You are on page 1of 17

PANAS BUMI MENJADI ENERGI LISTRIK

SISTEM PEMBANGKITAN PADA PLTP


1 Sistem Distribusi Uap PLTP
1.1 Sistem Geothermal
Energi geothermal adalah salah satu bentuk energi primer yang terkandung di dalam bumi.
Kalor alami di dalam bumi telah tersimpan selama ribuan tahun dalam bentuk gunung berapi,
aliran lava, sumber air panas, dan geyser.
Bumi dikatakan terbentuk dari sejumlah massa cairan dan gas, yang 5 – 10%-nya adalah steam
( uap ). Sejalan dengan mencairnya fluida, dengan kehilangan panas pada
permukaannya,sebuah lapisan luar padat terbentuk dan steam terkondensasi membentuk
lautan dan danau di atas lapisan tersebut. Lapisan ini tebalnya sekitar 32 km. Di bawah lapisan
itu, magma cair masih dalam proses pendinginan.
Gerakkan getaran bumi pada awal periode Cenizioc menyebabkan magma semakin
mendekat ke permukaan bumi di sejumlah tempat dan lapisannya patah serta membuka.
Magma panas didekat permukaan kemudian memunculkan gunung – gunung berapi yang aktif,
sumber air panas, dan geyser yang mengandung air. Hal ini juga mengakibatkan steam
menerobos lewat retakan yang disebut fumarol.
Gambar 1. menunjukkan system geothermal yang umum. Magma panas di dekat
permukaan memadat menjadi batuan igneous ( batuan vulkanik ). Kalor magma dikonduksikan
melalui batuan ini. Air tanah yang menemukan jalannya melalui retakkan akan dipanasi oleh
panasnya batuan dengan percampuran antara gas panas dan steam yang keluar dari magma.
Air yang telah dipanasi kemudian akan naik dengan konveksi ke batuan berpori dan
permeable di atas lapisan atas batuan igneous. Reservoir ini ditutup oleh lapisan batuan padat
yang memerangkap air panas panas di dalam reservoir. Batuan padat ini bagaimanapun
memiliki retakkan yang berfungsi sebagai katup pada boiler raksasa. Katup ini tampak di
permukaan sebagai geyser, fumarol, atau sumber air panas. Sebuah sumur mengalirkan steam
dari retakkan untuk kemudian digunakan di pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Dapat dilihat bahwa uap geothermal terdiri ats dua macam yaitu yang dibentuk dari
magma (magmatic steam ) dan yang dibentuk dari air tanah yang dipanasi oleh magma
( meteoritic steam ).
 Struktur geologi daerah panas bumi
1.2 Sumur Uap
Sumur uap merupakan sumber pemasok utama energi uap yang akan disalurkan ke
system PLTP. Adapun sumur uap yang dibuat didasarkan atas adanya lapisan yang
mendapatkan energi panas dari magma yang ada pada perut bumi. Magma yang mempunyai
temperatur lebih dari 1200 0C ini mengalirkan energi panas bumi secara konduksi pada lapisan
batuan yang berupa bed rock, diatas lapisan inilah terdapat lapisan yang mngandung air.
Selanjutnya, air dalam lapisan tersebut mngambil energi panas dari bed rock secara konveksi
dan induksi. Kondisi ini mengakibatkan suhu padalapisan aquifer yang memberikan
kecendrungan untuk bergerak naik, akibat adanya perbedaan berat jenis.

