Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit tubercolusis atau yang sering disebut TBC adalah infeksi menular
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
yang lama untuk mengobatinya, disamping rasa bosan karena harus minum obat
dalam waktu yang lama seseorang penderita kadang-kadang juga berhenti minum
obat sebelum massa pengobatan belum selesai hal ini dikarenakan penderita
belum memahami bahwa obat harus ditelan seluruhnya dalam waktu yang telah
urutan ketiga di dunia setelah india dan china dalam hal jumlah penderita TB paru
sekitar 583 ribu orang dan diperkirakan sekitar 140 ribu orang meningal dunia tiap
tahun akibat TBC. Sedangkan di jawa timur sendiri menempati urutan ke 2 setelah
jawa barat dengan kasus sekitar 37 ribu penderita (depkes RI, 2007). Di seluruh
kab.madiun sendiri terdapat lebih dari 230 kasus, dengan angka kematian rata-rata
pasien, keadaan sosial ekonomi serta dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya
dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan
akan muncul jika penderita berhenti minum obat adalah munculnya kuman
tubercolusis yang resisten terhadap obat, jika ini terus terjadi dan kuman tersebut
obat saja, akan tetapi pengawasan serta memberikan pengetauan tentang penyakit
meningkatkan kepatuhan untuk berobat secara tuntas. Dalam program DOTS ini
diupayakan agar penderita yang telah menerima obat atau resep untuk selanjutnya
tetap membeli atau mengambil obat, minum obat secara teratur, kembali control
kab.madiun?
kab.madiun
kab.madiun
tubercolusis
kab.madiun
tubercolusis paru
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Berasal dari kata “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
indra manusia. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari atau
sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri seseorang akan terjadi proses
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
1. Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan
2. Autoritas
Ketergantungan terhadap suatu autoritas tidak dapat dihindarkan karena kita tidak
3. Pengalaman
Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah akan
6. Metode ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu
kebenaran, karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis, serta
dan reliabilitas.
(Nursalam, 2000)
istilah recal (mengingat lagi) namun apa yang yang telah diketahui hanya sekedar
informasi yang diingat saja. Oleh sebab itu ini merupakan tongkat pengetahuan
yang rendah.
2. Pemahaman
Adalah kemampuan mengetahui arti sesuatu bahan yang tekah dipakai dipelajari
3. Penerapan
4. Analisa
Adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu bahan obyek
5. Sintesa
6. Evaluasi
Adalah berkenan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk
1. Faktor Eksternal
1) Kebudayaan
pembentukan sikap kita. Apa bila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
(syaifudin A, 2003)
2) Informasi
sesering adanya informasi baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
digunakan.
2. Faktor internal
1) Pendidikan
Pendidikan adalah setiap usaha pengaruh pelindung dan bantuan yang diberikan
2) Pengalaman
A, 2005)
3) Usia
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang telah dewasa akan lebih percaya dari pada seseorang
yang belum cukup tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan dijiwainya (Hurlock, 1998) makin tua seseorang makin kondusif
4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau pencarian.
5) Pendapatan
Pendapatan sesuatu yang didapatkan dan sebelumnya belum ada. pendapatan erat
6) informasi
Pengertian kepatuhan menurut sockett yang dikutip oleh neil niven (2000)
bahwa kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Orang mematuhi perintah
demikian, yang menarik adalah pengaruh dari orang yang tidak mempunyai
kekuasaan dalam membuat orang mematuhi perintahnya dan sampai sejauh mana
tersebut kuratif atau preventif, jangka panjang atau jangka pendek. Sackett and
Snow yang dikutip oleh Niven (2000) menemukan bahwa ketaatan terhadap 10
mengikuti program jangka panjang, yang bukan dalam kondisi akut, dimana
sesuai waktu.
lain adalah:
Tidak seorangpun dapat mematuhi intruksi jika dia salah paham tentang intruksi
yang diberikan. Kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesehatan
dalammemberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah medis dan
2. Kualitas interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang
penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang
4. Motivasi
Motivasi dapat diperoleh dari diri sendiri, keluarga, teman, petugas kesehatan dan
lingkungan sekitarnya.
