You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan


propesional dan banyak sekali dari apa yang harus dikerjakan oleh guru dan instruktur
baik di dalam maupun di luar kelas melibatkan pengambilan berbagai keputusan.

Dari masa lampau, banyak dari keputusan-keputusan ini diambil hanya


berdasarkan pemikiran ala kadarnya saja dari waktu ke waktu. Pendekatan seperti ini
untuk masa sekarang ini tidak mungkin lagi dapat dilakukan. Pentingnya
pengambilan keputusan yang memadai oleh guru untuk jangka pendek ataupun
jangka panjang. Adalah merupakan karakteristik yang penting dalam proses belajar
mengajar, pada hakekatnya keputusan-keputusan ini sering tidak jelas menampak
untuk bertumbuh lebih kompleks, apalagi faktor-faktor yang terlibat sering sulit dapat
diterapkan semuanya ini menuntut adanya peningkatan propesionalisme dari pihak
guru.

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah
mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif, yang ditandai
dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara 2 subjek pengajaran. Guru
sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab.

Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab adalah suatu upaya untuk mengatur


(memenej, mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip pengajaran khususnya dalam Bahasa Arab untuk mensukseskan tujuan
pengajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktif yang diawali
dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian, dan dari
penilaian akan dapat dimanfaatkan sebagai Feedback (umpan balik) bagi perbaikan
pengajaran lebih lanjut.

Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab mencakup semua kegiatan yang secara


langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran Bahasa
Arab.

Dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didiknya. Sedangkan anak didik
adalah subjek yang menerima pelajaran/ilmu pengetahuan dari guru. Ilmu
pengetahuan adalah alat yang sangat penting dalam proses itu. Tanpa ilmu
pengetahuan proses itu tidak akan berlangsung, sebab ilmu pengetahuan adalah
substansi proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari,
bahwa ilmu pengetahuan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran dan
bahkan untuk mencapai tujuan jangka panjang, yakni tujuan pendidikan Nasional.

Kemudian dalam proses interaksi belajar mengajar, metode yang diperlukan


oleh seorang guru bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia
tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan
para ahli pendidikan.
Untuk pengajaran bahasa, para ahli telah menemukan dan mengemukakan
berbagai macam metode mengajar di bidang bahasa, terutama untuk bahasa asing.
Hal itu disebabkan cara mengajar bahasa asing kepada anak didik harus
menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan karakteristik bahasa asing itu
sendiri. Bahasa Inggris misalnya cara mengajarkannya berbeda dengan Bahasa Arab,
walaupun pada dasarnya keduanya sama-sama bahasa asing.

Prof. H. Mahmud Yunus dalam bukunya “Metodik Khusus Bahasa Arab


(Bahasa Al-Qur’an)” mengemukakan empat macam metode mengajar Bahasa Arab,
yakni metode lama (metode Alif Ba-Ta) metode suara, metode kata-kata dan metode
kalimat. Selanjutnya metode mengajar Alif Ba-Ta ini untuk sekarang mulai kurang
diperhatikan dan jarang dipakai, karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan
masyarakat modern. Metode Alif Ba-Ta dianggap kurang efektif dan efisien dalam
pengajaran Al-qur’an. Sebagai pengantinya, diterapkanlah metode CBSA dengan
seperangkat buku pedomannya yang diberi nama “IQRA” yang terdiri dari enam jilid,
inilah metode modern dalam pengajaran Al-qur’an yang sedang dipopulerkan di
beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan. Metode IQRA ini pun
sudah diterapkan dalam proses interaksi belajar mengajar disekolah, terutama di
Sekolah Dasar untuk bidang studi Al-qur’an.

Metode apa pun bisa digunakan dalam pengajaran bahasa asing, selama
penggunaannya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Namun sebaiknya
guru mempergunakan metode-metode mengajar bahasa asing itu sendiri. Sebab
terkadang penggunaan metode-metode lain tidak cocok untuk mengajarkan bahasa
asing yang memiliki karakteristi tersendiri.