Gambar 2 Struktur geologi daerah panas bumi


Ada beberapa data penting sumur uap / steam reservoir pada system PLTP ,sebagai
contoh ;
DATA – DATA RESERVOIR
URAIAN KETERANGAN
Area reservoir: 300 MW
Potensi 14 – 21 Km
2
Luas area yang telah terbukti
Kapasitas total yang telah terbukti 200 MW
Kapasitas terpasang 140 MW
Data Fisik Reservoir: 23
Suhu 5 – 245 0C
Kualitas uap 96 % uap
Data Drilling: 68 buah
Jumlah sumur 500 – 2200 Meter
Kedalaman sumur 54.000 Kg/J
Produksi uap (Standar Completion)
1.3 Kandungan Kimia dan Kualitas Uap
Uap yang dihasilkan PLTP memiliki kandungan kimia dan kualitas uap yang apa
adanya, tergantung dengan yang dihasilkan sumur uap. Uap panas bumi Kamojang termasuk
salah satu yang memiliki kualitas uap yang terbaik di dunia. Walaupun demikian, uap tersebut
harus dianalisis kembali oleh pihak PLTP Kamojang. Analisis ini dilakukan seriap seminggu
sekali dengan tujuan memonitor kualitas uap yang akan dijadikan fluida kerja sebelum masuk
ke system PLTP Kamojang. Hal ini dilakukanjuga oleh PT Pertamina ketika uap keluar dari
sumur pengeboran.
Adakalanya beberapa kandungan kimia, Lumpur, dan material lain yang terterdapat
pada uap panas bumi dapat mengurangi kinerja mesin pembangkitan ataupun merusak
peralatan pembangkitan. Adabeberapa cara yang bias dilakukan untuk mengantisipasi hal
tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi lumpur dan material padat lainnya,
yakni dilakukan oleh Pertamina Kamojang sebagai instansi pengelola sumur, uap yang keluar
dari sumur harus di blow off tegak lurus selama selang waktu tertentu, sehingga lumpur dan
material lainnya tidak terbawa karena perbedaan berat jenis.
1.4 Sistem Distribusi Transmisi Uap
Dari Pertamina sebagai pemasok, uap yang akan digunakan oleh PLTP Kamojang
disalurkan melalui empat pipa yang langsung dipasang pada steam receving header. Pipa
tersebut mempunyai diameter antara 600 – 1000 mm. Pipa – pipa tersebut ditemkatkan di atas
permukaan tanah, tidak di dalam tanah. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pengecekan
apabila terjadi kebocoran pada pipa– pipa tersebut
.

