Professional Documents
Culture Documents
IF
Penyeleksian kondisi adalah penentuan kondisi yang memenuhi dalam penyeleksian.
Penyeleksian kondisi ini hubungannya dengan operasi relasi yang membandingkan antara dua
kondisi. Di dalam Pascal, penyeleksian kondisi menggunakan statement If dan statement Case.
A. STATEMENT IF
If atau jika yaitu penyeleksian dengan menggunakan logika pengandaian. Statement if
mempunyai dua bentuk yaitu If-Then dan If-Then..Else. Seperti dalam looping, statement if juga
mempunyai bentuk tersarang (nested if).
1. persyaratan selection If
Pernyataan harus bernilai Boolean (False atau true )
Meentukan aksi yang dilakukan jika kondisi tersebut memenuhi
Setiap aksi tidak bileh beririsan
Analisis kasus harus mencangkup semua kemungkinan kasus
Struktur If-Then
Algoritma : Dalam pemrograman Pascal : Dalam pemrograman C :
Benar
AKSI
Page 1
If kondisi then
Aksi
endif
Salah then
Kondisi akan diseleksi oleh statemen if. Bila kondisi bernilai benar (true), maka aksi sesudah
kata then (dapat berupa satu atau lebih aksi) akan diproses. Bila kondisi
bernilai salah (false), maka tidak ada aksi apapun yang akan dikerjakan. Statemen endif adalah untuk
mempertegas bagian awal dan bagian akhir struktur IF THEN.
Contoh: Algoritma menentukan apakah sebuah bilangan bulat merupakan bilangan genap.
Algoritma BILANGAN_GENAP
{ Menentukan apakah sebuah bilangan
bulat benar
bil mod
yang dibaca dari piranti masukan 2=0
merupakan bilangan genap }
DEKLARASI
bil : integer
then
DESKRIPSI :
read(bil)
salah
if bil mod 2 = 0 then
write(‘bilangan genap’) ‘bilangan genap’
Endif
END
2. Struktur If-Then..Else
b. Penyeleksian Dua Kasus
• Notasi algoritmik untuk analisis penyeleksian dua kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-
THEN-ELSE:
IF
IF Kondisi Then Kondisi Benar
?
Aksi 1
Else
then
aksi 2
Aksi 1
endif
salah 2
Aksi else
Page 3
Dalam struktur IF-THEN-ELSE, aksi1 akan dilaksanakanjika kondisi bernilai benar (true),
dan jika kondisi bernilai salah (false) maka aksi2 yang akan dilaksanakan. Statemen else
menyatakan ingkaran (negation) dari kondisi.
Contoh: Algoritma menentukan bilangan maksimum (terbesar) dari dua buah bilangan bulat.
benar
Algoritma MAKSIMUM A>
{ Menentukan bilangan terbesar dari dua B
bilangan bulat }
DEKLARASI
salah then
A, B : integer
DESKRIPSI : Nilai terbesar A
read(A,B)
if A > B then
write(‘Bilangan terbesar : ’,A)
else { B A }
write(‘Bilangan terbesar : else
’,B) Nilai terbesar
endif B
END
program MAKSIMUM;
{ Menentukan bilangan terbesar
dari dua bilangan bulat }
(* DEKLARASI *)
var
A, B : integer;
(* DESKRIPSI *)
begin
write(‘Masukkan bilangan A :
‘);readln(A);
write(‘Masukkan bilangan B :
‘);readln(B);
if A > B then
writeln(‘Bilangan terbesar :
’,A)
else
writeln(‘Bilangan terbesar :
’,B);
(*endif*)
end.
Page 4
Contoh bahasa pemrograman dalam pascal:
Notasi algoritmik untuk analisis penyeleksian tiga kasus atau lebih (tersarang) adalah tetap
dengan menggunakan struktur IF-THEN-ELSE sebagaimana halnya pada masalah dengan dua
kasus
• Tiga kasus:
If kondisi then If
kondisi
Aksi 1
1
Aksi 1
Else
If kondisi then If Aksi 2
Aksi 2 kondisi
2
Else
Aksi 3
If kondisi then
Aksi 3
Endif
endif
Page 5
program MAKSIMUM;
{ Menentukan bilangan terbesar dari dua
bilangan bulat }
(* DEKLARASI *)
var
A, B : integer;
(* DESKRIPSI *)
begin
write(‘Masukkan bilangan A :‘);readln(A);
write(‘Masukkan bilangan B :‘);readln(B);
if A > B then
writeln(‘Bilangan terbesar : ’,A)
else
writeln(‘Bilangan terbesar : ’,B);
(*endif*)
end.
