You are on page 1of 29

Metode dan Cara Pembelajaran Lain yang

Kooperatif.

BELAJAR BERSAMA
Diantara metode pembelajaran yang banyak digunakan
telah dikembangkan dan diteliti oleh David dan Roger
Johnson dan rekan mereka pada Universitas Minesota.
Metode mereka menekankan pada empat elemen (Johnson,
Johnson, dan Roy, 1984):
1. Interaksi face to face: Murid bekerja dalam empat
sampai lima anggota kelompok.
2. Saling ketergantungan yang Positif: Murid bekerja
sama untuk mencapai tujuan kelompok.
3. Pertanggung jawaban Individu: Murid harus
menunjukkan bahwa mereka telah menguasai materi
secara individu.
4. Hubungan perseorangan dan kemampuan kelompok kecil:
Murid harus diajarkan tentang makna efektif dari
bekerja sama dan dari diskusi seberapa baikkah
kelompok mereka bekerja untuk mencapai tujuan
mereka.

Metode Johnson sama dengan STAD,bahwa mereka menggunakan


kelompok pembelajaran yang heterogen dan menekankan
ketergantungan yang positif dan pertanggung jawaban
individu. Bagaimanapun juga, mereka juga menyoroti
kekokohan kelompok dan penilaian kelompok, dan
merekomendasikan kualitas kelompok daripada sebuah
sertifikat atau penghargaan lainnya.

Penelitian pada metode ini telah menemukan bahwa saat


mereka mendapat penghargaan atau imbalan pada kelompok yang
didasarkan pada pembelajaran individu dari semua anggota
kelompok, mereka meningkatkan pengembangan murid lebih dari
metode metode individualistic dan mereka mempunyai efek
yang positif pada hasil-hasil sebagai hubungan dan
penerimaan dari teman sekelas (lihat Johnson and Johnson,
1985). Bagi panduan praktik untuk metode-metode ini, lihat
Johnson, Johnson, Holubec, dan Roy (1984) dan Johnson and
Johnson (1984).
Johnson dan rekan mereka juga mengembangkan dan
meneliti metode untuk menghubungkan murid dalam
“kontroversi yang kooperatif.” Murid-murid dengan empat
anggota kelompok telah diberikan materi materi pelajaran
pada sebuah berita controversial, seperti perburuan
serigala diijinkan dalam Minnesota utara. Dua anggota
kelompok mengambil satu sisi dari sebuah berita dan dua
mengambil sisi yang lain. Selanjutnya mereka mengganti
peraturan dan memperdebatkan sisi yang berlawanan.
Akhirnya, kelompok lain menarik sebuah persetujuan. Murid-
murid mengikuti tujuh peraturan yang harus mereka kerjakan
(Smith, Johnson, and Johnson, 1981, p.654):

1. Saya mengkritik sebuah ide, bukan seseorang.


2. Saya ingat bahwa kita semua ini bekerja sama.
3. Saya mendorong setiap orang untuk berpartisipasi.
4. Saya mendengarkan setiap ide orang lain, walaupun
saya tidak setuju dengan mereka.
5. Saya mengulangi apa yang telah dikatakan seseorang
jika hal itu tidak jelas.
6. Saya mencoba untuk mengerti dua sisi dari sebuah
berita.
7. Pertama-tama saya mengajukan semua ide, selanjutnya
saya menguraikan semuanya.

Penelitian pada metode controversial yang membangun


secara umum telah membuat mereka untuk menjadi lebih
efektif daripada debat tradisional atau metode pembelajaran
individual dalam peningkatan untuk mengingat informasi,
merubah perilaku, dan hasil-hasil lain. Lihat Johnson dan
Johnson (1979, 1986) untuk kontroversi konstruktif lainnya.

DISKUSI KELOMPOK DAN PROYEK KELOMPOK

Bentuk pembelajaran koopeatif yang lama dan yang telah


banyak digunakan, diskusi kelompok dan proyek kelompok.
Sebagai contoh, kebanyakan guru ilmu pengetahuan
menggunakan kelompok laboratorium yang kooperatif, dan
banyak pelajaran social dan guru Bahasa Inggris menggunakan
diskusi atau kelompok proyek.
Kapanpun Anda menggunakan sebuah metode pembelajaran
yang kooperatif, Anda telah menugaskan murid-murid kedalam
sebuah kelompok kecil; hal ini mudah untuk menggunakan
kelompok yang sama untuk sebuah diskusi atau proyek dengan
baik. Banyak guru menggunakan strategi campuran. Contohnya,
guru ilmu pengetahuan mungkin menggunakan TGT atau STAD
untuk mengajari informasi pengetahuan dan kosakata, Jigsaw
II untuk menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, dan kelompok
laboratorium untuk kerja lab, semua dilakukan dengan
kelompok yang sama. Seorang guru social mungkin menggunakan
metode TGT atau STAD untuk geografi dan pembacaan grafik.
Jigsaw untuk sejarah, dan kelompok diskusi untuk masalah
social yang kontemporer atau berita terkini.

Kelompok Diskusi

Tugas utama dalam penataan sebuah kelompok diskusi adalah


untuk meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok telah ikut
serta. Jika kelompok diharuskan untuk menuliskan sebuah
laporan, hal ini juga merupakan hal yang penting bagi
setiap anggota untuk mangambil bagian terbaik dalam tugas
ini, sehingga keseluruhan kerja (dan pembelajaran) tidak
jatuh hanya pada salah satu anggota saja.
Merupakan hal yang penting untuk memilih pemimpin
dalam kelompok diskusi. Orang ini harus dipilih utnuk
kecakapan kepemimpinan dan kemampuan mengorganisasi, tidak
pada dasar dari hasil akademik semata. Pemimpin harus
memastikan bahwa etiap orang telah berpartisipasi dan bahwa
kelompoknya mengerjakan tugas yang ada.
Satu jalan yang baik untuk mendapat keikutsertaan dari
setiap anggota kelompok adalah setiap orang menuliskan
sebuah opini atau sebuah ide sebelum kelompok tersebut
memulai berdiskuasi. Contohnya, jika kelompok sedang
mendiskusikan hukuman besar, terlebih dahulu Anda harus
menyuruh setiap murid menulis tiga keuntungan dari hukuman
besar, tiga kerugian, dan opini mereka sendiri. Anggota
kelompok selanjutnya dapat membaca daftar dari keuntungan
dan kerugian bagi kelompok, dan diskusi dapat focus pada
setiap daftar murid secara bergilir. Kunci untuk prosedur
ini adalah bahwa jika semua murid memberi pendapat, mereka
akan mempunyai sebuah komitmen untuk diskusi kelompok dan
lebih banyak untuk berpartisipasi didalamnya.
Jalan lain untuk memastikan partisipasi adalah untuk
membuat murid-murid ahli pada beberapa bagian dari sebuah
topic, seperti dalam Investigasi Kelompok, Co-op Co-op, dan
Jigsaw, dengan meminta mereka melakukan penelitian pada
daerah keahlian mereka. Dalam diskusi hukuman yang besar,
seorang murid dapat menjadi seorang ahli pada sejarah dari
hukuman besar, lainnya pada alternative hukuman besar, atau
pada efeknya, dan sebagainya.