Gambar 3 Pipa – pipa saluran uap


2 Sistem Pembangkitan PLTP Kamojang
Gambar 4 Flow Diagram PLTP Kamojang
System pembangkitan PLTP kamojang merupakan system pembangkitan yang memanfaatkan
tenaga panas bumi yang berupa uap. Uap tersebut diperoleh dari sumur – sumur produksi yang
dibuat oleh Pertamina. Uap dari sumur produksi mula – mula dialirkan ke steam receiving
header, yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak mengalami gangguan meskipun terjadi
perubahan pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter, uap tersebut dialirkan
ke Unit 1, Unit 2, dan Unit 3 melalui pipa – pipa. Uap tersebutdialirkan ke separator untuk
memisahkan zat – zat padat, silica, dan bintik – bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukkan kerak pada turbine.
Uap yang telah melewati separator tersebut kemudian dialirkan ke demister yang berfungsi
sebagai pemisah akhir. Uap yang telah bersih itu kemudian dialirkan melalui main steam valve (
MSV ) – governor valve menuju ke turbin. Di dalam turbin, uap tersebut berfungsi untuk
memutar double flow condensing yang dikopel dengan generator, pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dengan tegangan
11,8 KV. Melalui transformer step – up, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 KV,
selanjutnya dihubungkan secara parallel dengan system penyaluran Jawa – Bali (interkoneksi).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam / uap bekas yang keluar dari
turbin harus dalam kondisi vakum, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensor kontak
langsung yang dipasang di bawah turbin.
Untuk menjaga kepakuman kondenseor, gas yang tak terkondensi harus dikeluarkan secara
kontinyu olehsystem ekstraksi gas. Gas – gas inimengandung : CO2 85 – 90% H2S 3,5% dan
sisanya adalah N2dan gas – gas lainnya. Disini system ekstaksi gas terdiri atas first-stage dan
second-stage ejector.
Gas – gas yang tidak dapat dikondensasikan, dihisap oleh steam ejector tingkat 2 untuk
diteruskan keaftercondensor, dimana gas gas tersebut kemudian kembali disiram leh air yang
dipompakan oleh primary pump. Gas gas yang dapat dikondensasikan dikembalikan ke
kondensor, sedanskan sisa gas yang tidak dapat dikondensasikan di buang ke udara.
Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi
sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray – nozzle.
Level kondensat selalu dijaga dalam kondisi normal oleh dua buah main cooling water pump
(MCWP) lalu didinginkan dalam cooling water sebelum disirkulasikan kembali. Air yang
dipompakan oleh MCWP dijatuhkan dari bagian atas menara pendingin yang disebut kolam air
panas menara pendingin. Menara pendingin berfungsi sebagaiheat exchanger ( penukar kalor )
yang besar, sehingga mengalami pertukaran kalor dengan udara bebas.
Air dari menara pendingin yang dijatuhkan tersebut mengalami penurunan temperature dan
tekanan ketika sampai di bawah, yang disebut kolam air dingin ( cold basin ). Air dalam kolam
air dingin ini dialirkan ke dalam kondensor untukmendinginkan uap bekas memutar turbin dan
kelebihannya ( over flow ) diinjeksikan kembali kedalam sumur yang tidak produktif, diharapkan
sebagai air pengisi atau penambah dalam reservoir, sedangkan sebagian lagi dipompakan oleh
primary pump, yang kemudian dialirkan kedalanintercondensor dan aftercondensor untuk
mendinginkan uap yang tidak terkondensasi (noncondensable gas ).
System pendingin di PLTP Kamojang merupakan system pendingin dengan sirkulasi tertutup
dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam
sumur reinjeksi. Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 fan
cooling tower.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling tower,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan untuk
mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subcidence, menjaga
tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari cold basin ke kondensor
disirkulasikan lagi oleh primary pump sebagai media pendingin untuk inter cooler dan melallui
after dan intercondensor untuk mengkondensasikan uap yang tidak terkondensasi di
kondensor, air kondensat kemudian dimasukkan kembali ke dalam kondensor.
3 Perangkat Utama PLTP
Bagian – bagian utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Unit Bisnis
Pembangkitan adalah :
1. Steam Receiving Header
Merupakan suatu tabung yamg berdiameter 1800 mm dan panjang 19.500 mm yang
berfungsi sebagai pengumpul uap sementara dari beberapa sumur produksi sebelum
didistribusikan ke turbin. Steam Receiving Header dilengkapi dengan system pengendalian
kestabilan tekanan (katup) dan rufture disc yang berfungsi sebagai pengaman dari tekanan
lebih dalam system aliran uap. Dengan adanya steam receiving header ini maja pasokan uap
tidak akan mengalami gangguan meskipun terdapat perubahan pasokan uap dari sumur
produksi.
Gambar 5 Steam receiving header
2. Vent Structure
Merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure terbuat dari
beton bertulang berbentuk bak persegi panjang, bagian bawahnya disekat dan bagian atasnya
diberi tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap ke udaratidak mencemari lingkungan.
Dengan menggunakan nozzle diffuser maka getaran dan kebisingan dapatdiredam. Vent
structure dilengkapi dengan katup – katup pengatur yang system kerjanya pneumatic. Udara
bertekanan yang digunakan untuk membuka untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari
dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure.
Pengoperasian vent structure dapat dioperasikan dengan cara manual ataupun otomatis
(system remote) yang dapat dilakukan dari panel ruangan kontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:
Sebagai pengatur tekanan ( agar tekanan uap masuk turbin selalu konstan),
Sebagai pengaman yang akan membuang uap bilaterjadi tekanan lebih di steam receiving
header,
Membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit stop.

Gambar 6 Vent Structure


3. Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat padat, silica, bintik –
bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator.
Kemudian kotoran dan zat lain yang terkandung dalam uap yang masuk kedalam separator
akan terpisah. Separator yang dipakai adalah jenis cyclone berupa silinder tegak dimana pipa
tempat masuknya steam dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran
sentrifugal. Uap yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis,
maka kondensat dan partikel – partikel padat yang ada dalam aliran uap akan terpisah dan
jatuh ke bawah dan ditampung dalam dust collector sampai mencapai maksimum atau sampai
waktu yang telah ditentukan. Sedangkan uap yang lebih bersih akan keluar melalui pipa bagian
atas dari separator. Kotoran yang ada dalam dust collector di – drain secara berkala baik
otomatis ataupun manual. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi dan
pembentukan kerak pada turbin.
Data – data separator:
Code : ASME Sect. VII dev. 1
Desain tekanan : 1.0 Mpa
Desain temperatur : 205C
Pabrik : Burges Miure Co. Ltd