5. Pengetahuan
Perilaku sehat dapat dipengaruhi oleh kebiasaan. Oleh karena itu perlu
dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya mengubah perilaku, tetapi juga
3. Pengontrolan perilaku
Pengontrolan perilaku seringkali tidak cukup untuk mengubah perilaku itu sendiri.
Suatu program secara total dapat dihancurkan sendiri oleh pasien dengan
4. Dukungan sosial
kepatuhan.
5. Dukungan dari profesional kesehatan
pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal
penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara
6. Pendidikan pasien
tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti penggunaan buku dan kaset
secara mandiri.
Meningkatkan interaksi profesi kesehatan dengan pesien adalah suatu hal penting
penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu.
terlibat aktif dalam perbuatan program tersebut. Dengan cara ini komponen-
1. Keadaan penyakit
Pasien yang menderita penyakit kronis (tuberculosis paru) cenderung paling tidak
patuh. Ini terutama karena harus menggunakan obat dalam jangka waktu lama
2. Keadaan pasien
Kepatuhan pasien menurun pada usia tinggi yang hidup sendiri (tidak ada yang
Kepatuhan pasien akan dipengaruhi oleh sikap petugas kesehatan dalam melayani
pasiennya. Petugas yang bersifat merendah, pasien kurang yakin terhadap terapi
yang diputuskan, ada hambatan dalam komunikasi karena faktor budaya, bahasa
4. Pengobatan
Kepatuhan pasien akan berkurang apabila obat yang diberikan dalam jangka
waktu lama. Bentuk dan keberhasilan kemasan yang terlalu sederhana dimana
obat mudah pecah dan terkontaminasi oleh kotoran juga dapat menurunkan
5. Struktur pelayanan
pasien.
tubercolosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan
jaringan yang terinfeksi dan hipersensivitas yang diperantarai sel (Cell Madiated
1. Demam
40-41*C. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dan
2. Batuk darah
Batuk darah terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(non produktif) kemudian setelah terjadi peradangan menjadi produktif hal ini
berlangsung 3 minggu atau lebih. Keadaan lanjut adalah terjadinya batuk darah
karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Yang merupakan tanda adanya
ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kavitas. Kematian dapat
terjadi karena penyumbatan bekuan darah pada saluran nafas (Soeparman, 1990)
3. Sesak nafas
Sesak nafas ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana ilfiltrasinya
4. Nyeri dada
Penyakit tuberculosis paru adalah penyakit radang yang bersifat menahan nyer
otot dan keringat dimalam hari. Gejala-gejala tersebut makin lama makin berat
Sumber infeksi dapat berasal dari penderita tubercolusis dengan BTA positif yang
ditularkan melalui droplet. Baik itu melalui penggunaan alat makan secara
bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu ataupun pada waktu penderita batuk atau
bersin.
Semakin banyak jumlah basil yang terhirup, maka semakin besar kemungkinan
Apabila tingkat keaktifan kuman tinggi maka akan semakin cepat berkembang
biak didalam tubuh. Selain itu akan semakin cepat pula massa inkubasinya.