Dalam tambahan untuk meluaskan partisipasi, tugas


utama lainnya dalam penataan sebuah kelompok diskusi adalah
focus. Tidak ada yang lebih buruk dari diskusi yang tanpa
tujuan. Tugas dari kelompok harus diekspresikan dengan
jelas. Contohnya, kelompok dapat ditugasi untuk menemukan
sebuah kesimpulan dari sbeuah berita-contohnya, “Ketetapan:
United States Harus Mencabut Perlindungan Hukum Pemogokan
dalam Industri Vital,”: atau “Ketetapan:United State
Seharusnya Tidak Masuk dalam Perang Dunia I:_dengan alas an
untuk posisi ynag diambil. Dalam kasus ini, merupakan hal
yang penting untuk mempunyai sebuah diskusi kelas yang
didasarkan pada posisi yang ditampilkan oleh setiap
kelompok.
Jika Kelompok ditugaskan untuk menulis sebuah laporan,
yakinkan bahwa setiap murid telah berpartisipasi. Satu cara
untuk melakukan ini adalah utnuk memisahkan laporan kedalam
bagian yang berbeda dari penulisan murid, seperti dalam
investigasi kelompok atau CO-op Co-op (lihat bagian 6).
Kelompok harus membantu setiap anggota dengan saran-saran
untuk perencanaan, membuat bagan, revisi dan mengedit
bagian mereka.

Proyek Kelompok

Jika proyek grup dapat dibagi kedalam beberapa bagian,


Anda mungkin meminta grup itu untuk melakukan ini, tetapi
selanjutnya biarkan mereka utnuk melakukan sebaik yang
mereka inginkan.Contohnya, Anda dapat secara sederhana
menetapkan sebuah kelompok tugas dalam penulisan laporan
pada pengembangan penerbangan, dan biarkan murid memutuskan
bagaimana memecahkan hal ini untuk penelitian dan untuk
presentasi di depan kelas. Lebih jauh untuk proyek kelompok
dalam jenis ini, lihat diskusi dari Investigasi Kelompok
dan Co-op Co-op dalam Chapter 6.

METODE INFORMAL

Buku ini berfokus pada metode pembelajaran kooperatif


yang lengkap yang dapat digunakan sepanjang periode yang
ditentukan. Bagaimanapunjuga, banyak guru menyatkan
kegiatan-kegiatan kooperatif kedalam pelajaran tradisional
mereka atau menggunakan mereka saat mempresentasikan
pelajaran dalam metode STAD, TGT atau teknik kooperatif
lainnya. Sebuah gambaran dari beberapa kegiatan kooperatif
informal yang berguna berikut ini.

Diskusi Kelompok yang Spontan

Jika murid-murid duduk dalam sebuah grup, hal ini mudah


untuk meminta mereka pada waktu yang bervariasi selama
pangajar atau presentasi untuk mendiskusikan makna sesuatu,
mengapa sesuatu berkerja, atau bagaimana sebuah masalah
dapat diselesaikan dengan baik. Pembelajaran kooperatif
yang sederhana ini menyusun pelengkap sebuah pelajaran
tradisional, dan kelompok kerja dapat merubah dari beberapa
menit ke sebuah session kelas.

Berpikir Bersama

Russ Frank, seorang guru pada Chaparral Midle School dalam


Diamond Bar, California, telah mengajar pelajaran tata
bahasa. Dia meletakkan sebuah kalimat pada OHP dan
bertanya, “Dimana seharunya comma berada? Berpikirlah
bersama dan konsultasikan dengan kelompok Anda.” Murid-
murid hanya mengerjakan itu. Ada sebuah desas-desus dalam
pembicaraan yang hidup. Setelah sebuah waktu pendek Russ
memadamkan lampu. Dan seketika hening total. Selanjtnya dia
menunjuk sejumlah murid. Tangan dari seorang murid dalam
setiap kelompok diacungkan. Russ memanggil pada satu dari
perwakilan grup-grup. Sebuah jawaban yang benar memberi
poin untuk tim tersebut.
Setiap murid dalam sebuah kelompok mempunyai sebuah
angka dan murid tahu bahwa hanya seorang muridlah yang akan
dipanggil untuk mewakili kelompoknya. Desas-dsus dalam
diskusi yang hidup telah diusahakan oleh murid-murid untuk
membagi informasi sehingga setiap orang mengetahui
jawabannya. Cara tersebut akan menerima sebuah point tidak
masalah angka mana yang dipanggil.
Berpikir bersama adalah dasar sebuah dsar yang
berlainan dari diskusi kelompok; simpulnya adalah mendapati
seorang murid yang mewakili kelompok tetapi tidak
memberitahukan kelompok dalam hal siapa yang akan mewakili
kelompok tersebut. Simpul tersebut memastikan keikut
sertaan total dari semua murid. Metode Russ Frank aalah
sebuah cara ekselen untuk menambah pertanggung jawaban
individu bagi sebuah diskusi kelompok.
Produk Kelompok

Mintalah kelompok murid-murid membuat sebuah pusat


pembelajaran, tulis sebuah essay, gambarlah sebuah mural,
kerjakan sebuah lembar kerja,buat sebuah presentasi didepan
kelas, desain peraturan yang lebih baik, buatlah daftar
tentang solusi yang memungkinkan untuk sebuah masalah
social, atau menganalisa sebuah puisi. Untuk mempertahankan
pertanggung jawaban individu, tetapkan peraturan spesifik
anggota kelomok atau area tanggung jawab individu.

Pemeriksaan Kooperatif

Besok ujian. Kelompok murid membuat pertanyaan ulangan.


Mereka secara bergiliran mengajukan pertanyaan untuk grup
yang lainnya. Kelompok yang mengajukan pertanyaan mendapat
sebuah point untuk setiap pertanyaan. Kelompok yang awalnya
disebut mendapat point untuk setiap jawaban yang benar.
Selanjutnya kelompok kedua dapat menerima sebuah point jika
mereka dapat menambah informasi penting untuk jawaban
tersebut.
Dalam sebuah variasi pada pmeriksaan kooperatif, guru
memberikan pertanyaan. Variasi lain mengkombinasikan
berpikir bersama dengan pemeriksaan kooperatif. Yaitu, saat
guru atau murid meminta pertanyaan ulangan,terlebih dahulu
murid mendiskusikan jawaban mereka dengan rekan mereka.
Setelah waktu “berpikir bersama”, sejumlah angka disebut-
1,2,2 atau 4. Murid dengan angka angka yang telah
disebutkan mempunyai kesempatan untuk menyampaikan jawaban
yang benar. Angka kedua yang disebutkan setelah sebuah
jawaban yang benar dikemukakan,dan murid lain dapat
menghasilkan point untuk team mereka dengan menambah
informasi dari jawaban original yang benar. Jika guru
merasa bahwa masih ada informasi penting yang harus
disampaikan, angka ketiga mungkin disebut, dan seterusnya.

Berpikir-Menyamakan-Membagi

Hal ini sederhana tetapi merupakan metode yang sangat


berguna yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas
Maryland. Saat guru menyajikan pelajaran didalam kelas,
murid-murid duduk berpasangan dengan kelompok mereka. Guru
melemparkan pertanyaan kepada murid. Murid-murid
diinstruksikan untuk memikirkan sebuah jawaban menurut
mereka sendiri, kemudian disamakan pada partnernya untuk
mencapai kesepakatan jawaban. Akhirnya, guru meminta murid
untuk membagi kesepakatan mereka dengan rekan kelas
lainnya. Untuk penjelasan lebih lengkap tentang berpikir-
menyamakan-membagi, lihat Lymann (1981).

MANAGEMENT RUANGAN KELAS YANG KOOPERATIF

Banyak pembelajaran tentang ruangan kelas yang


kooperatif telah dilakkan dengan baik, karena murid-
murid termotivasi untk belajar dan dihubungkan secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimanapun juga,
banyak guru-guru mungkin ingin mengambil thapan
tambahan untuk memastikan bahwa murid-murid akan
menggunakan waktu didalam kelas dengan efektif dan
mengarahkan energi mereka terhadap kegiatan yang
produktif. Bagian ini menggambarkan metode management
(pengaturan) ruangan kelas yang diadaptasi dari Kagan
(1992).

