You are on page 1of 16

Tanaman 

Hidroponik

HIDROPONIK
(sumbangan : Jabatan Pertanian Sabah)

APAKAH HIDROPONIK?

Hidroponik ialah satu kaedah penanaman sayur-sayuran yang tidak menggunakan tanah.

KELEBIHAN HIDROPONIK

Hidroponik ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem penanaman biasa
yang menggunakan tanah seperti berikut:

 Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman secara
biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
 Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti tinggi;
 Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
 Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
 Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efisien;
 Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.

KAEDAH HIDROPONIK

Sistem Pengaliran Nutrien

Kaedah hidroponik memerlukan perbelanjaan agak rendah jika dibandingkan dengan kaedah
biasa bagi mendapatkan alat-alat seperti berikut:

i) Pam air untuk aknarium.

ii) Tempat tanaman (diperbnat daripada paip PVC, dulang plastik dan bahan-bahan lain seperti
kayu, papan lapis, tin besi, yang perlu dialas dengan kepingan plastik yang tebal). iii) Tangki
untuk larutan nutrien. iv) Tenaga elektrik. v) Pasu plastik kecil (jika perlu).

Rajah 1 : Sistem Pengaliran Nutrien


Sistem Takung

Bagi sistem takung punca peralatan berikut adalah diperlukan:i) Takung tanaman.

ii) Penutup (diperbuat daripada polisterin, plastik). iii) Pasu plastik kecil (jika perlu).

Rajah 2 : Sistem Takung

KAEDAH PENANAMAN

Kedua-dua sistem penanaman di atas boleh menggunakan kaedah penanaman seperti berikut:-

Cara Mengubah:

 Semai biji benih menggunakan pasir kasar atau sabut kelapa halus
 Keluarkan anak benih (bersihkan akar anak benih)
 Pindahkan anak benih ke tempat tanaman (Letakkan 1-2 pokok benih untuk satu lubang
tanaman. Takung tanaman hannya mengandungi air sahaja.)
 Selepas dua hari baja separuh kepekatan dilarutkan untuk menyokong pokok
 Selepas tujuh hari, masukkan baki baja supaya larutan nutrien mencapai kepekatan
penuh

Cara Semaian terus

 Sumbatkan benang basah dan tarik untuk buat sumbu


 Masukkan dalam lubang tempat tanaman yang mengandungi air
 Semaikan 2-3 biji benih atas benang basah
 Selepas 7-10 hari, masukkan baja (kepekatan penuh) dalam air

*Larutan nutrien perlu ditambah (tertakluk kepada keperluan) sehingga hasil dituai untuk kedua-
dua kaedah penanaman.

Larutan Nutrien

Kadar baja yang diperlukan untuk sayur jenis daun jika larutan nutrien disediakan sendiri adalah
seperti berikut :-
BAJA BERAT (g) UNSUR KEPEKATAN (bsj)
Ammonium nitrat
75 N 300
Kalium fosfat
40 P 80
Kalium nitrat
32 K 230
Kalsium klorida
55 Ca 200
Magnesium sulfat
18 Mg 36
Besi/Ferum (Fe-EDTA)
3.29 Fe 5
Boron
0.56 B 1.0
Manganous chloride
0.18 Mn 0.5
Kuprum sulfat
0.04 Cu 0.1
Zingkam sulfat
0.05 Zn 0.1
Ammonium molybate
trace Mo trace
Baja komersil (Gred)    
Pertanian atau industri    
 Gred teknikal

BERITA KEMENTERIAN PERTANIAN DAN PERIKANAN, JANUARI-JUN 1998, M/S 21-22

Hidroponik, Tanaman Tanpa Tanah


HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air
sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga
dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat
silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.

Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan
tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu
bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang
Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa
semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman.
Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan
tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan
tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di
Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi
tentara pendudukan Amerika.
Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico,
Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai
bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-
perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan
penduduk yang terus bertambah.

Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara
tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya
bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap
akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua,
di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam
tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air
dan garam-garam zat makanan.

Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan
perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati
bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik "mengizinkan" orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang
sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan
dingin di tempat sendiri. Karena, ya... itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun
cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari
yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih
besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan
pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang
baik dan seragam.
**
SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan,
dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat
dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal... apa yang akan terjadi dengan dunia?
Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi
tumbuhan pun semakin berkurang.
Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang
pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju
kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-
tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan
yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih
banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari
perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan
mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.

Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000),
jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan
dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat genetically
modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.
Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain
serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma
unggul yang sulit dibasmi.

Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal
terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan
swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan
kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan
alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif
paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas
yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah.
Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat
menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem
hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik
menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.
Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik,
pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang
cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada
atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus
disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem
pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca
yang selalu berubah.***
Sri Nurilla Fazari, Mahasiswa Departemen Biologi ITB.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah Hidroponik. Hidroponik
adalah salah satu teknik menanam tanpa menggunakan media tanah sebagai tempat tumbuh
tanaman. Media tanamnya bermacam-macam, tetapi yang paling umum digunakan adalah arang
(baik arang kasar maupun arang sekam).

               Banyak petani di Indonesia menggunakan sistem Hidroponik. Karena bercocok tanam
dengan sistem hidroponik memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah kualitas tanaman
yang baik. Dengan meningkatnya kualitas tanaman, maka secara otomatis mendongkrak harga
tanaman dipasaran. Karena itu kebanyakan tanaman yang dikembangkan dengan sistem
hidroponik  adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi.

1.2. Tujuan

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Agronomi, pembuatan laporan ini
juga  bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang sistem Hidroponik kepada
para pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hidroponik

Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah.


Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam atau soilles. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya,
seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media
tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu
bata, arang sekam, potongan kayu, dan busa.

2.2 Perbedaan Metode Hidroponik dengan Metode Konvensional

Perbedaan metode bercocok tanam dengan sistem hidroponik dan dengan cara
konvensional bukan hanya dari segi media  tanamnya saja tetapi cara pemberian pupuknya juga
berbeda. Dalam metda hidroponik biasanya pupuk yang dipakai adalah pupuk yang sudah
dicairkan. Pupuk dibuat cair agar dapat menyerap dalam medium dan dapat diserap dengan baik
oleh tanaman. Pupuk cair ini dapat dibuat sendiri dengan mencampur pupuk-pupuk yang
diperlukan dengan air.

2.3 Tanaman Hidroponik

Semua tanaman pada dasarnya dapat ditanam dengan metode


hidroponik. Namun , kebanyakan tanaman yang ditananm dengan metode hidroponik adalah
tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan metode bercocok tanam
hidroponik memerlukan biaya yang tidak sedikkit. Karena itu bisanya hasilnya dijual di
supermarket atau pasar-pasar modern. Jika dijual di pasar-pasar tradisional maka harga jualnya
akan turun. Tanaman yang biasa ditanam dengan metode hidroponik adalah tanaman
holtikultura, contohnya sayur-sayuran seperti selada, sawi, tomat, pakchoi, wortel, asparagus,
brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong atau buah-buahan
seperti strawbery, melon, tomat, mentimun, semangka, paprika. Selain itu juga tanaman hias
seperti krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dan tanaman obat-obatan juga dapat
menggunakan metode hidroponik.
2.4 Keuntungan dan Kerugian Hidroponik

Metode bercocok tanam hidroponik sangat cocok digunakan dilahan-lahan yang sempi
karena metode hidroponik tidak terlalu memerlukan lahan yaang luas. Beberapa keunggulan dari
metode hidroponik adalah :

1. Tidak memerlukan lahan yang luas

2. Tidak memerlukan media tanah

3. Hasil tanaman memiliki kualitas yang baik

4.  Tahan terhaadap penyakit dan serangan hama

5. Perawatan lebih mudah

6. Tanaman memiliki nilai jual yang tinggi

            Selain memiliki keuntungan, metode hidroponik juga memiliki kekurangan.


Kekurangannya adalah biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Namun kekurangan terssebut dapat
tertutupi oleh kualitas tanaman yang dihasilkan dan nilai jual dari tanaman tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
daya. Hidroponik adalah budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau soilles. Tanaman yang biasanya menggunakan metode
hidroponik adalah tanaman holtikulltura seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
tanaman obat-obatan. Metode hidroponik memiliki banyak keuntungan walaupun biaya yang
dikeluarkan tidak sedikit.