Gambar 7 Separator
4. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5
m3didalamnya terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air yang
terbawa oleh uap dari sumur – sumur panas bumi. Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang
berfungsi untuk menangkap air dan partikel – partikel padat lainnya yang lolos dari separator,
sehingga uap yang akan dikirim ke turbin merupakan uap yang benar– benar uap yang kering
dan bersih. Karena jika uap yang masuk ke turbin tidak kering dan kotor, akan menyebabkan
terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukkan kerak pada turbin. Uap masuk dari atas demister
langsung menabrak kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka butiran air
kondensat dan partikel – partikel padat yang terkandung dalam di dalam uap akan jatuh. Uap
bersih akan masuk ke saluran keluar yang sebelumnya melewati saringan terlebih dahulu dan
untuk selanjutnya diteruskan ke turbin.
Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator)
yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung
pembangkit.
Gambar 8 Demister
5. Turbin
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii turbin sebagai penghasil gerakkan
mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin yang digunakan
disesuaikan dengan keadaan dimana turbin tersebut digunakan. Pada system PLTP Kamojang
mempergunakan turbin jenis silinder tunggal dua aliran ( single cylinder double flow ) yang
merupakan kombinasi dari turbin aksi ( impuls ) dan reaksi. Yang membedakan antara turbin
aksi dan reaksi adalah pada proses ekspansi dari uapnya. Pada turbin aksi, proses ekspansi
(penurunan tekanan) dari fluida kerja hanya terjadi di dalam baris sudu tetapnya saja,
sedangkan pada reaksi proses dari fluida kerja terjadi baik di dalam baris sudu tetap maupun
sudu beratnya.
Turbin tersebut dapat menghasilkan daya listrik sebesar 55 MW per unit aliran ganda
dengan putaran 3000 rpm. Turbin ini dirancang dengan memperhatikan efisiensi, dan
performanya disesuaikan dengan kondisi dan kualitas uap panas bumi.
Turbin di PLTP Kamojang dilengkapi dengan peralatan Bantu lainnya, yaitu:
Turbin Valve yang terdiri dari Main Steam Valve ( MSV ) dan Governor Valve, yang berfungsi
untuk mengatur jumlah aliran uap yang masuk ke turbin.
Turning Gear ( Barring Gear ) yang berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat unit dalam
kondisi stop atau pada saat pemanasan sebelum turbin start agar tidak terjadi distorsi pada
poros akibat pemanasan / pendinginan yang tidak merata.
Peralatan pengaman, yang berfungsi untuk mengamankan badian – bagian peralatan yang
terdapat dalam turbin jika terjadi gangguan ataupun kerusakan operasi pada turbin. Peralatan
pengamn tersebut adalah : Eccentricity, Differential Expansion, tekanan minyak bantalan aksial,
vibrasi bantalan, temperature metal bantalan, temperature minyak keluar bantalan, over speed,
emergency hand trip.
Adapun data teknis atau spesifikasi turbin yang digunakan di PLTP Kamojang adalah sebagai
berikut:
URAIAN UNIT KAMOJANG
UNIT 1 UNIT 2 & 3
Pabrik pembuat Mitsubishi Heavy Mitsubishi
Industry. Ltd Heavy Industry.
Ltd
Tipe Double Flow, 5 Double Flow, 5
stage Condensing stage
Turbin Con
densing Turbin
Kapasitas MW 30 55
Tekanan Uap Bar 6.5 6.5
Masuk
Tekanan Uap Bar 0.1 0.1
Keluar
Temperatur Uap o
C 161,9 1
61,9
Rotasi rpm 3000 3000
Flow Uap Kg/J 240000 388300

