You are on page 1of 105

AKROSIANOSIS

DEFINISI
Akrosianosis adalah warna kebiru-biruan tanpa rasa sakit pada kedua tangan dan kaki (lebih
jarang) yang bersifat menetap.

Kelainan ini biasanya terjadi pada wanita.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah kejang yang tidak dapat diterangkan pada pembuluh darah kecil di kulit.

GEJALA
Jari tangan atau jari kaki dan tangan atau kaki terasa dingin terus menerus dan kebiru-biruan serta
berkeringat banyak, juga bisa terjadi pembengkakan.
Suhu yang dingin biasanya akan menambah warna kebiruan dan penghangatan akan
menguranginya.
Tidak ditemukan rasa nyeri maupun kerusakan kulit.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang menetap, yang terbatas kepada tangan dan
kaki penderita, disertai denyut nadi yang normal.

PENGOBATAN
Meskipun sangat jarang, untuk mengurangi gejala bisa dilakukan pemotongan saraf simpatis.

1
ANEURISMA
DEFINISI
Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri, biasanya pada
aorta.

Penonjolan biasanya terjadi pada suatu daerah yang lemah pada dinding arteri.
Aneurisma bisa terjadi di sepanjang aorta, tetapi 75% aneurisma muncul pada bagian aorta yang
menuju ke perut.

Aneurisma bisa berbentuk bulat (sakuler) atau seperti tabung (fusiformis). Sebagian besar
berbentuk fusiformis.

PENYEBAB
Aneurisma aorta terutama merupakan akibat dari arteriosklerosis, yang menyebabkan lemahnya
dinding aorta sehingga tekanan di dalam mendorong dinding menggembung keluar.
Di dalam aneurisma sering terbentuk bekuan darah (trombus) dan bisa tersebar di sepanjang
dinding aorta.

Resiko anerurisma meningkat pada tekanan darah tinggi dan perokok sigaret.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang cenderung menderita aneurisma:

• Kelainan bawaan (kelemahan pada dinding pembuluh darah).


• Cedera atau luka tembak.
• Infeksi jamur atau bakteri pada dinding arteri.
• Peradangan pada aorta.
• Penyakit jaringan ikat turunan (misalnya sindroma Marfan).
• Sifilis.

Pada sindroma Marfan, aneurisma sering ditemukan pada aorta asendens (bagian aorta yang
langsung keluar dari jantung).

Aneurisma juga dapat terjadi pada arteri-arteri lain selain aorta.

GEJALA
Sering tampak pembengkakan disertai massa yang berdenyut di daerah tempat aneurisma berada.

Jika aneurisma pecah, akan timbul gejala tekanan darah rendah, denyut jantung yang cepat serta
pusing.
Aneurisma yang pecah memiliki resiko kematian yang tinggi.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, USG dan CT scan.

PENGOBATAN
Aneurisma terinfeksi pada arteri yang menuju ke otak sangat berbahaya dan perlu segera
ditangani.
Infeksi biasanya berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama katup jantung. Seringkali perlu
dilakukan pembedahan yang sangat beresiko.

2
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS
DEFINISI
Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri. Aneurisma
Aorta Abdominalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati perut.

Penyakit ini cenderung terjadi pada suatu keluarga (diturunkan). Aneurisma ini sering terjadi pada
penderita tekanan darah tinggi, ukurannya lebih besar dari 7,5 cm dan bisa pecah. (Diameter
normal dari aorta adalah 1,8-2,5 cm).

PENYEBAB
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor resiko terjadinya aneurisma aorta abdominalis
adalah aterosklerosis dan hipertensi. Aneurisma aorta abdominalis bisa disebabkan oleh:

Infeksi
Kelainan bawaan pada jaringan ikat yang membentuk dinding arteri
Trauma.

Aneurisma aorta abdominalis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering ditemukan pada pria
usia 40-70 tahun. Pada anak-anak, aneurisma bisa terjadi akibat cedera tumpul pada perut atau
akibat sindroma Marfan.

Komplikasi yang sering terjadi adalah pecahnya aneurisma yang bisa menyebabkan perdarahan
hebat ke dalam rongga perut. Aneurisma yang pecah lebih sering ditemukan pada penderita yang
memiliki aneurisma lebih besar dari 5 cm.

GEJALA
Penderita sering merasakan denyutan di perutnya. Aneurisma bisa menimbulkan nyeri, terutama
berupa nyeri yang menusuk dalam di punggung. Nyeri bisa menjadi berat dan biasanya menetap,
tetapi perubahan posisi badan bisa mengurangi rasa nyeri ini.

Pertanda awal dari pecahnya aneurisma biasanya adalah nyeri yang luar biasa di perut bagian
bawah dan punggung dan nyeri tumpul di atas aneurisma. Pada perdarahan dalam yang berat,
penderita bisa jatuh ke dalam keadaan syok. Pecahnya aneurisma abdominalis sering berakibat

3
fatal.

DIAGNOSA
Banyak penderita yang tidak memiliki gejala dan terdiagnosis pada pemeriksaan fisik rutin atau
pada pemeriksaan rontgen yang dilakukan untuk alasan lain.

Pada pemeriksaan fisik, dokter bisa merasakan adanya massa yang berdenyut di garis tengah
perut.
Aneurisma yang berkembang dengan cepat dan hampir pecah, sering terasa nyeri atau
menimbulkan nyeri tumpul bila ditekan. Pada penderita yang gemuk, aneurisma yang lebarpun
sering tidak dapat ditemukan.

Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat membantu menegakkan diagnosis aneurisma:

• Foto rontgen perut bisa memperlihatkan suatu aneurisma yang memiliki endapan kalsium
di dindingnya.
• USG bisa menunjukkan dengan jelas ukuran dari aneurisma.
• CT scan yang dilakukan setelah penyuntikan zat warna secara intravena, bisa secara tepat
menunjukkan ukuran dan bentuk aneurisma, tetapi biayanya mahal.
• MRI scan juga merupakan pemeriksaan yang akurat, tetapi biayanya mahal.

PENGOBATAN
Pengobatan aneurisma tergantung kepada ukurannya. Jika lebarnya kurang dari 5 cm, jarang
pecah; tetapi jika lebih lebar dari 6 cm, sering pecah. Karena itu pada aneurisma yang lebih lebar
dari 5 cm, dilakukan pembedahan.

Pada pembedahan dimasukkan pencangkokan sintetik untuk memperbaiki aneurisma.


Angka kematian karena pembedahan ini adalah sebesar 2%.

Aneurisma yang pecah atau terancam pecah, perlu ditangani melalui pembedahan darurat.
Resiko kematian selama pembedahan aneurisma yang pecah adalah sebesar 50%.

Jika suatu aneurisma pecah, ginjal memiliki resiko untuk mengalami cedera karena terganggunya
aliran darah ke ginjal atau karena syok akibat kehilangan darah. Jika setelah pembedahan terjadi
gagal ginjal, harapan hidup penderita sangat tipis. Aneurisma yang pecah dan tidak diobati, selalu
berakibat fatal.

4
ANEURISMA AORTA TORAKALIS
DEFINISI
Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri. Aneurisma
Aorta Torakalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati dada. 25% dari aneurisma merupakan
aneurisma torakalis.

Pada salah satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi di tempatnya
keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi katup antara jantung dan
aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah kembali merembes ke jantung.

PENYEBAB
Sekitar 50% penderita memiliki sindroma Marfan atau variasinya. Pada 50% penderita lainnya,
penyakit ini tidak memiliki penyebab, meskipun banyak penderita yang memiliki tekanan darah
tinggi.

GEJALA
Aneurisma aorta torakalis dapat tumbuh sangat besar tanpa menyebabkan gejala.
Gejala-gejala yang timbul merupakan akibat dari penekanan oleh aorta yang melebar terhadap
struktur di sekitarnya. Gejalanya yang khas adalah nyeri (biasanya di punggung sebelah atas),
batuk dan bunyi mengi.

Penderita bisa mengalami batuk berdarah karena tekanan atau erosi pada pipa udara (trakea)
maupun pada saluran pernafasan di sekitarnya. Penekanan terhadap kerongkongan bisa
menyebabkan kesulitan menelan. Penekanan terhadap pita suara bisa menyebabkan suara
penderita menjadi serak.

Penderita bisa mengalami sindroma Horner yang terdiri dari:

- pengkerutan pupil
- penurunan kelopak mata
- berkeringat hanya pada satu sisi wajah.

Jika aneurisma aorta torakalis pecah, biasanya akan timbul nyeri yang luar biasa di punggung
sebelah atas. Nyeri ini bisa menjalar ke punggung bawah dan ke dalam perut. Nyeri juga bisa
dirasakan di dada dan lengan, menyerupai serangan jantung (infark miokardial).
Penderita dengan cepat bisa jatuh ke dalam keadaan syok dan meninggal karena kehilangan
banyak darah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau ditemukan secara tak sengaja pada suatu
pemeriksaan.

Pada pemeriksaan dada, dokter bisa merasakan adanya denyut yang abnormal pada dinding
dada.

Rontgen dada bisa menunjukkan pergeseran dari tabung udara (trakea). CT, MRI atau USG
transesofageal digunakan untuk menentukan ukuran yang pasti dari aneurisma.
Aortografi biasanya digunakan untuk membantu menentukan jenis pembedahan yang perlu
dilakukan.

PENGOBATAN

5
Jika lebar dari aneurisma aorta torakalis mencapai 7,5 cm, biasanya dilakukan pembedahan
perbaikan dengan pencangkokan buatan. Pada penderita dengan sindroma Marfan meskipun
aneurismanya lebih kecil, dianjurkan untuk dilakukan pembedahan perbaikan, karena cenderung
pecah.
Angka kematian selama pembedahan cukup tinggi, yaitu sekitar 10-15%.

Terapi dengan obat (beta blocker) diberikan untuk mengurangi denyut jantung dan tekanan darah
sehingga akan mengurangi resiko pecahnya aneurisma.

6
ANGINA
DEFINISI
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang
terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.

Kebutuhan jantung akan


oksigen ditentukan oleh
beratnya kerja jantung
(kecepatan dan kekuatan
denyut jantung).

Aktivitas fisik dan emosi


menyebabkan jantung
bekerja lebih berat dan
karena itu menyebabkan
meningkatnya kebutuhan
jantung akan oksigen.

Jika arteri menyempit atau


tersumbat sehingga aliran
darah ke otot tidak dapat
memenuhi kebutuhan
jantung akan oksigen, maka
bisa terjadi iskemia dan
menyebabkan nyeri.

PENYEBAB
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.
Penyebab lainnya adalah:

• Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)


• Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)
• Stenosis subaortik hipertrofik
• Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)
• Anemia yang berat.

GEJALA
Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina
disebut silent ischemia.

Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina. Biasanya penderita
merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).

Nyeri juga bisa dirasakan di:

- Bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam.

- Punggung.

7
- Tenggorokan, rahang atau gigi.

- Lengan kanan (kadang-kadang).

Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:

- Dipicu oleh aktivitas fisik

- Berlangsung tidak lebih dari beberapa menit

- Akan menghilang jika penderita beristirahat.

- Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan
tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:

- Aktivitas fisik dilakukan setelah makan.

- Cuaca dingin.

- Stres emosional.

Variant Angina

Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar di permukaan jantung.
Disebut variant karena ditandai dengan:

- Nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat melakukan aktivitas
fisik.

- Perubahan tertentu pada EKG.

Unstable Angina

Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan.

Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakan
masalah yang serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi
atau nyeri timbul ketika sedang beristirahat).

Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari penyakit arteri koroner,
dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner karena pecahnya suatu ateroma atau
terbentuknya suatu bekuan. Resiko terjadinya serangan jantung sangat tinggi.
Unstable angina merupakan suatu keadaan darurat.

DIAGNOSA
Diantara bahkan selama serangn angina, pemeriksaan fisik atau EKG hanya menunjukkan
kelainan yang minimal.

Selama suatu serangan, denyut jantung bisa sedikit meningkat, tekanan darah meningkat dan bisa
terdengar perubahan yang khas pada denyut jantung melalui stetoskop.
Selama suatu serangan, bisa ditemukan adanya perubahan pada EKG, tetapi diantara serangan,
EKG bisa menunjukkan hasil yang normal, bahkan pada penderita penyakit arteri koroner yang

8
berat.

Jika gejalanya khas, diagnosisnya mudah ditegakkan. Jenis nyeri, lokasi dan hubungannya dengan
aktivitas, makan, cuaca serta faktor lainnya akan mempermudah diagnosis.

Pemeriksaan tertentu bisa membantu menentukan beratnya iskemia dan adanya penyakit arteri
koroner:

1. Exercise tolerance testing merupakan suatu pemeriksaan dimana penderita berjalan


diatas treadmill dan dipantau dengan EKG.

Pemeriksaan ini bisa menilai beratnya penyakit arteri koroner dan kemampuan jantung
untuk merespon iskemia. Hasil pemeriksaan ini juga bisa membantu menentukan perlu
tidaknya dilakukan arteriografi koroner atau pembedahan.

2. Radionuclide imaging yang dilakukan bersamaan dengan exercise tolerance testing bisa
memberikan keterangan berharga mengenai angina.

Penggambaran radionuklida tidak hanya memperkuat adanya iskemia, tetapi juga


menentukan daerah dan luasnya otot jantung yang terkena dan menunjukkan jumlah
darah yang sampai ke otot jantung.

3. Exercise echocardiography merupakan suatu pemeriksaan dimana ekokardiogram


diperoleh dengan memantulkan gelombang ultrasonik dari jantung. Pemeriksaan ini bisa
menunjukkan ukuran jantung, pergerakan otot jantung, aliran darah yang melalui katup
jantung dan fungsi katup.

Ekokardiogram dilakukan pada saat istirahat dan pada puncak aktivitas.


Jika terdapat iskemia, maka gerakan memompa dari dinding ventrikel kiri tampak
abnormal.

4. Arteriografi koroner bisa dilakukan jika diagnosis penyakit arteri koroner atau iskemia
belum pasti.

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan beratnya penyakit arteri koroner dan untuk
membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau
angioplasti.

5. Pemantauan EKG berkelanjutan dengan monitor Holter menunjukkan kelainan dari silent
ischemia.

6. Angiografi kadang bisa menemukan adanya kejang pada arteri koroner yang tidak
memiliki suatu ateroma.
PENGOBATAN
Pengobatan dimulai dengan usaha untuk mencegah penyakit arteri koroner, memperlambat
progresivitasnya atau melawannya dengan mengatasi faktor-faktor resikonya.
Faktor resiko utama (misalnya peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol), diobati
sebagaimana mestinya.

Faktor resiko terpenting yang bisa dicegah adalah merokok sigaret.

Pengobatan angina terutama tergantung kepada berat dan kestabilan gejala-gejalanya.


Jika gejalanya stabil dan ringan sampai sedang, yang paling efektif adalah mengurangi faktor

9
resiko dan mengkonsumsi obat-obatan.

Jika gejalanya memburuk dengan cepat, biasanya penderita segera dirawat dan diberikan obat-
obatan di rumah sakit.

Jika gejalanya tidak menghilang dengan obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya hidup,
maka bisa digunakan angiografi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass
arteri koroner atau angioplasti.

STABLE ANGINA

Pengobatan dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi iskemia dan meminimalkan gejala.
Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita:

1. Beta-blocker.

Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ
lainnya.

Beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas,
beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan
oksigen.
Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan
kematian mendadak.

2. Nitrat (contohnya nitroglycerin).

Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk short-
acting dan long-acting.

Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan
menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30
menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin
setiap saat.

Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat
memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita.

Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita bisa
menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang banyak digunakan
adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.

Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk plester
dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam.
Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya untuk
mengurangi gejala. Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-
12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya.

3. Antagonis kalsium

Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner.
Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis kalsium
(misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode

10
takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).

4. Antiplatelet (contohnya aspirin)

Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi
perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan
bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan
jantung.
Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh
darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.
Penderita yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin.

UNSTABLE ANGINA

Pada umumnya penderita


unstable angina harus
dirawat, agar pemberian obat
dapat diawasi secara ketat
dan terapi lain dapat
diberikan bila perlu.

Penderita mendapatkan obat


untuk mengurangi
kecenderungan terbentuknya
bekuan darah, yaitu:

- Heparin (suatu
antikoagulan yang
mengurangi
pembentukan
bekuan darah).

- Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau tirofiban).

- Aspirin.

Juga diberikan beta-blocker dan nitrogliserin intravena untuk mengurangi beban kerja jantung.
Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau
operasi bypass.

Operasi bypass arteri koroner

Pembedahan ini sangat efektif dilakukan pada penderita angina dan penyakit arteri koroner yang
tidak meluas.

Pembedahan ini bisa memperbaiki toleransi penderita terhadap aktivitasnya, mengurangi gejala
dan memperkecil jumlah atau dosis obat yang diperlukan.

Pembedahan dilakukan pada penderita angina berat yang:

- Tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat-obatan.

- Sebelumnya tidak mengalami serangan jantung.

11
- Fungsi jantungnya normal.

- Tidak memiliki keadaan lainnya yang membahayakan pembedahan (misalnya penyakit


paru obstruktif menahun).

Pembedahan ini merupakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner, meloncati
bagian yang mengalami penyumbatan.

Arteri biasanya diambil dari bawah tulang dada. Arteri ini jarang mengalami penyumbatan dan lebih
dari 90% masih berfungsi dengan baik dalam waktu 10 tahun setelah pembedahan dilakukan.
Pencangkokan vena secara bertahap akan mengalami penyumbatan.

Angioplasti koroner

Alasan dilakukannya angioplasti sama dengan alasan untuk pembedahan bypass.


Tidak semua penyumbatan bisa menjalani angioplasti, hal ini tergantung kepada lokasi, panjang,
beratnya pengapuran atau keadaaan lainnya.

Angioplasti dimulai dengan menusuk arteri perifer yang besar (biasanya arteri femoralis di paha)
dengan jarum besar. Kemudian dimasukkan kawat penuntun yang panjang melalui jarum menuju
ke sistem arteri, melewati aorta dan masuk ke dalam arteri koroner yang tersumbat.
Sebuah kateter (selang kecil) yang pada ujungnya terpasang balon dimasukkan melalui kawat
penuntun ke daerah sumbatan. Balon kemudian dikembangkan selama beberapa detik, lalu
dikempiskan.
Pengembangan dan pengempisan balon diulang beberapa kali.

Penderita diawasi dengan ketat karena selama balon mengembang, bisa terjadi sumbatan alliran
darah sesaat. Sumbatan ini akan merubah gambaran EKG dan menimbulkan gejala iskemia.

Balon yang mengembang akan menekan ateroma, sehingga terjadi peregangan arteri dan
perobekan lapisan dalam arteri di tempat terbentuknya sumbatan. Bila berhasil, angioplasti bisa
membuka sebanyak 80-90% sumbatan.

Sekitar 1-2% penderita meninggal selama prosedur angioplasti dan 3-5% mengalami serangan
jantung yang tidak fatal. Dalam waktu 6 bulan (seringkali dalam beberapa minggu pertama setelah
prosedur angioplasti), arteri koroner kembali mengalami penyumbatan pada sekitar 20-30%
penderita.

Angioplasti seringkali harus diulang dan bisa mengendalikan penyakit arteri koroner dalam waktu
yang cukup lama.

Agar arteri tetap terbuka, digunakan prosedur terbaru, dimana suatu alat yang terbuat dari
gulungan kawat (stent) dimasukkan ke dalam arteri. Pada 50% penderita, prosedur ini tampaknya
bisa mengurangi resiko terjadi penyumbatan arteri berikutnya.

PROGNOSIS

Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah umur,
luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah otot jantung
yang masih berfungsi normal.

Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya
makin jelek.

Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan
memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa
akan memperburuk prognosis.

PENCEGAHAN

12
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya angina adalah merubah faktor-faktor resiko:

- Berhenti merokok.
- Mengurangi berat badan.
- Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol.

