut yang hanya menjadi sebuah nasi
goreng siap saji saja, pasti menghasilkan sisa-sisa proses tersebut. Mulai dari daun
padi, ampas kacang kedelai, zat-zat kimia, cangkang telur, tulang-belulang dan lain
sebagainya itulah yang kemudian tidak terpakai dan sering kita sebut sebagai
sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Tanpa disadari kegiatan-kegiatan manusia pasti sering bhkan selalu
menghasilkan sampah.
TPA Bantar Gebang adalah salah satu TPA yang berjasa dalah penimbunan
dan pengelolaan sampah di Jakarta. Lebih dari ber Ton-ton Sampah setiap harinya
dating untuk ditimbun dan diperlakukan sebagai mana mestinya. Hanya dengan
proses yang baik dan saling berkerja sama antar warga dan pemerintahlah yang
dapat menangani masalah sampah yang ada di Jakarta, mulai dari Banjir yang
melanda hampir seluruh wilayah dan jalan-jalan protokol di Jakarta, penyeberan
penyakit dan bencana lain yang ditimbulkan oleh perlakuan dan penanganan yang
tidak baik terhadap sampah. Oleh karena itu buku ini dimaksudkan untuk menyibak
sisi lain dari sampah serta permasalahan dan serba-serbi yang terjadi khususnya di
TPA Bantar Gebang dalam penagnannnya dan perlakuan lebih lanjut dalam
menangani masalah tentang sampah.
A. Macam-macam sampah
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah
“Permasalahan Tentang Sampah dan Tinjauan pada TPA Bantar Gebang” 7
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Smpah cair biasanya terdiri
dari :
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Kemudian untuk
Sumber : www.scribd.com
1. Zat Anorganik
Gambar. Bangkai kapal yang tidak terpakai dapat menjadi sampah anorgank yng cukup
berbahaya. Sumber : Physics for Scientists and Engineers, 6th-Searways
Salah satu usaha yang dapat menghancurkan zat plastic adalah sinar
ultraviolet dari matahari. Ini pun akan memakan waktu yang lama juga,
dibandingkan dengan penghancuran zat organic lainnya oleh mikroba-nikroba. Jalan
tercepat menghancurkan plastic adalah dibakar. Selain itu sampah plastic dapat
dimanfaatkan kembali bersama sampah lainnya dapat pula untuk mengurug tanah
yang rendah.
Sampah zat organic bukan dari plastic banyak sekali macamnya, misalnya:
kayu, kertas, bekas pakaian, karet, sisa-sisa daging, dana lain-lain. Semua sampah
Gambar gerakan Pemisahan Sampah Organik dan Sampah Anorganik merupakan upaya
pengendalian sampah yang baik. Sumber : www.scribd.com
1. Penimbunan darat
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan
bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
4. Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas ,
bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal
dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
5. Pemulihan energi
Pencemaran air
Pencemaran udara
Pencemaran tanah
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan
yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang
berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.Pada dasarnya,
reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4. reaktor fludisasi
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,
proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
1) Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan
strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi
sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil
keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan
jumlah minimum limbah.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas,
logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos
yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam,
tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada
sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan
kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan
sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari
sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan
mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi
alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup
besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan
plastik. Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya
adalah:
Bahan bangunan
Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini
relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian
Barang Elektronik
Gambar Mobil yang tidak dapat terpakai lagi uumnya didaur ulang benda-benda yang
masih bisa terpakai saja.
Sumber : Physics for Scientists and Engineers, 6th-Searways
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.
Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah
lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya;
peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas
logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur
ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat
didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai
bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Gambar Satelit yang tidak terpakai dapat menjadi sampah Logam yang masih bisa di daur
ulang kembali.
Sumber : Physics for Scientists and Engineers, 6th-Searways
Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain
sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama
dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan.
Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material
kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang
telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu
mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas
harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur
ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
“Permasalahan Tentang Sampah dan Tinjauan pada TPA Bantar Gebang” 29
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam.
Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk
plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut
sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang
berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya.
Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti
dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk
Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
1) PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan
konsumsi lainnya yang cair.
2) HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya
terdapat pada botol deterjen.
3) PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.
4) LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat
pada pembungkus makanan.
5) PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan
beberapa jenis mainan.
6) PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging,
cangkir, dan peralatan dapur lainnya.