Hidroponik Solusi
Keterbatasan

Luas tanah sempit, kondisisi tanah kritis, hama dan penyekit yang tak terkendali, keterbatasan
jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu dan mutu yang tidak seragam. Semua keterbatasan
tersebut bisa ditanggulangi dengan istem hidroponik.

DI ZAMAN yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai
metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah
bertanam secara hidroponik. Berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic, dimana hydro berarti air
dan ponous berarti kerja. Sesuai arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi
bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen.
Tak jarang bertanam hidroponik dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan
tak sekedar hobi, ada juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Hidroponik biasa
digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan buah telah
umum ditanam secara hidroponik. Sebut saja paprika, timun mini, tomat, dan sayuran hijau.
Ada beberapa keuntungan yang diyakini bisa didapat dari bertanam secara hidroponik
dibandingkan bertanam secara konvensional (bertanam biasa di tanah). Ambil saja salah satu
contoh, bertanam paprika secara hidroponik. Pertama, produksi per tanaman lebih besar dan
kualitas lebih baik. Selain itu lahan dapat ditanami paprika sepanjang tahun, jika ditanam di tanah
harus ada rotasi tanaman. Kehilangan setelah panen lebih kecil dibandingkan bertanam secara
konvensional. Sementara harga lebih tinggi dan relatif konstan, tidak mengenal musim.
Tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik juga lebih mudah terhindar dari erosi dan
kekeringan. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem hidroponik dapat
menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional. Panen dengan cara hidroponik juga
terbilang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional, karena para petani tidak perlu
waktu terlalu lama untuk menunggu masa tanam atau masa panen.
Hidroponik atau bercocok tanam tanpa tanah ini bermula dari penelitian tentang kubutuhan nutrisi
tanaman agar bisa tumbuh dengan optimal. Seiring dengan perkembangan waktu ternyata
hidroponik bisa dikembangkan pada skala hobi maupun skala komersial. Itu karena hidroponik
menawarkan solusi atas masalah yang timbul pada pertanian konvensional, sebagai contoh:
1. Pada pertanian konvensional dibutuhkan tanah yang luas dan subur. Dengan sistem
hidroponik cukup pada lahan sempit dan bisa diupayakan dimana saja asal tersedia cukup air,
sinar matahari dan udara walaupun di atap gedung pun.
2. Kebutuhan tenaga kerja yang relatif kecil karena semua bisa dimekanisasi dan otomatisasi.
3. Hama dan penyakit bisa dikendalikan karena tanaman berada dalam lingkungan yang
kontrolable (bisa dikendalikan manusia/tidak bergantung alam).
4. Produk hidroponik lebih sehat karena semua menggunakan komponen yang bebas
kontaminasi mikroorganisme dan pestisida.
5. Usia tanaman sampai masa panen bisa diperpendek dan masa panen bisa diperpanjang

Macam-macam Hidroponik
Hampir semua tanaman bisa dibudidayakan dengan sistem hidroponik, mulai dari bunga,
sayuran daun, buah-buahan dan juga umbi-umbian. Jika dilihat dari media tanam ada dua
macam hidroponik yaitu Hidroponik metode Subtrat dan Hidroponik metode non Subtrat. 
Beberapa contoh bahan yang bisa digunakan sebagai media tanam pada Hidroponik metode
Subtrat adalah arang sekam, pasir, kerikil batu apung/cocopeat, rock wool, dan spon. Yang
penting media tersebut bersih, bisa menyimpan air sementara, porus, bebas dari unsur hara.
Media tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan air nutrisi sementara dan tempat berpijak
akar, untuk kebutuhan unsur hara disuplai dari air nutrisi yang disiramkan.
Sementara, untuk model Hidroponik metode non Subtrat tidak menggunakan media tanam, akar
tanaman langsung masuk pada talang (saluran air). Model seperti ini biasa disebut NFT (Nutrient
Film Technique). Ada juga aeroponik dimana air bernutrisi dikabutkan dan disemprotkan
langsung ke akar tanaman. Hidroponik model ini lebih praktis tatapi dibutuhkan investasi awal
yang lumayan besar.