Page 6
d. Empat kasus:
Kondis
Aksi 1
i1
If kondisi then
Aksi 1
else
If kondisi then Kondi Aksi 2
Aksi 2 si2
Else
If kondisi then
Aksi 3
Else Kondi
If kondisi then si3 Aksi 3
Aksi 4
else
endif
Aksi 4
endif
endif
Algoritma INDEKS_NILAI_UJIAN
{ Menentukan indeks nilai mahasiswa berdasarkan nilai
ujiannya }
Contoh:
DEKLARASI Algoritma menentukan indeks nilai ujian mahasiswa:
nilai : real { nilai ujian dalam numerik }
indeks : char { ’A’, ’B’, ’C’, ’D’, ’E’ }
DESKRIPSI :
read(nilai)
if nilai _ 80 then
indeks ‘A’
else
if (nilai _ 70) and (nilai < 80) then
indeks ‘B’
else
if (nilai _ 55) and (nilai < 70) then
indeks ‘C’
else
if (nilai _ 40) and (nilai < 55) then
indeks ‘D’
else { nilai < 40 }
indeks ‘E’
endif Page 7
endif
endif
endif
write(indeks)
program INDEKS_NILAI_UJIAN;
{ Menentukan indeks nilai mahasiswa berdasarkan nilai ujiannya }
(* DEKLARASI *)
var
nilai : real; { nilai ujian dalam numerik }
indeks : char;
(* DESKRIPSI *)
begin
write(‘Masukkan nilai ujian : ‘);readln(nilai);
if nilai >= 80 then
indeks := ‘A’
else
if (nilai >= 70) and (nilai < 80) then
indeks := ‘B’
else
if (nilai >= 55) and (nilai < 70) then
indeks := ‘C’
else
if (nilai _ 40) and (nilai < 55) then
indeks := ‘D’
else { nilai < 40 }
indeks := ‘E’;
(*endif*)
(*endif*)
(*endif*)
(*endif*)
writeln(‘Indeks nilai ujian = ‘,indeks);
end.
Contoh pascal :
Page 8
Apabila di output akan muncul tampilan sebagai berikut:
Page 9
Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi suatu kondisi
tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar, maka pernyataan yang ada di dalam
blok if akan diproses dan dikerjakan. Bentuk umum struktur kondisi if adalah :
if(kondisi)
pernyataan;
Contoh Program 1 :
/* Program struktur kondisi if untuk memeriksa suatu kondisi */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ float nilai;
printf(“Masukan nilai yang didapat : “);
scanf(“%f”, &nilai);
if(nilai > 65)
printf(“\n ANDA LULUS !!!!\n”);
getch(); }
Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80, maka perintah mencetak
perkataan LULUS !!!! akan dilaksanakan, namun sebaliknya bila kita memasukan sebuah nilai
yang kurang dari 65 maka program akan berhenti dan tidak dihasilkan apa-apa.
Page 10
if((c>a)&&(c>b))
max=c;
printf("Bil terbesar : %i\n",max);
if(max>0)
printf("Bil tsb adalah bil positif\n");
if(max<0)
printf("Bil tsb adalah bil negatif");
getch();
}
if(kondisi)
pernyataan-1
else pernyataan-2
ontoh Program C:
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ float nilai;
clrscr();
printf(“Masukan nilai yang didapat : “);
scanf(“%f”, &nilai); /* Masukan akan disimpan dalam variable nilai */
if (nilai > 65)
printf(“\n LULUS !!!\n”);
else
printf(“\n TIDAK LULUS !!!\n”);
getch();
Page 11
}
Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80 maka akan dicetak perkataan
“LULUS !!!” namun bila kita memasukan nilai yang kurang dari 65 maka akan tercetak perkataan
“TIDAK LULUS !!!”. Hal ini berbeda dengan struktur if dimana program akan berhenti bila kita
memasukan nilai kurang dari 65.
case n : pernyataan-n;
break;
default : pernyataan-m
}
Page 12
Apabila kondisi berniai true atau memenuhi persyaratan maka aksi 1 akan di jalankan tetapi
jika kondisi bernilai false maka aksi 2 tidak di jalankan.
