Professional Documents
Culture Documents
Penyediaan pakan untuk itik yang dipelihara secara intensif sering menjadi kendala dalam peralihan
cara pemeliharaan dari tradisional ke intensif, karena itik yang dipelihara secara intensif biasanya
diberi pakan produksi pabrik atau pakan komersial yang menghabiskan 70 - 80% biaya produksi.
Hal ini merupakan beban yang cukup berat apabila itik yang dipelihara hanya berproduksi rata-rata
kurang dari 60%. Keadaaan ini memacu peternak untuk menyusun ransum itik sendiri. Penggunaan
pakan komersial hanya terbatas untuk itik periode awal (umur 0-28 hari), hal ini berkaitan dengan
alasan yang sifatnya ekonomis, disamping karena bahan baku pakan itik tidak mudah diperoleh.
Pada pemeliharaan itik intensif semua kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan atau bertelur harus
diberikan oleh peternak sehingga biaya yang dibutuhkan untuk pembelian pakan cukup tinggi. Oleh
karena itu pemberian pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat perlu untuk
menunjang keberhasilan usaha peternakan itik. Zat gizi yang dibutuhkan oleh itik untuk dapat hidup,
bertumbuh dan bertelur adalah: air, protein, sumber energi (lemak dan karbohidrat), vitamin dan
mineral.
Air
Air merupakan zat gizi yang penting terutama untuk proses metabolisme pemecahan atau
pembentukan zat gizi dalam tubuh), pengangkutan zat gizi dan zat khusus didalam darah serta untuk
pengeluaran panas tubuh. Penyediaan air secara terus menerus sangat diperlukan karena ternak itik
tidak dapat minum air dalam jumlah banyak pada suatu saat. Kekurangan air akan menyebabkan
ternak kerdil bahkan mati. Berbeda dengan ayam, selain sebagai zat gizi (diminum), air juga
dibutuhkan itik untuk membasahi kepalanya. Oleh karma itu ke dalaman air pada tempat minum
harus dapat membasahi kepala itik.
Penurunan zat kapur hingga 1,25% dalam pakan menyebabkan penurunan produksi telur dan
kerabang telur yang lebih tipis. Kekurangan zat fosfor akan menurunkan nafsu makan dan
menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan produksi dan berat telur. Penambahan
garam dapur 0,2% hingga 0,5% sudah dapat menunjang pertumbuhan dan produksi telur yang balk.
Kebutuhan akan mineral lain (Mg, K, Zn, Fe, I, Mn, Mo, Se, Co, Cl) dan vitamin adalah dalam jumlah
yang sangat sedikit.
Dalam praktek sehari-hari digunakan campuran mineral dan vitamin (premix) yang telah banyak
diperdagangkan dengan komposisi yang telah disesuaikan, sehingga hanya perlu diberikan sebanyak
0,25 - 0,5 Kg premix untuk tiap 100 Kg pakan.
I. PENDAHULUAN
Ternak itik berperan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, karena selain
penghasil telur juga berfungsi sebagai penghasil daging. Kontribusi telur itik terhadap kebutuhan
telur di Indonesia adalah 19,35 %, sedangkan kontribusi dalam penyediaan daging hanya 0,94 %.
Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, café dan
warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan
sate bebek sebagai menu unggulan.
Salah satu jenis itik pedaging yang saat ini banyak diminati dan mulai berkembang adalah itik
serati/tiktok, yang dihasilkan dari perkawinan silang antara entok jantan dan itik petelur betina
melalui proses inseminasi buatan (IB). Pemeliharaan serati/tiktok sebagai itik pedaging memiliki
beberapa keunggulan, yaitu cepat tumbuh sehingga bobot potong lebih besar, tekstur daging lebih
empuk, rasanya gurih dan tidak amis, serta kadar lemaknya rendah yaitu hanya 1,5 %. Selain itu,
masa pemeliharaan juga relatif pendek yaitu 8 – 10 minggu.
Selain budidaya intensif, itik pedaging serati/tiktok juga dapat dipelihara secara terpadu
dengan padi sawah. Pemeliharaan terpadu di lahan sawah dapat mengurangi biaya produksi,
karena sebagian sumber pakan dapat diperoleh dari lingkungan sawah yaitu berupa rumput,
serangga, keong, katak kecil dan sebaginya. Pemeliharaan tiktok secara terpadu dengan padi
sawah (3.500 ekor/ha) selama 75 hari dapat mencapai bobot 2,5 kg/ekor dengan mortalitas 5 %.
