You are on page 1of 2

NO.

N A M A K E T E R A N G A N
1. Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm.
2. Litosol Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras yang
padu.
3. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan bahan organik lebih dari 1 %,
kejenuhan basa 50 %), dibawahnya terdiri dari batuan kapur.
4. Grumusol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 % bersifat mengembang dan mengerut. Jika musim
kering tanah keras dan retak-retak karena mengerut, jika basah lengket (mengembang).
5. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat
hidromorfik lain.
6. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya berubah tidak
teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang
dari 60 %.
7. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison penciri
ochrik, histik atau sulfurik.
8. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman sekurang-kurangnya
50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri-ciri mirip horison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak
memenuhi syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai horisin penciri kecuali epipedon ochrik.
9. Andosol Tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam (epipedon mollik atau umbrik) dan mempunyai
horison kambik; kerapatan limbak (bulk density) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak yang mengandung
amorf atau lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkanik vitrik, cinders atau bahan pyroklastik lain.
10. Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah
seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan
basa kurang dari 50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
11. Brunizem Seperti Latosol, tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.
12. Kambisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak ada gejala-gejala
hidromorfik (pengaruh air).
13. Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison penimbunan liat maksimum ke
horison-horison di bawahnya, kadar liat turun kurang dari 20 %. Mempunyai sifat ortoksik (kapasitas
tukar kation kurang dari 24 cmol (+) / kg liat.
14. Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan basa kurang dari 50
%, tidak mempunyai horison albik.
15. Mediteran Seperti tanah Podsolik (mempunyai horison argilik) tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.
16. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak diatas horison dengan permeabilitas lambat
(misalnya horison argilik atau natrik) yang memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat
atau fragipan, dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada sebagian dari horison
albik.
17. Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Alumunium Oksida dan bahan organik (sama
dengan horison sporadik). Mempunyai horison albik.
18. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu horison dengan
kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah, kapasitas tukar kation
rendah (kurang dari 16 cmol (+) / kg liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang tidak jelas.

You might also like