You are on page 1of 141

Dream LoVeR

03-08-08, 14:32
ini renungan harian yg DL ambil dari berbagai sumber...
dan akan DL update tiap hari..
Dream LoVeR
03-08-08, 14:33
Kata Yesus kepada mereka, ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu
mereka pun membawanya
Yohanes 2:8

Bacaan: Yohanes 2:1-11


Setahun: Yesaya 4-7

Suatu kali dalam sebuah persekutuan keluarga, saya mengajukan sebuah pertanyaan. Jika
mereka diajak berandai-andai menjadi salah satu tokoh dalam kisah pernikahan di Kana,
siapakah yang akan mereka pilih?

Suasana menjadi ramai. Ada yang ingin menjadi ibu Maria, sang perantara hingga mukjizat
terjadi. Ada yang mau menjadi pelayan, menyaksikan bagaimana mukjizat terjadi. Ada yang
ingin menjadi pemimpin pesta, yang cuma tahu beres. Ingin menjadi pengantinnya? Ada
juga! Ada yang ingin jadi tempayan, wadah di mana mukjizat itu terjadi. Yang unik, ada yang
ingin menjadi Yesus, sang pembuat mukjizat! Namanya berandai-andai, bisa saja ada yang
berpikir begitu. Terakhir ada yang menjawab ingin menjadi tamu saja, menikmati mukjizat.

Setelah tak ada jawaban lain lagi, tiba-tiba seseorang menyeletuk, "Lalu, Anda sendiri mau
jadi apa dong?" "Saya ingin menjadi air biasa yang digunakan untuk pembasuhan waktu itu,"
begitu jawab saya. Ya, itulah kerinduan saya. Menjadi air putih biasa, yang kemudian diubah
oleh Yesus menjadi anggur. Bukan sembarang anggur, tetapi anggur yang baik (ayat 10),
yang membawa sukacita bagi banyak orang.

Saya sadar, ini sangat sulit untuk dipraktikkan. Diubah oleh Tuhan Yesus bahkan bisa terasa
berat dan menyakitkan. Namun, jika kita sungguh-sungguh rindu hidup kita yang biasa-biasa
menjadi bermakna, bukankah kita mesti rela dikoreksi, diajar, bahkan jika perlu, dihajar? Dan
satu hal yang pasti, untuk menjadi apa pun setiap kita mesti taat kepada-Nya terlebih dahulu
supaya dapat menjadi berkat bagi orang lain —MNT

UNTUK MENJADI PRIBADI YANG BERHARGA


ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR

Yohanes 2:1-11
2:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan
anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu,
buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang
Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan
air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin
pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak
tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia
memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan
sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur
yang baik sampai sekarang."
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-
Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya
kepada-Nya.
Dream LoVeR
04-08-08, 06:33
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu
Yakobus 4:7

Bacaan: Yakobus 1:12-15


Setahun: Yesaya 8-10

Dalam buku Keponakan Penyihir dari seri The Chronicles of Narnia, diceritakan bagaimana
Digory telah membuat sebuah kesalahan fatal, yakni dengan membunyikan bel yang
membangkitkan seorang penyihir jahat. Ketika Aslan menanyai Digory tentang hal itu,
Digory berkelit, "Aku rasa aku agak terkena mantra yang tertulis dalam bel itu". Mendengar
jawaban itu, Aslan menegaskan, "Benarkah?" Kemudian barulah Digory mengaku, "Tidak.
Sekarang aku tahu aku tidak terkena mantra. Aku hanya berpura-pura."

Ketika dihadapkan pada satu pencobaan dan gagal, kerap kali kita juga berkelit dengan
mengatakan bahwa kita dijebak, digoda, atau terkena "mantra" seperti dalih Digory. Padahal,
sebenarnya kita tidak terkena mantra apa pun. Kita sendiri yang membuat pilihan untuk jatuh.
Yakobus mengatakan dengan jelas bahwa tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri
(ayat 14). Setan bisa menggoda kita, tetapi pilihan untuk berdosa atau tidak, tetap berada di
tangan kita.

Lalu bagaimana kita dapat menang melawan dosa? Bisa dengan dua hal: tunduk kepada Allah
dan melawan Iblis. Keduanya sama penting, jadi harus sama-sama dilakukan. Kita bisa saja
tetap gagal meski telah berdoa dan memohon belas kasihan Tuhan, karena kita tidak mau
melawan Iblis dengan tegas. Kita hanya bisa melakukannya dengan berani berkata "Tidak!"
kepada dosa. Itulah salah satu karunia yang kita peroleh dari Kristus yang telah menang atas
maut. Karena Kristus telah menang bagi kita, maka saat kita berani berkata tidak, dosa pun
tidak lagi berkuasa atas tubuh kita! —GS

KATAKAN TIDAK KEPADA DOSA


MAKA DOSA ITU AKAN KEHILANGAN KUASANYA

Yakobus 1:12-15
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,
ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab
Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat
olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah
matang, ia melahirkan maut.
aisuru_ei
04-08-08, 09:17
nice :thumbup:
pey
04-08-08, 23:01
trit bagus ni....perlu dilestarikan....he...he...he...
tapi ky'e dah ada tuh....cuman yang lama gak pernah update
http://www.cyberforums.us/showthread.php?t=7559
Dream LoVeR
05-08-08, 06:21
Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
Lukas 22:46

Bacaan: Keluaran 17:8-16


Setahun: Yesaya 11-14

Dengan garang, si banteng menyerudukkain merah di tangan matador. Setelah berulang kali
ia pun kelelahan, sebab tiap kali mendekati kain merah, si matador mengibaskannya. Ia tak
sadar kain merah itu bukan lawan yang sebenarnya.

Peperangan Israel melawan Amalek bukan sekadar perang fisik antara dua kekuatan militer.
Amalek hanya alat—semacam "kain merah" yang dikibaskan oleh kekuatan yang ingin
menghambat rencana Allah bagi masa depan Israel. Itu sebabnya Musa sebagai pemimpin
Israel perlu memimpin bangsanya menghadapi perang tersebut secara tepat. Caranya?
Dengan "mengangkat tangan", yakni terus berdoa, seperti lazimnya umat Israel berdoa
dengan menadahkan tangan (Ezra 9:5; 1 Timotius 2:8) sampai kemenangan mereka raih. Doa
yang tak henti, karena tidak dilakukan sendiri, tetapi bersama-sama—sebagaimana Musa
berdoa bersama Harun dan Hur—besar sekali kuasanya. Sebab Tuhan-lah yang berperang
melawan "si musuh sejati".

Hidup kita serupa pertempuran. Banyak musuh menyerbu; desakan nafsu, situasi pelik, orang
sulit di pekerjaan, pengusik ketenangan rumah tangga, penjegal karier, pesaing yang curang,
pengacau, dan pemfitnah di gereja. Menghadapi hal-hal ini dengan kekuatan fisik hanya akan
membuat kita lelah dan kalah. Apalagi jika kita pun terkecoh untuk membalas dengan cara
serupa. Kita mesti sadar bahwa mereka hanya "kain merah", bukan "si matador" yang
mengibarkannya. Jadi, hadapilah dengan doa. Angkatlah tangan, tetaplah berdoa! Jika Anda
menjadi lelah, mintalah saudara seiman untuk turut menopang dan berdoa bersama kita.
Andalkan kekuatan Allah dalam melawan "sang matador", si penguasa kegelapan —PAD
PEPERANGAN ROHANI HARUS DIHADAPI
DENGAN SENJATA ROHANI PULA

Keluaran 17:8-16
17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang
melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang
tongkat Allah di tanganku."
17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang
melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila
ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah
di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya,
seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai
matahari terbenam.
17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
17:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam
sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan
menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."
17:15 Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: "Tuhanlah panji-panjiku!"
17:16 Ia berkata: "Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek
turun-temurun."
aisuru_ei
05-08-08, 09:29
trit bagus ni....perlu dilestarikan....he...he...he...
tapi ky'e dah ada tuh....cuman yang lama gak pernah update
http://www.cyberforums.us/showthread.php?t=7559
gpp.. pindah sini aja..
Ray
05-08-08, 10:19
bagus juga nih renungannya..... :thumbup:
Dream LoVeR
06-08-08, 01:34
Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman
Yohanes 16:8

Bacaan: Yohanes 16:7-15


Setahun: Yesaya 15-18

Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka; Hereditary
Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa
merasakan sakit. Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik,
namun ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tetapi ia tidak menjerit
minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat
berbahaya. Tubuhnya bisa terbakar atau terpotong tanpa disadari. Rasa sakit memang tidak
enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres.
Roh Kudus sering memberikan "rasa sakit" ketika orang beriman berbuat dosa. Dia menegur
dan memberi peringatan, supaya kita insaf. Dia mengingatkan kita kembali akan perkataan-
perkataan Kristus (ayat 13,14). Sebagai Roh Kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke
dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan
menegur. Teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah di hati. Namun,
ini perlu agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran,
dengan mudah kita dapat disesatkan oleh pelbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi
mati rasa terhadap dosa. Dan, bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat
menyadarinya.

Bersyukurlah jika Roh Kudus masih menegur dan membuat Anda merasa bersalah ketika
berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri Anda. Dengarkan dan hargailah
teguran-Nya! Jangan sampai hati Anda kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa —JTI

BAGI MEREKA YANG MENOLAK TEGURAN ROH KUDUS


KEGELAPAN ITU TERLIHAT TERANG

Yohanes 16:7-15
16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi
jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman;
16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat
menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam
seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala
sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Dream LoVeR
07-08-08, 01:06
Firman yang didengar itu tidak berguna bagi mereka, karena mereka tidak dipersatukan
dalam iman dengan orang-orang yang mendengarkannya
Ibrani 4:2

Bacaan: Bilangan 14:40-45


Setahun: Yesaya 19-21

Waktu kecil, bila saya membandel dan tidak menyimak perintah orangtua, mereka akan
berkomentar, "Kuping itu jangan jadi kuping panci, cuma ditempel di kepala, tapi tidak
dipakai untuk mendengarkan." Maknanya sama dengan ungkapan: "masuk telinga kiri, keluar
telinga kanan." Menunjukkan kesembronoan kita dalam mendengar, yang bisa berakibat fatal.
Ini pula yang kerap membuat bangsa Israel gagal menghadapi persoalan, terutama ketika
melintasi padang gurun. Mereka tidak mendengarkan dengan baik. Bacaan kita memuat
contoh bagaimana mereka tak memedulikan teguran Musa; tetap nekad masuk ke Kanaan,
dan gagal.

Kesungguhan kita dalam mendengar dan menanggapi firman Tuhan akan menentukan
pertumbuhan iman kita (Roma 10:17). Tak ada rumus baku serta cara pintas mengenai cara
membuang "kuping panci" dan memiliki telinga yang peka mendengar suara Tuhan. Satu-
satunya cara adalah dengan melatih telinga rohani secara tekun dan teratur.

Pertama, kita perlu mengambil waktu untuk menyendiri dan mencari suasana sunyi, agar kita
punya situasi kondusif untuk mendengarkan suara Tuhan yang lembut. Selanjutnya, dalam
kesunyian ini, jangan biarkan pikiran menjadi kosong. Gunakan waktu tersebut untuk
mengambil suatu bagian kecil firman Tuhan, dan merenungkannya. "Cerna" bagian tersebut
sungguh-sungguh dan gali maknanya sedalam mungkin. Bila perlu, bandingkan dengan
bagian-bagian lain yang serupa dalam Alkitab sebagai referensi, kemudian ambillah
penerapan praktis dalam hidup Anda. Ketika kita terlatih untuk mendengarkan Tuhan, kita
akan semakin memahami pola pikir dan kehendak Allah bagi kita —ARS

MENDENGARKAN ADALAH PINTU


MENUJU PENGERTIAN DAN PERUBAHAN

Bilangan 14:40-45
14:40 Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung
sambil berkata: "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu;
memang kita telah berbuat dosa."
14:41 Tetapi kata Musa: "Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak
akan berhasil.
14:42 Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu
dikalahkan oleh musuhmu,
14:43 sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas
oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan
menyertai kamu."
14:44 Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tabut perjanjian
TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan.
14:45 Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan
menyerang mereka; kemudian orang-orang itu mencerai-beraikan mereka sampai ke Horma.
aisuru_ei
07-08-08, 09:42
thx :thumbup:
Ray
07-08-08, 12:33
:thanks: sangat membantu buat hari ni.

emang seharusnya kita lebih bisa mendengar suara tuhan yang akan menuntun langkah
kita ....

di updated tiap hari yah dream lover


GRP SEND TO DREAM LOVER
Dream LoVeR
08-08-08, 06:28
Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya
Keluaran 18:24

Bacaan: Keluaran 18:13-27


Setahun: Yesaya 22-24

Musa memang hebat. Bukan saja karena hal-hal besar yang ia lakukan, tetapi juga karena
sebagai tokoh besar dan pemimpin, ia tetap mau terbuka menerima masukan. Memerhatikan,
mengasah, dan mengolah usulan yang datang kepadanya, menjadikan Musa pemimpin yang
patut ditiru.

Ketika Yitro, mertuanya, melihat bagaimana Musa menangani sendiri semua hal tentang
pengelolaan masalah bangsa Israel, ia mengingatkan bahwa itu "tidak baik" (ayat 17). Yitro
lalu mengusulkan agar dalam menjalankan tugasnya ini, Musa memakai strategi yang lebih
tepat, termasuk bahwa ia dapat melibatkan orang-orang yang cakap sebagai mitra pelayanan.
Musa mendengarkan usulan ini dan sungguh-sungguh melakukannya. Setelah beres, barulah
Musa melepas mertuanya pergi (ayat 27). Artinya sang mertua masih bisa melihat bagaimana
Musa memperbaiki sistem pelayanannya. Betapa indahnya bila seseorang mendengarkan dan
menerima nasihat baik dari orang lain, demi pelayanan yang lebih baik dalam pekerjaan
Tuhan!

Mari renungkan bagaimana hal ini dapat diterapkan juga dalam kita berkeluarga, melayani
Tuhan, bekerja, dan bersaksi. Sudahkah kita menjadi orang yang terbuka memerhatikan
usulan orang lain dan mau mengkajinya dengan rendah hati? Atau, kita sering merasa
terganggu dengan nasihat orang, sehingga nasihat yang tepat pun kita abaikan demi gengsi?
Jangan buru-buru menolak saran yang datang. Nasihat yang baik bisa muncul dari siapa saja.
Bila hati kita terbuka, kita dapat melihat pertolongan bisa datang dari mana saja. —DKL

NASIHAT TAK MEMBUAT ORANG JADI KECIL


ITU SEBABNYA ORANG BESAR PUN TAK TAKUT MENERIMA NASIHAT

Keluaran 18:13-27
18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu
berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah
ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja
yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk
menanyakan petunjuk Allah.
18:16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku
mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka
ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah."
18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.
18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini;
sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri
saja.
18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan
Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan
kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.
18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan
pekerjaan yang harus dilakukan.
18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut
akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;
tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus
orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara
yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili
mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-
sama dengan engkau turut menanggungnya.
18:23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka
engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang
ke tempatnya."
18:24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang
dikatakannya.
18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka
menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang,
pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
18:26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar
dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri.
18:27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya.
mojo_jojo
08-08-08, 09:33
wah bagus nih.. :D
Dream LoVeR
09-08-08, 02:18
Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak …:
“Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia”
Kisah Para Rasul 14:11

Bacaan: Kisah Para Rasul 14:8-20


Setahun: Yesaya 25-28

Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah ditanya, "Tidakkah Anda merasa
tersanjung? Setiap kali Anda berpidato, orang datang berbondong-bondong sampai tidak
kebagian tempat. Mereka sangat menyanjung Anda!" Sang Perdana Menteri menjawab: "Tiap
kali ingin berbangga, saya ingat satu hal. Seandainya saya kelak dihukum gantung, jumlah
orang yang hadir pasti melonjak dua kali lipat!"

Sanjungan dunia semu sifatnya. Gampang berubah. Ketika Tuhan Yesus memasuki
Yerusalem, rakyat menyanjung-Nya. Beberapa hari kemudian, massa yang sama
meneriakkan "Salibkan Dia!" Itu juga yang dialami Rasul Paulus. Sehabis menyembuhkan
seorang lumpuh dengan kuasa Allah di Listra, penduduk terkesima. Dikiranya Paulus dan
Barnabas adalah titisan dewa. Mereka berdua pun langsung dipuja-puja dan diberi aneka
persembahan. Tetapi begitu orang-orang Yahudi membujuk mereka, segera saja mereka
berbalik melempari Paulus dengan batu (ayat 19). Untunglah Paulus dan Barnabas tidak haus
sanjungan. Keduanya malah prihatin melihat penduduk memuja-muja mereka. Paulus
berusaha menjelaskan bahwa hanya Tuhan yang layak disembah. Pantang baginya untuk
mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri sendiri.

Setiap orang suka disanjung. Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat dipuji
orang. Yang salah, kalau kemudian kita gila sanjungan, hingga rela mengorbankan apa pun
demi mendapat sanjungan. Sanjungan bisa menyesatkan, lagipula cepat sirna. Lebih baik
fokuskan diri untuk melakukan tugas sebaik mungkin. Tidak peduli disanjung atau tidak —
JTI

SANJUNGAN ITU IBARAT PERMEN KARET


BOLEH DINIKMATI SESAAT, NAMUN JANGAN DITELAN

Kisah Para Rasul 14:8-20


14:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia
dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat,
bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang
itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru
dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang
berbicara.
14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-
lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan
korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke
tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa
sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu
meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya
masing-masing,
14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu
dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi
kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka
mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
14:19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka
membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu
dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
14:20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk
ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
Ray
09-08-08, 10:03
^^^ :thanks: banget bro...
Ini mengingatkan g supaya lebih rendah hati dan tidak bermegah diri karena sanjungan dan
pujian orang2, karena itu dapat membuat kit jadi sombong dan menutup mata terhadap apa
yang terjadi di sekitar kita :D
Dream LoVeR
10-08-08, 01:22
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu,
hiduplah dalam damai dengan semua orang!
Roma 12:18

Bacaan: Roma 12:9-21


Setahun: Yesaya 29-31

Ini curhat seorang teman, "Saya sedang mengalami konflik dengan seorang teman di gereja.
Masalahnya cuma sepele, Alkitabnya saya taruh di kotak tempat menyimpan Alkitab-Alkitab
yang ketinggalan di gereja. Saya sama sekali tidak tahu kalau itu Alkitabnya. Saya pikir itu
Alkitab orang yang ketinggalan karena tergeletak begitu saja di kursi gereja. Namun, ia
marah ke saya. Dibilangnya saya mau ngerjain, mau membuatnya susah. Ia menuduh saya
membencinya. Saya sudah minta maaf, sudah menjelaskan duduk masalahnya pula, tetapi ia
tetap tidak mau terima. Lalu, saya harus bagaimana lagi?"

Dalam berelasi dengan orang lain–di kantor, kampus, atau gereja–mungkin kita juga pernah
mengalami hal serupa; bertemu dengan "orang yang sulit". Apa pun yang kita lakukan
disalahartikan. Selalu berprasangka buruk terhadap kita. Kadang jadi konflik batin juga. Di
satu sisi kita harus mengasihi dan hidup damai dengan orang lain. Namun pada
kenyataannya, ada orang yang menganggap kita seperti "kucing melihat anjing"; membenci,
sikapnya sinis, bahkan kasar. Sangat menjengkelkan.

Lalu bagaimana? Sebagaimana bertepuk tangan harus dengan dua tangan, begitu juga hidup
damai dengan orang lain. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sama dengan
kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung
padamu" (ayat 18). Jadi, betul, kita harus selalu berusaha hidup damai dengan orang lain,
tetapi kalau ternyata orang lain menolaknya, itu di luar kemampuan kita. Janganlah kita terus
menyalahkan diri sendiri. Yang penting kita tidak membencinya —AYA

BAGIAN KITA ADALAH MENGASIHI. TETAPI APAKAH ORANG LAIN


MENERIMA ATAU TIDAK, ITU DI LUAR WEWENANG KITA

Roma 12:9-21
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam
memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu
memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang
sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi
semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian
dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi
berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan
berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan
kebaikan!
pey
11-08-08, 00:20
cuekin aja bro.....
yang penting kita jangan ngikut punya pikiran negatif.
pey
11-08-08, 00:20
cuekin aja bro.....
yang penting kita jangan ngikut punya pikiran negatif.
Dream LoVeR
11-08-08, 06:29
Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga
2 Timotius 4:18

Bacaan: 2 Timotius 4:9-18


Setahun: Yesaya 32-35

Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja paksa di Auschwitz,
bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana, 1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan
saudaranya, dibawa ke kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp,
namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa lahir batin, ia bertahan.
Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr. Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope,
menjelaskan bahwa harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting.
Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.

Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi sidang pengadilan,
tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan Tikhikus pergi karena tugas lain menanti.
Demas telah terbujuk kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-
orang seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang memberatkan.
Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak kehilangan harapan. Mengapa?
Karena harapannya disandarkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan
rekan-rekan, ia yakin Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan
Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam persidangan. Paulus
yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk surga (ayat 18).
Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda berharap juga tidak
kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh harapan. Jika berharap banyak kepada
manusia, kita bisa kecewa. Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala
keadaan —JTI

ANDA BOLEH KEHILANGAN HARTA, TEMAN, ATAU JABATAN


NAMUN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN HARAPAN

2 Timotius 4:9-18
4:9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku,
4:10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke
Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.
4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari,
karena pelayanannya penting bagiku.
4:12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus.
4:13 Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan
juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.
4:14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan
akan membalasnya menurut perbuatannya.
4:15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.
4:16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku,
semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka--,
4:17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
4:18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan
aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-
lamanya! Amin.
Dream LoVeR
12-08-08, 07:18
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada
Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka
Kisah Para Rasul 16:25

Bacaan: Kisah Para Rasul 16:16-26


Setahun: Yesaya 36-39

Sebuah pepatah Cina mengatakan, "Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil
sebatang lilin dan nyalakan". Sungguh nasihat sederhana yang bijak! Sayangnya kerap kali
kita hanya mengetahui kebenaran ini, tetapi tidak menghayatinya. Ketika kegelapan itu
datang, kita tetap saja tidak berusaha mengerem diri dari mengeluh, mengaduh, dan berpikir
negatif. Padahal semua itu sama sekali tak berguna.

Paulus dan Silas mendapat masalah yang sangat serius dan mengancam nyawa. Mereka
mengusir roh yang merasuki seorang wanita tukang tenung. Akibatnya, wanita itu tidak bisa
menghasilkan uang lagi bagi para tuannya. Keduanya lalu dituntut. Mereka dicambuk dan
dimasukkan penjara. Ruang penjara paling tengah, tempat paling gelap dan dingin. Masih
pula kaki mereka pun dipasung. Namun, di tengah kesakitan karena luka deraan cambuk dan
ketidaknyamanan karena ikatan rantai dan pasungan — jauh dari mengeluh dan mengumpat,
mereka menyanyikan puji-pujian bagi Allah! Paulus dan Silas pun dikuatkan. Lebih dari itu,
Allah membebaskan mereka secara ajaib (ayat 26)!

Mungkin kita tengah didera berbagai ketidaknyamanan—masalah, penyakit, kesedihan,


kecemasan—itu semua bisa membuat kita mengeluh dan mengasihani diri. Cobalah resep
Paulus dan Silas. Daripada mengarahkan pikiran pada hal-hal negatif yang makin
menyusahkan, pilih satu lagu pujian dan nyanyikanlah sepenuh hati. Pujian kepada Allah
akan mengalihkan pikiran dan hati dari masalah kepada Allah yang sanggup menjawab
persoalan kita dan menghibur kita! Mari menyanyi dan "menyalakan lilin"! —AW

YESUS MEMBERI KITA SUKACITA DI HATI


YANG AKAN TETAP ADA MESKI KESULITAN HADIR

Kisah Para Rasul 16:16-26


16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan
seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-
tuannya memperoleh penghasilan besar.
16:17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini
adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada
keselamatan."
16:18 Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan
gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku
menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.
16:19 Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat
penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar
untuk menghadap penguasa.
16:20 Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,
berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang
Yahudi,
16:21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh
menerimanya atau menurutinya."
16:22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu
menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.
16:23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala
penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang
paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah;
dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
mojo_jojo
12-08-08, 09:20
thx 4 2day :thumbup:
Ray
12-08-08, 15:36
Kita jangan memandang sebuah masalah dari sisi buruknya, tapi syukuri juga sisi
baeknya... :doa:
Dream LoVeR
13-08-08, 06:39
Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya
Bilangan 14:8

Bacaan: Bilangan 14:1-14


Setahun: Yesaya 40-42

Seorang ibu meminta anak sulungnya membeli sebotol minyak. Dalam perjalanan pulang, si
sulung terjatuh. Minyak dalam botolnya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh dan
menumpahkan minyak setengah botol," katanya. Hari berikutnya, giliran si bungsu yang
diminta sang ibu untuk membeli minyak. Kejadian yang sama terulang. Dalam perjalanan
pulang si bungsu terjatuh dan minyak yang dibawanya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh.
Minyaknya tumpah, tetapi saya berhasil menyelamatkan separuhnya," katanya.

Kejadiannya sama, tetapi ada satu hal yang membedakan, yaitu cara pandang. Si sulung
melihat pengalamannya secara negatif, sedang si bungsu melihat pengalamannya secara
positif. Itu pula yang terjadi pada kedua belas orang pengintai yang diutus oleh Musa. Mereka
melihat kenyataan yang sama. Namun, mereka pulang dengan laporan yang jauh berbeda.
Sepuluh orang pengintai melihat dengan mata pesimis bahwa tantangan yang mereka lihat
tidak mungkin diatasi. Sedangkan dua pengintai lainnya, Yosua dan Kaleb, melihat dengan
optimis bahwa dengan pertolongan Tuhan Yang Mahabesar mereka akan mampu mengatasi
segala tantangan yang ada di depan.

Kuncinya adalah berfokus pada hal-hal yang positif. Seperti si bungsu dalam cerita di atas,
berfokus pada separuh minyak yang berhasil ia selamatkan; Yosua dan Kaleb, juga berfokus
pada kasih, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan. Apakah kenyataan yang sedang Anda
hadapi saat ini? Coba buat daftar hal baik apa saja yang ada di baliknya. Lalu fokuskan
pikiran dan hati Anda pada hal-hal baik itu. Efeknya akan sangat berbeda —AYA

YANG PENTING BUKAN APA YANG TERJADI


TETAPI BAGAIMANA KITA MENYIKAPI

Bilangan 14:1-14
14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada
malam itu.
14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu
berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang,
dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke
Mesir?"
14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang
pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di
situ.
14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah
mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah
luar biasa baiknya.
14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu
dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya.
14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa
negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan
mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
14:10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu.
Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.
14:11 TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan
berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda
mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!
14:12 Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi
engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka."
14:13 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Jikalau hal itu kedengaran kepada orang
Mesir, padahal Engkau telah menuntun bangsa ini dengan kekuatan-Mu dari tengah-tengah
mereka,
14:14 mereka akan berceritera kepada penduduk negeri ini, yang telah mendengar bahwa
Engkau, TUHAN, ada di tengah-tengah bangsa ini, dan bahwa Engkau, TUHAN,
menampakkan diri-Mu kepada mereka dengan berhadapan muka, waktu awan-Mu berdiri di
atas mereka dan waktu Engkau berjalan mendahului mereka di dalam tiang awan pada waktu
siang dan di dalam tiang api pada waktu malam.
Dream LoVeR
14-08-08, 05:57
... kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan
Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas ...
1 Samuel 4:17

Bacaan: 1 Samuel 4:16-22


Setahun: Yesaya 43-45

Tiga orang anak sedang bermain lomba adu cepat mobil-mobilan. Sebelum lomba dimulai,
salah seorang anak tampak berdoa dengan khusyuk. Setelah lomba berakhir, ternyata anak
yang berdoa itu memenangkan pertandingan. Seorang temannya bertanya, "Tadi sebelum
lomba kamu berdoa supaya Tuhan membuat mobil-mobilanmu menang ya?" Anak itu
menjawab, "Tidak. Saya berdoa kepada Tuhan, supaya kalau kalah saya tidak menangis."

Ketika bangsa Israel mengalami kekalahan hebat dalam peperangan melawan bangsa Filistin;
tabut Allah dirampas, ditambah lagi kedua anaknya tewas, hingga Imam Eli amat sangat
terpukul. Ia begitu syok, sampai kemudian terjatuh dan mati (ayat 18).

Menghadapi kekalahan memang tidak mudah. Bukan hanya dalam perkara-perkara besar,
bahkan juga dalam hal-hal yang kelihatannya sepele, seperti ketika kita beradu pendapat
dengan orang lain dalam sebuah diskusi. Tidak heran kalau kemudian banyak orang yang
tidak bisa menerima kekalahan, kemudian merasa malu, marah, kecewa, dan kesal, setelah itu
mengambek, menangis, bahkan mendendam. Tidak sedikit pula yang lantas malah membuat
kesalahan dan memunculkan masalah baru.
Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak tenggelam dalam kekalahan? Pertama, terimalah
kekalahan sebagai bagian dari kehidupan. Hidup seperti roda yang berputar; ada saatnya kita
berada di atas, ada saatnya kita berada di bawah. Kedua, lihatlah kekalahan sebagai sarana
bagi kita untuk belajar rendah hati dan bergantung kepada Tuhan. Ketiga, ingatlah bahwa di
balik setiap kejadian yang Tuhan izinkan terjadi pasti ada hikmahnya —AYA

KEKALAHAN TERBESAR ADALAH


KETIKA KITA TIDAK BISA MENERIMA KEKALAHAN

1 Samuel 4:16-22
4:16 Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku
melarikan diri dari medan pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"
4:17 Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin;
kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas,
telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas."
4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu
gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat
puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
4:19 Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya
kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah
mati, duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak.
4:20 Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang berdiri di dekatnya:
"Janganlah takut, sebab engkau telah melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak
menjawab dan tidak memperhatikannya.
4:21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" --karena
tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya.
4:22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas."
Dream LoVeR
15-08-08, 06:02
... tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia
Yohanes 9:3

Bacaan: Yohanes 9:1-7


Setahun: Yesaya 46-49

Keterlaluan! Di dekat seorang buta yang tidak berdaya, murid-murid bukannya memberi
sedekah tetapi malah membicarakan mengapa orang itu buta. "Pasti karena telah berbuat
dosa. Tetapi siapa yang berbuat dosa; orang buta ini sendiri atau orangtuanya, ya?" Begitulah
obrolan para murid Yesus.

Orang buta itu telah sangat menderita dengan kebutaannya. Kalau orang-orang malah
mencurigai dirinya atau orangtuanya telah melakukan dosa, dan lantas hanya mendiskusikan
tentu ini hanya menambah penderitaannya. Murid-murid mungkin lupa bahwa mereka sendiri
juga orang berdosa (Roma 3:23). Bahkan, jika orang buta itu buta secara jasmani, mereka
mungkin saja malah lebih parah, yakni buta rohani.

Yesus tidak terjebak dalam obrolan yang tidak membangun itu. Dia memilih melakukan
sesuatu; menyembuhkan mata orang buta itu. Dan yang mengejutkan, Yesus juga berkata: "...
bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan
di dalam dia" (ayat 3). Bisa dibayangkan, betapa senangnya si buta mendengar hal itu!
Pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dirinya? Wow! Sebelum berjumpa Yesus, baginya
semua gelap. Hidupnya serasa hampa tidak berguna. Tak ada yang peduli, apalagi
melibatkannya dalam aktivitas. Namun, segalanya berbeda setelah berjumpa Yesus. Sang
Terang dunia bukan saja menyembuhkan, tetapi bahkan mau melibatkannya dalam pekerjaan
Allah!

Kita, daripada membicarakan dosa orang lain, marilah perbincangkan pekerjaan di ladang
Tuhan, yang harus kita kerjakan selagi hari masih siang —MNT

MILIKILAH MATA YANG MELIHAT SEPERTI TUHAN MELIHAT

Yohanes 9:1-7
9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini
sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu
dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya:
"Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya
sudah melek
Ray
15-08-08, 13:03
Kita semua memang buta sebelum mengenal DIA, tapi setelah mengenal dan mengikuti dia
kita akan menjadi terang buat dunia :D

:angel:
Dream LoVeR
16-08-08, 07:07
Remember the Lord in all you do, and He will give you success.
Proverbs 3:6 NIV

Daily Bible Reading:


Proverbs 1-4, 1 Thessalonians 2

Cartoonist, Walt Kelly, once pictured his character, Pogo, fishing, when a duck asks him,
"Have you seen my cousin? He's migrating north by kiddy car." Pogo exclaims, "By kiddy
car?" "Yep," says the duck, "He's afraid to fly in case he falls into the water." Pogo says,
"Why doesn't he swim?" The duck responds, "He gets seasick." Pogo replies, "When your
cousin decided to be a duck, he chose the wrong business!"
Blessed is the duck that walks like a duck, quacks like a duck, and does what ducks are
supposed to do. Only then will he succeed! Want to be successful? Follow these guidelines,
based on S.E.C.R.E.T.S.

(a) Sense of purpose: Write down your goals and review them regularly. Jesus said, "Blessed
are the meek [focused]: for they shall inherit the earth" (Matthew 5:5). (b) Excellence: Need a
standard to reach for? "Work… as if… for the Lord" (Colossians 3:23 NCV). (c)
Contribution: "God is fair; He will not forget the work you did [for others]" (Hebrews 6:10
NCV). (d) Responsibility: Take responsibility for your actions. "A man who refuses to admit
his mistakes can never be successful" (Proverbs 28:13 TLB). (e) Effort: Without hard work,
success is impossible. "Diligence brings wealth" (Proverbs 10:4 TM). (f) Time management:
Time is the one thing you can't get more of. Listen, "Teach us to live wisely and well" (Psalm
90:12 TM). (g) Stick with it: "We will receive our harvest… if we do not give up" (Galatians
6:9 NCV). There's the formula - now put it to work!
Dream LoVeR
17-08-08, 05:01
Underneath are the everlasting arms.
Deuteronomy 33:27 NIV

Daily Bible Reading:


John 4:4-26, John 7:37-41, Exodus 17:1-7, Isaiah 35:1-7

During World War II, six-year old Jill Briscoe's family was evacuated to the English Lake
District. Recalling a particularly scary night, she writes, "A storm had broken over our heads.
Rain, like giant tears, slashed against the window and thunder grumbled. I didn't like storms,
and I was old enough to understand that an even bigger storm was raging, a war involving the
entire world. But it seemed far away. The fire was warm and my father was relaxed in his big
chair. Suddenly, aware that I needed reassurance, he put down his paper and smiled, 'Come
here, little girl,' he said in his quiet but commanding voice. And then I was safe in his arms,
lying against his shoulder and feeling the beat of his heart.

"Looking back, I realise how my Heavenly Father shelters me from the storms of life. When
sorrow swamped me at my mother's funeral, I sought reassurance in my Father's presence.
When the winds of worry whipped away my confidence as I faced gangs of young people in
street evangelism, I glanced up to see my Father's face. When floods of fear rose as I waited
in hospital for the results of frightening tests, I sensed my Heavenly Father say, 'Come here,
little girl.' I climbed into His arms, leaned against His shoulder and murmured, 'Ah, this is a
grand place to be.'"

The Bible says, "The eternal God is your refuge, and underneath are the everlasting arms"
(Deuteronomy 33:27). If life's storms are overwhelming you, climb up into your Heavenly
Father's arms, feel the beat of His heart, and rest assured He's bigger than the storm you're
facing.
Ray
17-08-08, 06:48
Yang bahasa Indonesia aja deh bro, rada susah artiinnya..
ntar malah rancu lagi penafsirannya :D
Dream LoVeR
18-08-08, 21:14
Sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.
Yoh 11:15b

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 49; Titus 3; Yesaya 51-52

Kemampuan memprioritaskan pekerjaan memang sangat dibutuhkan. Apalagi ketika kita


harus berhadapan dengan banyak pekerjaan di tengah minimnya tenaga yang ada. Hal ini juga
yang dialami oleh Yesus dan murid-muridNya dalam pelayanan mereka.

Dalam Alkitab, kita melihat bagaimana Yesus dan murid-muridNya seringkali diminta
menyembuhkan orang sakit di samping mewartakan Firman Allah. Salah satunya ketika
Yesus diminta meyembuhkan Lazarus yang sedang sakit keras.

Anehnya, Yesus malah menunda sampai 2 hari sebelum menolong Lazarus (ayat 6). Mungkin
kita berpikir Yesus lelah dan harus beristirahat dulu. Namun, tidakkah menolong orang sakit
jauh lebih penting daripada sekedar beristirahat? Tapi Yesus melihat bahwa jauh lebih
penting menyatakan kemuliaan Allah dan agar Anak Allah dimuliakan (ayat 4) sekaligus
mengajar murid-muridNya percaya (ayat 14 dan 15). Lagipula menyembuhkan orang sakit
sudah menjadi hal yang biasa. Sebaliknya, membangkitkan orang mati jelas akan memberi
dampak yang luar biasa (ayat 45).

Pekerjaan mendadak di tengah pekerjaan lain yang sedang dikerjakan memang sering terasa
menyebalkan. Namun, bukan berarti kita dapat mengabaikannya. Sebagaimana Yesus, kita
juga perlu belajar melihat prioritas dalam pekerjaan kita. Kita perlu melihat kepentingan di
balik pekerjaan tersebut, lalu mengerjakannya sepenuh hati pula. Siapa tahu dengan
demikian, kita akan memberi dampak yang luar biasa bagi perusahaan.

Pertimbangkan baik-baik sebelum menolak atau menerima pekerjaan yang mendadak


Dream LoVeR
19-08-08, 01:52
Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk
memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananku kepadamu.
Filipi 2:30

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 50; Filipi 1; Yesaya 53-54

Belakangan ini, kegigihan untuk bekerja dan memberikan yang terbaik, jarang ditemui.
Sebaliknya yang lebih sering dijumpai adalah semangat untuk bekerja asal-asalan. Datang ke
kantor hanya untuk minum kopi, membaca koran, ngobrol, merokok, dan akhirnya tidur.
Kondisi ini berlangsung dari hari ke hari sehingga sangat merugikan institusi di mana orang
ini bekerja. Ironis memang, apalagi kalau itu dilakukan oleh pekerja berlabel "Kristen".

Paulus beruntung karena mendapat banyak rekan sekerja yang berbeda dengan mentalitas di
atas. Kalaupun ada, jumlahnya bisa dihitung. Selebihnya, mayoritas rekan pelayanan Paulus
adalah pekerja-pekerja Kristus dengan semangat juang yang gigih.
Salah satu contohnya adalah Epafroditus yang bukan saja bekerja sebaik-baiknya, tetapi juga
rela mempertaruhkan nyawanya. Kondisi yang sakit dan membuatnya hampir mati, tak
dihiraukannya. Semua itu bukanlah alasan untuk berhenti dari semangat memberikan
persembahan terbaik.

Apa yang dialami Paulus tentu juga menjadi kerinduan setiap pemimpin terhadap pekerjanya.
Adakah kita dapat memenuhi kerinduan itu? Siapkah kita memberi jawaban, "Sayalah orang
yang Anda cari!" ketika pemimpin mendambakan pekerja yang all out dalam tugasnya?
Jawabannya ada di tangan kita.

Mungkinkah kita belum maksimal dalam bekerja?


mojo_jojo
19-08-08, 13:28
thx ya :thumbup:
Dream LoVeR
20-08-08, 01:23
... dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu
Yohanes 8:32

Bacaan: Yohanes 8:30-36


Setahun: Yesaya 64-66

Banyak orang terkadang "putus asa" menjalani hidup berimannya. Perbuatan-perbuatan yang
berlawanan dengan kehendak Allah masih terus dilakukan. Dalam hati tidak ingin
melakukan, tetapi nyatanya berkali-kali masih terulang. Berulang kali berjanji, tetapi terus
gagal. Bahkan ada orang yang marah pada diri sendiri karena terus jatuh dalam lubang yang
sama dengan mengulangi dosa yang sama. Dan, akhirnya menjadi budak dosa untuk
selamanya.

Hari ini firman Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya dalam keadaan demikian, kita
tidak usah putus asa, apalagi terus menerus menyalahkan diri. Tuhan Yesus memberikan
solusi. "Tetap dalam firman-Ku" (ayat 31). Istilah "tetap" berarti setiap saat, selalu—bukan
kadang-kadang, dalam setiap aspek hidup kita. Jika firman Tuhan menguasai mulut, tentu
perkataan kita akan terkontrol. Jika firman Tuhan menguasai kepala, pasti pikiran kita selalu
tertuju kepada Yesus. Jika firman menguasai langkah, pasti kita tidak berjalan ke tempat yang
berdosa. Pada saat itulah, kebenaran itu akan memerdekakan kita (ayat 32). Yah,
memerdekakan kita, karena sekalipun kita bukan keturunan hamba, tetapi pada saat kita
masih melakukan dosa maka kita adalah hamba dosa (ayat 34).

Kita perlu terus-menerus berjuang melawan dosa. Jangan menyerah. Untuk itu, kita perlu
selalu dekat dengan firman-Nya. Betul, kita tidak akan seketika menjadi manusia suci tanpa
cela, tetapi firman Tuhan akan mengingatkan dan menolong tetap berjalan di jalur yang
benar. Hidupilah firman-Nya, akrabi, maka kebenaran itu memerdekakan kita —MZ

MELAKUKAN FIRMAN MENOLONG KITA


HIDUP SESUAI KEHENDAK-NYA

Yohanes 8:30-36
8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu
tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba
siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
mojo_jojo
20-08-08, 10:42
thx again :thumbup:
Dream LoVeR
21-08-08, 05:34
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga
dan percaya bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa,
menurut yang telah difirmankan
Roma 4:18

Bacaan: Kejadian 12:1-4


Setahun: Yeremia 1-4

Setelah lebih dari 25 tahun mengabdi, Pak Riko dimutasi oleh atasannya dari kantor pusat di
Jakarta ke kantor cabang di Palangkaraya. Pak Riko panik. Baginya hanya ada dua pilihan:
mutasi atau berhenti. Pindah ke tempat baru sungguh tak terbayangkan. Ia sudah mapan.
Seluruh keluarganya ada di Jakarta. Istri dan keempat anaknya juga sudah puluhan tahun
tinggal di Jakarta. Pindah tempat berarti harus memulai lagi semuanya dari nol.

Meninggalkan kemapanan hidup memang bukan perkara mudah. Ketika Abram dipanggil
Tuhan untuk meninggalkan negerinya, ia pun pasti bergumul berat. Pada usia 75 tahun,
Abram tentu sudah sangat mapan. Sudah menyatu dengan lingkungan Ur-Kasdim. Lantas,
mengapa Tuhan menyuruhnya pergi jauh? Rupanya Abram hidup dalam lingkungan
penyembah "allah lain" (Yosua 24:2). Keluarga dan masyarakatnya menyembah dewa-dewi
Babel. Setelah Abram beriman, Tuhan memintanya pergi membangun sebuah generasi baru
yang takut akan Tuhan. Ada janji yang indah: dari Abram akan lahir bangsa yang besar.
Namun janji itu baru terwujud jika ia berani meninggalkan kemapanan. Akhirnya Abram
berangkat juga. Apa dasarnya? Iman! Imanlah yang memberanikan orang menerobos
kemapanan.