KESIMPULAN
Penggunaan fungsi if di gunakan untuk memecahkan masalah untuk mengambil suatu
keputusan di antara banyaknya masalah yang ada. Tetapi pengunaan if strukturnya lebih
panjang dan rumit di bandingkan dengan struktur case.
Selain itu fungsi if juga bisa di gunakan untuk memecahkan masalah lebih dari satu
dengan menggunakan bentuk if bersusun
DAFTAR PUSTAKA
Suarga,Drs.M.Sc.,M.Math.,Ph.D.algoritma pemrograman.andi yogyakarta.
Murnir, renaldi (2007). Algoritma dan Pemograman. Bandung:informatika Bandung.
Praktikum, team pengelola (2010) modul praktikum.. Garut : STT GARUT.
BAB II
STUKTUR CASE
1. STATEMENT CASE
1. Persyaratan Selection Case:
Nilai dari ekspresi harus berbeda
Aksi dari ekspresi harus berupa runtunan
Boleh memakai otherwise yang bersifat optional Perbedaan case dengan if adalah susunan case lebih.
Bentuknya :
CASE ekspresi OF
case_label1 : statement_1;
case_label2 : statement_2;
..
END;
Struktur CASE dapat digunakan untuk menganalisis penyeleksian dua kasus atau lebih
Page 13
dan bentuknya adalah lebih sederhana daripada struktur IF-THEN-ELSE yang memiliki
bentukbertingkat-tingkat.
Kondisi1, kondisi2, …kondisiN dapat bernilai benar atau salah. Tiap kondisi diperiksa nilai
kebenarannya mulai dari kondisi pertama sampai ditemukan kondisi yang benar. Jika kondisi ke-k
benar, maka aksi ke-k dilaksanakan, selanjutnya keluar dari struktur CASE. Aksi yang dipasangkan
dengan kondisi ke-k dapat lebih dari satu, karena ituia berupa runtunan. Jika tidak ada satupun
kondisi yang benar, maka aksi sesudah otherwise (optional) dikerjakan.
Case nama
Kondisi 1 : aksi 1
Kondisi 2 : aksi 2
Kondisi 3 : aksi 3
Kondisi N : aksi N
Case(variabel)
Nilai-1 : aksi-1;
Nilai-2 : aksi-2;
Nilai-3 : aksi-3;
............
Default : aksi-n;
Endcase.
Page 14
Setiap aksi hanya di lakukan apabila suatu nilai varibel di capai sesuai persyaratan. Misalnya,
aksi-1 dilakukan hanya bila variabel bernilai nilai-1,aksi-2 di lakukan apabila varibel bernilai
nilai-2, dan seterusnya.
Apabila tak satu pun nilai varibel yang cocok maka aksi-ndi kerjakan sebagai aksi
“default”(hanya dikerjakan apabila tidak ada yang memenhi syarat).
2. Struktur CASE menggantikan analisis kasus yang ekivalen dengan struktur IF-THEN-
ELSE berikut ini:
Page 15
Contoh program selection CASE :
N : integer var
Page 16
40 … 49 : write(D) 70 … 89 : writeln(‘B’);
0 … 39 : write(E) 50 … 69 : writeln(‘C’);
Endcase 40 … 49 : writeln(‘D’);
0 … 39 : writeln(‘E’);
end;
Readln;
End.
Deklarasi #include<stdio.h>
#include<math.h>
scanf(“%f”, &N);
3 : write(hitung3) switch(pilihan)
Endcase .
Page 17
End { case 1 : printf(“hasilnyaadalah:%f”,hitung1);
Break;
case 2 : printf(“hasilnya adalah:%f”,hitung2);
Break;
case 3 : printf(“hasilnya adalah:%f”,hitung3);
Break;
}}
Tidak semua bahasa pemrograman menyediakan struktur CASE (misalnya Bahasa Fortran).
