You are on page 1of 20

KAIZEN

Dosen Pengampu: Muhammad Ali, MT.

Disusun oleh:

AZIZ KHANIFAN

08506131007

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
lancar dan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajement
Industri. Makalah ini berisi penjelasan dari KAIZEN yang mendukung mata kuliah
Manajement Industri ini. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Bpk. Muhammad Ali, MT. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajement
industri.
2. Teman-teman yang telah memberikan semangat terselesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Demikian, “tiada gading yang tak pernah retak” begitu pepatah mengatakannya.
Segala bentuk kritik dan saran, penyusun terima guna kesempurnaan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat dalam mendukung pengembangan pendidikan,
khususnya mahasiswa teknik elektro UNY.

Yogyakarta, April 2010

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 5

BAB II : PEMBAHASAN 6

2.1 Sejarah Kaizen 6

2.2 Pengertian Kaizen 7

2.3 Konsep Kaizen 14

2.4 Prinsip-prinsip Kaizen 16

2.5 Keuntungan Kaizen 18

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kaizen atau continuous improvement adalah aktivitas perubahan yang dilakukan


secara terus menerus untuk meningkatkan apa yang telah dicapai ke arah yang lebih
baik.

Kaizen merupakan suatu konsep dan filsafat yang berasal dari Negara Jepang tetapi
sangat diterima oleh Barat sehingga menciptakan budaya yang berpengaruh. Budaya
tersebut menggabungkan berbagai keunggulan dan manfaat kerjasama tim dalam kaizen
dengan kekuatan individual pada masyarakat Barat.

Budaya kaizen di kehidupan kita.


Kita juga mempunyai falsafah kaizen yang seharusnya kita kembangkan sendiri,
sebagai contoh;
 Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, besok lebih baik dari hari ini.
 Bila hari ini sama dengan kemarin adalah merugi, bila hari ini lebih buruk dari hari
kemarin adalah celaka.

Falsafah kaizen:
 Tidak ada yang terbaik, yang ada adalah lebih baik.
 Jangan tunda perubahan, mulailah dari diri kita, mulailah dari yang terkecil, dan
mulailah dari sekarang.
Lingkup kaizen
Kaizen mempunyai ruang lingkup yang tidak terbatas, dimulai dari diri kita sendiri,
keluarga, rumah tangga, lingkungan masyarakat, perusahaan, bahkan lebih besar lagi
Negara.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah dan pengertian tentang Kaizen ?

2. Keterkaitan Kaizen dengan dunia industri ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kaizen

Jepang mencanangkan diri sebagai penguasa Asia Timur Raya. Atas motif
provokasi, Jepang lalu menyerang Amerika. Di pagihari, 8 Desember 1941, pesawat dan
kapal selam Jepang mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika yang kemudian
dikenal sebagai Pertempuran Pearl Harbor. Pemboman ini kemudian membawa Amerika ke
kancah Perang Dunia II.

Amerika membalas dengan serangan telak, berupa pemboman dua kota penyangga
ekonomi Jepang: Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota itu hancur, dan Jepang terhenyak lalu
mundur teratur. Kaisar Hirohito yang sangat dimuliakan rakyatnya memerintahkan agar
perang dihentikan. Balatentara Dai Nippon yang bersemboyan Asia Timur Raya akhirnya
takluk tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II yang menelan korban jutaan orang. Seluruh
pasukan yang masih tersisa ditarik kembali.

Namun, akhirnya Jepang mampu bangkit lagi dari keterpurukan yang diciptakan
oleh perang. Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari Kaisar Jepang ketika mendengar
kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau amunisi yang
tersisa. Justru adalah, “berapa guru yang masih ada?”. Jika dirunut ke belakang, sebetulnya
kebangkitan Jepang ini memang dipengaruhi satu faktor, yaitu mereka menempatkan ilmu
dan pengetahuan dalam posisi penting sejak zaman Restorasi Meiji.