Ada saat dalam hidup di mana kita perlu meninggalkan zona nyaman. Misalnya, saat pindah
kerja, membuka bisnis baru, memasuki pernikahan, atau saat kita kehilangan apa yang kita
andalkan. Jika saat itu tiba, jangan takut melangkah. Jangan menunggu sampai semua sudah
tampak pasti, baru bertindak. Beriman berarti memberanikan diri melangkah dengan terus
melihat ke mana Tuhan akan memimpin —JTI

KITA BERANI MAJU KARENA MEYAKINI PIMPINAN TUHAN


BUKAN KARENA KEPASTIAN MASA DEPAN

Kejadian 12:1-4
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-
orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat."
12:4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut
bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari
Haran.
Ray
21-08-08, 09:58
get your chance as soon as posible :thumbup:
Dream LoVeR
22-08-08, 06:19
Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu
Lukas 12:15

Bacaan: Lukas 12:13-21


Setahun: Yeremia 5-7

Banyak pengusaha sukses dunia saat ini telah menunjukkan kedermawanan. Mereka
menyisihkan sejumlah besar kekayaan yang mereka punya untuk membangun karya kasih
bagi kemanusiaan. Sebut saja misalnya Henry Ford—pengusaha otomotif, Bill Gates—
pendiri Microsoft, Larry Page dan Sergey Brinn—pemilik Google. Mereka tidak
mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri, tetapi mau berbagi dengan sesama yang
membutuhkan. Mereka telah memberi sumbangsih sangat besar bagi dunia pendidikan,
pengentasan kemiskinan, penanggulangan kesehatan, dan bencana alam.

Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang kaya yang bodoh. Orang itu
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, bersikap tamak, dan berpikir bahwa dengan
menjadi kaya maka semua urusannya pasti beres. Kepada orang yang demikian, Tuhan Yesus
berkata, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan
apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" (ayat 20).

Memang berbahaya kalau kita hanya sibuk mengumpulkan kekayaan untuk diri sendiri.
Sebab betapapun harta kekayaan—seperti juga jabatan dan popularitas—tidaklah abadi.
Cepat atau lambat akan kita tinggalkan. Maka, bila kita diberkati dengan kekayaan lebih,
baiklah kita menjadikan itu juga sebagai berkat bagi sesama yang membutuhkan. Itu akan
jauh lebih berarti. Sebab nilai seseorang tidak ditentukan oleh seberapa banyak kekayaan
yang ia kumpulkan, tetapi oleh seberapa besar hidupnya menjadi berkat dan mendatangkan
kesukaan bagi sesamanya. Oleh karena itu, jangan biarkan hati kita dijerat oleh ketamakan
akan harta benda —AYA

TAMAK DAN HANYA MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI


ADALAH AWAL KEHANCURAN

Lukas 12:13-21
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada
saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku
menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang
kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak
mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku
dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala
gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu
akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
mojo_jojo
22-08-08, 09:15
jangan egois :thumbup:
Dream LoVeR
23-08-08, 05:45
Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Mazmur 128:1

Bacaan: Matius 5:1-12


Setahun: Yeremia 8-11

Dalida adalah ratu kecantikan Mesir tahun 1955. Ia kemudian hijrah ke Paris. Di sana ia
berhasil menjadi penyanyi dan pemain film terkenal. Kariernya sukses, kekayaannya
berlimpah. Namun, toh Dalida merasa hidupnya sangat malang. Suaminya, Lucien Morisse,
meninggal karena bunuh diri. Begitu juga Luigi Tenco, kekasihnya. Kenyataan itu membuat
Dalida sangat terpukul. Akhirnya di tengah ketenaran dan kekayaannya, ia memutuskan
untuk bunuh diri. Ia menulis sepucuk surat: "Beban hidup sungguh tak tertanggungkan."
Begitulah, keberhasilan lahiriah bukan jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak diukur oleh
seberapa besar kekayaan dan popularitas yang kita miliki.

Bacaan hari ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Matius 5-7) di bawah judul
Ucapan Bahagia. Berulang-ulang dikatakan "berbahagialah", yang dalam bahasa Yunaninya:
makarios, yaitu kebahagiaan yang lengkap, utuh, sempurna. Itulah kebahagiaan sejati.
Bagaimana meraihnya?

1. Hidup sepenuhnya mengandalkan kekuatan Allah (ayat 3).


2. Selalu bersedia peduli dan berbagi dengan sesama (ayat 4, 7).
3. Rendah hati dan panjang sabar (ayat 5).
4. Gigih berjalan dalam kebenaran, apa pun risiko yang harus
ditanggung (ayat 6,10).
5. Menjaga hati, menjauhi sikap bermusuhan dan pikiran buruk terhadap
orang lain (ayat 8,9).

Jadi jelaslah bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada hal-hal di luar diri, seperti
kekayaan, popularitas, dan jabatan. Kebahagiaan sejati bersemi dalam hati, dan memancar
keluar; dalam tindakan dan ucapan —AYA

KEBAHAGIAAN SEJATI
TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI TUHAN

Matius 5:1-12
5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk,
datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu
difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga
telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Dream LoVeR
24-08-08, 07:00
Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya,
”Aku mau, jadilah engkau tahir”
Markus 1:41

Bacaan: Markus 1:40-45


Setahun: Yeremia 12-14

Mana lebih baik: Mau, tetapi tak mampu? Atau mampu, tetapi tak mau? Mana pula yang
lebih sering kita lakukan dalam kehidupan? Banyak orang mampu, tetapi tak banyak yang
mau menggunakannya secara penuh untuk meningkatkan mutu kehidupan orang lain.

Si kusta menyapa Yesus, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat ...." Yesus menjawab dengan
sederhana, namun sungguh melegakan: "Aku mau." Dengan jawaban ini Yesus menunjukkan
bahwa Dia sangat mengerti kondisi si kusta. Sebagai pesakitan kusta, orang itu harus
menandai dirinya dengan pakaian khusus dan teriakan peringatan agar tak seorang pun
mendekatinya. Untuk makan, ia harus menunggu kiriman keluarganya tanpa perlu bertemu
muka. Kusta adalah penyakit yang dianggap begitu menjijikkan, bahkan dianggap hukuman
Allah yang menajiskan orang. Tak heran bila ia mengalami kesedihan yang dalam karena
penyakitnya. Itu sebabnya ia hanya berani meminta dengan cemas sambil berharap, "Kalau
Engkau mau ..." Ini berarti bila Yesus tidak mau, maka ia akan mengerti. Namun, Yesus
sangat memahami isi hati si kusta. Karena itu sebelum melakukan penyembuhan fisik, Yesus
menyentuh hati si kusta yang luka dengan berkata penuh pengertian, "Aku mau ... jadilah
engkau tahir"

Kita belajar bahwa yang penting bagi pelayanan Yesus bukan sekadar menyembuhkan
penyakit, namun juga memberi harapan baru bagi mereka yang lelah dan lesu jiwanya.
Melalui tindakan dan kata-katanya, Yesus memberi semangat hidup bagi orang yang mati
harapannya. Inilah teladan kita. Mari ikuti dan teruskan karya-Nya —DKL

DALAM MELAYANI SESAMA


LIBATKAN TUHAN UNTUK MEMULIHKAN HATI MEREKA

Markus 1:40-45
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia
memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya,
menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:
1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk
pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana,
sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di
tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Dream LoVeR
25-08-08, 06:06
Sebab jika seseorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah
Roma 13:3

Bacaan: Roma 13:1-7


Setahun: Yeremia 15-18

Tanggal 1 Desember 1955, suatu sore di Montgomery, Alabama. Seorang penjahit wanita
kulit hitam tampak lelah ketika pulang bekerja. Ia naik bus dan duduk di baris terdepan, di
bangku yang disediakan bagi orang kulit hitam. Seorang pria kulit putih menyusul naik bus.
Bangku bagi orang kulit putih sudah penuh. Kemudian ia memerintahkan wanita kulit hitam
itu untuk pindah sesuai peraturan yang berlaku.

Wanita itu bergeming. Ia menolak pindah sebagai sikap tak setuju terhadap peraturan yang
rasis itu. Maka ia ditangkap dan didenda karena melanggar hukum kota setempat. Wanita
pemberani itu seorang kristiani bernama Rosa Parks. Peristiwa "pembangkangan kecil"-nya
menyulut gerakan menuntut hak-hak sipil yang bertujuan mengakhiri segregasi (pemisahan)
legal di Amerika.

Alkitab mendorong kita untuk tunduk pada pemerintah—atau otoritas yang lebih tinggi (ayat
1,2). Namun, orang kristiani juga jangan takut untuk bersikap bila ada peraturan yang salah
(ayat 3). Yesus dan murid-murid-Nya juga berani bersikap demi menjunjung standar moral
Allah (Matius 21:23-27). Meskipun dengan melakukannya, mereka harus membayar harga
mahal, bahkan ada yang sampai dihukum mati. Mereka memilih untuk lebih menghormati
Allah daripada menaati pemerintah (Kisah Para Rasul 4:19,20).

Kita memang perlu patuh kepada pemerintah, tetapi kita juga harus tetap bersikap kritis
terhadap pemerintah. Bila pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyimpang dari
standar kebenaran Allah, kita harus memperjuangkan pembatalannya. Kalaupun terpaksa
"tidak patuh" seperti Rosa Parks tadi, kiranya kita dimampukan menanggung konsekuensinya
—ARS

KEPATUHAN KEPADA PEMERINTAH


HARUS DISELARASKAN DENGAN KEPATUHAN KEPADA ALLAH

Roma 13:1-7
13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada
pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan
oleh Allah.
13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang
melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.
13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia
berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang
baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.
13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah
adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.
13:5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi
juga oleh karena suara hati kita.
13:6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal
itu adalah pelayan-pelayan Allah.
13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang
berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada
orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima
hormat.
mojo_jojo
25-08-08, 10:04
again, thx ya..
Dream LoVeR
26-08-08, 06:19
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ...? Berharaplah kepada Allah
Mazmur 42:6

Bacaan: Mazmur 42:4-12


Setahun: Yeremia 19-21

Bila Anda frustrasi, jangan merasa sendirian. Anda akan merasa lebih baik saat mengetahui
bahwa setiap orang pernah mengalami ini:

* Memberi waktu dan tenaga untuk suatu karya yang tiba-tiba menjadi tak berguna.
* Mengalami kesulitan dalam usaha.
* Mengetahui bahwa jerih payahnya dirusak orang lain.
* Geraknya diperlambat ketika ia sebenarnya sudah terlambat.
* Tidak menemukan peralatan apa pun saat ia sudah siap dengan suatu proyek.
* Melakukan tugas dengan baik tetapi orang lain yang mendapat penghargaan.
* Tidak mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah di depan mata.
* Rencana-rencana terbaiknya berantakan.
* Segala sesuatu tampak begitu berat.

Para tokoh Alkitab juga pernah frustrasi; mulai dari Abraham yang anaknya diminta kembali
oleh Tuhan, Musa yang frustrasi karena bangsa yang dipimpinnya keras tengkuk, Elia yang
dikejar-kejar Izebel, Ayub yang merasa apa yang menjadi miliknya tiba-tiba lenyap, dan
masih banyak lagi. Namun, mereka tetap tampil sebagai pribadi yang kuat. Apa yang
membuat mereka tetap bertahan saat frustrasi? Mereka menanggapi keadaan yang tidak
menyenangkan dengan respons yang tepat. Mereka sadar semuanya itu merupakan cara Allah
untuk mendewasakan mereka. Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda sedang frustrasi? Belajarlah untuk melihat bahwa yang Anda alami adalah
bagian dari rencana Allah yang terbaik. Bila Anda tak berespons dengan tepat, Anda bisa
kecewa kepada Tuhan, kepada orang lain yang merugikan Anda, bahkan kepada diri sendiri.
Respons yang tepat menentukan langkah Anda selanjutnya! —PK

SATU HAL YANG ANDA BUTUHKAN SAAT FRUSTRASI:


RESPONS YANG TEPAT!

Mazmur 42:4-12
42:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata
kepadaku: "Di mana Allahmu?"
42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan
maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada
Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
42:7 Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai
Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar.
42:8 Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan
gelombang-Mu bergulung melingkupi aku.
42:9 TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku
menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.
42:10 Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku?
Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
42:11 Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata
kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"
42:12 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Dream LoVeR
27-08-08, 01:44
Ketika hatiku merasa pahit … aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Tetapi aku tetap di dekat-Mu
Mazmur 73:21-23

Bacaan: Mazmur 73:1-5, 21-26


Setahun: Yeremia 22-25

Aku memanggil-Mu, ingin bergantung pada-Mu, tetapi Engkau tak menjawab. Aku
sendirian .... Di mana imanku? Yang ada hanya kehampaan dan kegelapan." Demikianlah Ibu
Teresa menuliskan salah satu suratnya. Ketika surat-surat pribadinya dipublikasikan, orang
kaget. Tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang rohaniwan terkenal seperti dia bisa
mengalami kebimbangan hidup? Bahkan, meragukan imannya? Bukankah dunia
mengenalnya sebagai tokoh yang begitu mencintai Tuhan dan sesama?

Hal ini tidak mengherankan. Pemazmur pun pernah bimbang akan kehadiran Tuhan. "Seperti
hewan aku di dekat-Mu," katanya. Anjing peliharaan hanya paham beberapa instruksi
tuannya. Pengertiannya terbatas sekali. Tak bisa ia memahami maksud sang tuan sepenuhnya.
Seperti itulah kondisi pemazmur. Ia tak mengerti, mengapa Tuhan membiarkan orang jahat
hidup enak dan jaya. Ia yang hidup bersih justru "nyaris tergelincir". Namun ia bertekad, "aku
tetap didekat-Mu." Itulah yang membuatnya tetap bertahan di masa bimbang. Akhirnya,
pelan-pelan Tuhan membukakan rencana-Nya dan membuat ia mengerti maksud-Nya.

Saat hidup tampak tidak adil, bisa jadi kita pun bimbang. Merasa Tuhan seolah-olah tak ada
dan tak berkuasa. Kita meragukan pimpinan-Nya. Ini wajar. Tiap orang percaya pernah
mengalaminya. Yang penting bagaimana sikap kita ketika menjalani masa itu. Dalam
kebimbangan, Ibu Teresa tetap giat melayani sesama. Pemazmur memilih tetap mendekat
pada Tuhan. Kita pun dapat memilih untuk tetap ada di jalan-Nya, sekalipun ada saat di mana
hadir-Nya tidak nyata terasa —JTI
MATAHARI SELALU ADA SEKALIPUN AWAN MENUTUPINYA
TUHAN SELALU ADA SEKALIPUN MASALAH KITA MENUTUPINYA

Mazmur 73:1-5, 21-26


73:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi
mereka yang bersih hatinya.
73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-
orang fasik.
73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang
lain.

73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke
dalam kemuliaan.
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang
kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah
Allah selama-lamanya.
Dream LoVeR
28-08-08, 06:07
Sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya
lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku
2 Samuel 12:23

Bacaan: 2 Samuel 12:13-24


Setahun: Yeremia 26-28

Setelah David dan istrinya selesai makan pagi, mereka bersiap pergi. Adriana, putri mereka
yang baru berusia 2,5 tahun mengikuti ibunya ke kamar. David memanaskan mobil di garasi.
Setelah semua siap, ia memundurkan mobil. Tiba-tiba roda mobil melindas sesuatu. David
turun dan kaget bukan main. Ia telah melindas Adriana! Anak itu rupanya berjalan keluar
garasi tanpa diawasi, lalu terlindas dan tewas seketika. David dan istrinya diliputi rasa
bersalah luar biasa. Sulit mengampuni diri sendiri. Pikirnya, "Adriana mati karena
kecerobohan kami!"

Raja Daud pernah dihinggapi rasa bersalah serupa. Akibat dosa berzinah dengan Batsyeba,
Tuhan menulahi bayi mereka hingga sakit. Daud berusaha keras memohon belas kasihan
Tuhan, agar anak itu bisa tetap hidup. Tujuh hari ia berpuasa dan berbaring di tanah. Namun
akhirnya anak itu tetap mati! (ayat 18). Semua ini gara-gara ulahnya. Hati Daud pasti dihantui
rasa bersalah. Uniknya, setelah kematian anaknya, ia kembali mau makan dan melanjutkan
hidup seperti biasa (ayat 20). Daud tak membiarkan diri dikuasai rasa bersalah. Ia sadar, jika
suatu hal tak bisa lagi diubah, kita harus menerima kenyataan, seberapapun pahitnya.
Berdamai dengan diri sendiri, berbenah diri, dan melanjutkan hidup ke depan. Itu lebih sehat
ketimbang terjebak di masa lalu.

Adakah rasa bersalah yang masih menghantui hidup Anda? Seringkah Anda berkata,
"Seandainya aku melakukan ini, itu pasti tak akan terjadi"? Berhentilah hidup dalam
penyesalan. Tuhan telah mengampuni kesalahan Anda. Jadi Anda pun harus mengampuni diri
sendiri —JTI

RASA BERSALAH YANG TIDAK DISELESAIKAN


BAGAI RACUN YANG MEMATIKAN

2 Samuel 12:13-24
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan
berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista
TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan
bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan
apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
12:17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun
dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
12:18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut
memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak
itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita.
Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia
mencelakakan diri!"
12:19 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia,
bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah
matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
12:20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke
dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan
atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
12:21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini?
Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak
itu mati, engkau bangun dan makan!"
12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa
tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
12:23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku
mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali
kepadaku."
12:24 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu
dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud
memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini
Dream LoVeR
29-08-08, 06:29
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya
Kejadian 40:23
Bacaan: Kejadian 40
Setahun: Yeremia 29-31

Salah satu dialog dalam film "Dumb and Dumber" yang masih saya ingat adalah ketika Lloyd
Christmas menyatakan cinta kepada Mary Swanson. Mary menolak. Lloyd tidak menyerah.
Ia bertanya, berapa banyak kesempatan yang ia miliki untuk mendapat cinta Mary. Lalu
wanita itu menjawab: seribu banding satu. Anehnya, Llyod justru bersorak gembira
mendengarnya. "Itu berarti saya masih memiliki kesempatan, kan?" katanya.

Begitulah seorang yang optimis. Ia akan berfokus pada kesempatan yang ada, sekecil apa pun
kesempatan itu. Karenanya ia akan selalu mempunyai pengharapan; tidak akan patah arang
dalam kesusahan.

Yusuf juga seorang yang optimis. Ia tidak putus berharap, pun ketika ia berada dalam
penjara. Ia menolong juru minuman dengan menafsirkan mimpinya. Lalu ia berpesan,
"Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu
kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari
rumah ini" (ayat 14). Kesempatan yang Yusuf miliki itu memang tidak besar, buktinya si juru
minuman kemudian melupakannya (ayat 23). Namun, justru dari kesempatan kecil tersebut,
Yusuf mengawali kisah suksesnya di Mesir.

Mungkin saat ini kita tengah berada dalam "penjara kesulitan". Dan kesempatan yang kita
miliki untuk keluar dari situ begitu kecil. Jangan berkecil hati. Jangan menyerah. Teruslah
berusaha. Lakukan apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Ingat lah
bahwa dari kesempatan kecil itu tidak jarang tersedia jalan yang lebar bagi kesuksesan.
Seperti yang Yusuf alami —RY

Kesempatan sekecil apa pun


itu menunjukkan masih adanya harapan

Kejadian 40
40:1. Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya
membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu,
40:2 maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan
kepala juru roti itu.
40:3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf
dikurung.
40:4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk
melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.

40:5. Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya--baik juru minuman maupun juru roti
raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam
juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri.
40:6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka
bersusah hati.
40:7 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama
dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?"
40:8 Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat
mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti
mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."
40:9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, katanya: "Dalam
mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku.
40:10 Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah
keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum.
40:11 Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke dalam
piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun."
40:12 Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari;
40:13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke
dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun
seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.
40:14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima
kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan
aku dari rumah ini.
40:15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak
pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan
ini."
40:16 Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia
kepadanya: "Akupun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan.
40:17 Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi
burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku."
40:18 Yusuf menjawab: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari;
40:19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung
engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu."

40:20. Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan
perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru
roti itu di tengah-tengah para pegawainya:
40:21 kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia
menyampaikan pula piala ke tangan Firaun;
40:22 tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.

40:23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
Dream LoVeR
30-08-08, 01:35
Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan
setia, supaya kamu hidup
Ulangan 8:1

Bacaan: Ulangan 8:1-3


Setahun: Yeremia 32-35

Seorang guru yang baik tidak akan mendidik secara sembarangan. Ia akan mengemas
pendidikannya dengan metode serta evaluasi yang tepat sesuai tujuan yang ditentukan. Lebih
plus lagi bila ia kreatif dan mampu memikat hati naradidik dengan memerhatikan konteks
hidup mereka. Sulit memang. Itu sebabnya guru yang baik termasuk langka. Lalu jika
kemudian kita berpikir tentang Allah ... apakah Allah adalah guru yang baik?

Tentu saja! Bacaan kita berisi nasihat agar umat melakukan firman yang didengar (ayat 1).
Ada tujuan pembelajaran di situ: "Supaya kamu hidup ..."; bahkan juga ujian dan metode
pembelajarannya: setiap kita perlu mengingat pengalaman kita berjalan bersama Tuhan (ayat
2). Lalu, ada pula evaluasi: bagaimana sikap hati kita pada akhirnya—agar kita mengalami
kepenuhan hidup—yakni saat kita menyadari bahwa kita bisa hidup dengan mengandalkan
Allah dan firman-Nya saja (ayat 2,3).

Allah mendidik umat di padang gurun agar karakter mereka semakin matang. Padang gurun
menjadi lokasi terbaik untuk belajar dalam hidup beriman, agar manusia lebih bergantung
pada Allah ketimbang pada roti. Roti adalah simbol dari apa yang kita anggap kebutuhan
dasar hidup. Namun dengan roti saja—tanpa Allah—umat akan mati dan tidak "lulus ujian"
Allah.

Sudahkah kita mengikuti "kelas-Nya" dengan baik? Kelak, kita akan menghadapi "kelulusan
final" saat kita meninggal, namun dalam tiap-tiap hari ada "tes-tes kecil" yang penting untuk
kita menangkan. Bila Allah sedang mendidik Anda, bersyukurlah. Sebab melaluinya Anda
akan semakin matang dan berbuah! —DKL

BILA ALLAH MENDIDIK KITA


DIA MAU KITA MENDENGAR DAN MENURUT SEPERTI SEORANG MURID

Ulangan 8:1-3
8:1 "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan
dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta
menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan
manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup
dari segala yang diucapkan TUHAN.
Ray
30-08-08, 05:33
:thanks: buat renungannya DL
Dream LoVeR
31-08-08, 06:31
Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana
Amsal 22:8

Bacaan: Ester 7
Setahun: Yeremia 36-39

Seorang bapak membawa anaknya ke sebuah lembah. "Nak, coba kamu teriakkan sebuah
kata," ujarnya. "Untuk apa, Pak?" tanya sang anak. "Coba saja," kata bapak itu lagi. Sang
anak menurut. Ia beranjak ke ujung lembah. "Hai!" teriaknya. Sejenak sepi. Tetapi tidak lama
kemudian terdengar suara gema dari arah lembah, "Hai... hai... hai..." Begitu pula dengan
setiap kata yang diteriakkannya setelah itu. Kembali dengan kata yang sama. Bapak itu pun
membukakan hikmah yang hendak ia ajarkan. "Nak, seperti itulah hidup kita. Apa yang kita
tabur, itu juga yang akan kita tuai," katanya.

Bacaan hari ini mencatat kejadian yang membuktikan tentang hukum tabur tuai tersebut.
Haman—seorang pejabat tinggi negara, sangat membenci Mordekhai—seorang pria Yahudi
(Ester 3:5). Ia pun mendirikan tiang untuk menggantung Mordekhai. Lalu menyarankan
kepada raja supaya mengadakan upacara penghormatan bagi orang yang telah berjasa kepada
raja (ayat 7-9). Sangka Haman, dirinyalah yang akan dianugerahi kehormatan itu. Namun
yang terjadi justru sebaliknya. Raja memberikan kehormatan kepada Mordekhai (ayat 10).
Sedang tiang yang Haman dirikan, akhirnya justru digunakan untuk menggantung dirinya
(Ester 7:10).

Menabur dan menuai adalah dua hal yang saling terkait. Tidak saja dalam dunia pertanian,
tetapi juga dalam hidup sehari-hari. Ketika kita menanam benih padi yang baik, biasanya kita
pun akan menuai padi yang baik. Bila kita menabur kebaikan, pada saatnya kita akan menuai
kebaikan. Sebaliknya bila kita menabur keburukan, maka pada saatnya juga kita akan menuai
keburukan. Seperti Haman. Dan semoga bukan seperti kita —AYA

HIDUP BAGAI BUMERANG, APA YANG KITA LEMPARKAN


ITU JUGA YANG KEMBALI

Ester 7
7:1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu.
7:2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester:
"Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu?
Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi."
7:3 Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau
baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas
permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba.
7:4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan
dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan,
niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang
menimpa raja."
7:5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: "Siapakah orang itu dan di
manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian?"
7:6 Lalu jawab Ester: "Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!" Maka
Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu.
7:7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman
istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu,
karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya.
7:8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman
berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: "Masih jugakah ia hendak
menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri?" Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya,
maka diselubungi oranglah muka Haman.
7:9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: "Lagipula tiang yang
dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya
itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya." Lalu titah raja:
"Sulakan dia pada tiang itu."
7:10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka
surutlah panas hati raja.
Dream LoVeR
01-09-08, 05:48
Dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”
Filipi 2:11

Bacaan: Matius 16:13-20


Setahun: Yeremia 40-42

Pada masa kini, ada kesan kuat bahwa gereja seolah-olah hanya tempat pertunjukan dan
hiburan. "Pengunjung" datang dan pergi sesukanya demi mencari acara yang memuaskan
selera. Bila gedung gereja dipenuhi oleh hadirin yang terpikat, entah oleh apa, itu dinilai
sukses. Gereja hanya dipahami sebagai sebuah gedung, tempat, acara, dan pertunjukan.

Atas perkenan Allah, Petrus mengaku bahwa Yesus-lah Anak Allah; dan Tuhan mendirikan
Gereja-Nya di atas dasar pengakuan iman itu. Keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang
yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sejarah gereja
membuktikan bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walaupun
diterjang pelbagai tantangan, siksaan, penganiayaan, dan pembantaian. Selama kaum beriman
yang tinggal masih setia pada pengakuan imannya, gereja—dalam arti sesungguhnya—tak
akan pernah binasa, meskipun para tokohnya dibunuh, gedung-gedungnya dibakar, kegiatan-
kegiatannya dilarang, ruang gerak dan izin pendiriannya dibatasi. Sebaliknya, gereja justru
makin berkembang.

Keberadaan gereja lebih ditentukan oleh faktor orang-orang yang hidup di atas dasar
pengakuan iman, yaitu makna Yesus bagi jemaat. Bukan dari megahnya gedung, rapinya
organisasi, bervariasinya kegiatan, dan kuatnya keuangan. Semua itu memang perlu, tetapi
bukan yang utama. Kekuatan gereja bertumpu pada karya Roh Kudus di dalam dan melalui
orang-orang yang setia pada imannya. Pada akhirnya, orang-orang tidak hanya mencari
gereja sebagai tempat ibadah, tetapi juga demi melaksanakan hidup bergereja; terlibat aktif
dalam setiap pelayanan gereja —PAD

GEREJA BUKANLAH GEDUNGNYA


MELAINKAN ORANG-ORANGNYA

Matius 16:13-20
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia
yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan
terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada
siapapun bahwa Ia Mesias.
aisuru_ei
01-09-08, 11:15
teruskan ya.. :thumbup:
Dream LoVeR
02-09-08, 04:12
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum
Markus 16:16

Bacaan: Kisah Para Rasul 8:1-17


Setahun: Yeremia 43-46

Tanggal 7 Mei 2006, di Athena, seorang pemuda imigran yang telah mengenal Kristus
selama tiga tahun, dibaptis. Ia tinggal bersama pamannya yang membenci kekristenan. Setiap
malam ia membaca Alkitab diam-diam. Suatu saat, rencana baptisan itu diketahui pamannya.
Sang paman marah besar. Saat si pemuda masih tidur, pamannya mendidihkan sepanci air,
menyiramkannya ke tubuh pemuda itu, lalu mengusirnya. Namun pagi harinya dengan
pinggang dan tangan melepuh, pemuda itu tetap pergi ke gereja. Dengan tubuh penuh luka
dan sakit, ia berlutut di depan altar untuk menerima baptisan. "Kini saya milik Yesus!"
serunya.

Bagi banyak orang yang hidup pada zaman sekarang, baptisan mungkin merupakan perkara
biasa. Namun, tidak demikian bagi pemuda tadi atau orang-orang pada zaman para rasul!
Baptisan bisa jadi soal hidup mati, sebab baptisan adalah inisiasi. Pada saat baptisan
dilakukan, orang menyatakan di depan Tuhan dan jemaat, bahwa ia beriman hanya pada
Kristus; bukan pada yang lain. Bagi pemimpin agama Yahudi baptisan dianggap sebagai
pemurtadan, sehingga pengikutnya pantas dianiaya (ayat 1-3). Uniknya, walau tahu risikonya
berat, banyak orang yang tetap mau dibaptis (ayat 12). Mereka percaya bahwa kuasa Yesus
jauh lebih besar daripada kuasa penganiaya.

Baptisan itu berharga. Jangan disepelekan! Jika Anda belum dibaptis, usahakan untuk
menerimanya! Iman Anda harus dinyatakan dengan berani di depan Allah dan manusia. Jika
Anda sudah dibaptis, hadapilah konsekuensinya. Baptisan adalah langkah awal untuk hidup
berpusatkan pada Yesus —JTI

KITA DISELAMATKAN KARENA IMAN, BUKAN KARENA BAPTISAN


NAMUN ORANG BERIMAN MEMBUTUHKAN BAPTISAN
Kisah Para Rasul 8:1-17
8:1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah
penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul,
tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah
dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan
ke dalam penjara.
8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang
di situ.
8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang
diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
8:7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru
dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
8:8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan
mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting.
8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah
yang terkenal sebagai Kuasa Besar."
8:11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan
sihirnya.
8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang
Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis,
baik laki-laki maupun perempuan.
8:13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama
dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang
terjadi.
8:14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima
firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.
8:15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh
Kudus.
8:16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka
hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
8:17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh
Kudus.
Dream LoVeR
03-09-08, 05:47
Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu
Yohanes 8:7

Bacaan: Yohanes 8:1-11


Setahun: Yeremia 47-49

Dalam buku Connecting, Larry Crabb menceritakan kisah berikut. Dalam sebuah acara retret
bagi kaum muda bermasalah, seorang gadis berdiri untuk menuturkan pergumulannya.
Dengan bibir bergetar dan air mata meleleh membasahi pipi, ia mengaku, "Saya telah
menjadi pelacur selama tiga tahun terakhir ini. Saya sangat menyesal."
Saat gadis itu masih berdiri dengan gamang, ayahnya berjalan menghampiri, lalu
memeluknya dan berkata, "Saat aku melihatmu, aku tidak melihat seorang pelacur di dalam
dirimu. Kamu sudah dibasuh oleh darah Kristus. Kini aku melihat putriku yang cantik."

Kisah ini bukan hanya kisah keluarga yang menyentuh, melainkan juga memuat pelajaran
yang patut diterapkan dalam kehidupan bergereja, khususnya saat menyikapi anggota jemaat
bermasalah. Bagaimana tanggapan kita bila tahu ada saudara seiman yang jatuh ke dalam
dosa? Tak jarang kejadian itu malah menjadi ajang penghakiman dan bahan gosip.

Tanggapan itu sangat ganjil kalau kita menyadari bahwa gereja adalah keluarga Allah. Orang
yang jatuh ke dalam dosa bukan penyakit yang perlu disingkiri, melainkan saudara yang
harus diperhatikan dan ditolong. Seperti ayah gadis tadi, kita dapat belajar untuk tidak
berfokus pada kesalahan yang diperbuat, tetapi pada realitas kita sebagai orang yang telah
ditebus oleh Kristus dan pemulihan yang tersedia di dalam anugerah-Nya. Sikap semacam ini
mengandung daya pemulihan yang manjur untuk membangkitkan kembali mereka yang
jatuh. Itulah yang dilakukan Yesus terhadap perempuan —ARS

KEMURAHAN TUHAN DIMAKSUDKAN


UNTUK MENUNTUN KITA KEPADA PERTOBATAN

Yohanes 8:1-11
8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia
duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan
yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi,
perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan
yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu
untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu
berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang,
mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang
tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah
mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau.
Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Dream LoVeR
04-09-08, 01:13
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya
1 Korintus 12:27
Bacaan: Mazmur 92:13-16
Setahun: Yeremia 50-52

Ada ungkapan bernada gurau: "Gereja Kristen Jalan-jalan". Istilah itu mengacu pada orang
kristiani yang enggan menetap dan bertumbuh di satu gereja tertentu, tetapi berpindah dari
satu gereja ke gereja lain. Bila diibaratkan suatu hubungan, mereka hanya ingin menikmati
asyiknya berpacaran, tetapi enggan berkomitmen dan membina kehidupan berkeluarga.

Berjalan kaki pada pagi hari secara teratur tentu sangat dianjurkan demi menjaga kebugaran,
namun berjalan-jalan dari gereja ke gereja setiap minggu malah akan mengganggu kesehatan
rohani kita. Pemazmur antara lain menggambarkan kehidupan orang benar sebagai pohon
yang "ditanam di bait Tuhan" (Mazmur 92:14). Supaya bertumbuh dengan baik, sebuah
pohon perlu mengembangkan akarnya guna menyerap air dan sari-sari makanan yang tersedia
di tanah.

Anda tentu bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau sebuah pohon yang baru ditanam
kemudian dicabut, lalu ditanam di tempat lain, lalu dicabut lagi, lalu ditanam di tempat lain
lagi. Tidak ayal pohon itu akan layu sebelum berkembang.

Kita tidak hanya dipanggil untuk menjadi percaya, tetapi juga untuk menjadi anggota tubuh
Kristus (1 Korintus 12:27). Itulah salah satu makna yang terkait dalam gambaran Paulus
tentang gereja sebagai "satu tubuh banyak anggota". Maka sudah semestinya kita
berkomitmen di dalam gereja lokal. Dengan berkomitmen secara rohani, kita berakar dan
menerima asupan makanan rohani secara teratur. Kita juga mendapatkan "tanah tempat
bertumbuh", yaitu komunitas orang percaya, untuk saling mengasihi dan melayani menuju
kedewasaan rohani —ARS

KOMITMEN TERHADAP GEREJA MENUNJUKKAN TANGGUNG JAWAB


KEPADA KRISTUS, SANG KEPALA GEREJA

Mazmur 92:13-16
92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras
di Libanon;
92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada
kecurangan pada-Nya.
Dream LoVeR
05-09-08, 01:31
Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok
Amsal 24:17

Bacaan: Matius 5:43-48


Setahun: Ratapan 1-3
Dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan "musuh" adalah dua kata yang bertolak
belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy,
berasal dari bahasa Latin inimicus, artinya "bukan sahabat". Definisinya jelas: orang yang
membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dan
sebagainya. Maka, nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang aneh. Sebab, normalnya
musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau perlu dibasmi.

Akan tetapi, itulah yang dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan Yesus: "Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius
5:44). Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis—berkenaan dengan aspek
imani—tetapi juga berdimensi praktis dan logis. Pertama, membenci musuh akan merugikan
diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap
orang lain. Kedua, melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan
kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang.
Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.

Dengan memahami makna ajaran "mengasihi musuh", kita bisa melihat luka tanpa dendam;
kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan
untuk mengasihi orang lain; untuk berbuat kebaikan. Seperti kata Alfred Plummer,
"Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan
kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi"
—AYA

KEMENANGAN TERBESAR ADALAH


KETIKA KITA BERHASIL MENGASIHI LAWAN

Matius 5:43-48
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah
pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah
lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun
berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna."
Dream LoVeR
06-09-08, 06:26
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan
Roma 5:3
Bacaan: Roma 5:1-6
Setahun: Yehezkiel 1-4

Suatu malam, sebuah gereja yang ada di desa mengadakan kebaktian penyegaran iman dan
mereka mengundang seorang pendeta untuk berkhotbah. Desa tersebut baru saja mendapat
sambungan aliran listrik sehingga ruang kebaktian gereja mendapat penerangan dari lampu
pijar. Ketika sang pendeta tengah berkhotbah, tiba-tiba listrik mati. Ruangan ibadah pun
menjadi gelap gulita. Sang pendeta bingung; harus terus berkhotbah atau menunggu listrik
menyala. Tiba-tiba seorang anggota majelis berbisik, "Teruslah berkhotbah, Pak Pendeta.
Kami masih bisa melihat Yesus di dalam gelap."

Hidup bisa tiba-tiba menjadi gelap saat kita menghadapi kesengsaraan; kehilangan orang
terkasih, sakit-penyakit, kegagalan bisnis. Semua itu membuat hari-hari tampak suram. Ibarat
mati lampu, keadaan di sekeliling menjadi tampak gelap. Namun, orang yang beriman pada
Kristus dapat tetap berdiri, bahkan bermegah. Mengapa? Sebab ada pengharapan. Kita yakin,
di tengah gelapnya hidup, Yesus beserta. Kita bisa melihat Dia dalam gelap. Oleh sebab itu,
kesengsaraan tidak perlu menjatuhkan iman, tetapi menguji iman kita untuk naik setingkat
lebih tinggi. Pengalaman membuktikan, hari-hari gelap justru merupakan saat di mana Tuhan
mendekat; saat di mana kita merasakan pertolongan dan kuasa-Nya secara istimewa.

Apakah jalan di depan Anda tampak gelap? Jangan takut, apalagi sampai kehilangan
kegembiraan hidup. Percayalah, semakin sulit jalan hidup Anda, semakin nyata Tuhan
menyertai Anda. Seperti orangtua yang memberi perhatian khusus saat anaknya sakit, Tuhan
pun begitu. Di topan gelap, Anda didekap —JTI

GELAPNYA JALAN TAK PERLU MENGHENTIKAN LANGKAH


SELAMA PELITA Anda TETAP MENYALA

Roma 5:1-6
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan
Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam
kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima
kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena
kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati
kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada
waktu yang ditentukan oleh Allah.
Dream LoVeR
07-09-08, 07:04
Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan
Matius 23:23

Bacaan: Maleakhi 3:1-10


Setahun: Yehezkiel 1-4

Tentang persepuluhan, ada yang berkata, "Persepuluhan harus dikembalikan ke gereja lokal,
kalau tidak, berarti kita merampok milik Tuhan". Sebaliknya, ada pula yang berkata, "Itu
sistem di Perjanjian Lama. Bukankah kita hidup di zaman Perjanjian Baru, zaman anugerah,
jadi yang penting kita memberi dengan rela dan sukacita."

Begitulah, kita bisa terjebak dalam kebingungan bila mengubah, menambah, atau mengurangi
ayat Alkitab semau kita menjadi "lebih indah dari warna aslinya". Padahal, Maleakhi 3:10
dan Imamat 27:30 telah menuliskan persepuluhan ini dengan jelas. Tak ada kata tuduhan
"merampok" atau "merampas". Kita hanya menerima nasihat, "bawalah milik Tuhan".
Selanjutnya, persepuluhan tidak hanya disebut dalam Perjanjian Lama, tetapi juga dalam
Perjanjian Baru. Yesus mengatakan, "Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang
lain jangan diabaikan" (Matius 23:23). Bahkan lebih jauh Perjanjian Baru juga menegaskan,
bahwa tak hanya sepersepuluh, tetapi juga seluruh hidup kita adalah milik Tuhan, karena kita
sudah ditebus dengan darah Yesus yang mahal (1 Petrus 1:18,19).

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berbicara sangat jelas mengenai persembahan.
Yang penting; baik persepuluhan, persembahan iman dan syukur, atau apa pun namanya,
harus diberikan bukan dengan duka atau terpaksa. Namun, dengan motivasi yang benar,
bukan untuk pamer (Matius 6:3) dan dengan rela dan sukacita (2 Korintus 9:7). Dengan
demikian, Allah pun berkenan atas setiap persembahan kita. Inilah prinsip yang utuh di dalam
seluruh Alkitab —ACH

BIARLAH ALLAH DIMULIAKAN


MELALUI SETIAP PERSEMBAHAN YANG KITA BAWA

Maleakhi 3:1-10
3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan
mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang
kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap
berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti
sabun tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia
mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka
menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti
pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
3:5 Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap
tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan
terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang
mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta
alam.
3:6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak
memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN
semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan
dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan.
Dream LoVeR
08-09-08, 07:07
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan
gelombang, tetapi Yesus tidur
Matius 8:24

Bacaan: Matius 8:23-27


Setahun: Yehezkiel 5-7

Salah satu kasus terbanyak penyebab kecelakaan di jalan tol adalah pengemudi yang
mengantuk. Tidak heran di setiap jalan tol biasanya tersedia rest area atau tempat beristirahat.
Pengemudi yang mengantuk diimbau untuk menepi dan beristirahat sejenak. Lembaga
Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh tidur
sesaat kepada para pilot militer dan astronot. Hasilnya, dengan tidur empat puluh menit,
kinerja mereka meningkat 34%. Kesiagaan dan konsentrasi mereka pun meningkat hingga
100%.

Kita perlu beristirahat untuk melepas kepenatan, kesumpekan, dan kelelahan demi
mengembalikan tenaga. Tidur membuat metabolisme dalam tubuh kita melambat. Seluruh
organ tubuh beristirahat. Tubuh kita melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Itulah
sebabnya, tidur yang cukup akan memberi kesegaran, tidak hanya jasmani, tetapi juga rohani.
Namun, kita kerap kali mengorbankan waktu tidur hanya demi mengejar target pekerjaan
atau belajar. Hal ini tentu saja keliru, karena secara alamiah tubuh kita justru akan lebih
produktif apabila cukup tidur. Apalagi, kurang tidur juga bisa menyebabkan emosi kita
menjadi tidak stabil.

Hari ini kita menyimak kisah tentang Tuhan Yesus yang tengah tidur di dalam perahu saat
berlayar bersama para murid. Kesibukan mengajar dan melayani orang banyak tentu
membuat-Nya lelah dan penat. Dalam kemanusiaan-Nya, seperti juga kita, Tuhan Yesus pun
memerlukan tidur. Secara alamiah, tidur membuat-Nya tidak kehilangan kendali diri, bahkan
ketika krisis terjadi (ayat 26). Sudahkah kita cukup tidur hari ini? —AYA

TIDUR CUKUP MENJAGA PRODUKTIVITAS


BAIK JASMANI MAUPUN ROHANI

Matius 8:23-27
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu
ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita
binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu
bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan
danaupun taat kepada-Nya?"
Dream LoVeR
09-09-08, 06:19
Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?
Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba Tuhan?
Yesaya 42:19

Bacaan: Yesaya 42:18-25


Setahun: Yehezkiel 8-11

Doof indie atau tuli gaya Hindia merupakan sikap kaum pribumi yang banyak dikritik oleh
para menir Belanda pada zaman penjajahan dulu. Kaum pribumi yang bekerja sebagai
pembantu para menir itu sering berpura-pura tidak mendengar perintah tuannya. Kalau
dimarahi, mereka berkilah, "Maaf saya tidak dengar, Tuan." Namun, apabila tuannya adalah
Tuhan semesta alam, ceritanya bisa lain.

