You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


AFTA adalah bentuk dari kerjasama perdagangan dan ekonomi diwilayah ASEAN yang
berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi perdagangan yang seimbang dan adil
melalui penurunan tariff barang perdagangan dimana tidak ada hambatan tarif maupun
non tarif bagi Negara-negara ASEAN.Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing
ekonomi Negara-negara ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
pasar dunia.Kerjasama AFTA bagi Indonesia adalah untuk kegiatan ekspor komoditas
pertanian yang selama ini dihasilkan dan sekaligus menjadi tantangan untuk
menghasilkan komoditas yang kompetitif dipasar regional AFTA.
NAFTA merupakan organisasi yang menjadikan kemudahan bagi Negara-negara
pesertanya dibidang ekonomi,mulai dari diberikannya pembebasan tariff bea masuk
bagi komoditi tertentu hingga adanya perlakuan adil terhadap penanaman modal asing
yang akan menanamkan modolnya dinegara peserta.NAFTA menghilangkan semua
batas-batas non tariff bagi perdagangan sector pertanian antara Amerika dan Meksiko.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari AFTA ?
b. Apa tujuan dari AFTA ?
c. Apa pengaruh AFTA bagi indonesia ?
d. Apa pengertian dari NAFTA ?
e. Apa ketentuan dari NAFTA ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian AFTA
b. Untuk mengetahui tujuan AFTA
c. Untuk mengetahui pengaruh AFTA bagi indonesia
d. Untuk mengetahui pengertian NAFTA
e. Untuk mengetahui ketenyuan NAFTA

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan dibuatnya karya tulis ini,semua siswa akan memahami dan mengetahui
permasalahan dan perkembangan yang negara kita alami.Diantaranya dalam makalah
ini sista dapat mengetahui tentang AFTA dan NAFTA,dan para siswa juga dapat
menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian AFTA


Asean Free Trade Area (AFTA) adalah bentuk dari kerjasama perdagangan dan
ekonomi diwilayah ASEAN yang berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi
perdagangan yang seimbang dan adil melalui penurunan tariff barang
perdagangan dimana tidak ada hambatan tariff (bea masuk 0-5%) maupun
hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

AFTA disepakati pada tanggal 28 januari 1992 di singapura. Pada awalnya ada
enam negara yang menyepakati AFTA,yaitu: Brunei Darussalam,Indonesia,
Malaysia,Filipina,Singapura,dan Thailand. Vietnam bergabung dalam AFTA
tahun 1995,sedangkan laos dan myanmar pada tahun 1997,kemudian kamboja
pada tahun 1999.

2.2 Tujuan AFTA


Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi Negara-negara
ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia,untuk
menarik investasi dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN.
Dalam kesepakatan,AFTA direncanakan berpoerasi penuh pada tahun 2008
namun dalam perkembangannya dipercepat menjadi tahun 2003.

Mekanisme utama untuk mencapai tujuan diatas adalah skema ”Common


Effective Preferential Tariff (CEPT) yang bertujuan agar barang-barang yang
diproduksi diantara negara ASEAN yang memenuhi ketentuan setidak-tidaknya
40% kandungan lokal akan dikenai tarif hanya 0-5%.Anggota ASEAN
mempunyai tiga pengecualian CEPT dalam tiga kategori :
1. Pengecualian sementara
2. Produk pertanian yang sensitif
3. Pengecualian umum lainnya (Sekretariat ASEAN 2004)

Untuk kategori pertama,pengecualian bersifat sementara karena pada akhirnya


diharapkan akan memenuhi standar yang ditargetkan,yakni 0-5%.Sedangkan
untuk produk pertanian sensitif akan diundur sampai 2010.Dapat
disimpulkan,paling lambat 2015 semua tarif diantara negara ASEAN diharapkan
mencapai titk 0%.

AFTA dicanangkan dengan instrumen CEPT,yang dikenalkan pada januari


1993.ASEAN pada 2002,mengemukakan bahwa komitmen utama dibawah
CEPT-AFTA hingga saat ini meliputi 4 program,yaitu :
1. Program pengurangan tingkat tarif yang secara efektif sama diantara negara-
negara ASEAN hingga mencapai 0-5 persen.
2. Penghapusan hambatan-hambatan kuantitatif (quantitative restrictions) dan
hambatan-hambatan non tarif (non tariff barriers)
3. Mendorong kerjasama untuk mengembangkan fasilitasi perdagangan
terutama di bidang bea masuk serta standar dan kualitatif.
4. Penetapan kandungan lokal sebesar 40 persen.

2.3 Pengaruh AFTA bagi Indonesia


Untuk indonesia,kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup terbuka bagi
kegiatan ekspor komoditas pertanian yang selama ini dihasilkan dan sekaligus
menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas uang kompetitif di pasar
regional AFTA.

