You are on page 1of 27

KEGIATAN BELAJAR 1

MERENCANAKAN SEBUAH CATU DAYA

Lembar Informasi
Dalam sebuah perangkat elektronika catu daya mempunyai
peranan sebagai pemberi tenaga sehingga perangkat dapat bekerja.
Kebanyakan suatu rangkaian elektronika diberi catu daya DC. Pada
umumnya penyediaan catu daya bagi rangkaian tersebut dilakukan
dengan pengubahan dari sumber berbentuk AC ke DC.
Tegangan AC dari jala-jala diturunkan melalui sebuah
transformator, kemudian disearahkan oleh dioda penyearah. Guna
memberikan bentuk DC yang memenuhi persyaratan, maka output
tegangan searah perlu ditapis dan distabilkan atau diregulasi. Dalam
bentuk blok proses itu adalah sebagai berikut:

Trafo step Dioda Tapis: C, Penyetabil:


down penyearah CRC atau Dioda zener,
Inp. AC CLC IC Out DC
stabil

Gambar 1. Blok Diagram Urutan Perencanaan Catu Daya

Beberapa jenis penyearah:


1. Penyearah gelombang setengah: satu siklus gelombang disearahkan.
2. Penyearah gelombang penuh: kedua siklus gelombang disearahkan.
Penyearah gelombang penuh mempunyai dua bentuk yaitu menggunakan
dua buah dioda dan empat dioda dalam susunan jembatan.
Output tegangan penyearah gelombang setengah adalah:
Vout= Vpuncak - Vf Vf=tegangan forward dioda
Vav = (0,637/2 ).Vout
Untuk penyearah gelombang penuh, output tegangannya adalah:
Vout= Vpuncak - Vf Vf=tegangan forward dioda
Vav = (0,637).Vout

1
Khusus untuk penyearah gelombang penuh bentuk jembatan, tegangan
DC output ditunjukkan dengan rumus:
Vout= Vpuncak - 2Vf
Pada rumus penyearah gelombang penuh bentuk jembatan ini ada
pengurangan 2Vf, karena ada dua buah dioda yang terhubung secara
seri.

(a)

(b)

(c)

Gambar 2. Rangkaian penyearah: a) setengah gelombang,


b) gelombang penuh,c) penyearah jembatan

Pemilihan Tapis dan Penggunaan Regulator


Pemilihan tapis dilakukan dengan melihat jenis rangkaian yang
akan dicatu. Kapasitor yang digunakan mulai dari 100 μF sampai 2200 μF
dengan resistor 100 Ohm atau induktor seperti balast. Penggunaan
regulator juga memperhatikan kebutuhan arus dan tegangan output,

2
sebab ini berhubungan dengan pemilihan dioda zener yang dipakai. Di
samping itu juga diperlukan transistor sebagai komponen penguat arus.
Bila digunakan IC, maka pemilihan IC disesuaikan dengan kebutuhan
tegangan outputnya. Contoh IC 7805, 7809,7812, dan seterusnya, yang
masing-masing untuk tegangan output DC 5 volt, 9 volt dan 12 volt.

(a)

(b)
Gambar 3. Regulator: a) menggunakan transistor penguat arus,
b) menggunakan IC

3
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Oscilloscope (CRO) .............................................. 1 unit
2. Multimeter .............................................................. 1 buah
3. Solder .................................................................... 1 buah
4. Pisau atau cutter ................................................... 1 buah
5. Transformator CT 6-0-6 volt ................................. 1 buah
6. Dioda silikon 1 Amp .............................................. 2 buah
7. Resistor 100 Ohm ................................................. 1 buah
8. IC 7805 ................................................................. 1 buah
9. Kapasitor 470 μF .................................................. 1 buah
10. Kabel penghubung dan Tenol secukupnya .......... secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar!
2. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang besar!
3. Hati-hatilah dalam menggunakan solder listrik, jangan mengenai
badan dan benda di sekitarnya dan hindarilah pemanasan solder
yang berlebihan!
4. Hindarilah CRO menunjukkan spot (titik) pada layar!

Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan!
2. Rakitlah sebuah catu daya gelombang penuh dengan filter C dan
regulator IC 7805 seperti Gambar 4 di bawah ini!
3. Bersihkan kaki-kaki komponen dengan pisau atau cutter!
4. Solderlah sesuai dengan gambar rangkaian!

4
Gambar 4. Rangkaian Catu Daya

5. Hidupkan CRO dan kalibrasilah sesuai dengan prosedur yang telah


diajarkan!
6. Lakukanlah pengukuran pada catu daya tersebut tanpa filter dan
regulator, Ukurlah tegangan pada primer transformator, sekunder
transformator, katoda dari dioda dengan menggunakan multimeter
dan amatilah bentuk gelombangnya. Catatlah hasil pengukuran
tanpa filter pada Tabel 1!
7. Lakukanlah pengukuran catu daya dengan filter dan regulator,
Ukurlah besarnya tegangan output pada filter C dan output IC
regulator dengan multimeter dan amatilah bentuk gelombangnya
CRO. Catatlah hasilnya pada Tabel 2!
8. Kembalikan semua alat pada tempat semula!

Tabel 1. Pengukuran Tanpa Filter


Tegangan Primer Tegangan Sekender Tegangan
Trafo Trafo Anoda
Teg. (V) Bentuk gel Teg. (V) Bentuk gel Teg. (V) Bentuk gel

5
Tabel 1. Pengukuran dengan Filter dan Regulator
Tegangan pada Tegangan pada
Filter C IC
Teg. (V) Bentuk gel Teg (V) Bentuk gel

9. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan secara teori!


10. Buatlah kesimpulan dari percobaan anda!

Lembar Latihan
1. Apakah perbedaan antara rangkaian penyearah gelombang penuh
dan sistem jembatan ?
2. Dilihat dari rumus, bagaimanakah tegangan out hasil penyearahan
antara rangkaian penyearah gelombang penuh dan sistem
jembatan ?
3. Mengapa pada penyearah gelombang penuh dan sistem jembatan
tegangan output dikurangi 2Vf ?

6
KEGIATAN BELAJAR 2

MERANCANG PENGUAT DENGAN PENCOCOKAN


IMPEDANSI MASUKAN DAN IMPEDANSI KELUARAN

Lembar Informasi
Penguat dapat diklasifikasikan menurut rentang frekuensi, metoda
pemasangan rangkaian yang dipakai, titik bias tempat alat beroperasi,
tegangan, arus dan daya. Rangkaian yang menguatkan rentang frekuensi
yang luas disebut penguat gelombang lebar (penguat yang tidak teratur),
sedangkan penguat untuk menguatkan gelombang frekuensi yang sempit
disebut penguat gelombang sempit.
Peralatan aktif seperti, rangkaian penguat, dibiaskan ke dalam
kondisi operasi yang berkaitan dengan fungsi penguatan yang
dilaksanakan oleh rangkaian. Beberapa jenis penguat dikelompokkan
menjadi kelas-kelas, yaitu:
a. Penguat kelas A: arus mengalir dalam beban selama seluruh periode
siklus sinyal input.
b. Penguat kelas AB: arus mengalir dalam beban selama lebih dari
setengah siklus, tetapi kurang dari siklus sinyal input yang penuh.
c. Penguat kelas B: arus mengalir dalam beban selama setengah siklus
sinyal input.
d. Penguat kelas C: arus mengalir dalam beban selama kurang dari
setengah siklus sinyal input.
Penguat tegangan yang teratur dan tidak teratur serta penguat AF
(frekuensi audio) ber-daya rendah biasanya bekerja pada kelas A,
sedangkan penguat daya AF bekerja dalam kelas AB. Penguat RF
(frekuensi radio) dan oscilator biasanya bekerja pada kelas C.
Penguat tegangan menaikkan ukuran tegangan sinyal input tetapi
pada umumnya tidak mampu memberikan daya output dalam jumlah yang
besar. Penguat tegangan dan arus biasanya dikelompokkan. Perbedaan
utamanya terletak nilai relatif dari impedansi masukan (intput). Penguat

7
daya dirancang untuk memberikan daya sinyal yang memadai guna
menjalankan peralatan output.