Yesaya 42 berisi teguran Tuhan kepada umat-Nya. Awalnya, Israel punya julukan hebat:
hamba Tuhan. Namun, sang nabi menyindirnya sebagai hamba Tuhan yang buta dan tuli.
Bahkan satu-satunya bangsa yang buta dan tuli: "Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku,
dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?" (ayat 19). Bermata, tetapi tidak melihat.
Bertelinga, tetapi tidak mendengar. Intinya, nabi menohok dengan mengatakan si hamba
Tuhan ini berindra, namun indranya tak berfungsi. Mendengar itu bukan sekadar untuk
menangkap bunyi yang datang, melainkan juga untuk menyimak dan memahami. Begitu juga
terhadap perintah Tuhan (ayat 23). Bila sungguh-sungguh mendengarkan, kita akan tahu
maksud Tuhan; baik dalam peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu, maupun peristiwa yang
sekarang. Dan menjadikan itu sebagai modal untuk mengantisipasi apa yang akan datang.

Dunia ini begitu bising dengan suara, teori, pendapat, serta gagasan kita sendiri tentang
banyak hal. Mungkin itu sebabnya kita sedikit mendengarkan suara Tuhan. Kini, sediakan
diri untuk berdiam, mendengarkan, dan melihat realitas hidup. Lalu bersiaplah untuk
mendengarkan dengan telinga yang peka menangkap suara dan kehendak-Nya —DKL

TELINGA yang mendengar


memimpin langkah ke arah yang benar

Yesaya 42:18-25
42:18 Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!
42:19 Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?
Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
42:20 Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi
tidak mendengar.
42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang
besar dan mulia;
42:22 namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam
geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah
menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang
berkata: "Kembalikanlah!"
42:23 Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau
memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?
42:24 Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas, dan Israel kepada penjarah?
Bukankah itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa, dan orang tidak mau
mengikuti jalan yang telah ditunjuk-Nya, dan kepada pengajaran-Nya orang tidak mau
mendengar.
42:25 Maka Ia telah menumpahkan kepadanya kepanasan amarah-Nya dan peperangan yang
hebat, yang menghanguskan dia dari sekeliling, tetapi ia tidak menginsafinya, dan yang
membakar dia, tetapi ia tidak memperhatikannya.
aisuru_ei
09-09-08, 10:06
lanjut terus ya :thumbup:
Dream LoVeR
10-09-08, 06:58
Sedangkan siapa saja yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Surga
Matius 18:4

Bacaan: Matius 18:1-5


Setahun: Yehezkiel 12-14

Milton Rokeach, seorang psikolog, merasa kewalahan menyembuhkan tiga pasiennya yang
menderita “sindrom Mesias”. Mereka menganggap dirinya sebagai penyelamat dunia. Sulit
sekali menyadarkan ketiganya tentang siapa mereka sebenarnya. Suatu kali, mereka bertiga
diajak berdiskusi dalam suatu terapi kelompok. Orang pertama berkata, “Akulah Mesias,
anak Allah yang diutus menyelamatkan dunia.” “Bohong! Dari mana kamu tahu?” bantah
orang kedua. “Tuhan berbicara kepadaku,” jawab orang pertama. Tiba-tiba orang ketiga
berseru: “Siapa bilang? Aku tak pernah berkata begitu kepadamu!”

Para murid Yesus pun pernah mengalami sindrom Mesias saat mereka mempersoalkan siapa
di antara mereka yang terbesar. Tiap-tiap orang merasa paling unggul, paling layak, paling
berjasa, atau paling rohani. Yang diincar bukan lagi pelayanan, tetapi keuntungan. Itu
sebabnya Yesus meminta mereka agar bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Seorang anak
tidak memedulikan status atau gengsi. Ia mengakui dirinya tak berdaya dan bergantung
sepenuhnya pada orang lain. Inilah kerendahan hati sejati. Jika ingin masuk ke dalam
kerajaan surga, seseorang tak boleh merasa dirinya berjasa.

Sindrom Mesias bisa juga terjadi di gereja. Banyak konflik terjadi karena orang saling
bersaing, berebut kuasa, atau merasa dirinya hadir sebagai “penyelamat”. Yang senior
berkata, “Karena sayalah, gereja ini berdiri!” Yang yunior berkata, “Kamilah pembaru gereja.
Tanpa kami, gereja ini sudah mati ditelan tradisi!” Berhati-hatilah! Ketika kita membangun
kerajaan kita sendiri, bisa-bisa kita semakin jauh dari kerajaan-Nya —JTI
TIADA TEMPAT DI KERAJAAN SURGA
BAGI MEREKA YANG MERASA DIRI SEGALA-GALANYA

Matius 18:1-5
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah
mereka
18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut
Aku."
Dream LoVeR
11-09-08, 01:31
Beauty, the… kind… God delights in.
1 Peter 3:4 TM

Daily Bible Reading:


Ezekiel 27:25-30:26, Luke 21:25-38, Psalm 78:40-55, Proverbs 20:22-24

A lady was applying face cream when her little girl asked, "What's that you're putting on,
Mum?" "Moisturiser," she replied. "The sales lady said it would make me beautiful." With an
honesty only children have, she replied, "Mum, I don't think it's working." There's nothing
wrong with looking good, but there's much more to you than your clothes and your hairstyle.
Plus, you can go broke fixing up the outside, because "what Mother Nature giveth, Father
Time taketh away!" Ralph Waldo Emerson said, "To find beauty we must carry it with us."

It's a big mistake to focus on the outside and fail to appreciate the inner qualities God's given
you. Solomon said, "Beauty is… [not lasting]" (Proverbs 31:30 AMP). When God made you
He didn't just decorate the outside, He gave you "inner beauty, the gentle, gracious kind…
God delights in." However, because Peter also talked about "fancy hair, gold jewelry… fine
clothes" (1 Peter 3:3 NCV), a few well-intentioned people have used that to create a legalistic
standard by which to measure and judge others. Does the Bible teach us to dress
appropriately? Absolutely. Paul writes: "I… want women to dress modestly, with decency
and propriety… appropriate for women who profess to worship God" (1 Timothy 2:9-10
NIV). But when you focus on the wrong area you get the wrong results. "Man looks at the
outward appearance, but the Lord looks at the heart" (1 Samuel 16:7 NIV).

Don't allow what you see on TV or in the mirror to define your worth. Work instead to
develop the kind of inner beauty God commends.
Dream LoVeR
12-09-08, 05:38
Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan
menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Kisah Para Rasul 5:3

Bacaan: Kisah Para Rasul 4:34-5:5


Setahun: Yehezkiel 19-21

Sebuah gereja memerlukan dana untuk membeli sepuluh unit pendingin udara (AC). Seorang
yang kaya tergerak mempersembahkan dua unit. Tiga tahun kemudian, muncul ketegangan
antara si orang kaya dengan pendeta. Ia tersinggung karena usulnya untuk mengubah gaya
ibadah tidak diterima. Akhirnya, ia memutuskan angkat kaki dari gereja itu. Namun
sebelumnya ia meminta agar dua unit pendingin udara yang pernah ia berikan, dicopot!
Begitulah jika memberi tidak dengan tulus, hanya untuk mencari "nama". Padahal, memberi
persembahan bagi Tuhan berbeda dengan menyumbang ke yayasan sosial. Ini menyangkut
komitmen dengan Tuhan.

Ananias dan Safira juga tidak dipaksa mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanahnya
untuk gereja. Mereka berhak memberi berapa pun. Tergantung kerelaan hati. Masalahnya,
mereka berdusta. Sesudah berkomitmen mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah,
mereka menahannya sebagian. Masalah lain, mereka tidak tulus memberi persembahan.
Mencoba menampilkan kesan bahwa mereka lebih murah hati dari yang sebenarnya. Karena
hal inilah mereka berdosa, selain mendustai Allah sekaligus jemaat-Nya, mereka juga telah
bengkok hati dalam memberi persembahan. Tindakan mereka mencemari kesaksian gereja
sehingga mendapat hukuman berat.

Ketika Anda memberi persembahan, berilah dengan hati tulus. Jangan mengharapkan
imbalan apa pun. Kalaupun Anda memberi banyak, jangan merasa menjadi "donatur besar
gereja" yang harus diperlakukan khusus. Persembahan bisa menjadi berkat bila muncul dari
hati yang tulus. Sebaliknya, bisa menjadi kutuk bila bertolak dari hati yang bengkok —JTI

TUHAN TAK HANYA MELIHAT PERSEMBAHAN Anda


DIA MELIHAT KEMURNIAN HATI Anda

Kisah Para Rasul 4:34-5:5


4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang
yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu
mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang
sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak
penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan
kaki rasul-rasul.

5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang
tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain
dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau
mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual,
bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu
dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka
sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
Dream LoVeR
13-09-08, 08:32
Hati yang patah dan remuk, tak akan Kaupandang hina, ya Allah
Mazmur 51:19

Bacaan: 2 Samuel 12:1-14


Setahun: Yehezkiel 22-25

Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan, tetapi sekalipun demikian Daud tetap
manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Salah satu kesalahan Daud yang paling fatal
adalah pada saat ia merebut Batsyeba yang notabene istri dari Uria, salah seorang prajuritnya.
Untuk mewujudkan keinginannya, Daud menggunakan cara yang jahat, yaitu dengan sengaja
menempatkan Uria di garis depan medan pertempuran sehingga ia mati terbunuh.

Skandal yang sangat memalukan ini kemudian dibongkar oleh Nabi Natan. Pada saat dosanya
dibongkar, sebetulnya Daud bisa saja menjadi tersinggung dan marah atas kelancangan Nabi
Natan. Bahkan dengan mudah ia juga bisa memerintah prajuritnya untuk menghabisi Nabi
Natan, sehingga ia tidak akan kehilangan muka. Tetapi Daud tidak melakukannya. Ia juga
tidak mencoba berdalih dan mencari kambing hitam atas hal yang telah diperbuatnya.
Sebaliknya, dengan hati hancur Daud mengakui dosa besar yang telah diperbuatnya.

Terkadang Tuhan memakai orang lain untuk menegur dan membongkar dosa yang telah kita
buat. Yang penting, bagaimana kita meresponi teguran yang demikian. Biarlah kita mau
belajar rendah hati dan dengan hati hancur bersedia mengakui kesalahan-kesalahan kita.
Sebab hanya dengan begitu kita akan mendapat pemulihan dan pengampunan Allah. Ingatlah
bahwa sebuah kedewasaan rohani bukan berarti sempurna tanpa cacat. Kedewasaan rohani
adalah sikap seseorang yang dengan hati besar berani jujur dan terbuka untuk mengakui
setiap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat —PK

KEDEWASAAN ROHANI SESEORANG TERLIHAT


PADA WAKTU DOSANYA DIBONGKAR DAN DITEGUR

2 Samuel 12:1-14
12:1 TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya:
"Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil,
yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan
anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya,
seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil
seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang
datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan
memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi
TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah
melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah
yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam
pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu
belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?
Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi
isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi
isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang
datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu
dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang
hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal
itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan
berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista
TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
Dream LoVeR
14-09-08, 10:25
Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,
siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum
Amsal 11:25

Bacaan: Amsal 11:24-31


Setahun: Yehezkiel 26-28

Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau
Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup
bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak
mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah
di sekelilingnya pun kering dan gersang.

Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai
kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di
sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut
Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut
itu sama sekali tidak punya saluran keluar.

Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang
menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan
membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab
pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin dalam
bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah".
Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.

Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea;
bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan
menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24) —AYA

DI BALIK BERKAT YANG KITA TERIMA


TERSIMPAN TANGGUNG JAWAB untuk BERBAGI DENGAN SESAMA

Amsal 11:24-31
11:24. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar
biasa, namun selalu berkekurangan.
11:25. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri
akan diberi minum.
11:26. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang
yang menjual gandum.
11:27. Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar
kejahatan akan ditimpa kejahatan.
11:28. Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan
tumbuh seperti daun muda.
11:29. Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan
menjadi budak orang bijak.
11:30. Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.
11:31. Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang
berdosa!
Dream LoVeR
15-09-08, 01:32
Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang
bersama-sama dengan dia, kambing dombanya,
lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan
Kejadian 32:7

Bacaan: Kejadian 32:1-12


Setahun: Yehezkiel 29-32

Ada sebuah dongeng yang menceritakan mengapa kucing bermusuhan dengan anjing.
Dikisahkan bahwa kucing dan anjing dulu berteman akrab. Namun suatu hari kucing menipu
anjing dan membuat anjing marah. Sejak itu, anjing membenci kucing. Kucing pun menjadi
takut kepada anjing. Selanjutnya, untuk mencegah agar anjing tidak dapat mengendus jejak
kucing dengan penciumannya yang tajam, sejak itu kucing selalu mengubur kotorannya.

Hubungan Esau dan Yakub mirip dengan anjing dan kucing di atas. Yakub pernah melakukan
sesuatu yang membuat Esau marah besar (Kejadian 27). Itu sebabnya Yakub melarikan diri.
Namun dalam perjalanannya kembali ke Kanaan, Yakub akhirnya terpaksa harus bertemu
lagi dengan Esau. Hal ini membuatnya takut karena ia ingat apa yang telah diperbuatnya
dahulu dan juga kemarahan kakaknya. Sebab itu ia ketakutan kalau-kalau kakaknya akan
membalas dendam.

Secara umum, ada dua cara yang dipilih orang untuk menyikapi suatu masalah. Pertama,
seperti yang dilakukan oleh Yakub dan oleh kucing dalam dongeng di atas, yaitu melarikan
diri. Cara ini memang lebih mudah, tetapi dampak ke depannya masih bisa panjang. Kita bisa
terus digelayuti oleh perasaan tidak tenang, dan suatu hari masalah tersebut dapat muncul
kembali dengan dampak yang lebih parah. Kedua adalah dengan menghadapi masalah
tersebut dan berusaha menyelesaikannya. Cara ini pada awalnya mungkin akan tampak lebih
repot dan menakutkan. Namun setidaknya masalah itu tidak akan menjadi berkepanjangan.
Cara mana yang Anda pilih? —ALS

JANGAN LARI DARI MASALAH


HADAPI DAN SELESAIKANLAH SAMPAI TUNTAS!

Kejadian 32:1-12
32:1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia.
32:2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara Allah." Sebab itu
dinamainyalah tempat itu Mahanaim.
32:3 Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau,
kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom.
32:4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanku, kepada
Esau: Beginilah kata hambamu Yakub: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan
diam di situ selama ini.
32:5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan
perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat
kasihmu."
32:6 Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata: "Kami telah sampai
kepada kakakmu, kepada Esau, dan iapun sedang di jalan menemui engkau, diiringi oleh
empat ratus orang."
32:7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya
yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua
pasukan.
32:8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul
kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput."
32:9 Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya
TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak
saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu--
32:10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau
tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku
menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan.
32:11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut
kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.
32:12 Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan
menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak dapat dihitung."
aisuru_ei
16-09-08, 09:40
hari ini belum ya? :mana:
Dream LoVeR
16-09-08, 22:56
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal, namun tidak
putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun
tidak binasa
2 Korintus 4:8,9

Bacaan: 2 Korintus 4:1-15


Setahun: Yehezkiel 33-35

Sepulang sekolah, Kathleen, putri saya, suka bermain bola di rumah. Anak usia empat tahun
itu sangat suka memantul-mantulkan bola kesayangannya ke lantai. Suatu saat ia berkata,
"Pa, Kathleen suka dengan bola ini. Tiap kali Kathleen membanting bola ini, ia malah
melambung tinggi. Lucunya, semakin keras dibanting, ia malah melambung makin tinggi ya,
Pa."

Paulus adalah seorang rasul yang berterus terang tentang realitas kehidupan dan pelayanan
yang tengah dilakukannya. Sejak menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, masalah justru
seakan-akan enggan meninggalkannya. Ketika melayani jemaat di Korintus, ia pun tidak
bebas dari masalah. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Banyak hal
yang terjadi dalam jemaat ini, telah menyakitkan hati Allah dan Paulus. Misalnya
perpecahan, juga tindakan tidak bermoral. Secara logika, sangat masuk akal bila Paulus
mempertanyakan penyertaan Tuhan atas hidupnya, memprotes, atau bahkan mengambek.
Namun, Paulus tidak melakukannya. Ia tetap setia memegang komitmen pelayanannya.

Inilah inti "karakter pelayanan kristiani" sejati yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan;
di mana pun dan dalam peran apa pun. "Ditindas namun tidak terjepit ... habis akal namun
tidak putus asa ... dianiaya namun tidak ditinggalkan sendiri ... dihempaskan namun tidak
binasa" (ayat 8,9). Saya menyebutnya "Kristen bola", yang tak menjadi "kempes" walaupun
"dibanting" dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Apa rahasianya? "Kami senantiasa
membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus nyata dalam tubuh
kami" (ayat 10) —MZ

MASALAH SEBESAR APA PUN


DAPAT DILEWATI BERSAMA TUHAN

2 Korintus 4:1-15
4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar
hati.
4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku
licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan
dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di
hadapan Allah.
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang
akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah
gambaran Allah.
4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri
kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang
membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari
pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus
asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak
binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan
Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus,
supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya,
sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan
membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami
bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar
berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin
melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.
Dream LoVeR
17-09-08, 06:06
Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah
1 Korintus 2:5

Bacaan: 1 Korintus 2:1-5


Setahun: Yehezkiel 36-39

Jacky Chan, bintang film laga Hong Kong yang sudah mendunia, mengunjungi Indonesia
pascabencana tsunami Aceh. Ia datang mewakili selebriti Hong Kong yang memberi
sumbangan sebagai tanda empati atas penderitaan yang dialami rakyat Aceh. Dalam sebuah
wawancara di salah satu televisi swasta, seorang wartawan bertanya, "Hampir di setiap film,
Anda berperan sebagai seorang pahlawan. Menurut Anda, apa kriteria pahlawan itu?" Ia
menjawab singkat, "Orang biasa yang melakukan sesuatu yang luar biasa."
Kitab Hakim-hakim adalah kitab yang menceritakan perjuangan para pahlawan atau
pemimpin militer sebelum Israel menjadi sebuah kerajaan. Jadi bukan hakim dalam
pengertian sekarang. Banyak tokoh hebat dalam kitab Hakim-hakim dan kisahnya diceritakan
secara panjang lebar. Namun Samgar hanya diceritakan secara singkat—dalam satu ayat
(Hakim-hakim 3:31). Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya. Samgar tipikal sosok yang
sederhana. Dalam melawan orang Filistin pun, ia hanya memakai tongkat pengusir lembu
sebagai senjata—bukan pedang atau tombak seperti lazimnya orang berperang. Samgar
adalah orang sederhana dengan prestasi spektakuler.

Tuhan dapat memakai siapa saja secara luar biasa, pun bila kita hanyalah orang biasa.
Kuncinya, kita mau berusaha yang terbaik, sambil tetap mengandalkan diri pada hikmat
Allah, bukan pada kekuatan sendiri (ayat 5). Bagaimana dengan kita? Boleh jadi kita bukan
orang hebat seperti Otniel, Ehud, atau Simson—tokoh-tokoh dalam kitab Hakim-hakim,
tetapi orang sederhana seperti Samgar. Jangan berkecil hati. Sebab itu bukan halangan untuk
melakukan sesuatu yang luar biasa —NDA

JANGAN KECIL HATI KARENA KITA ORANG BIASA


SEBAB ALLAH YANG MEMILIKI KITA LUAR BIASA

1 Korintus 2:1-5
2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang
dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah
kepada kamu.
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain
Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat
yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Dream LoVeR
18-09-08, 05:40
Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Matius 7:3

Bacaan: Matius 7:1-5


Setahun: Yehezkiel 40-42

Istri saya sudah tuli," keluh seorang suami kepada dokter pribadinya. "Saya harus bicara
berkali-kali padanya, barulah ia mengerti." Sang dokter lantas memberi usul: "Bicaralah
dengannya dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari
jarak satu meter. Dari situ kita akan tahu tingkat ketuliannya."

Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, "Kamu masak apa
malam ini?" Tak terdengar jawaban. Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter,
tetap saja tak ada respons. Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, "Masak apa kamu
malam ini?" Si istri menjawab: "Sudah empat kali aku bilang: sayur asam!" Rupanya, sang
suamilah yang tuli.

Saat mengkritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan
yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Ada kalanya apa yang tidak kita sukai dari orang
lain adalah sifat yang tidak kita sukai dari diri sendiri. Kita belum bisa mengatasi satu
kebiasaan buruk, kemudian jengkel saat melihat sifat buruk itu muncul dalam diri orang lain,
sehingga kita memintanya untuk berubah.

Tuhan Yesus tidak melarang kita menilai orang lain secara kritis. Namun, janganlah
membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika
kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah
memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri terlebih dulu sebelum
memberi kritik kepada orang lain —JTI

MAKIN TINGGI STANDAR YANG KITA BUAT BAGI SESAMA


MAKIN TINGGI STANDAR YANG HARUS KITA SENDIRI PENUHI

Matius 7:1-5
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi
dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam
matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan
selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
aisuru_ei
18-09-08, 10:43
thx ya :thumbup:
Dream LoVeR
20-09-08, 06:46
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung
batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah
Mazmur 62:2-3

Bacaan: Mazmur 62:1-13


Setahun: Yehezkiel 46-48

Pada tahun 80-an ada sebuah film berjudul Bodyguard yang dibintangi Kevin Costner dan
Whitney Houston. Film ini bercerita tentang Houston sebagai artis yang hidupnya dikelilingi
oleh para penggemar fanatik yang ingin mencelakai dirinya. Untuk melindungi diri, ia lalu
menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Dalam film itu
ditunjukkan bagaimana peralatan canggih digunakan di seluruh rumah Houston untuk
membuatnya bisa tidur tenang.

Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Sebab apalah artinya kita memiliki segala sesuatu,
tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, galau, dan selalu dikejar ketakutan? Sayang orang
kerap salah mencari sumber ketenangan. Misalnya, dengan menggantungkan hidup pada
bodyguard, senjata, uang, atau jabatan.

Ketenangan yang sejati tidak terletak pada semua itu, tetapi pada kedekatan dengan Tuhan.
Sebab Tuhan adalah Pemilik sesungguhnya dari kehidupan ini. Tuhan adalah adalah sumber
pengharapan dan perlindungan. Seperti yang disaksikan oleh Daud dalam Mazmur bacaan
kita. Daud pernah hidup terlunta-lunta sebagai pelarian ketika dikejar-kejar oleh Saul yang
ingin membunuhnya, dan ia merasakan betul bagaimana kasih dan kuasa Tuhan
melindunginya.

Anda mendambakan ketenangan? Kuncinya: jangan jauh-jauh dari Tuhan. Tidak berarti
hidup kita kemudian menjadi lurus dan mulus, juga tidak lantas kita bebas lepas dari segala
masalah. Tidak. Masalah dan rintangan bisa tetap ada, tetapi seberapa pun besarnya masalah
yang mendera dan rintangan yang menghadang, itu tidak akan merenggut ketenangan kita —
AYA

DEKAT DENGAN TUHAN


ITU KUNCI KETENANGAN HIDUP

Mazmur 62:1-13
62:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud.
62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:4 Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu
sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh?
62:5 Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka
suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka
mengutuki. Sela
62:6 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
62:7 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:8 Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat
perlindunganku ialah Allah.
62:9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela
62:10 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia.
Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.
62:11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada
perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
62:12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya,
62:13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang
menurut perbuatannya.
Dream LoVeR
21-09-08, 05:03
Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut
penilaian yang berlaku di antara orang Israel
Matius 27:9
Bacaan: Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,18
Setahun: Daniel 1-3

Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak
karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas
meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).

Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake’s Bible, tiga
puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar
Amerika setara dengan Rp9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah
Rp172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas menjual
Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.

Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan
Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun,
ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri.
Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada kaisar apa
yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan
adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib.
Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).

Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai
tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun,
Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih
baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya —
ACH

KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIK


TETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK

Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,18


26:6 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi
minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang
duduk makan.
26:8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini?
26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-
orang miskin."
26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan
perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-
sama kamu.
26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan
untuk penguburan-Ku.
26:13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh
dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot,
kepada imam-imam kepala.
26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia
kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali.
10:18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya
menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya
kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Dream LoVeR
22-09-08, 04:12
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku
Matius 25:40

Bacaan: Matius 25:31-40


Setahun: Daniel 4-6

Di sebuah kapel terpasang lukisan seorang malaikat yang sedang menimba air. Wajahnya
cerah pertanda sukacita saat ia melakukan tugas itu. Keringat yang masih membekas di wajah
menjadi bukti bahwa ia serius menjalankan tugasnya. Dalam hati saya bertanya, "Apa tidak
keliru? Itukah tugas malaikat? Bukankah malaikat bertugas melayani Allah, bukan
mengerjakan hal-hal yang tampaknya duniawi seperti menimba air?"

Acap kali kita membedakan hal-hal yang rohani dan jasmani. Ketika melayani dan beribadah
di gereja, kita seperti sedang mengerjakan hal yang rohani. Sementara saat menjalankan
pekerjaan sehari-hari, kita menganggapnya kegiatan duniawi. Kitab Matius memberi cara
pandang berbeda. Pada hari penghakiman terakhir, Tuhan datang dalam kemuliaan-Nya. Dia
memisahkan seorang demi seorang (ayat 32). Lalu kepada mereka yang ada di sebelah kanan-
Nya, Tuhan berkata, "Terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu." Apa dasarnya?
"Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku
minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan" (ayat 35). Apa yang
dilakukan kepada sesama, berarti juga dilakukan untuk Tuhan. Itulah ibadah! Ibadah
menyangkut dimensi vertikal—hubungan dengan Allah, dan dimensi horisontal—hubungan
dengan sesama.

Bila Anda melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan memuliakan Tuhan, itu pun sudah
bisa disebut ibadah. Maka, apa pun pekerjaan dan aktivitas yang Anda lakukan hari ini,
jalanilah semuanya dengan hati gembira seperti malaikat yang menimba air dalam lukisan
tadi —MZ

JADIKAN AKTIVITAS DALAM HIDUP KESEHARIAN KITA


SEBAGAI IBADAH KEPADA ALLAH
Matius 25:31-40
25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-
sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan
mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing
di sebelah kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia
dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi
Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat
Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi
Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi
Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.
Dream LoVeR
23-09-08, 01:39
Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih
payahnya, itu juga adalah pemberian Allah
Pengkhotbah 3:13

Bacaan: Lukas 16:19-31


Setahun: Daniel 7-9

Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan bersebelahan. Nisan yang satu bertuliskan,
"Di sini terbaring jenazah Peter yang meninggal karena terlalu banyak makan gandum".
Sedangkan nisan yang lain bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Akharia yang meninggal
karena gandum Peter tidak pernah singgah di sini". Sebuah sindiran yang sangat mengena
bagi kita.

"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin—
kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik. Namun, atas perumpamaan
Tuhan yang satu ini berlaku prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di mata, jauh di hati".
Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si orang kaya. Hanya "... dekat pintu rumah orang
kaya itu" (ayat 20). Begitu dekatnya ia untuk disapa, diperhatikan, dan ditolong. Namun,
Lazarus malah mati mengenaskan dalam kemiskinan. Sangat kontras jika dibandingkan
dengan kemakmuran "si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya. Persis seperti karikatur
di atas.
Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu terjadi, jika orang-orang terdekat dari
orang yang menderita mau berbuat sesuatu. Tuhan mengizinkan kedekatan fisik terjadi agar
kita tergerak berbagi kasih dengan mereka. Dengan anak yang perlu diperhatikan dan
tetangga yang sakit; dengan nenek yang duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja dan
Bi Inem yang ayahnya (di desa) sakit keras; dengan Pak Pos yang rutin mengantar surat ke
rumah kita dan Pak Jo yang setia mengangkut sampah dari rumah kita. Dan banyak lagi. Ya,
mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia tempat di hati kita bagi mereka —PAD

SEGALA YANG KITA DAPAT DARI TUHAN


LAYAK KITA BAGIKAN KEPADA SESAMA YANG MEMBUTUHKAN

Lukas 16:19-31
16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring
dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam
maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia
mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang
baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan
dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi,
supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ
kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh
dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara
orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para
nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari
antara orang mati."
aisuru_ei
23-09-08, 10:34
thx again ya.. :thumbup:
Dream LoVeR
24-09-08, 05:36
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus
Matius 28:19

Bacaan: Matius 28:16-20


Setahun: Daniel 10-12

Film Mission Impossible yang dibintangi Tom Cruise sempat menjadi boxoffice pada tahun
2006. Film yang diangkat dari serial televisi berjudul sama ini berkisah tentang agen Ethan
Hunt yang mendapatkan misi yang teramat berat, bahkan nyaris mustahil. Dalam upaya
mewujudkan misinya itu Hunt tidak sendiri. Ia dibantu teman-temannya yang tergabung
dalam Impossible Mission Force (IMF).

Seperti film-film Hollywood yang lain, sesulit apa pun misi yang diemban oleh Hunt dan
teman-temannya, pada akhirnya mereka berhasil menuntaskannya. Mereka sanggup
mengubah apa yang tadinya dianggap "mustahil" menjadi "tidak mustahil". Kuncinya terletak
pada penggunaan peralatan canggih dan kemampuan para tokohnya.

Sebagai pengikut Kristus kita pun memiliki misi yang harus diemban di dunia ini, yaitu
menjadikan semua bangsa murid Kristus. Dari sisi "target akhirnya", betul, ini sungguh tugas
yang teramat berat. Bayangkan, menjadikan semua bangsa murid Kristus—walaupun pasti
bukan sebuah mission impossible. Sebab kalau itu mustahil, Tuhan Yesus pun tentu tidak
akan memerintahkannya.

Namun, dari sisi bagaimana misi tersebut dapat diwujudkan, sebetulnya tidaklah "seberat"
itu. Maksudnya, kita semua bisa turut berperan serta. Caranya? Yaitu dengan menjadikan
hidup kita sebagai kesaksian yang indah bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan begitu,
mereka melihat dan merasakan sapaan kasih Kristus lewat tindakan dan ucapan kita, lalu
tergerak untuk mengikut Kristus. Kuncinya terletak pada kasih kita kepada Tuhan dan
kepedulian kita terhadap sesama —AYA

HIDUP MENCERMINKAN KRISTUS DALAM SIKAP DAN LANGKAH


ADALAH KESAKSIAN HIDUP YANG PALING NYARING

Matius 28:16-20
28:16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus
kepada mereka.
28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Dream LoVeR
25-09-08, 06:23
Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan ... burung-burung ... ternak dan atas seluruh bumi ... segala binatang melata
Kejadian 1:26

Bacaan: Kejadian 1:1-31


Setahun: Hosea 1-4

Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam
bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini
sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji,
sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang
rusak dengan teknologi sel punca (stem cell).

Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang
ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang
oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai
bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di kalangan para ahli
etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut.

Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar
dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan
perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian
menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan
karena itu, ia tidak lagi memerlukan Allah yang sejati.

Sebagai umat percaya, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca
dalam bacaan Alkitab hari ini, tampak jelas siapa Tuhan dan siapa kita. Dia adalah pencipta
segala sesuatu, sedangkan kita, betapa pun hebat dan canggihnya, tetap hanyalah ciptaan
yang penuh keterbatasan. Tanpa Dia kita tidak ada. Terlepas dari Dia kita binasa —ALS

SEMAJU APA PUN TEKNOLOGI MANUSIA


KITA TETAP CIPTAAN YANG BERGANTUNG KEPADA SANG PENCIPTA

Kejadian 1:1-31
1:1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air.

1:3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.


1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari pertama.

1:6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari
air."
1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala
itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
kedua.

1:9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu
tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-
tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang
berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji
dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik.
1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan
siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-
masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan
jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar
untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

1:20. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan
hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk
hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah
banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah
banyak."
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

1:24. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,
ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

1:29. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan


yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya." Dan jadilah demikian.

1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Dream LoVeR
27-09-08, 06:22
Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara
Amsal 11:13

Bacaan: Amsal 11:9-13


Setahun: Hosea 8-11

Ibu Debi jengkel sekali. Dua hari lalu, ia baru saja menceritakan uneg-unegnya pada istri
pendeta di gerejanya. Ia menceritakan perihal suaminya yang diduga menyeleweng. Suatu
pagi, teman satu gereja menelepon dan bertanya: "Ada masalah apa dengan suamimu?" Ibu
Debi kaget sekaligus kecewa. Kabar soal suaminya sudah sampai ke telinga para ibu di
komisi wanita. Rupanya, dalam persekutuan doa ibu-ibu kemarin malam, sang istri pendeta
memasukkan namanya ke dalam pokok doa. "Doakan Ibu Debi yang sedang punya masalah
dengan suaminya," katanya. Walau berniat baik dan tak menyebut masalahnya secara rinci, si
istri pendeta telah gagal menjaga rahasia.

Di gereja, banyak orang kecewa karena berhadapan dengan orang yang tak bisa menjaga
rahasia. Ini masalah serius. Membocorkan rahasia berarti mengkhianati kepercayaan yang
telah diberikan seseorang. Walaupun tanpa sengaja, dampaknya tetap merusak. Amsal
mengingatkan, mulut yang mengucapkan apa yang tidak perlu bisa "membinasakan sesama"
(ayat 9), bahkan "meruntuhkan kota" (ayat 10). Selanjutnya, ketidakmampuan menyimpan
rahasia juga menandakan bahwa orang itu tidak setia dan tidak bisa mengendalikan diri (ayat
12). Seseorang yang bijak seharusnya tahu kapan saatnya berdiam diri dan kapan saatnya
menutupi perkara.

Sekali gagal menjaga rahasia, orang lain akan kapok untuk berbagi rasa lagi dengan kita.
Mereka akan menutup diri karena merasa tidak aman. Akibatnya, kita akan kehilangan
persekutuan yang akrab dan mendalam. Oleh sebab itu, mulai sekarang kendalikanlah
lidahmu! Stop membicarakan yang tidak perlu —JTI

LEBIH BAIK MEMILIH APA PUN YANG AKAN ANDA KATAKAN


KETIMBANG MENGATAKAN APA PUN YANG ANDA PILIH
Amsal 11:9-13
11:9 Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar
diselamatkan oleh pengetahuan.
11:10 Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah
sorak-sorai.
11:11 Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik
meruntuhkannya.
11:12 Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri.
11:13 Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.
Dream LoVeR
28-09-08, 05:43
Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini
memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya
Lukas 21:4

Bacaan: Lukas 21:1-4


Setahun: Hosea 12-14

Kak Yanto adalah seorang penarik becak berusia separuh baya. Ia biasa mangkal di depan
Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Penghasilannya tidak tetap. Kalau sedang sepi, ia hanya
memperoleh sekitar Rp10.000,00 sehari. Kalau sedang ramai, biasanya sehari bisa sampai
Rp25.000,00-Rp30.000,00. Dari penghasilannya itu, selain tentu untuk menghidupi istri dan
tiga orang anaknya di kampung, Pak Yanto juga selalu menyisihkan untuk memberi
persembahan bagi gerejanya yang tengah direnovasi.

Ada dua hal yang membuat sebuah pemberian itu berharga. Pertama, ketulusan yang
mendasari; memberi karena memang mau memberi. Titik. Bukan, misalnya, supaya
mendapat pujian atau berharap ucapan terima kasih. Motivasi tidak tulus akan mengurangi
nilai sebuah pemberian. Kedua, adanya pengorbanan di baliknya. Pemberian yang bertolak
dari keterbatasan dan kekurangan si pemberi akan jauh lebih bernilai, terlepas besar kecilnya
nilai nominal pemberian itu.

Inilah yang dilakukan oleh janda miskin yang kita renungkan hari ini. Ia memberi banyak
justru dalam kekurangannya. Dan dari pemberiannya itu tercermin pula ketulusan. Ia
memberi tanpa berpikir apa yang akan diperolehnya sebagai balasan; betul-betul sebuah
pemberian atas dasar kerelaan dan karena keinginan untuk memberi yang terbaik. Itulah
sebabnya di mata Tuhan, pemberiannya itu jauh lebih bernilai dari semua pemberian yang
lain (ayat 3). Ya, sebuah pemberian dapat menunjukkan besarnya kasih di baliknya ketika
kita melakukannya tanpa pamrih, dan ketika kita harus berkorban untuk memberikannya —
AYA

NILAI SEBUAH PEMBERIAN TERLETAK PADA


KETULUSAN DAN PENGORBANAN YANG MELANDASINYA

Lukas 21:1-4
21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan
persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang itu.
21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini
memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Dream LoVeR
29-09-08, 10:28
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!"
Sesudah mengetahuinya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan"
Markus 6:38

Bacaan: Markus 6:30-44


Setahun: Yoel 1-3

Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun
rupanya Yesus tidak bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang
banyak. Sabda-Nya, "Berapa banyak roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya,
Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah
periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka mendapatkan lima roti dan dua
ikan.

Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil
bagian. Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus
akan "masuk" lebih dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ...
apa yang ada padamu!" Dan bila kita sudah menemukannya, bawalah itu kepada-Nya. Dia
akan "mengambilnya ... menengadah ke langit, mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa,
dan memberkatinya", kemudian menggunakan hal itu demi menjadi berkat yang lebih berarti
bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.

Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima
ribu orang dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan
yang berpadu dengan keterlibatan dari umat yang bersedia.

Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada
pada Anda dan bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah
meminta apa yang Anda tidak punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan
bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah periksa dulu! —DKL

BAWALAH talenta Anda KEPADA TUHAN


dia akan melipatgandakannya

Markus 6:30-44
6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan
kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian,
dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang
pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang
sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan
mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu
sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-
Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai
gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan
berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di
kampung-kampung di sekitar ini."
6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya:
"Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah
periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas
rumput hijau.
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh
orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-
Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-
bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain
dari pada sisa-sisa ikan.
6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
Dream LoVeR
30-09-08, 01:48
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan
ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya
demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga
Matius 19:12

Bacaan: 1 Korintus 7:25-40


Setahun: Amos 1-4

Sebuah cerita humor. Seorang gadis lajang berdoa begini: "Ya Tuhan, kalau memang ia
jodohku, dekatkanlah. Kalau bukan jodohku, jodohkanlah. Kalau ia bukan jodohku, jangan
sampai ia dapat jodoh yang lain, selain aku. Amin."

Status melajang kerap kali dianggap menyusahkan atau bahkan dirasa sebagai aib bagi yang
menyandangnya. Perasaan itu muncul biasanya karena si lajang mendengarkan perkataan
orang lain. Padahal sebetulnya yang penting bukan statusnya, tetapi sikap dalam
menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi-sisi positifnya akan tampak. Bukankah
orang yang melajang punya waktu luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya?
Melajang juga bukan berarti hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya
kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain.
Mempunyai pasangan hidup atau menikah, tak serta merta membuat segalanya menjadi lebih
baik. Paulus malah mengingatkan akan "harga" yang harus dibayar dalam hidup berpasangan
(ayat 33-34). Intinya kalaupun berpasangan, janganlah sampai kita terbelenggu perkara
duniawi. Jangan sampai riak-riak pernikahan malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Jadi baik sendiri ataupun berpasangan, tanggung jawab kita di hadapan Tuhan tetap sama;
berkarya memuliakan nama-Nya. Bila menikah, bijaklah membina keluarga. Bila hidup
lajang, bajiklah membawa diri. Bagi lajang yang sangat ingin menikah, ingatlah bahwa hidup
kita ada di tangan-Nya. Jalani apa pun hidup Anda dengan rasa syukur. Percayakanlah hidup
Anda pada rencana dan kebijaksanaan-Nya. Tuhan tahu yang terbaik —DYA

melajang maupun menikah


kita sama-sama mesti memuliakan nama-nya!

1 Korintus 7:25-40
7:25 Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan.
Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat
yang diterimanya dari Allah.
7:26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia
untuk tetap dalam keadaannya.
7:27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan
perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari
seorang!
7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia
tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan
aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu
dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka
tidak beristeri;
7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang
bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak
memiliki apa yang mereka beli;
7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama
sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan
perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia
dapat menyenangkan isterinya,
7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan
anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa
mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara
duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-
halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang
benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
7:36 Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika
gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin,
baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin
dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk
tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
7:38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin
dengan gadisnya berbuat lebih baik.
7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk
kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
7:40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam
keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.
Dream LoVeR
01-10-08, 08:11
You did it to Me.
Matthew 25:40 NAS

Daily Bible Reading:


1 Samuel 11-13, Luke 24:45-53, Psalm 63, Proverbs 22:17-23

A minister on Chestnut Street in Philadelphia noticed a homeless man coming towards him.
He was filthy and his beard was caked with rotten food. He was holding a cup of coffee and
the lip of the cup was dirty. Staggering up to him the homeless man exclaimed, "Hey, mister.
You want some of my coffee?" The pastor really didn't, but he thought it was the right thing
to do, so he said, "Sure, I'll take a sip." When he handed the cup back he remarked, "You're
generous giving away your coffee." Looking at him the derelict man replied, "Well, it was
particularly delicious today, and I think if God gives you something that good you should
share it!"

The pastor continued: "I figured I was being set up and it would cost me five bucks. So I
asked him, 'Is there something I can do for you in return?' The man answered, 'Yeah, you can
give me a hug!' (To tell the truth, I was hoping for the five dollar option!) He put his arms
around me, and I suddenly realised he wasn't going to let me go! People were passing by and
staring at me. There I was, dressed in my establishment garb, hugging this filthy man! I was
embarrassed. Then little by little my embarrassment changed to awe. I heard a voice echoing
down the corridors of time saying, 'I was hungry; did you feed Me? I was naked; did you
clothe Me? I was sick; did you care for Me? I was the homeless man you met on Chestnut
Street… did you hug Me? For if you did… you did it to Me.'"
Dream LoVeR
02-10-08, 10:35
Bacaan hari ini: Mazmur 104
Ayat mas hari ini: Mazmur 8:4,5
Bacaan Alkitab Setahun: Amos 8-9; Obaja 1

Suatu sore, saya asyik bercengkerama dengan anak saya yang baru berusia dua setengah
tahun. Langit sore yang lembayung tampak begitu indah, sehingga sayang untuk kami
lewatkan sambil bersantai di kursi panjang. Dengan asyik anak saya menelusuri langit dengan
jari mungilnya yang tertuding ke atas, sembari menyanyi “Pelangi, pelangi, alangkah
indahmu ….” Tiba-tiba senandungnya yang patah-patah itu terhenti dan ia bertanya, “Ma,
Tuhan ada di mana?” Saya agak terkejut mendengarnya, tetapi dengan segera saya menja-
wab, “Tuhan ada di hatimu, Nak. Di hati Mama juga.”