Upaya ke arah itu,nampaknya masih memerlukan perhatian serta kebijakan yang


lebih serius dari pemerintah maupun para pelaku agrobisnis,mengingat beberapa
komoditas pertanian indonesia saat ini maupun dimasa yang akan datang masih
akan selalu dihadapkan peda persoalan-persoalan dalam peningkatan produksi
yang berkualitas,permodalan,kebijakan harga dan nilai tukar serta persaingan
pasar di samping iklim politis yang tidak kondusif bagi sektor pertanian.

Diharapkan dengan diberlakuannya otonomi daerah pertanian pada sektor


agribisnis dapat menjadi salah satu dorongan bagi peningkatan kulalitas produk
pertanian sehingga lebih kopetitif dipasar lokal,regional maupun pasar
global,dan sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasioanal
maupun peningkatan pendapatan petani dan pembangunan daerah.

Secara umum ,situasi ekonomi indonesia sangat sulit.Perdagangan indonesia


dalam 2000-2002 melemah,baik dalam kegiatan ekspor maupun impor.Kondisi
ekonomi makro ditambah stabilitas politik yang tidak mantap serta penegakan
hukum dan keamanan yang buruk ikut mempengaruhi daya saing kita dalam
perdagangan dunia.

Menang, secara umum,beberapa produk kita siap berkompetisi.Misalnya,minyak


kelapa sawit,tekstil,alat-alat listrik,gas alam,sepatu dan garmen.Tetapi,banyak
pula yang akan tertekan berat memasuki AFTA.Di antaranya,produk
otomotif,teknologi informasi,dan produk pertanian.

Dalam AFTA,peran negara dalam perdagangan sebenarnya akan direduksi


secara signifikan.Sebab,mekanisme tarif yang merupakan wewenang negara
dipangkas.Karena itu,diperlukan perubahan paradigma yang sangat
signifikan,yakni dari kegiatan perdagangan yang mengandalkan proteksi negara
menjadi kemampuan perusahaan untuk bersaing.Tidak saja secara nasional atau
regional dalam AFTA,namun juga secara global.Karena itu,kekuatan
manajemen,efisiensi,kemampuan permodalan,dan keunggulan produk menjadi
salah satu kunci keberhasilan.

Dalam menghadapi AFTA,Indonesia salah satu negara anggota ASEAN masih


memiliki beberapa kendala yang menunjukan ketidaksiapan kita dalam
menghadapi AFTA,diantaranya adalah:dari segi penegakan hukum,sudah
diketahui bahwa sektor itu termasuk buruk di indonesia.Jika tak ada kepastian
hukum,maka iklim usaha tidak akan berkembang baik,yang mana hal tersebut
akan menyebabkan biaya ekonomi tinggi yang berpengaruh terhadap daya saing
produk dalam pasar internasional.

Faktor lain yang amat penting adalah lembaga-lembaga yang seharusnya ikut
memperlancar perdagangan dan dunia usaha ternyata malah sering diindikasikan
KKN.Akibat masih meluasnya KKN dan berbagai pungutan yang dilakukan
unsur pemerintah disemua lapisan,harga produk yang melempar ke pasar akan
terpengaruhi.Otonomi daerah yang diharapkan akan meningkatkan akuntabilitas
pejabat publik dan mendorong ekonomi lokal ternyata dipakai untuk menarik
keuntungan sebanyak-banyaknya dari dunia usaha tanpa menghiraukan
implikasinya.Otonomi malah menampilkan sisi buruknya yang bisa
mempengaruhi daya saing produk indonesia di pasar dunia.

Persoalan lain yang harus dihadapi adalah kenyataan bahwa perbatasan


indonesia sangat luas,baik berupa lautan maupun daratan,yang sangat sulit
diawasi.Akibatnya,terjadi banjir barang selundupan yang melemahkan daya
saing industri nasional.Miliaran dolar amblas setiap tahun akibat
ketidakmampuan menjaga perbatasan dengan baik.Menurut taksiran
kemampuan TNI-AL,sekitar 40 persen dari seharusnya digunakan untuk
mengamankan lautan dari kekurangan dana dan sarana yang lain. Kendala utama
bagi masyarakat indonesia adalah mengubah polapikir,baik di kalangan
pejabat,politisi,pengusaha,maupun tenaga kerja.Mengubah pola pikir ini sangat
penting bagi keberhasilan kita memasuki AFTA.

Namun,selain menghadapi berbagai persoalan,AFTA jelas juga membawa


sejumlah keuntungan.Pertama,barang-barang yang semula diproduksi dengan
biaya tinggi akan bisa diperoleh konsumen dengan harga yang lebih
murah.Kedua,sebagai kawasan yang terintegrasi secara bersama-sama,Kawasan
ASEAN akan menjadi lebih menarik lahan investasi.Indonesia dengan sumber
daya alam dan manusia yang berlimpah mempunyai keunggulan
komparatif.Namun,peningkatan SDM merupakan
keharusan.Ternyata,kemampuan SDM kita sangat payah dibandingkan Filipina
atau Thailand.