Teori: Imbalan Positif Berdasarkan Grup

Pendekatan yang paling efektif untuk pengaturan


ruangan kelas bagi pembelajaran yang kooperatif adalah
ntuk membentuk sebuah system imbalan positif
berdasarkan grup. Guru memberikan perhatian terhadap
aktivitas kelompok yang dia inginkan selama dalam
ruangan kelas. Dengan cepat kelompok lainnya memulai
untuk meniru diri mereka sendiri setelah kelompok
tersebut menerima perhatian positif dari guru.
Penelitian menunjukkan bahwa dalam penataan
keseluruhan kelas, jika guru memberikan perhatian
terhadap perilaku murid yang tidak diinginkan seperti
meninggalkan tempat duduk atau berbicara sendiri,
frekuensi dari semua perilaku tersebut akan meningkat.
Tidak masalah jik aperhatian tersebut positif atau
negative. Yaitu, saat guru mengomeli murid yang
meninggalkan tempat duduknya tanpa izin, murid lain
akan menyuruh diri mereka sendiri untuk tidak
melakukan hal itu.
Dan itulah yang disebut ruangan kelas yang
kooperatif. Jika seorang guru memberikan perhatian
(peringatan) kepada kelompok yang terlalu ramai atau
tidak mengerjakan tugasnya, kelompok lain akan
mengikuti ketua kelompok yang telah mengatur supaya
mendapat perhatian dari guru, walaupun bentuk
perhatian tersebut negative. Sebaliknya, jika guru
tidak menghiraukan kelompok yang tidak mengerjakan
tugas dan memberi pengakuan yang special terhadap
mereka, secepatnya sebagian besar atau semua kelompok
akan mengerjakan tugasnya. Guru harus
mengartikulasikan keseluruhan kelas dengan tepat
mengapa kelompok yang dicontoh menerima pengakuan yang
lebih dan merekam contoh-contoh lain dalam cara yang
sama.
Elemen penting lainnya adalah system managemen
pembelajaran kooperatif yang sukses adalah harapan
yang jelas. Guru harus mendefinisikan dengan jelas
perilaku-perilaku penting ntuk kesuksesan pemanfaatan
ruangan kelas dan perilaku tersebut telah dimengerti.
Perilaku yang telah dimengerti tersebut termasuk
bantuan teman, kooperatif dengan teman sekelompok, dan
perhatian yang dibutuhkan, opini, dan menghargai orang
lain.

Teknik-teknik Management

1. Sinyal Ketenangan. Setelah kelompok dibentuk, guru


akan menjelaskan bahwa ada sebuah kecenderungan
alami bagi ruangan kelas kelompok menjadi terlalu
ramai. Saat satu kelompok berbicara, kelompok
didekatnya harus berbicara sedikit lebih keras agar
dapat didengar, yang memaksa kelompok pertama untuk
berbicara walaupun lebih keras. Tingkatan kegaduhan
dapat ditingkatkan. Guru akan mengindikasikan bahwa
kelas dapat menyelesaikan masalah ini jika hal
tersebut dapat dipelajari untuk direspon dengan
cepat untuk sebuah sinyal ketenangan.
Sinyal ketenangan adalah sebuah sinyal untuk
murid-murid agar berhenti berbicara, untuk memberi
perhatian penuh kepada guru, dan untuk menjaga
tangan dan badan mereka agar tidak berulah.
Beberapa guru secara sedehana meminta perhatian
dengan mengucapkan “Tolong perhatikan saya.”
Lainnya mungkin memadamkan lampu dan membunyikan
bel. Satu metode efektif untuk seorang guru adalah
dengan mengangkat tangannya. Sinyal tersebut tepat
karena guru tidak harus berbicara sepanjang
kegaduhan kelompok murid, dank arena dia tidak
perlu berjalan sepanjang bel atau tombol lampu.
Saat guru menbutuhkan perhatian dari kelas, dia
akan mengangkat tangannya. Murid yang ada
didekatnya dengan cepat akan mengangkat tangannya,
yang akan menyebabkan murid lain melakukan hal yang
sama. Tangan guru yang diangkat adalah seperti
kerikil yang jatuh dikolam: perhatian yang
diberikan guru terhadap kelas adalah seperti riak-
riak kecil.
Beberapa variasi dari sinyal ketenangan:

1. Gunakan sebuah timer, dan ukur berapa lama


waktu yang dibutuhkan sampai ke sebuah sinyal
ketenangan. Kedua, jumlahkan setiap minggunya
dan ambil dari kelompok atau waktu senggang
kelas (untuk didiskusikan dengan ringkas).
2. Buatlah sinyal yang berbeda, satu untuk
membuat tingkatan kegaduhan menurun
(contohnya, mengangkat tangan, menyampingkan
tangan), lainnya untuk membuat tingkat
kegaduhan menurun dan mendapat perhatian murid
adalah dengan membuat pengumuman mangangkat
tangan)
3. Gunakan timer acak untuk membuat tingkat
kegaduhan menurun. Beritahukan pada murid
bahwa kelompok pertama tidak gaduh saat timer
dihentikan akan membuat lima point pengakuan,
kelompok kedua mendapat 3 poin, dan kelompok
ketiga 1 point. Point yang dihasilkan dapat
diaplikasikan terhadap penghargaan kelas atau
pengakuan special.

Ingat: keefektifan dari sinyal ketenangan akan


bergantung pada keefektifan dari imbalan positif kelompok.
Jika Anda menggunakan sinyal tangan, berikan pengakuan
special untuk kelompok pertama atau kelompok yang semua
anggotanya tenang dan memberikan perhatian setelah Anda
mengangkat lengan. Keefektifan dari sinyal ketenangan,
seperti semua elemen dalam ruangan kelas yang kooperatif,
bergantung pada sebuah persetujuan besar dalam jalan
pengakuan istimewa yang diberikan.
2. Pujian untuk Kelompok. Sulit untuk menekankan
kembali kekuatan dari pujian terhadap kelompok. Suatu
hari Spencer Kagan mengunjungi ruangan kelas dari
seorang guru yang sedang mencoba Jogsaw utnuk pertama
kalinya. Dia mempunyai semua elemen dengan benar Kelas
akan memberikan perhatian penuh saat guru tersebut
mengacungkan tangan, dan dia memberikan pengakuan
istimewa untuk kelompok yang pertama kali melakkan
itu.
Tetapi sesuatu tersebut salah. Tingkat kegaduhan
semakin meningkat. Didalam satu kelompok yang
terpandai sedang menggunakan kekuasaan barunya untuk
membentak murid lain yang kurang pandai. Dalam
kelompok lain, sesegera mungkin guru menyumpal hidung
murid yang pandai dengan beberapa kertas, yang akan
menimbulkan kelucuan dan guyonan. Dan sinyal
ketenangan tdak banyak membantu: anak-anak merespon
dengan cepat terhadap perhatian itu, tetapi sesudah
itu sesudah itu eka akan kembali berbicara dengan
keras dan menghentikan tugas mereka.
Apa yang telah salah? Apa yang dapat dilakukan?
Kagan berjalan didekat guru dan berkata,”Saya akan
duduk kembali,tetapi saya ingin kamu untuk berjalan
sepanjangkelompok terbaik dalam kelas ini, berikan
sinyal ketenangan, dan gambarkan perhatian setiap
anggota kelompok, puji mereka untuk kerja baik yang
telah mereka lakukan dan katakana dengan tepat apa
yang kamu suka dari sikap mereka. Jangan berikan
point: hanya katakana dengan jelas apa yang kamu
suka.”
Dia telah melakukannya. Kekuatan dari pujian
tersebut sangat mengherankan. Untuk sekitar 10 menit
setelah pujian yang diberikan kepada kelompok terbaik,
semua kelompok harus kembali mengerjakan tugas. Saat
mereka mulai ‘tergelincir’,guru menggunakan pujian
kelompok kembali. Saat ini mereka mengerjakan tugas
lebih lama. Teknik Jigsaw dikerjakan dengan
sebagaimana mestinya. Pujian kelompok ditetapkan
mneurut norma-norma dari ruangan kelas; murid-murid
mempelajari perilaku mana yang dinilai dan mendapat
pengakuan istimewa untuk menunjukkan semua itu. Mereka
sangat membutuhkannya dengan menggunakan pesan yang
jelas tentang bagaimana berperilaku baik dalam tatanan
yang baru. Membuat sebuah model atau contoh kelompok
yang berperilaku terbaik adalahcara terjelas untuk
memberikan pesan itu dan untuk menunjukkan pada murid-
murid nilai apa yang terkandung didalamnya.