Restorasi ini berkonsentrasi di bidang pendidikan, yaitu mengubah sistem


pendidikan dari tradisional menjadi modern. Programnya antara lain wajib belajar,
pengiriman mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri (ke Perancis dan Jerman), dan
meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Apa yang telah dilakukan Kaisar
Meiji ketika itu adalah suatu keberanian yang nampaknya belum terpikirkan oleh para
pemimpin kita saat ini. Buku-buku bangsa barat banyak diterjemahkan dalam bahasa
Jepang dan buku-buku tersebut dijual sangat murah sehingga memudahkan terjadinya

6
transfer ilmu dengan cepat. Seluruh ilmu pengetahuan itu dipelajari untuk kemudian
dievaluasi dan disempurnakan kembali. Tentu saja dalam proses tersebut hanya mungkin
terjadi dua hal, yaitu trial dan error. Saya membayangkan, mental orang-orang Jepang pasti
sudah sangat luar biasa dalam menghadapi kesulitan dan kesalahan hingga mereka bisa
membangun “imej” yang begitu besar. Didalam Kaizen, kesalahan bukanlah orientasi, tapi
manajemen menyadari dan memperbaiki kesalahanlah yang terbaik.

Kaizen secara harfiah berarti continuous improvement, atau improvisasi


berkelanjutan. Konsep ini, pada awalnya lahir karena kekecewaan orang Jepang yang
belajar kepada perusahaan di Amerika. Setelah beberapa puluh tahun, ternyata perusahaan
Amerika tidak pernah melakukan perubahan atau pengembangan dalam usaha, bahkan tetap
persis sama dengan berpuluh tahun yang lalu ketika mereka ke sana pertama kali. Hingga
lahirlah konsep kaizen ini.

Kaizen berarti peningkatan dalam keahlian. Hal ini memiliki maksud, kaizen erat
sekali berhubungan dengan kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas dan penciptaan
ide, serta implementasinya. Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan dengan lebih sederhana,
bahwa kaizen berarti “mengambil yang baik, membuang yang buruk dan menciptakan yang
baru.” Dibuktikan dengan produk-produk mobil Jepang yang irit, murah dan ringan. Yang
secara sekaligus mengganti mobil buatan Barat yang boros, berat dan mahal.

2.2 Pengertian Kaizen

Bagi yang bekerja di perusahaan swasta


terutama perusahaan Jepang tentu tidak asing lagi
dengan Kaizen (baca: kai-seng). Kai = merubah dan
Zen = lebih baik. Secara sederhana pengertian
Kaizen adalah usaha perbaikan berkelanjutan untuk
menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Sasaran
utama dari Kaizen adalah menghilangkan 7 setan
Muda (pemborosan) yang tidak memberikan nilai

7
tambah produk/jasa dari perspektif konsumen. Pemborosan-pemborosan itu perlu dieliminir
karena menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan berkurangnya profit. Disamping itu
konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.

Kaizen dilakukan oleh semua lapisan karyawan,


mulai dari level operator hingga top manajemen. Dua
pilar utama Kaizen adalah QCC/QCP (Quality Control
Circle/Project) dan SS (Suggestion System). Budaya
Kaizen di sebuah perusahaan dapat tumbuh jika
ditopang oleh kedua pilar tersebut. Dan kedua pilar
tersebut dibangun di atas pondasi dengan materi:
Masalah.

Definisi lain dari kaizen adalah:


• Filsafat, sikap, cara berfikir, dan cara berperilaku serta berpusat pada kekuatan
kultur/kebudayaan.

• Suatu kebudayaan yang focus terhadap perbaikan secara terus-menerus dengan


menghilangkan waste di semua dan proses, mulai dengan GEMBA (tempat kerja)

• Problem Solving Process.

• Mind set.

Menurut kaizen, kemajuan yang diraih bukanlah hasil satu atau dua lompatan besar.
Kemajuan menurut kaizen dapat diraih karena perbaikan kecil tanpa henti dalam beratus-
ratus bahkan beribu-ribu kali perubahan dalam menghasilkan produk atau jasa, ide tentang
perbaikan biasanya berasal dari para karyawan Asumsi yang mendasari perubahan
dalam kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada, artinya tidak
ada kemajuan, produk, hubungan, sistem atau struktur yang sempurna. Kaizen
selalu berusaha meningkatkan apa yang pernah dicapainya dan pasti selalu ada orang
lain yang menemukan ruang untuk mengadakan peningkatan.

8
Kaizen identik dengan Siklus Rencana-Kerjakan-Periksa-Tindakan (Plan,
Do, Check, Acts atau PDCA). PDCA adalah prinsip dasar untuk perbaikan secara terus-
menerus. Penjabaran dari siklus PDCA adalah sebagai berikut:
• Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana
melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar
permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan
implementasi yang terstruktur.
• Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan
manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-
saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi
tetapi harus mulai dari awal kembali.
• Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai
dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik
tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat
dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk
adalah "kenapa". Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat
kembali pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.
• Acting berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap
pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan
proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang
tepat.