Sebagai orang dewasa, benak kita cenderung penuh dengan berbagai urusan. Maka, tak heran
bila sedang memandang ciptaan Tuhan dan keindahan alam, kita jarang mengingat Pribadi
yang telah menciptakan semua itu (Mazmur 104:24). Padahal, sesungguhnya hal itu
merupakan saat-saat indah di mana Tuhan menyapa kita dengan kesejukan kasih-Nya,
khususnya di tengah-tengah berbagai urusan kita di dunia ini. Bahkan manakala kita berada
di tengah gelapnya kehidupan, alam akan mengingatkan kita bahwa Allah yang menciptakan
semesta yang agung, sesungguhnya juga memer-hatikan kita pribadi demi pribadi, termasuk
segala keberatan di hidup kita (Mazmur 8:4,5).

Marilah kita menikmati karunia Allah yang dari waktu ke waktu mewakili senyum kasih-
Nya. Langit yang biru, mentari senja yang memerah, pelangi yang membusur dengan
cantiknya, pegunungan yang gagah, lautan yang menggelora, dan banyak lagi yang lain, akan
selalu menunjuk kepada kebesaran penciptanya

TANGAN ALLAH MENCIPTA ALAM YANG BEGITU LUAS TETAPI DIA JUGA BISA
MENDEKAP SAYA YANG BEGITU KECIL
Dream LoVeR
03-10-08, 10:29
Bacaan hari ini: Kejadian 36:1-8
Ayat mas hari ini: Yesaya 49:16
Bacaan Alkitab Setahun: Yunus 1-4

Saya mengenal seorang ibu yang begitu mengasihi anaknya. Bahkan sekalipun si anak
berlaku tidak baik, sang ibu tak kehilangan rasa sayangnya. Suatu kali, si anak marah,
meninggalkan rumah, dan tak kembali. Beberapa orang meminta si ibu untuk membiarkannya
saja karena si anak sangat kurang ajar. Orang-orang yang tak tahan melihat perilakunya
mengatakan bahwa ia adalah “anak yang patut dibuang”. Akan tetapi, si ibu tidak
menggubris. Ia terus berusaha mencari anaknya dan berharap anaknya kembali. Bagi saya,
kasih ibu ini tampak ajaib, sebab saat orang lain “membuang” si anak, sang ibu mencarinya.

Gambaran tokoh Esau dalam Alkitab juga serupa dengan anak di atas. Esau, bisa dikatakan
tidak menghargai kasih Allah. Ia memandang rendah hak kesulungan yang dimilikinya dan
dengan mudah menjualnya dengan harga yang tak setimpal. Namun, Alkitab tak berhenti
mencatat tentang kehidupannya, dan seluruh ayat dalam Kejadian 36 menceritakan
bagaimana Allah terus memelihara Esau dan keturunannya. Walaupun Esau bisa dianggap
sebagai “anak yang kurang ajar dan patut dibuang”, tetapi Allah tetap mengasihinya. Itulah
kejaiban kasih Allah.

Dalam perjalanan hidup ini, kita juga bisa bersikap “kurang ajar”. Bahkan barangkali
manusia bisa tidak tahan menghadapi sikap atau perilaku kita. Namun, ketika orang lain sulit
menerima kita, Allah terus mencari kita. Kasih-Nya selalu sangat besar kepada kita. Dan
setiap kita adalah objek kasih-Nya yang besar. Maukah kita menyambut kasih ajaib itu dan
menghargainya dengan sungguh-sungguh?
BAHKAN KETIKA SEMUA ORANG SEOLAH-OLAH ”MEMBUANG” KITA ALLAH
TERUS MENCARI KITA
Dream LoVeR
04-10-08, 06:57
Bacaan hari ini: Mazmur 150
Ayat mas hari ini: Mazmur 150:6
Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 1-3

Kata “Puji Tuhan” kerap kita dengar saat seseorang bersaksi bahwa ia telah mengalami atau
menerima berkat Tuhan; misalnya mendapatkan sesuatu, lulus ujian, atau sembuh dari sakit.
Sepertinya kata ini tidak jauh dengan perasaan bersyukur. Namun, apa benar hanya pada saat-
saat demikian kita perlu berkata, “Puji Tuhan”?

Mazmur 150 mengajarkan kepada kita, mengapa dan kapan kita harus memuji-Nya. Mazmur
ini sungguh tepat untuk mengakhiri kitab yang penuh dengan berbagai pengalaman dan
perasaan para penulisnya. Para pemazmur menuangkan setiap pengalaman mereka—bisa
pujian atau keluhan, syukur atau permohonan, keyakinan atau keraguan. Namun, atas setiap
pengalaman naik turun itu, setelah perjuangan, pergumulan, peperangan yang harus dilalui,
mereka mengakhirinya dengan satu nya-nyian yang mantap bahwa Tuhan sungguh layak
dipuji. Sama dengan para pemazmur, tidak ada anak Tuhan yang luput dari gelombang
kehidupan. Perjalanan hidup manusia selalu kaya dengan aneka pengalaman; baik-buruk,
senang-susah, berhasil-gagal. Namun, atas setiap pengalaman itu, Allah tetap berdaulat. Dan
bila kita hidup melekat kepada-Nya, pasti kemenangan yang akan kita alami.

Kelak seluruh dunia akan menaikkan pujian seperti Mazmur 150 ini. Dan pujian yang
dipersembahkan bagi-Nya, disajikan layaknya sebuah orkestra: semua alat musik dipadu
untuk menembangkan kemegahan-Nya! Ditambah dengan tari-tarian yang mengekspresikan
syukur melimpah. Jadi mulai saat ini, atas setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, mari
berlatih untuk berkata, “Puji Tuhan!”

TERPUJILAH TUHAN YANG MULIA ATAS SETIAP PERISTIWA YANG KITA


TERIMA
Dream LoVeR
05-10-08, 15:06
Bacaan hari ini: Imamat 25:1-22
Ayat mas hari ini: Keluaran 20:8
Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 4-7

Kehidupan kerap kali menjebak manusia dengan ritme yang terlalu cepat dan tanpa jeda.
Padahal Tuhan yang merancang manusia sejak semula, memberi kita perintah untuk
beristirahat, dengan mengkhususkan sabat. Tuhan hendak menunjukkan cinta-Nya melalui
sabat. Hidup seluruh ciptaan akan seimbang melalui penerapan sabat. Bahkan, bukan manusia
saja yang diperintahkan untuk beristirahat, tetapi juga tanah. Dalam Imamat 25, Tuhan Allah
menerapkan tahun sabat bagi tanah untuk berproduksi. Namun, Tuhan akan tetap
mencukupkan makanan bagi umat selama tahun itu, karena sejak tahun keenam Tuhan sudah
mengirim lebih banyak berkat (ayat 20, 21). Lebih jauh lagi, tahun kelima puluh (tahun
Yobel) dikhususkan untuk mengadakan pembebasan.

Sabat diadakan agar kita bergantung pada pemeliharaan Tuhan dan menikmati kecukupan
yang Tuhan sediakan. Ambil satu hari sabat setiap minggu sebagai momen untuk membuang
segala kekhawatiran kita dalam mencari nafkah. Juga sebagai momen untuk belajar berserah
total pada pemeliharaan Tuhan.

Tentu beristirahat pada hari sabat tidaklah identik dengan usaha mencari hiburan semata.
Sabat perlu diisi dengan aktivitas-aktivitas yang semakin mendekatkan diri kita kepada sang
Ilahi. Aktivitas yang memperkaya hidup batin seperti ibadah, bersekutu dengan saudara
seiman, menikmati waktu bersama keluarga, dan sebagainya. Tanpa menjaga sabat, maka
irama hidup kita tidak akan seimbang. Sabat akan mengajar kita betapa seharusnya kita
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak khawatir secara berlebihan akan hidup ini

KESEIMBANGAN HIDUP TERJADI KETIKA SABAT KITA JALANI


Dream LoVeR
06-10-08, 06:11
Bacaan hari ini: Kejadian 2:18-25
Ayat mas hari ini: Kejadian 2:22
Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Pernahkah Anda kesepian? Bagaimana suasana hati Anda ketika itu? Kelabu dan dingin?
Lalu bayangkan, dalam suasana begitu, tiba-tiba seseorang hadir dan membuat hati Anda
hangat dan bahagia. Rasanya? Sungguh menyenangkan!

Saat Adam kesepian, Allah merasa kasihan kepadanya. Jadi, untuk memberinya penolong
yang sepadan, Allah mengirim segala binatang hutan dan burung agar diberi nama oleh
Adam. Tujuannya, supaya ia dapat memilih satu penolong baginya. Namun, tak ada yang
sesuai. Karena semua calon gagal, Tuhan Allah membuat Adam tertidur. Lalu dari rusuk
Adam dibangun-Nya (dari kata Ibrani banah, artinya “melakukan karya seni bak seniman
patung”) seorang wanita (isyah). Berbeda dengan bagaimana Adam dibentuk (yatsar, artinya
“melakukan karya seperti tukang”) dari debu tanah menjadi laki-laki (isy). Itulah pria dan
wanita. Dibentuk dari bahan baku berbeda (debu tanah dan rusuk) serta cara kerja berbeda
pula (cara tukang dan cara seniman). Walau demikian, pernikahan pertama itu mengandung
semangat kesatuan dalam perbedaan. Sampai A-dam pun berkata: “Inilah dia tulang dari
tulangku, dan daging dari dagingku” (ayat 23).

Demikian pula yang semestinya terjadi dalam semua pernikahan. Bagi calon pengantin yang
merancang hidup baru dan pengantin baru, mungkin ini menggairahkan. Namun bagi suami
istri yang sudah lama berumah tangga, perbedaan dalam kesatuan bisa jadi beban, bahkan
beban berat! Namun, kemungkinan besar persoalannya ada pada pemikiran kita mengenai
perbedaan. Jadi, mari mohon hikmat Tuhan; sebab siapa pintar mengelola perbedaan akan
menemukan kesepadanan
PERBEDAAN BUKAN BENCANA JUSTRU PERBEDAAN YANG MEMBUAT HIDUP
INI BERWARNA
aisuru_ei
06-10-08, 12:41
wah da lama ga update :mana:

pulkam kah? :hah:


Dream LoVeR
07-10-08, 05:39
Bacaan hari ini: Ibrani 13:1-6
Ayat mas hari ini: Ibrani 13:5
Bacaan Alkitab Setahun: Habakuk 1-3

Pada awal masa krisis ekonomi, pernah terjadi orang sulit membeli minyak goreng. Harganya
meroket. Banyak orang menjadi resah. Namun, seorang ibu malah mendapat ide kreatif. Ia
mencoba menggoreng tanpa minyak goreng! Ketika memasak telur ceplok, ditaruhnya daun
pisang di atas wajan, lalu telur diceplok di atasnya. Hasilnya cukup memuaskan. Segera ide
ini disebarluaskan ke media massa. Idenya, ketimbang belanja melebihi kemampuan, lebih
baik belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada.

Dalam Ibrani 13:5, penulis kitab Ibrani mengutip janji pemeliharaan Tuhan dari Ulangan
31:6, “Ia tidak akan membiarkan engkau.” Namun, didahului dengan sebuah syarat:
“cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu”. Tuhan tidak akan memelihara orang yang
boros dan serakah. Dia memelihara orang yang mau belajar bersyukur de-ngan apa yang ada.
Yakni mereka yang berjuang untuk bisa hidup dengan yang sedikit, ketimbang terus berusaha
meraup lebih banyak. Mereka yang memilih bergaya hidup memberi dan membagi (ayat 2,3)
lebih dari mengumpulkan bagi diri sendiri. Mereka yang berusaha menikmati apa yang sudah
tersedia, ketimbang menyesali apa yang telah hilang.

Kita hidup di zaman sulit. Di satu sisi, harga BBM dan kebutuhan pokok semakin mahal. Di
sisi lain, semakin banyak tawaran untuk membeli aneka barang yang tak kita butuhkan.
Tanpa belajar mencukupkan diri, kita bisa menjadi hamba uang yang serakah. Terjebak
utang-piutang yang menyengsarakan. Atau menjadi pribadi yang ha-nya ingat diri sendiri, tak
pernah memberi tumpangan. Ini saatnya kita belajar mencukupkan diri!

ALLAH AKAN MENCUKUPKAN MEREKA YANG BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI


Dream LoVeR
08-10-08, 10:42
Bacaan hari ini: Yohanes 2:1-5
Ayat mas hari ini: Yohanes 2:4
Bacaan Alkitab Setahun: Zefanya 1-3

Setiap kali kisah di Kana dikhotbahkan, iman kita diteguhkan dengan mukjizat yang Yesus
lakukan. Kerinduan untuk mengundang Yesus ke dalam hidup kita semakin besar. Memang
benar bahwa jika Yesus hadir, maka kekurangan dalam hidup kita pasti dapat Yesus atasi.
Namun lebih dari sekadar mengharap mukjizat-Nya, kita patut mengamati dan meniru sikap
hidup Yesus dalam peristiwa ini.

Pertama, Dia mau hadir dalam pesta pernikahan. Artinya, Yesus mau bergaul, tidak
menyendiri atau di Bait Suci saja. Kita pun mesti hadir di masyarakat dan lingkungan, berada
di tengah orang banyak, mungkin di sana kita dapat melakukan sesuatu yang berguna. Kedua,
Ibu Maria meyakini-Nya (ayat 4,5) sebagai Pribadi yang bisa dimintai pertolongan. Ibu Maria
tidak meminta tolong kepada orang lain. Ia langsung datang kepada Yesus karena yakin
Yesus pasti dapat menolong. Semoga setiap kita sebagai anak-anak-Nya juga dipercaya
sebagai tempat ke mana orang dapat datang meminta pertolongan. Orang boleh merasa yakin
mereka tidak akan ditolak oleh orang kristiani. Ketiga, Yesus rela berkurban bagi orang lain.
Memang belum saat-Nya Yesus “dikenali” orang banyak lewat mukjizat yang Dia buat. Bila
publik mulai mengetahui hal itu, kemungkinan besar akan muncul berbagai reaksi yang dapat
menyulitkan Yesus. Walaupun demikian, Dia tetap membuat mukjizat agar pesta pernikahan
di Kana terselamatkan. Begitulah Yesus berkurban dan menolong, agar orang lain
terselamatkan.

Belajar dari sikap hidup Yesus, biarlah hari ini kita meniru Dia!

SIKAP HIDUP ORANG BANYAK MUNGKIN MEMENGARUHI KITA NAMUN


BIARLAH SIKAP HIDUP YESUS YANG MENJADI CETAK BIRU KITA
Dream LoVeR
09-10-08, 06:26
Bacaan hari ini: Bilangan 10:29-34
Ayat mas hari ini: Bilangan 10:31
Bacaan Alkitab Setahun: Hagai 1-2

Seberapa sering Anda menerima pujian yang tulus dari kekasih Anda?” Pertanyaan ini
diajukan pada ratusan suami istri dalam sebuah penelitian. Hasilnya mengejutkan. Ternyata
banyak yang berkata, “Saya tak pernah menerima pujian” atau “Hampir tak pernah”. Seorang
istri menjawab: “Aku tidak ingat kapan terakhir kali suamiku me-mujiku”. Banyak orang
pelit dalam memuji. Berat lidah untuk menyatakan betapa ia menyukai, mengagumi, atau
menghargai orang lain. Alasannya macam-macam. “Ia sudah tahu!”, “Kalau dipuji nanti
besar kepala”, atau “Saya malu mengatakannya”.

Sebuah penghargaan dapat memperkokoh hubungan. Musa menyadari hal ini. Ketika berada
di Gunung Sinai, Musa diberi tahu bahwa Hobab tidak lagi mau melanjutkan perjalanan
bersama rombongannya. Memang Hobab bukan orang Israel. Ia orang Midian. Bukannya ikut
ke tanah perjanjian, ia justru ingin kembali ke kampungnya. Melihat hal ini, Musa memohon
Hobab tetap bersamanya. Musa menyatakan betapa pentingnya Hobab. Dipujinya Hobab
sebagai penunjuk jalan terbaik. Orang yang paling tahu seluk-beluk padang gurun. Walaupun
Musa pemimpin tertinggi, ia tidak gengsi un-tuk mengakui kehebatan Hobab. Penghargaan
ini akhirnya membuat Hobab tak jadi meninggalkan Musa, sebab ia merasa dirinya berharga.

Coba pikirkan orang-orang yang sudah banyak menolong Anda. Mereka yang sudah
membuat hidup Anda nyaman dan indah. Kapan terakhir kali Anda memuji dan menghargai
mereka? Pernahkah Anda menyatakan betapa pentingnya mereka bagi Anda? Kalau belum,
lakukanlah itu hari ini!

PUJIAN MEMPERKAYA HIDUP ORANG YANG MENERIMANYA TANPA


MEMPERMISKIN SANG PEMBERINYA
aisuru_ei
09-10-08, 11:01
makasih ya.. :thumbup:
Dream LoVeR
10-10-08, 01:55
Bacaan hari ini: 2 Timotius 2:22-26
Ayat mas hari ini: 2 Timotius 2:22,23
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 1-3

Filippo Inzaghi adalah seorang striker sepakbola asal Italia. Gaya permainan bolanya tidak
secantik Ronaldinho—pemain nasional Brasil. Tubuhnya kecil, kecepatan larinya pun rata-
rata. Namun, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya mencari ruang kosong,
sehingga setiap serangan yang ia buat menjadi efektif. Tak banyak gaya, tetapi gol tercipta.
Itulah yang membuatnya menjadi striker yang tetap diandalkan oleh AC Milan, timnya,
meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Prinsip ini senada dengan nasihat Paulus. Ayat-ayat yang kita baca adalah nasihat Paulus
kepada Timotius yang hendak menjadi hamba Tuhan. Agar pelayanannya berhasil, Timotius
diminta untuk tidak mengejar nafsu orang muda (ayat 22), tetapi menyalurkan energi dan
waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna. Tidak membuang waktu untuk sesuatu yang
mengada-ada atau bodoh (ayat 23), tetapi mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai
sejahtera. Melalui setiap nasihat ini, Paulus rindu agar Timotius hidup seefektif mungkin
dalam melayani Allah.

Sekarang coba kita terapkan nasihat ini bagi kita secara pribadi. Adakah kita masih banyak
menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna; seperti bertengkar, menggosip,
menjelekkan orang lain, dan sebagainya? Waktu yang ada begitu singkat dan tak akan
terulang, jadi sudah seharusnya kita menggunakan waktu untuk melaku-kan hal-hal dan
aktivitas yang menyenangkan hati Tuhan. Apalagi Tuhan memberi kita tugas untuk mengajar
dan menuntun orang lain (ayat 24,25). Jangan buang waktu lagi, hiduplah efektif bagi Allah!

BEBERAPA MENIT YANG HABIS UNTUK MEMBICARAKAN ORANG LAIN


SEBENARNYA CUKUP UNTUK MELAKUKAN SATU KEBAIKAN
Dream LoVeR
11-10-08, 07:09
Bacaan hari ini: Kejadian 44:18-34
Ayat mas hari ini: Matius 3:8
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 4-6
Saya pernah bertemu seorang anak muda yang baru sembuh dari kecanduannya akan
narkoba. Setelah dirawat di pusat rehabilitasi dan dinyatakan sembuh, ia pun diizinkan
pulang. Lembaran baru dalam hidupnya dimulai. Ia pun kembali ke gereja. Namun, beberapa
bulan kemudian saya mendengar berita mengejutkan bahwa anak muda itu meninggal dunia
karena overdosis. Ya, mengagetkan karena seharusnya ia sudah sembuh. Pengalaman pahit
dengan obat-obatan ternyata tidak membuat anak muda ini sungguh-sungguh berubah. Ia
belum mengalami pertobatan yang membawa-nya sampai ke titik perubahan.

Saudara-saudara Yusuf telah melakukan kesalahan besar dalam hidup mereka. Dengan hati
penuh dengki dan iri hati, mereka menjual Yusuf ke tangan orang asing (37:28). Namun,
akhirnya itu menjadi pengalaman menyakitkan, bukan hanya buat Yusuf tetapi buat mereka
juga. Mengapa? Setelah melihat ayah mereka sangat berduka, mereka sadar telah berbuat
salah (37:34,35). Sebab itu, ketika mereka kembali diper-hadapkan pada sebuah tantangan
untuk “menjual” Benyamin atau membelanya, mereka memilih untuk membela Benyamin
(44:16,18-34). Mengapa? Karena mereka tidak mau melakukan kesalahan yang sama.

Sebuah pertobatan tidak cukup hanya sebuah kata yang keluar dari mulut kita. Apabila kita
pernah melakukan sebuah dosa dan kemudian menyesalinya, kita perlu membuat perubahan
yang nyata. Itu sebabnya pertobatan harus dialami tiap-tiap hari. Atas setiap perbuatan kita
yang salah, mari bertobat dengan sungguh sampai kita be-nar-benar berubah

SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH PASTI MEMBAWA KITA PADA


PERUBAHAN DIRI
Dream LoVeR
12-10-08, 11:05
Bacaan hari ini: Keluaran 20:1-6
Ayat mas hari ini: Keluaran 20:4
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 7-9

Jika kita ditanya apakah kita menyembah berhala, pasti kita langsung menampik-nya. Kita
tidak pernah merasa menyimpan patung apalagi sujud menyembahnya. Kita merasa aman
dari dosa pelanggaran titah kedua ini. Padahal, dosa ini tidak selalu berkenaan dengan ada
tidaknya benda-benda objek pemujaan di sekitar kita. Namun, juga menyangkut cara berpikir
dan cara bersikap, yang bersumber jauh di ruang kendali pikiran manusia, yakni paradigma
kita.

Bahaya yang lebih nyata dan lebih berbahaya kerap kali adalah kecenderungan kita untuk
“memberhalakan Tuhan”, daripada “mempertuhankan berhala”. Berhala disembah, tetapi
sebenarnya apakah itu diberikan untuk kehormatan si berhala sendiri? Tidak! Berhala
disembah, agar ia bersedia melayani si “penyembahnya”. Demikian pula tanpa disadari kita
acap “memanfaatkan” Tuhan agar tujuan kita tercapai. Tuhan disembah dan dipuja, bukan
karena Dia Tuhan, melainkan agar kita dapat meminta ini dan itu kepada Tuhan. Dan pada
saat itulah kita telah memberhalakan Tuhan

Bangsa Israel mengalami didikan Allah yang berdaulat penuh. Allah yang memimpin
menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup mereka. Mereka sadar Allah yang
Mahabesar dapat melakukan apa pun jika Dia mau. Itu sebabnya Dia patut disembah dan
diagungkan, tanpa manusia berhak mengharap sesuatu dari-Nya. Mari menyembah Tuhan
semata-mata karena Dia Tuhan. Apa pun yang dilakukan-Nya. Terlepas dari apa pun yang
diberikan-Nya. Tanpa syarat, tanpa pamrih. Dia Allah Mahakuasa yang memi-liki kita

PENYEMBAHAN KEPADA TUHAN ADALAH TUJUAN HIDUP BUKAN ALAT


UNTUK HIDUP
Dream LoVeR
13-10-08, 06:38
Bacaan hari ini: 1 Petrus 3:1-7
Ayat mas hari ini: 1 Petrus 3:1
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 10-12

Sejak berpacaran dengan Dedi, Santi menyadari kekasihnya itu sering bersikap cuek. Tidak
peduli. “Tidak mengapa,” pikirnya, “aku akan mengubahnya setelah menikah!” Setelah
berumah tangga barulah ia sadar betapa sulitnya mengubah suami. Berbagai cara telah
dipakainya; mulai dari memohon, merajuk, menangis, menegur, sampai mengancam sang
suami untuk lebih memedulikan dirinya. Hasilnya nihil. Bukannya tambah peduli, sikap cuek
sang suami malah makin menjadi. Pasalnya, ia merasa jengkel “diteror” sang istri.

Jarang sekali orang bisa berubah karena dipaksa. Kita tidak bisa mengubah orang lain karena
perubahan hanya bisa terjadi dari kesadaran diri. Yang bisa kita lakukan hanyalah
menciptakan suasana kondusif untuk mendorong orang lain berubah. Menyadari hal itu,
Rasul Paulus meminta para istri untuk “memenangkan suami tanpa perkataan” jika ia berbuat
salah. Dengan menunjukkan keteladanan yang simpatik, suami akan sadar diri dan terdorong
untuk berubah. Cara ini jauh lebih efektif ketimbang mengkhotbahi. Nasihat Paulus tidak
hanya berlaku bagi para istri, tetapi juga untuk setiap orang. Keteladanan hidup adalah
perhiasan batin; punya daya pikat; menarik orang untuk berusaha memilikinya juga.

Apakah Anda ingin orang yang Anda kasihi berubah? Jangan katakan, “Aku akan mengubah
dia!” Mintalah Tuhan yang mengubah orang tersebut. Sementara itu, berusahalah untuk
mengubah diri Anda sendiri. Tunjukkan keteladanan yang simpatik. Memang butuh waktu
lama, tetapi perjuangan Anda tak akan sia-sia. Perlahan tapi pasti, perubahan akan terjadi

KETELADANAN ITU BAGAIKAN MAGNET IA MENARIK ORANG MENGIKUTI


APA YANG KITA CONTOHKAN
Dream LoVeR
14-10-08, 11:22
Bacaan hari ini: Amsal 31:10-31
Ayat mas hari ini: Amsal 31:29
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 13-14

Cindy dan Chip sudah 5 tahun pisah rumah. Rencananya, mereka akan bercerai pada akhir
2007. Lagipula, Chip sudah punya kekasih baru. Pada awal tahun, sesuatu terjadi. Chip
menderita gagal ginjal parah. Cindy tidak tega melihatnya. “Bagaimanapun, ia masih
suamiku,” ujarnya. Maka ia sumbangkan satu ginjal untuk Chip, tanpa ikatan apa pun.
Rencana cerai tetap berjalan. Namun setelah keduanya pulih dari operasi, mereka jatuh cinta
lagi! Sang suami berujar, “Buat apa aku mencari perempuan lain, jika di sini ada seseorang
yang mau berkorban begitu besar untukku?” Akhirnya, Chip meninggalkan kekasih gelapnya
dan kembali kepada Cindy.

Pengorbanan istri sanggup meluluhkan hati suami. Pengabdian istri adalah kecantikan batin
yang tak ternilai. Ada banyak bentuk pengorbanan. Dalam kitab Amsal, pengorbanan istri
ditunjukkan dengan perjuangannya setiap hari. Mulai dari memenuhi kebutuhan sandang
pangan suami dan anak-anaknya (ayat 13-19, 21,22) sampai menjadi guru dalam keluarga
(ayat 26,27). Dari pagi hingga malam ia berjerih lelah. Mengupayakan yang terbaik, demi
masa depan keluarga. Ia lelah, tetapi bahagia. “Ia tertawa tentang hari depan”.

Dewasa ini, banyak suami atau anak memandang sepele pengorbanan istri atau ibu.
Kesibukannya mengurus rumah ataupun bekerja dianggap sudah biasa. “Memang sudah
kewajibannya.” Padahal di balik cerita sukses suami maupun keberhasilan anak, ada
pengorbanan istri atau ibu. Istri atau ibu kita mungkin belum pernah mendonorkan ginjalnya.
Namun, pengorbanannya dari hari ke hari tidak kurang. Kita patut menghargainya lebih!

ISTRI KITA MUNGKIN BUKAN ORANG TERCANTIK TETAPI IA ADALAH ORANG


YANG TERBAIK
Dream LoVeR
15-10-08, 09:39
Bacaan hari ini: Yohanes 3:14-20
Ayat mas hari ini: Yohanes 3:17
Bacaan Alkitab Setahun: Maleakhi 1-4

Saya mendapat kiriman sebuah klip video dari seorang teman di Jakarta. Kisahnya, ada
seorang ibu yang menemukan seekor singa di sebuah hutan di Cali, Kolombia. Singa itu
terluka parah dan hampir mati. Si ibu membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh
kasih hingga sembuh. Kemudian ia menyerahkan singa itu ke kebun binatang setempat
supaya mendapat perawatan yang lebih baik. Klip video berdurasi sekitar 40 detik itu berisi
tayangan ketika suatu hari si ibu meng-unjungi singa itu. Melihat ibu penyelamatnya datang,
serta merta singa itu berdiri dan dari dalam kerangkeng, ia meraih dan memeluk erat si ibu
dengan kedua kaki depannya. Si ibu pun mengusap-usap kepala singa itu. Mengharukan
sekali.

Seekor binatang buas pun tahu berterima kasih kepada penyelamatnya. Lalu, bagaimana
dengan manusia? Mirip dengan si ibu yang menyelamatkan singa yang terluka itu, Tuhan
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang terluka—bahkan telah mati
karena dosa-dosa yang mengerikan. Namun, apa yang kemudian Dia terima dari manusia?
Justru penolakan dan penyaliban! Sungguh ironis.

Kita tentunya tidak ingin mengulangi kesalahan manusia dua ribu tahun yang lalu.
Bayangkanlah kondisi kita yang terluka dan tanpa harapan; kematian seolah-olah tinggal
menunggu waktu. Lalu Tuhan Yesus datang; menolong, merawat, dan menyelamatkan kita,
sehingga kita sembuh benar. Kita dipulihkan. Adakah hidup kita sudah menunjukkan rasa
terima kasih yang menyukakan hati-Nya?

KALAU HEWAN SAJA TAHU BERTERIMA KASIH KENAPA KITA TIDAK?


Dream LoVeR
16-10-08, 09:49
Bacaan hari ini: Mazmur 25
Ayat mas hari ini: Mazmur 25:10
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 1-3

Jepit rambut tipis—biasanya berwarna hitam dan berukuran kecil—kerap kali dianggap
remeh oleh banyak orang. Namun, buat saya, jepit rambut itu sangat berguna. Selama
beberapa waktu, ia akan menjepit dan menjaga rambut saya agar tetap di tempatnya, sehingga
kelihatan rapi. Sementara beraktivitas, kadang saya meraba jepit rambut saya dan lega jika
mendapati ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sekalipun mungkin—andai rambut saya
bisa “merasa”—itu menyebabkan si jepit “dibenci” oleh rambut saya karena ia membuat
rambut saya tidak bisa terurai dengan bebas.

Dalam hidup kita pun, ada banyak “jepit” yang Tuhan taruh, yakni “jepit-jepit” per-aturan
yang menurut kita terkadang membosankan, mengekang, membatasi, kuno, dan membuat kita
merasa tidak enak, tetapi sangat perlu. Perlu untuk mengarahkan kita tetap berada di jalan
yang Tuhan kehendaki. Perlu untuk membentuk kita menjadi pribadi seperti yang Tuhan
mau!

Mari sekali lagi kita belajar dari Daud. Salah satu kunci keberhasilan Daud adalah ia
mencintai hukum-hukum Tuhan. Ia tidak bosan dengan hukum-Nya. Ia telah mengalami
bagaimana hukum Tuhan itu telah membuatnya berbalik dari kejahatan (ayat 7,8); juga
membangkitkannya dari kejatuhan; membuatnya kembali karib dengan Allah dan tidak
kehilangan karunia-Nya (ayat 14). Tuhan telah menyediakan jalan hidup yang penuh ka-sih
setia dan kebenaran. Kita tinggal diminta untuk berpegang pada janji-Nya, menuruti
peringatan-Nya. Mungkin peringatan-Nya tak tampak menarik bagi kita, tetapi serupa dengan
jepit rambut yang kecil, ia pasti sangat berguna

TAK SEMUA PERINGATAN TUHAN TAMPAK INDAH TETAPI SEMUANYA ADA


UNTUK MENJAGAI HIDUP KITA BENAR
Dream LoVeR
17-10-08, 06:26
Bacaan hari ini: Yohanes 14:1-11
Ayat mas hari ini: Yohanes 14:6
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 4-7

Seorang anak miskin dari desa sangat ingin pergi ke istana dan menjumpai raja ne-geri itu.
Ibu dan tetangga-tetangga mengatakan bahwa niatnya itu tak masuk akal. Namun, si anak
tetap nekat. Ia pun berangkat. Sayang, penjaga istana tak mengi-zinkannya masuk begitu saja.
Berbagai pertanyaan dan syarat diajukan, sehingga si anak gelagapan. Akibatnya, ia tak boleh
masuk. Sambil berjalan pulang, ia menangis tersedu-sedu. Di tengah jalan, ia bertemu
seorang anak laki-laki yang bertanya mengapa ia menangis. Setelah mendengar ceritanya,
anak laki-laki itu menggandeng tangannya dan berkata, “Ayo ikut aku.”

Maka berjalanlah mereka beriringan. Ternyata mereka kembali ke istana. Sampai di gerbang,
si anak desa sudah khawatir. Namun, ia mendapati situasi yang berbeda. Para pengawal
menunduk. Tanpa berkata apa-apa mereka membukakan pintu, memberikan penyambutan,
lalu mempersilakan keduanya masuk. Sampai akhirnya mereka bertemu sang raja. Di depan
raja, si anak laki-laki berkata, “Ayah, perkenalkan, ini temanku. Ia sangat ingin bertemu
Ayah. Ayah mau kan berbincang dengannya?”

Gerbang surgawi, barangkali juga serupa pintu berpalang yang dijaga banyak pengawal. Dan,
di hadapan mereka, kita adalah warga biasa, yang tak bisa masuk begitu saja. Namun,
kondisinya akan berbeda saat kita tak datang sendiri ke sana. Apabila Yesus yang
menggandeng tangan kita, tak ada syarat diajukan (ayat 3). Sebaliknya, penyambutan
diberikan. Dan kita boleh menikmati keberadaan kita di sana. Ya, tak ada syarat lain untuk
masuk ke sana. Satu saja syaratnya: masuk bersama Yesus!

KUNCI GERBANG SURGA ADA DI TANGAN SANG ANAK KITA TAK BISA KE
SANA TANPA GANDENGAN TANGAN-NYA
Dream LoVeR
18-10-08, 07:43
Bacaan hari ini: Efesus 5:14-21
Ayat mas hari ini: Efesus 5:15
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 8-10

Saya mendapat puisi ini dari sebuah e-mail yang dikirim seorang teman di Jakarta: Sediakan
waktu untuk berpikir, itulah sumber kejernihan. Sediakan waktu untuk bermain dan bersantai,
itulah rahasia awet muda. Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju hidup bermakna. Sediakan waktu untuk
bermimpi, itulah yang membawa Anda ke bintang. Sediakan waktu untuk mencintai dan
dicintai, itulah hak istimewa dari Tuhan. Sediakan waktu untuk melihat sekeliling, waktu
Anda terlalu singkat untuk hidup dalam dunia Anda sendiri. Sediakan waktu untuk tertawa,
itulah musik bagi jiwa. Sediakan waktu bersama keluarga, itulah mutiara paling indah.
Sediakan waktu pribadi untuk di bersama Tuhan, itulah sumber kekuatan.

Ya, bagaimana hidup kita; apakah akan bermakna dan berguna, ataukah akan berlalu dengan
sia-sia tanpa arti, tergantung pada bagaimana kita mempergunakan waktu. Semua orang
dikaruniai jumlah waktu yang sama; 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 52 minggu setahun.
Tidak kurang, tidak lebih. Dengan waktu yang sama itu, ada orang yang bisa berkarya besar
bagi Tuhan dan sesamanya, tetapi ada juga orang yang “nol besar” alias tidak berkarya apa-
apa selama hidupnya. Pangkalnya terletak pada pengelolaan waktu.

Rasul Paulus membedakan orang arif dengan orang bebal dari cara hidupnya. Cara hidup
seseorang selalu berkenaan dengan cara ia menggunakan waktunya. Tergolong yang
manakah kita? Orang arif atau orang bebal?

WAKTU TIDAK AKAN TERULANG, SEKALI BERLALU SELAMANYA BERLALU


PERGUNAKAN WAKTU SEBAIK-BAIKNYA DAN SEBENAR-BENARNYA
Dream LoVeR
19-10-08, 10:28
Bacaan hari ini: Yohanes 3:22-36
Ayat mas hari ini: Yohanes 3:30
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 11-14

Nama Tenzing Norgay tidaklah sepopuler Sir Edmund Hillary. Padahal, Norgay ada-lah
orang yang mendampingi dan bersama Hillary menaklukkan Mount Everest. Ia adalah
penduduk asli yang berprofesi sebagai pemandu jalan bagi Hillary. Setelah pendakian yang
monumental itu, nama Hillary menjadi terkenal ke seluruh dunia. Ia pun diingat dan dikenang
sebagai orang pertama yang menaklukkan Mount Everest. Kecewakah Norgay? Tidak. Dalam
sebuah wawancara ia berkata, “Andai menjadi orang kedua yang menaklukkan Everest
adalah hal yang memalukan, saya akan menanggungnya.” Norgay sadar betul ia hanyalah
pemandu. Tugas utama seorang pemandu adalah mengantar orang tiba di tempat tujuan. Apa
yang dicapai setelah itu bukanlah “bagiannya”.

Sama dengan sikap yang dihidupi oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes sadar betul bahwa
dirinya hanyalah seorang utusan; pembawa berita. Bukan berita itu sendiri. Tugasnya adalah
membuka jalan bagi Sang Mesias (ayat 28). Kepada murid-muridnya yang bertanya, ia
menjawab, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ayat 30).

Begitulah prinsip dasar pelayanan kristiani: menjadikan Tuhan, yang kita junjung dan layani,
semakin dimuliakan dan diingat. Pelayanan bukan untuk “membesarkan” nama kita, sebab
kita ini hanyalah alat; entah sebagai pendeta, guru Sekolah Minggu, aktivis gereja, atau apa
pun. Justru kalau karena pelayanan kita, orang malah lebih mengingat dan mengagumi kita,
pasti ada yang salah. Sebab itu berarti kita telah mengambil apa yang bukan hak kita

TUJUAN PELAYANAN ADALAH MENJADIKAN TUHAN NOMOR SATU BIARLAH


KITA TETAP ”DI BELAKANG”
Dream LoVeR
20-10-08, 06:23
Bacaan hari ini: Efesus 6:1-4
Ayat mas hari ini: Efesus 4:29
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 15-17

Banyak konflik orangtua dan anak dibingkai oleh kata-kata: “Bapak Ibu itu kuno!” Atau,
“Anak zaman sekarang tidak tahu menghormati orangtua, beda dengan zaman kami dahulu”.
Begitulah yang kerap terjadi dalam banyak rumah tangga. Lalu bagaimana ketegangan seperti
ini mesti dikelola?

Paulus berpesan agar orangtua mendidik anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan serta
bertindak sedemikian rupa agar anak paham yang mereka terima meru-pakan ekspresi kasih
semata. Bisa jadi ajaran dan nasihat mengambil bentuk yang tegas, tetapi tak pernah
ketegasan itu keluar dari hati yang membenci. Sebaliknya, anak diminta menghormati
orangtuanya, bukan hanya agar si anak beruntung (“supaya lanjut umurmu”, ayat 3). Anak
perlu taat kepada orangtua yang hidup dalam Tuhan karena ini merupakan sebuah perintah;
suatu keharusan! Namun, ingat juga pesan Paulus, “taatilah orangtuamu di dalam Tuhan”.
Artinya, perspektif ketaatan pada orangtua mesti berpusatkan kepada Tuhan. Nilai-nilai
ketuhanan itulah yang menjadi dasar ketaatan anak terhadap ayah dan ibunya.

Bisa saja orangtua berbuat salah, bahkan jahat. Terhadap kasus seperti ini, anak tentu harus
lebih memegang kebenaran sebagai ekspresi imannya kepada Tuhan sebagai sumber segala
kebenaran. Sekalipun demikian, janganlah orangtua diabaikan. Mereka tetap layak menerima
hormat. Semoga sebagai anak, kita selalu menghargai orangtua dengan hati yang hormat,
bukan dengan hati yang merasa “lebih” lalu meremehkan bahkan menihilkan orangtua sendiri

JIKA DAMAI YANG ANDA INGINKAN MULAILAH DARI KELUARGA ANDA—


BUNDA TERESA
Dream LoVeR
21-10-08, 05:40
Bacaan hari ini: Markus 7:24-30
Ayat mas hari ini: Markus 7:26
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 18-21

Sebagai orangtua kristiani, kita memiliki kewajiban yang tak boleh dilupakan. Apakah itu?
Berdoa untuk anak-anak kita! Dalam buku How to be a Good Mom, dikupas tentang
pentingnya orangtua berdoa untuk anak-anaknya. Doa untuk anak-anak sungguh merupakan
sesuatu yang penting dan tak dapat diabaikan!

Pokok doa pertama tentu kita berdoa untuk kehidupan rohani anak-anak. Berdoa agar mereka
semakin mengenal Allah lebih dalam lagi. Dengan doa, anak-anak kita akan menjadi anak-
anak yang takut akan Tuhan. Ketika itu terjadi, tanpa harus kita awasi dengan ketat pun
mereka dapat menjadi anak yang bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri. Pokok doa
selanjutnya, kita berdoa untuk perkembangan fisik dan mental mereka. Ada begitu banyak
anak memiliki gambar diri yang rusak. Sulit menerima diri sendiri. Mereka mungkin minder,
penuh sikap negatif, dan pesimis. Melalui doa, mintalah Allah membuat terobosan-terobosan
baru dalam hidup mereka, sehingga hidup mereka diubahkan. Masih banyak yang perlu kita
doakan. Berdoa untuk komunitas dan pergaulan anak-anak kita; untuk calon pasangan hidup
mereka kelak; untuk kesehatan mereka; untuk studi atau aktivitas-aktivitas yang dijalani;
untuk masa depan mereka; dan tentu masih ada banyak hal khusus yang bisa kita doakan.

Kita takkan pernah menjadi orangtua yang baik jika berhenti berdoa untuk anak-anak kita.
Dengan berdoa untuk anak-anak, berarti kita mengakui keterbatasan kita sebagai orangtua
dalam mendidik anak-anak. Dengan berdoa, kita mengizinkan Tuhan yang tak terbatas
menyatakan kebaikan-Nya kepada anak-anak kita

KITA TIDAK AKAN PERNAH MENJADI ORANGTUA YANG BAIK JIKA KITA
BERHENTI BERDOA UNTUK ANAK-ANAK KITA
Dream LoVeR
22-10-08, 07:30
Bacaan hari ini: Ayub 42:1-6
Ayat mas hari ini: Ayub 42:5
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 22-24

Emily hanyalah wanita biasa. Ketika mertuanya meninggal, suaminya diminta melan-jutkan
sebuah proyek raksasa pembangunan jembatan. Namun, di tengah proses pembangunan itu,
suaminya sakit—lumpuh, tuli, dan sulit berkomunikasi. Saat itulah, sang suami, dalam
keterbatasannya, mengajarkan berbagai hal mengenai pembangunan jembatan. Emily pun
menjadi asisten utama suaminya dan berusaha belajar teknik pembangunan sendiri. Pada
1870, sebuah jembatan sepanjang 1.825 meter terbentang kokoh di atas East River. Jembatan
tersebut menghubungkan Brooklyn dan Manhattan di Amerika Serikat. Itulah Brooklyn
Bridge, yang berhasil dituntaskan pembangunannya oleh Emily Warren Roebling. Pencobaan
kerap membawa kita naik satu tingkat lebih tinggi. Melalui masalah, tidak jarang kita
bertemu dengan kemampuan-kemampuan kita yang tidak terduga; belajar tentang arti
pentingnya kasih, semangat kekeluargaan, makna persahabatan sejati, dan yang tak kalah
penting, merasakan pengalaman penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Itulah yang dialami Ayub. Ia harus menghadapi kenyataan bahwa segala yang ia miliki hilang
lenyap. Namun, Allah menuntun Ayub melewati setiap lembah yang penuh duka dan
kepedihan. Dan, ketika semuanya berlalu, Ayub mendapatkan pengalaman berharga. Ia
mengalami sendiri penyertaan Allah. Katanya, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar
tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (ayat 5).