ATEROSKLEROSIS
DEFINISI
Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi
lebih tebal dan kurang lentur.

Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan
lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.

Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta
tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi
stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan
jantung.

PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke
dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di
lapisan dalam arteri.

Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan
lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos
dan sel-sel jaringan ikat.

Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di
daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding
arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus
tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,
sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.

Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri.

Ateroma yang pecah juga


bisa menumpahkan
kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan
bekuan darah (trombus).
Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan
menyumbat arteri, atau
bekuan akan terlepas dan
mengalir bersama aliran
darah dan menyebabkan
sumbatan di tempat lain
(emboli).

13
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:

• Tekanan darah tinggi.


• Kadar kolesterol tinggi.
• Perokok.
• Diabetes (kencing manis).
• Kegemukan (obesitas).
• Malas berolah raga.
• Usia lanjut. Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.

Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia
muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang
menuju ke jantung).

Sebaliknya, pada penyakit


keturunan hiperkolesterolemia
familial, kadar kolesterol yang
sangat tinggi menyebabkan
terbentuknya ateroma yang lebih
banyak di dalam arteri koroner
dibandingkan arteri lainnya.

GEJALA
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya
tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa
gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.

Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang
diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut
oksigen ke jaringan.

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran
darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga,
seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau
ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran
oksigen ke tungkai berkurang.

Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya
penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan
terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan
timbul secara mendadak.

DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.

Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan
stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.

Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:

• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan
lengan.

14
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena.
• Skening ultrasonik Duplex.
• CT scan di daerah yang terkena.
• Arteriografi resonansi magnetik.
• Arteriografi di daerah yang terkena.
• IVUS (intravascular ultrasound).

PENGOBATAN
Sampai tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya sendiri dengan cara membentuk pembuluh
darah baru di daerah yang terkena. Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak
akan terdiagnosis.

Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan
stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.

Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya
colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah.

Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui
endapan lemak.

Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.

Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang
normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.

PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:

• Menurunkan kadar kolesterol darah.


• Menurunkan tekanan darah.
• Berhenti merokok.
• Menurunkan berat badan.
• Berolah raga secara teratur.

Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung,
merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar
kolesterol jahat (kolesterol LDL).
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga
meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri.
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena
aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan.
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga
meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan
penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan
dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki

15
resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah
merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner
atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko
kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke
jantung dan otak.

BIOLOGI JANTUNG & PEMBULUH DARAH


DEFINISI
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.

16
Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk
dan satu katup pada jalan keluar.

Fungsi utama jantung adalah


menyediakan oksigen ke seluruh
tubuh dan membersihkan tubuh
dari hasil metabolisme
(karbondioksida).

Jantung melaksanakan fungsi


tersebut dengan mengumpulkan
darah yang kekurangan oksigen
dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-
paru, dimana darah akan
mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida;
jantung kemudian mengumpulkan
darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh.

FUNGSI JANTUNG

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol);
selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh
mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.

Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis,
menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan.

Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri.
Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi
pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa
darah yang kaya akan
oksigen ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta
(arteri terbesar dalam
tubuh). Darah kaya oksigen
ini disediakan untuk seluruh
tubuh, kecuali paru-parlu.

17
PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri,arteriola, kapiler, venula
dan vena.

Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling
tinggi.

Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.


Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya
untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah
kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke
dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.

Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah
kembali ke jantung.

18
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga
vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan
tidak terlalu dibawah tekanan.

PASOKAN DARAH KE JANTUNG

Otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah volume darah yang mengalir
melalui atrium dan ventrikel. Suatu sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah
yang kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian mengembalikan darah yang tidak
mengandung oksigen ke dalam atrium kanan.

Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari aorta; vena kardiak
mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam atrium
kanan.

Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada saat jantung sedang mengendur
diantara denyutnya (selama diastol ventrikuler).

GEJALA-GEJALA
PENYAKIT JANTUNG

1. Nyeri
Jika otot tidak
mendapatkan cukup
darah (suatu keadaan
yang disebut iskemi),
maka oksigen yang tidak
memadai dan hasil
metabolisme yang
berlebihan menyebabkan
kram atau kejang.

Angina merupakan
perasaan sesak di dada
atau perasaan dada
diremas-remas, yang
timbul jika otot jantung
tidak mendapatkan
darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap
orang. Beberapa orang myang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri
sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).

Jika darah yang mengalir ke otot yang lainnya (terutama otot betis) terlalu sedikit, biasanya
penderita akan merasakan nyeri otot yang menyesakkan dan melelahkan selama melakukan
aktivitas (klaudikasio).

Perikarditis (peradangan atau cedera pada kantong yang mengelilingi jantung) menyebabkan
nyeri yang akan semakin memburuk ketika penderita berbaring dan akan membaik jika
penderita duduk dan membungkukkan badannya ke depan.

Aktivitas fisik tidak menyebabkan nyeri bertambah buruk. Jika menarik nafas atau
menghembuskan nafas menyebabkan nyeri semakin membaik atau semakin memburuk, maka
kemungkinan juga telah terjadi pleuritis (peradangan pada selaput yang membungkus paru-
paru).

Jika sebuah arteri robek atau pecah, penderita bisa merasakan nyeri tajam yang hilang-timbul

19
dengan cepat dan tidak berhubungan dengan aktivitas fisik.

Kadang arteri utama (terutama aorta) mengalami kerusakan. Suatu aneurisma (penonjolan
aorta) bisa secara mendadak mengalami kebocoran atau lapisannya mengalami robekan kecil,
sehingga darah menyusup diantara lapisan-lapisan aorta (diseksi aorta). Hal ini secara tiba-
tiba menyebabkan nyeri hebat yang hilang-timbul karena terjadi kerusakan yang lebih lanjut
(robeknya aorta) atau berpindahnya darah dari saluran asalnya. Nyeri dari aorta seringkali
dirasakan di leher bagian belakang, diantara bahu, punggung sebelah bawah atau di perut.

Katup diantara atrium kiri dan ventrikel kiri bisa menonjol ke dalam atrium kiri pada saat
ventrikel kiri berkontraksi (prolaps katup mitralis).

Penderita kadang merasakan nyeri seperti ditikam atau ditusuk jarum. Biasanya nyeri terpusat
di bawah payudara kiri dan tidak dipengaruhi oleh posisi maupun aktivitas fisik.

2. Sesak nafas

Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.

Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).

Pada stadium awal dari gagal jantung, penderita merasakan sesak nafas hanya selama
melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak akan terjadi ketika
penderita melakukan aktivitas yang ringan, bahkan ketika penderita sedang beristirahat (tidak
melakukan aktivitas).

Sebagian besar penderita merasakan sesak nafas ketika sedang berada dalam posisi
berbaring karena cairan mengalir ke jaringan paru-paru. Jika duduk, gaya gravitasi
menyebabkan cairan terkumpul di dasar paru-paru dan sesak akan berkurang.

Sesak nafas pada malam hari (nokturnal dispneu) adalah sesak yang terjadi pada saat
penderita berbaring di malam hari dan akan hilang jika penderita duduk tegak.

Sesak nafas tidak hanya terjadi pada penyakit jantung; penderita penyakit paru-paru, penyakit
otot-otot pernafasan atau penyakit sistem saraf yang berperan dalam proses pernafasan juga
bisa mengalami sesak nafas.

Setiap penyakit yang mengganggu keseimbangan antara persediaan dan permintaan oksigen
bisa menyebabkan sesak nafas (misalnya gangguan fungsi pengangkutan oksigen oleh darah
pada anemia atau meningkatnya metabolisme tubuh pada hipertiroidisme).

3. Kelelahan atau kepenatan

Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas
akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat
ringan.

Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau


mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.

4. Palpitasi (jantung berdebar-debar)

Biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantungnya. Tetapi pada keadaan tertentu
(misalnya jika seseorang yang sehat melakukan olah raga berat atau mengalami hal yang

20
dramatis), dia bisa merasakan denyut jantungnya. Jantungnya berdenyut dengan sangat kuat
atau sangat cepat atau tidak teratur.

Dokter bisa memperkuat gejala ini dengan meraba denyut nadi dan mendengarkan denyut
jantung melalui stetoskop.

Palpitasi yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak nafas, nyeri, kelelahan,
kepenatan atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari irama jantung yang abnormal
atau penyakit jantung yang serius.

5. Pusing & pingsan

Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena
kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
Gejala ini juga bisa disebabkan oleh penyakit otak atau saraf tulang belakang, atau bisa tanpa
penyebab yang serius.

Emosi yang kuat atau nyeri (yang mengaktifkan sebagian dari sistem saraf), juga bisa
menyebabkan pingsan.

21
DISEKSI AORTA
DEFINISI
Diseksi Aorta (Aneurisma yang terbelah, Hematoma yang terbelah) adalah suatu keadaan yang
sering berakibat fatal, dimana lapisan dalam dari dinding aorta mengalami robekan sedangkan
lapisan luarnya utuh; darah mengalir melalui robekan dan membelah lapisan tengah serta
membentuk saluran baru di dalam dinding aorta.

PENYEBAB
Sebagian besar diseksi aorta merupakan akibat dari kerusakan pada dinding arteri.
Yang paling sering menyebabkan kerusakan pada dinding arteri ini adalah tekanan darah tinggi,
yang ditemukan pada lebih dari 65% penderita.

Penyebab lainnya adalah:

• Penyakit jaringan ikat turunan (sindroma Marfan dan sindroma Ehlers-Danlos)


• Kelainan bawaan pada jantung dan pembuluh darah (koartasio aorta, patent ductus
arteriosus dan kelainan pada katup aorta)
• Arteriolosklerosis.
• Cedera.

Meskipun jarang, suatu diseksi bisa terjadi ketika dokter memasukkan selang ke dalam suatu arteri
(misalnya pada aortografi atau angiografi) atau ketika melakukan pembedahan jantung dan
pembuluh darah.

GEJALA
Penderita mengalami nyeri yang sangat luar biasa, yang muncul secara tiba-tiba. Sebagian besar
penderita menggambarkan dadanya seperti dicabik-cabik atau dirobek. Nyeri juga sering dirasakan
di punggung, diantara kedua bahu. Nyeri sering mengikuti jalannya pembelahan di sepanjang
aorta.

Pembelahan terus berlanjut, bisa menyebabkan terututupnya daerah dimana satu atau beberapa
arteri berhubungan dengan aorta.

Tergantung kepada arteri mana yang tersumbat, bisa terjadi stroke, serangan jantung, nyeri perut
mendadak, kerusakan saraf yang menyebabkan kesemutan dan ketidakmampuan menggerakan

22
anggota badan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang khas.

Pada pemeriksaaan fisik, 65% penderita memiliki denyut nadi yang lemah atau sama sekali tidak
teraba di tungkai dan lengan. Diseksi aorta yang arahnya berbalik menuju ke jantung, bisa
menyebabkan murmur, yang bisa terdengar melalui stetoskop.

Bisa terjadi penimbunan darah di dada. Darah dari suatu diseksi yang merembes ke sekitar
jantung bisa mengganggu denyut jantung dan menyebabkan tamponade jantung.

Foto rontgen menunjukkan pelebaran aota pada 90% penderita yang memiliki gejala.

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan USG.

PENGOBATAN
Penderita dirawat di ruang perawatan intensif, dimana tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan
darah dan laju pernafasan) diawasi secara ketat.

Kematian bisa terjadi dalam beberapa jam setelah terjadinya diseksi aorta. Karena itu segera
diberikan obat untuk menurunkan denyut jantung dan tekanan darah sampai level yang terendah,
untuk mempertahankan pasokan darah yang cukup ke otak, jantung dan ginjal. Segera setelah
diberikan obat-obatan, diputuskan apakah perlu dilakukan pembedahan atau cukup dengan
melanjutkan pemakaian obat-obatan.

Hampir selalu dianjurkan untuk dilakukan pembedahan pada diseksi yang melibatkan aorta yang
letaknya sangat dekat dengan jantung.

Untuk diseksi yang letaknya lebih jauh, biasanya diatasi dengan cara melanjutkan pemakaian obat-
obatan; kecuali jika diseksi menyebabkan bocornya darah dari arteri dan penderita memiliki
sindroma Marfan, maka dilakukan pembedahan.

Selama pembedahan dilakukan:

- Pengangkatan sebanyak mungkin daerah aorta yang mengalami diseksi.

- Pencegahan masuknya darah ke saluran yang salah.

- Perbaikan aorta dengan cangkok buatan. Jika katup aorta bocor, bisa sekaligus diperbaiki
atau diganti.

PROGNOSIS

Sekitar 75% penderita yang tidak diobati akan meninggal dalam 2 minggu pertama.
60% penderita yang diobati dan bertahan dalam 2 minggu pertama, bertahan hidup sampai 5
tahun setelah pengobatan; 40% bertahan hidup sampai 10 tahun setelah pengobatan.

Penderita yang meninggal dalam 2 minggu pertama, sekitar 30% meninggal karena komplikasi
diseksi dan sisanya meninggal karena penyakit lainnya.

Diberikan terapi obat jangka panjang untuk menjaga tekanan darah tetap rendah sehingga
mengurangi tekanan terhadap aorta.

23
ENDOKARDITIS INFEKTIF
DEFINISI
Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung.

Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam beberapa hari bisa berakibat fatal
(endokarditis infektif akut); atau
bisa terjadi secara bertahap dan
tersamar dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan
(endokarditis infektif subakut).

Bakteri penyebab endokarditis


bakterialis akut kadang-kadang
cukup kuat untuk menginfeksi
katup jantung yang normal;
bakteri penyebab endokarditis
bakterialis subakut hampir selalu
menginfeksi katup abnormal
maupun katup yang rusak.

PENYEBAB
Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam aliran darah atau yang mencemari jantung selama
pembedahan jantung, dapat tersangkut pada katup jantung dan menginfeksi endokardium.
Yang paling mudah terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang rusak; tetapi
katup yang normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang agresif, terutama jika jumlahnya sangat
banyak.

Timbunan bakteri dan bekuan darah pada katup (vegetasi) dapat terlepas dan berpindah ke organ
vital, dimana mereka menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri.
Penyumbatan seperti ini sangat serius, karena bisa menyebabkan stroke, serangan jantung dan

24
infeksi, juga merusak daerah tempat terbentuknya penyumbatan.

Faktor resiko terjadinya endokarditis infektif:

- Cedera pada kulit, lapisan mulut atau gusi (karena mengunyah atau menggosok gigi),
yang memungkinkan masuknya sejumlah kecil bakteri ke dalam aliran darah
Gingivitis (infeksi dan peradangan pada gusi), infeksi kecil pada kulit dan infeksi pada
bagian tubuh lainnya, bisa bertindak sebagai jalan masuk bakteri ke dalam aliran darah.
- Pembedahan tertentu, prosedur gigi dan beberapa prosedur medik juga dapat
mempermudah bakteri untuk masuk ke dalam aliran darah. Contohnya adalah
penggunaan infus intravena untuk memasukkan cairan, makanan atau obat-obatan;
sitoskopi (memasukkan selang untuk memeriksa kandung kemih) dan kolonoskopi
(memasukkan selang untuk memeriksa usus besar).
- Katup jantung yang telah mengalami kerusakan. Pada orang yang memiliki katup jantung
normal, sel darah putih pada tubuh akan menghancurkan bakteri-bakteri ini. Tetapi katup
jantung yang telah mengalami kerusakan bisa menyebabkan bakteri tersangkut dan
berkembangbiak disana.
- Katup jantung buatan. Pada katup jantung buatan, bakteri juga bisa masuk dan bakteri ini
lebih kebal terhadap pemberian antibiotik.
- Kelainan bawaan atau kelainan yang memungkinkan terjadinya kebocoran darah dari satu
bagian jantung ke bagian jantung lainnya
- Septikemia. Bakteremia (adanya bakteri di dalam darah) yang sifatnya ringan mungkin
tidak segera menimbulkan gejala, tetapi bakteremia bisa berkembang menjadi septikemia.
Septikemia adalah infeksi berat pada darah, yang sering menyebabkan demam tinggi,
menggigil, gemetar dan menurunnya tekanan darah.
- Pemakai obat-obat suntik, karena mereka sering menggunakan jarum atau larutan yang
kotor. Pada pemakai obat suntik dan penderita endokarditis karena penggunaan kateter
berkepanjangan, katup yang sering terinfeksi adalah katup yang menuju ke ventrikel kanan
(katup trikuspidalis). Pada sebagian besar kasus lainnya, yang terinfeksi adalah katup
yang menuju ke ventrikel kiri (katup mitralis) atau katup yang keluar dari ventrikel kiri
(katup aorta).

Pada pengguna katup buatan, resiko terbesar terjadinya endokarditis adalah selama 1 tahun
setelah pembedahan; setelah itu resikonya berkurang, tetapi tetap lebih tinggi dari normal.
Untuk alasan yang tidak diketahui, resiko selalu lebih tinggi pada katup aorta buatan dibandingkan
dengan katup mitral buatan; dan resiko pada katup mekanis lebih tinggi dibandingkan dengan
katup babi.

GEJALA
Endokarditis bakterialis akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi (38,9-40,9°
Celsius), denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup jantung yang cepat dan luas.
Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di
tempat lain

Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di tempat
tersangkutnya emboli yang terinfeksi.

Katup jantung bisa mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi
kebocoran besar.

Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma
sepsis).

Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya pembuluh
darah.
Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau dekat dengan jantung.

25
Endokarditis bakterialis subakut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum katup
jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa kelelahan, demam ringan
(37,2-39,2° Celsius), penurunan berat badan, berkeringat dan anemia.

Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi yang jelas, jika
ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama telah mengalami perubahan.
Limpa bisa membesar.

Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau dibawah kuku jari
tangan.
Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang
lepas dari katup jantung.

Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak pada arteri
lengan atau tungkai, serangan jantung atau stroke.

Gejala lainnya dari endokarditis bakterialis akut dan subakut adalah:

- menggigil

- nyeri sendi

- kulit pucat

- denyut jantung yang cepat

- kebingungan

- adanya darah dalam air kemih.

Endokarditis pada katup jantung buatan dapat bersifat akut maupun subakut.
Dibandingkan dengan infeksi pada katup yang asli, infeksi pada katup buatan lebih mudah
menyebar ke otot jantung di dasar katup dan melonggarkan katup. Perlu segera dilakukan
pembedahan untuk mengganti katup karena gagal jantung yang disebabkan oleh kebocoran katup
yang berat bisa berakibat fatal.

Atau bisa terjadi gangguan pada sistem konduksi listrik jantung yang mengakibatkan melambatnya
denyut jantung dan menyebabkan penurunan kesadaran secara mendadak atau bahkan kematian.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, terutama pada orang-orang yang memiliki
kecenderungan untuk menderita penyakit ini.

Pada ekokardiografi (penggambaran jantung menggunakan gelombang suara) bisa ditemukan


adanya vegetasi dan kerusakan katup jantung.

Pembiakan darah dilakukan untuk menentukan bakteri penyebabnya.


Pemeriksaan darah dilakukan 3-4 kali pada waktu yang berbeda, karena bakteri hanya terdapat di
dalam darah pada waktu-waktu tertentu.

PENGOBATAN
Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena dosis tinggi selama minimal
2 minggu.

Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katup buatan. Mungkin perlu dilakukan

26
pembedahan jantung untuk memperbaiki atau mengganti katup yang rusak dan membuang
vegetasi.

Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita kelainan katup jantung, setiap akan menjalani
tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.

27
ENDOKARDITIS NON-INFEKTIF
DEFINISI

Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya bekuan-bekuan
darah pada katup jantung yang rusak.

PENYEBAB

Resiko terjadinya endokarditis non-infektif ditemukan pada:

Lupus eritematosus sistemik


Kanker paru-paru, lambung atau pankreas
Tuberkulosis
Infeksi tulang
Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan yang banyak.

