Professional Documents
Culture Documents
2.1.1 PENDAHULUAN
Contoh 2.1 :
1. Semua gajah mempunyai belalai.
2. Dumbo seekor gajah.
3. Dengan demikian, Dumbo memiliki belalai.
Contoh 2.2 :
1. Semua mahasiswa pasti pandai.
2. Badu seorang mahasiswa.
3. Dengan demikian, Badu pandai.
1|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.3:
1. Jika Badu seorang mahasiswa, maka ia pasti pandai.
2. Badu seorang mahasiswa.
3. Dengan demikian, ia pasti pandai.
1. B ⇒ C premis 1
2. B premis 2
3. C kesimpulan
Contoh 2.4:
1. Jika Badu seorang mahasiswa, maka ia pasti pandai.
2. Dewi seorang mahasiswa.
3. Dengan demikian, ia pasti pandai.
Siapakah “ia” yang berada pada kesimpulan? Apakah Badu atau Dewi?.
Jadi suatu argumen yang sangat kuat logikanya, memang ada yag tidak
dapat ditangani oleh logika proposisional. Oleh karena itu logika
2|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.5 :
Badu dan Dewi berpacaran
Dari uraian di atas, maka hubungan antara logika predikat dengan logika
proposisional menjadi jelas, bahwa logika predikat sebenarnya
menjadikan logika proposisional menjadi bersifat universal atau umum.
Dengan demikian, selain term, predikat dan kuantor, logika predikat juga
memiliki proposisi-proposisi dan perangkai-perangkai sebagai bagian dari
pembahasan dan proses manipulasinya.
Satu bagian yang penting dari logika dari logika predikat adalah fungsi
proposisional (propositional function) atau cukup disebut fungsi saja.
Fungsi berperan penting sewaktu menggunakan persamaan-persamaan
karena ia bertugas persis seperti variabel proposisional karena fungsi
tersebutlah yang dirangkai dengan perangkai-perangkai logika, dan
kemudian membentuk ekspresi logika, dari yang rumit sampai yang
3|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Bagi para ahli di bidang ilmu komputer, logika predikat berperan penting
dengan beberapa alasan. Pertama, logika predikat memberi alasan logis
yang mendasari bahasa pemrograman logika, misalnya PROLOG dan LISP.
Kedua, logika predikat mampu mendorong pengembangan kebutuhan
aplikasi komputer. Ketiga, logika predikat mampu berperan di bagian
pembuktian tentang masalah “correctness” sehingga dapat secara tepat
mengetahui kondisi program yang menghasilkan keluaran yang benar.
Contoh 2.6 :
Atau :
Argumen juga bisa lebih panjang karena memiliki lebih dari 2 premis,
tetapi tetap dengan satu kesimpulan. Lihat contoh argumen berikut :
Contoh 2.7:
Jelas bahwa kesimpulan pada pernyataan ke-4 adalah logis karena jelas
berasal dari premis-premisnya, tetapi jika dibuktikan melalui logika
proposisional akan terjadi kesulitan karena kesimpulan bukan diambil
utuh dari premisnya, tetapi merupakan gabungan dari beberapa premis.
Di sinilah logika predikat akan berperan.
4|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Jika diperhatikan pada kedua kalimat diatas, kalimat (a) adalah sebuah
kalimat pernyataan dengan nilai kebenaran T. Kalimat (b) belum dapat
ditentukan nilai kebenarannya sebelum variabel x –nya
diganti dengan salah satu himpunan dari x, karena itu kalimat (b) disebut
kalimat terbuka. Jika x diganti dengan “Kuda” atau “Singa”, maka kalimat
terbuka (b) menjadi benar. Tetapi jika diganti dengan “Burung” atau
“Ular”, maka kalimatnya menjadi salah.
Apa yang terjadi jika terhdap suatu kalimat terbuka ditambahkan kata-
kata seperti : “untuk semua/ setiap x…..”, Beberapa/Terdapat/Ada x……..