Rumah Naungan
Di negara-negara sub tropis dibutuhkan rumah kaca untuk menempatkan tanaman pada kondisi
idealnya. Dimana di dalam rumah kaca bisa diatur kondisi suhu, kelembaban, intensitas cahaya
dan kandungan CO2 dalam ruangan itu. Rumah kaca ini dibuat kerena pada musim tertentu
(musim dingin) udara luar bisa membunuh tanaman. Namun di negara kita yang beriklim tropis,
dimana perbedaan suhu antara musim kemarau dan musim hujan yang tidak terlalu mencolok
dan sinar matahari yang relatif  baik sepanjang tahun, maka yang dibutuhkan adalah rumah
naungan untuk melindungi tanaman dari terpaan hujan langsung. Kondisi yang terlalu lembab
akan menyebabkan tanaman terserang cendawan selain juga hujan bisa mencuci nutrisi yang
diberikan pada tanaman. Rumah naungan yang tertutup kasa juga berfungsi melindungi tanaman
dari gangguan serangga yang kadang sangat merugikan, kerena bisa berpeluang membawa
berbagai mikroorganisma yang merugikan seperti virus dan bakteri.

Test Kandungan Air


Kualitas air menjadi hal yang harus diperhatikan karena kondisi air akan berbeda dari satu
tempat ke tempat yang lain. Sebagai contoh kandungan NaCl didaerah dekat pantai tentu akan
berbeda dengan daerah pegunungan. Begitu juga derajat keasaman air juga berbeda dari daerah
satu dengan daerah lain. Untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam air
tersebut perlu adanya test kandungan air agar komposisi nutrisi bisa disesuaikan.

Nutrisi
Pada pertanian hidroponik nutrisi sangat menentukan keberhasilan, karena tanaman mendapat
unsur hara dari apa yang diberikan. Kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal. Terdapat pupuk
hidroponik yang siap pakai di pasaran, ini akan lebih mudah, tinggal seduh dan aplikasikan.
Tetapi untuk skala komersiil biasanya petani meramu pupuknya sendiri. Adapun unsur-unsur
yang dibutuhkan adalah:
N (nitrogen), P (pospor), K (kalium/potassium), Ca (calcium), S (sulphur), Mg (magnesium) ini
disebut unsur makro karena dibutuhkan dalam jumlah besar. Terdapat juga unsur mikro atau
unsure yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit antara lain : Fe (Ferum atau besi), Mn (mangan), B
(baron), Zn (zinc) Cu (cuprum atau tembaga) Mo (molebdenum).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meramu pupuk hidroponik antara lain adalah:
1. Keseimbangan.
Keseimbangan penting dalam meramu pupuk hidroponik karena kelebihan suatu unsur akan
menekan ketersediaan unsure yang lain, seringkali tanaman menunjukan gejala kekurangan
suatu unsur karena kelebihan unsure tertentu.
2. Fase tanaman.
Tanaman pada masa vegetatif akan membutuhkan Nitrogen dan Phospor yang lebih karena
unsur tersebut sangat penting dalam pembentukan kloropil dan akar tanaman. Sebaliknya pada
fase generatif atau masa pembuahan tananam membutuhkan lebih banyak kalium dan kalsium
karena kedua unsure tersebut berperan penting dalam pembentukan karbohidrat pada buah.
 
Contoh Komposisis pupuk untuk fase generatif.

Makro elemen Jumlah
Mg/l Mikro elemen Jumlah
Mg/l
Nitrat 200 Fe 2,0
Amonium 20 B 0,5
Phospor 50 Mu 0,5
Kalium 350 Zinc 0,25
Magnesium 40 Cu 0,1
Sulphur 117 Mo 0,05
Calcium 200  

3. Musim.
Pada musim hujan, intensitas sinar matahari akan berkurang dan kondisi sekitar menjadi lebih
lembab, maka dibutuhkan Magnesium yang lebih banyak agar tanaman tetap berfotosintesis
secara optimal, dan pengurangan Amunium agar tanaman lebih tahan terhadap serangan
cendawan. //**

Oleh: Bayu Afiudin


Praktisi Tanaman Hidroponik, Kediri.