Gambar 9 Turbin

Gambar 10 Rotor Turbin


6. Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran
poros turbin menjadi energi listrik. PLTP kamojang mempergunakan generator jenis hubung
langsung dan didinginkan dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000
rpm.
System penguatan yang digunakan adalah rotating brushless type AC dengan rectifier,
sedangkan tegangannya diatur dengan automatic voltage regulator ( AVR ). Kemampuan
generator maksimum untuk unit 1 adalah 30 MW, sedangkan untuk unit 2 dan 3 adalah 55 MW.
Generator akan menghasilkan energi listrik bolak balik sebesar 11,8 kV ketika turbin yang
berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap generator. Perputaran pada generator
tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya gerak magnet yang menghasilkan energi listrik.
Adapun data teknis atau spesifikasi dari generator yang digunakan di PLTP Kamojang adalah
sebagai berikut:
URAIAN UNIT KAMOJANG
UNIT 1 UNIT 2 & 3
Pabrik Pembuatan Mitsubishi Mitsubishi
Electric Corp Electric Corp
Phase 3 3
Frekuensi Hz 50 50
Tegangan Pada Volt 11.800 11.800
Terminal
Rotasi Rpm 3.000 3.000
Arus Pada Beban Amp 1.835 3.364
Nominal
Kapasitas KVA 37.500 68.750

Gambar 11 Generator
7. Trafo Utama ( Main Transformer)
Trafo utama yang digunakan adalah type ONAN dengan tegangan 11,8 KV pada sisi primer dan
150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output generator 11,8 KV ini kemudian dinaikkan ( step
up trafo ) menjadi 150 KV dan dihubungkan secara parallel dengan system Jawa – Bali.
Kapasitas dari trafo utama adalah 70.000 KVA.
Gambar 12 Trafo Utama
8. Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang dberfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran
listrik yang berada di wilayah PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melalui system
inter koneksi Jawa – Bali .

Gambar 13 Switch Yard


9. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan
kondisi tekanan yang hampa.. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan
melalui spray nozzle. Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh
ejector. Ejector ini juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat dipompakan oleh
dua buah pompa pendingin utama ( Main Cooling Water Pump ) ke menara pendingin
( Cooling Tower ) untuk didinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor.
Pada saat sedang operasi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar, dan kebutuhan
air pendingin adalah 11.800 m3/jam. PLTP Kamojang menggunakan kondensor kontak
langsung yang dipasang dibawah turbin, karena kondensor kontak langsung memiliki efisiensi
perpindahan panas yang jauh lebih besar daripada kondensor permukaan, sehingga ukuran
dan biaya investasinya juga lebih kecil. Pemakaian kondensor ini sangat cocok karena
pembangkit listrik tenaga panas bumi memiliki siklus terbuka sehingga tidak diperlukan system
pengambilan kembali kondensat seperti yang dilakukan oleh PLTU konvesional.
Gambar 14 Kondensor
10. Main Cooling Water Pump ( MCWP )
Main cooling water pump ( MCWP ) adalah pompa pendingin utama yang berfungsi
untuk memompakan airkondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan.
Jenis pompa yang digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double
Suction Centrifugal Pamp, dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.
Gambar 15 Main Cooling Water Pump ( MCWP )
11. Cooling Tower
Cooling tower ( menara pendingin ) yang terpasang di PLTP Kamojang merupakan
bangunan yang terbuat dari kayu yang telah diawetkan sehingga tahan air. Terdiri dari 3 ruang
dan 3 kipas untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 dan 3 terdiri dari 5 ruang dengan 5 kipas hisap
paksa. Jenis yang digunakan adalah Mechanical Draught Crossflow Tower.
Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot Water Basin) yang
terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi dengan noozle yang
berfungsi utuk memancakan air sehingga menjadi butiran butiran halus dan didinginkan dengan
cara kontak langsung dengan udara pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan, air akan
turun karena gaya gravitasi untuk seterusnya menuju bak penampung air ( Cool Water
Basin ) yang terdapat di bagian bawah dari cooling tower dan seterusnya dialirkan ke kndensor
yang sebelumnya melewati 4 buah screen untk menyaring kotoran – kotoran yang terdapat
dalam air.
Aliran udara yang melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas hisap
paksa tipe aksial. Setiap kipas digerakkan oleh motor listrik induksi dengan perantaraan gigi
reduksi (Reduction Gear ). Cooling tower dilengkapi dengan sisem pembasah (Wetting Pump
System) yang gunanya untuk memompakan air dari cool water basin dan disemprotkan ke
semua bagian dari cooling tower agar kondisi kayu tetap basah.