9
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini

Siklus PDCA

Pentingnya kaizen
 Didunia ini tidak ada yang kekal, semua terus berubah, tetapi ada satu yang kekal
yaitu perubahan itu sendiri.
 Karena perubahan akan terus ada, kita juga harus memenuhi, mengantisipasi,
mengatasi dengan cara melakukan perbaikan terus menerus / kaizen.

ALA
M

TUNTUTAN KAIZE PERUBAHAN KEPUASA


KONSUMEN LEBIH BAIK N
N
NORM
A
NORM
A

10
TAHAPAN KAIZEN
1. Pengamatan .
2. Menentukan problem yang akan diatasi .
3. Analisa penyebab .
4. Rencana dan penanggulangan .
5. Konfirmasi hasil .
6. Standarisasi dan monitoring .

Siklus Deming (program solving)

Plan = Aktifitas perencanaan

Do = Melaksanakan sesuai rencana

Check = Kontrol/ periksa hasil

Action = Mengambil tindakan yang diperlukan

Standarisasi = Mencegah agar tidak terjadi lagi Tujuan/


objective
Action
Plan
Action Std

Check
Check Do Do

11
Analogi Problem :

1. Pengamatan

Sumber-sumber masalah/ problem

 Untuk dapat melakukan kaizen kita harus memahami dan mengetahui


problem.

 Apakah problem ……?

Keinginan

Tidak Harapan
Kenyataan sesuai = PROBLEM
Target
Dengan
Sasaran
Standart

Melakukan pengamatan :

 Cara kerja ( Langkah, Proses, Ergonomi, dll )


 Material ( Jumlah Stock, Ukuran, Jenis, dll )
 Alat (Loading, Unloading, Kerusakan, Penggunaan, gangguan, dll )
 Orang ( Sikap, Prilaku, Tindakan, dll )
 Lingkungan ( Cuaca, Suhu, Kelembaban, dll )

2. Menentukan problem yang akan diatasi


Berdasarkan Pertimbangan;
 Kemampuan
 Kepentingan Scope / Ruang Lingkup

12
 Dampak secara psikologis
 Pengaruh ke faktor Kualitas Makro

Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :

• Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk
untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan
mengurangi atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan,
Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan sebagai
mengurangi ketegangan.

• Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya
membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti
memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi.
Seiketsu berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di
Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
Rajin

• Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu
dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan.
Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.

• Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam
kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W +
1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).

13
2.3 Konsep Kaizen

Dalam konsep berpikir Kaizen:

• Masalah adalah kumpulan sesuatu yang berharga dan orang bukan masalah.
Yang benar, jadikan orang menjadi pemecah masalah. Kalau tidak mengalami
kesulitan, “ide perbaikan” tidak akan muncul.
• Bila ada kesalahan segera perbaiki. Pertanyakan cara kerja yang sekarang, lebih
baik memikirkan cara untuk melaksanakan perbaikan dari pada mencari alasan
mengapa tidak bisa. Hindarkan alasan-alasan/teori klasik.
• Jangan mengandalkan uang untuk Kaizen, lebih baik melakukan Kaizen pekerjaan
dulu dari pada equipment. Dan yang terpenting, jangan menunggu sempurna,
50% OK, segera lakukan.
• Lihat dengan mata kepala sendiri, cari penyebab sesungguhnya dengan jujur
dengan menanyakan 5 kali mengapa-mengapa-mengapa-mengapa dan mengapa,
sehingga akar permasalahan dapat diketahui dengan baik.
• Kaizen itu tidak terbatas, karena ruang yang paling luas di dunia ini adalah
ruang untuk membuat perbaikan. Dibanding ‘pengetahuan’ 1 orang masih lebih
baik ‘ide’ 10 orang.
• Dalam melakukan Kaizen, keselamatan dan kualitas jangan dilupakan.

Inilah sedikit pengenalan Kaizen yang telah banyak memberikan keuntungan bagi
perusahaan seperti Toyota. Padahal pada prinsipnya, Kaizen dapat dilakukan dalam bidang
apa saja termasuk rumah tangga.

Salah satu tujuan dari konsep kaizen adalah untuk mengurangi sampai
menghilangkan waste dalam proses produksi. Waste tersebut ada tujuh macam, yaitu:

• Waste dalam transportasi

• Waste dalam proses

14
• Waste dalam inventori

• Waste dalam gerakan:

• Waste akibat cacat produk;

• Waktu karena menunggu;

• Produksi yang berlebihan.