Daya tahan tubuh yang menurun memungkinkan basil berkembang biak dan
1. Kultur sputum
diagnosa tubercolusis paru sudah dapat dipastikan. Kriteria sputum BTA positif
sediaan dan sedikitnya dua dari tiga kali pemekrisaan specimen BTA hasilnya
2. Foto thorak
Menunjukan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi
sembuh primer atau efusi cairan. Adanya perluasan kuman tubercolusis paru
intradermal antigen menunjukan massa lalu dan adanya antibodi, tetapi tidak
secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang
secara klinik sakit berarti bahwa infeksi disebabkan oleh mikrobakterium yang
berbeda (Doenges,2002)
4. Pemekrisaan darah
Pada waktu kuman tubercolusis mulai aktif jumlah leukosit sedikit meninggi dan
jumlah limfotsit masih dibawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila
sakit mulai sembuh jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih
tetap tinggi. Laju endap darah mulai turun kearah normal lagi (Soeparman, 1990)
udara residu dan kapasitas paru total. Saturasi oksigen terjadi penurunan sekunder
Pada saat penderita tubercolusis batuk akan mengeluarkan droplet dengan ukuran
mikroskopis yang bervariatif. Ketika pertikel tersebut berada di udara, air akan
konsetrasi kumannya. Partikel inilah yang disebut dengan droplet (Crofton, 2002)
2. Inhalasi debu yang mengandung basil tubercolusa (air bone infection)
Seseorang yang melakukan kontak erat dalam waktu yang lama dengan penderita
tubercolusis paru akan mudah tertular karena menginhalasi udara yang telah
Makin buruk keadaan sosial ekonomi masyarakat sehingga makin jelek pula gizi
dan hygiene lingkungannya yang akan menyebabkan rendahnya daya tahan tubuh
2. Kesadaran
kadang walaupun penyakitmya agak berat sipenderita tidak merasa sakit sehingga
tidak mencari pengobatan menurut hasil penyelikan WHO 50% penderita TBC
menunjukan gejala apa-apa orang ini telah berbahaya lagi sebagai sumber penular
3.Pengetahuan
Makin rendah pengetahuan penderita tentang bahaya penyakit TBC untuk dirinya
sebagai penularan baik dirumah maupun ditempat kerjanya. Untuk keluarga dan
Obat yang diminum sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh petugas
Pengambilan obat tidak boleh terlambat. Apabila penderita telah minum obat
3. Lama pengobatan
4. Macam-macam obat
Banyaknya macam-macam obat tuberculosis membuat penderita menjadi jenuh
untuk berobat. Jika kurangnya pengetahuan atau motivasi maka semakin besar
1. Aktivitas bakteresid
2. Aktivitas sterilisasi
dipermudah dengan pengadaan obat yang telah dipadukan sesuai dengan kategori
tersendiri :
1. Obat primer (obat anti tubercolusis tingkat satu)
1) Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteresid, dapat membunuh 90% populasi dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam
keadaan metabolisme aktif, yaitu pada saat kuman sedang berkembang. Dosis
2) Rifampisin (R)
Bersifat bakteresid, dapat membubuh kuman yang persisten (dortmant) yang tidak
3) Pirazinamid (Z)
Bersifat bakteresid, dapat membunuh kuman yang berada didalam sel dengan
suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg\kg BB, sedangkan untuk
4) Streptomisin (S)
Bersifat bakteresid, dengan dosis harian yang dianjurkan 15 mg\kg BB, sedangkan
Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr\hari, sedangkan untuk umur
30 mg\kg BB.
1) Kanamisin
3) Tiasetason
4) Etionamid
5) Protionamid
6) Sikloserin
7) Viomisin
8) Kapreomisin
9) Amikosin
10) Oflokasin
11) Siproflokasin
12) Norfloksasin
13) Klofazimn
(Soeparman dan Sarwono W, 1990)
Yaitu efek samping yang dapat menyebabkan sakit serius. Dalam kasus ini maka
pemberian OAT harus dihentikan dan penderita harus dirujuk ke Unit Pelayanan
Yaitu hanya menyebabkan sedikit perasaan yang tidak enak. Gejala-gejala ini
1. Tahap intensif (Initial phase), selama 1-3 bulan dengan memberikan 4-5
rifampisin salama 2 bulan. Bila pengobatan tahap intensif ini diberikan secara
tepat, biasanya penderita menular jadi tidak menular dalam kurun waktu 2
negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat pada tahap
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama yaitu selama 4-6 bulan. Tahap lanjutan penting
setiap 2minggu selama tahap intensif dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir
batuk-batuk berkurang, batuk darah hilang, nafsu makan bertambah dan berat
badan bertambah.
2. Bakteriologis
Biasanya setelah 2-3 minggu pengobatan sputum BTA mulai menjadi negative.