3. Bulletin Pengakuan Istimewa. Cara yang sangat


efektif untuk member pengakuan istimewa dalam kelas
adalah untuk menggunakan sebuah bagan atau poster
untuk merekam point pengakuan istimewa. Mengingat
sebuah komentar positif dihargai pada moment
ini,jika ini dicatat ini mempunyai kekuatan
tambahan untuk memotivasi murid terhadap perilaku
yang diinginkan. Point pengakuan yang dicatat dapat
diberikan sebuah point kelompok, diaplikasikan
terhadap sebuah hadiah kelas, atau dengansederhana
berdiri pada pikiran mereka sendiri sebagai bentuk
dari pengakuan istimewa. Dalam banyak kasus, teman
sekelas akan bekerja keras dan mendorong satu dan
yanglainnya terhadap perilaku yang diinginkan jika
mereka tahu usaha mereka akan diakui. Seorang guru
berjalan dengan sederhana sepanjang bagan pengakuan
dan memberikan point, menjelaskan ke kelas alas an
kelompok tersebut mendapat pengakuan istimewa.

4. Upacara Pengakuan Istimewa. Guru-guru dapat embuat


sebuah upacara pengakuan istimewa setiap minggu
oleh kelompok dan individu yang terbaik yang diakui
oleh guru dan murid. Upacara dapat dilakukan dengan
sederhana tetapi merupakan hal yang penting. Dalam
upacara, murid dan kelompok yang menghasilkan
ppoint pengakuan terbanyak menuliskan namanya pada
bagan pengakan istimewa setiap mingguya, dan
mendapat applause dari kelas.

5. Waktu senggang kelas atau kelompok. Point pengakuan


istimewa dapat diterapkan untuk hadiah kelas atau
kelompok. Hal ini sangat membantu untuk
menghasilkan aktivitas diwaktu senggang, seperti
istirahat pertama atau pada meja aktivitas yang
fun. Guru dapat mengumumkan bahwa dimanapun banyak
kelompok menghasilkan sebuah angka tertentu dari
point tersebut, ini dapat membuatmereka melakukan
hal yang menyenangkan diwaktu sneggang. Atau, jika
sebuah format kooperatif diantara waktu telah
diadopsi, point pengakuan dijumlahkan dan seluruh
kelas mendapat imbalan saat jumlah yang telah
mencapai criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal ini penting untuk menghasilkan sebuah ukuran
yang nampak dari bagaimana kelas tersebut
berkembang sejalan hadiah kelas. Contohnya, guru
dapat menjatuhkan kelereng (dengan keras) ke sebuah
botol untuk ewakili akumulasi dari point pengakuan
istimewa. Saat botolitu penuh, kelas tersebut
mendapat waktu senggang. Termometer yang naik
sejalan dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya adalah sebuah tambahan atraktif lain
untuk kelas yang kooperatif.

GURU-GURU DALAM PENGAJARAN

Pembelajaran kooperatif pasti akan menyebabkan


kegaduhan yang lebih daripada pengajaran
tradisional. Apakah ini menjadi masalah untuk
Anda?Bagaimana Anda mengatsai masalh kegaduhan
ini?

Pembelajaran kooperatif menyebabkan kegaduhan


yang lebih daripada pengajara tradisional.
Tetapi, hal ini tidak menjadi masalah untuk saya.
Cara yang saya gunakan untuk mengatasi masalah
ini dimulai pada hari pertama saya menggunakan
metode pembelajaran kooperatif. Dengan ini,
banyak perencanaan yang telah ada sebelumnya
sebelum saya mulai menggunakan metode kelompok
pembelajaran kooperatif. Langkah pertama saya
adalah memeutuskan pada sebuah pengaturan ruangan
yang membuat saya dapat melihat semua murid
setiap waktu dan sebuah pola lalu lintas yang
mengganggu pergerakan tersebut. Selanjutnya,
peraturan dan prosedur ditetapkan. Hal ini
didiskusikan dulu dengan para murid pada tahun
ajaran baru dan dipraktekkan setiap hari untuk
mematikan pemahaman. Pada mulanya banyak feedback
yang dibutuhkan, tetapi seiring berjalannya
kegiatan persekolahan, transisi ynag terjadi
lebih lancer dan lebih pendek, hingga menjadi
sebuah rutinitas. Terakhir, saya memulai dengan
menjelaskan prosedur dan arah yang tepat apa saja
yang harus dislsaikan oleh kelompok tersebut pada
hari itu. Jika tingkat kegaduhan sudah mulai
naik, saya memberikan sinyal dengan tepukan
tangan,dan murid mengerti itu. Selanjutnya murid-
murid kembali memperhatikan saya. Kami
mendiskusikan hal ini, apa yang dapat kita
lakukan, dansetiap orang dapat kembali bekerja.
Menurut saya, kunci kesuksesan pembelajaran
kooperatif adalah managemen yang baik dan
kemampuan berorganisasi. Jika anda adalah seorang
pengatur dan pengorganisir yang baik, kegaduhan
dapat diatasi dengan sendirinya.

Georgiann Ash
Fifth-Sixth Grade teacher
George C. Weimer Elementary
School, St.Albans, WV

Sinyal ketenangan yang saya gunakan sangat


membantu dalam mananggulangi kegaduhan dalam
pembelajaran kooperatif. Sinyal tersebut adalah
mengangkat tangan saya. Setiap murid yang melihat
tanda ini akan berhenti berbicara. Selanjutnya
keadaan kelas akan tenang kembali dan siap untuk
mendengarkan dalam waktu 3 menit. Saat saya
menjelaskan dan menggunakan tanda tersebut utnuk
pertama kalinya, saya memberi point untuk
kelompok pertama yang memberi respon.

Rose Marie Wise


Fifth Grade Teacher
Laurelwood School, Santa Clara, CA

Kegaduhan yang ada di kelas saya adalah sedikit


masalah saat menggunakan pembelajaran kooperatif,
terutama saat menggunakan turnamen TGT. Saya
cukup beruntung mempunyai ruang kelas sendiri
tahun ini, yang berarti saya dapat mengatur
penyusunan kelompok. Dulu, saya menggunakan tanda
tepukan tangan untuk mengatasi kegaduhan -2
tepukan berarti “membeku”. Terkadang hal ini
dibutuhkan untuk interupsi pada system PA.
Sekarang, saya mengeksperimen dengan bendera
hijau, kuning, dan merah untuk tanda “semua
baik”,”perhatian”, dan “hentikan semuanya”.

