Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih”
pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada
satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan
tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan
gejala klinis.19 Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang
sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum
Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain daripada normal dengan jumlah yang berlebihan,21 dapat
menyebabkan kegagalan sumsum tulang dan sel darah putih sirkulasinya meninggi.22
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh23, yaitu
berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih
2.2.1. Granulosit
a. Neutrofil
bakteri,26 sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan
neutrofil mempunyai afinitas sedikit terhadap zat warna basa dan memberi
warna biru atau merah muda pucat yang dikelilingi oleh sitoplasma yang
perbesaran 1000x). 27
60% dari jumlah sel darah putih.25 Neutrofil merupakan sel berumur pendek
dengan waktu paruh dalam darah 6-7 jam dan jangka hidup antara 1-4 hari
saat terjadi alergi atau penyakit parasit. Eosinofil memiliki granula sitoplasma
yang kasar dan besar.25 Sel granulanya berwarna merah sampai merah jingga18
Eosinofil memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10
menghabiskan sisa 8-12 hari dari jangka hidupnya.26 Dalam darah normal,
eosinofil jauh lebih sedikit dari neutrofil, hanya 2-4% dari jumlah sel darah
putih.24
c. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kurang
dari 1% dari jumlah sel darah putih. Basofil memiliki sejumlah granula
untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan heparin untuk
2.2.2. Agranulosit
berkisar 20-35% dari sel darah putih, memiliki fungsi dalam reaksi imunitas.25
Limfosit memiliki inti yang bulat atau oval yang dikelilingi oleh pinggiran
sitoplasma yang sempit berwarna biru18 (gambar 2.6. hapusan sumsum tulang
hormonal.18
b. Monosit
darah putih, memiliki waktu paruh 12-100 jam di dalam darah.24 Intinya
Granulosit
Agranulosit
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih
pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel
darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel
darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak
produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel
kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat
delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi
ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat
dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa
dan otak.30
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang
klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6
bulan.33
dewasa (18%).21 Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7
tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah
1000x).27
durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6
perbesaran 1000x).27
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.22
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.34(gambar 2.8. a dan
laki-laki.35
a b
LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang
fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda
a b
Gambar 2.11. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik
2.5. Epidemiologi
a. Berdasarkan Orang
a.1. Umur
penderita leukemia 44.270 orang dewasa dan 4.220 pada anak-anak. Biasanya
jenis leukemia yang menyerang orang dewasa yaitu LMA dan LLK sedangkan
RSUD Dr. Soetomo LLA menduduki peringkat pertama kanker pada anak
pada anak yang tercatat di RSUD Dr. Soetomo, 430 anak (82%) adalah LLA,
menunjukkan bahwa leukemia lebih banyak diderita oleh anak-anak usia <15
tahun khususnya LLA yaitu 87%. Pada usia 15-20 tahun 7,4%, usia 20-60
Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi pada laki-laki
dibanding perempuan. Pada tahun 2009, diperkirakan lebih dari 57% kasus
57,22%:42,77%.38
proporsi penderita leukemia berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-
a.3. Ras
100.000 per tahun) daripada ras kulit berwarna (24,3 per 100.000 per tahun).19
leukemia merupakan salah satu dari 15 penyakit kanker yang sering terjadi
dalam semua ras atau etnis. Insiden leukemia paling tinggi terjadi pada ras
kulit putih (12,8 per 100.000) dan paling rendah pada suku Indian
14.557 kasus lainnya pada perempuan (44,63%). Pada tahun yang sama
100.000).40
Indonesia yaitu 25-20% dari leukemia. IR LMK di negara barat adalah 1-1,4
bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007 terdapat 6 kasus leukemia pada
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut
hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko
a. Host
insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun,
leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden
yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan
9 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10
paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu
USA Medical Center. Dari pasien non-hispanik yang umum berikutnya yaitu
sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi,
kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada
kembar identik.9
leukemia.10
b.1. Virus
binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai
dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang
cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien
tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom
atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih
dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.
b.4. Merokok
risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control
kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang
risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok
c. Lingkungan (pekerjaan)10
di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok
hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani
dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa,
19% adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi,
pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk
purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari
100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan
dan hipoglikemia.
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang
badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blas.
Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan
limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung
lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie,
paparan terhadap radiasi, dan pergantian atau rotasi kerja. Untuk pasien dapat
benzene dan zat aditif serta senyawa lainnya. Dapat dilakukan dengan
berhenti atau mengurangi merokok. Satu dari empat kasus LMA disebabkan
Dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengobatan yang
a. Diagnosis dini
perdarahan retina. Pada penderita LMA ditemukan hipertrofi gusi yang mudah
splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Selain itu Juga didapatkan nyeri tekan
kadang priapismus.31, 41
ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel
leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang
matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel
infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang
berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit
b.1. Kemoterapi
yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam
asparaginase.19
relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini
Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis
yang lebih rendah.29 Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang
dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60%
menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan
dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.18
a. Fase induksi
akan datang.
b. Fase konsolidasi
dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar
rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya
10%.18
terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah
klasifikasi Rai:20
pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1
stadium III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.32
a. Fase Kronik
menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen
dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis
b. Fase Akselerasi,
b.2. Radioterapi
sel leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian
lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi
gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma.
Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan
tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang
rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain
itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah
yang rusak karena kanker.49 Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80%
yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia
penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah
dilakukan perawatan atau penanganan oleh tenaga medis yang ahli di rumah sakit.
Salah satu perawatan yang diberikan yaitu perawatan paliatif dengan tujuan
Selain itu perbaikan di bidang psikologi, sosial dan spiritual. Dukungan moral dari