1. Lokasi usaha harus memperhatikan lingkungan dan topografi, status lahan harus jelas dan jauh
dari pemukiman.
2. Sarana yang diperlukan adalah kandang anak, kandang pembesaran, bibit, pakan, obat-obatan,
tempat pakan dan minum
serta penerangan.
3. Kandang anak terbuat dari bambu/kawat, berupa panggung, cukup ventilasi, lantai ditaburi
sekam/serbuk gergaji untuk
menyerap air dan kotoran.
4. Kandang pembesaran terbuat dari bambu, berupa kandang tanah yang lantainya diberi alas
sekam/serbuk gergaji untuk
menyerap air dan kotoran serta cukup ventilasi.
5. ukuran kandang pemeliharaan anak dan pembesaran disesuaikan dengan skala usaha.
Kepadatan unutk umur 0 – 2 minggu
adalah 25 – 30 ekor/m2 dan umur 3-10 minggu 10-12 ekor/m2.
6. Lokasi kandang harus memperhatikan tata letak, drainase, sirkulasi udara, sinar metonin,
sarana transportasi, sumber
pakan, sumber air tidak bising dan harus kering dan bersih.
7. Tempat makan dan minum dari bahan tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan,
penempatannya mudah dijangkau
dan dipindahkan.
1. Pengadaan Bibit
Pemilihan bibit (DOD) merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha pembesaran. DOD yang
baik harus sehat dan baik yang dicirikan oleh : tubuh tegap, gesit dan lincah; kaki kokoh; fisik
tidak cacat dan nafsu makan tinggi. Anak itik serati/tiktok yang baru lahir (DOD) memiliki bobot
badan 26 – 53 gram (rataan 40,03 g). Bibit serati/tiktok dapat diperoleh dari Balitnak Ciawi-Bogor
atau tempat pembibitan lainnya.
2. Penyediaan Pakan
Pada budidaya itik pedaging secara intensif, penyediaan pakan sering menjadi kendala karena
sebagian besar masih mengandalkan pakan pabrik yang menghabiskan 60-70 % biaya produksi.
Pakan yang digunakan pada budidaya itik pedaging hanya dua jenis yaitu starter dan
grower/finisher. Kebutuhan gizi stadia starter (0-3 minggu) dan grower (4-10 minggu) disajikan
pada tabel berikut.
Ransum itik pedaging dapat dibuat dengan cara mencampur beberapa bahan yang berasal
dari limbah pertanian, perikanan dan pakan pabrik (konsentrat dan pur). Limbah pertanian dan
perikanan sebagai sumber pakan adalah dedak padi, menir, jagung giling, bungkil kelapa, keong
mas, ikan rucah segar dan kepala udang. Komposisi ransum itik pedaging serati/tiktok stadia
starter adalah pur komersial dan menir dengan perbandingan 2:1, sedangkan stadia grower dapat
menggunakan formula sebagai berikut :
Pemberian pakan stadia starter sebanyak 20-40 g/ekor/hari dengan frekuensi 3-4 kali,
sedangkan stadia grower sebanyak 40-60 g/ekor/hari dengan frekuensi 2-3 kali.
3. Bobot Badan
Pertumbuhan bobot badan itik serati/tiktok cukup cepat. Dengan pemberian pakan yang cukup
dan bermutu, bobot badan itik serati/tiktok umur 10 minggu dapat mencapai 2,5 kg. Rataan bobot
badan itik serati umur 5 minggu adalah 1.229,49 (bobot awal 40,03 g), sedangkan pada umur 10
minggu 1.154-2.076 g/ekor (bobot awal 502,4-734,3 g).
4. Penyakit dan Pencegahan
Itik serati/tiktok relatif tahan terhadap penyakit, karena daya adaptasinya lebih baik terhadap
perubahan lingkungan.
Penyakit timbul sebagai akibat tidak berfungsinya faktor utama dengan baik, yaitu : sanitasi,
biosecurity, manajemen
serta perubahan lingkungan terutama cuaca dan suhu.
Penyakit utama itik pedaging hampir sama dengan jenis unggas lainnya, yaitu :
sallmonellosis yang disebabkan bakteri
Salmonella typhimurium dan S. entritidis; botulismus yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium botulinum; fowl
cholera, fowl pox, avian infkenza, avian chlamydiasis, coccidiosis dll.