Mungkin Anda tengah dalam pergumulan berat. Jangan putus asa. Tuhan punya rencana yang
besar dalam hidup Anda

SIKAPI PENCOBAAN DENGAN IMAN MAKA ITU AKAN MEMBAWA KITA LEBIH
DEKAT DENGAN TUHAN
Dream LoVeR
23-10-08, 06:34
Bacaan hari ini: Lukas 18:9-14
Ayat mas hari ini: Roma 12:15
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 25-28
Ketika muridnya bertanya tentang ucapan yang paling disesalinya, sang guru yang bijaksana
menjawab, “Saat saya berkata: Syukurlah bukan saya!”. “Mengapa begitu, Guru?” tanya
muridnya lagi. Sang guru lalu bercerita, “Suatu hari, seorang tetangga mengabarkan bahwa
terjadi kebakaran hebat di desa saya. Sebagian besar rumah di sana habis terbakar. Rumah
saya selamat. Saat itulah saya spontan berkata, ’Syukurlah!’ Itulah kalimat yang paling saya
sesali, sebab bagaimana mungkin saya bisa mensyukuri keuntungan diri sendiri di atas
kesusahan orang lain?”

Tidak salah kita bersyukur karena terhindar dari sebuah kejadian buruk. Akan tetapi, menjadi
salah kalau kemudian kita mengabaikan orang lain yang tertimpa kejadian buruk itu. Tidak
bersimpati kepada orang yang mendapat kemalangan, karena sibuk mensyukuri
keberuntungan diri sendiri. Dalam kasus lain, hal ini mirip dengan sikap orang Farisi dalam
perumpamaan Tuhan Yesus. Ia bersyukur karena “tidak seperti orang-orang lain yang
berdosa” (ayat 11).

Sebagai orang kristiani kita dipanggil untuk hidup dalam kasih Kristus. Salah satu aspek dari
kasih Kristus adalah simpati. Simpati berasal dari kata Yunani syn artinya bersama dengan
(together with), dan paskhein artinya mengalami, menderita (to experience, to suffer). Jadi,
simpati adalah kesediaan untuk keluar dari perhatian ter-hadap kesenangan diri sendiri
dengan turut merasakan kesusahan orang lain. Lawan dari simpati adalah antipati. Senang
melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Itu bukan sikap kristiani

JANGAN BERGEMBIRA DI ATAS KEBURUKAN DAN KESUSAHAN ORANG LAIN


Dream LoVeR
24-10-08, 06:43
Bacaan hari ini: Keluaran 14:9-14
Ayat mas hari ini: Keluaran 14:13
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 1-3

Ada saat kita mengalami situasi “maju kena mundur kena”. Jalan yang ada di depan seolah
buntu, tetapi untuk mundur juga tidak bisa. Jadinya serbasalah. Misalnya, bertetangga dengan
orang sulit dan terus mencari-cari masalah. Capek hati rasanya. Namun, mau pindah rumah
juga tidak gampang. Atau, teman-teman di kantor yang menjengkelkan. Kita merasa sangat
tertekan. Sudah mencoba mencari tempat kerja baru, tetapi tidak kunjung dapat.

Umat Israel dalam bacaan kita juga mengalami hal yang serupa. Mereka baru keluar dari
perbudakan di negeri Mesir. Akan tetapi, rupanya Firaun tidak rela melepas mereka
(Keluaran 14:5). Lalu mengejar dengan bala tentaranya. Keadaan umat Israel terjepit. Di
depan Laut Teberau, sedangkan di belakang tentara Mesir. Mereka ketakutan (ayat 11). Musa
mengingatkan mereka agar jangan takut, berdiri tetap, dan berfokus pada penyertaan Tuhan
(ayat 13). Akhirnya mereka selamat sampai di seberang (Keluaran 14:30).

Langkah pertama menghadapi keadaan sulit adalah: jangan takut. Sebab bukan saja tidak
akan menolong, rasa takut juga malah bisa melumpuhkan; membuat kita tidak bisa berbuat
apa-apa. Kedua, berdiri tetap dalam iman. Biasanya dalam keadaan tertekan orang mudah
sekali tergoda mengambil jalan pintas; asal segera keluar dari masalah, lalu menghalalkan
segala cara. Padahal sikap demikian biasanya malah semakin menjerumuskan. Ketiga,
berfokus pada kasih dan penyertaan Tuhan. Jalani hidup ini seberat apa pun dengan
penyerahan diri dan pengharapan. Tuhan akan bertindak

TUHAN AKAN BUKA JALAN, SAAT TIADA JALAN KUNCINYA TETAP BERFOKUS
KEPADA-NYA DAN TEGUH DALAM IMAN
Dream LoVeR
25-10-08, 11:42
Bacaan hari ini: Markus 12:41-44
Ayat mas hari ini: Markus 12:41
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 4-7

Kata tulus (dalam bahasa Inggris sincere) berasal dari dua kata Latin: sine (tanpa) dan cere
(lilin). Dulu, para tukang kayu biasa melapisi akhir perabot yang hendak dijual. Jika ada
lubang atau pekerjaan si tukang yang kurang halus, cacat itu ditutupi dengan lilin, sehingga
tampak halus dan layak dijual. Namun selang beberapa waktu, panas matahari akan
melelehkan lilin itu dan menampakkan kondisi sesungguhnya. Itu sebabnya tukang kayu yang
hendak menjaga integritasnya dalam melayani pelanggan akan memberi tanda SINE CERE
(tanpa lilin) pada produknya. Ia hendak menjamin pro-duk buatannya asli dan tanpa tipuan.

Orang-orang kaya memberi banyak persembahan di Bait Suci (ayat 41); dan sangat mungkin
itu membuat mereka tampak penting dan berjasa. Akan tetapi itu tak membuat Yesus
terkesan. Ya, bukankah Dia terlalu kaya, sehingga sesungguhnya Dia tak membutuhkan uang
atau pelayanan manusia? Tak ada gunanya manusia memberi banyak, jika di dalam hati tak
ada kasih kepada Allah. Itu sebabnya nilai terbesar justru diberikan kepada dua peser seduit
yang dibawa si janda miskin, ketika tanpa banyak bicara ia membawa seluruhnya yang ia
punya kepada Allah (ayat 44)!

Sia-sialah kita memberi banyak dalam pelayanan—memberi persembahan, menjadi aktivis


gereja, mengambil banyak porsi dalam pelayanan—jika di dalam hati kita ingin dilihat atau
dianggap penting atau hebat. Cahaya kemuliaan Allah bersinar seperti mata-hari yang
melelehkan lilin, sehingga apa pun kondisi hati kita, dapat Dia ketahui. Adakah hati kita
sudah bertanda SINE CERE saat melayani Dia—tanpa motivasi yang salah atau tipuan apa
pun?

LAKUKANLAH SETIAP PELAYANAN DENGAN TULUS DAN SETIA INGATLAH,


YESUS MEMERHATIKAN HATI KITA
Dream LoVeR
26-10-08, 07:00
Bacaan hari ini: Galatia 1:6-10
Ayat mas hari ini: Galatia 1:6,7
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 8-10

Dalam acara orientasi di sebuah universitas, para peserta terpaksa menahan haus karena
dilarang minum selama kegiatan berlangsung. Namun, panitia telah menyediakan seember air
di sana. Karena itu, begitu acara selesai, para peserta segera menyerbu ember tersebut dan
meminumnya tanpa memeriksa apakah air itu layak untuk diminum. Akibatnya, para senior
memarahi mereka karena tidak berhati-hati. Ternyata, ini adalah cara panitia untuk
mengajarkan tentang sikap berhati-hati.

Sikap berhati-hati semacam ini pula yang dinasihatkan Rasul Paulus. Saat itu, jemaat Galatia
sedang menghadapi isu pengajaran sesat. Banyak pihak berusaha mengacaukan atau
memutarbalikkan Injil (ayat 7). Jadi, Paulus menasihati mereka untuk tidak menerima begitu
saja segala pengajaran baru yang mereka terima. Caranya dengan membandingkan hal baru
tersebut dengan pengajaran yang telah mereka terima dari Paulus (ayat 8).

Sebagai orang percaya zaman ini, berbagai “pengajaran baru” juga menggempur kita. Isunya
mungkin seputar ketuhanan Yesus, kebangkitan Yesus, mukjizat, keselamatan, Alkitab, dan
lain-lain. Sumbernya bisa melalui buku yang kita baca, media massa yang membawa banyak
berita, atau bahkan dari khotbah di gereja. Dan itu membuat kita ragu atau goyah. Dalam
kondisi demikian, ingatlah nasihat Paulus: periksalah setiap ajaran tersebut dengan
membandingkannya pada pengajaran mula-mula (yang sekarang tertulis di Alkitab). Itu
sebabnya kita wajib mempelajari Alkitab dan mengerti segala kebenarannya, agar sanggup
menguji setiap ajaran yang datang dan tak tersesat dalam perjalanan

ALKITAB ADALAH SATU-SATUNYA STANDAR KEBENARAN AJARAN IMAN


KITA
Dream LoVeR
27-10-08, 06:03
Bacaan hari ini: Filemon 8-19
Ayat mas hari ini: Filemon 11
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 11-13

Suami istri itu hampir bercerai karena cekcok terus. Kepada pendeta, sang suami menyatakan
kekesalannya. “Saya jengkel sekali! Setiap kali bertengkar, istri saya selalu mengungkit lagi
kesalahan saya di masa lalu. Satu per satu. Akibatnya pertengkaran menjadi semakin seru.
Kami meributkan kembali masalah yang sudah diselesaikan.”

Mengungkit kesalahan masa lalu adalah kebiasaan buruk. Itu tandanya kita tidak mau
memandang orang lain secara baru. Kita memberi stempel: “sekali begitu, tetap begitu.” Ini
membuat orang frustrasi. Bacaan kita hari ini mengisahkan ada seorang tuan bernama
Filemon. Ia mempunyai budak bernama Onesimus. Budak ini pernah mencuri barang tuannya
lalu lari dari rumah. Tentu saja Filemon sangat marah. Di tengah pelariannya, Onesimus
berjumpa dengan Paulus. Tuhan bekerja. Budak ini bertobat dan menerima Kristus. Hidupnya
diubahkan. Paulus lantas meminta Onesimus balik kepada tuannya. Karena Paulus kenal
dekat dengan Filemon, ia mengirim sepucuk surat. Isinya meminta agar Filemon bisa
memandang Onesimus se-cara baru, menerimanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan
sebagai saudara seiman. Jangan ungkit lagi kesalahannya, sebab Onesimus sudah berubah.

Tampaknya, kita harus belajar mengampuni seperti Kristus. Dia mengampuni secara tuntas.
Dia tak pernah mengungkit lagi dosa kita di masa lalu. Ketika mengampuni, Yesus
membuang atau mengubur dosa kita. Di hadapan-Nya kita menjadi manusia baru. Bukankah
kita harus mengampuni orang lain, sama seperti Kristus meng-ampuni kita?

ORANG YANG TERUS MENGUNGKIT KESALAHAN MASA LALU MEMPERSULIT


TERJADINYA PEMBARUAN DI MASA DEPAN
aisuru_ei
27-10-08, 14:47
thx om, cek kulkas :hihi:
Dream LoVeR
28-10-08, 02:43
Bacaan hari ini: Yeremia 42:1-22, 43:1-7
Ayat mas hari ini: Yeremia 42:3
Bacaan Alkitab Setahun: Markus 14-16

Banyak dari kita yang sering meminta pendapat dari orang lain ketika sedang bingung.
Namun, harus diakui, terkadang sebelum mendengar pendapat mereka pun, kita sudah punya
rencana sendiri. Dengan demikian, yang terjadi adalah kita sekadar mencari persetujuan atas
rencana kita. Dalam beberapa kasus, sikap ini mungkin dapat dipahami mengingat semua
penda-pat tersebut adalah pendapat manusia yang bisa salah. Namun, kalau sikap ini kita
bawa juga ketika meminta pendapat dari Tuhan, seperti yang kita temukan dalam bacaan
Alkitab hari ini, tentu menjadi salah.

Saat itu Yohanan, Azarya, dan sisa rakyat Kerajaan Yehuda berencana pergi ke Mesir untuk
lari dari tentara Babel (41:17). Akan tetapi, sebelum berangkat, mereka meminta petunjuk
Tuhan tentang rencana ini. Ternyata Tuhan berpendapat lain dan menyuruh mereka untuk
tidak pergi. Sulit bagi mereka untuk menerima petunjuk Tuhan, yakni agar mereka tetap di
Yehuda, sehingga mereka tidak mau mendengarkan suara Tuhan dan tetap pergi ke Mesir.

Kita boleh datang kepada Tuhan dengan rencana kita dan meminta pendapat-Nya. Namun,
kita harus siap kalau Tuhan menyatakan bahwa rencana tersebut harus diubah sesuai
kehendak-Nya. Hal ini kerap kali memang tidak mudah, sebab rencana-Nya kadang tampak
berat. Kadang kita bisa lihat bahwa akan ada pengorbanan yang akan kita tanggung. Mungkin
itu berbentuk tak tergapainya ambisi pribadi, cibiran dari orang lain, dan sebagainya. Akan
tetapi, kalau kita mau yang terbaik, tidak bisa tidak, rencana-Nya itulah yang harus kita ikuti

BILA KITA MEMINTA PETUNJUK DARI TUHAN BERSIAPLAH UNTUK


MENAATINYA
Dream LoVeR
29-10-08, 05:04
Bacaan hari ini: Mazmur 90:1-12
Ayat mas hari ini: Mazmur 90:12
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 1-4
Pak Permana meninggal dunia,” kata teman saya di telepon. Saya terkesiap. Dua hari lalu
saya sempat bertemu dengan Pak Permana. Masih segar bugar. Kami ngobrol ngalor-ngidul,
sambil bersenda gurau dan tertawa-tawa. Tidak ada tanda-tanda sedikit pun hidup Pak
Permana akan sesingkat itu. Rupanya, Pak Permana terkena serangan jantung. Sehabis
bermain tenis, ia mengeluh dadanya sakit. Lalu, tidak lama sesudah itu ia pingsan. Dalam
perjalanan ke rumah sakit, ia mengembuskan napasnya yang terakhir.

Begitulah hidup. Sangat ringkih. Bisa dibilang, kita ini berada di bawah bayang-bayang
kematian. Setiap saat kita bisa dijemput oleh kematian. Kapan saja dan di mana saja. Tidak
saja ketika usia kita sudah uzur atau ketika tubuh sakit-sakitan. Namun juga saat kita “masih”
di usia muda, berada di puncak karier, dan di saat tubuh kita sehat. Kematian tidak pandang
bulu; tidak pandang usia; tidak pandang situasi dan kondisi kita. Pemazmur bahkan
mengibaratkan hidup kita ini seperti rumput; yang di waktu pagi berkembang dan bertumbuh,
akan tetapi di waktu petang ia sudah lisut dan layu (ayat 5,6).

Lalu bagaimana? Apakah kita pasrah dan pasif saja menjalani hari-hari, sekadar untuk
menunggu kematian datang? Tidak. Kesadaran bahwa kita bisa kapan saja dijemput kematian
seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Soal
kapan pun kematian itu datang menjemput, kalau kita sudah berusaha hidup bijak dan bajik di
dalam Tuhan, kita akan menghadapinya dengan tenang. Untuk itu, kuncinya adalah berjaga-
jaga senantiasa

YANG PENTING BUKAN KAPAN KITA MATI TETAPI BAGAIMANA KITA HIDUP
rakemiel
29-10-08, 06:40
gw baru tau disini ada renungan harian... boleh ngikut baca ya?
Dream LoVeR
30-10-08, 02:49
Bacaan hari ini: Keluaran 3:1-6
Ayat mas hari ini: Keluaran 3:4
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 5-7

Henri Dunant adalah bankir kaya. Suatu hari, pemerintah Swiss mengutusnya menemui
Napoleon di Paris untuk urusan bisnis. Namun, Napoleon sedang berperang di Italia. Jadi,
Dunant menyusulnya ke medan perang. Di situ ia terhenyak melihat kekejaman perang.
Mayat manusia berserakan di ladang. Gereja penuh orang yang luka berat. Berminggu-
minggu Dunant ikut membantu dokter merawat mereka. Sepulangnya ke Swiss, ia depresi.
Bayangan kekejaman perang terus menghantui. Ia yakin Tuhan ingin dirinya berbuat sesuatu.
Lalu Dunant mendirikan Palang Merah Internasional, yang sampai kini telah menolong jutaan
orang di medan perang.

Perjalanan Dunant ke Italia sepertinya salah jalan. Menyimpang dari rencana semula. Namun,
justru di situ Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Sama seperti pengalaman Musa. Tiap hari ia
mengikuti rute yang sama ketika menggembalakan domba-domba. Namun suatu hari, ketika
melihat semak duri yang menyala, ia memutuskan untuk berhenti sejenak. Keluar dari jalur
rutin. “Menyimpang ke sana untuk memeriksanya.” Di situlah ia mengalami perjumpaan
dengan Tuhan yang mengubah arah hidupnya. Saat itulah Tuhan menyatakan kehendak-Nya

Orang bilang, hidup harus terencana. Jadi, kita pun membuat rencana tahunan, bulanan,
sampai jadwal harian, dan berusaha menurutinya. Tak ada yang salah dengan itu. Namun,
jika situasi membuat kita harus menyimpang dari rencana semula, jangan panik atau marah.
Bisa jadi saat itu Tuhan ingin menyatakan kehendak dan rencana-Nya yang berbeda dengan
rencana kita. Belajarlah untuk peka!

BAGI ORANG BERIMAN TAK ADA ISTILAH ”SALAH JALAN” SEBAB KE MANA
PUN IA PERGI, TUHAN ADA DI DEPAN
Dream LoVeR
31-10-08, 06:22
Bacaan hari ini: Bilangan 9:15-23
Ayat mas hari ini: Mazmur 37:23,24
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 8-11

Kompas adalah penunjuk arah yang telah sangat menolong para penjelajah dunia. Namun
sekarang banyak orang lebih suka menggunakan GPS (Global Positioning System), yakni
sebuah instrumen interaktif yang dioperasikan lewat satelit dan berisi informasi peta
perjalanan. Jika kita mengerti cara membaca petunjuk GPS tersebut, kita tidak mungkin
tersesat. Alat canggih ini akan memberi tahu kita ke mana arah yang harus dituju. Betapa
indahnya bila kita memiliki sebuah “GPS kehidupan” di sepanjang perjalanan kita di dunia
ini.

Umat Tuhan mengalami kehadiran dan penyertaan Tuhan lewat “GPS istimewa” yang tak
akan terulang dalam sejarah manusia—tiang awan (ayat 16). Melebihi akal. Tuhan menjamin
bahwa mereka takkan pernah tersesat saat menuju tanah perjanjian. Syaratnya hanyalah
mengikuti jadwal perjalanan tiang awan yang Tuhan sediakan. Saat itu, umat pilihan tidak
tahu apa yang terjadi di luar lingkup perkemahan mereka. Namun, Tuhan Allah tahu benar
kapan mereka harus berangkat dan berjalan. Jadi, umat Tuhan menempuh perjalanan dengan
iman bahwa petunjuk tiang awan pasti benar, sebab itu berasal dari Tuhan (ayat 22, 23).

Sampai sekarang pun, sebetulnya Tuhan senantiasa memberi penunjuk arah bagi kita. Ada
sebuah “GPS rohani” bagi setiap kita dalam menjalani hidup. Masalahnya, apakah kita peka
terhadapnya, hingga kita cukup cakap untuk “membacanya”? Agar kita memiliki kepekaan
atas arah yang ditunjukkan, kita perlu memiliki kedekatan pribadi dengan Tuhan. Hanya
dengan demikian “GPS rohani” kita tetap berjalan

HIDUP ADALAH PERJALANAN PANJANG TANPA PENUNJUK ARAH YANG PASTI


KITA SANGAT MUDAH TERSESAT
Dream LoVeR
02-11-08, 01:13
Bacaan hari ini: Matius 21:18-22
Ayat mas hari ini: Matius 21:19
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 15-18

Seorang teman bercerita bahwa selama ini ia rajin menyikat gigi. Sejak kecil ibunya telah
membiasakan dirinya untuk menyikat gigi paling sedikit dua kali sehari. Namun suatu hari,
tiba-tiba giginya terasa ngilu dan berdarah. Ia pun pergi ke dokter dan dari pemeriksaan ia
baru tahu bahwa selama ini caranya menyikat gigi salah. Sekilas dari luar giginya memang
sehat, tetapi di dalam ternyata ada beberapa bagian yang keropos. Itu berarti, rajin saja tidak
cukup, tetapi perlu diiringi dengan cara-cara yang benar.

Begitu juga dalam kehidupan rohani kita. Selama ini kita mungkin rajin beri-badah di gereja,
rajin berdoa, rajin berpuasa, dan sebagainya. Namun, kita tetap merasa “kosong”, tidak
merasakan sukacita dan damai sejahtera di dalam hati. Orang-orang lain yang melihat hidup
kita dari luar mungkin mengenal kita sebagai “orang baik”. Sayangnya, kita sendiri malah
merasakan yang sebaliknya. Jika ini yang terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dalam cara
kita menjalani kehidupan rohani. Mungkin motivasi kita selama ini sudah keliru, atau pema-
haman dan cara-cara kita melaksanakannya yang salah.

Itulah yang terjadi pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka rajin melaksanakan
kewajiban keagamaan, bahkan aturan demi aturan mereka jalankan dengan sangat ketat,
sehingga dari luar mereka tampak sebagai orang-orang saleh. Namun, di mata Tuhan Yesus
ternyata kondisi mereka sebenarnya tidak demikian. Mereka tidak lebih seperti pohon ara
yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah. Kerajinan mereka tidak ada artinya. Bagaimana
dengan kita?

KERAJINAN DALAM BERIBADAH TANPA DIIRINGI KETULUSAN DAN


KERENDAHAN HATI ADALAH NOL BESAR
Dream LoVeR
04-11-08, 05:27
Bacaan hari ini: Markus 14:43-52
Ayat mas hari ini: Markus 14:52
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 22-24

Memberikan kritik kepada orang lain selalu lebih mudah dilakukan daripada mengkritik diri
sendiri. Yah, “selumbar” di mata orang lain mudah terlihat, semen-tara “balok” di mata
sendiri tidak. Oleh sebab itu, orang yang mampu melakukan otokritik (kritik atas diri sendiri)
pastilah seorang yang berjiwa besar.

Injil Markus ditulis dengan semangat otokritik yang berani. Dialamatkan kepada orang
kristiani, tetapi juga ditulis untuk mengkritik para pemimpin kristiani. Kita dapat melihatnya
dari bagaimana Injil ini menceritakan murid-murid Yesus, yang notabene adalah para rasul,
yaitu pemimpin Gereja. Kelemahan para pemimpin itu “ditelanjangi” dengan sangat jujur.
Termasuk tatkala mereka semua “melarikan diri” waktu Yesus ditangkap di Taman
Getsemani. Memalukan, tetapi nyata. Markus benar, tindakan memalukan para pemimpin—
termasuk para pemimpin kristiani—masih terus ada dan terjadi sampai sekarang. Untuk itu,
harus ada yang berani mengkritiknya demi perbaikan. Namun, yang luar biasa adalah Markus
bukan hanya mengkritik para seniornya, tetapi juga mengkritik dirinya sendiri. Bahkan lebih
tajam! Jika para murid “melarikan diri”, ia adalah pemuda yang “lari dengan telanjang”.
Sebenarnya pemuda itu adalah dirinya sendiri! Jadi, di sini seolah-olah Markus berkata,
“Mereka semua lari meninggalkan Yesus, lebih-lebih aku sendiri!” Sebuah otokritik yang
pantas dihargai.

Apakah kita adalah orang kristiani yang bertumbuh dewasa? Salah satu takaran untuk
mengukur kedewasaan iman kita adalah kesediaan diri untuk melakukan otokritik. Maukah
kita?

JUJUR ARTINYA BERSEDIA MENGAKUI KEBENARAN DAN KESALAHAN BAIK


PADA ORANG LAIN MAUPUN PADA DIRI SENDIRI
aisuru_ei
04-11-08, 09:34
makasih ya om :thumbup:
Dream LoVeR
05-11-08, 05:07
Bacaan hari ini: Daniel 1
Ayat mas hari ini: Daniel 1:8
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 1-4

Apakah arti sebuah nama?” demikian Shakespeare berkata. Namun, semes-tinya pertanyaan
itu bisa dijawab; betapapun sederhana, sebuah nama pasti me-miliki makna. Nama menjadi
sebuah tanda, harapan, janji, atau yang lain. Nama “Daniel” berarti “Tuhan adalah hakimku”.
Dan pemuda Yahudi yang turut diangkut ke pembuangan di Babel ini, telah sungguh-
sungguh hidup sesuai makna namanya.

Sejak muda ia telah begitu karib dengan Tuhan. Jadi, bersama beberapa orang, ia terpilih
menjadi pegawai raja. Sebuah status elite bagi orang buangan. Meskipun demikian, ini tidak
membuat Daniel “besar kepala”. Ia tetap sadar siapa dirinya. Sebagai pegawai raja, ia perlu
menganalisa keadaan dan membuat banyak pilihan (ayat 8) sambil tetap membuka diri pada
kemungkinan-kemungkinan bahwa pilihannya bisa jadi keliru (ayat 12-18). Di situlah ia me-
ngandalkan Allah yang adalah hakimnya, yang dapat menolongnya mengambil keputusan
yang benar. Ya, ia kerap dihadapkan pada situasi-situasi pelik di mana ia harus memilih dan
memutuskan sikap—memilih makanan, mengartikan mimpi, membaca tulisan di dinding,
menyerahkan diri pada keadilan Allah ketika di gua singa. Dan dalam segala situasi itu, ia
membuat pilihan-pilihan yang penuh integritas dan berdasarkan petunjuk Tuhan.

Daniel mengajar kita bahwa integritas kita akan lulus uji jika kita memiliki iman yang terus
membuka diri kepada Allah dalam segala aspek kehidupan. Jika seluruh hidup dan hati kita
terarah kepada Allah, maka hidup kita akan semakin mantap dan pasti dapat menjawab segala
tantangan zaman
APABILA TUHAN ADALAH HAKIMKU SEGALA KEPUTUSAN DAPAT KUAMBIL
DENGAN HATI TEGUH
aisuru_ei
06-11-08, 09:27
ko haini blm ada :mana:
Dream LoVeR
06-11-08, 09:43
maaf kesiangan...

----------------------------------

Bacaan hari ini: Matius 25:14-30


Ayat mas hari ini: Matius 25:26
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 5-7

Seorang gadis Jepang bermaksud bunuh diri dengan cara terjun dari gedung yang tinggi.
Anehnya, sebelum bunuh diri ia menelepon seorang reporter televisi. Sang reporter diminta
merekam adegan bunuh diri tersebut dan menayangkannya di siaran berita. Celakanya,
reporter itu setuju. Bersama seorang juru kamera, ia merekam dan menayangkan adegan
bunuh diri tersebut. Tentu saja masyarakat heboh! Kedua orang itu dikecam karena tidak
mencoba mencegah sang gadis untuk bunuh diri. Namun, keduanya berkelit. “Apa salah
kami? Kami tidak melakukan apa-apa,” kata mereka.

Ya, kedua orang ini bersalah justru karena tidak berbuat apa-apa! Mereka punya kesempatan
untuk menyelamatkan nyawa, tetapi diam saja. Sama seperti perumpamaan hamba yang
diberi satu talenta. Ia dikecam tuannya bukan hanya karena ia malas, melainkan juga karena
ia “hamba yang jahat”. Padahal ia tidak melakukan tindak kriminal, misalnya mencuri talenta
itu. Sepeser pun tidak. Ia diberi satu talenta, lalu dikembalikannya juga satu talenta. Lantas,
di mana letak kejahatannya? Ia jahat justru karena tidak berbuat apa-apa. Dengan berdiam
diri, ia telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh tuannya. Ia potensial, tetapi
tidak produktif.

Setiap hari, Tuhan memberi kita kesempatan untuk berbuat sesuatu; mengembangkan bakat,
mengasihi sesama, melayani Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama. Sudahkah kita berbuat
sesuatu, melakukan bagian kita? Ataukah kita diam saja, membiarkan kesempatan berlalu
hari demi hari? Jangan abaikan setiap kesempatan. Itu adalah sebuah kejahatan

KITA BERDOSA BUKAN HANYA SAAT MELAKUKAN YANG SALAH TETAPI


JUGA SAAT TIDAK MELAKUKAN YANG BENAR
Dream LoVeR
08-11-08, 14:49
Bacaan hari ini: Keluaran 17:1-7
Ayat mas hari ini: Keluaran 17:7
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 11-14

Pada tahun delapan puluhan, pemerintah Indonesia mencanangkan program Listrik Masuk
Desa. Tujuannya supaya semua rakyat Indonesia, termasuk yang ada di pelosok, bisa
menikmati manfaatnya. Namun, ternyata bagi penduduk di sebuah desa di Jember, Jawa
Timur, harapan itu tinggal harapan. Sampai tahun dua ribuan awal, mereka masih belum
menikmati listrik. Adalah Sunarya yang mengubah semuanya. Dengan peralatan seadanya, ia
memanfaatkan sungai kecil yang melintasi desa itu untuk menggerakkan turbin sederhana
hasil rakitannya. Dari situ ia berhasil membuat sumber listrik alternatif yang kemudian
dipakai untuk menerangi rumah-rumah penduduk.

Sunarya memilih untuk tidak mengeluh. Daripada bersungut-sungut dan melancarkan protes
pada pemerintah, ia memilih mencari jalan keluar. Mandiri guna menemukan solusi.
Sayangnya, sikap demikian tidak dimiliki oleh bangsa Israel. Ketika mereka tidak
mendapatkan air saat berkemah di Rafidim, mereka datang kepada Musa; berkeluh kesah,
memprotes, dan marah. Dalam sekejap mereka lupa pada semua hal baik yang pernah Tuhan
lakukan bagi mereka. Lupa pada peristiwa Laut Teberau (Keluaran 14:15-31); lupa pada
peristiwa di Mara dan Elim (Keluaran 15:22-27); lupa pada peristiwa manna dan burung
puyuh (Keluaran 16:1-36).

Mengeluh dan bersungut-sungut tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru


menimbulkan masalah baru yang tidak perlu. Lebih dari itu, keluhan dan sungut-sungut
membuat mata rohani kita buta. Kita tidak lagi dapat melihat hal-hal baik yang telah Tuhan
berikan, sehingga kita lupa bersyukur dan mengabaikan potensi diri sendiri

JANGAN MENGELUH JIKA SAMPAH BERSERAKAN DI DEPAN KITA AMBIL


SAMPAH TERDEKAT DAN BUANGLAH KE TEMPATNYA
Dream LoVeR
10-11-08, 06:16
Bacaan hari ini: Roma 15:14-21
Ayat mas hari ini: Roma 10:14
Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 19-21

Kubilai Khan adalah kaisar terbesar dalam sejarah Mongolia setelah Jenghis Khan, kakeknya.
Pada abad ke-13, Kubilai Khan menerima kedatangan para pedagang Eropa. Setelah
berbincang, kaisar tertarik dengan iman kristiani. Jadi, ia meminta agar ada seratus misionaris
yang dikirim ke Mongolia untuk mengajar tentang Yesus. Namun, gereja di Eropa tak
merespons. Mereka terlalu sibuk dengan urusan internal gereja, sehingga hanya ada dua
misionaris yang dikirim, yaitu Nicholas dan William. Mereka pun tidak sampai ke Mongolia
karena tak tahan menghadapi situasi perang yang sedang terjadi di Asia Tengah. Mongolia
pun gagal dimenangkan bagi Kristus.

Kelalaian gereja pada masa lampau juga masih kerap terjadi pada zaman ini. Orang kristiani
terlalu sibuk dengan urusan internal gereja. Akibatnya, gereja makin tertutup terhadap dunia
di sekelilingnya karena “temboknya” semakin tinggi. Dan “tembok” itu membuat kita lupa
bahwa semestinya kita ini menjadi pembawa berita baik bagi mereka yang masih banyak
berdiri “di luar tembok”.

Kita mesti meneladani semangat pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Ia berusaha
membagikan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar nama Yesus (ayat 20).
Inilah yang semestinya menjadi kerinduan setiap gereja. Kiranya setiap gereja kita terus setia
melakukan hal ini. Urusan internal gereja memang tak dapat diabaikan, tetapi jika itu
membuat gereja berhenti memberita-kan Injil, perlahan-lahan gereja akan “mati” karena tak
memenuhi tugas yang diembannya. Apakah gereja tempat Anda beribadah adalah gereja yang
memberitakan Injil Kristus?

JIKA TEMBOK GEREJA MAKIN TINGGI BERARTI GEREJA GAGAL MENJADI


SAKSI
Dream LoVeR
11-11-08, 05:24
Bacaan hari ini: Pengkhotbah 11:1-6
Ayat mas hari ini: Pengkhotbah 11:6
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 1-4

Hidup ini penuh misteri—banyak hal tidak kita ketahui (ayat 5). Dan justru karena hidup
mengandung banyak misteri, Pengkhotbah mendorong para pembaca tulisannya agar berani
mengambil tindakan yang punya banyak kemungkinan hasil. “Taburkanlah benihmu pagi-
pagi hari dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau
tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik” (ayat
6).

Pengkhotbah tidak meminta kita agar menjadi orang-orang yang gila kerja. Ia hanya
mengingatkan bahwa kita ini sungguh tidak tahu apa-apa dan tak dapat memastikan hasil dari
setiap pekerjaan yang kita lakukan. Kita juga tak tahu bagaimana Allah akan berkarya.
Walaupun demikian, ketidaktahuan itu tak boleh membuat kita santai saja lalu masuk ke
“tempurung” masing-masing; tak bersemangat, tak rajin, dan loyo menghadapi hidup.
Sebaliknya, justru karena “ketidaktahuan” itu, kita digugah untuk menjadi rajin—”menabur
benih pagi-pagi ... janganlah memberi istirahat pada tanganmu”. Dan dengan hati teguh
(meskipun kita tidak tahu pasti tentang semua hal) serta rendah hati (karena kita beriman
pada Allah yang memahami segala misteri) kita harus terus tekun berusaha.

Pengkhotbah mendorong kita untuk sungguh-sungguh berjuang dalam hidup sekarang ini,
dan tidak terjatuh dalam perangkap lamunan ataupun penjara penyesalan yang hanya
membuang waktu kita. Dan kita tidak pernah berjuang sendiri, karena kita selalu ada dalam
pengawasan dan pemeliharaan Allah, Sang Jawaban dari semua ketidaktahuan kita
APABILA ORANG BERIMAN TAK MAU BERJERIH LELAH BAGAIMANA
IMANNYA AKAN BERBUAH?
Dream LoVeR
12-11-08, 21:02
Bacaan hari ini: Lukas 17:5,6
Ayat mas hari ini: IBRANI 11:30
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 5-7

Seberapa besar iman yang harus kita miliki? Bisa jadi inilah pertanyaan yang mendorong
para murid untuk meminta kepada Tuhan Yesus, “Tambahkanlah iman kami!” Dan, jawaban
yang mereka terima sangat mengejutkan, “Sekiranya kamu mempunyai iman sekecil biji
sesawi saja, kamu dapat berkata kepada po-hon ara ini: Tercabutlah engkau dan tertanamlah
di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu” (Lukas 17:6).

Biji sesawi tergolong biji-bijian yang sangat kecil. Diameter biji ini kurang lebih satu
milimeter, bahkan ada yang lebih kecil dari itu. Ada yang berwarna kekuningan, ada yang
kecoklatan, ada juga yang berwarna hitam. Begitu kecil ukuran biji sesawi ini, sehingga
orang bisa sangat sulit memegangnya. Dan biji sesawi yang sangat kecil ini justru dijadikan
“ukuran” oleh Tuhan untuk menunjukkan kekuatan iman yang besar.

Iman melewati batas-batas perhitungan akal. Apa yang menurut akal sulit, bahkan tidak
mungkin, bisa terjadi di dalam iman. Tembok Yerikho menjadi bukti betapa kekuatan iman
mampu meruntuhkan tembok (Yosua 6:1-27). Akal sehat kita tentu akan sangat sulit
membayangkan tembok yang kokoh dan kuat itu runtuh, tetapi iman memungkinkan segala
sesuatu terjadi. Karena itu, jangan berkecil hati jika kita tengah menghadapi “jalan buntu”;
kesulitan dan hambatan bertumpuk di depan kita seolah-olah mustahil dilampaui. Jangan
undur. Tetaplah berpaut pada iman, sebab di dalam iman selalu ada pengharapan akan adanya
jalan keluar. Kadang-kadang hal itu dapat terwujud dengan cara dan waktu yang sama sekali
tidak terduga. Sungguh

APA YANG TIDAK MUNGKIN BAGI AKAL MUNGKIN BAGI IMAN


Dream LoVeR
13-11-08, 00:55
Bacaan hari ini: Matius 13:24-30
Ayat mas hari ini: Matius 13:29
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 8-10

Gandum dan lalang adalah dua tanaman yang sangat mirip, tetapi sebenar-nya sangat
berbeda. Gandum adalah makanan pokok yang sangat berguna bagi manusia, sedangkan
lalang sama sekali tidak berguna. Bahkan lalang lebih banyak menyerap sari makanan dari
tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum. Sayangnya lalang dan gandum baru
dapat dibedakan ketika bulir-bulir-nya ke-luar. Dan, lalang yang dicabut sebelum waktunya
bisa membuat gandum turut tercabut. Satu-satunya cara memisahkan lalang dan gandum
adalah de-ngan menunggunya sampai saat menuai tiba.

Seumpama lalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini
bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik. Tuhan
mengasihi seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih
memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat, juga memberi kesempatan kepada
yang baik untuk terus bertumbuh dalam ketaatan pada firman Tuhan. Justru dengan adanya
“lalang”, maka “gandum” ditantang untuk makin tekun bertumbuh, makin tahan uji, dan
makin berkualitas.

Hari ini kita diajar mengenal hati Allah yang panjang sabar dan mengasihi seluruh isi dunia
ini. Dia bersabar karena segala sesuatu ada waktunya; kasih-Nya menerima setiap orang apa
adanya. Kasih-Nya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh
lebih baik, bukan cepat menghakimi dan menghukum. Allah memiliki kasih yang besar, yang
tidak menyerah untuk terus mengasihi. Sebagai “gandum” di ladang-Nya, hendaknya kita
terus bertumbuh dalam kasih dan kebenaran yang sejati

MESKI LALANG HARUS TUMBUH DI ANTARA GANDUM BIARLAH GANDUM ITU


TERUS MERANUM
aisuru_ei
13-11-08, 12:43
cek kulkas om :thumbup:
Dream LoVeR
14-11-08, 03:36
aishiteru : thx yahhhhh

------------------------------------------------------------

Bacaan hari ini: Matius 8:5-13


Ayat mas hari ini: Matius 8:6,7
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 11-14

Dulu saya bersekolah di SD milik gereja. Mayoritas murid beragama kristiani, namun
suasananya tidak selalu “kristiani”. Anak orang kaya cenderung bergaul dengan yang
“setara”. Jika ada anak orang miskin di antara mereka; maka ia hanya akan sering disuruh-
suruh atau dijadikan semacam bodyguard. Sementara itu saya, karena malas disuruh-suruh
dan tak berbakat jadi bodyguard, hanya bisa berteman dengan mereka yang juga berkantong
“tipis”. Ya, orang cenderung aman dengan yang “setara”, sehingga tali kasih yang terja-lin
bukan kasih semesta!

Kasih semesta adalah kasih yang melampaui batas-batas sosial, ekonomi, budaya, agama, dan
“kotak-kotak” buatan manusia lainnya. Yesus menunjukkan kasih-Nya yang semesta saat
menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum. Yang Dia tolong adalah hamba orang
Romawi. Ia orang Romawi—yang tentu tak karib dengan orang Yahudi, masih pula statusnya
hanya seorang hamba! Akan tetapi, dua “batasan” ini tidak menghalangi Yesus untuk
mengasihi dan menolong! Bahkan sang perwira Romawi—tuan dari hamba yang sakit itu,
juga menunjukkan kasih semesta, kasih yang lintas batas. Ia memperjuangkan kesembuhan
orang yang berbeda status sosial dengannya (hamba). Kedua, ia mengusahakan kesembuhan
hambanya dengan memercayai bahwa Yesus yang adalah orang Yahudi itu sangat berkuasa
untuk menolong. Inilah yang membuat Yesus heran sehingga berkata, “Iman sebesar ini tidak
pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (ayat 10).

Kasih yang semesta menembus berbagai batas dan membuka banyak kemungkinan tak
terduga. Bagaimana kasih kita?

[B]
KASIH TUHAN LAKSANA MENTARI YANG DIMILIKI SEMUA ORANG KIRANYA
KASIHKU PUN TAK MEMILIH ORANG
aisuru_ei
14-11-08, 11:07
aisuru om, bukan aishiteru :genit:
Dream LoVeR
15-11-08, 06:17
aisuru : maap....

----------------------------------

Bacaan hari ini: Kejadian 6:13-22


Ayat mas hari ini: Kejadian 6:19
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 15-17

Harimau Jawa adalah salah satu dari sekian spesies harimau yang pernah hidup di Pulau
Jawa. Namun sayang, pada tahun 1980-an spesies ini dikabarkan telah punah. Para ahli
lingkungan menduga kepunahan binatang ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang terus
mendesak habitat mereka. Kini, daftar binatang yang punah atau terancam punah semakin
panjang. Di antaranya harimau Sumatra, badak Jawa, jalak Bali, orang utan, dan banyak lagi.

Hari ini kita membaca tentang bagaimana Allah marah kepada ciptaan-Nya dan bermaksud
mengakhiri hidup segala makhluk (ayat 13); yakni dengan men-datangkan air bah (ayat 17).
Walaupun demikian, di tengah maksud itu pun Allah ingat untuk melakukan penyelamatan:
Dia memilih Nuh serta keluarganya untuk diselamatkan. Dia juga ingat untuk menyelamatkan
binatang-binatang, masing-masing sepasang. Apa yang Dia sebut “sungguh amat baik”
(Kejadian 1:31) terus ingin Dia lestarikan.

Sebagaimana yang Allah lakukan, demikian pula kita. Kita mesti sungguh-sungguh bertindak
menyikapi krisis lingkungan hidup yang tengah terjadi, khususnya dalam hal kepunahan
berbagai jenis makhluk hidup. Kita mesti turut menjaga kelestarian alam; antara lain dengan
tidak merusak cagar alam, tidak memburu binatang-binatang langka, tidak membeli barang-
barang—seperti obat-obatan, makanan, pakaian, dan sebagainya—yang terbuat dari bagian
tubuh binatang langka, atau mendukung organisasi pelestarian lingkungan. Biarlah kita selalu
berusaha mengembalikan asrinya alam yang sejak mulanya Allah ciptakan dengan “sungguh
amat baik”

ALLAH MEMBERI ALAM SEBAGAI ANUGERAH BAGI BUMI MARI JAGAI


ANUGERAH ITU AGAR TETAP LESTARI
Dream LoVeR
17-11-08, 05:35
Bacaan hari ini: Efesus 5:6-14
Ayat mas hari ini: Efesus 5:10
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 21-24

Dalam bukunya The Gospel According to Starbucks, Leonard Sweet menulis-kan kisah Ed
Faubert, seorang ahli pencicip kopi (coffee-taster) ternama. Ia sa-ngat peka pada cita rasa
kopi. Berikanlah kepadanya secangkir kopi dan ia akan segera bisa menjelaskan segala hal
tentang kopi itu secara perinci. Bahkan dengan mata tertutup, ia bisa tahu kopi yang
dicicipinya berasal dari negara mana, ditanam di ketinggian berapa, dan di gunung apa.