B. Proses Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab.

Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dan anak didik
merupakan kegiatan yang dominan. Dalam kegiatan itu, guru tidak hanya mentransfer
ilmu pengatahuan, tetapi juga mentransfer nilai-nilai kepada anak didik sebagai
subjek yang belajar.
Meskipun guru berperan sebagai medium, namun guru tidak akan dapat
melaksanakan peranannya bila guru tidak menguasai bahan pelajaran sebelum
melaksanakan tugas mengajar di muka kelas. Hal ini terutama untuk memudahkan
guru melaksanakan perencanaan pembuatan (“Satuan Pelajaran”) sebagai awak dari
seluruh kepengajaran.

Materi pembelajaran/bahan pelajaran adalah hal-hal yang menjadi isi proses


pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa. Pokok bahasan materi pelajaran tersebut
tertuang dalam GBPP mata pelajaran Karakteristik Materi Pelajaran Bahasa Arab
adalah sebagai berikut :

a. Bahasa Arab mempunyai 2 fungsi, yakni sebagai alat komunikasi antar manusia
dan sebagai bahasa agama (Islam).

b. Mengenal bunyi dan alat ucap yang melahirkannya. Melahirkan ilmu fonetik,
mengenal perbedaan makna, melahirkan ilmu fonologi, mengenal pembentukan
kata, melahirkan ilmu morfologi, mengenal struktur kalimat, melahirkan ilmu
sintaksis dan untuk memahami makna melahirkan ilmu sematik.

c. Disamping ilmu-ilmu tersebut di atas, Bahasa Arab yang memiliki ilmu-ilmu


lain, seperti ilmu bayan (gaya bahasa), ilmu badi (keindahan kata dan makna),
ilmu arud (pola syair) dan kawafi (bunyi-bunyi pada akhir bait puisi).

Adapun pendapat-pendapat yang lain akhirnya diambil kesimpulan bahwa


kemampuan guru dalam mengelok proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu :

1. Kemampuan merencanakan pengajaran.

2. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Kemampuan mengevaluasi/penilaian pengajaran.

C. Deskripsi Singkat Tentang Rencana Pelaksanaan dan Penilaian.


I. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui guru pada setiap
proses belajar mengajar (PBM). Pada tahap ini guru mempersiapkan segala
sesuatunya agar PBM yang akan dilaksanakan guru dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Dan anak didik ikut aktif dalam aktivitas belajar, proses belajar mengajar
dikatakan efektif bila proses belajar mengajar yang menggunakan bahan pelajaran
sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud proses belajar
mengajar yang efisien adalah proses belajar mengajar yang menggunakan semua
bahan pelajaran dapat dipahami anak didik dan dikuasai.

Dalam merencanakan program pengajaran, langkah pertama yang dilakukan


guru adalah merumuskan tujuan instruksional/tujuan pembelajaran. Tujuan
instruksional inilah nantinya yang akan dijadikan pedoman guru dalam proses belajar
mengajar. Tujuan instruksional memang salah satu sisi kegiatan yang harus dilakukan
guru dalam tahap perencanaan aktivitas proses belajar mengajar. Unsur-unsur lainnya
masih ada, yang kesemuanya harus ada dalam satuan pelajaran. Hal ini telah
dirumuskan oleh Dr. Nana Sudjana dan Drs. Noeng Arifin sebagai berikut :

1. Merumuskan Tujuan Pengajaran

2. Menetapkan Bahan Pelajaran

3. Kegiatan Belajar Siswa

4. Metode Mengajar dan Alat Bantu Mengajar

5. Penilaian.

Dalam persiapan/perencanaan mengajar, ada beberapa faktor yang perlu


diperhatikan guru, semua faktor itu sebagai penentu dalam pemilihan aktivitas
interaksi belajar mengajar. Drs. J. J. Hasibuan, Dip. Ed dan Drs. Moerdjiono
merumuskan sebagai berikut :
1. Tujuan (Pengetahuan, keterampilan, nilai yang ingin dicapai)

2. Isi mata pelajaran

3. Siswa

4. Pengajar

5. Ekonomi Administrasi

II. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan aktivitas interaksi belajar


mengajar dengan berpedoman pada persiapan pengajaran yang telah dibuat.
Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan yang telah diprogramkan
secara sistematis dalam tahap persiapan.