Pencegahan penyakit itik pedaging melalui peningkatan sanitasi kandang, vaksinasi, dan
meningkatkan kualitas pakan. Sedangkan yang sudah terserang dapat diberikan antibiotik seperti
Sulfadimidin, Furasolidine, Tetramysin, Spreptomycin, Oxytetrasiklin dll.
Bobot potong minimal itik pedaging adalah 1,2 kg, maka pemeliharaan itik serati/tiktok secara
intensif dapat terpenuhi pada umur 5-6 minggu. Tingkat produksi itik pedaging secara teknis
ditentukan oleh kualitas bibit, kualitas pakan dan tenaga kerja. Dilain pihak, skala produksi sangat
menentukan besarnya pendapatan, sedangkan tingkat pendapatan dipengaruhi oleh biaya
produksi dan harga jual. Dalam analisis usaha diperlukan beberapa asumsi dasar sebagai berikut :
harga bibit (DOD) adalah Rp. 7.500,-/ekor, harga pakan Rp. 2.500,-/kg, tingkat kematian 10 %
dan tenaga kerja 1-2 orang. Berdasarkan asumsi tersebut, maka keuntungan usaha budidaya itik
pedaging serati/tiktok secara intensif dengan skala usaha 250-750 ekor berkisar antara Rp.
3.450.000-8.700.000,- dengan nilai R/C ratio 1,37 – 1,47.
Oleh : Mayunar
PAKAN BEBEK POTONG/PEDAGING
September 22nd, 2010 | Author: BebekPotong
Pada postingan ini saya akan coba berbagi mengenai masalah pakan bagi
bebek potong/pedaging, karena bagi yang menjalankan usaha budidaya bebek potong maka
pakan memegang peranan penting. Itu juga salah satu topik obrolan santai dengan peternak
didaerah parung kab. Bogor ketika saya mengantarkan pesanan DOD kesana (dapat order
ceritanya ). Sambil beristirahat sejenak untuk melepas lelah setelah melakukan perjalanan,
lalu kita ngobrol – ngobrol seputar kendala apa saja yang dihadapi didalam melakukan
budidaya bebek potong.
Nah dalam obrolan itu yang paling banyak dibicarakan ya… seputar pakan, karena melalui
pakan inilah bobot bebek potong dapat naik sesuai usia panen. Dan bisa gara – gara masalah
pakan juga bobot bebek sulit untuk naik, sehingga ketika perhitungan sudah mencapai masa
panen ternyata bobot tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh pasar. Mengakibatkan
kerugian bagi peternak, dikarenakan harus tambah lagi ongkos pakan agar bobot bebek dapat
naik dan sesuai dengan permintaan pasar.
Pertanyaannya kemudian bagaimana cara agar ketika panen bobot bebek potong sesuai
dengan permintaan pasar, biasanya permintaan berkisar pada 1,2 kg s/d 1,5 kg. Sore tadi saya
sengaja jalan – jalan ke beberapa peternak untuk ngobrol – ngobrol dan sharing mengenai
persoalan seputar pakan bebek. Memang ada perbedaan antara satu peternak dengan peternak
yang lainnya, tapi ada kesimpulan yang sama antara lain adalah pola pemberian pakan yang
ad libitum (terus menerus) dalam arti ketika pakan habis maka perlu diisi kembali. Tidak
diberikan dengan menggunakan jadwal, semisal 2 atau 3 kali sehari. Lalu carilah pakan yang
mengandung protein tinggi ini bisa dilakukan dengan cara membuat ramuan sendiri, tapi
pakan ramuan ini diberikan setelah bebek memasuki umur 20 hari. Dan sebelum memasuki
umur 20 hari, bebek diberi pakan yang agak halus buatan pabrik ( silahkan tanyakan ke
penjual pakan ).
Untuk ramuan bebek yang berumur 20 hari, ada beberapa macam ramuan memang
tergantung pengalaman peternak. Tetapi dari hasil diskusi, rata – rata peternak bebek potong
menggunakan nasi aking, tepung bulu, dan pakan jadi (buatan pabrik) yang kemudian
dicampur menjadi satu tentu saja dengan takaran yang sesuai. Dan rata – rata peternak
tersebut ketika waktu panen mampu menghasilkan bobot sesuai dengan permintaan pasar.
Demikian posting mengenai pakan bebek potong/pedaging, mudah – mudahan sharing ini
bisa memberikan manfaat bagi teman – teman yang melakukan budidaya bebek potong.