Pencocokan Impedansi

Impedansi input dan impedansi output bekerja sebagai rangkaian


yang:
a. Mencocokan sumber yang berfrekuensi tinggi dan bertegangan tingkat
rendah ke penguat mula.
b. Mencocokan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau
relay, ke sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam
beban.
Sebagai contoh aplikasi yang biasa ialah memberikan output kecil
dari sebuah transistor ke penguat. Perhatikan gambar

Zs
Vin
Zin
Es

Gambar 5. Impedansi Input dan Sumber

Anggaplah bahwa emf yang diproduksi oleh tranduser Es= 1 volt,


dan impedansi tranduser Zs= 1 MΩ. Bila digunakan penguat tegangan
emitor biasa yang standar, impedansi input Zin akan menjadi sekitar 1 KΩ,
dan tegangan Vin pada input penguat sesuai dengan:
EsxZin 1x1000
Vin= = ≈ 1 mVolt
Zs+Zin 1x1001000

Bila kini digunakan penguat yang mempunyai impedansi input,


misalnya 100 KΩ, maka tegangan input Vin menjadi:

8
EsxZin 1x100000
Vin= = ≈ 100 mVolt
Zs+Zin 1x1100000

Hal ini berarti mengalami peningkatan yang cukup besar.


Kesimpulannya, penguat mula dipakai untuk menguatkan sinyal bertingkat
rendah dari suatu sumber berimpedansi tinggi, penguat mula
membutuhkan impedansi input tingkat tinggi agar tidak membebani atau
melemahkan sinyal dari sumber tadi.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Audio Frequency Generator (AFG) ...................... 1 unit
2. Oscilloscope (CRO) .............................................. 1 unit
3. Multimeter ............................................................. 1 buah
4. Papan penghubung ............................................... 1 buah
5. Resistor 1 MΩ, 1 KΩ, 100 KΩ ............................... 1 buah
6. Kabel penghubung ................................................ secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang besar!
2. Hati-hatilah dalam menggunakan solder listrik, jangan mengenai
badan dan benda di sekitarnya dan hindarilah pemanasan solder
yang berlebihan!
3. Hindarilah CRO menunjukkan spot (titik) pada layar!

Langkah Kerja
1. Ukurlah semua resistor dengan multimeter sebagai fungsi
ohmmeter, catatlah nilai sesungguhnya (real)!
2. Hidupkan CRO dan kalibrasilah sesuai dengan prosedur yang telah
diajarkan!

9
3. Aturlah AFG pada frekuensi 1 KHz dengan tegangan 10 volt
puncak ke puncak!
4. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 6 di bawah ini!

Gambar 6. Pengukuran Tegangan Beban

5. Hidupkan AFG, dan ukurlah tegangan input dan beban dengan


menempatkan probe X pada output AFG dan probe Y pada beban
(R=1Kohm). Catatlah hasilnya pada Tabel 2 di bawah ini!
6. Ulangilah langkah no. 5 dengan mengganti R=1 KΩ dengan R=100
KΩ!
7. Kembalikan semua alat ke tempat semula!

Tabel 2. Pengukuran Tegangan Beban dengan Perubahan Nilai Beban


Teg. Pengukuran tegangan Perhitungan tegangan
AFG pada beban pada beban
(Vpp) (Vpp) (Vpp)
R=1 KΩ R=100 KΩ R=1 KΩ R=100 KΩ
10
5
2

10
Lembar Latihan
1. Apakah pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan ukuran
tahanan input terhadap tegangan input (Vin) ?
2. Bagaimanakah pengaruh perubahan tahanan input yang semakin
besar terhadap tegangan input (Vin)?
3. Berapa nilai maksimum tahanan input (Zin) agar daya terbesar
diserap ?
4. Disebut apa bila tahanan input sama dengan impedansi sumber ?

