Professional Documents
Culture Documents
Laporan Ptk 3
Pembuatan Acetanilide
Dimas Febrianto
Maksud dan tujuan dari pembuatan Acetanilide adalah untuk mengetahui sifat fisika dan kimia
acetanilide dan mengetahui proses kristalisasi dan herkristalisasi dan mengetahui proses
pembuatannya
2:
PEMBUATAN ACETANILIDE
I. Prinsip Percobaan
Reaksi asetilasi yaitu proses penggantian atom H pada pada NH2 dengan gugus asetil
yang berasal dari senyawa anhidrida asam asetat.
Acetanilide
a. Mengetahui cara pembuatan Acetanilide dari anhidrida asam dan aniline
b. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia Acetanilide
c. Mempelajari proses kristalisasi dan herkristalisasi
d. Mengetahui kegunaan dari Acetanilide
• Bahan Baku
a. Aniline (C6H5NH2)
NH2
Aniline dapat dibuat dengan cara mereduksi Nitrobenzene dengan campuran Fe dan
HCl, menurut reaksi sebagai berikut :
3:
NO2 NH2
Fe + HCl
+ 6H+ + 2H2O
nitrobenzene anilin
Acetanilide
Sukar larut dalam air
Beracun
Titik didih 184oC
Titik leleh -6oC
Berat molekul 93
Berat jenis 1.02 gr/ml
Indeks bias 1.58
+ H2SO4
+ H2O
SO3H
4:
b. Asam Asetat Anhidrat
Acetanilide
Titik leleh : 16,7 oC
Wujud : cair
Warna : jernih
2 CH3COOH + Zn → (CH3COO) Zn 2
2+
+H
5:
Konversi ke klorida – klorida asam
Pembentukan ester
Acetanilide
CH3COOH + CH3CH2OH H+ → CH COOC H + H O
3 2 5 2
c. BENZENE (C6H6)
Benzen merupakan senyawa aromatis yang paling sederhana. Rumus umum benzene
adalah C6H6. Dengan rumus bangun:
H
C
HC CH
HC CH
C
H
Acetanilide
reaksi akan berjalan lambat walaupun dilakukan pada suhu tinggi dan katalis Ni.
H2
C
H2 – C C –H2
Ni
+ 3 H2 H2 – C C – H2
C
H2
Mudah Tersubtitusi
Halogenasi : C6H6 + Cl2 C6H5C l + HCl
Akilasi dengan katalis FeCl3 : C6H6 + R-Cl C6H5R + HCl
H2SO4
Nitrasi : C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
Sulfonasi :
SO3H 2t SO3H
H2SO4 SO3
+ SO3H
40OC lt
• Produk
Acetanilide
Acetanilide
Acetanilide merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan
larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.
Acetanilide pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara
mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang
kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi Acetanilide. Pada tahun 1899
Beckmand menemukan Acetanilide dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis
HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan Acetanilide dari anilin dan asam asetat.
Larutan benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad direfluk
dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa.
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dngan
pendinginan, sdan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam asetatanhidrad dapat diganti
dengan asetil klorida.
8:
2. Pembuatan Acetanilide dari asam asetat dan anilin
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih ekonomis. Anilin
dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan
pengaduk.
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 oC – 160oC. Produk dalam keadaan
Acetanilide
panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
Ketene ( gas ) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan
menghasilkan Acetanilide.
Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan
Acetanilide dengan membebaskan H2S.
Dalam praktikum kali ini dipilih reaksi antara asam asetat anhidrat dengan anilin
karena :
1. Reaksinya sederhana
2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk regenerasi katalis
dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan untuk membeli katalis sehingga
biaya sintesis lebih murah.
• Kegunaan Produk
Acetanilide
Pada pembuatan acetanilide operasi pemisahan dilakukan dengan kristalisasi.
Kristalisasi adalah proses pemisahan zat dari campurannya berdasarkan pembentukan bahan
padat (kristal). Kristal adalah bahan padat dengan susunan molekul tersebut.
Pembentukan Inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat terbentuk
secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan
menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh.
Pertumbuhan Kristal
Acetanilide
Larutan harus homogen
Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan
dalam waktu lama.
Adanya perubahan suhu
Penurunan suhu secara dratis atau kenaikan suhu secara dratis tergantung dari
bentuk kristal yang didinginkan.
• Metode-metode Kristalisasi
Pendinginan
Pemanasan
Metode ini merupakan gabunga dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh
dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas
penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh.
Metode ini disebut kristalisasi vakum.
11:
Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam.
Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan
membuat baha padat menjadi terkristalisasi.
Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah
Acetanilide
bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup
untuk mudah bergerak.
Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit
bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai
membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi.
Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin
banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk
inti baru.
• Ukuran Kriistal
Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti kristal (partikel kristal
yang amat kecil, yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh)
dan pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.
• Herkristalisasi
Merupakan salah satu cara permurnian zat padat dengan cara melarutkan zat padat
tersebut dala suatu pelarut, kemudian dikristalkan kembali.
• Langkah-langkah Kristalisasi
Acetanilide
ukuran dan keseragaman kristal.
Perolehan
Pada kebanyakan proses kristalisasi , kristal dan cairan induk berada pada waktu
yang cukup lama sehingga mencapai keseimbangan, dan cairan induk itu jenuh
pada suhu akhir proses itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari
konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Selama proses itu terjadi
penguapan yang cukp besar, kuantitasnya harus diketahui atau dapat diperkirakan,
oleh karena kuantitas yang terakhir ini tetap berada dalam fase zat cair selama
berlangsungnya kristalisasi.