GEJALA

Katup jantung bisa mengalami kebocoran atau tidak mampu membuka sebagaimana mestinya.
Resiko terbentuknya emboli bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

PENGOBATAN

Digunakan obat-obatan yang dapat mencegah pembekuan.

28
FISTULA ARTERIOVENOSA
DEFINISI
Fistula Arteriovenosa adalah suatu saluran abnormal yang berada di antara sebuah arteri dan
sebuah vena.

Dalam keadaan normal darah mengalir dari arteri menuju kapiler kemudian ke vena.
Pada suatu fistula arteriovenosa, darah mengalir langsung dari arteri menuju vena tanpa melewati
kapiler.

PENYEBAB
Fistula arteriovenosa bisa merupakan kelainan bawaan (fistula kongenital) atau bisa terjadi
sesudah lahir (fistula yang didapat).

Fistula arteriovenosa kongenital sangat jarang.

Fistula arteriovenosa yang didapat bisa disebabkan oleh berbagai luka yang merusak arteri dan
vena yang saling berdekatan, terutama luka tembus karena pisau atau peluru. Fistula bisa terjadi
dengan segera atau baru timbul beberapa jam kemudian. Jika darah merembes ke dalam jaringan
di sekitarnya, daerah yang terluka segera akan mengalami pembengkakan.

Setiap kali dilakukan. beberapa pengobatan medis (misalnya dialisa ginjal) diperlukan jalan masuk
ke pembuluh darah (vena). Penusukan berulang ini menyebabkan vena mengalami peradangan
dan bisa menyebabkan terbentuknya bekuan darah, dan pada akhirnya vena akan tersumbat oleh
jaringan parut.

Untuk menghindari hal tersebut, dengan sengaja dibuat fistula arteriovenosa, biasanya diantara
vena dan arteri yang berdekatan di lengan. Tindakan ini akan memperlebar vena, memudahkan
masuknya jarum dan mengurangi kemungkinan terbentuknya bekuan darah karena darah mengalir
lebih cepat.

Fistula kecil ini tidak menimbulkan kelainan jantung dan bisa ditutup jika tidak diperlukan lagi.

GEJALA
Jika fistula arteriovenosa kongenital berada dekat dengan permukaan kulit, maka akan tampak
pembengkakan yang berwarna biru kemerahan.

Di tempat-tempat yang kentara (misalnya wajah), fistula akan tampak keunguan.

Jika fistula arteriovenosa besar yang didapat tidak diobati, sejumlah besar darah akan mengalir
dibawah tekanan yang tinggi dari arteri ke vena.

Dinding vena tidak cukup kuat untuk menahan tekanan setinggi ini, sehingga dindingnya teregang
dan vena melebar serta menonjol (kadang menyerupai varises).

Aliran balik ke jantung yang abnormal melalui jalan pintas arteriovenosa bisa membuat jantung
tegang sehingga terjadi gagal jantung.

Semakin besar fistula, semakin cepat terjadinya gagal jantung.

DIAGNOSA
Dengan stetoskop yang diletakkan diatas fistula arteriovenosa didapat yang besar, bisa terdengar

29
suara bolak-balik, seperti mesin yang bergerak (murmur mesin).

Untuk memperkuat diagnosis dan untuk menentukan luasnya kelainan, dilakukan angiografi.
Pada angiografi disuntikkan suatu zat warna ke dalam pembuluh darah dan dilihat pada foto
rontgen; zat warna akan menunjukkan pola dari aliran darah.

PENGOBATAN
Fistula arteriovenosa kongenital yang kecil dapat dipotong atau dihancurkan dengan terapi
pembekuan dengan laser.

Fistula arterivenosa yang didapat dapat diperbaiki melalui pembedahan sesegera mungkin setelah
terdiagnosis.

Jika fistula sulit dijangkau (misalnya di dalam otak), bisa diobati dengan menyumbat arteri dengan
menggunakan teknik penyuntikan yang rumit yang menyebabkan terbentuknya bekuan yang
menghentikan aliran darah ke dalam fistula.

30
FLEBITIS SUPERFISIALIS
DEFINISI
Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis, Flebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam
suatu vena superfisial (vena permukaan).

Flebitis dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena tungkai.
Biasanya flebitis terjadi pada penderita varises (vena varikosa), tetapi tidak semua penderita
varises mengalami flebitis.

Flebitis superfisialis menyebabkan reaksi peradangan akut yang menyebabkan trombus melekat
dengan kuat ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas.

Vena permukaan tidak memiliki otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu
trombus. Karena itu flebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.

PENYEBAB
Peradangan pada vena bisa disebabkan oleh cedera, meskipun cederanya bersifat ringan.

GEJALA
Nyeri yang terlokalisasi, pembengkakan dan kulit yang kemerahan timbul dengan cepat diatas
vena dan teraba hangat.

Vena teraba seperti kawat keras dibawah kulit karena darah yang membeku; sedangkan pada
vena yang normal atau varises, vena teraba lunak.

Perabaan yang keras ini bisa menjalar di sepanjang vena.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya.

Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya aspirin, ibuprofen).

Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan
pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.

Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas.
Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena
permukaan.

31
GAGAL JANTUNG
DEFINISI
Gagal Jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal
tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.

Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.


Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk
mempertahankan beban kerjanya.

MEKANISME KOMPENSASI

Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal jantung.

1. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek (beberapa menit
sampai beberapa jam), yaitu reaksi fight-or-flight.

Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin
(norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari
saraf. Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap
kali terjadi stres mendadak.

Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras,
untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung
sampai derajat tertentu. Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan
meningkatnya denyut jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung.

Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsi
jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan. Tetapi pada penderita gagal
jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang terhadap
sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Lama-lama peningkatan
kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.

2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan garam (natrium) oleh ginjal.

Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan
air. Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada
awalnya memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah
peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah.

Otot yang teregang berkontraksi lebih kuat. Hal ini merupakan mekanisme jantung yang utama
untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung.

Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan akan dilepaskan dari
sirkulasi dan berkumpul di berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan (edema).
Lokasi penimbunan cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan
pengaruh gaya gravitasi.

Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai dan kaki. Jika penderita berbaring,
cairan akan terkumpul di punggung atau perut. Sering terjadi penambahan berat badan
sebagai akibat dari penimbunan air dan garam.

32
3. Mekanime utama lainnya adalah pembesaran otot jantung (hipertrofi).

Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada akhirnya
bisa terjadi kelainan fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.

PENYEBAB
Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal
jantung. Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya
untuk berkontraksi dan memompa darah.

Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung.

Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:

• Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya).

• Diabetes.

• Kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

• Kegemukan (obesitas).

Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara
jantung dan arteri utama.

Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya.
Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan
kekuatan kontraksi jantung.

Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan
denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah
secara efektif. Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-
ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa
bulan melakukan latihan beban.

Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi
akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa
jantung dan terjadilah gagal jantung.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit
(biasanya penyempitan katup aorta).

Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang
menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal sehingga
pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.

Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan
meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun
tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.

33
Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak sama di
setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di otot jantung
dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.

GEJALA
Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika
melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi
dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan.

Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian
kanan jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan
perut.
Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang
menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat
melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul
pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.

Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan
bergerak ke dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau
mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru sehingga
penderita lebih mudah bernafas.

Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah
duduk.
Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema pulmoner akut) merupakan suatu
keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan bisa berakibat fatal.

DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi.

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang biasanya menunjukkan:

- Denyut nadi yang lemah dan cepat.

- Tekanan darah menurun

- Bunyi jantung abnormal.

- Pembesaran jantung.

- Pembengkakan vena leher.

- Cairan di dalam paru-paru.

- Pembesaran hati.

- Penambahan berat badan yang cepat.

- Pembengkakan perut atau tungkai.

Foto rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di
dalam paru-paru.

Kinerja jantung seringkali dinilai melalui pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang

34
suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).

Pemeriksaan lainnya bisa dilakukan untuk menentukan penyakit penyebab gagal jantung.

PENGOBATAN
Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas
fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung,
menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal jantung.

MENGOBATI PENYEBAB GAGAL JANTUNG

1. Pembedahan bisa dilakukan untuk:

• Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung.


• Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung.
• Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal
jantung.

2. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.


3. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang
terlalu aktif.
4. Pemberian obat anti-hipertensi.

MENGHILANGKAN FAKTOR YANG MEMPERBURUK GAGAL JANTUNG


Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung. Dianjurkan
untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau
melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan.
Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian
penting dari pengobatan.

Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan
cairan yang akan menghalangi pengobatan medis. Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi
dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai
jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.

Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam
tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir
dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan. Penambahan berat badan yang cepat dan
terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.

Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap
hari, terutama pada pagi hari , setelah berkemih dan sebelum sarapan. Timbangan yang
digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.

MENGOBATI GAGAL JANTUNG.


Pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.

Gagal Jantung Kronis.


Jika pembatasan asupan garam saja tidak dapat mengurangi penimbunan cairan, bisa diberikan
obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan membuang natrium dan air dari tubuh
melalui ginjal.
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi
beban kerja jantung.

35
Untuk pemakaian jangka panjang, diuretik diberikan dalam bentuk sediaan per-oral (ditelan);
sedangkan dalam keadaan darurat akan sangat efektif jika diberikan secara intravena (melalui
pembuluh darah).
Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik tertentu
menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan diuretik hemat kalium.

Digoxin meningkatkan kekuatan setiap denyut jantung dan memperlambat denyut jantung yang
terlalu cepat.
Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau
tidak teratur), bisa diatasi dengan obat atau dengan alat pacu jantung buatan.

Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan
arteri, vena atau keduanya. Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darah,
yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.

Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah
terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung.
Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung.
Vasodilator yang paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme
inhibitor).
Obat ini tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan hidup penderita.
ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan obat terdahulu hanya melebarkan vena saja
atau arteri saja (misalnya nitroglycerin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya melebarkan
arteri).

Ruang jantung yang melebar dan kontraksinya jelek memungkinkan terbentuknya bekuan darah di
dalamnya. Bekuan ini bisa pecah dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian menyebabkan
kerusakan di organ vital lainnya, misalnya otak dan menyebabkan stroke. Oleh karena itu diberikan
obat antikoagulan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan dalam ruang-ruang jantung.

Milrinone dan amrinone menyebabkan pelebaran arteri dan vena, dan juga meningkatkan kekuatan
jantung. Obat baru ini hanya digunakan dalam jangka pendek pada penderita yang dipantau
secara ketat di rumah sakit, karena bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang
berbahaya.

Pencangkokan jantung dianjurkan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap
pemberian obat.

Kardiomioplasti merupakan pembedahan dimana sejumlah besar otot diambil dari punggung
penderita dan dibungkuskan di sekeliling jantung, kemudian dirangsang dengan alat pacu jantung
buatan supaya berkontraksi secara teratur.

Gagal Jantung Akut.


Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru (edema pulmoner akut), penderita gagal
jantung akan mengalami sesak nafas hebat sehingga memerlukan sungkup muka oksigen dengan
konsentrasi tinggi.
Diberikan diuretik dan obat-obatan (misalnya digoksin) secara intravena supaya terjadi perbaikan
segera.
Nitrogliserin intravena atau sublingual (dibawah lidah) akan menyebabka pelebaran vena,
sehingga mengurangi jumlah darah yang melalui paru-paru.

Jika pengobatan diatas gagal, pernafasan penderita dibantu dengan mesin ventilator.
Kadang dipasang torniket pada 3 dari keempat anggota gerak penderita untuk menahan darah
sementara waktu, sehingga mengurangi volume darah yang kembali ke jantung.
Torniket ini dipasang secara bergantian pada setiap anggota gerak setiap 10-20 menit untuk
menghindari cedera.

Pemberian morfin dimaksudkan untuk:


• Mengurangi kecemasan yang biasanya menyertai edema pulmoner akut.

36
• Mengurangi laju pernafasan.
• Memperlambat denyut jantung.
• Mengurangi beban kerja jantung.

HIPOTENSI ORTOSTATIK
DEFINISI
Hipotensi Ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang berlebihan ketika seseorang sedang
berdiri, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dan pingsan.

PENYEBAB
Hipotensi ortostatik bukankah suatu penyakit yang spesifik tetapi merupakan ketidakmampuan
untuk mengatur tekanan darah dengan segera.

Hipotensi ortostatik memiliki banyak penyebab:

1. Pengaruh gaya gravitasi bumi.

Jika seseorang berdiri secara tiba-tiba, gaya gravitasi menyebabkan sejumlah darah terkumpul
di dalam pembuluh vena di tungkai dan tubuh bagian bawah. Pengumpulan darah ini
mengakibatkan berkurangnya sejumlah darah yang akan kembali ke jantung dan sejumlah
darah yang akan dipompa oleh jantung. Sebagai akibatnya tekanan darah menurun.
Tubuh akan segera memberikan respon, dimana denyut jantung bertambah cepat dan
kontraksinya menjadi lebih kuat. Pembuluh darah mengkerut sehingga kapasitasnya lebih
kecil. Jika respon kompensasi tersebut gagal atau tidak lancar, akan terjadi hipotensi ortostatik.

2. Pengaruh obat-obatan.

Sebagian besar episode hipotensi ortostatik merupakan akibat dari efek samping obat,
terutama obat tertentu yang diberikan untuk mengatasi kelainan kardiovaskuler dan terutama
pada orang tua.

Sebagai contoh, diuretika (terutama diuretika yang kuat dan dalam dosis tinggi), bisa
menyebabkan berkurangnya volume darah dengan mengeluarkan cairan dari tubuh sehingga
tekanan darah menurun.

Obat-obat yang melebarkan pembuluh darah (misalnya nitrat, penghalang kalsium dan
penghambat ACE), akan meningkatkan kapasitas pembuluh darah sehingga menurunkan
tekanan darah.

3. Perdarahan atau kehilangan cairan yang berlebihan.

Perdarahan atau kehilangan cairan berlebihan (karena muntah, diare, keringat berlebihan,
diabetes yang tidak diobati atau penyakit Addison), bisa menurunkan volume darah.

4. Gangguan pada sistem sensor.

Sistem sensor di dalam arteri yang memicu terjadinya respon kompensasi, bisa mengalami
gangguan karena obat tertentu, yaitu barbiturat, alkohol dan obat-obat yang digunakan untuk

37
mengobati tekanan darah tinggi dan depresi.

5. Pengaruh penyakit tertentu.

Penyakit yang merusak saraf yang mengatur diameter pembuluh darah, juga bisa
menyebabkan hipotensi ortostatik. Hal ini sering merupakan komplikasi dari diabetes,
amiloidosis dan cedera tulang belakang.
GEJALA
Sebagian besar penderita mengalami:

• Pingsan.

• Kepala terasa melayang/berputar.

• Pusing.

• Bingung/linglung.

• Penglihatan kabur (pada saat bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba atau ketika berdiri
setelah duduk dalam waktu yang lama).

Kelelahan, latihan, alkohol atau makanan berat bisa memperburuk gejala. Penurunan aliran darah
ke otak juga dapat menyebabkan penderita jatuh pingsan dan bahkan kejang.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Diagnosis akan semakin kuat jika tekanan darah menurun secara berarti pada saat penderita
berdiri dan kembali normal jika penderita berbaring.

PENGOBATAN
Jika penyebab hipotensi ortostatik tidak dapat diobati, maka yang dapat dilakukan adalah
mengurangi atau menghilangkan gejalanya.

Orang yang rentan sebaiknya tidak duduk atau berdiri secara tiba-tiba, atau tidak berdiri terlalu
lama.

Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh pengumpulan darah di tungkai, bisa digunakan stoking
elastik.
Jika penyebabnya adalah tirah baring yang lama, penderita bisa mengatasi keadaan ini dengan
duduk tegak untuk waktu yang lebih lama setiap harinya.

Ephedrine atau phenilephrine bisa membantu mempertahankan tekanan darah.


Volume darah juga dapat ditambah dengan meningkatkan asupan garam dan jika perlu bisa
diberikan hormon yang menyebabkan tertahannya garam (misalnya fludrocortisone).

Penderita yang tidak memiliki kegagalan jantung atau tekanan darah tinggi sering dianjurkan untuk
menambahkan garam pada makanan mereka secara bebas atau dianjurkan untuk memakan tablet
garam.

Orang tua dengan hipotensi ortostatik sebaiknya banyak minum air dan sedikit atau jangan minum
alkohol.

Jika pengobatan diatas gagal, bisa diberikan obat lainnya (propanolol, dihydroergotamine,

38
indometasin dan metoclopramide).

PROGNOSIS

Penderita diabetes dengan tekanan darah tinggi yang juga mengalami hipotensi ortostatik, memiliki
prognosis yang buruk. Jika penyebabnya adalah volume darah yang rendah atau obat tertentu,
keadaan ini bisa diatasi dengan segera.

KARDIOMIOPATI
DEFINISI
Kardiomiopati adalah kelainan progresif yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur atau
terganggunya fungsi dinding otot pada bilik jantung sebelah bawah (ventrikel).

Terdapat 3 bentuk kardiomiopati:

1. Kardiomiopati Hipertrofik
2. Kardiomiopati Kongestif Yang Berdilatasi

3. Kardiomiopati Restriktif.
PENYEBAB
Kardiomiopati bisa disebabkan oleh berbagai penyakit yang telah diketahui atau bisa memiliki
penyebab yang tidak diketahui.

KARDIOMIOPATI HIPERTROFIK
DEFINISI
Kardiomiopati Hipertrofik merupakan sekumpulan penyakit jantung yang ditandai dengan adanya
penebalan pada dinding ventrikel.

39
PENYEBAB
Kardiomiopati hipertrofik bisa terjadi sebagai suatu kelainan bawaan.

Penyakit ini juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan akromegali (terjadi akibat kelebihan
hormon pertumbuhan di dalam darah) atau pada penderita hemokromositoma (suatu tumor yang
menghasilkan adrenalin).

Penderita neurofibromatosis juga bisa mengalami kardiomiopati hipretrofik.

Biasanya setiap penebalan pada dinding otot jantung mencerminkan reaksi otot terhadap
peningkatan beban kerja jantung dan penyebab yang khas dari keadaan ini adalah:

• Tekanan darah tinggi.

• Penyempitan katup stenosis (stenosis katup aorta).

• Keadaan lainnya yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari jantung.

Tetapi penderita kardiomiopati hipertrofik tidak memiliki keadaan-keadaan tersebut. Bahkan


penebalan pada kardiomiopati hipertrofik biasanya merupakan akibat dari kelainan genetik yang
diturunkan.

Jantung menebal dan lebih kaku dari normal dan lebih tahan terisi oleh darah dari paru-paru.
Sebagai akibatnya terjadi tekanan balik ke dalam vena-vena paru, yang dapat menyebabkan
terkumpulnya cairan di dalam paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak nafas yang sifatnya
menahun.
Penebalan dinding ventrikel juga bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah, sehingga
mencegah pengisian jantung yang sempurna.

GEJALA
Gejala-gejalanya berupa:
- Pingsan
- Nyeri dada

40
- Palpitasi yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak beraturan
- Gagal jantung yang disertai sesak nafas.

Denyut jantung yang tidak beraturan bisa menyebabkan kematian mendadak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, seperti terdengarnya suara jantung
yang khas pada pemeriksaan dengan stetoskop.

Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan EKG, ekokardiogram atau rontgen dada.

Jika akan dilakukan pembedahan mungkin perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk mengukur
tekanan di dalam jantung.

PENGOBATAN
Pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi tahanan jantung. Pengobatan utama adalah
beta-blocker dan penghambat saluran kalsium, diminum sendiri-sendiri atau bersamaan.

Pembedahan untuk mengangkat sebagian otot jantung bisa memperbaiki curah jantung, tetapi
hanya dilakukan pada penderita yang gejalanya tidak membaik dengan terapi obat.
Pembedahan dapat meringankan gejala, tetapi tidak mengurangi risiko kematian.

Sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi atau prosedur bedah, untuk mengurangi resiko
infeksi di dalam lapisan jantung (endokarditis infektif), dapat diberikan antibiotik.

Sekitar 4% penderita meninggal setiap tahunnya. Kematian biasanya terjadi mendadak.


Kematian karena gagal jantung yang menahun lebih jarang terjadi.
KARDIOMIOPATI KONGESTIF YANG MELEBAR
DEFINISI
Kardiomiopati Kongestif Yang Melebar adalah sekelompok kelainan jantung dimana ventrikel
membesar tetapi tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh sehingga bisa mengakibatkan terjadinya gagal jantung.

PENYEBAB
Penyebabnya bisa berupa:

• Penyakit arteri koroner yang meluas. Penyakit arteri koroner ini mengakibatkan pasokan
darah yang tidak memadai ke otot jantung, yang bisa menyebabkan cedera yang menetap.
Otot jantung yang tidak terkena, selanjutnya akan meregang untuk mengkompensasi
kemampuan memompa yang hilang. Jika peregangan ini tidak dapat mengkompensasi
dengan baik, terjadilah kardiomiopati kongestif yang melebar.

• Peradangan otot jantung akut (miokarditis) karena infeksi virus akan memperlemah otot
jantung dan menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar (kadang-kadang disebut
kardiomiopati virus). Di AS, infeksi coxsackievirus B merupakan penyebab yang paling
sering dari kardiomiopati virus.

• Gangguan hormonal menahun tertentu seperti diabetes dan penyakit tiroid, pada akhirnya
dapat menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar.

• Obat-obat seperti alkohol, kokain dan anti depresi. Kardiomiopati alkohol bisa timbul
setelah sekitar 10 tahun pemakaian alkohol dalam jumlah banyak.

41
• Meskipun jarang, kehamilan atau penyakit jaringan ikat (seperti artritis rematoid) juga bisa
menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar.

GEJALA
Biasanya gejala pertama adalah sesak nafas pada saat melakukan aktivitas dan mudah lelah,
sebagai akibat dari melemahnya kerja pompa jantung (gagal jantung).

Jika penyebabnya infeksi, gejala pertamanya bisa berupa demam mendadak dan gejala-gejala
yang menyerupai flu. Apapun penyebabnya, akan terjadi:

• Denyut jantung menjadi cepat.

• Tekanan darah normal atau rendah.

• Penimbunan cairan di tungkai dan perut.

• Penimbunan cairan di paru-paru.

Pembesaran jantung menyebabkan katup jantung membuka dan menutup secara tidak sempurna
dan keadaan ini sering menyebabkan kebocoran ventrikel (katup mitral dan trikuspidalis).
Penutupan katup yang tidak sempurna menyebabkan terjadinya murmur, yang dapat didengar
melalui stetoskop.

Kerusakan dan peregangan otot jantung bisa menyebabkan irama jantung menjadi cepat atau
lambat secara abnormal. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi kerja pompa jantung.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektrokardiografi (EKG, pemeriksaan untuk menilai aktivitas listrik dari jantung) dapat
menunjukkan perubahan-perubahan yang khas.

Ekokardiografi (pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan struktur


jantung) dan MRI bisa digunakan untuk memberkuat diagnosis.

Jika diagnosis masih meragukan, bisa dimasukkan selang kateter ke dalam jantung untuk
mengukur tekanannya. Selama kateterisasi, bisa diambil contoh jaringan untuk diperiksa secara
mikroskopik, untuk memperkuat diagnosis dan hal ini sering digunakan untuk mengetahui
penyebabnya.

PENGOBATAN
Mengobati penyebab yang spesifik seperti penyalahgunaan alkohol atau infeksi dapat
menyelamatkan penderita.
Jika penyalahgunaan alkohol merupakan penyebab, penderita harus dibebaskan dari alkohol.
Jika infeksi bakteri menyebabkan peradangan seketika pada otot jantung, diobati dengan antibiotik.

Pada penderita dengan penyakit arteri koroner, berkurangnya aliran darah ke otot jantung dapat
menyebabkan angina (nyeri dada karena penyakit jantung). Pada keadaan ini diberikan nitrat,
beta-blocker atau penghambat saluran kalsium.
Beta-blocker dan penghambat saluran kalsium bisa mengurangi kekuatan kontraksi jantung.

Istirahat dan tidur yang cukup serta menghindari stress membantu mengurangi tekanan terhadap
jantung.

42
Penimbunan darah di dalam jantung yang membesar dapat menyebabkan terbentuknya bekuan
darah di dalam dinding ruang jantung.
Untuk mencegah terbentuknya bekuan darah, biasanya diberikan obat antikoagulan.

Sebagian besar obat yang digunakan untuk mencegah irama jantung abnormal diberikan dalam
dosis kecil dan dosisnya ditingkatkan secara perlahan, karena obat ini bisa mengurangi kekuatan
kontraksi jantung.

Gagal jantung juga diterapi dengan obat, yaitu penghambat ACE yang sering disertai dengan
diuretik.
Tetapi jika penyebabnya tidak bisa diatasi, gagal jantung cenderung berakibat fatal.

PROGNOSIS

Sekitar 70% penderita meninggal dalam waktu 5 tahun sejak gejala dimulai dan prognosisnya
bertambah buruk jika dinding jantung menipis dan fungsi jantung menurun.
Irama jantung abnormal juga memberikan prognosis yang lebih buruk.

Secara keseluruhan, jumlah pria yang bertahan hanya separuh dari jumlah wanita dan jumlah
penderita kulit hitam yang bertahan hanya separuh dari jumlah penderita kulit putih.

Sekitar 50% kematian terjadi secara mendadak, kemungkinan sebagai akibat dari irama jantung
yang abnormal.

KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF
DEFINISI
Kardiomiopati Restriktif merupakan sekumpulan kelainan otot jantung dimana dinding ventrikel
menjadi kaku, tetapi tidak selalu disertai dengan penebalan dinding ventrikel dan tidak selalu
disertai dengan adanya tahanan pengisian darah yang normal.

Merupakan bentuk kardiomiopati yang paling jarang terjadi, yang memberikan banyak gambaran
yang serupa dengan kardiomiopati hipertrofik.

PENYEBAB
Penyebabnya biasanya tidak diketahui.
Memiliki 2 tipe dasar:

1. Otot jantung secara bertahap digantikan oleh jaringan parut


2. Otot jantung disisipi oleh bahan abnormal seperti sel-sel darah putih.
Penyisipan lainnya bisa disebabkan oleh amiloidosis dan sarkoidosis.
Jika tubuh terlalu banyak mengandung zat besi, maka zat besi akan terkumpul di dalam
otot jantung, seperti yang terjadi pada kelebihan zat besi (hemokromatosis).
Penyebabnya mungkin juga tumor yang menyerang jaringan jantung.

Karena jantung menahan/melawan pengisian darah, jumlah darah yang dipompakan akan
mencukupi jika penderita dalam keadaan istirahat, tetapi tidak akan mencukupi jika penderita
melakukan aktivitas.

GEJALA
Kardiomiopati restriktif menyebabkan gagal jantung yang disertai sesak nafas dan pembengkakan
jaringan (edema).

Nyeri dada dan pingsan lebih jarang terjadi.

43
Sering ditemukan irama jantung abnormal dan palpitasi (jantung berdebar).

DIAGNOSA
Diagnosis terutama ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, EKG dan ekokardiogram.
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai struktur jantung.

Untuk memastikan diagnosis, biasanya perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk mengukur
tekanan dan biopsi otot jantung untuk menentukan bahan yang menyusup ke dalam otot jantung.

PENGOBATAN
Sebagian besar pengobatan masih belum memuaskan. Misalnya diuretik, yang biasanya
digunakan untuk terapi gagal jantung, dapat menyebabkan berkurangnya jumlah darah yang
masuk ke dalam jantung dan memperburuk keadaan. Obat-obatan yang dalam keadaan normal
digunakan dalam gagal jantung untuk mengurangi beban kerja jantung, biasanya tidak akan
membantu karena bisa terlalu banyak mengurangi tekanan darah.

Kadang-kadang penyebabnya dapat diobati untuk mencegah bertambah buruknya kerusakan


jantung atau bahkan untuk memperbaikinya.

Misalnya memindahkan darah dalam selang waktu yang teratur, akan mengurangi pengendapan
zat besi pada penderita kelebihan zat besi.

Pada penderita yang memiliki sarkoidosis bisa diberikan corticosteroid. Sekitar 70% penderita akan
meninggal dalam waktu 5 tahun setelah gejala-gejalanya timbul.

44
KELAINAN KATUP JANTUNG
DEFINISI
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di bawah
(ventrikel).

Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah. Katup
trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka
dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam
ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

Katup-katup jantung bisa mengalami kelainan fungsi baik karena kebocoran (regurgitasi katup)
atau karena kegagalan membuka secara adekuat (stenosis katup). Keduanya dapat
mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah. Kadang-kadang satu katup
mempunyai kedua masalah tersebut.

45
Beberapa jenis kelainan
katup jantung:

1. Regurgitasi Katup
Mittral
2. Prolaps Katup Mitral
3. Stenosis Katup Mitral
4. Regurgitasi Katup
Aorta
5. Stenosis Katup Aorta
6. Regurgitasi Katup
Trikuspidalis
7. Stenosis Katup
Trikuspidalis

8. Stenosis Katup
Pulmoner.
REGURGITASI KATUP MITRAL
DEFINISI
Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral) adalah kebocoran aliran balik
melalui katup mitral setiap kali ventrikel kiri berkontraksi.

Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari jantung menuju ke aorta, sebagian darah mengalir
kembali ke dalam atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan di atrium kiri.
Terjadi peningkatan tekanan darah di dalam pembuluh yang berasal dari paru-paru, yang
mengakibatkan penimbunan cairan (kongesti di dalam paru-paru.

PENYEBAB
Dulu demam rematik menjadi penyebab utama dari regurgitasi katup mitral. Tetapi saat ini, di
negara-negara yang memiliki obat-obat pencegahan yang baik, demam rematik jarang terjadi.
Misalnya di Amerika Utara dan Eropa Barat, penggunaan antibiotik untuk strep throat (infeksi
tenggorokan karena streptokokus), bisa mencegah timbulnya demam rematik. Di wilayah tersebut,
demam rematik merupakan penyebab umum dari regurgitasi katup mitral, yang terjadi hanya pada
usia lanjut, yang pada masa mudanya tidak memperoleh antibiotik. Di negara-negara yang
memiliki kedokteran pencegahan yang jelek, demam rematik masih sering terjadi dan merupakan
penyebab umum dari regurgitasi katup mitral.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, penyebab yang lebih sering adalah serangan jantung, yang
dapat merusak struktur penyangga dari katup mitral.

Penyebab umum lainnya adalah degenerasi miksomatous (suatu keadaan dimana katup secara
bertahap menjadi terkulai/terkelepai).

GEJALA
Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan gejala.

Kelainannya bisa dikenali hanya jika dokter melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, dimana
terdengar murmur yang khas, yang disebabkan pengaliran kembali darah ke dalam atrium kiri
ketika ventrikel kanan berkontraksi.

Secara bertahap, ventrikel kiri akan membesar untuk meningkatkan kekuatan denyut jantung,
karena ventrikel kiri harus memompa darah lebih banyak untuk mengimbangi kebocoran balik ke
atrium kiri. Ventrikel yang membesar dapat menyebabkan palpitasi ( jantung berdebar keras),

46
terutama jika penderita berbaring miring ke kiri.

Atrium kiri juga cenderung membesar untuk menampung darah tambahan yang mengalir kembali
dari ventrikel kiri.

Atrium yang sangat membesar sering berdenyut sangat cepat dalam pola yang kacau dan tidak
teratur (fibrilasi atrium), yang menyebabkan berkurangnya efisiensi pemompaan jantung.
Pada keadaan ini atrium betul-betul hanya bergetar dan tidak memompa; berkurangnya aliran
darah yang melalui atrium, memungkinkan terbentuknya bekuan darah.

Jika suatu bekuan darah terlepas, ia akan terpompa keluar dari jantung dan dapat menyumbat
arteri yang lebih kecil sehingga terjadi stroke atau kerusakan lainnya.

Regurgitasi yang berat akan menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga terjadi gagal
jantung, yang akan menyebabkan batuk, sesak nafas pada saat melakukan aktivitas dan
pembengkakan tungkai.

DIAGNOSA
Regurgitasi katup mitral biasanya diketahui melalui murmur yang khas, yang bisa terdengar pada
pemeriksaan dengan stetoskop ketika ventrikel kiri berkontraksi.

Elektrokardiogram (EKG) dan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri.

Pemeriksaan yang paling informatif adalah ekokardiografi, yaitu suatu tehnik penggambaran yang
menggunakan gelombang ultrasonik.

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan katup yang rusak dan menentukan beratnya penyakit.

PENGOBATAN
Jika penyakitnya berat, katup perlu diperbaiki atau diganti sebelum ventrikel kiri menjadi sangat
tidak normal sehingga kelainannya tidak dapat diatasi.

Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki katup (valvuloplasti) atau menggantinya
dengan katup mekanik maupun katup yang sebagian dibuat dari katup babi. Memperbaiki katup
bisa menghilangkan regurgitasi atau menguranginya sehingga gejala dapat ditolerir dan kerusakan
jantung dapat dicegah.

Setiap jenis penggantian katup memiliki keuntungan dan kerugian. Katup mekanik biasanya efektif,
tetapi menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah, sehingga biasanya untuk
mengurangi resiko tersebut diberikan antikoagulan.

Katup babi bekerja dengan baik dan tidak memiliki resiko terbentuknya bekuan darah, tetapi tidak
mampu bertahan selama katup mekanik. Jika katup pengganti gagal, harus segera diganti.

Fibrilasi atrium juga membutuhkan terapi.

Obat-obatan seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan
membantu mengendalikan fibrilasi.

Permukaan katup jantung yang rusak mudah terkena infeksi serius (endokarditis infeksius). Karena
itu untuk mencegah terjadinya infeksi, seseorang dengan katup yang rusak atau katup buatan
harus mengkonsumsi antibiotik sebelum menjalani tindakan pencabutan gigi atau pembedahan.

47
PROLAPS KATUP MITRAL
DEFINISI
Pada Prolaps Katup Mitral, selama ventrikel berkontraksi, daun katup menonjol ke dalam atrium
kiri, kadang-kadang memungkinkan terjadinya kebocoran (regurgitasi) sejumlah kecil darah ke
dalam atrium.

Sekitar 2-5% dari populasi mengalami prolaps katup mitral. Prolaps katup mitral jarang
menyebabkan masalah jantung yang serius.

PENYEBAB
Faktor resiko pada prolaps katup mitral:

Wanita kurus yang memiliki kelainan dinding dada, skoliosis atau penyakit lainnya
Penderita kelainan septum atrial yang letaknya tinggi pada dinding jantung (ostium sekundum)
Kehamilan (karena menyebabkan meningkatnya volume darah dan beban kerja jantung)
Kelelahan.

GEJALA

48
Sebagian besar penderita tidak memiliki gejala.
Beberapa penderita memiliki gejala sebagai berikut:
- nyeri dada
- palpitasi (jantung berdebar)
- sakit kepala migren
- kelelahan
- pusing.

Pada saat penderita berdiri, tekanan darahnya dapat turun di bawah normal. Palpitasi terjadi akibat
kelainan denyut jantung yang sifatnya ringan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan jika terdengar bunyi 'klik' yang khas melalui stetoskop.

Jika terdengar murmur pada saat ventrikel berkontraksi, berarti terjadi regurgitasi.

Ekokardiografi (teknik penggambaran dengan gelombang ultrasonik), memungkinkan dokter untuk


melihat prolaps dan menentukan beratnya regurgitasi.

PENGOBATAN
Sebagian besar penderita tidak memerlukan pengobatan.

Jika jantung berdenyut terlalu cepat, beta-blocker dapat digunakan untuk memperlambat denyut
jantung serta mengurangi palpitasi dan gejala lainnya.

Jika terjadi regurgitasi, setiap kali sebelum menjalani tindakan pencabutan gigi atau pembedahan,
penderita harus mengkonsumsi antibiotik karena terdapat resiko infeksi katup jantung.

STENOSIS KATUP MITRAL


DEFINISI
Stenosis Katup Mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral yang akan menyebabkan
meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

PENYEBAB
Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam rematik, yang pada saat ini sudah
jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa Barat. Karena itu di wilayah tersebut, stenosis katup
mitral terjadi terutama pada orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-
kanak dan mereka tidak mendapatkan antibiotik.

Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral
pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak. Yang khas adalah jika penyebabnya demam
rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.

Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan. Bayi yang lahir dengan
kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, kecuali jika telah menjalani pembedahan.

Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat aliran darah ketika
melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang sama seperti stenosis katup mitral.

GEJALA
Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan darah di dalam vena paru-
paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru

49
(edema pulmoner).

Jika seorang wanita dengan stenosis katup mitral yang berat hamil, gagal jantung akan
berkembang dengan cepat.

Penderita yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak nafas.

Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi lama-lama sesak
juga akan timbul dalam keadaan istirahat.

Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh beberapa
buah bantal atau duduk tegak. Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang
menderita stenosis katup mitral.

Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi
perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.

Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut jantung menjadi cepat
dan tidak teratur.

DIAGNOSA
Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung yang khas ketika darah
mengalir/menyembur melalui katup yang menyempit dari atrium kiri. Tidak seperti katup normal
yang membuka tanpa suara, pada kelainan ini katup sering menimbulkan bunyi gemertak ketika
membuka untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel kiri.

Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan:

• Elektrokardiografi .

• Rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium).

• Ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang


ultrasonik).

Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan luas dan jenis penyumbatannya.

PENGOBATAN
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan
membantu mengendalikan fibrilasi atrium.

Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan memperkuat denyut jantung.

Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara mengurangi volume
sirkulasi darah.

Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu dilakukan
perbaikan atau penggantian katup.

Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya
terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam katup, balon
digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu.

Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan. Jika kerusakan

50
katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian dibuat dari
katup babi.

Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada penderita diberikan antibiotik
pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup jantung.

PENCEGAHAN
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yaitu
penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi tenggorokan
oleh streptokokus) yang tidak diobati.

REGURGITASI KATUP AORTA


DEFINISI
Regugitasi Katup Aorta (Inkompetensia Aorta, Insuffisiensi Aorta) adalah kebocoran pada katup
aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi.

51
PENYEBAB
Dulu penyebab utama dari regurgitasi katup aorta di Amerika Utara dan Eropa Barat adalah
demam rematik dan sifilis. Sekarang kedua penyakit ini sudah jarang ditemukan karena antibiotik
telah digunakan secara luas.

Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih sering terjadi. Selain demam
rematik, penyebab lainnya yang paling sering ditemukan adalah:

• Melemahnya katup.

• Bahan fibrosa akibat degenerasi miksomatous. Degenerasi miksomatous merupakan


kelainan jaringan ikat yang diturunkan, yang memperlemah jaringan katup jantung dan
membuatnya meregang secara tidak normal dan kadang sobek.

• Kelainan bawaan.

• Infeksi bakteri.

• Cedera.

• Faktor lainnya yang tidak diketahui.

Sekitar 2% anak laki-laki dan 1% anak perempuan dilahirkan dengan katup berdaun dua yang
biasanya berdaun tiga, yang dapat menyebabkan regurgitasi ringan.

GEJALA
Regurgitasi katup aorta yang ringan tidak menimbulkan gejala selain murmur jantung yang khas
(setiap kali ventrikel kiri mengalami relaksasi), yang dapat didengar melalui stetoskop .

Pada regurgitasi yang berat, ventrikel kiri mengalirkan sejumlah besar darah, yang menyebabkan
pembesaran ventrikel dan akhirnya menjadi gagal jantung.