11
KEGIATAN BELAJAR 3

MERANCANG PENGUAT PENGIKUT EMITOR


DAN EMITOR BERSAMA

Lembar Informasi
Penguat pengikut emitor merupakan penguat transistor yang
bebannya dihubungkan pada sirkit emitor. Metode hubungannya
menghasilkan impedansi input yang tinggi, biasanya 100 KΩ, dan sering
digunakan sebagai penguat penyangga (buffer). Kelebihannya mampu
menggerakkan muatan yang berimpedansi rendah, seperti relay atau
loudspeaker. Perhatikan gambar tiga konfigurasi (susunan) dasar penguat
transistor di bawah ini.

(a) (b)

(C)

Gambar 7. Tiga Susunan Penguat Dasar: a) Basis Bersama,


b) Emitor Bersama, c) Kolektor Bersama

12
Tabel 3. Perbandingan Karakteristik Tiga Penguat Dasar
Jenis penguat
Karakteristik
Basis Bersama Emitor Bersama Kolektor Bersama
Arus yang dapat HFB≈0,99 HFE≈200 HFE≈200
dicapai,
Tegangan yang 50 50 1
dapat dicapai
Impedansi input 50 Ohm 1 Kohm 100 Kohm
Impedansi output 250 Kohm 50 Kohm 1 Kohm
Daya yang dapat 50 ≈2500 ≈50
dicapai

Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Audio Frequency Generator (AFG) ...................... 1 unit
2. Oscilloscope (CRO) .............................................. 1 unit
3. Multimeter ............................................................. 1 buah
4. Papan penghubung ............................................... 1 buah
5. Transistor 2N3053 ................................................ 1 buah
6. Resistor 1 MΩ, 100 KΩ ......................................... 1 buah
7. Resistor 1 KΩ ........................................................ 2 buah
8. Resistor trimer 1 MΩ ............................................. 1 buah
9. Kabel penghubung ................................................ secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper
meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang besar!
2. Hati-hatilah dalam menggunakan solder listrik, jangan mengenai
badan dan benda di sekitarnya dan hindarilah pemanasan solder
yang berlebihan!
3. Hindarilah CRO menunjukkan spot (titik) pada layar!

13
Langkah Kerja
1. Ukurlah semua resistor dengan multimeter sebagai fungsi
ohmmeter, dan catatlah nilainya!
2. Hidupkan CRO kalibrasilah sesuai dengan prosedur yang telah
diajarkan!
3. Aturlah AFG pada frekensi 1 KHz dengan tegangan 4 volt puncak
ke puncak!
4. Susunlah rangkaian penguat emitor bersama seperti pada Gambar
8(a) di bawah ini!

(a)

(b)

Gambar 8. Rangkaian Pengukuran (a) Penguat Emitor Bersama


(b) Penguat Pengikut Emitor

14
5. Aturlah resistor trimer, sehingga didapatkan gelombang output yang
tidak terdistorsi!
6. Hidupkan AFG, dan ukurlah tegangan input dan beban dengan
menempatkan probe X pada AB dan probe Y pada CB. Catat
hasilnya pada Tabel!
7. Putuskan hubungan dengan kaki basis, perhatikan dan catatlah
hasil pengukuran tegangan dengan CRO!
8. Ulangilah langkah no.5 dan 6 dengan mengganti rangkaian dengan
penguat pengikut emitor seperti Gambar 8(b) di atas!
9. Kembalikan semua alat dan bahan pada tempat semula!
10. Analisislah hasil pengukuran sebagaimana yang telah disampaikan
dalam teori!
11. Simpulkan hasil analisis dan hasil pengukuran!

Tabel 4. Hasil Pengukuran pada Penguat Emitor Bersama dan Pengikut


Emitor
Emitor bersama Pengikut emitor
Teg. Tegangan Teg. Tegangan
Tegangan
AB CB AB CB
AFG
(Vpp) Kaki Kaki Kaki Kaki
Basis Basis Basis Basis
Sambung Putus Sambung Putus

Lembar Latihan
1. Apakah perbedaan yang ada di antara kedua rangkaian penguat itu ?
2. Ada berapa jenis konfigurasi dasar penguat transistor ? Sebutkan !
3. Manakah di antara tiga konfigurasi penguat dasar transistor yang
mempunyai pengutan mendekati satu ?