KAIZEN dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan,


yaitu:

1. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada


masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk
mengejar kemajuan dan moral.
2. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk
memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan
standar/prosedur baru.
3. KAIZEN yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran,
dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.

Penerapan Kaizen
Dalam menerapkan Kaizen, para pemimpin perusahaan/organisasi di Jepang
berpegang pada dua prinsip. Pertama, perlu proses atau cara kerja yang baik untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa
bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan proses yang baik,
para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber masalah-masalah, kemudian meminta
ide/gagasan/solusi dari semua karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang
menjalani pekerjaan sehari-hari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah
solusi yang paling sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan. Kedua, memilih gagasan-
gagasan yang bisa dilaksanakan, "mengeksekusinya", dan bersabar menunggu hasilnya.

15
Tahukah Anda, perusahaan otomotif raksasa, Toyota, menerima 2 juta ide per tahun, dari
para karyawannya! Sebanyak 80% berhasil dilaksanakan. Ternyata, satu perbaikan kecil
dapat menghasilkan akibat yang besar! Waktu dan uang dapat dihemat. Para karyawan pun
semakin bersemangat kerja, karena mereka melihat ide-ide mereka diterima dan
dilaksanakan oleh perusahaan.

2.4 Prinsip-prinsip Kaizen

Kaizen mengandung sepuluh prinsip, yaitu:


1. Berfokus pada Pelanggan.
Fokus utama Kaizen adalah kualitas produk, tetapi tujuan terpenting Kaizen adalah
kepuasan pelanggan. Segala sesuatu / aktivitas yang tidak menambah nilai produk
atau meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan pengeluaran biaya yang tidak perlu.
2. Mengadakan Peningkatan Secara Terus Menerus.
Dalam kaizen, suatu keberhasilan bukanlah hasil akhir tetapi merupakan awal untuk
melangkah ketahap berikutnya karna suatu keberhasilan merupakan factor dalam
meningkatkan semangat untuk mencapai keberhasilan yang lain.
3. Mengakui Masalah Secara Terbuka.
Membangun budaya yang tidak saling menyalahkan. sehingga para karyawan dalam
perusahaan kaizen dapat mengakui kesalahan secara terbuka, dengan sadar
menunjukkan kelemahan dari prosesnya dan meminta bantuan jika tidak mampu
mengatasinya. Keterbukaan tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa
mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta meningkatkan
kesempatan-kesempatan perbaikan.
4. Mempromosikan Keterbukaan.
Ilmu pengetahuan bagi Kaizen adalah untuk saling dibagikan dan hubungan-hubungan
komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi.

5. Menciptakan Tim Kcrja.


Dalam kaizen, tim adalah fondasi yang membentuk struktur organisasi. Melalui

16
keikut-sertaan para karyawan dalam tim, perusahaan mendapatkan keuntungan dari
karyawannya. Kerjasama tim ini dapat menanamkan rasa saling memiliki,
tanggung jawab kolektif, dan berorientasi pada perusahaan serta dapat memperkuat
keterbukaan, saling berbagi dan komunikasi.
6. Memanajemeni Proyek Melalui Tim Fungsional-silang.
Proyek perusahaan kaizen direncanakan dan dilaksanakan dengan
menggunakan sumber daya antar-departemen atau fungsional-silang serta
sumber daya yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi
biaya. mengontrol pemborosan sampai tingkat tertentu serta memuaskan
pelanggan.
7. Memelihara Proses Hubungan yang Benar.
Perusahaan Jepang melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya
terpelihara keharmonisan dalam hubungan antar-manusia terutama Para staf,
manajer dan Para pemimpin tim. Hubungan tersebut dapat menumbuhkan
loyalitas dan komitmen dari karyawan.
8. Mengembangkan Disiplin Pribadi.

Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat alamiah orang Jepang.


9. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan.
Berbagi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan Kaizen.
Deegan memberikan informasi yang penting pada setiap orang maka tantangan
perusahaan berubah menjadi tantangan pribadi. Informasi ini juga merupakan
langkah penting untuk menciptakan budaya berdasarkan pengetahuan.
10. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan.
Dalam pelaksanaan kaizen, setiap karyawan diberikan wewenang untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan kata lain melibatkan peran
karyawan dalam melakukan peningkatan.

