You are on page 1of 8

Struktur Riggid Frame

1. Deskripsi

Gambar disamping adalah contoh 3


dimensi dari maket struktur riggid frame.
Pada maket ini kami menggunakan
bahan bambu sebagai strukturnya,
bambu disini kami ibaratkan sebagai
kolom dan balok. Untuk
menyambungkan antar rangka kami
menggunakan lem sebagai pengaku
Gambar maket riggid
antar sambungan.

Maket yang kami buat ini memiliki skala 1:400 dengan ketinggian
15 lantai. Tinggi per lantai dibuat 1,5 cm dengan asumsi ketinggian
sebenarnya yaitu 6 meter. Dan jarak antar kolom yaitu 2cm dengan
bentangan sebenarnya di lapangan yaitu 8 meter. Besar kolom dibuat
dengan tebal 2mm dengan ketebalan sesungguhnya yaitu 80cm*80cm.
Balok induk juga kami buat sama yaitu ketebalan bambu 2mm.

Gambar disamping merupakan titik


pertemuan antara balok yang bentuknya
melengkung dan balok yang bentuknya lurus.
Pada pembuatan maket ini, terdapat sedikit
hambatan dalam membuat bentuk lengkungan.
Bentuk lengkung memiliki kecenderungan untuk
melawan dan kembali ke bentuk asalnya (bentuk
lurus). Sebagai solusinya kami melakukan
perkuatan pada titik pertemuannya, dengan
mengikatnya dan memberikan lem.
Titik yang memerlukan perlakuan
Untuk solusi pada kenyataannya,
khusus pada dimensi dan
mungkin dapat dilakukan dengan
kekakuan sambungannya
penambahan dimensi kolom pada
titik-titik yang memerlukan pengkakuan struktur agar tidak kembali pada
bentuk asli.

2. Prinsip Pembebananan

2.1 Beban mati dan beban hidup


Beban mati dan beban hidup merupakan beban dengan gaya kebawah
atau yang disebut dengan gaya aksial. Gaya ini sifatnya mengikuti grafitasi.
Beban mati berasal dari beban bangunan itu sendiri seperti balok, kolom,
lantai, dinding dan lainnya. Sedangkan beban hidup yaitu beban yang
berasal dari benda yang bergerak, contohnya manusia, lift, dan lainnya.

Pada gambar ini dijelaskan bahwa


beban mati dan beban hidup yang
diterima oleh plat lantai dan diterima
oleh balok, disalurkan melalui kolom-
kolom struktur yang letaknya vertikal.
Beban yang diterima oleh kolom
kemudian diteruskan menuju pondasi
yang bertumpu pada tanah keras. Gambar penyaluran beban
dalam struktur riggid frame
Balok ini sendiri terdiri dari dua
jenis, balok anak dan balok induk. Fungsi balok induk yaitu sebagai
penyangga struktur pada bangunan yang fungsinya juga untuk mengikat
kolom-kolom bangunan secara kaku. Sedangkan fungsi balok anak adalah
sebagai pembagi/pendistribusi beban. Pada bangunan bertingkat dapat
dilihat bahwa ujung-ujung balok anak selalu terhubung pada balok induk.
Meskipun balok anak yang
ukurannya lebih kecil daripada
balok induk, tetapi penggunaan
komponen ini dirasa cukup
penting, khususnya untuk
Balok Anak Balok Induk mendukung bentang kerja optimal
dari plat lantai.
Gambar balok induk dan balok anak
Dalam maket ini, belum terdapat balok anak, sehingga
pendistribusian beban langsung ditumpu oleh balok induk saja.
Penggunaan seperti ini masih kurang benar, sebaiknya tiap grid memiliki
balok induk dan balok anak yang fungsinya saling mendukung untuk
menyalurkan beban secara merata. Lebar bentangan kolom yang kami
buat yaitu 1,5 cm atau 8 meter pada kenyataannya. Luasan plat lantai
sebesar 64 m2 sebenarnya memerlukan adanya penguatan, agar plat lantai
tidak mengalami lendut dan akhirnya terjadi patahan.

2.2 Beban angin

Beban angin adalah beban yang harus dipertimbangkan dalam


membangun sebuah bangunan berlantai banyak. semakin jauh dari
permukaan tanah, angin akan berhembus lebih kencang. Sebagai
pertimbangan terhadap beban angin maka perlu dilakukan penyesuaian
terhadap desain bangunan itu sendiri, seperti membuat desain bangunan
yang aerodinamis. Seperti pada gambar dibawah, angin melewati
bangunan secara mudah, bandingkan dengan desain bangunan yang
kedua.

