Professional Documents
Culture Documents
Apakah shalat itu? Shalat adalah doa yang dimohonkan dengan segala kerendahan hati,
dan dengan penuh kesadaran mengenai kepujian-Nya, kesucian-Nya dan kekudusan-Nya
dan dengan istighfar (mohon ampunan), dan mengirimkan shalawat kepada Rasulullah
saw.
Maka, apabila kamu mendirikan shalat, janganlah hendaknya kamu seperti orang-orang
yang tuna pengertian membatasi di dalam doa-doamu pada penggunaan kata-kata bahasa
Arab saja, sebab shalat dan istighfar mereka itu semua merupakan upacara yang tidak
disertai sesuatu hakikat. Apabila kamu mendirikan shalat, maka selain mengucapkan
ayat-ayat Alquran yang merupa- kan firman Ilahi dan selain mengucapkan beberapa doa
yang meru- pakan sabda Rasulullah saw. hendaklah senantiasa memanjatkan juga segala
doa yang bersifat umum di dalam bahasa sendiri de- ngan kata-kata merendah-rendah,
hingga terjelmalah suatu kesan di dalam kalbumu perasaan ketidak-berdayaan dan
kepapaan itu.
Apakah gerangan shalat kelima waktu itu? Shalat yang kelima waktu adalah terdiri dari
aneka-ragam gambaran peri keadaanmu. Keadaan-keadaan penting dalam kehidupanmu
meliputi lima macam perubahan yang terjadi atas dirimu sekalian pada masa percobaan.
Perubahan-perubahan itu sungguh penting terjadinya bagi fitratmu.
1. Pertama, apabila kamu sekalian diberitahu bahwa suatu percobaan akan menimpa
dirimu, umpamanya dari pengadilan da- tang suatu perintah penahanan atas dirimu. Inilah
keadaan pertama yang merusak ketenteraman hati dan kebahagiaan kalian. Ya, keadaan
ini sama dengan tergelincirnya matahari, sebab dengan itu ke- bahagiaan kalian mulai
surut. Sebanding dengan keadaan itu, maka shalat zhuhur ditetapkan yang waktunya
adalah mulai semenjak matahari tergelincir.
2. Perubahan kedua terjadi atas dirimu, ketika kamu sangat didekatkan kepada tempat
percobaan. Umpamanya, apabila kamu ditahan atas surat-perintah penangkapan, lalu
dihadapkan ke muka hakim. Pada saat itu darahmu menjadi seakan-akan kering oleh ke-
takutan, dan sinar ketenteraman akan berpisah dari kalian. Jadi, ke- adaan itu sama
dengan saat ketika cahaya matahari menjadi pudar, dan kita dapat memandanginya serta
nampak dengan jelas kini saat tenggelamnya hampir tiba. Keadaan rohani setanding
dengan itu ditetapkan shalat asar.
3. Perubahan ketiga terjadi atas dirimu tatkala seluruh hara- pan memperoleh keselamatan
dari percobaan itu putuslah sudah. Misalnya, seperti keadaan bila ditulis atas namamu
surat vonis yang menyatakan kamu bersalah dan saksi-saksi diajukan, membe- ratkan
kebinasaanmu. Itulah saat ketika kamu kehilangan keseim- bangan dan merasa diri
sendiri sebagai seorang tahanan. Maka, ke- adaan itu mempunyai persamaan dengan
keadaan, ketika matahari terbenam dan habislah sudah segala harapan mengenai
kecerahan siang hari. Imbangan bagi keadaan rohani untuk ini ditetapkan shalat magrib.
4. Perubahan keempat terjadi atas dirimu, bila percobaan menimpa dirimu, dan kamu
dikelilingi oleh kegelapan pekat, um- pamanya, setelah dinyatakan bersalah dan setelah
saksi-saksi se- lesai didengar, hakim menjatuhkan hukuman, dan kamu diserahkan
kepada polisi untuk dipenjarakan. Maka keadaan itu bersesuaian dengan saat bila hari
telah malam, dan gelap-gulita telah menyeli- muti. Keadaan rohani setanding dengan itu
ditetapkan shalat isya.
5. Kemudian, ketika kamu tinggal selama satu jangka wak- tu yang panjang dalam
kegelapan musibah itu, pada akhirnya ber- geloralah kasih-sayang Tuhan dan meliputi
dirimu, lalu Dia mele- paskanmu dari kegelapan itu. Misalnya, seperti sesudah gelap pada
akhirnya fajar menyingsing dan cahaya hari pun dengan terang-benderangnya
memperlihatkan diri. Maka imbangan untuk keada- an rohaninya ditetapkan shalat subuh.