Pemekrisaan kontrol sputum dilakukan sekali sebulan. Bagi pasien BTA positif
setelah tahap intensif akan mendapatkan pengobatan ulang. Bila sudah negative,
sputum diperiksa tiga kali berturut-turut dan harus di kontrol agar tidak terjadi
“silent bacterial shedding” yaitu terdapat sputum BTA positif tanpa disertai
3. Radiologis
dikatakan negatife jika hasil kedua specimen negative, sedangkan bisa dikatakan
positif bila salah satu atau kedua specimen positif. Pemekrisaan ulang dahak
dilakukan pada akhir tahap intensif, sebulan sebelum akhir pengobatan dan 1
2. Pengobatan lengkap
Adalah penderita yang telah menyelesaikan pengobatan lengkap tapi tidak ada
3. Meninggal
sebab apapun.
4. Pindah
5. Default
Penderita yang tidak control atau terlambat mengambil obat 2 minggu berturut-
6. Gagal
Penderita BTA positif yang hasil pemekriksaan dahaknya tetap positif atau
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
-informasi
2.Faktor internal
-pendidikan
-pengalaman
-Usia
Keterangan : : diteliti
---------------- : Tidak diteliti
Gambar 3.1 kerangka konseptual pengaruh pengrtahuan tubercolusis dengan
kepatuhan berobat pasien tubercolusis
3.2 Hipotesis
kab.madiun
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Kosep Metode Penelitian
Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
akurasi suatu hasil. Dalam desain penelitian ini adalah analitik korelasional.
Sedangkan metode yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah case
faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
populasi sampai dengan penyajian penelitian. Dalam penelitian ini kerangka kerja
POPULASI
SAMPEL
SAMPLING
Penggumpulan data
Analisa data
Editing, coding, scoring, tabulating, dan uji memakai uji koefisien kontingensi
Penyajian hasil
Simpulan saran
4.4.1 Populasi
setiap subyek (misalnya : manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk
bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam & Siti Pariani, 2001). Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien tubercolusis paru BTA positif di puskesmas
mejayan,caruban kab.madiun.
n : N
1 + N (d)2
: 13
1 + 13 (0,05)2
: 13
1 + 0,0325
: 13
1,0325
: 12,59 = 13
Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
4.4.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik sampling (Hidayat,
2003)
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik non probabillity sampling tipe
purposive sampling
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Noto atmodjo,
2005) Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau subyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2004)
yang lain (Azwar S, 2007). Dalam ilmu keparawatan, variabel bebas biasanya
Variabel tergantung adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.
Dengan kata lain, variabel tergantung adalah faktor yang diamati dan diukur untuk
menetapkan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,
2003). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kepatuhan berobat pasien
operasional data
Indepanden: 1.pengertian tentang tubercolusis kuesioner ordinal Baik : 76-
kode 2
Kurang : <55%
diberi kode 1
Dependen: Kesesuaian -Daftar kehadiran dan Observasi Nominal 1.Patuh
yang telah
dijadwalkan
oleh petugas
kesehatan
4.6 Pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
(Nursalam,2009)
pengantar ijin penelitian dari institusi STIKES Dian Husada Mojokerto, kemudian
mendapat ijin dari kepala puskesmas peniliti kontrak waktu kepada koordinator
ukur dengan cara subjek diberikan angket atau kuesioner dengan berberapa
pertanyaan (Aziz Alimul, 2003). Dalam hal ini instrumenntya adalah kuesioner
lembar observasi.
1. Editing
Yang dimaksud editing adalah mengkaji dan meneliti data yang terkumpul apakah
2. Coding
Yang dimaksud coding adalah memberi tanda pada data yang terkumpul.
3. Skoring
4. Tabulating
Tabulasi data ini dilakukan setelah semua masalah editing, coding, dan skoring
berikut:
1). Patuh jika penderita datang tepat waktu sesuai dengan tanggal yang ditentukan
yang ditentukan.
Setelah data terkumpul dan dikelompokan dalam diagram pie distribusi kemudian
hasilnya dikonfirmasi dalam bentuk persentase dan setelah itu hasil persentase
100% = Seluruhnya
50% = Setengahnya
(Arikunto, 2002)
dengan etika. Tujuan penelitian harus etis, dalam arti hak responden dan lain
Di dalam surat pengantar penelitian dijelaskan bahwa nama subyek tidak harus
4.7.3 Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan responden akan
dijamin kerahasiaanya. Hanya pada kelompok tertentu saja yang akan peneliti
4.8 Keterbatasan