Angin berhembus dengan


Angin
baikberhembus
karena dengan menabrak
bentuk bangunan yang aerodinamis
bagian bangunan terlebih dahulu
2.3 Beban seismik

Pertimbangan bangunan terhadap beban seismik perlu dilakukan


apalagi bangunannya merupakan bangunan tinggi. Kekakuan struktur dan
kedalaman pondasi menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan dalam
menangani beban seismik itu.

2.4 Beban Tekanan Tanah dan Tekanan Air

Beban tekanan Tanah dan Tekanan air terjadi pada basement dan
pondasi. Perlakuan khusus dilakukan pada kedua elemen ini.

Beban tekanan tanah dan tekanan


air yang terjadi di dalam tanah
diatasi dengan material yang kuat
dan kedap air
2.5 Beban Hujan

Beban hujan memiliki sifat seperti beban mati, beban ini diterima oleh
atap bangunan.

2.6 Beban Konstruksi

Beban konstruksi merupakan


beban yang terjadi pada saat
pembuatan struktur-struktur
bangunan itu sendiri. Meskipun
terlihat sederhana. Tetapi hal ini
sangat perlu agar bangunan tidak
roboh saat konstruksi berlangsung.
Pengokohan dan kekuatan

struktur riggid frame tidak dapat berdiri dengan kokoh tanpa adanya
pengaku.
Struktur belum diberikan
shearwall, sehingga
mengalami lendutnya
struktur

Beberapa pengaku dibutuhkan untuk menjaga bentuk bangunan tetap


pada bentuknya. Ada beberapa unsur pengaku pada struktur riggid frame,
yaitu:

1. Triagulasi

2. Pengaku pada sambungan

3. Shear wall (dinding geser)

Struktur sudah diberi shear


wall menjadi tahan terhadap
gaya lateral ( geser)

Dalam maket ini, kami menggunakan lem yang


fungsinya sebagai pengaku sambungan, belum tampak adanya shearwall
ataupun triagulasi pada titik hubungnya. Apabila pengaku ini ditambahkan,
struktur akan menjadi lebih kuat untuk menahan gaya lateral. (dijelaskan
gambar)
Balok-balok yang memiliki
perlakuan khusus untuk kekuatan
dan kekakuannya untuk menjaga
bentuknya.

Up struktur, struktur utama, pondasi

Struktur atap disini menggunakan flat slab dengan ketebalan 40 cm. pada
maket, kami belum mencantumkan flat slab, kami hanya membuat balok
induk dan kolom saja.

Untuk struktur utama, yaitu struktur riggid frame itu sendiri, struktur ini
terbuat dari beton bertulang dengan dimensi kolom 80*80 cm. bentangan
8m.

Pondasi kami buat pondasi pancang dengan basement sedalam 3 lantai


dari total 15 lantai.

Kelebihan struktur rigid frame dengan bentuk busur

Struktur rigid frame dengan bentuk


seperti ini memiliki kelebihan dalam segi
aerodinamis. Angin yang terlalu kencang
dapat dibelokkan secara baik dengan bentuk
lengkungannya. Beban angin yang diterima
oleh struktur pun menjadi tidak terlalu berat,
karena terjadi aliran angin yang menyesuaikan
pada bentuk struktur gedung ini. Berbeda
dengan bentuk riggid frame yang hanya
berupa bentuk kotak atau persegi panjang,
Gambar riggid frame yang dikenai
bentuk yang seperti ini kurang memiliki
beban angin
bentuk yang aerodinamis dan tentunya akan memiliki beban angin yang
lebih besar daripada struktur riggid frame dengan bentuk lengkung.

Bentuk lengkung seperti ini juga sangat baik dalam penataan


ruang, ruang yang berada didalamnya akan terlihat lebih dinamis, tidak
kaku dan banyak sudut.

Perletakan sistem utilitas pada struktur riggid frame memiliki


kelebihan pada penataan utilitasnya, penyebarannya ke seluruh bagian
bangunan dan lain-lain.

Instalasi air bersih


(biru) dan hydrant
pemadam
kebakaran (merah)

Kekurangan struktur riggid frame dengan bentuk busur

Kekurangan struktur riggid


frame jika menggunakan bentuk
lengkung seperti ini yaitu memerlukan
pengerjaan yang lebih sulit daripada
pemakaian bentuk kotak sederhana.
Balok-balok yang lengkung memerlukan
perlakuan khusus agar tidak kembali ke
bentuk asal. Pemakaian seperti ini
tentunya juga akan memerlukan lebih
banyak biaya dalam pembuatannya
karena banyak kolom dan balok yang
memerlukan perlakuan khusus pada bentuk busurnya.

You might also like