Gagal jantung menyebabkan sesak nafas sewaktu melakukan aktivitas atau sewaktu berbaring

52
telentang, terutama pada malam hari. Duduk tegak memungkinkan dialirkannya cairan dari paru-
paru bagian atas sehingga pernafasan kembali normal.

Penderita juga mungkin mengalami palpitasi (jantung berdebar) yang disebabkan oleh kontrasksi
yang kuat dari ventrikel yang membesar. Bisa terjadi nyeri dada, terutama pada malam hari.

DIAGNOSA
Diagnosis regurgitasi katup aorta biasanya ditegakkan bila:

• Pada pemeriksaan dengan stetoskop terdengar bunyi murmur jantung yang khas.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan yang menunjukkan adanya regurgitasi katup
aorta (misalnya kelainan denyut nadi tertentu).

• Pada rontgen dada ditemukan pembesaran jantung.

Elektrokardiogram dapat menunjukkan perubahan dari irama jantung dan tanda-tanda dari
pembesaran ventrikel kiri. Ekokardiografi dapat memberikan gambaran katup yang rusak dan bisa
menunjukkan beratnya penyakit.

PENGOBATAN
Untuk mencegah infeksi pada katup jantung yang rusak, setiap sebelum menjalani tindakan gigi
atau pembedahan, kepada penderita diberikan antibiotik.

Tindakan tersebut juga dilakukan pada regurgitasi katup aorta yang ringan.

Jika timbul gejala gagal jantung, harus dilakukan pembedahan sebelum ventrikel kiri mengalami
kerusakan yang menetap.

Sebelum pembedahan dilakukan, gagal jantung diobati dengan digoxin dan penghambat ACE,
atau obat lain yang melebarkan pembuluh darah dan mengurangi kerja jantung. Biasanya katup
akan diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian dibuat dari katup babi.

STENOSIS KATUP AORTA


DEFINISI
Stenosis Katup Aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan
meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.

53
PENYEBAB
Di Amerika Utara dan Eropa Barat, stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang
tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam
daun katup.

Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru
muncul setelah usia 70-80 tahun.

Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak. Pada
keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi
maupun keduanya.

Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan bawaan. Pada masa
bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah, masalah baru muncul
pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan
mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil.

Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal
seperti corong. Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan
menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium.

GEJALA
Dinding ventrikel kiri menebal karena ventrikel berusaha memompa sejumlah darah melalui katup
aorta yang sempit.

Otot jantung yang membesar membutuhkan lebih banyak darah dari arteri koroner. Persediaan
darah yang tidak mencukupi akhirnya akan menyebabkan terjadinya nyeri dada (angina) pada
waktu penderita melakukan aktivitas.

Berkurangnya aliran darah juga dapat merusak otot jantung, sehingga curah jantung tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh.

Gagal jantung yang terjadi menyebabkan kelemahan dan sesak nafas ketika melakukan aktivitas.

54
Penderita stenosis katup aorta yang berat bisa mengalami pingsan ketika melakukan aktivitas,
karena katup yang sempit menghalangi ventrikel untuk memompa cukup darah ke arteri di otot,
yang telah melebar untuk menerima darah yang kaya akan oksigen.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- bunyi murmur jantung yang khas, yang bisa didengar melalui stetoskop
- kelainan denyut nadi
- kelainan pada EKG
- penebalan dinding jantung yang tampak pada rontgen dada.

Pada penderita yang mengalami angina, sesak nafas atau pingsan; untuk mengetahui
penyebabnya dan menentukan beratnya stenosis, bisa dilakukan:

• Ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang


ultrasonik).

• Kateterisasi jantung.

PENGOBATAN
Bila penderita dewasa mengalami angina, pingsan dan sesak nafas ketika melakukan aktivitas
akibat stenosis katup aorta, maka dilakukan pembedahan untuk mengganti katup, yang sebaiknya
dilakukan sebelum terjadinya kerusakan ventrikel kiri yang menetap.

Katup pengganti dapat berupa katup mekanik atau katup yang sebagian terbuat dari katup babi.

Untuk mencegah infeksi katup jantung, setiap penderita dengan katup pengganti, harus
mengkonsumsi antibiotik sebelum menjalani tindakan gigi atau pembedahan.

Pada anak-anak, jika stenosisnya berat, pembedahan dapat dilakukan bahkan sebelum gejala-
gejalanya timbul. Pengobatan dini sangat penting karena kematian mendadak bisa terjadi sebelum
timbulnya gejala.

Untuk anak-anak, pilihan yang aman dan efektif untuk mengganti katup adalah perbaikan katup
melalui pembedahan dan valvuloplasti balon.

Pada valvuloplasti balon, suatu kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan ke
dalam katup dan balon digelembungkan untuk melebarkan lubang katup.

Valvuloplasti balon juga digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak dapat menjalani
pembedahan, meskipun stenosisnya cenderung berulang. Tetapi penggantian katup biasanya
merupakan pengobatan terbaik untuk orang dewasa, yang memiliki prognosis sangat baik.

REGURGITASI KATUP TRIKUSPIDALIS


DEFINISI
Regurgitasi Katup Trikuspidalis (Inkompetensia Trikuspidalis, Insuffisiensi Trikuspidalis) adalah
kebocoran pada katup trikuspidalis yang terjadi setiap kali ventrikel kanan berkontraksi.

Pada regurgitasi katup trikuspidalis, ketika ventrikel kanan berkontraksi, yang terjadi bukan hanya
pemompaan darah ke paru-paru, tetapi juga pengaliran kembali sejumlah darah ke atrium kanan.
Kebocoran ini akan menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam atrium kanan dan

55
menyebabkan pembesaran atrium kanan.

Tekanan yang tinggi ini diteruskan ke dalam vena yang memasuki atrium, sehingga menimbulkan
tahanan terhadap aliran darah dari tubuh yang masuk ke jantung.

PENYEBAB
Penyebab yang sering ditemukan adalah tertahannya aliran darah dari ventrikel kanan akibat
penyakit paru-paru yang berat atau penyempitan pada katup pulmoner (stenosis katup pulmoner).
Sebagai akibatnya, agar bisa memompa lebih kuat dan agar lubang katup meregang, ventrikel
kanan menjadi membesar.

GEJALA
Selain gejala yang samar, yang berupa kelemahan dan kelelahan karena rendahnya curah jantung;
gejala lainnya biasanya adalah rasa tidak enak di perut kanan bagian atas karena pembesaran hati
dan pulsasi (denyutan nadi) di leher.

56
Gejala-gejala tersebut merupakan akibat dari aliran balik darah ke dalam vena.

Pembesaran atrium kanan dapat menyebabkan fibrilasi atrium (denyut jantung yang cepat dan
tidak teratur).

Pada akhirnya akan terjadi gagal jantung dan penahanan cairan oleh tubuh, terutama di tungkai.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

• Riwayat kesehatan penderita.

• Pemeriksaan fisik.

• Elektrokardiogram.

• Rontgen dada.

Kebocoran katup menyebabkan suara murmur jantung yang dapat didengar melalui stetoskop.
Ekokardiografi dapat memberikan gambaran kebocoran dan beratnya penyakit.

PENGOBATAN
Biasanya, regurgitasi katup trikuspidalis tidak memerlukan pengobatan atau hanya memerlukan
sedikit pengobatan.Tetapi penyakit paru-paru atau kelainan katup pulmoner yang mendasarinya,
mungkin membutuhkan pengobatan.

Irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung biasanya diobati tanpa pembedahan pada
katup trikuspidalis.

STENOSIS KATUP TRIKUSPIDALIS


DEFINISI
Stenosis Katup Trikuspidalis merupakan penyempitan lubang katup trikuspidalis, yang
menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.

Stenosis katup trikuspidalis menyebabkan atrium kanan membesar dan ventrikel kanan mengecil.
Jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang dan tekanan di dalam vena yang membawa
darah kembali ke jantung meningkat.

57
PENYEBAB
Hampir semua kasus disebabkan oleh demam rematik, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan
di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Penyebab lainnya adalah:

• Tumor di atrium kanan.

• Penyakit jaringan ikat.

• Kelainan bawaan.

GEJALA
Gejala umumnya ringan.

Penderita bisa mengalami palpitasi (jantung berdebar) atau pulsasi (denyut nadi yang keras) di
leher, dan seluruh badan terasa lelah.

Rasa tidak enak di perut bisa terjadi jika peningkatan tekanan di dalam vena menyebabkan
pembesaran hati.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan dengan stetoskop, akan terdengar bunyi murmur jantung.
Rontgen dada menunjukkan pembesaran atrium kanan.

Ekokardiogram memberikan gambaran stenosis dan beratnya penyakit. Elektrokardiogram


menunjukkan perubahan yang menunjukkan adanya peregangan pada atrium kanan.

PENGOBATAN
Stenosis katup trikuspidalis jarang memerlukan tindakan pembedahan.

58
STENOSIS KATUP PULMONER
DEFINISI
Stenosis Katup Pulmoner adalah penyempitan lubang katup pulmoner, yang menyebabkan
meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.

PENYEBAB
Stenosis katup pulmoner jarang terjadi pada orang dewasa, dan biasanya merupakan suatu
kelainan bawaan.

59
LIMFEDEMA
DEFINISI
Limfedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh gangguan pengaliran getah bening
kembali ke dalam darah.

PENYEBAB
Limfedema kongenital merupakan suatu kelainan bawaan yang terjadi akibat terlalu sedikitnya
pembuluh getah bening, sehingga tidak dapat mengendalikan seluruh getah bening.

Kelainan ini hampir selalu mengenai tungkai dan jarang terjadi di lengan. Lebih sering menyerang
wanita.
Limfedema yang didapat lebih sering terjadi dibandingkan limfedema kongenital.

Biasanya merupakan akibat dari:

• Pembedahan mayor, terutama setelah pengobatan kanker dimana kelenjar getah bening
dan pembuluh getah bening diangkat atau disinari dengan sinar X. Misalnya lengan
cenderung mengalami pembengkakan setelah pengangkatan kanker payudara dan
kelenjar getah bening.
• Pembentukan jaringan parut karena infeksi berulang pada pembuluh getah bening. Tetapi
hal ini sangat jarang terjadi kecuali pada infeksi karena parasit tropis Filaria.

GEJALA
Pada limfedema kongenital, pembengkakan dimulai secara bertahap pada salah satu atau kedua
tungkai. Pertanda awal dari limfedema bisa berupa bengkak di kaki, yang menyebabkan sepatu
terasa sempit menjelang sore hari.

Pada stadium awal, pembengkakan akan menghilang jika tungkai diangkat. Lama-lama
pembengkakan tampak lebih jelas dan tidak menghilang secara sempurna meskipun setelah
beristirahat semalaman.

Pada limfedema yang didapat, kulit tampak sehat tetapi mengalami pembengkakan. Penekanan
pada daerah yang membengkak tidak meninggalkan lekukan. Pada kasus yang jarang, lengan
maupun tungkai yang membengkak tampak sangat besar dan kulitnya tebal serta berlipat-lipat,
sehinggga hampir menyerupai kulit gajah (elefantiasis).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Limfedema tidak ada obatnya. Pada limfedema ringan, untuk mengurangi pembengkakan bisa
digunakan perban kompresi.

Pada limfedema yang lebih berat, untuk mengurangi pembengkakan bisa digunakan stoking
pneumatik selama 1-2 jam/hari. Jika pembengkakan sudah berkurang, untuk mengendalikan
pembengkakan, penderita harus menggunakan stoking elastis setinggi lutut setiap hari, mulai dari
bangun tidur sampai sebelum tidur malam hari.

Pada limfedema di lengan, untuk mengurangi pembengkakan digunakan stoking lengan pneumatik
setiap hari .

60
Pada elefantiasis mungkin perlu dilakukan pembedahan ekstensif untuk mengangkat sebagian
besar jaringan yang membengkak di bawah kulit.

PENYAKIT AORTA ABDOMINALIS & PERCABANGAN


DEFINISI
Penyumbatan pada aorta abdominalis dan cabang utamanya bisa terjadi secara tiba-tiba maupun
secara perlahan.

PENYEBAB
Penyumbatan total yang terjadi secara tiba-tiba biasanya terjadi jika:

• Suatu bekuan yang terbawa oleh aliran darah tersumbat di dalam suatu arteri (emboli).

• Penbentukan suatu bekuan (trombosis) di dalam arteri yang menyempit.

• Terjadi robekan pada dinding arteri (diseksi aorta).

Penyumbatan yang terjadi secara perlahan biasanya merupakan akibat dari aterosklerosis.
Juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan otot abnormal di dalam dinding arteri atau penekanan dari
suatu massa diluar arteri (misalnya tumor).

GEJALA
Penyumbatan total arteri mesenterika superior

Penyumbatan total dari arteri mesenterika superior (cabang utama dari aorta abdominalis), yang
mengalirkan darah ke sebagian besar usus, merupakan suatu keadaan darurat. Penderita akan
tampak sangat sakit dan merasakan nyeri perut yang hebat.

Pada awal penyakit biasanya timbul muntah dan ada desakan untuk buang air besar. Bila dokter
menekan perutnya, penderita hanya akan merasakan nyeri tumpul; sedangkan nyeri perut hebat
yang dirasakan penderita biasanya lebih parah dan bersifat menyebar serta samar-samar.

Perut mungkin agak kembung. Pada pemeriksaan dengan stetoskop pada awalnya bising usus
akan menurun, kemudian sama sekali tak terdengar.

Di dalam tinja terdapat darah, yang pada awalnya hanya dapat ditemukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Tidak lama kemudian, tinja akan berwarna kemerahan.

Tekanan darah turun dan penderita mengalami syok, sedangkan usus mengalami gangren
(kematian jaringan).

Penyempitan arteri mesenterika superior

Penyempitan arteri mesenterika superior yang terjadi secara perlahan, menyebabkan nyeri dalam
waktu 30-60 menit setelah makan karena pada proses pencernaan, usus memerlukan lebih
banyak darah.

Nyerinya menetap, hebat dan biasanya terfokus pada pusar. Nyeri yang timbul menyebabkan
penderita takut makan sehingga berat badan penderita sangat berkurang.

Karena aliran darah ke usus menurun, maka penyerapan zat-zat gizi menjadi buruk dan terjadi

61
penurunan berat badan.

Penyumbatan arteri renalis

Jika suatu bekuan tersangkut di dalam salah satu arteri renalis (cabang yang menuju ke ginjal),
akan timbul nyeri secara tiba-tiba pada sisi yang bersangkutan dan air kemih menjadi berdarah.

Penyumbatan yang terjadi secara perlahan pada arteri yang menuju ke salah satu maupun kedua
ginjal, biasanya merupakan akibat dari aterosklerosis dan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
(hipertensi renovaskuler).

Hipertensi renovaskuler merupakan 5% dari semua kasus hipertensi.

Penyumbatan arteri iliaka

Arteri iliaka adalah cabang aorta di bagian bawah yang melewati panggul dan menuju ke tungkai.
Jika arteri iliaka tersumbat, maka kedua kaki secara tiba-tiba menjadi nyeri, pucat dan dingin.
Denyut nadi di tungkai tak teraba dan tungkai mengalami mati rasa.

Jika penyempitan yang terjadi secara perlahan terjadi di dalam aorta bagian bawah atau di dalam
salah satu dari arteri iliaka, maka pada saat berjalan penderita akan merasakan kelelahan otot
atau nyeri di bokong, panggul dan betis.

Pada pria, penyempitan aorta bagian bawah atau penyempitan kedua arteri iliaka sering disertai
dengan impotensi.

Penyempitan arteri femoralis

Arteri femoralis adalah arteri yang berasal dari selangkangan dan menuju ke lutut. Jika terjadi
penyempitan pada arteri femoralis, maka penderita akan merasakan nyeri betis ketika berjalan dan
denyut nadi di sebelah bawah penyumbatan teraba lemah atau sama sekali tidak teraba.

DIAGNOSA
Untuk menentukan beratnya penyumbatan dilakukan pemeriksaan USG Doppler dan angiografi.

PENGOBATAN
Jika diduga terjadi penyempitan arteri mesenterika superior, segera dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan aliran darah dan menyelamatkan nyawa penderita.

Pada penyumbatan arteri yang menuju ke usus yang terjadi secara perlahan, diberikan nitrogliserin
untuk mengurangi nyeri perut, sedangkan untuk mengurangi penyumbatan harus dilakukan
pembedahan.

Bekuan darah di dalam arteri hepatika dan arteri lienalis (cabang yang menuju ke hati dan limpa),
biasanya tidak terlalu berbahaya. Meskipun penyumbatan menyebabkan cedera pada bagian dari
hati atau limpa, tetapi untuk mengatasinya jarang perlu dilakukan pembedahan.

Untuk mengembalikan fungsi ginjal harus segera dilakukan pembedahan untuk mengangkat
bekuan dari arteri renalis. Pada penyumbatan yang terjadi secara perlahan, kadang dilakukan
angioplasti (memasukkan balon ke dalam arteri dan mengembangkannya untuk menghilangkan
penyumbatan); tetapi biasanya bekuan harus segera diangkat atau dibuat jalan pintas melalui
pembedahan.

Pembedahan darurat dapat menghilangkan penyumbatan mendadak dari aorta bagian bawah
yang bercabang 2 menuju ke tungkai. Kadang bekuan bisa dilarutkan dengan menyuntikkan obat

62
trombolitik (misalnya urokinase), tetapi bagaimanapun juga pembedahan memberikan hasil yang
lebih memuaskan.

PENYAKIT ARTERI TUNGKAI & LENGAN


DEFINISI
Arteri di tungkai merupakan percabangan dari 2 cabang utama arteri abdominalis yang menuju ke
tungkai (arteri iliaka).

Penyakit pada arteri tungkai dan lengan bisa merupakan suatu penyempitan atau penyumbatan
arteri (aterosklerosis) atau penyakit pembuluh darah perifer.

GEJALA
Pada penyempitan arteri tungkai yang terjadi secara perlahan, gejala pertamanya adalah nyeri,
sakit, kram atau rasa lelah pada otot kaki selama melakukan aktivitas; atau disebut dengan
klaudikasio intermiten.

Bila berjalan, otot terasa sakit dan rasa nyeri lebih cepat timbul dan lebih berat jika penderita
berjalan cepat atau mendaki.

Yang paling sering terasa nyeri adalah betis; tetapi juga bisa mengenai kaki, paha, pinggul atau
bokong, tergantung kepada lokasi penyempitan.

Nyeri bisa dikurangi dengan istirahat. Biasanya setelah 1-5 menit duduk atau berdiri, penderita bisa
menempuh jarak yang sama dengan seperti sebelumnya, sebelum kemudian akan merasa sakit
lagi.
Nyeri yang sama pada saat melakukan aktivitas juga bisa disebabkan oleh penyempitan arteri di
lengan.

Sejalan dengan bertambah buruknya penyakit, jarak yang dapat ditempuh oleh penderita dalam
keadaan tidak nyeri, menjadi lebih pendek. Pada akhirnya otot terasa sakit meskipun dalam
keadaan istirahat.

Nyeri biasanya dimulai di tungkai bawah atau kaki, sifatnya berat dan menetap, dan akan
memburuk jika penderita mengangkat tungkainya. Karena nyerinya penderita sering tidak dapat
tidur. Untuk mengurangi nyeri, penderita bisa menggantung kakinya di samping tempat tidur atau
istirahat duduk dengan kaki tergantung ke bawah.

Kaki yang sangat kekurangan aliran darah biasanya dingin dan mati rasa.
Kulitnya mungkin kering dan bersisik dan kuku serta rambut tidak tumbuh dengan baik.

Sejalan dengan bertambah buruknya penyumbatan, bisa timbul luka terbuka, terutama di jari kaki
atau tumit dan kadang di tungkai bawah, terutama setelah mengalami cedera. Tungkai juga bisa
mengecil. Penyumbatan yang sangat parah bisa menyebabkan kematian jaringan (gangren).