2.4 Pengertian NAFTA


NAFTA merupakan bentuk suatu organisasi kerjasama perdagangan beabs
negara-negara Amerika Utara: Amerika Serikat,Kanada dan Meksiko.Pada
hakekatnya NAFTA telah terbentuk sejak tahun 1988,karena sejak tahun
tersebut telah dimulai kerjasama perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan
Kanada .Pada saat itu kerjasama ekonomi antara Kanada dan Amerika tersebut
masih bersifat bilateral,dalam rangka memperbaiki kondisi perekonomian
Kanada yang semakin memburuk diakibatkan meningkatnya pengangguran dan
banyaknya perusahaan-perusahaan Kanada yang memindahkan investasi ke
Amerika Serikat.

Pada dasarnya NAFTA merupakan organisasi yang menjanjikan kemudahan


bagi negara-negara pesertanya dibidang ekonomi,mulai dari diberikannya
pembebasan tarif bea masuk bagi komoditi-komoditi tertentu hingga adanya
perlakuan adil terhadap penanam modal asing yang akan menanamkan
modalnya dimasing-masing negara peserta.

NAFTA didirikan pada tanggal 12 agustus 1992 di Washington DC oleh wakil-


wakil dari pemerintah kanada serta pemerintahan tuan rumah yaitu Amerika
Serikat.Dan diresmikan pada tanggal 1 januari 1994.

Saat masih direncanakan,NAFTA adalah topik yang sering diperdebatkan


diantara ketiga negara.Saat presiden George Brush (yang berperan utama pada
perencanaan) dan presiden Bill Clinton (yang membantu mempromosikan dan
mengimplementasikan NAFTA) mendukung perjanjian,milyuner Texas Roos
Perot dan politikal Pat Buchanan menentangnya,Banya yang berfikir NAFTA
akan menyebabkan hilangnya pekerjaan di Amerika karena kebanyakan
perusahaan berpindah ke utara dengan alasan murahnya tenaga kerja dan
deregulasi pasar.Dan juga meningkatnya ekploitasi tenaga kerja dan pelanggaran
hak asasi manusia.Alasan lain adalah membantu menyelesaikan masalah
ekonomi meksiko dan ketiga negara akan mendapat keuntungan dengan
meningkatnya perdagangan.Pakar lingkungan berpendapat dengan
meningkatnya perdagangan akan berdampak pula pada berkembangnya industri
di Rio Grande yang akan menyebabkan masalah polusi semakin
bertambah.Pendukung NAFTA malah berpendapat bahwa dengan
diimplementasikannya perjanjian ini akan lebih mudah mengatur dan memonitor
polusi sepanjang perbatasan.

NAFTA menghilangkan semua batas-batas nontarif bagi perdagangan sektor


pertania antara Amerika dan Meksiko.Ketentuan-ketentuan agrikultural
Amerika-Kanada (FTA,Free Trade Agreement) berdampak sejak 1989
digabungkan dengan NAFTA.Dengan ketentuan ini semua tarif pada
perdagangan sektor pertanian antara Kanada dan Amerika dicakup oleh tarif-rate
quotas (TRQ’s) dihapus sejak 1 januari 1998.
Meksiko dan Kanada mencapai kesepakatan NAFTA bilateral yang terpisah
pada akses pasar bagi produk-produk sektor pertanian.Perjanjian Kanada-
Meksiko menghilangkan hampir semua tarif baik secara langsung atau selama
5,10.15 tahun.Tarif kedua negara tersebut berdampak pada perdagangan
susu,ayam,telur dan gula.

2.5 Ketentuan NAFTA


1. Perlindungan (Protection for Import-Sensitive Crop):perlindungan terhadap
hasil sensitif import.
2. Ukuran sanitasi (Sanitary and Phytosanitary Measures):ukran ini digunakan
untuk melindungi manusia,binatang atau kesehatan dari resiko yang
mungkin ditimbulkan oleh penyakit binatang atau tanaman,zat tambahan
makanan atau terkena kontaminasi.
3. Subsidi Eksport (Eksport Subsides)
4. Dukungan Internal (Internal Support)
5. Angka dan Standar Kualitas (Grade and Quality Standard):Amerika dan
Meksiko setuji bahwa jika antara kedua Negara menggunakan suatu ukuran
mengenai klasifikasi,angka atau pasar produk domestic untuk diolah,akan
memberikan perlkuan yang menguntungkan produk import yang sama untuk
diolah.
6. Syarat asal (Rules of Origin): kebanyakan peraturan bahan produksi pangan
berasal dari antara Negara-negara NAFTA.

You might also like