17
2.5 Keuntungan Kaizen
Hasil Penerapan Kaizen
Untuk mendapatkan hasil maksimal, sebaiknya menggunakan model spesifik
Kaizen yang tepat untuk perusahaan/organisasi, serta mau menjalani proses bertahap.
Dalam proses itu, antara lain, para pimpinan dan manajer harus mampu menetapkan dan
menjalankan suatu standar, serta mengontrol kualitas. Mereka juga harus mau
mendengarkan ide/saran, berusaha memberikan feed back yang membangun, sekaligus
terus memotivasi karyawannya! Para karyawan pun harus lebih aktif memikirkan
pekerjaannya, bukan bekerja seperti robot.
Dengan menggunakan konsep dasar kaizen dalam melakukan berbagai aktivitas.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh. antara lain:

 Peningkatan proses;

 Penggunaan paradigma baru;

 Mempercepat waktu proses;

 Zero investment;

 Human Development;

 Keamanan dan keselamatan kerja.

Keuntungan lain dari kaizen adalah:


• Penggunaan sistem Plan-Do-Check-Action (PDCA) mengakibatkan cepat
dalam meningkatkan proses dan menghilangkan masalah.
• Identitikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan
dapat mencegah tcrjadinya masalah baru.
• Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta dalam
mengambil keputusan.
• Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan
pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.

18
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Konsep Kaizen dibagi dalam 3 segmen, yaitu Pertama, berorientasi pada
manajemen. Manajemen Jepang umumnya percaya bahwa seorang manajer harus
menggunakan 50% waktunya untuk penyempurnaan. Mulai dengan mengidentifikasi
"pemborosan" maupun "kinerja karyawan." Kedua, berorientasi pada kelompok "gugus
kendali mutu" dan "aktivitas kelompok kecil" untuk mengidentifikasi penyebab masalah,
menganalisis, melaksanakan, mencoba tindakan baru, dan menetapkan standar/ prosedur
baru. Ketiga, berorientasi pada individu, tercermin dalam bentuk keterampilan karyawan
dalam menyampaikan pemikiran dan saran, sebagai upaya pengembangan diri karyawan.
Kunci utama: setiap karyawan dari berbagai tingkatan agar terus menerus
menyempurnakan keahlian dan mengembangkan bakat yang dimiliki, yang dapat
meningkatkan kepuasan kerja.

Kepuasan yang sebenarnya terletak pada proses perbaikan itu sendiri melalui usaha-
usaha yang kreatif. Kompetensi saja tidak cukup. Yang diperlukan adalah "kemampuan
bekerja dalam Tim" secara efektif dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan, dan
pengetahuan yang dimiliki guna memperbaiki kelemahan dalam perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A.B, 2007.The Jakarta Consulting Group : Susanto


Sunarso, HS,2008 .PRIMADAYA training & consultancy.
Elqorni, Ahmad. 2008. KAIZEN : “Just in Time Manajemen Jepang”.
http://elqorni.wordpress.com/2008/04/08/kaizen-%E2%80%9Cjust-in-time-manajemen-
jepang%E2%80%9D/
Jamrianti, Rinrin.2007.Belajar dari semangat kaizen:perbaikan berkesinambungan.
http://rinrinjamrianti.multiply.com/journal/item/52
Gemba Kaizen. 2007
http://cityofenjie.multiply.com/journal/item/129
Forum Diskusi.2008.Kaizen : Usaha tiada henti agar lebih baik
http://indokaizen.wordpress.com/2008/01/20/kaizen-usaha-tiada-henti-agar-lebih-baik/
Gondosari, Aleysius H.2009.Kaizen Dapat Membuat Anda Menjadi Luar Biasa
http://www.andaluarbiasa.com/kaizen-dapat-membuat-anda-menjadi-luar-biasa
Palimirma.2010.Kaizen sama dengan continuous improvement
http://www.vibiznews.com/journal.php?id=71&sub=journal&page=quality
Gondosari, Aleysius H. 2009.Refleksi Manajemen : Kaizen dan Inovasi, Sinergi yang Luar
Biasa
http://www.aleysiushgondosari.com/refleksi-manajemen-kaizen-dan-inovasi-sinergi-yang-
luar-biasa

http://en.wikipedia.org/wiki/Kaizen
http://trainer-tcc.blogspot.com/2007/11/kaizen.html
http://www.andriewongso.com/awartikel-2960-AW_Corner-
Kaizen,_Prinsip_Kerja_ala_Jepang

20

You might also like