15
KEGIATAN BELAJAR 4

MERENCANAKAN SEBUAH PAPAN


RANGKAIAN TERCETAK SECARA MANUAL

Lembar Informasi
Papan Berlapis Tembaga
Papan berlapis tembaga disebut juga Cupper Clade Board.
Pembuatan papan berlapis tembaga dilakukan dengan cara laminasi yaitu
melekatkan lembaran tipis tembaga dengan ketebalan 0,0014 sampai
dengan 0,0042 inci diatas substrata / alas. Substrata dibuat dari bahan
Phenolik atau bahan serat gelas (fiber glass). Papan rangkaian yang
terbuat dari bahan Phenolik tidak boleh digunakan pada frekuensi di atas
10 MHZ. Bila dipaksakan akan mengakibatkan kerugian signal. Papan
Phenolik biasanya berwarna coklat. Papan rangkaian yang terbuat dari
bahan serat gelas mampu menangani frekuensi sampai dengan 40 MHZ.
Papan ini mempunyai warna kehijauan dan semi transparan.

Langkah-langkah pembuatan PRT


Langkah-langkah pembuatan papan rangkaian dijelaskan berikut
ini:
a. Pembuatan PRT diawali dengan merancang tata letak dan jalur
rangkaian berdasarkan diagram skema. Untuk mempermudah dalam
merancang tata letak digunakan kertas grid.
b. Tata letak yang dihasilkan kemudian digunakan untuk merancang jalur
rangkaian dengan menggunakan kertas trasparan. Caranya yaitu
dengan meletakan kertas trasparan (tembus cahaya) di atas gambar
tata letak dan kemudian digambar jalur rangkaian. Sebagai kertas
transparan dapat digunakan kertas kalkir atau plastik transparasi untuk
OHP. Gambar jalur rangkaian pada kertas transparan ini dapat disebut
sebagai film. Disebut film positip jika gambar jalur rangkaian dibuat

16
hitam. Disebut film negatif jika yang dihitamkan adalah dasarnya,
sedang yang bening sebagai jalur rangkaiannya.
c. Gambar jalur rangkaian pada kertas transparan (film) kemudian disalin
ke atas papan lapis tembaga kosong. Penyalinan ini dapat dipilih salah
satu diantara tiga metode, yaitu metode gambar langsung, metode
fotografik atau metode sablon.

Pada metode gambar langsung, jalur rangkaian digambar langsung


di atas bahan papan lapis tembaga kosong dengan menggunakan spidol
permanen atau bahan tempel yang tahan (resist) terhadap cairan pelarut
(rugos).

Diagram Skema

Tata letak dan jalur


rangkaian pada kertas
Transparan (Film)

Penggambaran jalur Penggambaran jalur Penggambaran jalur


rangkaian pada papan rangkaian pada papan rangkaian pada papan
metode langsung metode fotografik metode sablon

Gambar 9. Blok diagram proses pembuatan PRT ( Sumber: Modul


kompetensi C)

Berikut sepuluh langkah-langkah memproduksi papan rangkaian


sistem etsa tercetak:
1. Persiapkan bahan dasar.
2. Pemberian lapisan cahaya.
3. Pengeringan.
4. Pembuatan gambar asli positip.
5. Penyinaran.
6. Pencucian.
7. Etsa (etching).
8. Pembersihan.

17
9. Ketahanan.
10. Pembuatan lapisan lindung.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Penggaris .............................................................. 1 buah
2. Pensil .................................................................... 1 buah
3. Spidol permanen ................................................... 1 buah
4. Cutter .................................................................... 1 buah
5. Kertas milimeter blok ............................................ 1 lembar
6. Rugos rangkaian elektronika ................................ secukupnya
7. Plastik transparan ................................................. 1 lembar

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar!
2. Dalam membuat jalur PCB, hati-hati jangan sampai ada jalur yang
hubung singkat!