Dalam proses interaksi belajar mengajar, meski persiapan mengajar telah


dipersiapkan sebagai langkah awal, namun guru tetap memperhatikan prinsip-prinsip
mengajar, yakni :

1. Perhatian : membangkitkan perhatian anak didik.

2. Aktivitas.

3. Apersepsi “menghubungkan dengan apa yang dikenal anak didik.

4. Peragaan.

5. Ulangan.

6. Korelasi.

7. Konsentrasi.

8. Individualisme.
9. Sosialisasi.

10. Evaluasi.

Prinsip-prinsip mengajar di atas adalah sebagai pedoman umum bagi guru


dalam melaksanakan pengajaran. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip mengajar itu
guru akan mudah melaksanakan tugas mengajar di depan kelas.

Dalam pelaksanaan program interaksi belajar mengajar, guru terlebih dahulu


harus mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan anak didik terhadap bahan
pelajaran yang akan diberikan. Setelah itu guru memberikan bahan pelajaran,
kemudian pada bagian akhir pelajaran guru mengadakan post test sebagai akhir dari
seluruh proses interaksi belajar mengajar.

III. Tahap Penilaian

Penilaian terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian


integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya, penilaian harus tidak terpisahkan dalam
penyusunan dan pelaksanaan pengajaran. Penilaian proses bertujuan menilai
efektifitas dan efesiensi kegunaan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan
penyempurnaan, program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran penilaian proses
adalah komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan
dengan masukan proses maupun dengan keluaran, dengan semua dimensinya.

Ada lima aspek yang minimal harus diketahui oleh guru agar ia dapat
menentukan strategi pengajaran sesuai dengan kondisi peserta didik. Antara lain :

a. Kemampuan Peserta Didik

b. Minat, Perhatian dan Motivasi Belajar Peserta Didik

c. Kebiasaan Belajar

d. Pengetahuan Awal dan Prasyarat


e. Karakteristik Peserta Didik.

Pada bagian ini proses interaksi belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui
sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh anak didik setelah diberikan dan untuk
mengetahui efektivitas dan efesiensi proses interaksi belajar mengajar yang telah
dilakukan. Untuk mengetahui apakah anak didik telah menguasai bahan pelajaran
yang telah diberikan perlu diadakan pos test sebagai bagian akhir dari proses interaksi
belajar mengajar. Bentuk dan jenis test yang dipergunakan untuk mengetahuinya bisa
dengan berbagai cara, namun tetap berpedoman pada tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. Tepat tidaknya guru mengadakan
evaluasi tergantung pada kompotensi guru dalam penyusunannya.

Kesalahan dalam perbuatan alat evaluasi bisa berakibat pada oenilaian yang
biasa. Data yang diterimapun tidak akurat. Akibat selanjutnya, anak didik benyak jadi
korban penilaian yang keliru. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan
masalah evaluasi ini, sehingga fungsi evaluasi benar-benar terlaksana dengan baik
dan benar.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pengelolan interaksi belajar mengajar, guru harus menyadari, bahwa


pendidikan tidak hanya dirumuskan dari sudut normatif. Pelaksanaan interaksi belajar
mengajar adalah untuk menanamkan suatu nilai kedalam diri siswa. Sedangkan
proses tekhnik adalah sebuah kegiatan praktis yang berlangsung dalam suatu masa
untuk menanamkan nilai tersebut kedalam diri siswa, yang sekaligus untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Akhir dari proses interaksi belajar mengajar diharafka
siswa merasakan perubahan-perubahan dalam dirinya. Untuk memahami perubahan
perubahan yang terjadi itu dapat dilihat dari jangkauan kemampuan seperti kognitif
domain, efektif domain dan psychomotorik domain.

Daftar Pustaka

Buku Kurikulum bahasa arab 2004. depag

Pengelolaan Pengajaran . Drs. H. Ahmad Rohani H. M dan Drs. H. Abu Ahmadi.


Rineka Cipta.

Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Drs. Syaiful bahri Djamarah. Surabaya. Usaha
Nasional.

Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Drs. B. Suryosubroto. Rineka Cipta.

http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/37

You might also like