Laju nukleasi
Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan waktu persatuan
volume magma atau larutan induk bebas zat padat. Nukleasi digolongkan menjadi
3 kelompok yaitu nukleasi palsu, nukleasi primer, dan nukleasi sekunder.
Laju pertumbuhan
Adalah suatu proses difusi, yang dimofikasi oleh pengaruh permukaan padat pada
tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-molekul atau ion-ion zat terlarut
mencapai muka kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase zat cair.
DESKRIPSI PROSES
• Prosedur praktikum
1. 5 gram anilin dicampurkan dengan 20cm3 benzene.
Acetanilide
2. Campuran dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang memiliki pendingin tegak.
3. Campuran dalam labu alas bulat dipanaskan di atas pemanas listrik sampai
mendidih.
4. Larutan anhidrida asam asetat sebanyak 6 gram dimasukkan ke dalam cairan yang
mendidih sedikit demi sedikit melalui dinding pendingin.
5. Jika cairan mendidih terlalu keras, sebaiknya pemanasan dikurangi.
6. Campuran dipanaskan kembali selama 30 menit setelah anhidrida asam asetat telah
dibubuhkan semua.
7. Cairan yang masih panas dituangkan ke dalam beaker glass yang berisi es batu.
8. Kristal yang terbentuk diherkristalisasi dengan karbon aktif.
9. Dihitung rendemen teoritis dari hasil yang didapatkan.
14:
DATA PRAKTIKUM
• Data pengamatan
Acetanilide
Amorf berwarna putih terbentuk ketika larutan jenuh panas dituangkan ke
dalam beaker glass berisi es melalui corong pemanas.
• Data perhitungan
a. Anilin (C5H5NH2)
Volume : 5 ml
Massa jenis : 1.02 gr/ml
Berat molekul : 93 gr/mol
Massa : volume x massa jenis
: 5 x 1.02 = 5.1 gram
Massa
Mol :
Berat molekul
5.1
: = 0.0548 mol
93
b. Benzene (C6H6)
Volume : 20 ml
c. Anhidrida asam asetat (CH3CO)2O
Volume : 6 ml
Massa jenis : 1.08 gr/ml
Berat molekul : 102 gr/mol
Massa : volume x massa jenis
: 6.3 x 1.08 = 6.8 gram
Massa
Mol :
Berat molekul
6
: = 0.0538 mol
102
15:
NH2 NH C CH3
+ (CH3CO)2O + CH3COOH
anilin anilin
Acetanilide
Sisa : - 0.0119 0.0538 0.0538
Bobot Acetanilide teoritis = Mol x MR
= 0.0538 x 135
= 7.263 gram
2.37
Rendemen Acetanilide = x 100%
7.263
Acetanilide
Proses Pembuatan Asetanilid
17:
Acetanilide
18:
Penyaringan Panas Asetanilid
Acetanilide
19:
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini Awal pembuatan acetanilida, pencampuran anilin, benzene dan
anhidrida asam asetat dilakukan dilemari asam karena pencampuran ini sangat berbahaya,
karena reaksi bersifat eksoterm. Oleh karrena itu pencampuran membutuhkan pendingin agar
reaksi optimal.
Secara teori, Acetanilide dapat terbentuk pada suhu kamar. Pada praktikum ini, kami
Acetanilide
menggunakan batu es sebagai penurun suhu, sehingga kristal Acetanilide dapat terbentuk.
Karbon aktif atau norit berfungsi sebagai penyerap kotoran pada proses
herkristalisasi, untuk selanjutnya dipisahkan dengan cara disaring. Sehingga kristal yang
didapat diharapkan memiliki kemurnian yang tinggi karena semua pengotor-pengotornya
telah habis.
Penyaringan dilakukan dengan penyaring panas agar pada proses penyaringan kristal
asetanilid yang terbentuk larut kembali(asetanilid larut dalam air panas). Sehingga tidak ada
asetanilid yang terbawa di dalam kertas saring.
Rendemen asetanilid yang dihasilkan tidak berwarna putih bersih, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh ketidak murniannya bahan baku yang digunakan, ataupun
proses herkristalisasi yang tidak sempurna.
20:
III. KESIMPULAN
Acetanilide dibuat dari reaksi antara anilin dengan asam asetat anhidrat.
Produknya berupa kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi.
Pemurnian kristal asetanilid dilakukan dengan proses herkristalisasi dan
menggunakan karbon aktif atau norit sebagai pengikat kotoran.
Acetanilide
Kristal asetanilid yang didapat berwarna putih agak kekuningan, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya pengotor didalam bahan baku dan
peralatan yang digunakan. Atau proses penyerapan kotoran yang kurang
sempurna pada saat herkristalisasi.
Rendemen asetanilid yang didapat sebesar 32.63%
• Jawaban Pertanyaan
1. Analisa kesalahan:
Gumpalan terbentuk antara kristal dengan sisa benzene yang belum bereaksi,karena
benzene tidak larut air. Namun setelah proses pemanasan (herkristalisasi) benzene
akan habis menguap(titik didih benzene 80°C). Sehingga gumpalan akan hilang.
21:
3. Mengapa warna kristal tidak putih bersih?
Kemungkinan disebabkan oleh adanya pengotor didalam bahan baku dan peralatan
yang digunakan. Atau proses penyerapan kotoran yang kurang sempurna pada saat
herkristalisasi.
4. Aplikasi asetanilid
Acetanilide
Sebagai zat awal penbuatan penicilium
http://kimiadotcom.wordpress.com/2008/08/22/Acetanilide/
www.wikipedia.org/wiki/Acetanilide
www.wikipedia.org/wiki/parasetamol
Fessenden and Fessenden. 1987. Kimia Organik Jilid II, edisi IV. Jakarta; Erlangga.