Dari proses daur ulang yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa
manfaat dan barang multi guna yang dapat dihasilkan dan tidak jarang ada pula
yang yang memiliki nilai jual tinggi, antara lain :
Nokia mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta menjadi bagian dari
gerakan peduli lingkungan secara global. Produsen ponsel terbesar di dunia itu telah
memulai program tersebut dengan mengajak masyarakat untuk memiliki tanggung
jawab pribadi akan daur ulang ponsel, dengan memberikan ponsel dan aksesoris
mereka yang sudah tidak terpakai."Sebuah survei secara global telah dilakukan oleh
Nokia yang menunjukkan bahwa tiga dari empat orang tidak pernah berpikir untuk
mendaur ulang ponsel bekas mereka, dan bahkan mereka tidak menyadari bahwa
ponsel dan aksesoris bekas dapat didaur ulang," kata Nokia Regional Manager,
Market Environmental Affairs, Francis Cheong pada acara Media Workshop 'Let's
Manage Our e-waste' di Jakarta, Kamis (30/7/2009).
Punya banyak kertas dan koran bekas yang tak terpakai, tidak ada salahnya,
dimanfaatkan untuk membuat kertas daur ulang. Selain bisa mengurangi sampah
dan mencegah semakin banyak pohon yang ditebang, siapa tahu bisa jadi sumber
penghasilan tambahan untuk kamu lewat kreasi ini. Untuk membuat kertas daur
ulang, peralatan yang dibutuhkan adalah screen (bingkai dengan kain kasa yang
sangat kecil lubangnya), papan kayu atau triplek berukuran 21,5 cm x 33 cm, spons,
kain katun tipis, blender, baskom, setrika, batako atau batu, dan meja. Sedangkan
bahan-bahannya adalah kertas bekas atau kertas koran yang sudah disobek kecil-
kecil dan direndam semalaman, pewarna alami atau buatan, bunga-bungaan, rumput
atau daun kecil jika dibutuhkan.
Bahan kardus yang dianggap kurang kuat untuk dijadikan furnitur. Tapi
berkat tangan dingin Guiomar dkk, kardus bisa tampil menjadi furnitur yang kuat
dan tahan lama.Mereka menggunakan teknik khusus untuk membuat struktur
furnitur supaya kuat menahan beban. Bahan kardusnya pun dicari yang sangat tebal
sehingga tidak mudah melengkung bila diberi beban.Para desainer ini juga sangat
memikirkan bentuk furnitur yang variatif. Mereka membuat desain yang tidak
konvensional. Baik bentuk maupun warnanya.Misalnya rak buku berbentuk
lingkaran. Ada pula rak buku yang terispirasi desain oriental China berupa simbol
yin dan yang. Sedangkan furnitur kursi dan meja banyak yang mengaplikasi gaya
retro atau vintage dengan warna-warna cerah.
Michael Salte, seorang seniman penggila robot ini membuat replika robot
dari Styrofoam alias gabus. Hebatnya, patung gabus ini memiliki ketinggian 22
kaki. Selain sabuah robot raksasa, Salte juga membuat robot-robotkecil yang
„mengawal‟ si bos besar.Robot ini dilengkapi dengan kerangka kayu agar tetap
kokoh berdiri.
Peduli dengan eksploitasi pemakaian bulu dan kulit hewan untuk keperluan
komersil, Stella McCartney merancang sepatu dari bahan daur ulang.Dikenal
sebagai desainer fesyen dan seorang vegetarian, Stella McCartney menolak tegas
pemakaian binatang dalam setiap keperluan rancangannya.Langkah ini dimulai
Stella dengan menciptakan desain sepatu dari bahan nonkulit hewan. Meski sulit,
tapi Stella mengaku merasa tertantang menciptakan sebuah sepatu dari bahan daur
ulang.
“Permasalahan Tentang Sampah dan Tinjauan pada TPA Bantar Gebang” 37
Foto Stella McCartney perancang sepatu daur ulang. Sumber: www.wikipedia.com
Jangan buang kaleng di rumah Anda. Daur ulang sebagai antena wireless
murah meriah.Konsep dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga
berlaku di dunia teknologi informasi. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad
Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipangil Didin atau Pataka. Didin
mendaur ulang kaleng menjadi antena wireless LAN. Awalnya memang isengiseng
sebagai wadah eksperimental, namun kini, bisnis ini telah menjadi lahan baru yang
cukup menjanjikan.
Bantargebang tentu bukan nama yang asing bagi warga Ibukota. Ketika
mendengar nama tersebut, kita langsung membayangkan gunungan sampah lengkap
dengan lalat dan ribuan pemulung yang berebut mengais rezeki. Dulu, pengelolaan
Bantargebang hanyalah berkonsep Tempat Pemusnahan Akhir (TPA), yang masih
bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe). Sampah hanya dikumpulkan,
diangkut kemudian dibuang ke TPA. TPA Bantargebang pun hanya menjadi „gunung
penimbunan sampah‟. Namun itu cerita lama.
