Professional Documents
Culture Documents
Created by :
1. Dian Wahyu H.
2. Ekky Wahyu P.
3. Naela Mafaza
4. Tara Damayanti
5. Ulil Albab
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Sistem rangka melakukan banyak fungsi penting diantaranya
menyusun bentuk tubuh, perlindungan, gerakan tubuh,
membentuk sel-sel darah, dan tempat penyimpanan mineral.
Rangka tubuh manusia
Tulang tulang dalam tubuh manusia membentuk rangka
yang terletak dibagian dalam sehingga disebut
endoskeleton (rangka dalam).
1.Fungsi Rangka :
a. Menyokong atau menopang tubuh
b. Sebagai alat gerak
c. Melindungi organ dalam tubuh
d. Memberi bentuk tubuh
e. Tempat melekatnya otot rangka
f. Tempat pembentukan sel darah merah
PEMBAGIAN RANGKA TUBUH MANUSIA
Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu:
A. Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh
dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di
kepala, leher dan badan
Skeleton aksial terdiri dari:
• Tulang Tengkorak
• Tulang dada
• Tulang rusuk
• ruas-ruas tulang belakang
Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang
menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian
wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari
otak.
Jenis-jenis tulang tengkorak adalah:
•
Ada lima jenis sel tulang dalam jaringan tulang, yaitu:
Sel Osteogenik: yang memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti fraktura (patah tulang). Sel
ini memberikan perlindingan pada tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai pengganti sel-sel
yang rusak
• Sel osteoblast: merupakan sel-sel pembentuk sel tulang. Cel ini melakukan kegiatan sintesis dan
sekresi mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah yang memiliki
kecepatan metabolisme yang tinggi
• Sel osteosit: merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-sel tulang ini
membentuk jaringan tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang, menghasilkan
enzim dan mengendalikan kandungan mineral dalam tulang, juga mengontrol pelepasan kalsium
dari tulang ke darah.
• Sel osteoklas: merupakan sel tulang yang besar, berfungsi untuk menghancurkan jaringan tulang.
Sel osteoklas berperan penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan pengaturan
kembali bentuk tulang
• sel pelapis tulang: dibentuk oleh osteoblas disepanjang permukaan tulang orang dewasa. sel tulang
ini mengatur pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam tulang.
OSIFIKASI
Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan (kartilago). Ada dua jenis
osifikasi yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik
melalui proses osifikasi intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya.
osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal bakal dari tulang.
pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm,
medoderm, dan endoderm. mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian
berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel
mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
Osifikasi endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi tulang keras selama proses
pertumbuhan. proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang
manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari
tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel
tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
Sebagian besar tulang juga dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi
endokondral. pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah.
sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin. kondroblas berubah
menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan menghasilkan mineral untuk membentuk matriks
tulang.
• Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas
komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri
atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan
fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan
matriks.
komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan
kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan individu,
osteoblas terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast terus
mengabsorb mineral. pasien rawat inap dan astronot, tulangnya
serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih
cepat dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast.
Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen
mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya.
Macam-macam hubungan antar tulang
(artikulasi)
Di dalam tubuh kita tulang dapat berhubungan secara erat
maupun tidak erat. Hubungan antara tulang yang satu
dengan tulang yang lainnya disebut artikulasi. Agar
artikulasi tersebut dapat bergerak diperlukan struktur
khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari
kartilago yang berada di daerah sendi.
Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis
hubungan antartulang, yaitu:
1.Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan.
2.Amfiartrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit.
3.Diartrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas.
• 1.Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang tidak memiliki
celah sendi. Hubungan antartulang ini dihubungkan dengan
erat oleh jaringan ikat yang kemudian menulang sehingga
sama sekali tidak bisa digerakkan.
Ada dua tipe sinartrosis, yaitu:
• a.Suture
Suture adalah hubungan antartulang yang dihubungkan
dengan jaringan ikat serabut ikat padat. Contohnya pada
tulang tengkorak.
• b.Sinkondrosis
Sinkondrodis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan
oleh kartilago hialin. Contohnya hubungan antara epifisis dan
diafisis pada tulang dewasa.
• 2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago
sehingga memungkinkan untuk sedikit digerakkan.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu:
• a.Simfisis
Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang
pipih. Contohnya pada sendi antartulang belakang dan pada
tulang kemaluan.
• b.Sindesmosis
Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut
dan ligamen. Contohnya sendi antartulang betis dan tulang
kering.
Artikulasi sindesmosis
• 3.Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang kedua ujungnya
tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat
digerakkan. Hubungan antartulang diartrosis ini sering juga
disebut sendi.
Contoh hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah
sebagai berikut:
a.Sendi engsel
Pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan
berporos satu. Gerakannya hanya satu arah seperti gerak
engsel pintu. Misalnya gerak sendi pada siku, lutut, mata kaki,
dan ruas antarjari.
b.Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi
seperti pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih
bebas seperti orang naik kuda. Misalnya sendi antara tulang
telapak tangan dengan pergelangan tangan
c.Sendi putar
Pada sendi ini, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung
tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan
rotasi dengan satu poros. Misalnya sendi antara tulang hasta
dan pengumpil, dan sendi antara tulang atlas dengan tulang
tengkorak.