Wanda Sue Wansley, Math teacher


Caloosa Middle School
Cape coral

Mana yang lebih baik kegaduhan atau gangguan


dalam pembelajaran hati!merupakan hal baik untuk
“mendengar” hati saat bekerja!

Denise Campbell,
English teacher,
Laredo Middle School, Aurora, CO

KEKOKOHAN TIM

Banyak guru dan pendukung dalam pembelajaran


kooperatif menganjurkan untuk melatih umurid tentang
bagaimana bekerja dalam kelompok, dan ada banyak teknik
untuk mengembangkan spirit kelompok dan kepaduannya. Bagian
ini menampilkan sebuah metode sederhana tentang kekokohan
tim yang dapat anda gunakan saat Anda memulai menggunakan
metode pembelajaran kooperatif. Banyak guru ingin mendapat
kelompok murid yang tepat kedalam pembelajaran daripada
mengambil waktu istirahat untuk membangun kekokohan; mereka
menemukan bahwa awal sederhana murid memulai kegiatan
kelompok mereka adalah sebuah metode kekokohan tim. Tetapi,
lainnya merasa bahwa murid harus menyiapkan kerja
kooperatif sebelum memulai kegiatan pembelajaran
kooperatif.
Kegiatan kekokohan tim yang diijinkan merupakan
sedikit dari banyak metode yang ada dalam Kagan (1992).
Untuk metode tambahan, lihat Dishon dan O’Leary (1984);
Johnson, Johnson, Holubec, dan Roy (1984); Schmuck dan
Schmuck (1983), Cohen (1986), atau Sharan & Saharan (1992).

1. Pembelajaran Nama
Setiap kelompok diberikan sebuah tatanan jumlah waktu utnuk
mempelajari nama-nama rekan mereka. Kemudian mereka menguji
dan mengumumkan presentasi rata-rata dari nama yang benar.
Variasi: Sampaikan informasi yang lebih banyak,
seperti hobby atau pengalaman unik. Termasuk yang dikuasai
100 persen oleh semua kelompok, kelompokkan, dan ulangi
latihan itu. Pada waktu ini, walaupun, tujuan dari setiap
kelompok adalah mempelajari nama daris emua anggota
kelompok lain.

2. Interview

Interview yang mengenalkan rekan sekelompok mereka dengan


yang lain dalam beberapa ukuran dan teman sekelas dengan
yang lainnya yang masih dangkal. Ini memberikan murid
beberapa dasar untuk hubungan dengan yang lain dengan
ketertarikan atau pengalaman yang wajar, ini memberikan
mereka kesempatan untuk merasakan kekompakan dalam
kelompok, dan ini membantu mengatasi hambatan awal saat
beberapa murid harus berpartisipasi dalam kelompok.
Interview terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Guru mengmpulkan murid dalam kelompok


2. Rekan sekelompok menghitung-1,2,3,4 atau lebih,
satu angka untuk setiap rekan sekelompoknya.
3. Guru memberitahukan murid bahwa tugas murid no1
menginterview murid no2, tugas murid no 3
menginterview murid no 4, dan seterusnya. Dalam
waktu 5 menit. Tujuan dari interview adalah utnuk
mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk
mengenalkan setiap orang dengan rekan kelompoknya.
Topik interview dapat meliputi hobi, pengalaman
unik, film favorit, dan tujuan hidup. Tips
menginterview dapat disampaikan, seperti mengikuti
ketua atau orang lain daripada menyarankan topic
tentang minat diri anda sendiri.
4. Perkenalan harus dilakukan dalam kelompok. Setiap
penginterview mempunyai waktu satu menit untuk
menyampaikan tentang orang yang telah diinterview.
5. Langkah 3 dan 4 diulang dengan pergantian
peraturan:murid no 2 menginterview dan menyampaikan
murid no 1,4 menginterview dan menyampaikan murid
no 3. dan seterusnya.
6. Kelompok berusaha untuk menemukan sebuah diskusi
dengan “pokok positif;dari setiap rekannya sehingga
dia dapat digambarkan dalam sebuah adjektif atau
dalam kata-kata yang sangat berani, seperti
“gagah,” “pemberani,” “pemerhati,” atau “gadis
alam.” Murid diinstruksikan untuk mencari tema
dalam respon interview yang akan membantu mereka
menangkap pokok positif dari maslah ini.
7. Anggota tim mengenalkan nama rekan mereka di depan
kelas dengan secara bergilir, menyatakan sebutan
mereka yang dapat memunculkan pokok posisif
darianggota tim dan menghasilkan sebuah kalimat
atau dua penjelasan.

3. Nama Kelompok, Spanduk, Logo, dan/atau Mural

Saat tim dibentuk untuk pertama kali mereka diminta untuk


memberikan nama. Proses ini dapat digunakan sebagai latihan
pengokohan tim. Tiga peraturan sederhana dalam proses
kelompok ditetapkan:setiap anggota kelompok harus ikut
menentukan;tidak ada keputusan yang dapat dicapai kecuali
jika setiap orang berkonsentrasi;tidak ada anggota yang
berkonsentrasi untuk keputusan kelompok jika dia mempunyai
masalah yang serius. Peraturan ini menata sifat untuk
proses masa depan kelompok, yang memerlukan partisipasi,
persetujuan, dan respek untuk hak individu.
Tambahan untuk memilih sebuah nama, anda dapat
menginginkan sebuah kreasi seperti mural kelompok, spanduk,
atau logo. Jika anda melakukannya, aplikasikan peraturan
yang sama. Setiap anggota harus memberikan kontribusi. Guru
dapat memfasilitasi proses ini dengan memberis etiap
anggota sebuah tanda warna berbeda. Tugas tersebut dapat
distrukturkan sehingga kelompok lain akan memutuskan
seberapa baikkah warna-warna tersebut diintegrasikan
kedalam keseluruhan yang bermakna dan berseni.

4. Sumbang Saran kelompok

Banyak tugas yang mempunyai kemungkinan solusi yang banyak


yang dapat diatur untuk sumbang saran kelompok. Instruksi
yang sederhana adalah bahwa anggota kelompok berpikir
bersama dan menyampaikan solusi menarik sebisa mereka. Satu
aktivitas fun yang dapat menjadi sarana sumbang saran
kelompok adalah Hanky Panky. Masalahnya adalah untuk
memunculkan rima dua-kata sebanyak mungkin. Contohnya

A flexible tree is limber timber.


An immobile large large vehicle is a struck truck
A bee is a nettar collector
Butter is a bread spread
Setelah kelompok melakukan sumbang saran, mereka dapat
mendapat point bagi jumlah solusi yang benar yang mereka
katakan; mereka dapat menilai kekretifan dari solusi
terbaik setiap kelompok; atau mereka dapat secara sederhana
membagi produk mereka yang paling kreatif.

GURU-GURU DALAM PENGAJARAN

Kesalahan perilaku murid adalah sebuah masalah dalam


banyak kelas, dan sementara pembelajaran kooperatif
biasanya ditingkatkan saat murid mengerjakan tugas,
ini bukanlah sebuah obat ajaib untuk perilaku yang
salah. Apa yang nada lakukan untuk mengatasi
kesalahan perilaku murid dalam kelas yang menggunakan
pembelajaran kooperatif?