Selain itu, juga terdapat 4 (empat) Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS)
yang dibangun pada tahun 1989 (IPAS I), 1996 (IPAS II & III), dan 1998/1999
“Permasalahan Tentang Sampah dan Tinjauan pada TPA Bantar Gebang” 43
(IPAS IV). Keempat IPAS ini mampu mengolah 560 meter kubik air sampah
perhari, sehingga air sampah tidak mencemari air tanah daerah sekitarnya. Program
Penghijauan juga dilakukan dengan melakukan pembibitan tanaman dan penanaman
pohon di lingkungan TPST. Kini, TPST Bantargebang yang berdiri di lahan seluar
108 hektar itu telah menjelma menjadi tempat pengolahan sampah dengan teknologi
tinggi, tepatguna dan ramah lingkungan tebesar di Indonesia. Sebagai bukti
apresiasi atas keberhasilan tersebut pada 19 Maret 2010, Wakil Presiden RI
Boediono melakukan kunjungan kerja ke TPST Bantargebang. Megawati Sukarno
Putri pun merasa perlu melakukan deklarasi pencalonan presiden dirinya di tempat
ini.
Gambar kegiatan pemilahan, pengomposan, dan daur ulang di TPA Bantar Gebang.
Sumber: www.google.com
Cobalah tengok sejenak perjuangan seorang pemulung yang tak kenal lelah
mengumpulkan puing-puing rupiah dari tong-tong sampah dan tempat-tempat
kumuh. Mereka bergerak ketika semburat merah matahari pecah di ufuk timur
hingga semburat jingga matahari tampak temaram di ufuk barat. Melalui barang-
barang bekas yang memberat di punggung, para pemulung kembali ke markas.
Lantas, mereka memilah-milah dan mengumpulkan serpihan-serpihan sampah sesuai
dengan jenisnya, untuk selanjutnya dijual kepada para penadah.
Tak hanya itu. Para pemulung juga harus menghadapi konstruksi sosial dan
kultur masyarakat yang telah dihinggapi doktrin-doktrin materialisme dan
hedonisme. Para pemulung sering dicitrakan sebagai “orang jahat” alias maling
yang pantas dicurigai. Di jalan-jalan dan gang masuk kampung, misalnya, seringkali
terpampang tulisan dengan huruf yang sangat mencolok: “PEMULUNG
DILARANG MASUK!” dan sejenisnya. Dalam pemahaman awam saya, tulisan
semacam itu tak lebih dari sebuah “pembiadaban” berdasarkan cara pandang
pemikiran yang sempit dan nihil dari sentuhan nilai kemanusiaan. Mungkin ada
beberapa pemulung yang “tersesat” sehingga punya keinginan untuk memiliki
sesuatu yang tiba-tiba saja menggoda nafsu dan selera rendahnya. Namun, hal-hal
yang bersifat kausistik semacam itu tak bisa dijadikan sebagai sebuah premis bahwa
pemulung identik dengan maling.
Jadi pemulung bukanlah harapan dan cita-cita. Tak seorang pun yang
menginginkan predikat semacam itu melekat pada dirinya. Namun, situasi
kemiskinan struktural yang sudah demikian menggurita di negeri ini, disadari atau
tidak, telah melahirkan terciptanya pemulung sebagai mata pencaharian baru.
Jangan salahkan mereka jika kehadirannya terpaksa mengganggu kenyamanan
pandangan mata para pemuja gaya hidup materialistis dan hedonis. Para pemulung
bisa jadi tak paham apa makna pahlawan yang sesungguhnya. Namun, secara riil,
mereka telah mengaplikasikan nilai-nilai kepahlawanan sejati ke dalam setiap aliran
darah, desahan napas, dan kucuran keringatnya. Mereka rela berkorban untuk
direndahkan martabatnya tanpa punya pamrih untuk menggugatnya. Mereka rela
diberi stigma sebagai maling tanpa punya pamrih untuk melakukan pemberontakan.
Mereka juga merelakan dirinya dipanggang terik matahari demi memenuhi tuntutan
Gambar Doktrin-doktrin yang selama ini diterima oleh para pemulung. Sumber:
www.google.com
Eek, D., Biel, A., and Garling, T. 1998. The Effect of Distributive Justice
on Willingness to Pay for Municipality Child Care: An Extension of the GEF
Hypothesis. Social Justice Research, Vol. 11, No, 2, 1998.
Website
www.wikipedia.net
www.scribd.com
www.google.com
www.kompas.com
www.gatra.com
www.wordpress.com
Anaerob, 20
E J
B Elektronik, 22 Jakarta, 39
Biodegradable, 4
Biologis, 13
F K
Baterai, 23 Fisika, 17 Kardus, 32
Fuel Skid, 39
C L
Chartered, 22
G Landfill, 38