GAMBAR. 16 COOLING TOWER

4 Sistem Kelistrikan di PLTP Kamojang


Listrik yang dihasilkan dari generator adalah sebesar 11,8 kV. Sebelum didistribusikan
melalui system interkoneksi Jawa – Bali, listrik tersebut diolah diolah dengan memperhatikan
karakteristik dan listrik itu sendiri.
4.1 System 150 kV
Listrik yang dihasilkan dari PLTP Kamojang Unit 1, 2, dan 3 dengan total daya yang
dihasilkan yakni mencapai 140 MW akan dialirkan ke berbagai wilayah di pulau Jawa dan Bali
melalui jaringan transmisi listrik 150 kV. Tegangan sebesar 150 kV tersebut dapat dihasilkan
dengan cara menaikan tegangan 11,8 kV yang keluar darigenerator dengan menggunakan trafo
utama ( step – up transformator ) pada masing – masing unit ( T21 dan T31 ). Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi kehilangan daya pada saluran transmisi.
4.2 System 11,8 kV
System tegangan 11,8 kV merupakan hasil dari pembangkitan dari generator unit 1, unit
2, dan unit 3. Tegangan 11,8 kV ini kemudian akan dialirkan ke trafo utama step – up untuk
dinaikkan menjadi sebesar 150 kV.
4.3 System 6,3 kV
Untuk mendapatkan tegangan sebesar 6,3 kV, dipasang beberapa transformator yaitu
transformator T8 ( step – down transformator ) yang menghasilkan listrik dengan tegangan 6,3
kV dari tegangan primer 150 kV. Kapasitas trafo ini adalah 7 MWA yang berfungsi untuk
menyediakan listrik pada saat start up, baik unit 1, unit 2, maupun unit3.
Trafo T22 dan T32 ( step – down transformator )yang menghasilkan tegangan listrik 6,3
kV dari tegangan generator 11,8 kV. Tegangan dari kedua trafo ini akan digunakan setelah unit
beroperasi normal.
5 Sistem Pemeliharaan Mesin PLTP
Mesin adalah suatu rangkaian yang dirangkai menjadi satu kesatuan dalam suatu system untuk
mengerjakan suatu program atau kerja. Penggunaan mesin ini sangat luas cakupannya
terutama dalam bidang perindustrtian. Karena cakupannya yang luas tersebut maka mesin
dikategorikan menjadi beberapa bagian, seperti mesin perkakas, tools, mesin alat berat,
otomotif, mesin produksi, dan sebagainya. Untuk itu konstruksi mesin dibuat pula berdasarkan
aplikasi, factor – factor intern dan ekstern seperti pengaruh gaya, beban, bahan, kondisi
lingkungan, pemakaian, fluida kerja, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, dengan karakteristik dari panas bumi yang tersedia secara kontinyu ( tidak
terpengaruh oleh pergantian musim ) maka memacu perangkat konversi ( khususnya mesin )
untuk bekerja non stop dengan performa maksimal. Maka untuk menjaga agar pasokan uap
yang dihasilkan dari energi panas bumi ini tidak terbuang maka disiapkan perangkat –
perangkat pendukung serta cadangan. Selain itu, perangkat – perangkat bantu disediakan
untuk kelancaran proses pembangkitan listrik.
Fenomena yang timbul pada system yang telah beroperasi lama dan terus menerus adalah
terjadinya penurunan efesiensi pada seluruh perangkat system pembangkit.
Untuk menjaga agar perangkat pada system tetap memiliki efesiensi yangtinggi serta perangkat
memilki umr operasi yang lama maka dilakukan penanganan khusus baik melalui tekhnik
pemeliharaan, pelumasan, serta tekhnik pengoperasian yang procedural.
Tekhnik pemeliharaan yang dilakukan di PT. INDONESIA POWER UBP Kamojang ada 4
macam,diantaranya Preventif, Periodik, Prediktif, dan Korektif.
5.1. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin yang sifatnya kontinyu
No Jenis pemeliharaan Pemeriksaan
.
1. RECEIVING HEADER Kebersihan lokasi, kelainan suara,
bocoran uap
2. SEPARATOR Line uap, penunjukan vibrasi,
penunjukan suhu bantalan, kekencangan
baut, kondisi support pipa, keutuhan