Saya merasa kunci dari kesuksesan kita untuk membuat


murid bekerja dengan kooperatif dengan yang lain
dimulai dengan pelan. Setiap hari kita hars berhati-
hati utnuk menetapkan apa yang kita ingin mereka untuk
melakukan dantata cara yang kita inginkan untuk mereka
perlihatkan. Contohnya, kita belajar dengan cepat
bahwa kelompok pembelajaran kooperatif telah menjadi
sebuah tugas utama bagi murid-murid . Kita mengambil
“waktu istirahat” untuk menjelaskan dan menampilkan
bagaimana menempatkan diri Anda ke lokasi kelompok dan
menggunakan meja terdekat Anda. Kita memuji murid
dalam program, teknik STAD atau TAI-Math, dikembangkan
dengan baik. Kita menghentikan aktivitas, menentukan
maslah yang akan dibahas, dan menyumbang saran dengan
murid bagaimana menyelesaikan masalah itu. Besoknya,
kita memulai lagi, dengan modifikasi atau pengembangan
penggabungan itu. Setiap hari kita berhati-hati untuk
melihat bahwa murid mengerti apa yang akan mereka
lakukan dan bagaimana mengatasinya.
Sebuah teknik yang diikuti saat sosialisasi
kelompok atau seseorang yang tidak membagi tanggung
jawabnya berhenti kembali, mendiskusikan masalah, dan
menyumbang saran bagaimana meningkatkan kelompok
mereka dengan ide-ide dari setiap anggota kelompok
mereka sendiri. Hal ini memberi rasa kepemilikan
kelompok untuk menyarankan sebuah solusi, yang
selanjutnya dapat dengan siap mereka terima disbanding
dengan pengaturan oleh guru.
Jika seorang murid selalu mengganggu kelompok dan
tidak bias bekerja sama, dia dieluarkan dari kelompok,
dan harus bekerja sendiri. Selanjutnya, jika dia
merasa sudah siap bekerja sebagai anggota tim yang
diinginkan, dia akan kembali kedalam kelompok itu.
Sebagai kemampuan kooperatif yang dikembangkan
sepanjang waktu, murid-murid lain menampilkan perilaku
yang kooperatif selama waktu tersebut daripada sat
mereka menggunakan metode kooperatif di kelas.
Contohnya, Debi selalu berusaha untuk membantu
seseorang untuk menyelesaikan problem matematik, dan
kemudian dia menghitung dengan baik pada setiap bagian
test. Dia berkata ini membuatnya merasa bertanggung
jawab. Dalam pembagian lima/enam ruangan kelas saat
kita mengenalkan rangkaian seni untuk sebuah
peningkatan aktivitas. Tujuh dari lima tngkatan adalah
sebuah unit kesehatan dalam kelas lain saat pelajaran
ini diperkenalkan. Saat mereka kembali, Debi
menunjukkan kepada kelompok dari tingkatan kelima
bagaimna menggambar sudut angle dan jumlah sinar untuk
desain spesifik yang ingin mereka bentuk.
Contoh lain dari hubungan yang ada adalah dengan
murid-murid yang masih berjuang untuk melewati ujian
TAI matematik. Tiga atau empat murid akan pergi ke
laboratorium matematika selama waktu ekstra sepanjang
hari untuk melatih satu sama lain. Mereka bekerja
bersama dengan baik ebagai sebuah kelompok kecl atau
hanya sebagai seorang partner. Saya melihat kemampuan
pembelajaran kooperatif dapat dimanfaatkan saat mereka
saling melatih.
Kita mempunyai sebuah perilaku yang salah selama
pembelajaran kooperatif yang dibandingkan dengna kelas
lain dalam sekolah kami dan dibandingkan lagi dengan
sekolah lain. Kita memasukkan ini kedalam langkah awal
yang kita mulai dan waktu yang diatu setiap hari dan
kita berhati-hati untuk melihat bahwa murid-murid
mengerti apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimana
ini berjalan. Kita merasakan dengan kuat prosedur ini
telah meningkatkan kemampuan murid dan berkeinginan
untuk bekerja dengan baik dengan yang lainnya.

Nancy Chrest, fifth/


Sixth Grade Teacher
George C. Weimer Elementary
School, St.Albans, WV
Saat pertama menempatkan murid dalam kelompoknya,
tidak hanya saya yang membentuk sebuah campuran
keberagaman yang baik tetapi saya mengamati dengan
hati-hati setiap personality pada kelompok tersebut,
mencoba menemukan murid yang mudah bekerja sama,
adalah sebuah dorongan yang baik, dan tidak akan
dipotong atau menjengkelkan. Juga, sekali kelompok
telah dibentuk saya akan mencoba untuk menggunakan
beberapa latihan pengokohan kelompok utnuk membiarkan
murid bekerja sama, saling mengetahui, dan seterusnya,
sebelum memulai struktur STL. Jika hal ini tidak
membuat murid menjadi aktif, saya bekerja dengan murid
secara terpisah, tetapi hal ini sulit terjadi.
Biasanya murid ingin menjadi sebuah bagian dari
kelompok karena mereka melihat kegembiraan, kerja sma,
dan aktivitas lain dalam kelompok mereka.

Steve Parsons, Math teacher


West Frederick Middle School,
Frederick, MD

Saya menggunakan sebuah bagan pada dinding untuk


menjaga hasil point kelompok. Murid harus menghasilkan
250 poin utnuk mengadakan sebuah pesta kelas. Setiap
tim harus meningkatkan 250 point untuk mengadakan
pesta kelas. Tim yang meningkatkan point yang diminta
dari point pertama sangat mendorong tim lain. Saya
memberi point untuk perilaku yang baik saat hari
hujan, mengumpulkan tugas tepat waktu, menyelesaikan
PR dengan lengkap, hubungan baik dengan teman,
dan/atau siap bekerja dengan cepat, sebaik melatih
kemampuan social pada tugas yang tepat. Kelas saya
menjadi kelas yang “berperilaku terbaik” dis ekolah.
Saya menggunakan ini untk pembelajaran kooperatif.
Guru PE telah berkomentar pada perasaan dari kelompok
kerja dan kerja sama dalam kelompok.

Rose Marie Wise,


Fifth Grade Teacher
Laurelwood School, Santa Clara, CA
MENINGKATKAN MODIFIKASI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANDA SENDIRI

Sekali Anda telah mempunyai beberapa pengalaman dengan


pembelajaran kooperatif, Anda dapat mengadaptasi
teknik kelompok untuk situasi Anda sendiri atau sesuai
dengan yang Anda butuhkan. Jika Anda melakukannya,
cobalah utnuk mengikuti dasar-dasar berikut:

1. Yakinkan bahwa Anda menwarkan beberapa jenis


pengakuan atau hadiah untuk kesuksesan kelompok.
Keinginan yang lebih kuat dari anggota kelompok
untuk mencapai kesuksesan tim, mereka akan
bekerjasama dan saling membantu untuk melakukan
tugas dengan lebih baik.
2. Buatlah setiap tanggung jawab murid untuk hasil
kerja mereka. Hindari tugas-tugas tim yang
merupakan sebuah “produk kelompok” sederhana yang
dapat dilengkapi oleh satu atau dua anggota tim.
Kita semua ingat berada dalam “kelompok lab” yang
disiapkan sebuah laporan sederhana;entah
bagaimana, seorang murid selalu malas mengerjakan
tugas yang banyak(dan kebanyakan pembelajaran).
Karena itu nilai tim dalam semua teknik
Pembelajaran kelompok Murid yang disusun dari
jumlah hasil kerja individu pada ujian atau
permaianan individu. BAnyak murid harus melakukan
dengan baik jika kelompok tersebut dilakukan
dengan baik, dan tim mengetahui murid mana yang
membutuhkan bantuan dan mana yang telah
memberikan bantuan terbanyak untuk tim.
3. Menata sebuah sistem penilaian yang membolehkan
murid dari semua tingkatan untuk memberi
kontribusi bermakna pada nilai atau produk
kelompok. Ini bertjuan pada pengembangan system
penilaian individu dalam STAD dan Jigsaw II, dan
system turnamen dalam TGT. Ada dua alas an untuk
hal ini. Pertama, pentingnya menata sebuah system
dari pemberian hadiah untuk murid bagi
pengembangan tingkatan hasil kerjanya;semua murid
termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Dalam
sebuah system bahwa pengembangan pemberian hadiah
untuk hasil kerja daripada kemampuan, setiap
murid dapat menjadi sukses berdasar pada usaha
mereka sendiri. Kedua, sebuah system pemberian
hadiah dalam peningkatan hasil kerja merupakan
hal yang penting dalam teknik Pembelajaran
Kelompok Murid, ini membuat setiap anggota
kelompok memberikan kontribusi potensial yang
besar. Ini dapat memotivasi anggota tim untuk
mengajar murid dengan tingkat kepandaian yang
rendah,yang dengan kata lain mungkin diacuhkan
karena mereka akan seperti tidak memberi
kontribusi terhadap nilai kelompok.

MENGATASI MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Saat Anda mulai menggunakan metode pembelajaran


kooperatif, Anda dapat mengalami sedikit masalah.
Beberapa masalah berikut ini dan solusi efektif
yang dilakukan guru didiskusikan dalam bagian ini.

1. Kegagalan untuk Maju. Masalah ini sering muncul


dalam minggu pertama atau kedua dalam
pembelajaran kooperatif. Ingat, tim terdiri dari
banyak kemungkinan kombinasi yang tak sama. Murid
dibedakan dengan yang lainnya dari jenis kelamin,
suku bangsa, dan hasil kerja akademisnya.
Solusi pokok untuk masalah ini adalah waktu.
Beberapa murid pada awalnya akan menjadi tidak
senang terhadap pengaturan kelompok mereka,
tetapi saat mereka mendapat nilai kelompok untuk
yang pertama kalinya dan menyadari bahwa mereka
mrupakan sebuah tim dan harus bekerja sama untuk
meraih sukses, mereka akan menemukan cara untuk
maju. Karena itu penting untuk tidak mengijinkan
murid mengganti tim kecuali dalam pemotongan yang
ekstrim;murid harus memfokuskan perhatian mereka
pada pembentukan team work mereka,tidak untuk
mengeluarkan mereka.
Tetapi, beberapa murid akan membutuhkan
pengingatan bahwa tugas mereka adalah bekerja
sama dengan rekan sekelompok mereka. Emua orang
harus bekerja untuk tim;individu yang menolak(hal
ini jarang terjadi) harus diijinkan utnuk bekerja
sendiri samapi mereka siap bergabung dala sebuah
tim. BAgaimanapun juga, Anda harus membuat murid
jelas,dan menciptakan suasana yang menyenangkan
dengan rekan setim,atau menolak membantu rekan
setim bukanlah cara efektif untuk tim dalam
meraih sukses dan ini tidak dapat diterima oleh
Anda.
Satu cara efektif agar mrid dapat bekerja
sama dengan lebih baik adalah menyediakan
hadiahekstra bagi kelompok yang menang.
Terkadang, murid tidak akan perduli bagaimana tim
atau rekan setim bekerja sampai mereka tahu bahwa
tim yang menang akan mendapat minuman dan
makanan, istirahat, pembebasan ujian, dan
lainnya.
Merupakan ide yang baik juga untuk membuat
murid yang bekerja berpasangan dalam tim mereka
dengan mengganti partner setiap periode, untuk
menekankan kembali usaha tim yang dibutuhkan,
bukan hanya persiapan individu.
Jika beberapa kelompok tidak bekerja dengan
baik,Anda dapat mengganti tim setelah 3 atau 4
minggu dariapada menunggu sampaiminggu ke 6. Saat
Anda menyusun tim kembali, menjaga untuk
menghindari masalah yang Anda hadapi dalam
pengaturan tim yang pertama.

2. Kesalahan Sikap. Satu cara untuk mendorong murid


agar bersikap dengan tepat adalah dengan memberi
setiap tim sekitar 3 tim point tambahan setiap
hari berdasar pada perilaku tim, kerja sama, dan
usaha. Jika Anda melakukan ini, yakinlah bahwa
Anda juga berpindah dari satu tim ke tim yang
lain dan sampaikan pada tim apa yang mereka
lakukan itu benar-contoh,”Saya melihat Cougars
sedang bekerja bersama dengan baik..Fantastic
Four duduk di tempat mereka dan mengerjakan tugas
mereka..Chief bekerja dengan tenang.” Point tim
yang dihasilkan untuk sikap mereka harus pasti
tidak menjadi sebuah surprise, tetapi harus
merefleksikan apa yang Anda katakana selama
periode itu.(Untuk lebih lengkapnya,lihat bagian
pada pengaturan kelas kooperatif).
3. Kegaduhan. Kegaduhan merupakan masalah yang
sering ada di setiap sekolah,bergantung pada
bunyi, konstruksi tradisional, kebijakan sekolah
mengenai masalah ini.Pembelajaran kooperatif
tidak bercampur dengan baik dengan guru yang
mendiamkan murid setiap lima menit, tetapi jika
terlalu gaduh murid tidak dapat mendengar yang
lainnya, sesuatu harus segera dilakukan.
Solusi pertama adalah membuat semua kegiatan
berhenti semua benar-benar tenang,dan kemudian
katakana pada murid agar mereka berbicara dengan
lembut. Murid harus diajari untuk berhenti
berbicara dengan cepat saat lampu dipadamkan
sementara, atau saat bel berbunyi,atau beberapa
tanda diberikan. Anda dapat menggunakan “sinyal
ketenangan” yang digambarkan lebih awal dalam
bagian ini.

4. Absensi. Ketidakhadiran murid dapat menjadi


sebuah masalah yang besar dalam sebuah metode
pembelajaran kooperatif, karena murid saling
bergantung untuk belajar bersama dan memberi
kontribusi point pada tim. Solusinya sederhana
dalam kelas yang tingkat ketidakhadirannya tidak
terlalu tinggi. Saat murid tidak mengikuti sebuah
turnamen atau sebuah kuis,Anda dapat membagi
nilai tim dengan angka kehadiran murid,untuk
menghindari hukuman bagi tim untuk mempunyai
sebuah absensi anggota.

5. Penggunaan yang Tidak Efektif dari Waktu Latihan


Tim. Jika murid tidak menggunakan waktu mereka
dalam latihan kelompok dengan efektif,Anda dapat
menentukan beberapa struktur pada session praktek
kelompok untuk meyakinkan apa yang mereka
lakukan.
Satu masalah adalah bahwa murid dapat diatur
untuk mengerjakan tugasmereka sendiri dan
berpikir bahwa mereka telah
menyelesaikannya,tanpa memperhatikan bagaimana
mereka atau rekan setim mereka mengerti materi
itu. Anda dapat membuat kartu dengan pertanyaan
pada satu sisi dan jawaban pada sisi lainnya.
Buat murid saling melatih dengan pasangan atau
dengan 3 orang, letakkan item dengan jawaban
benar di satu tumpukan sedangkan item yang salah
di tumpukan lain. Murid memilih jawaban yang
salah samapai setiap kartu telah dijawab dengan
benar,dan kemudian emilih set lainnya kembali
sampai setiap murid dapat mendapat 100 persen
pada pertanyaan yang diminta. Jika Abda nebjawab
pertanyaan yang diminta,selanjutny murid harus
berjalan berpasangan atau dengan3 orang,dan
memeriksa jawaban setelah setiap orang
menyelesaikan menjawab setiap item. Jika ada
seorang yang tidak menjawab pertanyaan, dia atau
rekan setimnya yang menjawab dengan benar harus
menjelaskan apa yang mereka lakukan.