Terakhir bagi teman – teman yang membutuhkan DOD bebek jenis kalung/merah silahkan
KlikDisini untuk informasi lebih lanjut.
budidaya itik
pedaging, tentunya tahap yang sudah dilalui adalah tahap pembuatan
kandang dan penyediaan bibit dari itik pedaging tersebut. pada tahap
pembesaran ini merupakan penentuan apakah usaha ini dikategorikan
berhasil atau tidak. karena budidaya itik pedaging ini memerlukan waktu
antara 50 sampai dengan 60 hari maka untuk itu dibagi dalam 2 fase,
yaitu fase starter dan fase finisher, meskipun kita ketahui dalam
pembagian fase ada 3 yaitu starter, grower dan layer, nah pada masa ini
hanya fase starter dan grower saja, jadi panen dilakukan pada masa
grower.
Berikut akan kami sajikan langkah-langkah sederhana untuk peternak pemula yang ingin
terjun dalam bisnis pembesaran itik pedaging. Langkah berikut berpedoman pada pola
pemeliharaan itik pedaging terutama itik jantan mojosari dengan system pemeliharaan
intensif. Artikel ini masih bersifat gambaran umum langkah pembesaran itik pedaging,
sehingga sangat sederhana dan mungkin masih memerlukan keterangan lanjutan. Karena
kami ingin berusaha menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca semua
sehingga dapat membantu anda untuk menguasai teknik atau cara beternak dengan cepat dan
tepat.
H-30
H-7
H-2
H-1
Memeriksa kembali kesiapan kandang bok, pemanas (brooder), jumlah tempat pakan
dan minum
Mempersiapkan bahan (bukan mencampur) seperti gula putih/merah, susu, extrajoss,
dsb sebagai minuman khusus untuk DOD yang baru datang apabila anda
mendatangkan DOD nya dari tempat lain
H (Kedatangan DOD)
Penanganan DOD apabila didatangkan dari tempat lain seperti pemberian air minum
yang dicampur dengan gula (gula pasir/merah), susu, minuman elektrolit dan lain
sebagainya
Seleksi dan pemisahan bibit (terlihat sakit, omphalitis, agak kerdil, dll)
Mengganti air gula atau lainnya (ketika DOD datang) ½ - 1 jam kemudian dengan air
minum biasa atau bisa juga ditambahkan vitamin untuk merangsang nafsu makan
DOD
Pemberian pakan (bentuk tepung lebih bagus) ½ - 1 jam setelah air gulan diganti
dengan jumlah sedikit demi sedikit terlebih dulu akan tetapi frekuensinya lebih sering
Mengurangi jumlah tempat air minum pada malam hari dan kalau anda menggunakan
wadah minum berbentuk cekungan maka sebaiknya cekungan tersebut diisi batu
kerikil atau kelereng.
Pemberian pakan starter bentuk tepung dengan frekuensi bisa sampai 5x dalam sehari.
Pakan dicampur dengan sedikit air agar mudah ditelan
Air minum selalu tersedia
Membersihkan kandang (sanitasi)
Melepas pemanas atau mengurangi panas pada hari H+14 apabila kondisi anak itik
sudah kuat untuk menahan hawa dingin. Apabila dirasa belum kuat pemanas bisa
diteruskan sampai hari H+20 akan tetapi suhu/watt lampu perlu diturunkan
Pembelian pakan grower dan bahan pakan alternatif
Pemberian pakan grower yang dicampur dengan pakan alternatif lainnya dengan
frekuensi bisa sampai 3x dalam sehari. Pakan dicampur dengan sedikit air (tidak
sampai berair)
Air minum selalu tersedia
Membersihkan kandang (sanitasi)
Pemberian obat anti stress pada H+20 apabila itik akan dipindah ke kandang
ren/postal
Seleksi itik yang memenuhi kriteria sudah layak jual (berat 1-1,3kg)
Mengundang calon pembeli atau mencari pembeli lain untuk bahan perbandingan
harga. Hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah melakukan kontrak harga
sebelumnya
Manajemen pemeliharaan harian tetap berlangsung
H+36 sampai panen
Setelah panen
Dengan menerapkan manejemen pemeliharaan yang benar dan tepat serta kedisplinan kita
dalam mengatur waktu, insyaallah kita tinggal menunggu hasil akhirnya. Dalam menanti
hasil jangan lupa untuk banyak-banyak berdo’a kepada sang Pemberi Rizki agar rizki yang
diturunkan akan membawa berkah. Tanda dari rizki yang berkah adalah rizki tersebut
membawa manfaat bagi kita dan terus berkembang.*(SP.t)
Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya
: www.sentralternak.com