Bahasa Pascal dan C menyediakan struktur ini. Jika bahasa pemrograman tidak menyediakan
struktur CASE, maka struktur CASE dapat diganti dengan struktur IF-THEN-ELSE yang ekivalen.
Suatu permasalahan dapat dianalisa berdasarkan jumlah kasus yang dimilikinya, sehingga
nantinya dapat ditentukan aksi apa yang akan dilakukan bila suatu kasus dimasuki Struktur
penyeleksian adalah berupa struktur IF-THEN (atau IF-THEN-ELSE) dan struktur CASE.
KESIMPULAN
Karena dalam case tidak berfungsinya operator perbandingan. Dan nilai yang di case kan
harus bertipe integer atau karakter.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
Page 18
LOOPING FOR
1. LOOPING FOR-DO
Looping for-do digunakan untuk mengulang statement berulang kali sejumlah yang
ditentukan. Bila terdapat lebih dari satu statement yang ada di dalam looping maka menggunakan
begin...end;, jika hanya satu blok saja tidak perlu menggunakan begin...end;. Ada 3 bentuk looping
for-do yaitu for-do positif, for-do negatif dan for-do tersarang.
1. Persyaratan FOR-DO
Pencacah harus bernilai integer atau karakter, tetapi real tidak dapat digunakan
sebagai pencacah
Aksi dapat berupa satu atau lebih intruksi yang diulang
Nilai awal harus lebih keil atau sama dengan nilai akhir (for menaik )
Nilai awal harus lebih besar atau sama dengan nilai akhir (for menurun)
Penacacah diinisialisasi dengan nilai awal, nilai awal secara otomatis bertambah satu
setiap kali badan pengulangan dimasuki, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan
nilai akhir
Jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai akhir-nilai awal +1
Bentuk umum pernyataan for ada 2 macam yaitu menaik (ascenfing) atau menurun
(descending).
FOR menaik :
Aksi
Endfor.
Keterangan:
Pencacah haruslah dari type data yang memiliki predecessor dan successor, yaitu integer atau
karakter.tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
Aksi dapat berupa satu atau lebih instruksi yang si ulang.
Nilai_awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai_akhir.jika nilai_awal lebih besar dari
nilai_akhir, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
Page 19
Pada awalnya,pencacah diinisialisasi dengan nilai_awal. Nilai pencacah secara otomatis
bertambah satu setiap kali badan pengulangan dimasuki,sampai akhirnya nilai pencacah sama
dengan nilai_akhir.
Jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_akhir-nilai_awal +1.
FOR menurun :
Aksi
Endfor.
Keterangan :
Pencacah haruslah dari type data yang memiliki predecessor dan successor, yaitu integer atau
karakter.tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
Aksi dapat berupa satu atau lebih instruksi yang si ulang.
Nilai_akhir harus lebih kecil atau sama dengan nilai_awal.jika nilai_akhir lebih besar dari
nilai_awal, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
Pada awalnya,pencacah diinisialisasi dengan nilai_akhir. Nilai pencacah secara otomatis
bertambah satu setiap kali badan pengulangan dimasuki,sampai akhirnya nilai pencacah sama
dengan nilai_awal Jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_awal-nilai_akhir +1.
Page 20
Looping disamping bisa digambarkan seperti berikut :
Cara kerja program diatas yaitu cabang looping harus didahulukan operasi loop-nya
kemudian baru sub-nya. Looping tersebut berakhir sampai sub dan cabang bernilai akhir. Sekarang
analisis kedua listing code berikut :
Variabel = niali_awal
true
Variabel<=nilai
_akhir
false
pernyataan Akhir for
Variabel = variabel + 1
Page 21
Keterangan:
Pencacah haruslah dari tipe data yang memiliki predecesser dan succerror,yaitu
integer atau karakter.tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
Aksi dapat berupa satu atau lebih instruksi yang di ulang.
jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_akhir – nilai_awal + 1 .