Penyumbatan total yang terjadi secara tiba-tiba pada arteri tungkai atau lengan, menimbulkan nyeri
yang hebat, kedinginan dan mati rasa. Tungkai penderita tampak pucat atau kebiruan (sianotik).
Denyut nadi di bawah bagian yang tersumbat tidak teraba.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik dimana denyut nadinya

63
lemah atau sama sekali tidak teraba pada titik-titik tertentu di tungkai.

Untuk menilai aliran darah yang menuju ke tungkai, dilakukan perbandingan dari tekanan darah di
pergelangan kaki dan tekanan darah di lengan. Dalam keadaan normal, tekanan di pergelangan
kaki minimal sebesar 90% dari tekanan di lengan; pada penyempitan yang berat, bisa mencapai
kurang dari 50%.

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan berikut:

1. USG Doppler : suatu penguji ditempatkan diatas kulit dari arteri yang mengalami
penyumbatan dan suara aliran darah yang terjadi menunjukkan beratnya penyumbatan
2. Color Doppler : menghasilkan gambar dari arteri yang menunjukkan laju aliran yang
berbeda dalam warna yang berbeda

3. Angiografi : larutan yang bersifat opak (tidak tembus cahaya) terhadap sinar X disuntikkan
ke dalam arteri. Kemudian dilakukan pemotretan rontgen untuk melihat kecepatan aliran
darah, garis tengah arteri dan berbagai penyumbatan.
Angiografi bisa diikuti dengan angioplasti untuk membuka arteri.
PENGOBATAN
Jika memungkinkan, penderita klaudikasio intermiten harus berjalan minimal selama 30 menit/hari.
Jika timbul nyeri, harus berhenti sampai nyerinya hilang dan kemudian berjalan lagi.
Dengan melakukan hal tersebut, biasanya penderita bisa menambah jarak tempuh dimana mereka
dapat berjalan dengan nyaman; hal ini terjadi kemungkinan karena latihan dapat memperbaiki
fungsi otot dan membuat pembuluh darah lain yang memasok darah ke otot, tumbuh lebih besar.

Penderita penyumbatan sebaiknya tidak mengkonsumsi tembakau dalam bentuk apapun.

Mengangkat kepala tempat tidur setinggi 10-15 cm dengan balok, bisa membantu meningkatkan
aliran darah ke tungkai.

Bisa diberikan obat seperti pentoxifylline sebagai usaha untuk memperbaiki pengiriman oksigen ke
otot.
Obat lainnya yang bisa diberikan adalah antagonis kalsium atau aspirin.

Perawatan kaki

Tujuan dari perawatan kaki adalah melindungi peredaran darah ke kaki dan mencegah komplikasi
dari peredaran darah yang buruk.

Penderita dengan ulkus (luka terbuka, borok) di kaki memerlukan perawatan yang cermat untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut yang menyebabkan perlunya dilakukan amputasi. Luka harus
dijaga agar tetap bersih, dibersihkan setiap hari dengan sabun yang ringan atau larutan garam dan
ditutup dengan perban yang bersih dan kering. Penderita mungkin perlu menjalani tirah baring
diatas tempat tidur yang bagian kepalanya lebih tinggi.

Penderita yang juga menderita diabetes juga harus mengendalikan kadar gula darah sebaik
mungkin. Bila setelah sekitar 7 hari, luka tidak juga membaik, segera hubungi dokter.

Seringkali diberikan salep antibiotik. Jika luka mengalami infeksi, biasanya antibiotik juga diberikan
per-oral (lewat mulut). Penyembuhan baru akan terjadi setelah beberapa minggu bahkan beberapa
bulan.

Angioplasti

Angioplasti seringkali dilakukan segera setelah angiografi. Dimasukkan sebuah selang dengan
sebuah balon di ujungnya ke dalam bagian arteri yang menyempit dan kemudian balon

64
digembungkan untuk menghilangkan penyumbatan.

Prosedur ini tidak menimbulkan nyeri tetapi penderita mungkin merasa tidak nyaman karena harus
berbaring cukup lama diatas meja rontgen yang keras. Diberikan obat tidur ringan, bukan anetesi
total.

Sesudah prosedur ini bisa diberikan heparin untuk mencegah pembentukan bekuan darah di
daerah tersebut.

Bisa juga diberikan penghambat platelet seperti aspirin, untuk mencegah pembekuan.

Untuk mengetahui hasilnya dan untuk meyakinkan bahwa penyempitan tidak terjadi lagi, dilakukan
pemeriksaan USG.

Angioplasti tidak dapat dilakukan jika:

• Penyempitannya luas.

• Menyebar ke tempat yang jauh.

• Arteri sangat mengeras.

Pembedahan perlu dilakukan jika:

• Suatu bekuan darah terbentuk di daerah yang menyempit.

• Suatu bekuan pecah dan menyumbat arteri yang lebih jauh.

• Darah meresap ke dalam lapisan arteri, menyebabkan arteri menonjol dan menutup aliran
darah.

• Terjadi perdarahan (biasanya karena heparin yang diberikan untuk mencegah


pembekuan).

Selain balon, alat lainnya juga digunakan untuk mengurangi penyumbatan, seperti laser, pisau
mekanik maupun selang ultrasonik.

Pembedahan

Pembedahan seringkali mampu mengurangi gejala, menyembuhkan luka terbuka dan mencegah
dilakukannya tindakan amputasi.

Kadang dilakukan pengangkatan suatu bekuan jika hanya suatu daerah kecil yang tersumbat.
Atau dilakukan pencangkokan bypass, dimana suatu tabung yang terbuat dari bahan sintetik atau
dari vena bagian tubuh yang lain, dihubungkan pada arteri yang tersumbat, diatas dan dibawah
penyumbatan.

Pendekatan lainnya adalah dengan mengangkat bagian yang tersumbat atau menyempit dan
menggantinya dengan suatu cangkokan. Memotong saraf di dekat penyumbatan (simpatektomi),
akan mencegah kejang arteri dan sangat membantu dalam beberapa kasus.

Jika perlu bisa dilakukan amputasi untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi, mengurangi nyeri
yang terus menerus atau menghentikan gangren yang semakin memburuk; diusahakan untuk
mengangkat sesedikit mungkin tungkai, terutama jika penderita merencanakan untuk

65
menggunakan anggota gerak buatan.

PENCEGAHAN
Seseorang yang memiliki aliran darah yang buruk ke kaki, hendaknya melakukan beberapa
tindakan pencegahan berikut:

1. Setiap hari memeriksa kaki apakah terdapat retakan, luka terbuka, kutil atau kapalan
2. Setiap hari mencuci kaki dengan air hangat dan sabun yang ringan, lalu mengeringkannya
3. Untuk kulit yang kering, gunakan pelumas (misalnya lanolin)
4. Untuk menjaga agar kaki tetap kering, gunakan bedak bubuk yang tidak mengandung obat
5. Guntinglah selalu kuku-kuku ibu jari, tetapi jangan terlalu pendek
6. Obati kutil dan kapalan
7. Jangan menggunakan bahan kimia yang lengket maupun yang terlalu keras
8. Gantilah kaos kaki atau stoking setiap hari
9. Jangan menggunakan stoking yang ujungnya terlalu ketat
10. Untuk menjaga agar kaki tetap hangat, gunakanlah kaos kaki wol yang longgar
11. Jangan gunakan botol air panas atau bantalan pemanas
12. Gunakan sepatu yang nyaman dan memiliki ruang yang cukup untuk jari-jari kaki
13. Jika kaki memiliki kelainan bentuk, gunakanlah sepatu khusus

14. Jangan menggunakan sepatu terbuka atau berjalan tanpa alas kaki.

66
PENYAKIT BUERGER
DEFINISI
Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang
berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok.

Pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang menderita penyakit Buerger
dibandingkan dengan siapapun. Sekitar 5% penderita adalah wanita.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit Buerger hanya menyerang perokok dan keadaan ini
akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok. Penyakit ini hanya terjadi pada
sejumlah kecil perokok yang lebih peka. Mengapa dan bagaimana merokok sigaret menyebabkan
terjadinya penyakit ini, tidak diketahui.

GEJALA
Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan atau tungkai terjadi secara perlahan,
dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga
akhirnya menyebabkan gangren (kematian jaringan). Sekitar 40% penderita juga mengalami
peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai.

Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar. Penderita seringkali
mengalami fenome Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai.

Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama. Pada awal
penyakit timbul luka terbuka, gangren atau keduanya. Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat
banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat
yang menetap.

DIAGNOSA
Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun
pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba. Tangan, kaki, jari tangan atau
jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi merah jika
diturunkan.
Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren, biasanya pada satu atau lebih
jari tangan atau jari kaki. Pemeriksaan USG menunjukkan penurunan yang hebat dari tekanan
darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena.

Angiogram bisa menggambarkan arteri yang tersumbat dan kelainan sirkulasi lainnya, terutama di
tangan dan kaki.

PENGOBATAN
Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya

67
memerlukan tindakan amputasi.

Penderita juga harus menghindari:

• Pemaparan terhadap dingin.

• Cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan untuk
mengobati kutil dan kapalan.

• Cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor.

• Infeksi jamur.

• Obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat baik. Penderita dengan gangren, luka-luka atau
nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring.

Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan
sepatu boot yang terbuat dari karet.

Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi
membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri.

Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya aspirin) diberikan terutama
jika penyumbatan disebabkan oleh kejang.

Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu
menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk
mencegah kejang.

Jarang dilakukan pencangkokan bypass karena arteri yang terkena terlalu kecil.

68
PENYAKIT JANTUNG KORONER
DEFINISI
Penyakit Arteri Koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang
melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar
dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.

Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah
atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.

Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan
pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri koroner
semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung,
menyebabkan kerusakan jantung.

Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.


Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark
miokardial).

69
PENYEBAB
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan
pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting dalam gaya
hidup seseorang.

Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah:

Diet kaya lemak


Merokok
Malas berolah raga.

Kolesterol dan Penyakit Arteri Koroner


Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL
(kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner akan menurun.

Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari
dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol. Menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL
bisa memperlambat atau mencegah berkembangnya penyakit arteri koroner.

Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki faktor resiko
berikut:
Merokok sigaret
Tekanan darah tinggi
Kegemukan
Malas berolah raga
Kadar trigliserida tinggi
Keturunan
Steroid pria (androgen).
PENCEGAHAN
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa tindakan
berikut:

Berhenti merokok
Menurunkan tekanan darah
Mengurangi berat badan
Melakukan olah raga.

70
PENYAKIT RAYNAUD & FENOMENA RAYNAUD
DEFINISI
Penyakit Raynaud dan Fenomena Raynaud adalah suatu keadaan dimana arteri-arteri kecil
(arteriola), biasanya di jari tangan dan jari kaki, mengalami kejang, menyebabkan kulit menjadi
pucat atau timbul bercak berwarna merah sampai biru.

Istilah penyakit Raynaud digunakan jika tidak ditemukan penyebab yang pasti dan istilah fenomena
Raynaud digunakan jika penyebabnya diketahui.
Kadang pada mulanya penyebabnya tidak dapat didiagnosis, tetapi kemudian diketahui setalah
sekitar 2 tahun.

Sekitar 60-90% penyakit Raynaud terjadi pada wanita muda.

PENYEBAB
Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:

Skleroderma
Artritis rematoid
Aterosklerosis
Kelainan saraf
Berkurangnya aktivitas tiroid
Cedera
Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya ergot, metisergid).

Beberapa penderita juga memiliki sakit kepala migren, angina varian dan tekanan darah tinggi
dalam paru-parunya (hipertensi pulmoner).
Adanya hubungan dengan penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya
arteri kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut.
Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa
menyebabkan kejang arteri.

GEJALA
Kejang pada arteri kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan cepat dan paling sering dipicu
oleh dingin.
Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam.

Jari tangan dan jari kaki menjadi putih, biasanya berbintik-bintik.


Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian dari satu atau beberapa jari tangan/kaki terlihat
berubah menjadi bercak putih dan merah.

Pada akhir serangan, daerah yang terkena tampak berwarna lebih pink dari biasanya atau
kebiruan.
Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati rasa, kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa
terbakar.

Menghangatkan tangan atau kaki akan mengembalikan warna dan sensasi yang normal.
Tetapi pada fenomena Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika disertai dengan
skleroderma), perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin, mengkilat dan
kencang.

Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang terasa nyeri.

71
DIAGNOSA
Untuk membedakan antara penyumbatan dan kejang arteri, dilakukan pemeriksaan laboratorium
sebelum dan setelah penderita terpapar oleh dingin.

PENGOBATAN
Penderita dapat mengendalikan penyakit Raynaud yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan
dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang ringan.
Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.

Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.

Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine.


Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline.

Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf
simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2
tahun.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada penderita penyakit
Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud.

Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya.


Bisa diberikan phenoxybenzamine.
Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan
preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.

72
PERIKARDITIS AKUT
DEFINISI
Perikarditis Akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung), yang dimulai
secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri.

Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih)
memenuhi rongga perikardium.

PENYEBAB
Perikarditis akut memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari infeksi virus sampai kanker.
Penyebab lainnya adalah:

AIDS
Serangan jantung (infark miokardial)
Pembedahan jantung
Lupus eritematosus sistemik
Penyakit rematik
Kegagalan ginjal
Cedera
Terapi penyinaran
Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta.

Perikarditis akut juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya
antikoagulan, penisilin, prokainamid, fenitoin dan fenilbutazon).

GEJALA
Biasanya perikarditis akut menyebabkan demam dan nyeri dada, yang menjalar ke bahu kiri dan
kadang ke lengan kiri.

Nyerinya menyerupai serangan jantung, tetapi pada perikarditis akut nyeri ini cenderung
bertambah buruk jika berbaring, batuk atau bernafas dalam.

Perikarditis dapat menyebabkan tamponade jantung, suatu keadaan yang bisa berakibat fatal.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (mendengarkan bunyi
jantung dengan stetoskop).

Perikarditis dapat menyebabkan bunyi berderak yang mirip dengan bunyi keriat-keriut sepatu kulit.

Foto rontgen dada dan ekokardiografi dapat memperlihatkan banyaknya cairan di dalam
perikardium.
Ekokardiografi juga dapat menunjukkan penyebabnya (misalnya tumor) dan menunjukkan tekanan
cairan perikardium pada bilik jantung kanan. Tekanan yang tinggi merupakan tanda kemungkinan
terjadinya tamponade jantung.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan beberapa keadaan yang menyebabkan perikarditis, seperti
leukemi, AIDS, infeksi, demam rematik dan kadar urea darah yang meningkat yang disebabkan
oleh gagal ginjal.

PENGOBATAN
Penderita biasanya dirawat di rumah sakit, diberikan obat untuk mengurangi peradangan (misalnya
aspirin atau ibuprofen) dan diawasi kemungkinan terjadinya komplikasi (terutama tamponade

73
jantung).

Bila nyerinya hebat mungkin perlu diberikan opium (misalnya morfin) atau corticosteroid.
Obat yang paling sering digunakan untuk nyeri yang hebat adalah prednisone.

Pengobatan lanjutan dari perikarditis akut bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.


Penderita kanker mungkin memberikan respon terhadap kemoterapi (obat anti kanker) atau terapi
penyinaran; tetapi biasanya penderita menjalani pembedahan untuk mengangkat perikardium.
Penderita gagal ginjal mungkin akan memberikan respon terhadap perubahan program dialisa
yang dijalaninya.

Infeksi bakteri diobati dengan antibiotik dan nanah dari perikardium dibuang melalui pembedahan.
Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pemakaian obat tersebut segera dihentikan.

Aspirin, ibuprofen atau corticosteroid diberikan kepada penderita yang mengalami perikarditis
berulang yang disebabkan oleh virus.

Pada beberapa kasus diberikan colchicine. Jika penanganan dengan obat-obatan gagal, biasanya
dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium.

PROGNOSIS

Prognosis tergantung kepada penyebabnya.

Jika disebabkan oleh virus atau jika penyebabnya tidak jelas, penyembuhan biasanya memerlukan
waktu 1-3 minggu.

Komplikasi maupun kekambuhan bisa memperlambat penyembuhan. Penderita kanker yang telah
menyebar ke perikardium bertahan hidup sampai 12-18 bulan.

74
PERIKARDITIS KRONIS
DEFINISI
Perikarditis Kronis adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan
penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.

Pada perikarditis efusif kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium.
Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkulosis atau
penurunan fungsi tiroid. Jika memungkinkan, penyebabnya diobati; jika fungsi jantung normal,
dilakukan pendekatan dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.

Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang, yang biasanya terjadi jika jaringan
fibrosa terbentuk di sekitar jantung. Jaringan fibrosa cenderung untuk menetap selama bertahun-
tahun, menekan jantung dan membuat jantung menjadi mengecil.

Penekanan jantung akan meyebabkan meningkatnya tekanan di dalam vena yang mengangkut
darah ke jantung karena untuk mengisi jantung diperlukan tekanan yang lebih tinggi. Cairan akan
mengalir balik dan kemudian meresap dan terkumpul dibawah kulit, di dalam perut dan kadang-
kadang di rongga sekitar paru-paru.

PENYEBAB
Penyebab terbanyak dari perikarditis konstriktif kronis adalah infeksi virus dan terapi penyinaran
untuk kanker payudara atau limfoma.
Perikarditis konstriktif kronis juga merupakan akibat dari:
- artritis rematoid
- lupus eritematosus sistemik
- cedera
- pembedahan jantung
- infeksi bakteri.

Sebelumnya tuberkulosis adalah penyebab terbanyak dari perikarditis kronis di AS, tetapi saat ini
hanya 2% kasus yang disebabkan oleh tuberkulosis. Di Afrika dan India, tuberkulosis masih
merupakan penyebab tersering dari semua bentuk perikarditis.

GEJALA

75
Gejala dari perikarditis kronis antara lain:

- sesak nafas
- batuk (karena tekanan tinggi pada vena paru-paru mendorong cairan masuk ke dalam kantung-
kantung udara)
- kelelahan (karena kerja jantung menjadi tidak efisien).

Tidak menimbulkan rasa nyeri. Bisa terjadi penimbunan cairan di perut dan tungkai. Gejala-gejala
yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita perikarditis kronis adalah
tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katup jantung.

DIAGNOSA
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan 2 prosedur berikut:

1. Kateterisasi jantung : digunakan untuk mengukur tekanan darah di dalam bilik jantung dan
pembuluh darah utama
2. MRI scan atau CT scan : digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium.
Dalam keadaan normal, tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada perikarditis
konstriktif kronis tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih. Pada perikarditis konstriktif kronis,
rontgen dada tidak menunjukkan adanya pembesaran jantung, tetapi ditemukan
pengendapan kalsium di dalam perikardium.

PENGOBATAN
Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi penyembuhan
hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium. 85% penderita
yang menjalani pembedahan mengalami penyembuhan. Pembedahan memiliki resiko kematian
sebesar 5-15%, karena itu pembedahan hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat
mengganggu aktivitas penderita sehari-hari.

76
PINGSAN
DEFINISI
Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu
yang singkat.

PENYEBAB
Pingsan merupakan gejala dari tidak memadainya suplai oksigen dan zat makanan lainnya ke
otak, yang biasanya disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang bersifat sementara.
Berkurangnya aliran darah ini dapat terjadi jika tubuh tidak dapat segera mengkompensasi suatu
penurunan tekanan darah, seperti yang terjadi pada:

Gangguan irama jantung.