Langkah Kerja
1. Siapkan rangkaian penguat yang akan dibuat (lihat Gambar 8(a)
pada Kegiatan Belajar 3 di atas)!
2. Ambillah kertas milimeter blok, aturlah tata letak komponen pada
kertas tersebut untuk penyesuaian dengan ruang PRT-nya!
3. Sambungkan antar komponen pada tata letak dengan pensil sesuai
jalur rangkaian!
4. Ceklah sekali lagi apakah penyambungan sudah betul!

18
(a) (b)
Gambar 9. a) Penitikan PRT, b) Persiapan larutan

6. Tempelkan kertas milimetr blok pada PRT!


7. Pindahkan titik-komponen pada kertas milimeter blok ke PRT!
8. Angkatlah kertas milimeter blok dari PRT!
9. Tariklah jalur pada PRT dengan spidol permanen atau
menggunakan rugos khusus untuk rangkaian elektronika sesuai
dengan desain pada kertas millimeter blok!. Sampai langkah ini
PRT siap untuk dilarutkan.
10. Setelah dilarutkan lakukanlah pembersihan bekas spidol permanen
atau rugos!
11. Kembalikan semua alat pada tempat semula!

Lembar Latihan
1. Apa istilah yang populer untuk menyebut papan rangkaian tercetak
dalam bahasa Inggris ? Dilapisi apa bahan tersebut ?
2. Bahan-bahan apa yang dipersiapkan bila akan membuat PRT
secara manual ?
3. Jelaskan bagaimana mewujudkan suatu rangkaian pada PRT
menggunakan rugos ?

19
KEGIATAN BELAJAR 2

MERENCANAKAN SEBUAH PAPAN RANGKAIAN


TERCETAK MENGGUNAKAN PAKET
PROGRAM KOMPUTER

Lembar Informasi
Kalangan profesional atau penggemar elektronika pasti pernah
mengalami kesulitan dalam menggambar rangkaian elektronika atau
merancang layout PRT yang baik. Ketidasamaan gambar rangkaian
dengan layout PRT merupakan masalah utama dalam perancangan PRT
suatu rangkaian elektronika. Adanya kaki-kaki komponen yang tidak
nampak dalam gambar rangkaian tetapi harus ada dalam layout PRT
adalah salah satu contoh permasalahan kecil tetapi cukup membuat
seseorang perancang malas untuk menggambar rangkaian. Belum lagi
adanya berbagai macam bentuk ukuran dan kemasan untuk satu jenis
komponen.

Paket program Protel Design


Protel design adalah suatu paket software yang berisi program
untuk menggambar rangkaian yang disebut Advance Schematic, program
untuk membuat pustaka komponen yang dinamakan Advance Schematic
Library, serta program untuk merancang layout PRT yang disebut
Advance PCB.
Paket program ini dibuat oleh Protel Technology Inc, semula
bekerja di lingkungan sistem operasi DOS, yang versi terakhirnya adalah
versi 3. Dengan semakin populernya sistem operasi Windows, paket
program ini mulai beralih dari DOS ke windows dengan disertai berbagai
kemampuan tambahan yang tidak dimiliki pada versi DOS. Kemampuan
32 bit yang mulai diterapkan sejak Protel Design for Windows versi 1.5
semakin membuat paket program ini lebih baik, terutama pada