pndasi, kebersihan dan tanda tanda
korosi.
3. DEMISTER Line uap, suara, kekencangan baut,
kondisi support pipa, keutuhan pndasi,
kebersihan dan tanda tanda krosi.
4. MAIN STOP VALVE ( MSV ) Line air, line uap, line pelumas, unjukan
suara, vibrasi, suhu bantalan,
kekencangan baut, kondisi fleks join,
kondisi support pipa, kebershan dan
tanda tanda korosi.
5. GOVERNORE VALVE Line uap, line pelumas, unjukan suara,
vibrasi, suhu bantalan, kekencangan
baut, kondisi fleks join, kondisi support
pipa, kebershan dan tanda tanda korosi.
6. TURBIN Kebersihan turbin dan lokasi,kelainan
suara, vibrasi, bocoran oli dan uap,serta
tanda tanda korosi.
7. EJECTOR Line uap, line udara, kelainan suara,
kekencangan baut, line pelumas, vibrasi,
penunjukan level pelumas, kopling,
support pipa, keutuhan pondasi,
kebersihan.
8. AFTER CONDENSOR Line air, line uap, kelainan suara,
kekencangan baut, support pipa,
keutuhan pondasi, kebersihan dan tanda
korosi.
9. INTER CONDENSOR Line air, line uap, kelainan suara,
kekencangan baut, support pipa,
keutuhan pondasi, kebersihan dan tanda
korosi.
10. PRIMARY PUMP Kebersihan pompa, kelainan suara,
vibrasi, bocoran air dan oli, kekencangan
baut.
11. SECONDARY PUMP Kebersihan pompa, kelainan suara,
vibrasi, bocoran air dan oli, kekencangan
baut.
12. MAIN COOLING WATER Kebersihan lokasi dan pompa, kelainan
PUMP ( MCWP ) suara, vibrasi, bocoran line air.
13. CONDENSOR Line uap, line udara, kelainan suara,
kekencangan baut, line pelumas, vibrasi,
penunjukan level pelumas, kopling,
support pipa, keutuhan pondasi,
kebersihan dan tanda korosi.
14. COOLING TOWER Kebersihan hot basin, kebersihan nozzle,
kelainan suara, bocoran air, bocoran oli,
pemeriksaan level oli.
15. FAN COOLING TOWER Line uap, line pelumas, line air, kelainan
suara, kekencangan baut,penunjukan
suhu bantalan, pelumas
katup, penunjukan level pelumas,
kopling, support pipa, keutuhan pondasi,
kebersihan dan tanda korosi.
16. INTER COOLER Line udara, line pelumas, line air,
kelainan suara, kekencangan baut
,penunjukan suhu bantalan,, penunjukan
level pelumas, kopling, support pipa,
keutuhan pondasi, kebersihan dan tanda
korosi.
17. LUBE OIL COOLER Line air, line pelumas, line udara,
penunjukan suara, vibrasi, kekencangan
baut, penunjkna level pelumas, kopling,
kondisi support pipa, keutuhan pondasi,
kebersihan tanda korosi.
5.2. Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan yang disesuaikan dengan jam operasi perangkat kerja guna penggantian
pelumas dan penggantian spare part. Dan tekhnik pemeliharaan terumit dan beresiko adalah
overhaul. Yaitu pemeliharaan perangkat utama yang dilakukan kurang lebih 12 bulanan atau
8000 jam kerja turbin. Pada saat dilakukan overhaul, semua perangkat baik itu perangkat Bantu
maupunperangkat utama dalam satu unit pembangkitan dilakukan pemeliharaan. Inti dari
overhaul adalah pemeriksaan dan pemeliharaan perangkat utama maupun perangkat bantu.
Dan dilakukan penggantian bila perlu.
5.3. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan yang dilakukan berupa pengujian perangkat untuk menganalisis kinerja alat
sehingga umur alat bias diprediksi serta dapat dilakukan pemeliharaan dan penggantian alat
sebelum alat itu rusak total dan tidak berfungsi.
5.4. Pemeliharaan Korektif
Proses penggantian suatu perangkat saat perangkat itu rusak. Proses pemeliharaan ini
diminimalisir dengan mengintefsikan proses pemeliharaan prediktif agar tidak terjadi kerusakan
yang beruntun.
Diposkan oleh harapan di 08.20 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

You might also like