Kepekaan dibentuk oleh latihan dan pengalaman terus-menerus. Kepekaan rohani pun
demikian. Untuk dapat menguji apa yang berkenan kepada Tuhan (ayat 10), Paulus meminta
jemaat Efesus untuk terus-menerus belajar hidup sebagai anak terang. Maksudnya, hidup
sesuai dengan firman Tuhan. Dengan mempraktikkan firman setiap hari, semakin lama
mereka akan menjadi semakin peka. Hasilnya? Mereka dapat membedakan mana yang
berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Mereka takkan mudah disesatkan, sekalipun
tiap hari hidup berbaur dengan orang-orang yang memiliki cara pikir dan gaya hidup duniawi.
Bukannya terpengaruh, mereka bahkan bisa “menelanjangi perbuatan kegelapan” itu.
Artinya, bisa menyadarkan orang lain akan perbuatannya yang berdosa.

Kita hidup pada zaman di mana penyesatan terjadi di mana-mana: lewat buku-buku, media
massa, dan aneka tawaran dunia yang menggiurkan. Sudahkah kita memiliki kepekaan
rohani? Banyak orang kristiani masih belum “bangun dari tidur” (ayat 14), bahkan ikut
terbius dalam keduniawian. Tidak ada cara lain: kita harus belajar hidup taat sesuai firman
Tuhan. Hanya dari situ kita bisa semakin peka

CARA UNTUK MENGUSIR KEGELAPAN SANGAT SEDERHANA: BAWALAH


PELITA YANG MENYALA
aisuru_ei
17-11-08, 10:01
^
jgn lupa bawa minyak utk nyalain pelitanya :hihi:
Dream LoVeR
19-11-08, 05:08
Bacaan hari ini: Bilangan 13:25-33; 14:1-10
Ayat mas hari ini: Amsal 15:30
Bacaan Alkitab Setahun: ROMA 1-3
Dunia kita adalah dunia berita. Kabar bertebaran setiap hari. Lewat koran, ta-yangan televisi,
situs internet, papan iklan, majalah, tabloid, dan penyampaian dari mulut ke mulut. Melalui
kata, suara, gerak, gambar dan warna. Sayang, sedikit saja yang netral. Lebih banyak berita
yang tersebar mengusung kepentingan-kepentingan dagang atau politik. Dan, masyarakat
adalah sasarannya.

Menjelang masuk ke Kanaan, umat Israel terpengaruh oleh kabar yang dibawa oleh para
pengintai utusan Musa. Sebagian besar pengintai membawa kabar miring, sehingga umat
menjadi takut. Berita yang mereka sampaikan bernada negatif dan umat menjadi korbannya.
Ibarat makanan, mereka membawa “makanan busuk” yang bikin “diare”. Umat Israel jadi
resah, takut, panik, lalu memberontak. Syukurlah, di antara para pengintai itu ada Yosua dan
Kaleb. Mereka tampil menyampaikan berita yang membesarkan hati. Menghantar “makanan
sehat” dengan “gizi” iman yang tinggi. Mengajak umat untuk berpaling kepada Tuhan dan
bersandar penuh kepada-Nya.

Penelitian di negeri kita membuktikan bahwa berita yang paling banyak dikonsumsi
masyarakat saat ini adalah infotainment yang gencar “menjual” gosip kehidupan para
selebriti. Kedua, sinetron yang berbau dunia gaib. Itukah “makanan” kita sehari-hari? Sebagai
anak Tuhan, mari perhatikan “makanan berita” yang kita santap. Saringlah berita yang kita
dengar dan baca. Cermatilah tayangan yang kita tonton. Jangan menyantap “makanan basi”
berupa kabar busuk yang merusak iman dan moral. Utamakan untuk menyantap “kabar baik”
(Injil) sebagai “nutrisi bergizi” bagi jiwa kita

KESEHATAN IMAN KITA TERGANTUNG PADA “MAKANAN” YANG KITA


BERIKAN KEPADA JIWA KITA
aisuru_ei
20-11-08, 10:48
thx buat renungannya :thumbup:
Dream LoVeR
22-11-08, 13:58
Bacaan hari ini: 2 Korintus 4:16-5:10
Ayat mas hari ini: 2 Korintus 4:16
Bacaan Alkitab Setahun: ROMA 10-12

Usia tua tidak membuat semangat William Franklin Graham Jr. alias Billy Graham, surut. Di
usia 70 tahun, ia masih melakukan perjalanan ke China dan Korea untuk berkhotbah. Ia juga
terus menulis buku dan tampil di berbagai kegiatan pela-yanan. Padahal saat itu ia sudah
mulai terserang penyakit Parkinson. Seiring waktu, penyakit lain seperti cairan dalam otak
dan kanker prostat juga menyerangnya. Di usianya yang hampir 90 tahun sekarang, ia
mengisi hidupnya dengan berdoa dan sesekali terlibat dalam kegiatan yayasan-nya.
Menurutnya, usia tua dan penyakit bukanlah halangan bagi seseorang untuk berkarya dan
bersyukur kepada Tuhan.
Kita tidak selalu berada dalam kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Akan ada saatnya di mana
kondisi tubuh kita merosot, menjadi ringkih dan lemah. Bisa jadi penyakit yang mendera
membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan maksimal. Atau, bisa juga usia yang
beranjak tua membatasi kita untuk melakukan berbagai kegiatan. Dan, kita tidak dapat
mengelak atau menolak proses alamiah tersebut.

Dalam keadaan demikian, yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar “tubuh batiniah” kita
tidak ikut-ikutan merosot. Itulah yang Paulus lakukan. Walaupun manusia lahiriahnya
semakin merosot, tetapi manusia batiniahnya terus diperbarui (ayat 16). Caranya adalah
dengan selalu bersyukur dan berpengharapan; dengan memfokuskan hati dan pikiran pada
hal-hal yang indah dalam hidup ini (ayat 18). Di dalam iman kepada Tuhan Yesus, selalu ada
alasan untuk bersyukur dan berpengharapan. Bagaimanapun keadaan kita

TUBUH JASMANIAH BOLEH MEROSOT NAMUN TUBUH BATINIAH HARUS


TERUS MENANJAK
Dream LoVeR
24-11-08, 14:18
Bacaan hari ini: Yohanes 17:6-19
Ayat mas hari ini: Yohanes 17:18
Bacaan Alkitab Setahun: 1 KORINTUS 1-3

Pada tahun 2007, ketika mengadakan perjalanan di Vietnam, kami dipandu seorang warga
Vietnam yang belum pernah bertemu orang Indonesia. Mungkin karena sangat penasaran, ia
memakai kesempatan untuk bertanya kepada kami mengenai berbagai peristiwa di Indonesia,
misalnya peristiwa bom Bali. Ia ingin tahu mengapa orang Indonesia begitu membenci orang
Barat, sehingga tega berbuat semacam itu. Menanggapi keingintahuannya, kami sebagai
“duta” Indonesia berusaha menjawab dan memberi penjelasan bahwa tindakan ter-sebut tidak
mewakili sikap orang Indonesia secara umum.

Seperti orang Vietnam tersebut, ada juga banyak orang di sekitar kita yang belum tahu
tentang Kerajaan Allah. Dan mereka akan tetap hidup dalam ketidaktahuan jika kita sebagai
“duta” Kerajaan Allah tidak pernah menjelaskan hal itu kepada mereka. Tentang siapa Raja
kita, dan bagaimana kita dapat diangkat menjadi anak-Nya. Orang-orang yang ditaruh di
sekitar hidup kita mem-butuhkan kesaksian kita tentang-Nya. Lebih dari itu, menjadi duta
Kerajaan Allah tidak cukup dengan berkata-kata saja. Kesaksian hidup kita pun memegang
peranan yang sama penting, sebab tentu sulit bagi mereka untuk percaya bahwa ada kasih
dalam Kerajaan Allah jika di antara sesama orang percaya tidak ada kepedulian satu sama
lain. Sulit bagi mereka untuk percaya bahwa ada damai dalam Kerajaan Allah jika kita suka
ber-tengkar dengan orang lain.

Sebagai “duta” Kerajaan Allah, biarlah kita hidup sepadan dengan status kita sebagai orang
kristiani, sehingga orang yang melihat kita akan percaya kepada Yesus
TUHAN MENGUTUS KITA KE DUNIA UNTUK MENJADI DUTA-NYA MARI KITA
KERJAKAN TUGAS ITU SEBAIK-BAIKNYA
Dream LoVeR
25-11-08, 02:43
Bacaan hari ini: 1 Korintus 12:1-11
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 12:4-6
Bacaan Alkitab Setahun: 1 KORINTUS 4-7

Saya pernah mendapat hadiah unik berupa lima ratus keping puzzle. Tentu saja kado ini tidak
siap pakai. Supaya bisa membentuk gambar yang indah, saya harus menyusun lima ratus
kepingan itu di tempat yang tepat. Menyusunnya tidaklah mudah dan memakan waktu lama,
sebab setiap keping itu tampak serupa walau sesungguhnya masing-masing unik. Baru setelah
tersusun rapi, saya puas melihat gambar indah yang terbentuk.

Roh Kudus memberi kita karunia. Kata “karunia” berarti kado atau hadiah. Kado itu “tidak
siap pakai”. Roh Kudus sengaja memberi karunia yang berbeda-beda kepada setiap orang;
yang satu diberi karunia bermain musik, yang lain diberi karunia mengajar, karunia
berorganisasi, karunia kemurahan hati, dan sebagainya. Tak seorang pun punya karunia yang
lengkap. Karunia itu tak dapat dipakai sendiri karena ia diberikan “untuk kepentingan
bersama” (ayat 7). Jadi, setiap kita ini bagaikan sekeping puzzle. Tanpa orang lain, karunia
yang kita da-patkan menjadi sia-sia. Karunia-karunia itu baru berfungsi ketika tiap-tiap orang
mau hidup saling berbagi, saling mengisi, dan saling melayani di tengah jemaat. Pada saat
itulah, jemaat akan disusun dengan rapi oleh Roh Kudus—dan membentuk gambar Kristus
yang indah.

Kita tak dapat memaksa Roh Kudus untuk memberi karunia tertentu. Dia memberikannya
“seperti yang dikehendaki-Nya” (ayat 11). Jadi, bersyukurlah atas karunia yang kita miliki.
Lebih penting lagi, relakan diri untuk dibentuk dan ditempatkan Roh Kudus pada posisi yang
tepat dalam jemaat. Izinkan Dia menguasai hidup kita—dan hal biasa pun bisa Dia buat
menjadi luar biasa

KARUNIA ROH KUDUS TIDAK SIAP PAKAI SAMPAI KITA MEMBERI DIRI
DIPAKAI OLEH-NYA
Dream LoVeR
26-11-08, 04:54
Bacaan hari ini: Markus 4:35-41
Ayat mas hari ini: Markus 4:41
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 8-10

Angin topan merupakan salah satu peristiwa dahsyat di bumi kita. Siapa yang tidak takut jika
angin topan terjadi? Perbedaan tekanan udara yang ekstrem menjadi penyebab munculnya
angin topan. Bahkan para pengamat topan me-ngatakan bahwa energi dalam sebuah angin
topan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan tenaga listrik di Amerika Serikat selama tiga
sampai empat tahun. Begitu kuat dan dahsyat. Namun, kekuatan yang kita pandang begitu
dahsyat itu nyatanya tak ada apa-apanya di hadapan Allah kita. Lihatlah, bagaimana Yesus
cukup berkata, “Diam! Tenanglah!” (ayat 39), maka badai itu segera reda, air pun segera
menjadi tenang.

Terkadang ada “angin topan” masalah yang seolah-olah juga begitu besar menyerang kita,
dan rasanya tak ada cukup daya yang kita miliki untuk menahannya. Barangkali berupa
masalah kesehatan, pengkhianatan, impian yang hancur, dan sebagainya. Dalam kondisi
demikian, kita mesti berhati-hati su-paya jangan dibutakan oleh kekecewaan hingga
memercayai naluri atau ramalan. Kita juga harus menguatkan diri agar tidak terpaku dalam
ketakutan, dan mengingat bahwa Yesus ada dalam perahu hidup kita.

Sebagaimana topan tunduk kepada Allah kita, demikian pula setiap topan masalah kita pun
pasti mampu Dia taklukkan. Berlindunglah di dalam Yesus. Dia akan memberi Anda
kekuatan, sehingga Anda dapat bertahan di tengah badai sampai Dia meredakannya. Ketika
Anda memercayai kuasa Allah, damai sejahtera-Nya akan menjauhkan Anda dari rasa panik;
dan kuasa-Nya akan menyelamatkan Anda

DI HADAPAN ALLAH YANG BESAR TOPAN DAHSYAT PUN GENTAR


aisuru_ei
26-11-08, 12:06
makasih ya om :thumbup:
Dream LoVeR
27-11-08, 04:03
Bacaan hari ini: 1 Raja-raja 21:1-19
Ayat mas hari ini: Mazmur 140:13
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 11-13

Theodor Seuss Geisel, pengarang buku cerita anak-anak terkenal, pernah menulis cerita
tentang seekor kura-kura bernama Yertle. Yertle adalah raja kura-kura di sebuah kolam yang
aman dan damai. Setiap hari ia duduk di takhtanya, yakni sebuah batu di tengah kolam. Suatu
saat ia berpikir, andai takhtanya lebih tinggi, tentu ia dapat melihat banyak hal yang indah di
luar kolam.

Yertle mendapat akal. Ia memerintahkan sembilan ekor kura-kura untuk saling menaiki
punggung, sehingga tersusun tinggi ke atas. Lalu ia naik ke punggung kura-kura paling atas
dan melihat pemandangan yang luas dari tempat tinggi. Mack, kura-kura yang berada paling
bawah, mengeluh kesakitan. Namun, Yertle tidak peduli. Ia terus memerintah supaya jumlah
tumpukan kura-kura ditambah. Sampai akhirnya, jumlah kura-kura yang bertumpuk adalah
5.816 ekor. Ketika itulah Mack bersendawa. Lalu bergoyanglah kura-kura lain di atasnya.
Akibatnya, Yertle yang berada di ketinggian jatuh terperosok ke dalam lumpur dan mati.

Hikmah cerita di atas adalah, apabila kita memiliki kekuasaan; entah sebagai majikan di
rumah, atasan di kantor, ataupun pejabat di pemerintahan—jangan mempergunakannya untuk
menindas orang lain. Bisa-bisa kita sendiri yang menanggung akibatnya. Kekuasaan bukan
warisan yang dapat digunakan seenaknya, tetapi titipan Tuhan yang harus
dipertanggungjawabkan. Tuhan tidak suka dengan sikap para pemegang kekuasaan yang
sewenang-wenang. Ingatlah bagaimana Dia sangat marah kepada Raja Ahab yang dengan
kekuasaannya berbuat sewenang-wenang terhadap Nabot (ayat 19)

PARA PENINDAS AKAN MENUAI APA YANG DITABURNYA


Dream LoVeR
28-11-08, 04:23
Bacaan hari ini: Lukas 19:1-10
Ayat mas hari ini: Lukas 19:5
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 14-16

Keong mas adalah salah satu jenis hama padi yang sering merugikan para petani di Indonesia.
Tak heran binatang ini dibenci banyak orang. Namun ternyata jika diolah dengan benar,
keong mas punya potensi untuk diubah dari hama yang merugikan menjadi bahan makanan
berprotein tinggi.

Hampir seperti keong mas yang dibenci para petani, Zakheus adalah seseo-rang yang tidak
disukai masyarakat. Ia dianggap telah merugikan masyarakat dengan cukai yang ia tarik. Tak
heran orang-orang menjauhi Zakheus, bahkan mengecapnya sebagai seorang pendosa (ayat
7). Akan tetapi bagi Yesus, Zakheus adalah seseorang yang berpotensi untuk menjadi berkat
bagi banyak orang jika “diolah” dengan benar. Karena itu Dia menyempatkan diri untuk
mengunjungi Zakheus (ayat 5). Dan sentuhan Yesus ini berhasil mengubah Za-kheus secara
drastis, sehingga ia berubah menjadi berkat bagi masyarakat (ayat 8).

Dalam bergereja dan bermasyarakat, terkadang ada orang-orang yang seperti Zakheus.
Sebetulnya mungkin mereka tidak pernah bermusuhan secara pribadi dengan kita. Hanya,
cara hidup, cara berpikir, tingkah laku, karakter, atau sifat mereka sangat berbeda dengan
kebanyakan orang. Jadi terkesan nyentrik dan menjengkelkan. Namun, acap kali orang-orang
semacam ini memiliki potensi istimewa untuk menjadi berkat seperti Zakheus. Sebagai
sesama mereka, yang perlu kita lakukan adalah melihat potensi itu dan menolong mereka
untuk memunculkannya. Dan akhirnya, membimbing mereka untuk bertemu dengan Allah,
yang berkuasa mengubahkan hidup

PENGENALAN AKAN TUHAN SECARA PRIBADI MEMBUAT ORANG


MENEMUKAN MAKNA DAN TUJUAN DIRI
aisuru_ei
28-11-08, 13:57
thx again :thumbup:
cek kulkas
apache007
29-11-08, 00:14
Wah.. thank you renungannya
Dream LoVeR
29-11-08, 04:15
aisuru : Thx

--------------------------------------

Bacaan hari ini: Kejadian 3:9-21


Ayat mas hari ini: Kejadian 3:21
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 1-3

Pakaian adalah bagian dari budaya manusia di seluruh dunia. Tak heran bila pameran model
baju menjadi industri yang luar biasa besar. Cara manusia berpakaian pun berevolusi.
Khususnya sejak abad ke-20. Sebelumnya, hampir tak ada orang yang berani memakai bikini.
Namun sesudah masa itu, khususnya setelah filosofi kebebasan dikumandangkan di Barat,
cara orang berpakaian berubah total. Banyak orang berpakaian “seadanya” dan menyebutnya
mode. Orang kristiani pun tidak luput menggunakan pakaian seadanya ketika pergi ke gereja.

Mungkin kita tak pernah merenungkan, apa tujuan Tuhan memberi kita pakaian. Kejadian
3:21 memberikan dasar penting tentang alasan adanya pakaian. Tuhan mengorbankan
binatang, dan memberikan kulitnya untuk menutupi ketelanjangan manusia. Ketika manusia
berdosa, Tuhan berinisiatif menolong. Sekilas, hal pakaian mungkin merupakan topik yang
terlalu biasa dalam hidup sehari-hari. Namun, cara kita berpakaian secara tak langsung
menunjukkan apresiasi kita kepada Allah yang penuh kasih, yang tak mau kita dipermalukan
karena dosa itu.

Sebagai orang kristiani, kebanyakan kita tidak terlalu memusingkan cara berpakaian di zaman
ini, karena budaya populer seakan-akan lebih menguasai kita. Mari perhatikan bagaimana
kita berpakaian. Adakah Anda merasa rendah diri karena pakaian yang sederhana? Tidak
perlu. Apakah Anda menjadi sombong karena bisa membeli pakaian mahal? Jangan lupakan
tujuan Tuhan memberi kita pakaian. Berpakaianlah secara pantas, sehingga melaluinya kita
te-rus diingatkan bahwa Tuhan memberikannya demi menutupi keberdosaan kita

BERPAKAIANLAH DENGAN PANTAS SEBAGAI RASA SYUKUR BAHWA TUHAN


TELAH MENUTUPI SALAH DAN BOBROKNYA KITA
Dream LoVeR
02-12-08, 00:53
Bacaan hari ini: Yohanes 14:11-14
Ayat mas hari ini: Yohanes 14:12
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 11-13

Seseorang memerhatikan nelayan yang menangkap ikan besar, tetapi membu-angnya lagi ke
air. Ia mendekati si nelayan dan bertanya, “Mengapa ikan-ikan itu engkau buang lagi?”
Orang itu mengeluarkan sebuah penggorengan di perahunya dan berkata, “Lihat,
penggorengan saya terlalu kecil, jadi yang saya perlukan ikan kecil saja.” Tak ter-bayangkan
oleh si nelayan bahwa ia akan mendapat “ikan-ikan” besar, sehingga tidak disiapkannya
sesuatu yang istimewa. Mungkin ia berpikir, mendapat ikan kecil saja sudah cukup, mengapa
harus mengharap ikan besar?”

Serupa dengan itu, kita juga kerap membatasi karya Tuhan dengan pola pikir kita yang
sempit. Kadang Tuhan ingin melakukan perkara besar dan dahsyat dalam hidup kita. Namun,
kita berkata, “Ah, tidak mungkin saya bisa melakukannya. Mana mungkin Allah mau
memakai orang sederhana seperti saya?” Dan masih banyak kalimat pesimis lain yang kita
ucapkan.

Sebagian besar murid Tuhan Yesus adalah orang sederhana. Namun, Allah bisa bekerja lewat
mereka dengan dahsyat. Mungkin tak pernah terlintas di benak Petrus, Yohanes, dan
Yakobus, bahwa mereka dapat mengadakan banyak mukjizat, seperti Tuhan Yesus. Tuhan
pernah berkata, barangsiapa percaya kepada-Nya, ia juga akan mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan yang Yesus lakukan, bahkan lebih besar dari itu! Namun, mengapa sampai kini kita
belum pernah melakukan perkara yang besar? Mungkin kita perlu bertanya pada diri sendiri,
seberapa besar “penggorengan” yang kita siapkan. Kalau kita benar-benar percaya dan tidak
membatasi karya Tuhan, kita akan segera melihat perkara-perkara besar dalam hidup kita.
Gantilah “penggorengan” kita yang kecil. Jangan batasi kuasa Allah.

BESAR KECILNYA PERKARA YANG AKAN KITA ALAMI TERGANTUNG PADA


BESAR KECILNYA ”PENGGORENGAN” YANG KITA SIAPKAN
Dream LoVeR
03-12-08, 05:14
Bacaan hari ini: Matius 5:14-16
Ayat mas hari ini: Matius 5:16
Bacaan Alkitab Setahun: Galatia 1-3

Hampir semua dari kita mengenal sebuah permainan anak-anak yang namanya petak umpet.
Dalam permainan tersebut, setiap pemain harus bersembunyi sedemikian rupa hingga tak bisa
ditemukan oleh pemain yang lainnya. Semakin pintar ia bersembunyi maka semakin hebatlah
si pemain. Namun, tidak demikian dengan kekris-tenan. Orang kristiani tidak dipanggil untuk
sembunyi, tetapi untuk tampil. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita adalah terang dunia.
Terang itu harus tampak atau tampil, tidak boleh disembunyikan. Masalahnya apa yang harus
ditampilkan? Tuhan Yesus men-jelaskan lebih lanjut bahwa yang harus ditampilkan oleh
orang kristiani bukan perhiasan salib yang menempel di kalung, mobil mewah, atau hal-hal
yang berkenaan dengan materi, melainkan kebaikan hati atau perbuatan baik.

Menampilkan perbuatan baik bukanlah untuk pamer supaya orang lain melihat kita baik dan
dermawan, melainkan kemuliaan Tuhanlah tujuannya. Dalam ayat 16 dikatakan dengan jelas
“supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga”.
Perkataan ini dengan jelas menyatakan bahwa kita melakukan perbuatan baik bukan untuk
kemuliaan diri, melainkan untuk kemuliaan Tuhan.

Banyak orang kristiani dikenal baik hanya ketika ia di gereja. Namun, tidak demikian jikalau
ia berada di luar gereja. Itulah sebabnya mengapa golongan ini disebut golongan anak Tuhan
petak umpet. Kehadirannya sebagai terang tidak tampak karena ia bersem-bunyi dengan baik.
Padahal yang Tuhan Yesus inginkan adalah terang itu tampak dan diketahui banyak orang.

Jangan letakkan terang di bawah gantang Tetapi di atas kaki dian


aisuru_ei
03-12-08, 10:25
thx om :thumbup:
Dream LoVeR
04-12-08, 04:19
Bacaan hari ini: Matius 18:21-35
Ayat mas hari ini: Matius 18:27
Bacaan Alkitab Setahun: Galatia 4-6

Pada suatu siang yang panas, saya pulang dari mengajar. Mulanya saya berencana naik
angkot, tetapi tak ada yang lewat. Akhirnya saya memilih naik bajaj. Begitu saya turun,
tukang bajaj meminta ongkos dua kali lipat dari biasa. Saya bersikeras membayar dengan
harga biasa, tetapi ia juga bersikeras. Jadi saya mesti membayar Rp3.000,00 lebih mahal.
Saya kesal karena merasa ditipu. Namun Tuhan mengingatkan, “Pantaskah kamu kesal
karena uang Rp3.000,00?” Saya pikir rugi juga marah karena hal sepele. Namun, tak berhenti
di situ. Tuhan mengingatkan saya lagi untuk mengampuni orang tadi. Dalam hati saya tidak
terima, karena saya yang dirugikan. Orang itu juga tidak minta maaf. Apa saya mesti
mengampuninya?

Matius 18:21-35 mencatat pengajaran Yesus mengenai pengampunan. Seorang hamba tak
mampu membayar utangnya yang besar kepada raja dan meminta waktu untuk melunasinya
(ayat 26). Sang raja, dengan penuh belas kasihan membebaskan dan menghapus utangnya
(ayat 27). Sayang, si hamba—yang sudah menerima belas kasihan, tidak menunjukkan belas
kasihan pada sesamanya. Karena itu raja murka dan menghukumnya.

Kita sebetulnya seperti hamba yang berutang banyak. Bapa tidak menuntut kita membayar
utang dosa kita yang begitu besar. Dia justru membebaskan kita. Akan tetapi, kita kerap tidak
menyadari pengampunan yang sudah kita terima. Kita masih sering tak mau mengampuni
saat ada orang yang bersalah, menipu, dan menyakiti kita. Sekalipun orang lain tak pernah
meminta maaf, ingatlah Allah sudah menyatakan belas kasih-Nya kepada kita. Mari
tunjukkan belas kasih pula kepada orang lain

DOSA TERBESAR PUN SUDAH TUHAN HAPUSKAN KESALAHAN SEBESAR


APAKAH YANG TAK DAPAT SAYA MAAFKAN?
Dream LoVeR
05-12-08, 06:33
Bacaan hari ini: 1 Raja-Raja 12:1-15
Ayat mas hari ini: 1 Raja-Raja 12:8
Bacaan Alkitab Setahun: Efesus 1-3
Atta adalah seorang arsitek dari Mesir yang sangat cerdas. Karena kecerdasannya ini, ia dapat
melanjutkan pendidikan di Jerman dan kemudian bekerja di sana. Namun dalam
perkembangannya, ia bergabung ke dalam suatu kelompok kepercayaan garis keras. Di situ ia
berubah dari seorang arsitek yang penuh potensi menjadi orang yang ekstrem dan bahkan
kemudian menjadi salah seorang dalang dari tragedi 11 Septem-ber 2001 di Amerika
Serikat.Sebagai makhluk sosial, lingkungan di mana kita berada pasti akan memengaruhi
kita. Seperti yang terjadi pada Atta, dan juga pada Rehabeam.

Saat itu, Rehabeam harus menanggapi rakyatnya yang meminta keringanan atas pekerjaan
yang diberikan oleh pendahulunya (ayat 4). Sebenarnya, Rehabeam bisa mendapat nasihat
bijak dari para tua-tua yang dulu mendampingi ayahnya, Salomo (ayat 6,7), yakni untuk
memberi tanggapan baik supaya rakyat itu menjadi hamba-hambanya yang setia. Namun
sayang, Rehabeam dikelilingi oleh teman-teman yang tidak bijaksana, dan ia terpengaruh
untuk mengikuti nasihat mereka yang buruk. Karena itulah Rehabeam tercatat sebagai orang
yang mengakibatkan kerajaan Israel terpecah.

Siapa saja teman-teman terdekat kita dan sejauh mana mereka memengaruhi kita? Apakah
mereka membawa kita lebih dekat dengan Tuhan? Jika ya, mari kita terus menjaga
persekutuan dengan mereka agar kita semakin bertumbuh. Namun jika sebaliknya, malah
memberi pengaruh buruk atas kita, jangan sungkan keluar dan men-cari lingkungan pergaulan
yang sehat yang bisa mendorong kita untuk hidup sesuai identitas kita sebagai umat-Nya

Perilaku dan cara pandang kita sangat dipengaruhi oleh perilaku dan cara pandang orang-
orang terdekat kita
Dream LoVeR
07-12-08, 06:33
Bacaan hari ini: Lukas 17:11-19
Ayat mas hari ini: Lukas 17:17
Bacaan Alkitab Setahun: Filipi 1-4

Terima kasih adalah kata-kata yang sederhana, tetapi betapa kerap orang sulit
mengucapkannya. Mari kita hitung, selama seminggu ini berapa banyak kita menerima
kebaikan orang lain? Tidak hanya untuk hal-hal besar, tetapi juga untuk hal-hal sederhana.
Misalnya, istri yang menyeduhkan kopi, suami yang pulang dari kantor membawakan
makanan kesukaan, anak yang telah menolong mengambilkan sesuatu. Atau juga orang-orang
yang dengan pekerjaannya telah membantu kita; tukang sampah yang setiap hari mengangkut
sampah dari rumah kita, sopir taksi yang mengantarkan kita ke tempat tujuan.

Bandingkan dengan berapa kali dalam minggu yang sama kita mengucapkan “terima kasih”.
Jangan-jangan cuma “sembilan berbanding satu”. Artinya, dari sepuluh kali kita menerima
kebaikan orang lain, hanya satu kali kita menyatakan rasa terima kasih. Seperti yang
ditunjukkan dalam bacaan kita; dari sepuluh orang kusta yang Tuhan Yesus sembuhkan,
hanya satu yang kembali untuk berterima kasih. Secara jelas Lukas menyebut orang yang
tahu berterima kasih itu adalah orang Samaria (ayat 16).
Waktu itu orang Samaria dipandang masyarakat sebagai kalangan rendah, kaum sepele,
kelompok yang tidak berbudaya, bukan bangsa pilihan. Dengan sengaja menyebut orang
Samaria yang kembali untuk menyatakan rasa terima kasihnya kepada Tuhan Yesus, Lukas
seolah-olah hendak mengatakan bahwa justru orang yang dianggap rendah oleh kebanyakan
orang itulah yang tahu berterima kasih. Semoga kita termasuk orang yang tahu berterima
kasih

TAHU BERTERIMA KASIH ITU BAGIAN DARI KARAKTER ORANG BERIMAN


Dream LoVeR
09-12-08, 06:35
Bacaan hari ini: Ibrani 11:8-16
Ayat mas hari ini: Ibrani 11:13
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tesalonika 1-3

Saya pernah bertualang seorang diri keliling Eropa selama sebulan, sebagai turis backpacker.
Dengan menyandang ransel besar, saya mengunjungi kota demi kota dengan kendaraan
umum. Kadang saya menginap di kereta, pada kesempatan lain menginap di hotel. Seru! Bagi
turis seperti saya, berlaku prinsip penting: bawalah barang seringan dan sesedikit mungkin.
Mau beli cenderamata pun mesti pikir-pikir—jangan sampai membebani diri terlalu berat.
Toh saya berada di satu tempat hanya satu atau dua hari. Akibatnya saya tidak membawa
barang-barang, kecuali yang benar-benar penting.

Firman Tuhan mengingatkan bahwa kita hanya orang asing dan pendatang di bumi ini (ayat
13). Kita hanya transit dan tak akan tinggal lama. Tujuan akhir kita adalah tanah air surgawi.
Karena itu, janganlah hati kita melekat pada kemewahan dunia, lalu membangun kerajaan di
sini. Jangan terlalu merasa betah. Belajarlah dari Abraham. Ketika ia tiba di negeri perjanjian,
ia tidak membangun rumah permanen. Ia mendirikan kemah yang mudah dibongkar kapan
saja (ayat 9). Bagi Abraham, dunia ini hanya “tanah asing”. Bahkan ketika ia tak memperoleh
apa pun yang dijanjikan di dunia ini, ia tidak kecewa. Mengapa? Karena ia sadar dirinya
hanya pendatang (ayat 13). Penggenapan seluruh janji Allah baru akan dialami kelak, ketika
kita tiba di “tanah air”.

Di tengah kesibukan bekerja, ada bahaya jika kita menjadi “terlalu betah” tinggal di dunia.
Merasa menjadi penghuni tetap bumi ini, sehingga memusatkan perhatian untuk segala hal
duniawi. Ingatlah: kita hanya pendatang dan perantau. Perjalanan masih panjang. Pastikan
bawaan Anda sudah seringan dan sesedikit mungkin

JIKA ANDA TERLALU BETAH TINGGAL DI BUMI, SURGA TAMPAK TIDAK


MENARIK LAGI
aisuru_ei
09-12-08, 09:40
tengkyu yah om :thumbup:
Dream LoVeR
10-12-08, 02:07
Bacaan hari ini: Matius 20:1-16
Ayat mas hari ini: Matius 20:16
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tesalonika 4-5

Umumnya orang berpendapat bahwa banyak bekerja tentu akan banyak mendapat; banyak
berprestasi pasti juga banyak mendapat. Firman Tuhan hari ini barangkali akan membuat kita
bertanya, “Apakah Tuhan adil?” Dia memberi upah yang sama untuk jerih payah yang
berbeda. Mengapa Yesus berkata demikian? Apakah pantas? Sebuah pernyataan yang sulit
dipahami secara konkret, meski kalimatnya jelas dan lugas.

Setidaknya ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, itu tak adil menurut kita karena
kita berfokus pada upah—bukan Sang Tuan yang kita layani. Bukankah motivasi kita dalam
melayani semestinya untuk Sang Tuan? Fokusnya tak boleh pada diri sendiri, tetapi pada
Sang Tuan. Sama seperti saat kita punya kesempatan melayani seorang raja, bukankah itu
merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai? Berpijak pada pandangan tersebut, kita akan
memahami bahwa upah bukanlah hal yang terutama; bukan pada apa yang kita dapat, tetapi
pada yang bisa kita beri.

Kedua, apabila kita protes, bukankah itu tandanya kita merasa iri hati? (ayat 15). Seperti
perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32)—ketika si sulung memprotes
kemurahan hati sang ayah kepada adiknya. Si sulung merasa ayahnya berlaku tidak adil
karena ia sudah setia dan bekerja keras. Kita adalah manusia berdosa yang telah diselamatkan
Tuhan dari sengat maut. Itu sebabnya Tuhan berhak atas hidup kita sepenuhnya, berhak
memberikan apa pun yang pantas dan perlu kita peroleh. Baiklah kita fokus pada apa yang
harus kita kerjakan dan berikan, bukan pada apa yang bisa kita peroleh

BERIKANLAH YANG TERBAIK KEPADA TUHAN DAN SESAMA TANPA IRI HATI,
TETAPI ATAS DASAR KASIH
aisuru_ei
10-12-08, 09:56
thx ya om :thumbup:
Dream LoVeR
11-12-08, 06:13
Bacaan hari ini: 1 Samuel 24:1-14
Ayat mas hari ini: Mazmur 119:30
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tesalonika 1-3

Salah satu kejahatan paling berbahaya di dunia ini adalah mengabsahkan sebuah tindakan
atas nama Tuhan. Termasuk jika tindakan itu memperdaya, melukai, meneror, atau bahkan
menghabisi nyawa sesama. Orang suka menyembunyikan keinginan dan ambisi pribadinya di
balik topeng “kehendak Tuhan” atau “perintah suci agama”, sambil menghalalkan cara-cara
tak bermoral.

Kisah Daud di En-Gedi menerangi pemahaman kita. Kesempatan dan semua faktor
pendukung begitu terbuka untuk menghentikan sumber ancaman bagi dirinya. Saat itu Saul
sedang lengah. Dengan satu kali kibasan pedang, selesai! Tak ada penghalang. Daud benar-
benar bebas melakukannya. Bahkan keyakinan imannya sendiri mengatakan, “Tuhan
sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku” (ayat 11). Artinya, jika Daud
melakukannya pun, ia dapat membenarkan diri dengan alasan “Tuhan memang berkenan”.
Tetapi, ia memilih untuk tidak melakukannya. Ia memilih untuk tidak mencemari tangannya
dengan darah orang yang diurapi Tuhan.

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk dengan kehendak-bebas, tetapi sekaligus juga
dengan tanggung jawab yang menyertai. Jadi, jangan gampang-gampang mengatakan “ini
kehendak Tuhan”. Sebab andaikan bagi kita tampaknya Tuhan memang menghendaki, karena
kesempatannya begitu terbuka, keputusan untuk melakukannya atau tidak masih tetap ada di
tangan kita. Pertimbangan dan keputusan moralnya ada di pundak kita. Tuhan tidak
menghendaki kita melepaskan diri dari tanggung jawab pribadi atas keputusan moral kita.
Apalagi dengan cara “melemparkan” tanggung jawab itu kepada-Nya, dengan dalih “Tuhan
menghendaki”

JANGAN MENGGUNAKAN DALIH KEHENDAK TUHAN UNTUK MENGHINDARI


TANGGUNG JAWAB PRIBADI KITA
aisuru_ei
11-12-08, 10:37
thx om :thumbup:
Dream LoVeR
12-12-08, 05:00
Bacaan hari ini: Yohanes 10:1-10
Ayat mas hari ini: Yohanes 10:4
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Timotius 1-3

Para murid sekolah di Inggris dilarang menyalakan nada dering telepon genggam di kelas.
Namun, mereka tidak habis akal. Mereka memasang ringtone yang disebut “suara nyamuk”,
yaitu nada dengan frekuensi tinggi yang tidak bisa didengar oleh telinga orang dewasa. Para
guru pun tak bisa mendengar suaranya. Namun, para murid dapat mendengarnya, sehingga
bisa berkirim SMS dengan leluasa. Rupanya setelah berusia 25 tahun ke atas, ada bulu-bulu
halus di dalam telinga manusia yang menua atau rusak. Itu sebabnya telinga orang dewasa tak
lagi dapat mendengar suara dengan frekuensi tinggi (di atas 16 KHz) seperti telinga anak-
anak.

Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai gembala yang baik dan para murid adalah domba
milik-Nya. Ada ikatan batin antara gembala dan domba. Gembala di Israel biasanya memberi
nama tiap dombanya dan memanggil nama mereka dengan nada khas. Jika malam tiba,
setelah semua domba masuk kandang, sang gembala tidur di pintu masuk. Ia menjadi pintu—
tameng untuk melindungi domba dari serangan musuh. Kedekatan ini membuahkan
kepekaan. Domba-domba mampu mengenali dan membedakan suara gembalanya. Jika
gembala asing memanggil, mereka tak bereaksi.

Di sekitar kita ada banyak suara. Kadang sulit membedakan mana suara yang benar dan mana
yang sesat; mana kehendak Tuhan, mana bukan kehendak Tuhan. Untuk melatih kepekaan,
kita perlu membangun persekutuan dengan Tuhan melalui disiplin doa dan firman. Kalau kita
ingin terus mengenali suara-Nya, jangan mengabaikan disiplin rohani ini

TANPA DOA DAN FIRMAN ANDA AKAN KEHILANGAN KEPEKAAN


aisuru_ei
12-12-08, 11:35
makasih om :thumbup:
Dream LoVeR
14-12-08, 09:00
Bacaan hari ini: Galatia 2:15-21
Ayat mas hari ini: Galatia 2:16
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Timotius 1-4

Saat sekolah, kita mungkin pernah dihukum karena melanggar aturan. Aturan me-mang
diperlukan, tetapi juga mengandung bahaya, yakni jika diterapkan menjadi pemu-tlakan yang
kaku. Jika hidup beriman hanya berisi aturan dan hukuman, dapatkah kita merasakan
indahnya pengampunan dan cinta kasih?

Dalam Galatia 2:15-21, Paulus hendak meluruskan pemahaman yang keliru, yang memaksa
orang kristiani non-Yahudi untuk menerima hukum Taurat sebagai syarat mengikut Yesus.
Paulus menyatakan bahwa Taurat tidak dapat membenarkan orang. Sebaliknya, Taurat
cenderung mengungkung dan membebani manusia karena tak mungkin mampu
memenuhinya. Sementara itu, iman kepada Kristus justru membenarkan orang berdosa. Siapa
pun dapat dibenarkan oleh karya Kristus (ayat 16). Lantas, ada yang mengatakan bahwa
manusia boleh terus berkubang dalam dosa karena toh Kristus akan memberi pembenaran.
Paulus menolak pendapat ini, sebab dibenarkan dalam iman berarti dijadikan benar, bukan
dipersilakan berbuat yang tidak benar. Dan, siapa pun yang beriman mesti menunjukkan gaya
hidup yang berpadanan dengan pembenaran yang telah ia terima dari Tuhan. Orang yang
terus berbuat dosa berarti belum sungguh-sungguh memahami makna pembenaran. Ia hanya
mau memetik manfaat dari Kristus, tetapi tak beriman kepada-Nya.

Beriman bukan sekadar ucapan mulut. Beriman adalah soal hidup yang nyata. Karena itu
Paulus berkata: “Hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Itulah
sebabnya kita perlu menjaga hidup batin dan bersukacita senantiasa

BILA KRISTUS TELAH MEMERDEKAKAN JANGAN LAGI MENYENTUH


BELENGGU YANG TELAH DILEPASKAN
Dream LoVeR
15-12-08, 08:19
Bacaan hari ini: Yakobus 1:1-8
Ayat mas hari ini: Amsal 24:16
Bacaan Alkitab Setahun: Titus 1-3; Filemon 1

Pada tahun 1850-an, Levi Strauss mengadu nasib ke Kalifornia untuk menambang emas.
Hasilnya tak seberapa banyak, tetapi ia tidak putus asa. Ia lantas mencari usaha sampingan
dengan membuat bahan kain keras (jeans) untuk tenda atau penutup mobil. Teman kerjanya
berkomentar: “Mengapa kamu tidak membuat celana dari bahan ini?” orang itu menjelaskan
bahwa para penambang perlu celana dari bahan kain yang kuat. Strauss setuju. Ia pun
membuat celana bagi para penambang emas. Hal ini menjadi langkah awal ia mendapatkan
“emas”. Celana berbahan jeans itu disukai banyak orang, bahkan menjadi populer sampai ke
seluruh dunia.

Dalam hidup ini, kita tidak dapat menghindari kegagalan, kesusahan, pencobaan, atau ujian.
Namun, kita dapat menyikapinya secara berbeda. Jika disikapi dengan keputusasaan, masa
sulit akan melumpuhkan semangat hidup. Membuat kita menjadi pecundang. Sebaliknya, jika
disikapi dengan ketekunan, masa sulit bisa dianggap sebagai “suatu kebahagiaan” (ayat 2).
Mengapa? Karena melaluinya kita ditempa menjadi lebih dewasa dan berpengalaman.
Apakah ketekunan itu? Sikap pantang menyerah dan terus berusaha melakukan yang terbaik
di saat terburuk. Ketekunan membentuk orang menjadi tahan banting; pandai melihat peluang
di tengah penghalang. Dan, buahnya adalah keberhasilan.