Contoh Soal ;
#include <stdio.h>
main()
int i;
float c, f;
f=32;
c=(f-32)*5/9;
f=f+10;
PASCAL
Page 22
program konversi;
uses crt;
var i : integer;
c,f : real;
begin
clrscr;
f := 32;
for i := 1 to 5 do
begin
c := 5/9 * (f - 32);
f := f+10;
end;
readln;
end.
Page 23
Printscreen
pascal
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Page 25
BAB IV
WHILE
1. PERULANGAN WHILE-DO
. persyaratan Looping While:
Kondisi harus bernilai false agar prulangan berhenti
Didalam badan perulangan harus ada intruksi untuk mengubah nilai kondisi
Peubah harus terdefinisi nilainya sebelum pengulangan dilaksanakanpertama kali
While digunakan pada kasus yang mengharuskan terlebih dahulu pemeriksaan kondisi objek,
sebelum objek tersebut dimanupulasi
Page 26
Ekspresi relasi-nya yaitu i < 5. Jadi jika i masih lebih kecil dari 5 maka statement akan terus
diproses berulang, dan proses akan berhenti setelah i tidak lagi lebih besar dari 5 (i > 5). Maka dari
itu di dalam statement ada i:=i+1; yang akan menambahkan nilai i satu persatu supaya i > 5. Lihat
code berikut yang mebaca input dan mengoperasi-kannya. Kemudian ada penyeleksian input jika
memenuhi akan diulangi jika tidak akan berhenti.
Page 27
Di dalam looping while-do juga terdapat while-do tersarang (nested while-do). Dan pada
prinsipnya adalah sama dengan nested for-do. Pemrograman Bahasa C dengan Turbo C
Perullangan pada c
Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk melakukan proses yang
berulangulang
sebanyak keinginan kita. Misalnya saja, bila kita ingin menginput dan mencetak bilangan dari 1
sampai 100 bahkan 1000, tentunya kita akan merasa kesulitan. Namun dengan struktur perulangan
proses, kita tidak perlu menuliskan perintah sampai 100 atau 1000 kali, cukup dengan beberapa
perintah saja. Struktur perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang bermacam-macam.
Page 28
3BAHASA C
4BAHASA C
5BAHASA C
Pada perulangan while di atas, proses atau perintah mencetak kata-kata “BAHASA C” akan
terus dilakukan selama variabel x masih kurang atau sama dengan 10. Setiap kali melakukan
perulangan, nilai dari variabel x akan bertambah 1.
Contoh Program 2 :
/* Program mencetak deret bilangan dengan menggunakan while */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{ clrscr();
int i=1,x;
while(i<=3)
{ x=1;
while(x<=i)
{ printf("%3i",x);
x=x+1;
}
printf("\n");
i=i+1;
}
getch();
}
Page 29
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ int x;
x = 1;
Kuliah Berseri IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003 IlmuKomputer.Com
do
{ printf(“%d BAHASA C\n”, x);
x ++;
}
while(x <= 10);
getch(); }
Page 30
Contoh Program 2 :
/* Mencari total dan rata-rata sejumlah bilangan menggunakan for */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{ clrscr();
float r,i,x,t=0;int y;
for(y=1;y<=3;y++)
for(i=0;i<=2;i++)
{ printf("Entry bilangan %i : ",y);scanf("%f",&x);
t=t+x;
y=y+1;
}
printf("\n Total : %.2f",t);
r=t/i;
printf("\n Rata rata : %.2f",r);
getch();
}
Flowchart while
kondisi
false
true
pernyataan
Page 31
Dari diagram di atas terlihat bahwa ada kemungkinan pernyataan tidak dieksekusi sama sekali
.keadaan ini terjadi kalau kondsi awal bernilai false.
Contoh Program
#include <stdio.h>
main()
int i, jumlah;
jumlah=0;
i=1;
while(i<=5)
jumlah=jumlah+2;
i++;
PASCAL
var
i,n,jumlah : integer;
begin
n := 2;
jumlah := 0;
i :=1;
Page 32
while i <= 5 do
begin
jumlah := jumlah + 2;
n := n+2;
i := i+1; end;
readln;
end.