Pada seseorang yang memiliki irama jantung abnormal, jantungnya tidak mampu meningkatkan
curah jantung untuk mengkompensasi menurunnya tekanan darah. Ketika sedang dalam keadaan
istirahat, orang tersebut akan merasakan baik-baik saja; mereka akan pingsan jika sedang
melakukan aktivitas karena kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat secara tiba-tiba.
Keadaan ini disebut sinkop eksersional.
Aktivitas fisik yang berat.
Seseorang sering pingsan setelah melakukan aktivitas.
Jantung hampir tidak mampu mempertahankan tekanan darah yang adekuat selama aktivitas. Jika
aktivitas dihentikan, denyut jantung mulai menurun tetapi pembuluh darah dari otot-otot tetap
melebar untuk membuang hasil limbah metabolik. Berkurangnya curah jantung dan meningkatnya
kapasitas pembuluh, menyebabkan tekanan darah turun dan pingsan.
Penurunan volume darah.
Volume darah akan berkurang pada:
- perdarahan
- dehidrasi akibat diare, keringat berlebihan dan berkemih berlebihan (yang sering terjadi pada
diabetes yang tidak diobati dan penyakit Addison).
Mekanisme kompensasi terhadap sinyal yang berasal dari bagian tubuh lain.
Kram usus bisa mengirim sinyal ke jantung melalui saraf vagus yang akan memperlambat denyut
jantung sehingga seseorang pingsan. Keadaan ini disebut sinkop vasomotor atau sinkop
vasovagal.
Berbagai sinyal lainnya bisa menyebabkan pingsan jenis ini (misalnya nyeri, ketakutan, melihat
darah).

77
Pingsan karena batuk (sinkop batuk) atau karena berkemih berlebihan (sinkop mikturisi).
Biasanya terjadi jika jumlah darah yang mengalir kembali ke jantung berkurang selama mengedan.

Hal ini sering terjadi pada orang tua.


Sinkop karena menelan dapat menyertai penyakit pada kerongkongan.

Pingsan juga dapat disebabkan oleh:


- Berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia)
- Berkurangnya kadar gula darah (hipoglikemi)
- Berkurangnya kadar karbondioksida dalam darah (hipokapni) karena hiperventilasi.

Weight lifter's syncope merupakan akibat dari hiperventilasi sebelum mengangkat beban pada
atlet angkat besi.
Pada orang tua, pingsan bisa merupakan bagian dari stroke ringan, dimana aliran darah ke salah
satu bagian otak tiba-tiba menurun.

GEJALA
Pingsan bisa didahului oleh pusing atau perasaan melayang, terutama pada saat seseorang
sedang dalam keadaan berdiri. Setelah terjatuh, tekanan darah akan kembali meningkat karena
penderita telah berbaring dan karena penyebab pingsan telah hilang.

Berdiri terlalu cepat dapat memnyebabkan penderita kembali pingsan.

Jika penyebabnya adalah gangguan irama jantung, pingsan akan terjadi dan berakhir secara tiba-
tiba. Sesaat sebelum pingsan, kadang penderita mengalami palpitasi (jantung berdebar).

Pingsan ortostatik terjadi jika seseorang duduk atau berdiri terlalu cepat.

Parade ground syncope terjadi jika seseorang berdiri untuk waktu yang lama pada cuaca yang
panas. Otot kaki tidak digunakan sehingga tidak mendorong darah ke arah jantung, karena itu
darah terkumpul di pembuluh balik tungkai dan tekanan darah turun.

Sinkope vasovagal dapat terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri, dan sering didahului oleh
mual, kelemahan, menguap, penglihatan kabur dan berkeringat. Penderita terlihat pucat, denyut
nadi menjadi sangat lambat dan kemudian pingsan.

Pingsan yang dimulai secara bertahap disertai gejala pendahulu dan juga menghilang secara
bertahap, menunjukkan adanya perubahan di dalam kimia darah:

- Penurunan kadar gula darah (hipoglikemi).


- Penurunan kadar karbondioksida darah (hipokapni) karena hiperventilasi.

Hipokapni sering didahului oleh perasaan tertusuk jarum dan rasa tidak nyaman di dada.

Pingsan histeris bukan merupakan pingsan yang sesungguhnya. Penderita hanya berpura-pura
tidak sadar tetapi tidak memiliki kelainan denyut jantung maupun tekenan darah dan tidak
berkeringat serta tidak tampak pucat.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektrokardiogram dapat menunjukkan adanya penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

Untuk menemukan penyebabnya, dokter bisa memasang monitor Holter pada penderita untuk
merekam irama jantung selama 24 jam dan penderita melakukan kegitannya seperti biasa.
Jika irama jantung yang tidak teratur terjadi bersamaan dengan pingsan, kemungkinan

78
penyebabnya adalah suatu kelainan jantung.

Ekokardiogram bisa menunjukkan kelainan struktur maupun kelainan fungsi jantung.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar gula darah yang rendah (hipoglikemi) atau
kekurangan sel darah merah (anemia).

Untuk mendiagnosis epilepsi, yang kadang dikelirukan dengan pingsan, dilakukan pemeriksaan
elektroensefalografi.

PENGOBATAN
Biasanya berbaring mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran
penderita. Mengangkat kaki dapat mempercepat pemulihan karena bisa meningkatkan aliran darah
ke jantung dan otak.

Jika penderita terlalu cepat duduk atau disangga/digendong dalam posisi duduk, dapat terjadi
episode pingsan lain.

Pada orang muda yang tidak memiliki penyakit jantung, pingsan biasanya tidak serius, dan jarang
diperlukan pemeriksaan diagnostik maupun pengobatan yang lebih lanjut.

Pada usia lebih tua, pingsan bisa disebabkan oleh beberapa keadaan yang berhubungan dengan
terhambatnya kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam menyesuaikan fungsinya terhadap
penurunan tekanan darah.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya:

Denyut jantung yang terlalu lambat dapat diperbaiki dengan pencangkokan alat pacu jantung,
suatu alat listrik yang merangsang denyut jantung.
Pada denyut jantung yang terlalu cepat, bisa diberikan obat untuk memperlambat denyut
jantung.
Jika denyut jantung tidak teratur, dicangkokkan suatu defibrilator untuk menyentak jantung agar
kembali ke iramanya yang normal.

Penyebab lain dari pingsan (misalnya hipoglikemi, anemia atau volume darah yang rendah), dapat
diobati.

Pada penderita kelainan katup jantung mungkin perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
pembedahan.

79
SERANGAN JANTUNG
DEFINISI
Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi
pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung
(miokardium) mati karena kekurangan oksigen.

PENYEBAB
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan
terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung.
Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka
jaringan jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan
dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark).

Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat
berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung
tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok.

Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung
untuk mengkompensasi kemampuan memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih
besar akan berdenyut lebih kuat).

Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya sendiri.
Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk.

Penyebab lain dari serangan jantung adalah:

Suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri.


Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri

80
koroner.
Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah.
Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang
penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
Sekitar 2 dari 3 orang yang mengalami serangan jantung, beberapa hari sebelum terjadinya
serangan merasakan nyeri dada yang hilang-timbul, sesak nafas atau kelelahan.

Nyeri dada semakin sering muncul bahkan setelah melakukan aktivitas fisik yang ringan. Unstable
angina seperti ini bisa berakhir menjadi suatu serangan jantung.

Nyeri di pertengahan dada menjalar ke punggung, rahang atau lengan kiri; atau yang lebih jarang
menjalar ke lengan kanan.

Nyeri bisa timbul di tempat-tempat itu tanpa nyeri dada sama sekali. Nyeri pada serangan jantung
mirip dengan nyeri pada angina tapi lebih hebat dan lebih lama, tidak berkurang dengan istirahat
maupun pemberian nitroglliserin.

Kadang-kadang nyeri dirasakan di perut dan disalahartikan sebagai salah makan, terutama karena
setelah penderita bersendawa nyeri agak berkurang atau hilang untuk sementara waktu.

Gejala lainnya adalah rasa seperti akan pingsan dan jantung berdebar.
Irama jantung abnormal (aritmia) bisa mempengaruhi kemampuan memompa jantung atau bisa
menyebabkan cardiac arrest (jantung berhenti memompa secara efektif), sehingga terjadi
penurunan kesadaran atau kematian.

Selama serangan, penderita bisa merasakan gelisah, berkeringat dan cemas dan bisa merasa
ajalnya akan segera tiba.

Bibir, tangan dan kaki tampak kebiruan. Penderita usia lanjut bisa mengalami disorientasi
(linglung).

Sebanyak 1 diantara 5 orang yang mengalami serangan jantung, hanya memiliki gejala yang
ringan atau tanpa gejala sama sekali. Serangan jantung seperti ini hanya bisa dikenali dari
pemeriksaan rutin EKG beberapa waktu kemudian.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi adalah ruptur miokardial, gumpalan darah, aritmia (gangguan irama
jantung), gagal jantung atau syok atau perikarditis.

Ruptur miokardial

Otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi lemah, sehingga kadang mengalami
robekan karena tekanan dari aksi pompa jantung. 2 bagian jantung yang sering mengalami
robekan selama atau setelah suatu serangan jantung adalah dinding otot jantung dan otot yang
mengendalikan pembukaan dan penutupan salah satu katup jantung (katup mitralis).
Jika ototnya robek, maka katup tidak dapat berfungsi sehingga secara tiba-tiba terjadi gagal
jantung yang berat.

Otot jantung pada dinding yang membatasi kedua ventrikel (septum) atau otot pada dinding luar
jantung juga bisa mengalami robekan. Robekan septum kadang dapat diperbaiki melalui
pembedahan, tetapi robekan pada dinding luar hampir selalu menyebabkan kematian.

Otot jantung yang mengalami kerusakan karena serangan jantung tidak akan berkontraksi dengan
baik meskipun tidak mengalami robekan. Otot yang rusak ini digantikan oleh jaringan parut fibrosa

81
yang kaku dan tidak dapat berkontraksi. Kadang bagian ini akan menggembung pada saat
seharusnya berkontraksi.

Untuk mengurangi luasnya daerah yang tidak berfungsi ini bisa diberikan ACE-inhibitor.

Otot yang rusak bisa membentuk penonjolan kecil pada dinding jantung (aneurisma). Adanya
aneurisma bisa diketahui dari gambaran EKG yang tidak normal, dan untuk memperkuat dugaan
ini bisa dilakukan ekokardiogram.

Aneurisma tidak akan mengalami robekan, tetapi bisa menyebabkan irama jantung yang tidak
teratur dan bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung.

Darah yang melalui aneurisma akan mengalir lebih lambat, karena itu bisa terbentuk bekuan di
dalam ruang-ruang jantung.

Bekuan darah

Pada sekitar 20-60% orang yang pernah mengalami serangan jantung, terbentuk bekuan darah di
dalam jantung. Pada 5% dari penderita ini, bekuan bisa pecah, mengalir di dalam arteri dan
tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil di seluruh tubuh, menyebabkan tersumbatnya aliran
darah ke sebagian dari otak (menyebabkan stroke) atau ke organ lainnya.

Untuk menemukan adanya bekuan di dalam jantung atau untuk mengetahui faktor predisposisi
yang dimiliki oleh penderita, dilakukan ekokardiogram.

Untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah ini, seringkali diberikan antikoagulan
(misalnya heparin dan warfarain). Obat ini biasanya diminum selama 3-6 bulan setelah serangan
jantung.

DIAGNOSA
Jika seorang pria diatas 35 tahun atau seorang wanita diatas 50 tahun mengeluh nyeri dada,
biasanya dipertimbangkan kemungkinan suatu serangan jantung.

Diagnosis serangan jantung bisa diperkuat dengan melakukan pemeriksaan berikut:

1. EKG
Bila diduga terjadi suatu serangan jantung, maka EKG merupakan pemeriksan diagnostik
awal yang paling penting.
Beberapa kelainan bisa terlihat pada EKG, tergantung ukuran dan lokasi dari kerusakan
jantung.
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk menentukan kadar enzim tertentu.
Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke
dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak
dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar
enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam
selama 24 jam berikutnya.
3. Ekokardiogram
Ekokardiogram akan menggambarkan berkurangnya pergerakan sebagian dari dinding
ventrikel kiri (ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh), yang merupakan
petunjuk adanya kerusakan karena serangan jantung.

4. Radionuclide imaging.
Penggambaran dengan radionuklida bisa menunjukkan berkurangnya aliran darah ke
salah satu bagian otot jantung, yang merupakan petunjuk adanya jaringan parut (jaringan

82
yang mati) akibat serangan jantung.

PENGOBATAN
Serangan jantung merupakan suatu keadaan darurat. Separuh kematian akibat serangan jantung
terjadi dalam waktu 3-4 jam pertama setelah terjadinya gejala. Semakin cepat pertolongan
diberikan, semakin besar kemungkinan penderita dapat tertolong.

Seseorang yang diduga mengalami serangan jantung biasanya dirawat di unit perawatan jantung,
dan untuk menilai kerusakan jantung, dilakukan pemantauan ketat terhadap irama jantung,
tekanan darah dan jumlah oksigen dalam darahnya.

Pengobatan Awal

Biasanya segera diberikan tablet aspirin yang harus dikunyah. Pemberian obat ini akan
mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner.

Beta-blocker diberikan untuk memperlambat denyut jantung dan supaya jantung tidak bekerja
terlalu berat memompa darah ke seluruh tubuh.

Oksigen seringkali diberikan melalui sungkup muka atau selang kecil yang dimasukkan ke dalam
lubang hidung. Dengan pemberian oksigen, maka tekanan oksigen di dalam darah akan meningkat
sehingga lebih banyak oksigen yang sampai ke jantung dan kerusakan jantung dapat diperkecil.

Jika suatu penyumbatan dalam arteri koroner dapat segera diatasi, maka jaringan jantung dapat
diselamatkan.
Bekuan darah dalam arteri seringkali dapat dilarutkan dengan terapi trombolitik, yaitu dengan
memberikan streptokinase, urikinase dan aktivator plasminogen jaringan. Agar efektif, obat ini
diberikan secara intravena dalam waktu 6 jam setelah terjadinya gejala serangan jantung; karena
jika sudah lebih dari 6 jam, beberapa kerusakan sifatnya akan menetap.

Pengobatan dini meningkatkan aliran darah pada 60-80% penderita dan bisa meminimalkan
kerusakan jaringan jantung.

Aspirin (mencegah pembentukan bekuan darah dari platelet) atau heparin (menghentikan
perdarahan) bisa menambah efektivitas dari terapi trombolitik.

Terapi trombolitik bisa menyebabkan perdarahan, sehingga biasanya tidak diberikan kepada
penderita yang:

- mengalami perdarahan saluran pencernaan.


- memiliki tekanan darah tinggi yang berat.
- baru menderita stroke.
- baru menjalani pembedahan.

Penderita lanjut usia yang tidak memiliki keadaan tersebut diatas, bisa menjalani terapi trombolitik
dengan aman.

Beberapa rumah sakit menggunakan angioplasti atau pembedahan bypass arteri koroner segera
setelah serangan jantung.

Nitroglycerin bisa mengatasi nyeri dengan mengurangi beban kerja jantung, dan biasanya pada
awalnya diberikan secara intravena.

Jika obat yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah arteri koroner juga tidak berhasil

83
mengurangi gejala serangan jantung, biasanya diberikan suntikan morfin. Morfin juga merupakan
obat penenang dan mengurangi beban kerja jantung.

Pengobatan Lanjutan

Seseorang yang baru mengalami serangan jantung, harus menjalani tirah baring di dalam ruangan
yang tenang selama beberapa hari; karena kegembiraan, aktivitas fisik dan stres emosional bisa
memperberat kerja jantung.

Pelunak tinja dan pencahar bisa digunakan untuk mencegah sembelit.

Kecemasan dan depresi sering terjadi setelah suatu serangan jantung. Kecemasan yang berat
bisa membebani jantung, sehingga diberikan obat penenang.

ACE-inhibitor secara rutin diberikan untuk mengurangi pembesaran jantung, yang sering terjadi
setelah suatu serangan jantung.

PROGNOSIS

Sebagian besar penderita yang bertahan hidup selama beberapa hari setelah serangan jantung
dapat mengalami kesembuhan total; tetapi sekitar 10% meninggal dalam waktu 1 tahun.
Kematian terjadi dalam waktu 3-4 bulan pertama, terutama pada penderita yang kembali
mengalami angina, aritmia ventrikuler dan gagal jantung.

REHABILITASI

Rehabilitasi jantung merupakan bagian yang penting dalam proses penyembuhan.


Tetap berbaring di tempat tidur lebih dari 2-3 hari akan menyebabkan terhentinya aktivitas fisik dan
kadang menyebabkan depresi dan rasa ketergantungan.

Pada hari ketiga atau keempat setelah terjadinya serangan jantung, penderita secara bertahap
dilatih duduk, melakukan kegiatan pasif, berjalan ke kamar mandi dan melakukan kegiatan yang
tidak menimbulkan stres (misalnya membaca).

Setelah 3-6 minggu, penderita harus secara perlahan meningkatkan aktivitasnya.


Jika tidak terjadi sesak nafas dan nyeri dada, aktivitas normal bisa kembali dilakukan setelah
sekitar 6 minggu.

PENCEGAHAN
Sedapat mungkin mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit arteri koroner,
terutama yang dapat dirubah oleh penderita:

Berhenti merokok
Menurunkan berat badan
Mengendalikan tekanan darah
Menurunkan kadar kolesterol darah dengan diet atau dengan obat
Melakukan olah raga secara teratur.

84
SYOK
DEFINISI
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh
darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok
biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.

Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk
kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah
(akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena
reaksi alergi atau infeksi).

Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok:

1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)


2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)

5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).


PENYEBAB
Syok bisa disebabkan oleh:

Perdarahan (syok hipovolemik)


Dehidrasi (syok hipovolemik)
Serangan jantung (syok kardiogenik)

85
Gagal jantung (syok kardiogenik)
Trauma atau cedera berat
Infeksi (syok septik)
Reaksi alergi (syok anafilaktik)
Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
Sindroma syok toksik.

GEJALA
Gejala yang timbul tergantung kepada
penyebab dan jenis syok.

Gejalanya bisa berupa:

- Gelisah.

- Bibir dan kuku jari tangan tampak


kebiruan.

- Nyeri dada.

- Linglung.

- Kulit lembab dan dingin.

- Pembentukan air kemih berkurang


atau sama sekali tidak terbentuk air
kemih.

- Pusing.

- Pingsan.

- Tekanan darah rendah.

- Pucat.

- Keringat berlebihan, kulit lembab

- Denyut nadi yang cepat.

- Pernafasan dangkal.

- Tidak sadarkan diri.

- Lemah.

86
DIAGNOSA
Diagnosais ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk mempermudah
kembalinya darah ke jantung.

Setiap perdarahan segera dihentikan dan pernafasan penderita diperiksa. Jika muntah, kepala
dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah terhirupnya muntahan. Jangan diberikan apapun melalui
mulut.

Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis. Obat-obatan diberikan secara
intravena. Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang biasanya tidak diberikan karena
cenderung menurunkan tekanan darah.

Cairan diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah. Cairan intravena dan transfusi
darah mungkin tidak mempu mengatasi syok jika perdarahan atau hilangnya cairan terlus berlanjut
atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung atau keadaan lainnya yang tidak berhubungan
dengan volume darah.

Untuk menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan obat yang mengkerutkan
pembuluh darah. Pemberian obat ini dilakukan sesingkat mungkin karena bisa mengurangi aliran
darah ke jaringan.

Jika penyebabnya adalah aksi pompa jantung yang tidak memadai, dilakukan usaha untuk
memperbaiki kinerja jantung. Kelainan denyut dan irama jantung diperbaiki dan volume darah
ditingkatkan (bila perlu). Untuk memperlambat denyut jantung bisa diberikan atropin.

Obat lainnya bisa diberikan untuk memperbaiki kemampuan kontraski otot jantung. Pada serangan
jantung, bisa dimasukkan pompa balon ke dalam aorta, yang untuk sementara waktu bisa
meredakan syok.

Sesudah prosedur ini, mungkin perlu dilakukan operasi bypass arteri koroner atau pembedahan
untuk memperbaiki kelainan jantung.