Apakah Anda tengah melalui masa sulit? Kegagalan bisnis, keretakan hubungan, sakit-
penyakit, sampai ujian iman. Apakah pencobaan dan kegagalan membuat Anda patah
semangat atau pesimis? Ayo bangkit lagi! Mintalah hikmat kepada Tuhan agar bisa tetap
bertahan

KEPUTUSASAAN MELUMPUHKAN KETEKUNAN MEMAMPUKAN


aisuru_ei
15-12-08, 12:25
thx om, cek kulkas :thumbup:
Dream LoVeR
16-12-08, 06:00
Bacaan hari ini: 1 Samuel 17:40-50
Ayat mas hari ini: 1 Samuel 17:50
Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 1-4

Kejutan sesuatu yang tidak terduga; diduga tidak terjadi malah itu yang terjadi, disangka
terjadi malah tidak terjadi. Dalam permainan sepak bola kejutan kerap terjadi; di mana
kesebelasan yang semula dianggap lemah, tidak punya peluang menang, tetapi malah keluar
sebagai pemenang. Salah satu contoh adalah ketika Piala Eropa tahun 2004. Sejak awal yang
dijagokan menjadi juara adalah negara raksasa sepak bola macam Jerman, Italia, Prancis, dan
Belanda. Namun, yang kemudian menjadi juara justru Yunani, negara yang sama sekali tidak
diperhitungkan.

Peristiwa Daud mengalahkan Goliat juga kejutan. Betapa tidak, siapa yang men-duga si
penjaga ternak, “anak ingusan”, sanggup mengalahkan prajurit profesional yang sangat
ditakuti seperti Goliat. Namun itulah yang terjadi. Sejarah mencatat demikian. Kita bisa
membayangkan ketika tubuh raksasa Goliat itu tumbang dihantam “ketapel” Daud, para
prajurit kedua pihak yang menyaksikan hanya bisa melongo. Terhenyak dan terdiam.

Fenomena kejutan ini kiranya mengingatkan kita; kalau kita sedang berada “di atas angin”,
hidup bergelimang sukses dan kejayaan, hati-hati, jangan lupa diri. Jangan takabur. Sebab
bisa saja dalam sekejap semua itu amblas tak berbekas. Maka mawas diri itu penting.
Bagaimana pun kita tetaplah makhluk yang terbatas. Sebaliknya, kalau kita berada “di bawah
angin”, hidup kita terus berkubang kegagalan dan diremehkan, jangan putus asa, teruslah
berusaha. Lakukan yang terbaik. Kejutan selalu bisa terjadi kapan saja, dan dengan cara apa
saja. Seperti Daud ketika mengalahkan Goliat

Mawas dirilah di tengah kegembiraan dan jangan kecil hati di tengah kepedihan
aisuru_ei
16-12-08, 10:20
thx om :thumbup:
Dream LoVeR
17-12-08, 05:44
Bacaan hari ini: 2 Korintus 1:3-11
Ayat mas hari ini: 2 Korintus 1:6
Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 5-7

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang memiliki ilmu kebal; yang tak mem-pan
ditembus senjata tajam, bahkan peluru? Mungkin pernah. Namun, adakah orang yang kebal
terhadap penderitaan? Selama punya rasa dan hati, orang tidak dapat kebal dari kesesakan
hidup. Akan tetapi, penderitaan yang berat belum tentu “menggilas” manusia. Mari cermati
pesan Paulus tentang hal ini.

Mengawali suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata bahwa Allah telah
menghiburnya dalam penderitaan. Ya, ia memang sedang harus menanggung keseng-saraan
Kristus ketika surat ini ditulis (ayat 5). Namun, saat ia mengalami penderitaan berat, ada juga
penghiburan yang besar. Bahkan penderitaan itu pada gilirannya justru menjadi penghiburan.
Inilah pesannya; di tengah impitan beban hidup, kita mesti membuka hati untuk merasakan
penguatan Allah. Dan ada satu kenyataan ilahi yang memampukan kita untuk menghadapi
segala beban hidup, yakni bahwa Allah kita sungguh berkuasa, bahkan dapat membangkitkan
orang mati (ayat 9). Hal ini terbukti melalui peristiwa kebangkitan Kristus. Dan itulah
pengharapan Paulus.

Jika kita menghadapi beban hidup bersama-sama dengan Allah, maka sebuah “luka” pun
dapat berubah menjadi “obat”. Bagaimana tidak? Penderitaan yang kita alami akan membuat
kita memiliki pengalaman iman dengan Tuhan. Melalui hal itu, kita pun dikuatkan untuk
tetap tegar di tengah badai. Dan pada gilirannya, orang yang kuat akan dapat meneguhkan
orang lain. Bukan dengan penghiburan yang klise, tetapi penghiburan yang berdasarkan
pengalaman nyata

PENDERITAAN BERAT YANG DIOLAH DENGAN TEPAT DAPAT MENJADI OBAT


ROHANI YANG MANTAP
aisuru_ei
17-12-08, 23:18
terima kasih :thumbup:
Dream LoVeR
18-12-08, 05:26
Bacaan hari ini: Filipi 2:1-11
Ayat mas hari ini: Filipi 2:7
Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 8-10

Apa kesamaan Fransiskus Asisi, Ibu Teresa, dan Romo Mangun? Salah satu hal yang paling
menonjol dari ketiganya adalah mereka rela meninggalkan kenyamanan hidup untuk tinggal
dan melayani orang-orang miskin; baik di Eropa berabad-abad yang lalu, di India, maupun di
Indonesia. Kita percaya mereka melakukannya karena iman kepada Kristus. Kita pun percaya
inspirasi mereka datang dari peristiwa dua ribu tahun lalu, pada suatu malam di Betlehem.

Malam itu, Allah Pencipta dan Penguasa semesta meninggalkan segala kemuliaan-Nya,
berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Bukan dalam rupa seorang raja,
bangsawan, atau orang terhormat, melainkan sebagai anak dari sepasang wong cilik (rakyat
jelata), yang bahkan tak sanggup menyewa tempat untuk melahirkan bayi dengan layak
(Lukas 2:7). Paulus menggambarkan peristiwa ini dengan kalimat: “Dia mengosongkan diri-
Nya” (ayat 6).

Peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia biasa memang patut dikagumi dan disyukuri.
Namun tak hanya itu, peristiwa ini mesti menginspirasi dan menggerakkan kita untuk
melayani orang lain, seperti ketiga tokoh di atas. Mereka bersedia keluar dari kenyamanan;
untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Ada begitu banyak orang di sekitar kita
dan di dunia ini yang menderita; baik secara fisik, mental, atau spiritual. Mereka memerlukan
makanan, pakaian, dan perawatan. Mereka perlu dihibur, ditemani, dan dikasihi. Terlebih
mereka perlu mendengar Injil. Tuhan telah memulai. Kini giliran kita yang hidup pada zaman
ini untuk meneruskannya

ALLAH TELAH MENELADANKAN PENGOSONGAN DIRI AGAR KITA PUN


MENGOSONGKAN DIRI UNTUK MELAYANI
Dream LoVeR
19-12-08, 04:58
Bacaan hari ini: Lukas 1:39-45
Ayat mas hari ini: Lukas 1:44
Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 11-13

Kesedihan dan kegembiraan itu menular. Apabila Anda sedih, orang di sekitar Anda dapat
merasakannya. Bahkan mereka bisa ikut sedih. Sebaliknya, jika Anda bergembira, suasana
hati Anda akan memendar hangat, sehingga terasa oleh orang lain. Bahkan bisa
menghangatkan hati mereka juga. Jadi bukan hanya penyakit, pengalaman rasa dalam diri
manusia dapat menular. Lalu, bagaimana dengan pengalaman batin? Bisakah itu menular?
Tentu saja! Bila batin seseorang damai, maka kedamaian itu akan memancar lembut di mata,
wajah, dan seluruh tubuhnya. Siapa pun yang berhubungan dengannya, sedikit banyak akan
“tersetrum” damainya.
Suatu ketika, Maria mengunjungi Elisabet untuk meneguhkan hatinya sehubungan dengan
pernyataan malaikat Gabriel (ayat 36). Saat mereka berjumpa, Elisabet merasa-kan
“setrum”—anak dalam rahimnya melonjak dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus (ayat
41). Bahkan ia dapat berkata, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi
aku?” (ayat 43). Padahal Kitab Suci tidak mengatakan bahwa malaikat juga menyampaikan
pesan itu kepada Elisabet!

Perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi juga bisa terasa seperti “setrum” yang
menyenangkan. Dan itu bisa Anda bagikan kepada dunia. Namun, tak usah merasa gagal bila
tak ada orang yang menyatakannya, sebab hal ini memang tak menuntut pengakuan. Rasakan,
hayati, dan nikmati setrum perjumpaan dengan Tuhan sebagai penguatan bagi diri Anda. Dan
orang-orang yang murni hatinya, seperti Maria dan Elisabet, dengan sendirinya akan “saling
setrum”. Semoga kita juga

ALLAH MENYALURKAN KEHANGATAN KASIH-NYA AGAR KITA


MENERUSKANNYA KEPADA DUNIA
aisuru_ei
19-12-08, 20:17
thx om :thumbup:
pey
20-12-08, 00:55
thank's juga om..
Dream LoVeR
22-12-08, 05:00
Bacaan hari ini: Roma 15:1-6
Ayat mas hari ini: Markus 10:45
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Petrus 1-5

Ketika saya tengah menempuh studi di China, seorang sahabat menceritakan sebuah
pengalaman malam Natal di suatu gereja rumah. Sebelum Natal, pendeta di ge-reja itu
mengingatkan jemaat untuk mengundang sebanyak mungkin keluarga dan teman yang belum
percaya, agar hadir dalam kebaktian malam Natal. Saat Natal tiba, rumah tempat mereka
mengadakan ibadah dibanjiri banyak orang. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali
beribadah di gereja. Karena banyak sekali yang datang, bangku yang tersedia tidak
mencukupi. Tanpa perlu dikomando, beberapa jemaat yang melihat hal itu segera
memberikan bangku mereka. Lalu mereka masuk ke kamar dan berdoa supaya orang yang
duduk di bangku mereka mendengar Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat.

Mendengar kisah itu, saya ingat kata Paulus dalam surat Filipi. Bahwa Kristus, sekalipun
setara dengan Allah, rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:7) ketika datang ke dunia ini. Dia
merelakan hak yang sesungguhnya patut Dia nikmati. Dia tidak hendak dilayani, tetapi
hendak melayani dan memberikan nyawa-Nya

Bagaimana dengan kita? Kerap kali Natal kita buat semegah dan semeriah mungkin demi
kepuasan diri. Mungkin kita menyisihkan uang untuk kegiatan sosial, tetapi terkadang itu
hanya embel-embel dan bukan inti acara Natal. Ini saatnya kita kembali ke berita Natal, yaitu
meneladani Allah yang memberi. Merelakan hak-hak kita, agar orang lain dimudahkan untuk
mengenal Tuhan. Kita dapat segera memulainya, bahkan dari hal kecil seperti berbagi bangku

ANTARKAN SESAMA UNTUK MENGENAL ALLAH LEWAT SEGALA CARA YANG


DAPAT KITA UPAYAKAN
Dream LoVeR
23-12-08, 04:43
Bacaan hari ini: Matius 2:1-12
Ayat mas hari ini: Matius 2:11
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Petrus 1-3

Seorang ibu tengah menyusun daftar hadiah Natal buat para kerabat dan sahabat keluarga.
Anaknya yang berumur tujuh tahun duduk di sampingnya dan asyik memerhatikan. “Nak, Ibu
sudah menyusun daftar nama penerima hadiah Natal kita. Coba kamu lihat, apakah ada nama
yang lupa Ibu tulis?” tanyanya. Si anak menyimak daftar nama yang ditulis ibunya dengan
teliti. “Ibu lupa mencatumkan nama Yesus,” sahutnya kemudian.

Sebetulnya sangat ironis ketika Natal tidak lagi berfokus pada Kristus. Bukankah Natal
adalah peringatan akan hari kedatangan-Nya? Sayangnya, yang kerap terjadi sekarang adalah
orang-orang malah sibuk dengan kepentingan dan kesenangannya sendiri, sehingga
pertanyaan yang muncul bukan, “Apa yang bisa aku berikan buat Sang Bayi Kudus?”,
melainkan, “Hadiah apa yang akan aku dapat? Mau shopping ke mana? Bisnis apa lagi yang
bisa aku garap?”. Fokusnya adalah “aku”, bukan Kristus.Di gereja pun demikian. Orang
begitu sibuk dengan berbagai persiapan acara, hingga tidak jarang orang saling berkelahi.
Kita lupa untuk duduk tenang dan bertanya, “Apakah memang ini yang Kristus inginkan
sebagai peringatan atas kelahiran-Nya?” Tidak heran kalau kemudian Natal berlalu tanpa
makna. Hanya sebuah rutinitas. Tidak mengubah atau memperbarui apa-apa.

Hari ini kita kembali membaca kisah para Majus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri
yang jauh; melewati berbagai rintangan dan bahaya; membawa hadiah-hadiah bermakna
untuk Kristus. Fokus mereka adalah: menyembah Kristus, bukan menuruti keinginan atau
kepentingan sendiri

NATAL HARUS BERFOKUS PADA KRISTUS SEBAB NATAL ADALAH PESTA-NYA,


BUKAN PESTA KITA
Dream LoVeR
24-12-08, 01:47
Bacaan hari ini: Lukas 2:8-20
Ayat mas hari ini: 2 Korintus 5:17
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Yohanes 1-5
Natal 2004 adalah natal pertama saya di China (ketika studi di sana). Natal pertama tanpa
keluarga; tanpa pohon Natal; tanpa kebaktian Natal; tanpa kartu Natal; tanpa lagu Natal;
bahkan tanpa libur natal! Namun, di tengah keadaan demikian, saya justru menemukan
makna Natal yang sejati. Pada tanggal 24 Desembersahabat saya dibaptis; dan saya
berkesempatan melihat sebuah hidup yang sungguh diubahkan oleh Kristus. Sejak sahabat
saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, ia telah banyak berubah—
dari orang yang keras menjadi orang yang lembut hati; dari orang yang tak memiliki
hubungan dengan Tuhan, menjadi orang yang bergaul erat dengan Dia.

Ketika itu barulah saya sadar bahwa inilah arti Natal. Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang-orang berdosa dan mengubah hidup mereka—menjadikan hidup yang
tak berarti menjadi berarti. Demikian pula mukjizat Natal pertama yang dialami para
gembala. Mereka hidup biasa-biasa saja, tetapi sebuah berita dari malaikat mengubahkan
hidup mereka. “Telah lahir bagimu Juru Selamat” (ayat 11). Bukan bagi orang lain, tetapi
bagimu. Mereka pun menemui bayi Yesus lalu pulang sambil memuji-muji Allah (ayat 20).

Natal tak akan berarti sebelum kita bertemu dengan Kristus. Dan, mukjizat natal adalah
ketika seseorang tersesat dapat bertemu dengan Sang Juru Selamat—Juru Selamat yang lahir
baginya. Sudahkah Anda mengalami Kristus lahir di hati Anda? Sudahkah Anda mengalami
perubahan hidup karena-Nya? Jika belum, Dia rindu mela-kukannya hari ini

NATAL TERINDAH TERJADI KETIKA YESUS LAHIR DI HATI YANG HANCUR


Dream LoVeR
25-12-08, 07:06
Bacaan hari ini: Yesaya 9:1-6
Ayat mas hari ini: Yesaya 9:1
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Yohanes; 3 Yohanes; Yudas

Apakah Yesus lahir tanggal 25 Desember? Tidak! Kita membaca bahwa saat Yesus lahir,
para gembala “menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (Lukas 2:8). Dan, para
gembala menggembalakan domba di padang saat malam hari hanya pada musim panas.
Padahal, Desember adalah musim dingin. Artinya, kelahiran Yesus pasti terjadi pada bulan-
bulan musim panas, meski tak ada yang mengetahui waktunya secara pasti. Tanggal 25
Desember dijadikan hari Natal karena hari itu merupakan perayaan berbaliknya matahari ke
belahan bumi utara. Di tengah musim dingin yang gelap, terang muncul; Yesus lahir sebagai
Terang Dunia.

Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan perayaan datangnya Yesus ke dunia
sebagai Sang Terang. Kelahiran-Nya membuka babak baru: dunia yang dikuasai kegelapan
dosa kini melihat Terang yang besar. Di mana terang hadir, di situ tak ada lagi kegelapan.
Apa akibatnya? Pertama, umat manusia dilepaskan dari belenggu dosa yang menekan dan
menindas (ayat 3). Kedua, ada damai sejahtera yang mampu mengenyahkan perang dan
perseteruan (ayat 4) serta ketidakadilan (ayat 6).

Dua ribu tahun sudah Yesus lahir. Mengapa penindasan, perang, dan ketidakadilan masih
ada? Karena masih banyak orang belum membuka hati bagi Sang Terang. Manusia “melihat”
Terang itu, tetapi tidak menyambut-Nya, sehingga hatinya masih dikuasai kegelapan. Tugas
kita adalah memperkenalkan terang Kristus kepada sesama melalui tindakan kasih. Itulah inti
perayaan Natal. Bukan sekadar menyalakan lilin atau pohon terang, melainkan hidup dalam
terang dan membawa orang mengenal Sang Terang

KEGELAPAN HANYA BISA TERUSIR JIKA TERANG DIPERSILAKAN HADIR


Dream LoVeR
27-12-08, 06:46
Bacaan hari ini: Galatia 4:4-9
Ayat mas hari ini: Galatia 4:4,5
Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 5-8

Setelah 37 tahun bekerja di meja operasi, dokter Evan Kane sadar bahwa bius total berisiko
tinggi. Menurutnya, pada operasi tertentu pasien cukup dibius lokal. Namun, praktik ini
belum dikenal pada tahun 1921. Untuk membuktikan teorinya, dokter Kane mencari orang
yang mau menjadi pasien percobaan, tetapi ia kesulitan. Tak seorang pun ingin tetap sadar
ketika operasi tengah berlangsung dan merasakan sakit luar biasa. Akhirnya, dokter Kane
berinisiatif—ia mengajukan diri untuk dioperasi, yaitu operasi usus buntu. Inilah operasi usus
buntu pertama dengan bius lokal. Hasilnya sukses. Terobosan besar ini membuat operasi
dengan bius lokal mulai dipakai di seluruh dunia dan meringankan derita pasien.

Untuk menyelesaikan sebuah masalah, kerap diperlukan sosok yang berani mengambil
inisiatif. Dan, Allah yang kita sembah itu penuh inisiatif! Melihat manusia tak berdaya di
bawah kuasa dosa, Dia tidak tinggal diam. Dia tak membiarkan manusia terus menjadi hamba
ilah-ilah, yang akhirnya akan membuat manusia binasa. Karena tak seorang pun dapat
menjadi penebus dosa, Allah berinisiatif mengutus Anak-Nya sendiri untuk lahir sebagai
manusia dan menebus kita (ayat 4). Bahkan, Roh Anak-Nya pun diutus untuk tinggal dalam
hati kita (ayat 6). Solusi total itu membuat manusia kini bisa bebas dari kuasa dosa dan
mengabdi pada Allah.

Natal adalah saat untuk kita mensyukuri inisiatif Allah. Kehadiran-Nya di dunia telah
membebaskan kita dari kebinasaan melalui karya penebusan Kristus. Karena itu, kita yang
telah menerima anugerah tersebut mesti mengambil inisiatif untuk mengabdi hanya kepada
Allah

SEBUAH INISIATIF MUNCUL BUKAN KARENA PAKSAAN MELAINKAN KARENA


KASIH DAN KEPEDULIAN
aisuru_ei
30-12-08, 16:30
wah sepertinya si om lg liburan :hihi:
Dream LoVeR
01-01-09, 12:49
Bacaan hari ini: Yakobus 4:13-17
Ayat mas hari ini: Roma 8:28
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 1-2

Menyusun resolusi adalah hal yang ke*rap dilakukan orang di awal tahun. Na**mun, banyak
orang begitu semangat me*nyusun resolusi agar menjadi “lebih ba*ik”, kemudian lupa ketika
waktu berlalu. Ada banyak hal membuat kita sulit mewu*jud*kan resolusi. Akan tetapi, ada
satu hal penting yang bisa menjadi pangkal kega*gal*an kita, yakni saat kita menyusun
reso*lusi dengan pertanyaan yang salah, “Apa yang ingin saya capai tahun ini?” atau “A*pa
yang ingin saya lakukan tahun ini?” Sebagai orang-orang yang menjadikan Ye*sus se*ba*gai
Raja atas hidup ini, bukankah seharusnya kita mendasarkan resolusi pada perta*nya*an,
“Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan tahun ini? Apa yang Engkau ingin agar saya
capai tahun ini?” Ada dua alas*an mengapa kita harus melibatkan Tuhan dalam menyusun
resolusi.

Pertama, Yakobus mengingatkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan,
karena kita tidak tahu apa yang akan ter*jadi besok (ayat 14). Yakobus menasihati supaya
kita berkata, “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu” (ayat
15). Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di se*panjang tahun ke depan. Namun,
Tuhan akan memimpin kita untuk membuat keputusan yang tepat, saat kita membuat rencana
bersa*ma-Nya. Kedua, kita mesti ingat bahwa tujuan utama hidup kita adalah men*jadi
serupa dengan Kristus (Roma 8:29). Karena itu, fokus re*so*lusi kita seharusnya adalah
menjadi apa yang Tuhan mau, bukan se*kadar menjadi lebih baik menurut ukuran manusia.

Mari membuat dan menjalani resolusi bersama Tuhan. Pegang*lah janji Tuhan, bahwa Dia
akan “turut bekerja dalam segala se*su*atu” di sepanjang tahun ini

JANGAN KATAKAN KEPADA TUHAN APA YANG BAIK MENURUT KITA


TANYAKAN KEPADA TUHAN APA YANG DIA PIKIR BAIK BAGI KITA
Dream LoVeR
02-01-09, 06:39
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-5
Ayat mas hari ini: Kisah Para Rasul 1:3
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 3-5

Angka 40 kerap muncul di Alkitab. Mo*men-momen yang menentukan dalam hi*dup Musa
sampai dengan saat ia me*ning**gal ditandai dengan usia kelipatan 40. Sebelum masuk ke
tanah Kanaan, umat Is*rael mengembara selama 40 tahun di pa*dang gurun. Setelah berpuasa
40 hari di gu**run, Iblis datang untuk mencobai Yesus. Sesudah kebangkitan dan sebelum
kenaik*an-Nya ke surga, Tuhan menam*pakkan diri kepada para murid selama 40 hari. A*da
apa dengan angka 40 ini?

Rupanya angka ini senantiasa me*nan*dai masa persiapan sebelum da*tang*nya babak baru
dalam kehidupan sese*orang, umat Tuhan, atau bahkan dunia ciptaan-Nya. Saat Yesus
menam*pak*kan diri selama 40 hari kepada para murid-Nya, hal itu merupakan masa
persiapan di mana kelak Yesus tidak akan lagi hadir di antara mereka dalam wujud fisik. Dia
akan kembali surga. Dia akan hadir dalam wujud yang baru, yakni Pribadi Roh Kudus. Itulah
yang menandai babak baru bagi pekabaran Injil ke seluruh dunia, melalui kemitraan antara
Roh Yesus dengan “tubuh-Nya” (Gereja Tuhan). Jelas bahwa pada masa 40 hari itu, aktivitas
begitu padat dengan pendi*dik*an yang disampaikan “berulang-ulang” kepada para murid
demi mem**per*siapkan datangnya babak baru tersebut.

Segala hal yang baik dalam kehidupan ini selalu memerlukan masa persiapan. Persiapan yang
baik menentukan datangnya hasil yang baik. Semakin matang persiapan, semakin besar
potensi sukses. Kalau Tuhan saja bekerja dengan persiapan, apalagi kita. Ma*rilah kita
melakukan apa saja dengan persiapan yang memadai. Jangan asal-asalan atau seadanya.
Jangan suka meremehkan. Per*si*ap*an itu penting.

DATANGNYA KEBERHASILAN MASA DEPAN DITENTUKAN JUGA OLEH


PERSIAPAN MASA SEKARANG
aisuru_ei
02-01-09, 20:22
thx again om :D
papirin
02-01-09, 21:41
bagus bisa memberi kekuatan n menjadi berkat bagi banyak org.Ak mau jadi air biasa yg
diubah.
Dream LoVeR
05-01-09, 04:03
Bacaan hari ini: Kejadian 1:26-2:17
Ayat mas hari ini: Kejadian 2:15
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 12-15

Ada sebagian orang kristiani yang ber*pen*dapat bahwa pekerjaan yang di*ja**lani sehari-
hari sekadar untuk ber*tah*an hi*dup—tanpa ada makna spiri*tu*al. Me**reka berpikir
bahwa Tuhan lebih pe*du*li ke*pa*da doa, nyanyian, saat teduh, dan se*mua ke*giat*an
rohani. Bagi mereka, pe*ker*ja**an yang paling menyenangkan Tuhan ada*lah men*jadi
pendeta atau misionaris. Akibat*nya, me*reka mengerjakan peker*jaan se*hari-ha*ri mereka
dengan setengah ha*ti dan bah*kan kerap dihinggapi rasa ber*sa*lah.

Pemahaman ini tidak sejalan dengan a*pa yang terdapat dalam firman Tuhan ha*ri ini.
Dikisahkan bahwa setelah Adam di*cip*takan, Allah memberinya tugas. Tu*gas ini bukanlah
untuk berdoa, membaca Alkitab, menyanyikan pujian, atau kegiat*an rohani yang lain.
Tu*gasnya adalah untuk mengusahakan dan me*me*lihara taman Eden (Kejadian 2:15).
Bahkan salah satu tujuan Adam diciptakan adalah untuk berkarya dan mengelola seluruh
cip*ta*an (Kejadian 1:28).

Untuk menjelaskan konsep ini, Martin Luther, seorang tokoh reformasi gereja abad ke-16,
pernah berkata, “Meskipun aku tahu bahwa besok dunia akan kiamat, aku akan tetap
menanam pohon a*pelku.” Inti kalimat ini adalah bahwa pekerjaan sehari-hari kita (seperti
bertani, berdagang, mengurus keluarga, belajar, dan seba*gai*nya) memiliki makna spiritual
yang sama dalamnya dengan ke*gi*atan-kegiatan rohani kita (seperti berdoa, bersaat teduh,
maupun ke*bak*tian). Bekerja merupakan salah satu hal penting yang Tuhan ingin kita
lakukan dalam hidup ini. Karena itu, sudah sepantasnya ki*ta memperlakukan dan
mengerjakan pekerjaan kita sama seriusnya de*ngan kegiatan rohani kita

PEKERJAAN KITA SAMA PENTING DAN BERHARGANYA DENGAN KEGIATAN


ROHANI KITA
aisuru_ei
05-01-09, 13:56
makasih om :thumbup:
Dream LoVeR
07-01-09, 05:10
Bacaan hari ini: Ulangan 15:12-18
Ayat mas hari ini: Ulangan 15:15
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 20-22

Kacang lupa kulit adalah ungkapan ki*as*an untuk menyebut orang yang lu*pa akan masa
lalunya dan menjadi som*bong. Misalnya, seorang gadis berasal da***ri desa, merantau ke
kota, berhasil men****ja*di artis terkenal, lalu sikap dan pe*ri***la**kunya ber*ubah
menjadi sok, jauh dari tata kra*ma. Ungkapan itu juga bisa dike*nakan pa*da orang yang
tidak tahu ber**te*ri*ma kasih, lu*pa akan jasa-jasa orang yang pernah me****nolong dan
membe*sar*kan**nya. Seperti si Malin Kundang, tokoh dalam sa*lah satu ce**rita rakyat
dari Suma*tra Ba*rat. Malin Kun***dang adalah pe*mu*da yang me*raih ke*suk**sesan di
ran*tau, te**tapi ke*mudian ia ti*dak mau meng**a*kui ibu**nya sen*diri, se*hing*ga
di*ku*tuk men*jadi ba**tu.

Tuhan sangat tidak berkenan dengan si*kap “kacang lupa kulit”. Itulah sebabnya berulang
kali Dia meng*i*ngat*kan umat Israel tentang status mereka dulu, yaitu sebagai bu*dak-
budak di Mesir, dan bahwa Tuhanlah yang telah mem*bebas*kan me*reka (a*yat 15).
Tujuannya supaya mereka tetap me*ngan*dal*kan Tuhan, dan tidak berpaling kepada ilah-
ilah lain. Sekaligus su*pa*ya mereka juga me*miliki empati dan kepekaan un*tuk membantu
orang lain yang mem*butuhkan seperti mereka dulu (ayat 13,14).

Maka, baiklah kita terus mengingat karya kasih Tuhan dalam hi***dup kita, sehingga kita
selalu terdorong untuk memakai segala yang ada pada kita untuk kemuliaan-Nya. Dan,
baiklah kita juga ti***dak melupakan peran dan jasa orang lain dalam setiap kesuksesan yang
kita raih, sehingga kita bisa tetap menunjukkan rasa terima ka**sih kita ke*pada mereka.
Bukan seperti kacang yang lupa pada ku**litnya

KITA ADALAH ORANG BERUTANG KEPADA TUHAN DAN KEPADA ORANG-


ORANG DI SEKITAR KITA
aisuru_ei
07-01-09, 13:25
tengkyu om :D
Dream LoVeR
09-01-09, 03:03
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 7:54-60
Ayat mas hari ini: Kisah Para Rasul 5:41
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 27-29

Blandina adalah nama seorang perem*pu*an kristiani yang meninggal ka*re*na sebu*ah
penganiayaan di Lyon, Pran*cis, pada tahun 177. Ia mengalami sik*sa*an be*gi*tu rupa,
tetapi ia tetap mem*perta*hankan iman*nya kepada Tuhan Yesus. Sam**pai-sam*pai,
walaupun sang penyik*sa sudah ke*lelahan dan frustrasi menyik*sa**nya, ia te*tap pada
pendirian dan keya*kin**an*nya.

Kematian Blandina ini mengikuti jejak ke*matian Stefanus, martir kristiani perta*ma yang
kisahnya tercatat dalam Kisah Pa***ra Rasul 7. Saat itu penganiayaan ter*ha**dap jemaat
kristiani semakin nyata ter*ja*di. Aniaya itu di*mu*lai dengan ancaman kepada Rasul Petrus
dan Rasul Yo*hanes da**lam Kisah Para Rasul 4 dan 5. Kemu*dian disu*sul dengan
hukuman mati bagi Stefa*nus. Namun, mereka semua rela dan bahkan ber*sukacita atas
terja*di*nya pengania*ya*an tersebut (Kisah Para Rasul 5:41). Ini di*mung*kin*kan karena
iman keyakinan mereka akan Yesus sangat te*guh. Ke*ya*kin*an ini dapat terbangun karena
mereka sudah melihat sen*diri karya Tuhan Ye*sus dalam hidup mereka.

Dalam hidup kita sebagai orang percaya, ada masa-masa ke*ti*ka iman kita menjadi goyah.
Pada saat itu kita mungkin mem*per*ta*nyakan ten*tang keberadaan Allah, tentang kasih-
Nya, tentang ke*hi*dup*an, tentang ke*matian, tentang kebangkitan Yesus, dan
se*ba*gai*nya. Di saat-saat de*mikian, mari kita mengenang kisah para martir kris*tiani di
masa lalu seperti Stefanus dan Blan*dina. Mung*kinkah me*reka rela mati jikalau mereka
tidak sung*guh-sungguh yakin bah*wa iman yang mereka miliki, dan juga kita miliki ini,
sung*guh-sungguh be*nar?

KESETIAAN DAN PENGORBANAN PARA MARTIR KRISTIANI ADALAH SALAH


SATU BUKTI KUAT TENTANG KEBENARAN IMAN KITA
aisuru_ei
09-01-09, 11:44
tengkyu :thumbup:
aisuru_ei
15-01-09, 14:19
ko blm nambah juga? :mana:
Dream LoVeR
17-01-09, 06:51
Bacaan hari ini: Matius 9:9-13
Ayat mas hari ini: Matius 9:12
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 5-7

Suatu kali saya bertanya kepada seo*rang ibu, “Apakah Ibu yakin masuk sur*ga kelak?” Ibu
itu menjawab, “Yakin sih. Ah, tapi kadang masih ragu juga.” Yakin tetapi ra*gu? Artinya
masih tidak yakin. Lalu saya bertanya lagi, “Mengapa begitu, Bu?” Si ibu menjawab, “Saya
ini masih banyak dosa, masih suka ber*bohong, masih suka ma*rah-marah ter*ha*dap suami
saya. Po*kok*nya saya merasa tidak la*yak masuk sur*ga.”

Kerap kali perasaan dan kenyataan bah**wa kita masih memiliki banyak dosa da**pat
membuat kita merasa enggan un*tuk datang kepada Tuhan. Na*mun, fir*man Tuhan hari ini
memberikan sebuah kon***sep yang berbeda. Ketika Yesus te*ngah ber*kum*pul dan
makan bersama pa*ra pemu*ngut cukai dan orang berdosa di rumah Matius, orang-orang
Farisi yang ada di sekitar tempat itu mem*per*ta*nyakan apa yang dilakukan oleh Yesus.
Akan tetapi, Yesus mem*berikan ja*wab*an yang hingga kini men*jadi pengharapan bagi
semua orang ber*do*sa, yaitu bahwa Dia da*tang ke dunia untuk menjadi sahabat orang-
orang yang ber*do*sa. Bu*kan untuk melakukan dosa ber*sama para pe**mungut cukai,
me*lain*kan untuk menghapuskan dosa-dosa me*re*ka.

Seandainya Anda adalah salah satu dari orang-orang berdosa yang diun**dang untuk makan
bersama Yesus di rumah Matius, res*pons apa yang akan Anda berikan? Menerima atau
menolaknya ka*rena me*rasa tidak layak? Pilihan ada di tangan Anda. Anda mesti tahu
bah**wa Ye***sus ada*lah sahabat orang berdosa. Dia akan selalu me*ne*ri*ma orang
ber**do*sa; siapa pun yang mau datang kepada-Nya

TAKUTLAH UNTUK BERBUAT DOSA TETAPI JANGAN TAKUT MEMBAWA DOSA


KEPADA KRISTUS
Dream LoVeR
19-01-09, 04:30
Bacaan hari ini: Filipi 4:2-8
Ayat mas hari ini: Filipi 4:8
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 11-13

Di sebuah kota hidup seorang wanita yang sudah sangat lanjut usianya, te*ta*pi ia masih
sehat dan tetap berse*ma*ngat. Ia tinggal sendirian di rumahnya yang sederhana. Suaminya
telah mening*gal du*nia belasan tahun lalu. Para pen*du*duk me*nge**nalnya sebagai ibu
yang murah se*nyum dan penuh perhatian kepada sia*pa sa*ja.

Suatu hari, tepat di usianya yang ke-87, seorang wartawan dari surat kabar lo*kal
mewawancarainya, “Apa rahasia Ibu se**hingga bisa tetap sehat dan berse*ma*ngat?” tanya
si wartawan. Ibu itu menja*wab, “Saya berusaha selalu berpikir positif dan melakukan
kegiatan-kegiatan positif”. “Kegiatan seperti apa, Bu?” tanya si war*ta**wan lagi. “Misalnya
setiap hari saya me*ra*wat tetangga saya, seorang wanita berusia 70 tahun, menyediakan
ma*kanan untuknya, mengajaknya jalan-jalan sore, atau sekadar me*ne*maninya minum teh
dan menyulam.”

Para ahli gerontologi, ilmu tentang warga usia lanjut, me*nga*ta*kan bahwa pada dasarnya
setiap orang memiliki tiga jenis usia, yaitu usia kronologis, usia biologis, dan usia psikologis.
Usia kronologis dan usia biologis itu alamiah, tidak bisa dielakkan. Sedangkan usia
psi**kologis tergantung pada pilihan kita sendiri. Kalau kita, seperti yang di*nasihatkan
Paulus hari ini, memiliki hati yang selalu ber*su*kacita (ayat 4), hidup yang bersyukur (ayat
6), dan pikiran yang ter*arah pa*da hal-hal yang positif dan membangun (ayat 8), maka usia
ps*i**ko*lo*gis kita akan sehat. Selanjutnya, hal itu akan berdampak po*sitif terhadap hidup
ke*seharian kita. Dan dengan demikian, kita juga bi*sa menjadikan hi*dup kita senantiasa
berguna serta bermakna

USIA TUA BUKAN HALANGAN UnTUK BERKARYA KUNCINYA PADA HATI DAN
PIKIRAN YANG SEHAT
aisuru_ei
19-01-09, 09:53
thx ya :thumbup:
aisuru_ei
22-01-09, 09:34
ko da bbrp hari ga update? :nohope:
Dream LoVeR
14-02-09, 08:36
Bacaan hari ini: Kidung Agung 2:1-7
Ayat mas hari ini: Kidung Agung 2:2
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 17-19

Saya mendengar kisah ini ketika men*ja*lani konseling pranikah. Pendeta ber***cerita
tentang sepasang suami istri yang awet menikah. Rahasia mereka se*der**hana. Setiap hari
mereka masing-ma*sing menuliskan SHMILY di tempat-tempat ter*tentu di sekitar mereka
—di secarik ker*tas yang disisipkan di wadah gula, di kaca cer*min, di gundukan pasir
kebun, atau di li*pat*an kemeja bekal perjalanan ke luar ko*ta. Malamnya sang suami akan
ber*ce*ri*ta (atau menelepon dari luar kota) ba*gai*ma*na ia menemukan tulisan
tersembunyi is*trinya, dan sang istri bercerita se*ba*lik*nya. Kebiasaan itu memupuk
kemesraan me*reka hari demi hari. Apa arti SHMILY? See how much I love you—lihatlah,
beta*pa a*ku mencintaimu!

Salomo menulis kidung panjang tentang sepasang kekasih yang bernaung di bawah panji
cinta. Dalam cuplikan yang kita baca, si gadis merasa dirinya seperti bunga mawar dan bunga
bakung, je*nis bunga yang mudah ditemukan di Israel. Ia mungkin mengang*gap dirinya
gadis yang biasa-biasa saja. Namun, kekasihnya ber*pan*da*ngan lain. Di matanya yang
penuh cinta, gadis itu “seperti bunga ba****kung di antara duri-duri”—sosok yang istimewa,
menyita per*ha*ti*an, dan layak dipuji.

Bahasa cinta, yang dilandasi dengan penghargaan terhadap pasangan yang kita cintai,
memang vital untuk membina kemesraan per*nikah*an. Di sebuah situs internet ada nasihat
jitu mengenai hal ini. Bu*nyi*nya, “Jangan mengatakan ’Aku cinta padamu’ kalau kau tidak
ber*sung*guh-sungguh. Namun, kalau kau bersungguh-sung*guh, ucap*kan*lah hal itu
sesering mungkin. Orang mudah lupa”

UNGKAPKAN CINTA ANDA KEPADA PASANGAN SESERING MUNGKIN —


MELALUI SIKAP, UCAPAN, DAN TINDAKAN
Dream LoVeR
17-07-09, 22:30
Bacaan hari ini: Pengkhotbah 7:1-7
Ayat mas hari ini: Pengkhotbah 7:2
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 31-33

Rumah duka biasanya terkesan suram, kotor, pengap, dan menyeramkan. Untuk menghapus
kesan itu, kini mulai banyak dibangun rumah duka modern yang indah, bersih, berpendingin
udara, bahkan dilengkapi alat musik. Namun, ini tidak membuat orang lebih suka pergi ke
sana, apalagi berlama-lama di situ! Manusia enggan berhadapan dengan kematian dan
suasana duka.

Melihat kenyataan ini, nasihat Pengkhotbah terdengar tidak lazim. Menurutnya, lebih baik
pergi ke rumah duka daripada pergi ke rumah pesta. Lebih baik bersedih dan meratap di
rumah duka, ketimbang tertawa di rumah pesta. Mengapa? Karena kedukaan mengajarkan
kita banyak hal. Kita disadarkan bahwa hidup ini singkat. Semua orang akan mati, termasuk
kita. Mumpung masih ada kesempatan hidup, pakailah untuk berbenah diri! Keluarga yang
meratap juga belajar banyak. Rasa kehilangan mendorong mereka lebih bergantung pada
Tuhan. Jadi, di rumah duka kita belajar hidup bijak. Pelajaran ini tidak akan kita dapatkan di
rumah pesta. Di situ orang diajak tertawa. Melupakan segala kesusahan dan realitas hidup.
Dibawa bersenang-senang sampai lupa daratan!

Kita banyak belajar tentang Tuhan dan iman justru di saat sulit, bukan di saat bersenang-
senang. Oleh karena itu, kemalangan ada gunanya. Tidak harus dihindari. Apakah Anda
selalu berusaha menghindar dari penderitaan dengan segala cara? Saat Tuhan menempatkan
Anda di “rumah duka”, apakah Anda lari ke “rumah pesta”? Lihatlah kemalangan sebagai
kesempatan emas untuk belajar sesuatu dari Tuhan!

Tuhan membuat hidup kita kaya; dengan mengajar kita mencampur canda dan air mata
Dream LoVeR
18-07-09, 09:35
Bacaan hari ini: Efesus 6:10-20
Ayat mas hari ini: Efesus 6:11
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 34-36

Ada humor tentang seseorang yang mati dan diizinkan memilih ke surga atau neraka. Ia
memutuskan untuk melihat-lihat dulu. Di surga ia melihat suasana yang sangat tenang.
Sayup-sayup terdengar musik gereja yang lembut. Di sana semua orang berdoa. Rupanya ia
tidak tertarik suasana seperti itu. Maka, ia melihat neraka; di mana semua orang sedang
minum-minum sambil ditemani banyak perempuan dengan baju yang erotis. Mereka tertawa
dan berfoya-foya. Ia pun memilih ke neraka. Malaikat mengantarnya kepada Lucifer, yang
segera mengangkat dan siap mencemplungkannya ke belanga besar yang panas. Cepat-cepat
ia protes, “Bukannya tadi ada musik, wanita, bar, dan minuman? Mana semua itu?” Dengan
santai Lucifer menjawab, “Oh, itu tadi hanya iklan!”
Inilah yang kerap dilakukan Iblis: “beriklan”. Iblis selalu hadir dengan iklan yang membuat
kita terpikat. Ia menawarkan dosa sebagai sesuatu yang menyenangkan; membungkusnya
seperti kado yang indah, sehingga tanpa sadar banyak orang terpikat olehnya. Iblis selalu
menjanjikan kenikmatan luar biasa. Agar kita tidak jatuh dalam perangkap, Paulus menasihati
kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata rohani yang telah Tuhan berikan (ayat
11).

Iblis takkan pernah berhenti berusaha menjerat kita. Sekali kita lengah dan tertarik pada
kenikmatan yang ia tawarkan, ia pun mengejar dan membujuk kita untuk terus
melakukannya. Ia akan tertawa setelah tipuannya mampu memperdaya dan memikat kita.
Karena itu, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu
dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang kudus” (ayat 18).

Iblis selalu membungkus dosa dengan sangat menarik. Jika tidak berhati-hati, kita bisa
terpikat olehnya
Dream LoVeR
19-07-09, 08:48
Bacaan hari ini: Bilangan 12
Ayat mas hari ini: Bilangan 12:7
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 37-39

Sebuah lembaga kristiani sudah lama menjalankan sebuah pos pelayanan kesehatan di suatu
desa. Meski mayoritas penduduk desa tersebut bukan orang kristiani, hubungan mereka
selama ini berjalan dengan sangat baik. Ini karena pos pelayanan tersebut dijalankan dengan
hati yang tulus untuk menolong masyarakat tanpa membeda-bedakan agama. Keadaan begitu
tenang, sampai suatu hari beberapa provokator dari luar daerah datang dan menyebarkan
fitnah, sehingga timbullah keresahan di lingkungan tersebut.