Printscreen
Page 33
PASCAL
Page 34
KESIMPULAN
Aksi akan dilaksanakan berulangkali selama kondisi bernilai true. Jika kondisi bernilai
false, badan pengulangan tidak akan dimasuki, yang berarti pengulangan selesai. Kondisi di
akhir pengulangan (setelah endwhile) disebut loop invariant, yaitu variabel kondisi yang
nilainya sudah tidak berguna lagi.
Yang harus diperhatikan adalah pengulangan harus berhenti. Pengulangan yang tidak
pernah berhenti menandakan bahwa logika algoritma tersebut salah. Pengulangan berhenti
apabila kondisi bernilai falsei. Agar kondisi suatu saat bernilai false, maka di dalam badan
pengulangan harus ada instruksi yang mengubah nilai kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Page 35
BAB V
REPEAT
1. PERULANGAN REPEAT..UNTIL
A. Persyaratan Looping Repeat:
Pada perulangan kondisi harus bernilai Boolean
Didalam badan perulangan harus ada intruksi untuk mengubah nilai kondisi
Peubah harus terdefinisi nilainya sebelumpengulangan dilaksanakan pertama kali
Repeat di ginakan pada kasus yang terlebih dahulu memanipulasi objek baru, kemudian
memeriksa objek tersebut
B.definisi Repeat..Until
Repeat.. until adalah proses looping suatu statement secara terus menerus hingga ekspresi
yang ada di dalam until bernilai false atau sudah terpenuhi. Dengan kata lain looping repeat..until
prosesnya berkebalikan dengan looping while-do. Bentuknya:
Bentuk pernyataan REPEAT:
REPEAT
Pernyataan_1 :
Pernyataan_2 :
...
Pernyataan_n :
UNTIL kondisi
Penjelasan:
notasi ini menjelaskan pengulangan lpada kondisi boolean.aksi di dalam badan kalang di
ulang-ulang sammpai kondisi bernilai true. dengan kata lain , jika kondisi masih false ,proses
pengulangan masih terus dilakukan .karena proses pengulangan suatu saat harus berhenti. Maka di
dalam badan pengulangan harus ada pernyataan yang mengubah nilai peubah kondisi.
Page 36
Pernyataan REPEAT memiliki makna yang sama sengan WHILE , dan dalam beberapa masalah
kedua pernyataan tersebut komplemen satu sama lain.
pernyataan
false
kondisi true
true
end
Tampak bahwa pengulangan justru dilakukan selama kondisi bernilai salah (false). Jadi
erupakan kebalikan dari WHILE .perbedaaan yang lain terhadap WHILE ,pemeriksaan terhadap
kondisi pada REPEAT dilakukan belakangan ,setelah bagian pernyataan yang terletak antara
REPEAT dan UNT IL.
Proses looping akan terus dilakukan hingga ekspresi terpenuhi. Pada contoh, penambahan i
terus dilakukan hingga i=5. Sekarang pada program repeat_until, coba anda ganti ekspresi di dalam
until menjadi i>5. Kemudian anda compile dan apa yang terjadi ??! Coba bandingkan contoh looping
menggunakan repeat..until dengan looping while-do ini!
repeat while
program sample_repeat; program sample_while;
uses wincrt; uses wincrt;
var i:integer; var i:integer;
begin begin
i:= 10; i:= 10;
repeat while i<5 do
writeln(i); begin
i:=i + 1; writeln(i);
until i>5; i:=i+1;
end. end;
end.
Didalam looping repeat..until juga terdapat looping tersarang (nested repeat). Sama seperti
nested for dan nested while dalam hal aturan, yaitu di dalam looping terdapat looping yang lain.
Perhatikan code program berikut yang menggunakan nested repeat. Program ini akan menghitung
sisi-sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus phytagoras yaitu C = A2 + B2.
Page 39
KESIMPULAN
Aksi di dalam badan kalang diulang-ulang sampai kondisi bernilai true. Dengan kata
lain, jika kondisi masih false, proses pengulangan masih terus dilakukan. Karena proses
pengulangan suatu saat harus berhenti, maka di dalam badan pengulangan harus ada pernyataan
yang mengubah nilai peubah kondisi.
Pernyataan repeat memiliki makna yang sama dengan while, dan dalam beberapa
masalah kedua pernyataan tersebut komplemen satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Page 40