Professional Documents
Culture Documents
TAHUN
INDIKASI
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Aset 7.945 15.21 20.88 28.722 36,537 49.555 66.09
DPK 5.725 11.718 15.584 20.672 28.011 36.852 52.271
Pembiayaan 5.561 11.324 15.27 20.445 27.944 38.198 46.886
97,14 96,64 97,76 98,90 99.76 103.65
FDR % % % % % % 89.70%
NPF 2,34% 2,38% 2,82% 4,75% 4,07% 3.95% 4.01%
Sumber : BI, statistik perbankan syariah januari 2010
Bank Syariah (Des 08) Total Bank Syariah (Des 09) Total
Bank Bank
Nominal Share Nominal Share
2,310.6
Total Asset 49,56 2.14% 0 66,09 2.61% 2,534.10
1,753.3
Deposit Fund 36,85 2.10% 0 52,27 2.65% 1,973.00
Credit
Financial
Extended 38,20 - - 46,88 - -
Pada tabel 1.3 terlihat bahwa pangsa perbankan syariah meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2008 pada bulan yang sama, yaitu asset menjadi 2.61% meningkat sebesar 0.47% ,
Deposit Fund atau DPK juga mengalami pertumbuhan menjadi 2,02%, meningkat 0,24%.
hal ini menunjukkan kinerja dan potensi perbankan syariah mengalami perkembangan
yang baik.
Obligasi Syariah
Sesuai dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002,
"Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari’ah yang mewajibkan
Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari’ah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo".
Tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan
Obligasi Syariah, beberapa persyaratan berikut harus dipenuhi:
1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tsb menjelaskan bahwa jenis kegiatan
usaha yg bertentangan dengan syariah Islam diantaranya: (i) usaha perjudian dan
permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; (ii) usaha
lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional; (iii) usaha yg memproduksi, mendistribusi, serta
memperdagangkan makanan dan minuman haram; (iv) usaha yg memproduksi,
mendistribusi, dan atau menyediakan barang2 ataupun jasa yg merusak moral dan
bersifat mudarat.
2. Peringkat investment grade: (i) memiliki fundamental usaha yg kuat; (ii) memiliki
fundamental keuangan yg kuat; (iii) memiliki citra yg baik bagi publik.
3. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen JII.
Di Indonesia terdapat 2 skema obligasi syariah yaitu obligasi syariah mudharabah dan
obligasi syariah ijarah.
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi
tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah
Oleh :
Apep
Arpan
Firman Triadi
Ferdy
Adi Ridwan Fadillah 073403074
Asad alhaq 073403050
Dida Rosida 073403057
Iyam Siti Maryam 073403056
JURUSAN AKUNTANSI
FAKUTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA