Professional Documents
Culture Documents
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama
di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu,
penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,
kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),
siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
d. Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi
keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing
pestisida.
• Memberantas gulma.
• Insektisida
• Fungisida
• Bakterisida
• Rodentisida
• Nematisida
• Herbisida
Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari
bagian tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari
pohon mimba (neem).
Fungsi dari Pestisida Organik :
5. Racun syaraf
2. Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai
insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk
melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya
terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta
bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan
ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila
dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama
dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible
granule).
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan
zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu
ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40
persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai
sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif
dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen).
Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama
dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble
powder).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra
low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan
pada tanaman kapas.
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap
yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang
penyimpanan.
1. Dosis pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk
mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang
dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan
dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air
yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis
bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk
keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis
pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2. Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan
pestisida :
3. Alat semprot
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack
sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500
liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi
sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5
liter.
4. Ukuran droplet
Ada bermacam-macam ukuran droplet:Veri coarse spray lebih 300 µm,
Coarsespray 400-500 µm, Medium spray 250-400 µm, Fine spray 100-250
µm,Mist 50-100 µm, Aerosol 0,1-50 µm,Fog 5-15 µm.
5. Ukuran partikel
Ada bermacam-macam ukuran partikel:Macrogranules lebih 300 µm,
Microgranules 100-300 µm, Coarse dusts 44-100 µm, Fine dusts kurang 44
µm, Smoke 0,001-0,1 µm.
b. Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke
dalam sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang
tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan
udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil
seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan
terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila
ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu
kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan
coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika.
Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar
oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding
telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus
tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya
jenis burung itu akan punah.