6. Tingkat jarak Hasil Kerja yang terlalu Luas. Jika


anda mempunyai masalah seperti ini, pertama
pikirkan tentang apa yang Anda lakukan sebelum
memulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Jika
anda melakukan instruksi untuk keseluruhan grup,
anda dapat melakukan hal yang sama dalam metode
pembelajaran kooperatif, hanya Anda mungkin
membutuhkan waktu yang lebih banyak utnuk murid
dengan tingkat kepandaian yang rendah. Jika ANda
sedang mengajar matematika menggunakan kelompok
matematika dalam kelas, Anda dapat menggunakan
Team Assisted Individualization (TAI):jika Anda
mengajar membaca dan menulis, cobalah Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Kedua
metode ini membuat kekuatan heterogenitas murid
dariapada sebuah masalah.

GURU-GURU DALAM PENGAJARAN

Absensi adalah sebuah masalah dalam kelas.


Apakah pembelajaran kooperatif meningkatkan
kehadiran di kelas Anda?BagaimanaAnda mengatasi
absensi di kelas pembelajaran kooperatif Anda?

Absensi merupakan suatu masalah,apalagi Selma


aktivitas latihan kelompok. Tetapi, saya berpikir
bahwa jika saya membuat kelompok dapat bertanggung
jawab untuk “menangkap” anggota mereka saat dia
kembali (pada tingkat SMA),ini lebih membantu murid
daripada dalam kelas tradisional,dimana waktu yang
ada sedikit untuk mengajar seorang demi seorang.
Absensi yang parah menampilkan sebuah masalah
serius untuk beberapa strategi pembelajaran
kooperatif,tetapi beberapa tahun ini saya mencoba
untuk tidak menghukum tim jika masalahnya seius.
Pembelajaran kooperatif menimbulkan masalah absensi
tingkat rendah “embalik”dalam kelas dasar
matematika. Murid-murid ini menemukan factor
kesuksesan adalah sebuah dorongan kuat. Kita
menciptakan KARTU SUKSES untuk masing-masing
murid,diantara kode lain,mempunyai sebuah kode
untuk absensi. KARTU SUKSES didesain sebagai
penghargaan untuk kehebatan individu dalam area
yang tepat(pada tugas, antusiasme,
peningkatan,pekerjaan rumah, pengajaran,dan
lainnya)> Sebuah kode yang diberikan oleh guru pada
sebuah kartu dengan 16 kotak,tetapi hanya setelah
murid menunjukkan kemahirannya dalam daerahnya.
Untuk masalah absensi, kita memberi kode “A” untuk
murid yang masuk selama 5 hari. Ada sebuah huruf
yang dikirimkan ke rumah dari kepala setelah kartu
dikumpulkan. Dan ini harus dikerjakan bersama-sama
untuk menyelesaikan maslah tersebut.

Candi Nuzzolillo,Math Teacher


Gulf Middle school, Cape Coral,FL

Pada tingkat ketiga saya melihat sedikit absensi


yang tidak penting daris ekolah. Tetapi murid saya
membuat komentar seperti,”Saya harap saya tidah
sakit besok Karena besok adalah hari
perlombaan,”atau “Kamis adalah special karena
kelompok saya harus memberikan laporannya”
Saya telah melatih murid saya untuk memeriksa
dengan anggota kelompok terkait tugas yang
ketinggalan saat mereka absent. Anggota kelompok
harus menjaga data sesuai dengan apa yang
diinginkan dan saat bekerja harus dengan lengkap
karena mereka menyadari mereka bertanggung jawab
untuk memberi informasi ini bagi anggota yang
absent. Jika seorang murid ketinggalan pelajaran
yang diberikan guru, anggota tim membuat sebuah
catatan untuk murid agar memperhatikan guru. Ini
membuat murid yang ketinggalan dapat mengerjakan
tugasnya lebih cepat daripada jika mereka harus
menunggu guru menghampiri mereka, dan juga sebuah
pengingat untuk setiap anggota dari kelompok dalam
deadline mereka.

Phyliss McManus,
Third Grade Teacher
Hoagland elementary school,
Hoagland, IN

SUMBER-SUMBER UNTUK PEMBELAJARAN KOOPERATIF

II. Pelatihan dan Materi untuk STAD, TGT,


Jigsaw II, TAI dan CIRC

Pelatihan. Pelatihan dalam STAD, TGT, Jigsaw II,


TAI, dan CIRC tersedia untuk sekolah di United States
dan Canada, dan dapat diatur untuk Negara lain sebaik
mungkin. Pelatih dapat dikirim dari Johns Hopkins Team
Learning project di Baltimore (alamat dibawah), atau
ada trainer bersertifikat yang disediakan untuk
melakukan training dalam banyak daerah di Amerika
Utara. Pelatihan untuk STAD, TGT, dan Jigsaw II dapat
dilakukan dalam 6 sampai 10 jam terdiri dari rangkaian
simulasi yang para partisipannya mempelajari tentang
metode saat mereka menjalankannya. Waktu tambahan untuk
kelas juga harus dijadwal, menggunakan trainer JHU,
staf daerah, dan/atau rekan pelatihan diantara guru.
Pelatihan untuk pembacaan CIRC sering memakan waktu
2hari, dan penulisan CIRC atau bahasa seni menghabiskan
3 hari. Tambahan, kelas harus dijadwalkan. Materi-
materi untuk pembacaan CIRC disediakan untuk guru yang
mengikuti training untuk melengkapi rangkaian dasar dan
novel yang telah banyak digunakan.
Training untuk TAI mat dapat diperoleh dari
perwakilan penerbit, Charlesbridge Publishing, atau
dari Johns Hopkins Team Learning Staff. Pelatihan untuk
TAI Math memerlukan sehari penuh dan kelas yang
terjadwal. Materi TAI dan Pelatihan TAI dibutuhkan
untuk penggunaan efektif dari proses yang ada.
Workshop yang diadakan di Baltimore dua kali dalam
setahun untuk melatih minat dalam implementasi dan
menjadi trainer.

Materi Kurikulum. Materi untuk STAD dan TGT didaftarkan


dibawah ini. Setaiap set dari materi kkurikulum terdiri
dari guru, bentuk dan kartu nomer, serta salinan
pertama dari lembar kerja dan ujian yang diadaptasi
dari format STAD/TGT, yang dapat ditiru dalam kelas.
Juga, materi untuk STAD,TGT,dan Jigsaw II dapat
dikembangkan dengan muah oleh guru untuk menentukna
tujuan mereka sendiri.

Awareness kit
Teachers Manual,Edisi ke4
Starter Kit
Workshop leader Manual (dijual hanya untuk melengkapi
Certified Trainers Workshop)

Matematika, Tingkat 2
Matematika, Tingkat 3
Matematika, Tingkat 4
Matematika, Tingkat 5
Matematika, Tingkat 6
Matematika, Tingkat 7
Matematika, Tingkat 8
Metode dan Cara Pembelajaran Lain yang Kooperatif
( Other Cooperative Learning Methods & Resources)

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Yang dibimbing oleh Bpk. Moch. Irtadji, M.Si

Penyusun :
ILVIA RAHMA SORAYA
( 405112483689 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
July, 2007

You might also like