Untuk kalimat (b) maka kalimatnya menjadi :
1) Untuk semua/setiap x, x adalah binatang berkaki empat.
2) Terdapat binatang x, dimana x adalah binatang berkaki empat.
5|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
(∀x) Bx, dibaca “Untuk setiap x, x harus belajar dari buku teks”.
Contoh 2.8 :
6|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
7|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.9:
Contoh 2.10:
1. Badu seorang mahasiswa. M(b)
2. Jika Badu rajin belajar, maka ia akan lulus. B(b) ⇒ L(b)
3. Semua rumput berwarna hijau. (∀y)(R(y) ⇒ H(y))
Tidak selalu harus menggunakan huruf kecil x untuk variabel yang umum,
tetapi yang penting adalah konsisten. Jadi untuk contoh no.3 tidak boleh
ditulis (∀y)(R(y) ⇒ H(x))
Contoh 2.11:
1. Semua orang harus bekerja. (∀x)(O(x) ⇒ B(x))
2. Beberapa mahasiswa lupus sarjana. (∃x)(M(x) ∧ L(x))
3. Ada sesuatu yang hilang di desa Sidomakmur. (∃x)(S(x) ∧ H(x))
8|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.12:
1. Setiap orang mencintai Jogjakarta. (∀x) C(x,J)
2. Setiap bilangan genap dapat dibagi 2. (∀x)(G(x) ⇒ B(x,2))
3. Tak ada bilangan prima di antara 23 dan 29. (∃x)(P(x) ∧ A(x,23,29))
4. Badu mengenal seua benda. (∀x) K(b,x)
KUANTOR GANDA
(∀x) C(x,j)
(∀y)(O(y) ⇒ C(y,j))
9|imansofyani
KALIMAT BERKUANTOR
(∀x)(∃y) C(y,x)
Contoh 2.13:
H(x) : x hidup
M(x) : x mati
(∀x)(H(x) ∨ M(x)) dibaca “Untuk semua x, x hidup atau x mati”
Akan tetapi jika ditulisnya (∀x)(H(x)) ∨ M(x) maka dibaca “Untuk semua x
hidup, atau x mati”. Pada “x mati”, x tidak terhubing dengan kuantor
universal, yang terhubung hanya”x hidup”. Sekali lagi, perhatikan
penulisan serta peletakan tanda kurungnya.
10 | i m a n s o f y a n i
KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.14:
Tentukan negasi dari logika predikat berikut ini :
1. (∀x)(∃y) x=2y dengan domainnya adalah bilangan bulat
(∀x)(∃y) x=2y dibaca “Untuk semua bilangan bulat x, terdapat
bilangan bulat y yang memenuhi x=2y. Maka negasinya :
¬[(∀x)(∃y) x=2y] ≡ (∃x)(∀y) x≠2y
2. Ada toko buah yang menjual segala jenis buah
Dapat ditulis (∃x)(∀y) x menjual y. Maka negasinya
¬[(∃x)(∀y) x menjual y] ≡ (∀x)(∃y) x tidak menjual y
Dibaca “Semua toko buah tidak menjual paling sedikit satu jenis
buah”.
Langkah-langkahnya :
1. Jadikan potongan pernyataan ”x kenal y”, maka akan menjadi K(x,y).
K(x,y) : x kenal y
2. Jadikan potongan pernyataan ”x kenal semua y”, sehingga menjadi
(∀y) K(x,y)
3. Jadikan pernyataan “ada x, yang x kenal semua y”, sehingga menjadi
(∃x)(∀y) K(x,y)
Latihan :
Ubahlah pernyataan berikut ke dalam logika predikat kemudian negasikan
1. Setiap orang memiliki seseorang yang menjadi ibunya.
2. Semua orang menghormati Presiden SBY.
3. Ada mahasiswa TI yang tidak lulus logika informatika.
4. Setiap orang dicintai oleh seseorang.
5. Ada programmer yang menguasai semua bahasa pemrograman.
11 | i m a n s o f y a n i
KALIMAT BERKUANTOR
12 | i m a n s o f y a n i