Bisnis Praktis Sayuran Hidroponik

Berapa buget belanja sayuran Anda dalam sehari? Nah, kenapa tidak mencoba menanam
sendiri. Ada cara menanam yang lebih praktis. Bahkan jika Anda mau bisa dijadikan lahan
bisnis.

Saat musim kemarau seperti sekarang ini, tanaman hidroponik tak perlu ditutup dengan plastik.
"Yang perlu diwaspadai hama ulat. Perhatikan tanaman 3 hari sekali. Begitu ada ulat, langsung
basmi. Jika banyak kotoran ulat di bawah tanaman, tandanya terserang hama. Biasanya hama
datang di malam hari," papar Setia.

Sayur ini bisa dipanen setelah 1 bulan. Untuk kangkung malah bisa ditanam 2-3 kali. Setia
memaparkan, untuk skala konsumsi keluarga, modal awalnya yang dibutuhkan hanya sekitar Rp
50 ribu. Selamat mencoba!

Menghitung Untung
Jika Anda berniat bisnis sayuran hidroponik. Berikut ini modal yang harus Anda keluarkan dan
keuntungan yang akan Anda dapatkan.

Baru setelah masyarakat mengenal produk kita, bisa menaikkan harga sesuai dengan pasar.
"Keuntungan bisa mencapai 2-3 kali lipat. Kalau bisa jangan sekadar menjual sayur organik, bisa
saja ditambah dengan buah organik," tandas Setia. Siap berbisnis?

Noverita K. Waldan

Lokasi: Kebun Wisata Pasir Mukti, Jl. Raya Tajur Pasirmukti, Citeureup, Bogor (021
87943864).
Foto-foto: Ahmad Fadillah/NOVA
Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik

April 17, 2009

Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani


yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous
lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang
dibutuhkan tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of California,
sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university yang sama, dalam
pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam.

Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam
metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan
yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan
yang mengandung nutrisi tersebut.

Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus disterilkan
terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media tanam atau
dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui
selang plastik.
Nutrient Film Technique
Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari lempengan
logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang mengandung larutan hara. Maka
di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.

Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik

Unsur Hara

Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya
berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.

Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan
dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro
adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang
rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).

Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam
jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan
garam pupuk tersebut.

Media Tanam Hidroponik

Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban
terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan
oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai
media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban
media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan
yang digunakan sebagai media.

Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara
komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%.
Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta
bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi
karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat
mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.

Oksigen

Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen


menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk
ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman
akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian
oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung
udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau
mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada
tempat penanaman untuk kultur agregat.

Air

Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat
salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm
serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni
tanaman.

Keuntungan dan Kendala Hidroponik

Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas lebih
banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien,
tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara dan pH
lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat menanam tanaman
di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah yang miskin hara dan
berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya
adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan
keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang
mahal.

teknik budidaya

A. Media

Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus
porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan
menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :

Media untuk persemaian atau pembibitan


Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir
halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat
menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.

Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang
sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah
kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat
mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang
sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua
kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.

B. Benih

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas
rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-
lain.

C. Peralatan Budidaya Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah :

Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau
kotak kayu.

Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang
secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.

Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban

Ayakan pasir untuk mengayak media semai

Handsprayer untuk penyiraman

Centong pengaduk media

Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai

Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant

Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman

Ember penyiram

D. Pelaksanaan

Persiapan media semai


Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.

Persemaian tanaman

Persemaian benih besar

Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah
semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara
horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.

Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi
bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

Persemaian benih kecil

Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari
tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih
mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.

Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati
dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.

Transplanting/pindah tanam

Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman
di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.

Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah).
Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan
memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman
jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:

Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya
adalah sebagai berikut :

Pada masa persemaian


Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk
menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang
halus atau tree sprayer.

Pada masa pembibitan


Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan
larutan encer hara.

Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu
sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.

Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :

Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang
utama untuk produksi.

Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).

Penjarangan bunga (pada sayuran buah)


Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian
penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan
perlakuan tanpa penjarangan bunga.

Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

Panen dan Pasca panen

Pemanenan

Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu
yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen
yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi
berikutnya.

Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

Penanganan pasca panen

Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan,
terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen
sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan
sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan,
metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan
penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
pada produk yang dijual.

You might also like