20
kemampuan untuk membuat jalur rangkaian PRT secara otomatis yang
dinamakan Advance Route.
Bagian-bagian Protel Design for Windows:
1. Advance Schematic, Program ini berfungsi untuk menggambar skema
rangkaian elektronika. Menggambar skema rangkaian merupakan
langkah pertama dalam merancang PRT
2. Advance Schematic Library, program ini berfungsi untuk menambah
simbol-simbol komponen baru atau mengubah dan memperbaiki
simbol-simbol komponen yang telah ada sehingga dapat memenuhi
keinginan perancang
3. Advance PCB, program ini berfungsi untuk merancang tata letak jalur-
jalur konduktor di atas PRT.
Memulai bekerja dengan PCB editor untuk membuat file baru
dapat dipilih menu File/New, sedangkan untuk membuka file yang telah
tersimpan digunakan File/Open. Bekerja dengan Protel harus dipahami
tentang layer atau lapisan karena layer merupakan lembar kerja dalam
perancangan PCB. Ada delapan macam layer yang masing-masing
mempunyai fungsi khusus. Di antara delapan layer yang sering dipakai
adalah: copper trace layer, silk screen overlay, solder mask layer, keep
out layer dan mechanical layer.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam merancang jalur
PCB dengan program Protel adalah:
a. Merancang PCB dengan file netlist schematic.
b. Mengecek komponen dan jalur rangkaian.
c. Memperbaiki kesalahan dengan bantuan file report.
d. Mengatur tata letak komponen.
e. Satuan ukuran yang digunakan.
f. Mengatur tata letak komponen dengan auto place.
g. Mengatur tata letak komponen.

21
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Komputer dengan software Protel ......................... 1 unit
2. Printer .................................................................... 1 unit
3. Plastik transparan khusus untuk komputer............ 1 lembar

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar!
2. Simpanlah file secara periodik untuk menghindari sewaktu listrik
mati!

Langkah kerja
1. Siapkan rangkaian penguat yang akan dibuat!
2. Hidupkan komputer!
3. Bukalah software program Protel For Windows untuk merancang
PRT!
4. Sambungkan antar komponen pada tata letak dengan mengikuti
perintah-perintah file dan edit hingga semua jalur tersambung!
5. Ceklah sekali lagi apakah penyambungan sudah betul!
6. Cetaklah gambar jalur PRT dengan plastik tranparansi bertanda
khusus untuk printer!
7. Lakukan proses berikutnya dengan metoda penyinaran atau etsa!
Sampai disini PRT siap dilarutkan!

Lembar Latihan
1. Mengapa dalam pencetakan digunakan plastik transparan bertanda
khusus?
2. Bagian manakah dari proses pembuatan jalur PRT menggunakan
program Protel yang paling sulit!
3. Apa yang anda ketahui tentang Program Protel Design ?

22
LEMBAR EVALUASI

Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip kerja penyearah gelombang penuh sistem
jembatan! Bagaimana aliran arus terjadi ?
2. Bagaimana mencocokkan antara impedansi input dengan sumber
sinyal ?
3. Apa perbedaan pokok antara penguat emitor bersama dengan
pengikut emitor ? Apa kata lain dari pengikut emitor ?
4. Buatlah layout untuk diwujudkan dalam PRT sebuah skema
rangkaian penguat pengikut emitor seperti Gambar 10 di bawah ini.
Kemudian berilah tanda pada titik-titik yang mungkin dapat dipakai
sebagai titik pengamatan (tes point)!

Gambar 10. Rangkaian Penguat Pengikut Emitor


Kriteria Kelulusan

Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no. 1 s/d 3) 3
Kebenaran langkah kerja 2
Syarat lulus
Kebenaran hasil kerja 2 nilai minimal
70
Kerapian hasil kerja 2
Ketepatan waktu 1
Nilai Akhir
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

23
Kegiatan Belajar 1
1. Penyearah gelombang penuh ada dua macam yaitu penyearah
yang menggunakan dua buah dioda dan penyearah yang
menggunakan empat buah dioda. Penyarah yang menggunakan
empat buah dioda disebut penyearah jembatan. Dengan demikian
perbedaan antara dua bentuk penyearah adalah jumlah dioda yang
digunakan, termasuk pula transformator penurun tegangannya.
Untuk dua dioda menggunakan transformator CT sedangkan empat
dioda menggunakan transformator biasa.
2. Hasil tegangan penyearahan hampir sama, hanya bedanya terletak
pada pengurangan nilai tegangan diodanya yakni Vf dan 2Vf.
3. Tegangan output penyearahan dikurangi 2 VF karena pada sistem
jembatan ada dua buah dioda yang terhubung seri

Kegiatan Belajar 2
1. Pengaruh yang dirasakan adalah efek pembebanan pada tahanan
input yang lebih rendah dari impedansi sumber. Akibatnya nilai
tegangan input menjadi turun.
2. Pengaruh yang dirasakan adalah tidak dirasakannya efek
pembebanan pada tahanan input yang lebih besar dari impedansi
sumber. Akibatnya nilai tegangan input menjadi tidak terasa
pengurangannya.
3. Nilai maksimum impedansi input adalah sama dengan impedansi
sumber. Hal ini terjadi apabila tegangan input setengah dari
tegangan sumber
4. Tahanan input yang sama dengan impedansi sumber disebut
jodoh/sesuai (match).