Musa juga pernah mengalami masalah karena difitnah, meskipun ia adalah seorang yang jelas
melayani Tuhan dengan hati tulus. Tidak tanggung-tanggung, fitnahan ini datang dari
Miryam dan Harun, yang adalah orang-orang terdekatnya sendiri. Dapat kita bayangkan sakit
hati yang Musa rasakan saat itu. Namun, Musa tidak menjadi marah atau mundur. Ia tetap
setia dan berbesar hati untuk membiarkan Tuhan menjadi hakim atas mereka. Ia pun
mengampuni Miryam dan Harun ketika Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya.

Dalam melayani Tuhan, jemaat-Nya, atau orang lain, ada kalanya kita mungkin mendapat
fitnahan seperti kisah Musa dan lembaga kristiani di atas. Atau, mendapat masalah-masalah
lain yang menyakitkan hati kita. Pada saat itu kita perlu ingat bahwa pelayanan ini kita
lakukan karena dan untuk Tuhan, sehingga kita tidak boleh kehilangan ketulusan dan
kesetiaan. Selain itu, kita tidak perlu membalas mereka yang menyakiti kita. Kita perlu
mengampuni mereka dan membiarkan Tuhan menyatakan keadilan-Nya; sesuai waktu dan
cara-Nya.

Tetaplah tulus dan setia dalam pelayanan, ketika masalah datang menghadang
Dream LoVeR
20-07-09, 09:33
Bacaan hari ini: 1 Korintus 16:5-18
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 16:13,14
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 40-42

”Bu,” kata seorang anak kecil, “Kata guru Sekolah Mingguku, kita hanya hidup sementara di
dunia ini. Dan Tuhan meminta kita bersiap-siap untuk pergi ke dunia yang lebih baik. Tapi,
Bu, kulihat tidak ada orang yang bersiap-siap. Ibu bersiap-siap mengunjungi Nenek, dan
Tante Santi bersiap-siap menjemput kita, tapi kulihat tidak ada yang bersiap-siap pergi ke
dunia yang lebih baik itu. Kenapa, Bu?” Orang percaya hidup dalam penantian akan
kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus. Penantian ini bukan suatu sikap pasif, melainkan
sikap yang waspada dan siap siaga. Sikap seperti itulah yang dinasihatkan Paulus kepada
jemaat di Korintus.

Berjaga-jaga. Mereka harus senantiasa waspada akan musuh rohani yang mungkin menyusup
dan mengancam hendak menghancurkan mereka. Musuh itu bisa berupa perpecahan,
kesombongan, dosa, kekacauan, atau pengajaran sesat. Berdiri teguh dalam iman. Mereka
harus bertekun di dalam Injil yang sudah diajarkan kepada mereka dan membawa mereka ke
dalam keselamatan. Bersikap berani. Mereka harus kuat dan berani dalam menghadapi musuh
iman, menjaga integritas, mengatasi dosa, dan menangani masalah.

Melakukan segala pekerjaan dalam kasih. Semangat dan kegigihan iman mereka harus
dilandasi oleh kasih. Tanpa kasih, ketiga hal terdahulu hanya akan memperlihatkan fanatisme
buta yang dapat menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Bagaimana kesiapan Anda
untuk menyambut-Nya? Nasihat Paulus tadi dapat kita terapkan untuk mempersiapkan diri.

Menunggu bukanlah kesempatan untuk bersikap pasif, melainkan kesempatan untuk


mempersiapkan diri
Dream LoVeR
21-07-09, 05:10
Bacaan hari ini: Yakobus 4:1-4
Ayat mas hari ini: Matius 6:11
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 43-45

The Compact, sekelompok aktivis lingkungan Amerika, bertekad untuk puasa belanja selama
setahun. Tidak membeli barang baru apa pun kecuali kebutuhan pokok. Hasilnya? Mereka
belajar banyak. Seorang remaja berkata, “Banyak barang yang tadinya sangat kuinginkan,
ternyata tidak kubutuhkan.” Seorang ibu menutup kartu kreditnya. Seorang bapak mengaku
bisa lebih menghargai barang. Jika rusak, ia berusaha memperbaikinya dulu, tidak langsung
membeli yang baru. Mereka menyimpulkan, perilaku konsumtif membuat kita berbelanja
lebih dari yang kita butuhkan.
Waspadailah jebakan perilaku konsumtif. Iklan dan promosi terus meyakinkan kita bahwa
hidup belumlah lengkap sebelum membeli produk mereka. Kita dipacu untuk menginginkan
dan memperoleh semuanya. Jika dituruti terus, segala cara akan kita tempuh. Mulai dari
menumpuk utang sampai bertengkar demi mendapat lebih banyak uang belanja. Doa pun bisa
dipakai untuk memaksa Tuhan memenuhi daftar belanja. Yakobus menamakan ini
“persahabatan dengan dunia” (ayat 4). Saat hawa nafsu dibiarkan berkuasa, kita akan iri pada
mereka yang punya lebih (ayat 2). Doa pun jadi terkontaminasi dengan permintaan duniawi
(ayat 3).

Apakah Anda selalu merasa apa yang Anda miliki kurang? Apakah Anda resah jika belum
memiliki benda yang banyak orang telah memilikinya? Apakah belanja Anda tak seimbang
dengan penghasilan? Apakah doa Anda didominasi permintaan materi? Jika jawabnya “ya”,
Anda tengah berada dalam jerat perilaku konsumtif. Bebaskan diri segera. Tak ada salahnya
mencoba puasa belanja!

Masalah kebanyakan orang bukanlah memiliki terlalu sedikit, melainkan berharap memiliki
terlalu banyak
Dream LoVeR
22-07-09, 07:53
Bacaan hari ini: Kejadian 6:9-22
Ayat mas hari ini: Kejadian 6:22
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 46-48

“Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.” Pepatah lama ini tepat untuk menggambarkan
upaya tidak kenal lelah dari Chaerudin atau Bang Idin. Cita-citanya untuk menghijaukan
bantaran Kali Pesanggrahan di Jakarta Selatan awalnya mendapat tentangan, kecaman, dan
cemoohan. Ia dianggap gila merancang ide mustahil itu. Maklum pada 1980, bantaran Kali
Pesanggrahan benar-benar kumuh dan tidak terurus; sampah bergunung-gunung teronggok,
berdampingan dengan tembok tinggi para juragan tanah. Namun, itu dulu. Kini kalau Anda
melewati Pondok Cabe Udik sampai Pondok Pinang, sejauh mata memandang pepohonan
hijau terlihat menyegarkan mata.

Hasil jerih lelah Bang Idin selama lebih dari lima belas tahun berbuah hasil. Di jalur
sepanjang 30 km, seluas 35 hektar, sekarang telah ditanami lebih dari 60 ribu spesies
tanaman. Sungguh sebuah perjuangan keras dan tidak mudah. Atas jerih lelahnya itu, Bang
Idin menerima penghargaan di bidang lingkungan dari pemerintah. Hal yang sama dialami
oleh Nuh. Tidak ada hujan, tidak ada angin, Allah memerintahkannya membuat bahtera
raksasa. Nuh taat. Walaupun bisa jadi ia harus menerima cemoohan dan hinaan orang-orang
di sekitarnya. Usaha Nuh tidak sia-sia. Berkat bahteranya, ia dan keluarganya, serta binatang-
binatang, selamat dari amukan air bah.

Ada saatnya kita harus melakukan sesuatu yang, mungkin bagi banyak orang, “bodoh”. Kita
dicemooh dan diolok-olok. Jangan undur. Jalan terus, sepanjang kita meyakininya dengan
sepenuh hati dan menjalankannya dengan tulus. Bukankah mereka yang tertawa belakangan
adalah pemenang yang sesungguhnya?
Ejekan dan cemoohan jangan menyurutkan langkah kita
Dream LoVeR
23-07-09, 10:14
Bacaan hari ini: Yesaya 44:1-5
Ayat mas hari ini: Yesaya 44:4
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 49-51

Corush Muzuni masih berusia tiga belas tahun ketika ia turut mendaftar sebagai calon
presiden Iran tahun ini. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan alasannya mendaftar
sebagai calon presiden. “Aku ingin mengukir sejarah, karena aku akan menandatangani
kesepakatan dengan Barack Obama untuk menyewa beberapa pulau di Hawaii, sehingga
anak-anak Gaza beserta anak-anak di seluruh dunia dapat merasa aman dan nyaman.”
Kepulauan Hawaii terkenal sebagai surga para wisatawan karena tempatnya yang tenang dan
indah. Tepat jika anak-anak mendambakan tempat seperti ini. Anak-anak akan memiliki
lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman bagi pertumbuhannya, baik pertumbuhan
jasmani maupun rohani.

Tuhan, di dalam Yesaya 44, memberikan pengharapan bagi anak cucu dan keturunan Yakub
yang masih dalam pembuangan. Secara jasmani, mereka akan mengalami pemeliharan Tuhan
seperti rumput yang tumbuh di tengah-tengah air dan seperti pohon gandarusa di tepi sungai
(ayat 4); cukup mendapat asupan makanan yang berguna bagi pertumbuhannya. Secara
rohani, mereka pun bertumbuh, sehingga mereka mengaku bahwa mereka kepunyaan Tuhan
(ayat 5). Dan, janji tersebut juga berlaku bagi anak-anak kita, anak cucu dan keturunan rohani
Yakub.

Jika “beberapa pulau di Hawaii” itu bergantung pada kita, kita dapat memulainya dengan
memberikan lingkungan bermain yang mendukung bagi anak-anak; membuka kesempatan
agar mereka belajar berbagai hal positif yang mereka sukai; mendampingi menonton televisi;
atau mengajak jalan-jalan sore sembari kita menyampaikan pesan-pesan mengenai kebaikan
dalam setiap perbincangan.

Lingkungan yang aman dan nyaman pantas diberikan kepada anak-anak—tumpuan masa
depan
Dream LoVeR
24-07-09, 03:46
Bacaan hari ini: Matius 23:1-12
Ayat mas hari ini: Matius 23:3
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 52-54

Tujuan pendidikan adalah membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa
menjadi bisa. Dari yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Dan dari yang sudah bisa menjadi
lebih bisa. Sehingga ada perubahan dalam hidup. Dan untuk mewujudkan semuanya itu
diperlukan seorang guru yang memang memiliki hati untuk mendidik siswanya.

Yesus menegur orang-orang Farisi dengan sangat keras karena mereka tidak menjadi guru
yang baik bagi umat. Orang Farisi sebagai orang yang duduk di kursi Musa, yaitu orang yang
memahami hukum dan peraturan agama, memiliki tugas membawa umat menjadi orang-
orang yang hidup sesuai hukum Tuhan. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Mereka
lebih suka menekankan penampilan dan pujian (ayat 5), mengajarkan peraturan yang berat
bagi umat tanpa mau menjadi teladan dalam melakukannya (ayat 4). Jadi, apa yang dilakukan
orang Farisi bukanlah membuat umat menjadi semakin tahu dan mau melakukan hukum
Taurat, tetapi membuat umat merasa mendapat beban berat tatkala berhadapan dengan hukum
Taurat. Mereka telah melakukan pembodohan. Itu sebabnya Tuhan menegur mereka sebagai
orang yang munafik.

Guru, orangtua, dan pendeta adalah orang-orang yang memiliki tugas mendidik. Tugas ini
tampaknya sangat sederhana, tetapi sangat memerlukan hati. Hati yang berisi hasrat untuk
melihat anak-anak yang dididik menjadi lebih baik. Bagaimana memiliki hati yang seperti
ini? Hal pertama yang harus kita miliki adalah kerelaan untuk berbagi hal terbaik yang kita
miliki tanpa pamrih, entah itu pengetahuan ataupun pengalaman hidup yang berharga. Di
samping itu, kita mesti tetap disiplin mengisi diri dengan hal-hal yang baik.

PEMBODOHAN ADALAH TUJUAN SEORANG PENIPU. PENDIDIKAN ADALAH


TUJUAN SEORANG PENDIDIK
aisuru_ei
24-07-09, 14:21
thanks :thumbup:
Dream LoVeR
25-07-09, 05:14
Bacaan hari ini: Mazmur 8
Ayat mas hari ini: Mazmur 8:5
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 55-57

Ada banyak acara bagi-bagi uang di televisi Indonesia. Bentuknya bisa berupa kuis, undian,
bantuan, dan sebagainya. Semua penerima uang tersebut selalu menunjukkan kegembiraan.
Tetapi ada sedikit perbedaan respons antara mereka yang mendapat uang yang berupa
bantuan, dengan mereka yang mendapatkannya karena menang kuis. Biasanya, kelompok
yang pertama menunjukkan rasa syukur yang meluap-luap kepada pembawa acara. Hal ini
lebih jarang terjadi di kelompok yang kedua. Perbedaan ini disebabkan oleh karena cara
pandang yang berbeda. Mereka yang mendapatkan uang dengan memenangkan suatu kuis,
merasa layak mendapatkan uangnya. Sementara mereka yang menerima uang sebagai
bantuan tanpa berbuat apa pun yang membuatnya pantas menerima, melihat uang tersebut
sebagai anugerah.

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Allah sebetulnya
adalah seperti orang yang menerima “uang bantuan”. Kita terlalu kecil untuk dapat dipandang
layak diperhatikan Allah. Akan tetapi, oleh anugerah-Nya, justru Allah menjadikan kita
puncak dan pemimpin ciptaan.

Fakta ini seharusnya menghadirkan perasaan takjub dan syukur kepada-Nya. Sayangnya,
kadang kala kita lupa akan hal tersebut. Kadang kita merasa bahwa kita layak untuk diberkati
Allah, mungkin karena merasa sudah aktif melayani, memberi banyak persembahan, bekerja
keras dalam hidup, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi merasa tidak perlu lagi bersyukur.
Hari ini kita diingatkan bahwa kita semua terlalu kecil bagi Allah, tetapi anugerah-Nya
sangatlah besar bagi kita. Karena itu, kita harus selalu bersyukur pada-Nya.

Kesadaran akan kebesaran anugerah Allah pada kita menghasilkan ungkapan syukur dalam
diri kita
Dream LoVeR
26-07-09, 15:12
Grow in grace…
2 Peter 3:18

Daily Bible Reading:


2 Kings 5:1-17, Luke 4:16-30

Samuel and Susanna Wesley (John Wesley's parents) were at evening prayer one night when
Susanna didn't say 'amen' to her husband's prayer for William of Orange, then King of
England. When he asked her why, she explained that her sympathy lay with the deposed
James the Second. It turned into a game of 'you do what I say' which he couldn't win. She
wrote about what happened next: 'He immediately kneeled down and invoked the divine
vengeance upon himself and all his posterity if he ever touched me again or came to bed with
me before I had begged God's pardon, and his, for not saying amen to a prayer for the king.'
The stalemate lasted six months and was broken only when a tragic fire destroyed two-thirds
of their home.

People who cling to resentments, who don't know how to handle disappointment with grace,
who have long memories, who choke on the words, 'I'm sorry,' or who sulk and pout and
whine, always finish up on the short end of the stick. Losing well is an art that requires all the
grace we can muster. It means having the humility to face reality with no excuses, but with
the confidence not to allow losing to define our identity or make us feel 'less than.' It means
no excuses, no blaming, no self-pity - but no self-condemnation either. It means having the
discernment to know when to quit and when to persevere. It means learning how to say
'congratulations.' It means letting go of an outcome we cannot change, but holding on to the
will to live fully and well, and seeking to glorify God in all that we do.
Dream LoVeR
27-07-09, 06:06
Bacaan hari ini: Nehemia 5:14-19
Ayat mas hari ini: Nehemia 5:18
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 61-63
Selamat atas pernikahan putramu minggu lalu,” kata Pak Badu sambil menyalami tangan Pak
Indra seusai kebaktian. “Maaf, saya tidak datang ke pestamu, soalnya saya tidak diundang!”
sambungnya ketus. Rupanya Pak Badu tersinggung. Pikirnya, “Kalau ia menganggapku
teman baik, seharusnya aku diundang.” Ia tidak paham bahwa Pak Indra sedang didera
kesulitan keuangan, sehingga hanya mampu menyelenggarakan pesta kecil untuk kerabat
dekat.

Dalam relasi dengan sesama, orang biasanya menuntut diperlakukan sesuai dengan statusnya.
Status istimewa sebagai suami, istri, teman baik, penguasa, atau majikan membuat kita
merasa berhak menerima perlakuan khusus. Kita marah jika mereka tidak memberi apa yang
menjadi hak kita. Nehemia tidak demikian! Dua belas tahun sudah ia diangkat menjadi
Bupati. Sesuai statusnya, ia berhak mendapat perlakuan khusus dari rakyat. Mereka wajib
membayar upeti, apalagi Nehemia memerintah dengan penuh dedikasi. Namun, Nehemia
tidak pernah mengambil jatah itu. Mengapa? Karena ia memahami bahwa “pekerjaan itu
sangat menekan rakyat” (ayat 18). Pembangunan tembok Yerusalem menguras tenaga dan
pikiran rakyat. Semakin Nehemia belajar mengerti kesusahan mereka, semakin ia tidak mau
menuntut bagiannya.

Banyak perselisihan dalam keluarga dan masyarakat terjadi karena masing-masing pihak
ingin diperlakukan khusus. Kadang kala kita menuntut lebih dari apa yang orang lain bisa
berikan. Andaikan saja Anda bersikap seperti Nehemia: belajar memahami orang lebih
daripada menuntut, pasti relasi Anda menjadi lebih indah!

BERJUMPA DENGAN ORANG YANG TAK SUKA MENUNTUT, SERASA BERJUMPA


DENGAN KRISTUS YANG LEMAH LEMBUT
Dream LoVeR
28-07-09, 03:49
Bacaan hari ini: Kejadian 49:29-33
Ayat mas hari ini: Kejadian 50:12
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 64-66

Bu Mimin, usia 81 tahun, meninggal dunia, menyusul Pak Wijian, suaminya, yang berpulang
empat tahun lalu. Anak-anak dan menantunya bersitegang. Gara-gara sebagian ingin jenazah
almarhumah dikremasi, sebagian lagi berkeras harus dikubur. Mereka memang berasal dari
gereja yang berbeda-beda. Masing-masing punya pandangan dan alasannya. Sedang Bu
Mimin sendiri semasa masih hidup tidak meninggalkan pesan apa-apa. Akibatnya relasi di
dalam keluarga pun menjadi rusak.

Untuk menghindarkan hal-hal seperti itu, maka ada baiknya kita mempersiapkan apa-apa
yang perlu diperhatikan jika saatnya kematian tiba. Jangan sampai kita mati dengan
meninggalkan masalah buat orang-orang yang ditinggalkan. Menyedihkan sekali. Kita
mungkin sudah tenang-tenang “di alam sana”, tetapi keluarga kita malah saling bertengkar.
Lagipula kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi. Cepat atau lambat. Entah karena usia
lanjut, sakit, atau penyebab lainnya. Jadi, perlulah kita mempersiapkan diri sebelum kematian
datang.

Seperti Yakub dalam bacaan Alkitab hari ini. Sebelum kematiannya, ia berpesan kepada
anak-anaknya agar dikuburkan di gua Makhpela bersama Lea, istri tertuanya (ayat 32). Andai
yang menginginkan itu Ruben atau Yehuda atau anak Lea lainnya, bisa saja Yusuf dan
Benyamin, anak-anak Rahel, memprotes. Apalagi ketika itu Yusuf adalah orang yang
berkuasa. Rahel sendiri istri kesayangan Yakub, yang meninggal ketika melahirkan
Benyamin dan dikuburkan di sisi jalan ke Betlehem (Kejadian 35:16-19). Namun, karena
demikian pesan Yakub, anak-anaknya melakukan seperti yang dipesankannya (Kejadian
50:12), sehingga konflik di antara mereka pun tidak terjadi.

Untuk sesuatu yang pasti terjadi seperti kematian, bersiap itu perlu
Dream LoVeR
29-07-09, 04:34
Bacaan hari ini: Wahyu 1:1-3
Ayat mas hari ini: Wahyu 1:1
Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 1-4

Di internet saat ini banyak silang pendapat tentang ramalan suku Maya. Suku yang pernah
hidup di selatan Meksiko atau Guatemala ini dikenal menguasai ilmu falak dan sistem
penanggalan. Menurut manuskrip peninggalan mereka, pada 21 Desember 2012 akan muncul
gelombang galaksi yang besar, sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka
bumi. Ada yang menginterpretasikan hal itu sebagai “kiamat”, tetapi banyak pula yang
memaknainya secara kontemplatif sebagai seruan untuk mencegah kerusakan bumi.

Alkitab telah menyediakan satu kitab yang secara khusus membahas “kiamat” atau rangkaian
peristiwa pada akhir zaman, yakni kitab Wahyu. Kitab ini tidak menjelaskan kapan persisnya
hal itu akan terjadi, tetapi memaparkan gambaran simbolis tentang bagaimana hal itu akan
terjadi. Melalui tulisan Yohanes ini, kita mengerti bahwa Yesus Kristus akan datang kembali,
Iblis akan dihukum, dan semua orang akan diadili untuk menerima kehidupan kekal atau
kebinasaan kekal.

Di tengah situasi dunia yang dilanda krisis, peperangan, bencana alam, dan penganiayaan
terhadap orang percaya, berita kitab Wahyu menawarkan penghiburan dan pengharapan.
Bagaimanapun situasinya, Allah tetap memegang kendali dan rencana-Nya akan tergenapi.
Kitab Wahyu juga menantang kita untuk hidup dalam kekudusan. Kita menolak berbuat dosa
dengan merenungkan, “Akankah saya melakukannya seandainya Dia datang kembali hari
ini?” Walaupun, kita mesti terus bekerja dan melayani dengan tekun seolah-olah Dia baru
akan datang kembali seribu tahun lagi!

PENGHARAPAN KITA AKAN MASA DEPAN TERWUJUD DALAM PILIHAN-


PILIHAN KITA PADA HARI INI
Dream LoVeR
31-07-09, 04:04
Bacaan hari ini: 2 Petrus 3:9-15
Ayat mas hari ini: 2 Petrus 3:14
Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Kota Bandung terkenal dengan Factory Outlet-nya. Tempat orang bisa berbelanja produk
fashion dari merek ternama dengan harga miring. Pakaian sisa ekspor yang dijajakan di sana
bagus-bagus. Harganya pun jauh di bawah harga outlet resmi. Namun, di antaranya ada pula
barang yang tidak lolos kendali mutu (quality control). Produk ini cacat sedikit. Entah
potongan, jahitan, bahan, atau warnanya tidak sesuai pesanan. Walaupun hanya cacat sedikit,
pihak pemesan menganggapnya tidak layak ekspor!

Ketika memberitakan bahwa hari Tuhan pasti akan datang, Rasul Petrus menekankan betapa
pentingnya kita hidup “tak bercacat dan tak bernoda” (ayat 14). Kata “tak bercacat” berkait
erat dengan tradisi persembahan korban. Di Perjanjian Lama, setiap hewan korban harus
diteliti dulu sebelum dipersembahkan. Ada semacam kendali mutu! Hanya yang dipandang
tidak bercacat, yang pantas dipersembahkan kepada Tuhan. Bagi kita, hidup “tak bercacat”
berarti berjuang terus agar hidup kita layak dipersembahkan bagi Tuhan. Masa penantian ini
adalah kesempatan dari Tuhan untuk kita berbenah diri (ayat 9,15). Roh Kudus bisa
membentuk kita sedikit demi sedikit, hingga kelak kita kedapatan tak bercacat saat
kedatangan Tuhan.

Bagian mana dalam hidup Anda yang merupakan “cacat” di mata Tuhan? Sudahkah Anda
berupaya membenahinya, atau masa bodoh dan berkata “cacat sedikit tidak mengapa”? Cepat
atau lambat, kita semua harus menghadap hadirat Tuhan. Jangan sia-siakan kesempatan
berbenah diri ini. Buatlah “proyek berbenah diri” jangka panjang, dengan pimpinan Roh
Kudus!

MASALAHNYA BUKAN KAPAN DIA DATANG, MELAINKAN SUDAH LAYAKKAH


KITA KAPAN PUN DIA DATANG?
Dream LoVeR
02-08-09, 03:49
Bacaan hari ini: Markus 6:30-32
Ayat mas hari ini: Markus 6:31
Bacaan Alkitab Setahun: Habakuk 1-3

Michael Schumacher menjadi juara dunia Formula One (F1) tujuh kali. Ia mampu memacu
mobil balapnya dengan kecepatan di atas 300 km/jam, menyelesaikan puluhan lap dalam
waktu yang amat cepat. Ada satu hal yang selalu ia lakukan saat berlomba, yaitu melakukan
pit stop. Di pit stop itu, ia berhenti sejenak untuk mengisi bahan bakar, mengganti ban yang
aus, dan memeriksa peralatan mobilnya. Sesaat kemudian ia pun melanjutkan lomba.

Sejarah mencatat, dalam F1 strategi pit stop tidak jarang menjadi penentu. Perhentian sesaat
di pit stop itu bisa mengantar seorang pembalap meraih kemenangan. Mirip dengan
kehidupan kita. Setiap hari kita menjalani berbagai aktivitas dan kerap terjebak dalam
rutinitas. Tujuh hari dalam seminggu kita memacu diri kita dengan berbagai kesibukan
pekerjaan, mungkin ditambah juga dengan pelayanan di gereja atau aktivitas di tempat lain.
Sehingga saking sibuknya sampai-sampai kita pun kerap kali lupa hal yang sangat penting,
yaitu “berhenti” sejenak.

Dalam bacaan kita, Tuhan Yesus mengetahui kelelahan para murid-Nya setelah melayani
orang banyak. Dia pun lalu mengajak mereka beristirahat, menarik diri dari kesibukan. Ada
saat di mana kita harus sejenak berhenti. Mengambil jeda dari kebisingan hidup. Sejenak
menarik diri dari hiruk pikuk rutinitas. Mengistirahatkan bukan hanya tubuh, tetapi juga hati
dan pikiran. Saat di mana kita memeriksa dan mengasah diri. Ibarat me-recharge baterai
kehidupan kita. Untuk kemudian bersiap melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi.

TANPA AKTIVITAS KITA BISA TUMPUL, TETAPI TANPA LIBUR KITA BISA AUS
Dream LoVeR
03-08-09, 04:43
Bacaan hari ini: Mazmur 19:2-7
Ayat mas hari ini: Mazmur 19:2
Bacaan Alkitab Setahun: Obaja

Pada sebuah siang yang panas, Badu—sebut saja demikian, mengeluh kepanasan. Mukanya
terlipat, tak ada senyuman. Baju kerjanya mulai basah oleh keringat. Ini memperpanjang
daftar keluhannya. Sorenya—masih di hari yang sama, sekali lagi Badu mengeluh. Hujan
turun sangat lebat disertai kilat, dan angin menusuk tubuhnya yang tak mengenakan jaket.
Dalam hati ia berkata, “Tuhan, jangan berlebihan dong! Bukankah akan lebih baik jika tadi
siang tak sepanas itu, dan sore ini tak sedingin ini?” Mungkin itu juga yang ada dalam hati
kebanyakan orang saat merespons cuaca. Saat panas, mengeluh. Saat hujan, mengeluh.
Mendung pun mengeluh. Astaga! Siapakah kita? Apakah kita memiliki kuasa untuk
mengendalikan alam, sampai-sampai kita mengeluh terhadap apa yang Tuhan jadikan?
Bukankah yang seharusnya terjadi adalah bersyukur atas semua hal, termasuk atas cuaca?

Lihatlah pemazmur yang mengungkapkan kebesaran Allah, saat memandang ke langit. Ia


bahkan menemukan tutur Sang Pencipta saat memandang cakrawala. Betapa luar biasa
kepekaannya untuk mengerti pernyataan kemahakuasaan Tuhan melalui alam ciptaan-Nya!
Sungguh, ini acap disepelekan dan diabaikan manusia.

Bagaimana dengan kita? Setiap hari kita hidup di bawah kolong langit. Namun, sempatkah
kita memandang langit hari ini? Mahakarya ilahi yang sayang untuk diabaikan begitu saja!
Luangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan karya Tuhan dan bersyukur; entah pada
saat panas, mendung, maupun hujan. Jangan terjebak pada keluhan, melainkan ingatlah Dia
yang menciptakannya. Dan, mulailah bersyukur atas semua ini.
SEPERTI TUHAN MENAUNGI KITA DENGAN LANGIT, DEMIKIANLAH DIA
MENAUNGI KITA DENGAN KESETIAAN-NYA DARI HARI KE HARI
Dream LoVeR
04-08-09, 17:56
Bacaan hari ini: Galatia 2:1-14
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 4:1
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 1-2

Seorang rabi muda menggantikan ayahnya. Umat banyak yang protes, karena mereka sering
membandingkannya dengan ayahnya, rabbi senior yang mereka hormati. Dalam pertemuan
jemaat, kritik kepadanya berbunyi “Engkau tidak seperti ayahmu”. Dengan tenang rabi muda
menjawab, “Kalian tahu, ayahku seorang yang tidak pernah meniru siapa pun. Kini biarkan
aku menjadi diriku sendiri, tidak meniru siapa pun, termasuk meniru ayahku. Dengan begitu,
bukankah aku justru mirip ayahku?”

Sebagai rasul, Paulus adalah pendatang baru. Ketokohan para senior membayanginya.
Apalagi jemaat di Yerusalem masih banyak yang mencurigainya, bahkan mempertanyakan
kerasulannya. Namun, Paulus tidak gentar. Ia yakin akan panggilan Tuhan baginya. Ia tahu
apa tugasnya, yaitu menginjil kepada orang-orang bukan Yahudi (ayat 2,7). Ia tidak mencari
popularitas. Ia tidak mencari permusuhan, malahan dengan giat membangun persekutuan
(ayat 9). Namun, ia juga tidak mencari muka di depan para seniornya. Ia berpendirian teguh
dan menjunjung tinggi kebenaran. Bahkan ia berani menegur Petrus (Kefas) dengan tulus
(ayat 11).

Godaan untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan harapan banyak orang sering mengusik
kita. Mengapa? Karena kita ingin diterima. Kita pun sering tergoda untuk mencari muka di
depan orang yang berpengaruh. Padahal mereka pun bisa salah. Hari ini kita belajar perlunya
mandiri dalam bersikap, tanpa berlaku sok pintar. Teguh dalam pendirian, tanpa menjadi
keras kepala. Menjadi diri sendiri, tanpa merendahkan orang lain.

TUHAN MENCIPTAKAN KITA MASING-MASING UNIK. JADI KENAPA MESTI


MENIRU ORANG LAIN?
Dream LoVeR
05-08-09, 01:53
Bacaan hari ini: Kejadian 4:1-16
Ayat mas hari ini: Kejadian 4:7
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 3-4

Dalam salah satu cerita Donal Bebek, pernah dikisahkan Donal yang bingung untuk
bertindak; bertindak baik atau bertindak buruk. Lalu muncullah dua figur di kepalanya, yakni
tokoh putih dan tokoh hitam. Kedua figur itu mati-matian berusaha memengaruhi Donal agar
memperhatikan dan mengikuti nasihat mereka yang pastilah berseberangan. Donal pun harus
memilih, mana yang ia ikuti: nasihat si tokoh putih atau hitam.

Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan marah kepada Habel karena
persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin ia juga merasa malu, karena
terjemahan bahasa Ibrani dari “muka muram” (ayat 6) adalah “wajahnya jatuh”. Wajah jatuh
berarti tak punya muka. Tak punya muka berarti malu. Jadi, Kain menjadi iri, marah, dan
sekaligus malu akibat Tuhan menolak persembahannya. Akibatnya, Kain melampiaskan
kemarahan dan rasa malu serta iri hatinya kepada Habel, adiknya. Kain membunuh Habel. Ini
bukan tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar
“berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu” (ayat 7). Namun, agaknya kuasa
dosa yang mengintip di pintu hati Kain yang marah dan malu itu terlalu besar untuk dapat ia
kuasai. Hasilnya tragis: Darah Habel tercurah ke tanah akibat pembunuhan yang dilakukan
oleh kakak kandungnya.

Godaan si jahat harus kita kalahkan sejak awal; sejak godaan itu masih berupa benih. Itu jauh
lebih mudah daripada kita mencoba mengalahkannya ketika godaan itu sudah menjadi pohon
yang besar

DOSA BESAR BERAWAL DARI KEINGINAN KECIL


Dream LoVeR
06-08-09, 02:06
Bacaan hari ini: Lukas 12:42-46
Ayat mas hari ini: Lukas 12:43,44
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 5-6

Apabila atasan tidak sedang berada di tempat, seorang karyawan bisa jadi akan memilih
berhenti bekerja lalu bermalas-malasan; mungkin ngobrol ngalur ngidul dengan teman, atau
main internet, atau bahkan tidur-tiduran. Nah, bagaimana dengan kita? Akan melakukan hal
yang samakah?

Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang pertanggungjawaban.
Tuhan Yesus menggambarkan dua golongan hamba. Pertama, hamba yang bertanggung
jawab, yaitu hamba yang tetap bekerja, walaupun tuannya tidak ada di tempat. Kedua, hamba
yang tidak bertanggung jawab; hamba yang sok menjadi tuan dengan memukul para hamba
yang lain, tidak bekerja melainkan bermalas-malasan, makan minum dan mabuk-mabukan.
Apa yang terjadi pada waktu tuannya datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan? Sangat jelas
bahwa ada ganjaran yang berbeda bagi kedua golongan hamba tersebut. Golongan hamba
pertama mendapatkan promosi kenaikan pangkat, sedangkan golongan hamba yang kedua
mendapatkan hukuman yang setimpal.

Dari sini kita belajar bahwa ternyata ada ganjaran atas sebuah tanggung jawab. Tanggung
jawab seharusnya menjadi bagian dalam etos kerja kristiani. Tunjukkanlah kepada sekitar kita
bahwa terdapat perbedaan yang tampak dari para pekerja kristiani di Indonesia. Sudah
menjadi tugas kita untuk menggarami dan menjadi teladan dalam dunia kerja di Indonesia
saat ini. Bagaimana kita dapat berbicara mengenai kekristenan kepada dunia jika kita sendiri
tidak pernah me*nunjukkan cara hidup kristiani, walaupun untuk hal-hal yang sederhana,
seperti bertanggung jawab dalam pekerjaan?

TANGGUNG JAWAB ADALAH BAGIAN DARI ETOS KERJA KRISTIANI


Dream LoVeR
10-08-09, 03:50
Bacaan hari ini: Matius 13:31-33
Ayat mas hari ini: Matius 13:32
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 17-20

Di Indonesia, arus listrik sering padam. Entah karena kerusakan teknis atau pemadaman
bergilir. Hal ini sangat meresahkan, karena masyarakat sudah sangat bergantung pada listrik.
Dulu, listrik dipakai hanya sebatas menyalakan lampu. Kini, pemakaiannya merambah ke
segala bidang. Hampir semua kegiatan memerlukan listrik: mendinginkan ruangan,
menjalankan mesin, menonton televisi, menyalakan komputer, dan lain-lain. Pengaruhnya
semakin besar. Tidak bisa lagi kita hidup nyaman tanpanya!

Pengaruh atau dampak Kerajaan Surga juga begitu. Ia seumpama biji sesawi. Mula-mula
kecil mungil. Tak terasa hadirnya, apalagi dampaknya. Namun, setelah tumbuh, ia menjadi
pohon besar tempat bernaung burung-burung. Dampaknya sangat terasa. Burung-burung tak
bisa hidup nyaman tanpanya. Kerajaan Surga juga seumpama ragi dalam adonan. Ketika
ditaruh sejumput, tampaknya tidak terjadi apa-apa. Namun, perlahan tetapi pasti, 3 sukat
adonan (hampir 40 liter) akan dipengaruhi hingga mengembang. Itulah yang terjadi saat kita
hidup dalam Kerajaan Surga. Sewaktu baru beriman pada Kristus, mungkin Tuhan dan
Firman-Nya belum terlalu memengaruhi hidup. Tetapi, makin lama dampaknya makin besar.
Kristus dan Firman-Nya memengaruhi pikiran dan hati. Mewarnai setiap aksi. Menjadi
sumber inspirasi.

Hidup dalam Kerajaan Allah tak pernah statis. Ada pertumbuhan. Pengaruh Kristus
seharusnya semakin terasa, hingga kita tak nyaman lagi hidup tanpa merasakan hadir-Nya.
Seberapa besar Yesus telah memengaruhi cara pikir, sikap, dan tindakan Anda?

IMAN YANG HIDUP SELALU BERGERAK MAJU, TIDAK PERNAH BERHENTI DI


TEMPAT
Dream LoVeR
11-08-09, 02:14
Bacaan hari ini: 2 Korintus 3:1-6
Ayat mas hari ini: 2 Korintus 3:2
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 21-23

Seorang pembuat pensil sebelum mengutus pensilnya ke dunia memberikan empat pesan. (1)
Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan
seseorang. (2) Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu
untuk menjadi pensil yang baik. (3) Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang
ada di dalam, bukan bagian luarnya. (4) Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan
jejakmu dan teruslah menulis.

Ilustrasi di atas menyimpan kebenaran rohani yang luar biasa. Pertama, kita memiliki potensi
yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan
diri berada di tangan Tuhan. Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses
pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita,
tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses
pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter ilahi muncul dalam hidup kita.

Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan
pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak
pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita. Keempat,
di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau “tulisan-tulisan” yang benar-benar
bisa memengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan
selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita.

Sudahkah kita menjadi pensil yang meninggalkan goresan mendalam?


Dream LoVeR
12-08-09, 02:21
Bacaan hari ini: Mazmur 42:1-6
Ayat mas hari ini: Mazmur 42:2
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 24-26

Dalam geografi Perjanjian Lama memang ada sungai yang tidak berair. Rusa-rusa Palestina
kadang kala menemukan batang sungai yang kering pada musim kemarau. Jika hal ini terjadi,
rusa-rusa biasanya menyusuri dan mendaki aliran sungai sampai menemukan mata air yang
masih memiliki aliran air yang tipis untuk memuaskan dahaga mereka. Namun, tidak jarang
ditemukan rusa yang tergeletak mati di tengah batang sungai karena benar-benar tidak
menemukan air.

Demikianlah pemazmur bani Korah menggambarkan kerinduannya akan Tuhan. Kerinduan


yang dimilikinya adalah kerinduan jiwa yang haus kepada Allah yang hidup. Kehausan yang
tidak dapat digantikan dengan apa pun kecuali bertemu dengan Allah secara langsung. Tuhan
senang mendapati hati yang merindukan-Nya dengan hasrat. Berdoa, bernyanyi, dan
beribadah kepada Allah tidak hanya melibatkan unsur rasionalitas semata. Akan tetapi, perlu
melibatkan perasaan dan jiwa yang bergairah memuji dan memuliakan Tuhan.

Blaise Pascal mengatakan bahwa dalam hati manusia ada ruang kosong yang akan selalu
terasa kosong sampai ruang itu terisi dengan kehadiran Tuhan. Selama ruang itu masih
kosong, manusia akan selalu berusaha mengisinya dengan berbagai hal; seperti kekayaan,
kenikmatan, dan ketenaran. Namun, hal-hal semacam ini tidak akan pernah dapat mengisi
kekosongan tersebut. Jiwa manusia tanpa Tuhan adalah seperti rusa yang mati di tengah
batang sungai yang tidak berair. Jiwa yang kosong akan terus mencari dan mencari, sampai
akhirnya kekosongan itu dipuaskan oleh Tuhan. Sebab, Dialah asal dan tujuan dari jiwa
manusia.

TUHAN MENYENANGI JIWA YANG HAUS AKAN DIA


Dream LoVeR
13-08-09, 05:44
Bacaan hari ini: Bilangan 13
Ayat mas hari ini: Bilangan 13:30
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 27-29

Saat memutuskan untuk menyeberangi Terusan St. Bernard di Pegunungan Alpen yang
terkenal menakutkan, Napoleon Bonaparte ditertawakan oleh orang-orang Inggris dan
Austria. Ia dicemooh karena membawa 60.000 tentara lengkap dengan meriam, berpeti-peti
peluru, dan barang bawaan melewati kawasan itu, dianggap mustahil. Namun, Napoleon
tidak terpengaruh. Ia memilih untuk melakukan perjalanan yang dianggap mustahil itu. Dan
ternyata ia berhasil!

Ada dua kegagalan besar dalam hidup kita. Pertama, ketika kita tidak tahan menghadapi
pandangan negatif, cemoohan, dan kritikan orang lain, lalu memilih mundur. Kedua, ketika
kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita tidak akan sanggup melakukan sesuatu. Konon dua
kata yang paling banyak mendatangkan kegagalan adalah: “Tidak bisa”. Sebab, ketika kita
berkata “tidak bisa”, secara tidak langsung sebetulnya kita sedang membangun tembok
kegagalan. Mental block. Ibarat atlet yang sudah kalah sebelum bertanding.

Itulah juga yang terjadi kepada sepuluh pengintai yang diutus Musa, dan yang ternyata lebih
dituruti oleh seluruh umat (Bilangan 14:1-4). Tanah Perjanjian sudah di depan mata, tetapi
mereka melihat tantangan yang ada teramat besar. “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai
adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana
adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya,” begitu mereka berkata (ayat 32).
Namun, Yosua dan Kaleb, dua pengintai yang lain, membuktikan bahwa pandangan
kesepuluh rekannya itu salah!

JADIKAN KRITIKAN DAN CEMOOHAN SEBAGAI BATU LONCATAN BUKAN


BATU SANDUNGAN
Dream LoVeR
14-08-09, 05:14
Bacaan hari ini: 1 Korintus 9:24-27
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 9:27
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 30-32

Gerakan Pramuka masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1912. Akan tetapi, baru pada
tanggal 14 Agustus 1961, gerakan Pramuka Nasional secara resmi diperkenalkan. Hari inilah
yang kemudian kita peringati setiap tahun sebagai hari Pramuka.

Gerakan ini dimulai oleh Robert Baden-Powell sekitar tahun 1908 di Inggris. Ia adalah
seorang tentara yang “terpaksa” melatih para pemuda di daerah di mana ia bertugas untuk
membantunya dalam mempertahankan lini pertahanan dari serangan musuh. Melihat
kegunaan pelatihan ini, ia terdorong mengadakan pelatihan serupa bagi para pemuda lain.
Tujuannya supaya fisik, karakter, dan jiwa para pemuda dibentuk dengan baik. Dengan
semangat kedisiplinan tinggi dan pantang menyerah yang berakar dari semangat kemiliteran,
gerakan ini terus dipertahankan sampai kini. Semangat tersebut juga menjadi salah satu sebab
gerakan ini terus berhasil membentuk para anggotanya menjadi orang-orang tangguh dan
berguna.

Semangat untuk disiplin dan pantang menyerah ini juga perlu kita miliki sebagai pengikut
Kristus, agar mampu menyangkal diri dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dan untuk menjadi
orang yang demikian, diperlukan proses panjang dan tak mudah. Kita perlu tekun melatih diri
untuk tunduk kepada firman-Nya meski mungkin itu mengganggu kenyamanan kita,
membuat kita takut, dan sebagainya. Ketika kita gagal, kita tidak menyerah, tetapi
memperbaiki diri dengan belajar dari kesalahan yang sudah terjadi. Dengan begitu, pelan-
pelan tetapi pasti, kita terbentuk untuk semakin lama semakin terbiasa hidup se

You might also like