Pada beberapa kasus yang terjadi setelah serangan jantung, untuk memperbaiki aksi pompa
jantung yang tidak memadai dan untuk memperbaiki syok, dilakukan angioplasi koroner
transluminal perkutaneus darurat guna membuka arteri yang tersumbat.
Jika tindakan tersebut tidak dilakukan, diberikan obat trombolitik sesegera mungkin.

Syok yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah yang berlebihan diatasi terutama dengan
obat-obat yang mengkerutkan pembuluh darah.

PROGNOSIS

Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung kepada penyebabnya,
jarak antara timbulnya syok sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan yang
diberikan.

Kemungkinan terjadinya kematian pada syok karena serangan jantung atau syok septik pada
penderita usia lanjut sangat tinggi.

PENCEGAHAN
Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba mengobatinya. Pengobatan yang tepat terhadap
penyebabnya bisa mengurangi resiko terjadinya syok.
TEKANAN DARAH RENDAH / HIPOTENSI
DEFINISI
Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari
90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan gejala-gejala seperti
pusing dan pingsan.

Mempertahankan tekanan pada saat darah meninggalkan jantung dan beredar ke seluruh tubuh
sangat penting. Tekanan harus cukup tinggi untuk mengantarkan oksigen dan zat makanan ke
seluruh sel di tubuh dan membuang limbah yang dihasilkan.

Jika tekanan terlalu tinggi, bisa merobek pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan di dalam
otak (stroke hemoragik) atau komplikasi lainnya.

Jka tekanan terlalu rendah, darah tidak dapat memberikan oksigen dan zat makanan yang cukup
untuk sel dan tidak dapat membuang limbah yang dihasilkan sebagaimana mestinya.

MEKANISME KOMPENSASI

Terdapat 3 faktor yang membantu menentukan tekanan darah:

1. Jumlah darah yang dipompa dari jantung


Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah
jantung), semakin tinggi tekanan darah.
Banyaknya darah yang dipompa mungkin berkurang jika irama jantung melambat atau
kontraksinya melemah, seperti yang bisa terjadi setelah suatu serangan jantung (infark
miokardium).
Denyut jantung yang sangat cepat, yang bisa mengurangi efisiensi pompa jantung, juga
bisa mengurangi curah jantung.
2. Volume darah di dalam pembuluh darah
Semakin banyak darah berada di dalam sirkulasi, semakin tinggi tekanan darah.
Kehilangan darah karena dehidrasi atau perdarahan bisa mengurangi volume darah dan
menurunkan tekanan darah.
3. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin kecil kapasitas pembuluh jantung, semakin tinggi tekanan darah.
Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan darah dan
penyempitan pembuluh darah menyebabkan tekanan darah meningkat.

Sistem sensor, terutama yang berada di leher dan dada, memantau tekanan darah secara
konstan. Jika ditemukan perubahan yang disebabkan oleh salah satu dari ketiga faktor diatas,
sistem sensor akan memicu suatu perubahan pada salah satu faktor untuk mengkompensasi
sehingga tekanan darah yang stabil dapat dipertahankan.

Saraf membawa sinyal dari sistem sensor tersebut dan dari pusat otak ke beberapa organ penting:

- Jantung, untuk merubah kecepatan dan kekuatan denyut jantung (merubah jumlah darah yang
dipompa)
- Ginjal, untuk mengatur pengeluaran air (merubah volume darah dalam sirkulasi)
- Pembuluh darah, untuk menyebabkan konstriksi/pengkerutan atau dilatasi/pelebaran (merubah
kapasitas pembuluh darah).

Oleh karena itu, jika pembuluh darah melebar (yang cenderung akan menurunkan tekanan darah),
sistem sensor dengan segera mengirimkan sinyal melaui otak dan menuju ke jantung untuk
meningkatkan denyut jantung, sehingga curahan darah dari jantung meningkat dan terjadi
perubahan tekanan darah.

Tekanan darah rendah juga bisa merupakan akibat dari kelainan fungsi di dalam mekanisme yang
mempertahankan tekanan darah.

Contohnya jika kemampuan saraf untuk menghantarkan sinyal terganggu karena berbagai
penyakit, maka mekanisme kompensasi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

PENYEBAB
Penyebab Tekanan Darah Rendah

Perubahan Dalam Mekanisme


Penyebab
Kompensasi

Irama jantung abnormal


Kerusakan, hilangnya atau kelainan fungsi otot
Curah jantung berkurang jantung
Penyakit katup jantung
Emboli pulmoner

Perdarahan hebat
Diare
Volume darah berkurang
Keringat berlebihan
Berkemih berlebihan

Syok septik
Pemaparan oleh panas
Meningkatnya kapasitas
Diare
pembuluh darah
Obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium,
penghambat ACE)

GEJALA
Penderita biasanya akan merasakan pusing atau pingsan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan tekanan darah.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

Pemeriksaan darah
Biakan darah
EKG
Analisa air kemih
Rontgen perut
Rontgen dada.
TEKANAN DARAH TINGGI
(HIPERTENSI)
DEFINISI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada
saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik).

Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80
mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.

Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap
200 penderita hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara
normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi
hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)

Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)

Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)

Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(Hipertensi maligna)
PENGENDALIAN TEKANAN DARAH

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan
saraf atau hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika:
- aktivitas memompa jantung berkurang
- arteri mengalami pelebaran
- banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal
dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis).

1. Perubahan fungsi ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:


- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang
akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke
normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai
penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi.

Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah.

2. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk
sementara waktu akan:

- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap
ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian
besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume
darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang
merangsang jantung dan pembuluh darah.
PENYEBAB
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal
sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam
dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan.
Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma

3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak).

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak.

Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.


DIAGNOSA
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat
ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.

Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali
dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan
untuk menggolongkan beratnya hipertensi.

Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh
darah, jantung, otak dan ginjal.

Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-
satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi
terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di
dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam
tubuh, seperti ginjal.

Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan
retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.

Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada


elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.

Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi
(pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).

Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop
dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih.
Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk
terjadinya kerusakan ginjal.

Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia
muda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta
pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.

Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal
sebelumnya. Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara
yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami
penyempitan). Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.

Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya
bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin.

Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung
berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.

Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu. Misalnya mengukur kadar
kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur
tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio
aorta.

PENGOBATAN
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi.

Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:

1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal.
2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah
tinggi.
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium
klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang
cukup) dan mengurangi alkohol.
3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya
terkendali.
4. Berhenti merokok.

PEMBERIAN OBAT-OBATAN

1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi
volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan
tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada:

- orang kulit hitam


- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-
blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.

Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.

3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan


tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
Obat ini efektif diberikan kepada:
- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.

4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme


yang mirip dengan ACE-inhibitor.

5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang


benar-benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.

6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.


Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-
hipertensi lainnya.

7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang


menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.

Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar
diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
- diazoxide
- nitroprusside
- nitroglycerin
- labetalol.

Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-
oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi
secara ketat.

PENGELOLAAN HIPERTENSI SEKUNDER

Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya. Mengatasi penyakit ginjal


kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan
darah.

Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon
dan mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan
pintas (operasi bypass).

Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui


pembedahan.

PENCEGAHAN
Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.

TROMBOSIS VENA DALAM


DEFINISI
Trombosis Vena Dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah
di dalam vena dalam.

Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus. Trombus bisa terjadi baik
di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang
terbentuk di vena dalam.

Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah,
mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga
menyumbat aliran darah.

Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli.


Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding
vena dan semakin mudah membentuk emboli.

Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut, terutama ketika
penderita kembali aktif.

Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang
berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut
emboli paru.

Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari
jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan kematian.

PENYEBAB
Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam:

1. Cedera pada lapisan vena


2. Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah : terjadi pada beberapa kanker dan
pemakaian pil KB (lebih jarang).
Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya
bekuan darah.
3. Melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring
dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju
jantung.
Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang
berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada
penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi.

Trombosis juga bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh
perjalanan atau penerbangan jauh).

GEJALA
Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika trombosis menyebabkan
peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul
rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat. Pergelangan kaki, kaki atau paha juga
bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena.

Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa
merusak katup dalam vena. Sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang
menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki.

Jika penyumbatannya tinggi, edema bisa menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha.
Pagi sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya gravitasi ketika duduk atau
berdiri. Sepanjang malam edema akan menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar,
maka pengosongan vena akan berlangsung dengan baik.

Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada kulit, biasanya diatas pergelangan kaki.
Hal ini disebabkan oleh keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit.
Kulit yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun (misalnya garukan atau benturan),
bisa merobek kulit dan menyebabkan timbulnya luka terbuka (ulkus, borok).

DIAGNOSA
Diagnosis mungkin sulit ditegakkan karena tidak ditemukan nyeri dan seringkali tidak ditemukan
pembengkakan atau pembengkakannya bersifat ringan.

Jika diduga suatu trombosis, maka untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksan USG
dupleks pada vena tungkai.

Jika ditemukan gejala emboli paru, dilakukan skening dada dengan radioaktif untuk memperkuat
diagnosis dan skening dupleks untuk memeriksa tungkai.

PENGOBATAN
Pembengkakan tungkai

Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai atau dengan
menggunakan perban kompresi.

Perban ini harus dipasang oleh dokter atau perawat dan dipakai selama beberapa hari. Selama
pemasangan perban, penderita harus tetap berjalan. Jika pembengkakan belum seluruhnya hilang,
perban harus kembali digunakan. Jika perban kompresi sudah tidak dikenakan lagi, maka untuk
mencegah kambuhnya pembengkakan penderita diharuskan menggunakan stoking elastis setiap
hari.

Stoking tidak harus digunakan diatas lutut, karena pembengkakan diatas lutut tidak menyebabkan
komplikasi.

Ulkus di kulit
Jika timbul ulkus (luka terbuka, borok) di kulit yang terasa nyeri, gunakan perban kompresi 1-2
kali/minggu karena bisa memperbaiki aliran darah dalam vena.

Ulkus hampir selalu mengalami infeksi dan mengeluarkan nanah berbau.

Jika aliran darah di dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya.
Untuk mencegah kekambuhan, setelah ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari.
Meskipun jarang terjadi, pada ulkus yang tidak kunjung sembuh, kadan g perlu dilakukan
pencangkokan kulit.

PENCEGAHAN
Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat
dikurangi melalui beberapa cara:

Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani
pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan gerakan
menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit.
Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan
darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking elastis
memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa memperburuk
keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai.
Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat
antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.
Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu
pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena.
Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan
kembali.

TUMOR JANTUNG
DEFINISI
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker (maligna, ganas) ataupun
nonkanker (benigna, jinak).

Tumor pada jantung dibagi menjadi 2 kelompok:

Tumor primer : berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian manapun dari jaringan
jantung
Tumor ini bisa berupa kanker atau nonkanker dan biasanya jarang terjadi.
Tumor sekunder : berasal dari bagian tubuh yang lain (biasanya paru-paru, payudara, darah dan
kulit), yang menyebar ke jantung dan selalu berupa keganasan.
Tumor sekunder 30-40 kali lebih sering ditemukan.

MIKSOMA

Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuk jantung biasanya tidak teratur dan kepadatannya
seperti jeli (agar-agar).

50% dari tumor primer adalah miksoma. 75% dari miksoma ditemukan di atrium kiri (bilik jantung
yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).

Miksoma di atrium kiri sering tumbuh bertangkai dan dapat berayun dengan bebas mengikuti aliran
darah seperti bola yang terikat oleh tali.

Pada saat berayun, tumor bergerak keluar masuk pada katup mitral di dekatnya. Ayunan ini bisa
menyumbat dan membuka katup secara berulang, sehingga darah berhenti dan mengalir secara
bergantian.

Serangan kongesti paru atau pingsan dan sesak nafas dapat terjadi jika penderita berdiri karena
gaya gravitasi menarik tumor ke bawah dan menyumbat katup; gejala ini bisa dikurangi dengan
berbaring.

Tumor dapat merusak katup mitral, sehingga aliran darah yang melewatinya bocor, menimbulkan
bunyi murmur yang dapat didengar melalui stetoskop.

Bagian dari miksoma atau bekuan darah yang berasal dari permukaan miksoma bisa pecah, lalu
mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah. Gejalanya tergantung kepada pembuluh
darah mana yang tersumbat.

Bila menyumbat pembuluh darah yang menuju ke otak akan menyebabkan stroke, sedangkan
penyumbatan pembuluh darah di paru-paru bisa menyebabkan nyeri dan batuk darah.

Gejala lain dari miksoma adalah:

- demam
- penurunan berat badan
- pilek
- nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin (fenomena Raynaud)
- anemia
- jumlah trombosit darah yang rendah.
TUMOR PRIMER LAINNYA

Tumor jantung jinak lainnya yang lebih jarang terjadi adalah fibroma dan rabdomioma, yang bisa
tumbuh secara langsung dari sel-sel jaringan fibrosa dan sel-sel otot jantung.

Rabdomioma terjadi pada masa bayi atau masa kanak-kanak, biasanya disebut sklerosis tuberus.

Biasanya anak-anak akan bertahan hidup kurang dari 1 tahun.

GEJALA
Tumor jantung bisa tidak menimbulkan gejala atau bisa menyebabkan kelainan fungsi jantung
seperti pada penyakit jantung lainnya, yang dapat berakibat fatal.
Kelainan fungsi jantung yang bisa terjadi adalah:

- gagal jantung yang terjadi secara tiba-tiba


- ketidakteraturan irama jantung yang terjadi secara tiba-tiba
- penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba akibat perdarahan ke dalam perikardium
(kantung jantung).

DIAGNOSA
Tumor jantung sulit didiagnosis karena kejadiannya sangat jarang dan karena gejala-gejalanya
mirip dengan penyakit lainnya.

Biasanya dokter memiliki alasan tertentu untuk menduga adanya tumor jantung. Misalnya jika
seseorang menderita kanker di tempat lain, tetapi mengeluhkan gejala-gejala kelainan fungsi
jantung, maka diduga suatu tumor jantung.

Beberapa pemeriksaan yang juga digunakan untuk mendiagnosis tumor jantung:

1. Ekokardiografi (pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang suara yang


dipantulkan melalui dinding dada)
2. Ekokardiografi transesofageal (pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang
suara yang dipantulkan melalui kerongkongan)
3. Foto rontgen yang dilakukan setelah penyuntikkan bahan radioaktif
4. CT scan dan MRI scan.

Jika tumor telah ditemukan, diambil contoh jaringan dengan menggunakan selang khusus, untuk
menentukan jenis tumor dan jenis pengobatan yang akan dilakukan.

PENGOBATAN
Tumor jantung primer nonkanker tunggal biasanya dapat diangkat melalui pembedahan dan bisa
menyembuhkan penderita.

Pembedahan tidak dilakukan pada tumor yang lebih dari satu atau pada tumor yang sangat besar.
Tumor primer dan sekunder yang ganas tidak dapat disembuhkan, hanya gejalanya saja yang
dapat diatasi.
VARISES VENA
DEFINISI
Varises Vena (vena varikosa) adalah pelebaran vena permukaan di tungkai.

PENYEBAB
Penyebab pasti dari varises vena tidak diketahui, tetapi kemungkinan penyebabnya adalah suatu
kelemahan pada dinding vena permukaan.

Lama-lama kelemahan ini menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Vena akan meregang
dan menjadi lebih panjang dan lebih lebar. Untuk menyesuaikan dengan ruangnya yang normal,
vena yang memanjang ini menjadi berliku-liku dan jika menyebabkan penonjolan di kulit yang
menutupinya, akan tampak gambaran yang menyerupai ular.

Pelebaran vena menyebabkan terpisahnya daun-daun katup. Sebagai akibatnya, jika penderita
berdiri, vena dengan cepat akan terisi oleh darah dan vena berdinding tipis yang berliku-liku ini
akan semakin melebar.

Pelebaran vena juga mempengaruhi beberapa vena yang berhubungan, yang dalam keadaan
normal mengalirkan darah hanya dari vena permukaan ke vena dalam. Jika katup-katup pada vena
tersebut gagal, maka pada saat otot menekan vena dalam, darah akan menyembur kembali ke
dalam vena permukaan, sehingga vena permukaan menjadi lebih teregang.

GEJALA
Selain tidak enak dilihat, varise vena sering terasa sakit dan menyebabkan kaki mudah lelah.
Tetapi banyak juga penderita yang tidak merasakan nyeri, meskipun venanya sangat melebar.

Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama jika tungkai dalam
keadaan hangat (setelah menggunakan kaos kaki atau stoking).

Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruk dan menyebabkan kulit tampak kemerahan atau
timbul ruam. Hal ini sering disalah-artikan sebagai kulit yang kering.

Gejala yang terjadi pada varises yang sedang berkembang kadang lebih buruk daripada gejala
pada vena yang telah sepenuhnya teregang.

KOMPLIKASI

Hanya sebagian kecil penderita yang memiliki komplikasi, yaitu berupa:

Dermatitis, menyebabkan ruam kemerahan, bersisik dan terasa gatal atau daerah kecoklatan;
biasanya pada bagian dalam tungkai, diatas pergelangan kaki.
Penggarukan atau luka kecil bisa menyebabkan terbentuknya ulkus (borok) yang terasa nyeri dan
tidak sembuh-sembuh.
Flebitis, bisa terjadi secara spontan atau setelah suatu cedera; biasanya menimbulkan nyeri
tetapi tidak berbahaya.
Perdarahan.
Jika kulit diatas varises sangat tipis, cedera ringan (terutama karena penggarukan atau
pencukuran) bisa menyebabkan perdarahan. Perdarahan juga bisa berasal dari borok.

DIAGNOSA
Varises vena biasanya dapat terlihat sebagai penonjolan dibawah kulit, tetapi gejalanya mungkin
saja timbul sebelum vena terlihat dari luar.

Jika varises belum terlihat, dilakukan peminjatan tungkai untuk menentukan beratnya penyakit ini.

Rontgen atau USG dilakukan untuk menilai fungsi dari vena dalam.

Pemeriksaan ini biasanya hanya dilakukan jika perubahan di kulit menunjukkan adanya kelainan
fungsi dari vena dalam atau jika pergelangan kaki penderita bengkak karena edema (penimbunan
carian di dalam jaringan dibawah kulit). Varisesnya sendiri tidak menyebabkan edema.

PENGOBATAN
Karena varises vena tidak dapat disembuhkan, pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi
gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi.

Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena. Varises vena
yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu setelah
melahirkan.

Stoking elastis bekerja dengan cara menekan vena dan mencegah peregangan dan perlukaan
pada vena.

Penderita yang tidak ingin menjalani pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang
memiliki masalah medis sehingga tidak boleh menjalani pembedahan maupun terapi suntikan, bisa
menggunakan stoking elastis ini.

Pembedahan

Tujuan dari pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin varises vena.
Vena superfisial yang paling besar adalah vena safena magna, yang berjalan mulai dari
pergelangan kaki sampai selangkangan, dimana vena ini bergabung dengan vena dalam. Vena
safena dapat diangkat melalui prosedur yang disebut stripping.

Vena permukaan memiliki peran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan vena dalam,
karena itu pengangkatan vena permukaan tidak mengganggu sirkulasi darah selama vena dalam
berfungsi dengan normal.

Terapi suntikan

Pada terapi suntikan, vena ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu
larutan disuntikkan untuk mengiritasi vena dan menyebabkan terbentuknya gumpalan (trombus.
Pada dasarnya prosedur ini menyebabkan flebitis permukaan yang tidak berbahaya.
Penyembuhan trombus menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan menyumbat vena.
Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises vena kembali terbuka.

Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang melalui penekanan oleh teknik
pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk
jaringan parut, seperti yang diharapkan.

Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa menghilangkan nyeri,
yang biasanya menyertai flebitis permukaan.

Terapi suntikan biasanya dilakukan hanya jika varises kembali timbul setelah pembedahan atau
jika penderita menginginkan tungkainya tampak cantik.

You might also like