Kegiatan Belajar 3

24
1. Perbedaan impedansi input dan out berbeda. Pengambilan titik
output berbeda, satu dari kolektor, satunya dari emitor. Besar
penguatan juga berbeda.
2. Ada tiga konfigurasi dasar penguat transistor, yaitu: penguat basis
bersama, penguat emitor bersama, pengikut emitor (penguat
kolektor bersama).
3. Penguat yang mempunyai penguatan mendekati satu adalah
penguat pengikut emitor.

Kegiatan Belajar 4
1. PRT dalam bahasa Inggris disebut PCB (Printed Circuit Board).
Papan tersebut dilapisi tembaga tipis.
2. PRT, spidol permanen atau rugos, penitik dan larutan ferriclorid.
3. PRT dibersihkan kemudian layout rangkaian disalin pada PRT,
setelah itu rugos khusus untuk membuat jalur diletakkan pada PRT
termasuk juga rugos komponen.

Kegiatan Belajar 5
1. Digunakan plastik khusus agar tinta dapat melekat pada plastik
tersebut dan tentu saja plastik ini lebih tahan terhadap panas.
Biasanya dipakai plastik untuk mencetak dengan printer laser jet.
2. Proses yang paling sulit adalah menyambungkan antar kaki pada
komponen-komponen.
3. Program Protel Design merupakan suatu paket software yang berisi
program untuk menggambar rangkaian yang disebut Advance
Schematic, program untuk membuat pustaka komponen yang
dinamakan Advance Schematic Library, serta program untuk
merancang layout PRT yang disebut Advance PCB

Kunci Jawaban Lembar Evaluasi

25
1. Prinsip kerja penyearah gelombang penuh sistem jembatan:
Tegangan AC 220 V diturunkan oleh trafo step-down. Ayunan
gelombang AC positip disearahkan oleh D1, arus mengalir melewati
beban, D2 dan kembali ke terminal sekender trafo. Saat ayunan
gelombang AC negatif, D4 bekerja arus mengalir, kemudian
melewati beban, D2, dan kembali ke terminal sekender trafo.
Demikian berlangsung terus menerus.
2. Cara mencocokkan antara impedansi input dengan sumber sinyal
ada dua. Pertama dengan mengukur besarnya impedansi input dan
impedansi output. Bila besarnya kedua impedansi tersebut sama
berarti rangkaian sudah jodoh (match) dan tinggal menggabungkan
saja. Kedua penggunaan atenuator atau penyesuai impedansi. Ini
dilakukakan bila kedua impedansi input tidak sama besar.
3. Perbedaan pokok antara penguat emitor bersama dengan pengikut
emitor adalah pada penguatannya. Penguat emitor bersama
mempunyai penguatan tinggi sedangkan pengikut emitor
penguatannya hanya mendekati satu. Juga perbedaan dapat dilihat
dari cara pengambilan outputnya, yaitu pada kolektor atau emitor.
Kata lain dari pengikut emitor adalah penguat kolektor bersama,
yang outputnya diambil pada emitor.
4. -

26
DAFTAR PUSTAKA

Hughes, Frederick W., 1983, Illustrated Guide Book to Elektronic Device


and Circuits, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Tim HME Unibraw, 2000, Menggambar Rangkaian dan Merancang PCB
dengan Protel Design 2.0 for Windows, Jakarta: Penerbit
Dinastindo.
Woollard, Barry, 1988, Elektronika Praktis, terj. H. Kristiono, Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.

27

You might also like