• d.Sendi luncur/Geser
Pada sendi luncur, kedua ujung tulang agak rata sehingga
menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos.
Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan, antar tulang
pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
• e.Sendi peluru
Pada sendi ini, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan
bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan bebas ke segala
arah dan berporos tiga. Misalnya sendi antara tulang gelang
bahu dan lengan atas, dan antara tulang gelang panggul dan
paha.
Salah satu contoh sendi peluru pada gelang panggul dan tulang
paha
• f.Sendi kondiloid/ ellipsoid
Sendi kondiloid memungkinkan gerakan berporos dua dengan
gerakan ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ujung
tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu
lekuk berbentuk elips. Misalnya sendi antara tulang
pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
Kelainan dan gangguan pada tulang
• Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses
gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan pada tulang
dapat terjadi karena:
• A.Kekurangan vitamin D
Vitamin D atau kalsiferol adalah vitamin yang diperlukan untuk
kalsifikasi (penulangan) pada tulang. Pada mamalia, vitamin D
dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin D dengan bantuan
ultraviolet. Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat
menyebabkan rakhitis, biasanya dapat terlihat pada
pertumbuhannya yang terganggu dari kaki berbentuk O atau X.
sedangkan pada orang dewasa, kekurangan kapur akan
menyebabkan penyakit osteomalasia.
• B.Penyakit
1). Rheumatik
Rheumatik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari
alat gerak salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu
jenis dari rheumatik yang berkenaan dengan sendi.
2). Osteoporosis
Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang
(pengurangan jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada
penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang.
Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah
menopause.
Berikut ini adalah gambar struktur tulang yang normal dan yang terkena
osteoporosis.
3). Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang
(termasuk periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit
ini disebabkan oleh mikroorganisme (terutama Staphylococcus) yang mencapai
tulang melalui patah tulang terbuka, melalui darah atau melalui gigi caries ke
dalam sinus. Bakteri dan jamur juga sering menimbulkan osteomyelitis.
Jadi, jika anda terluka segeralah tutup luka tersebut dengan penutup luka yang
steril dan segera obati ke dokter.
• C.Kecelakaan
Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang
dapat berupa:
1). Memar
Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen).
Namun bila sobeknya selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung
tulang dari sendi disebut dislokasi (lepas sendi).
2). Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang
tertutup, patah tulang terbuka dan fisura.
a). Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak merobek
kulit.
b). Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit
c). Fisura, bila tulang hanya retak
gambar fraktura
Wrong attitude
Sitting the wrong habits or habit to carry the burden alone on
one side of the body can cause bone abnormalities such as the
following:
1) Lordosis
Is if the neck and pelvic bones are too crooked to the fore.
2) Kifosis
Is that if your spine and upside-down too bent backwards. This
disorder can occur because of the habit of writing that is too bent to
be done for many - years.
3) Scoliosis
Scoliosis is when sections of the spine bent sideways. This disorder
can occur when a person is often a burden
one side of the spine, and this habit is carried over the years.
Disturbance joints
Kinds of disorders in joints such as :
1) Dislocation
Dislocations caused by shifting of the joints
from the original position because the
network hang (ligament) tear.
2) Ankilosis
Ankilosis joints is a condition that can not be
moved because if - if united.
3) Sprains
Sprained ligament is interested in a position
that does not fit, but the joints do not
shift. Sprains can occur due to sudden
movement or movement that is rare and
difficult.
4) Arthritis
Yang_terjadi Artrisis is inflammation in the
joints. Artrisis can be divided into four as
follows:
a. Gout Arthritis
Gout occurs because of the accumulation
uric acid in the small joints, especially fingers
- your fingers. As a result vertebra radius
larger.
b. Osteoarthritis
Osteoarthritis is the depletion of
degenerated cartilage so. As a result,
Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . oto
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan
relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan cara
melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot
berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot
tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam
(otot viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk
kumparan halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang
letaknya di tengah. Kontraksi otot polos
tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf
otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh,
misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot
lurik hanya saja serabut – serabutnya bercabang - cabang dan
saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut
juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Fungsi Otot
a.Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep
dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak
telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus.
Mekanisme Gerak Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding
filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel
otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima
oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan
energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi
memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan
zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan
kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi
miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah
terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin
ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi
otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan
interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin
ATPase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan
ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas.
Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
Kelainan pada Otot
Kelainan pada otot dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Atrofi
Atrofi merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan
berkontraksi.
b. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena terus menerus melakukan aktivitas, dan bila ini
berlanjut dapat terjadi kram.
c. Tetanus
Tetanus adalah otot vang terus menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat
serangan bakteri Clostridium tetani.
d. Miestenia Gravis
Miestenia Gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya
belum diketahui dengan pasti.
e. Kaku Leher (Stiff)
Stiff adalah peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff terjadi
akibat kesalahan gerak.