You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II

TARAF INTENSITAS BUNYI

Disusun oleh:

Nama : RIYANTO H1C004006


ANGGORO H1C004009
Judul : Taraf Intensitas Bunyi
Hari/Tanggal : 3 April 2006
Asisten : Sugito, M.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM SARJANA MIPA
JURUSAN FISIKA
2007
TARAF INTENSITAS BUNYI

Oleh :
Riyanto H1C 004006
Anggoro H1C004009

ABSTRAK
Praktikum taraf intensitas bunyi telah dilakukan pada tanggal 3 April 2007.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan taraf intensitas bunyi sebuah sumber bunyi
(sirine) dan menentukan serapan energi gelombang bunyi serta mendeskripsikan faktor-
faktor yang berpengaruh saat gelombang bunyi menjalar. Pengukuran taraf intensitas
bunyi dilakukan di daerah yang cukup sepi untuk memperkecil kesalahan pengukuran
akibat pengaruh sumber bunyi di daerah sekitar. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sound level meter untuk mengukur taraf intensitas bunyi yang berasal dari
sirine pada berbagai jarak dan arah mata angin. Data yang diperoleh digambarkan dalam
bentuk grafik dan peta kontur untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap taraf intensitas
bunyi. Hasil analisa menunjukkan bahwa taraf intensitas bunyi berbanding terbalik
dengan jarak dan selama penjalaran gelombang bunyi terjadi penyerapan energi oleh
udara.

Kata kunci : taraf intensitas bunyi, serapan energi gelombang bunyi, sound level meter.

ABSTRAC

Keyword :
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gelombang bunyi sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena
dengan gelombang bunyi itu manusia dapat saling berkomunikasi satu dengan lainnya.
Adanya gangguan pada gelombang bunyi ini dapat menyebabkan komunikasi kita
terganggu, yang biasanya disebabkan oleh gelombang bunyi frekuensi tinggi. Gangguan
gelombang bunyi frekuensi tinggi yang sering disebut dengan kebisingan dapat
disebabkan oleh kesibukan lalu lintas maupun indstri (Sugito dkk., 2003). Gangguan
kebisingan yang serius dapat menyebabkan kerusakan klinis pada indera pendengaran
manusia (Eleftheriou, 2002).

Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu dapat menentukan Taraf Intensitas bunyi dari
sumber bunyi (sirine), menentukan serapan energi gelombang bunyi di udara, dan
menentukan factor-faktor yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi.
II. DASAR TEORI

Gelombang bunyi didefinisikan sebagai gelombang mekanik longitudinal


berfrekuensi 20-20.000 Hz yang menjalar melalui medium elastis dan dapat ditangkap
oleh indera dengar manusia (Halliday dan Resnick, 1978). Bunyi dengan frekuensi
kurang dari 20 Hz tidak terdengar oleh indera dengar manusia, dan disebut sebagai
infrasonik. Sedangkan bunyi dengan frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz dissebut
ultrasonik dan bunyi ini mempunyai efek rasa sakit pada pendengaraan menusia.

Gelombang bunyi mempunyai kelajuan yang berbeda-beda di dalam berbagai


medium. Untuk medium yang sama, beberapa faktor yang mempengaruhi penjalaran
gelombang bunyi adalah bentuk geometri sumber, keadaan atmosfer di sekitarnya, dan
efek peermukaan (Truax, 1999).

Geometri sumber gelombang bunyi beerpengaruh pada arah penyebaran energi


gelombang bunyi sebagai akibat penyebaran muka gelombang. Geometri sumber ini
tidaak beergantung pada frekuensi gelombang bunyi dan mempunyai efek yang sama
untuk semua keadaan. Ada dua macam geometri sumber gelombang, yaitu geometrri
berbentuk bola dan silinder (gambar 1 dan 2). Gelombang bunyi akan kehilangan
energinya akibat penyebaraan ini sesuai dengan bentuk geometri tersebut beberapa dB
(decibel).

Point A
Source

Gambar 1. Sumber gelombang berbentuk titik dengan penjalaran geometri bola.


B

A
L in e S o u rc e

Gambar 2. Sumber gelombang berbentuk garis dengan penjalaran geometri silinder.

Keadaan atmosfer berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi melalui dua


jenis mekanisme, yaitu relaksasi molecular dan efek viscositas. Untuk gelombang bunyi
frekuensi tinggi akan terserap oleh atmosfer lebih banyak dari pada gelombang frekuensi
rendah. Jumlah penyerapan gelombang bunyi oleh atmosfer ini juga bergantung pada
temperatur dan kelembaban. Gambar 3 menunjukkan variasi penyerapan gelombang
bunyi akibat perbedaan temperatur dan kelembaban.
5-

3- 4-
10%
ATTENTUATION (dB/100m)
ATTENTUATION (dB/100m)

4 Khz 3-
20%
2-
40%

2-
1-
2 Khz
1-
10 20 30 40 50
10 20 30
RELATIVE HUMIDITY TEMPERATURE ( C)

Gambar 3. Pengaruh kelembaban udara dan temperatur terhadap Penyerapan gelombang akustik.

Di dalam medium gas (udara) pada umumnya gelombang bunyi mempunyai


kelajuan yang dapat dirumuskan sebagai:


v= (1)
ρ
dengan p menyatakan tekanan tak terganggu dan γ adalah cp/cv, yaitu rasio kalor
jenis gas pada tekanan tetap terhadap kalor jenis gas pada volume tetap. Untuk gas
dwiatomik seperti oksigen, nitrogen dan udara nilai γ-nya adalah 7/5 atau 1,4.
Intensitas gelombang bunyi di suatu titik didefinisikan sebagai laju garis
gelombang bunyi rata-rata yang ditransmisikan dalam arah tertentu melalui satu satuan
luasan yang tegak lurus. Intensitas gelombang bunyi (I) secara matematis dinyatakan
sebagai:
W
I =
A
(2)
dengan I = intensitas (watt/m2), A = luasan yang melingkupi sumber (m2) dan W
= daya (watt).

Intensitas suatu sumber gelombang bunyi juga bergantung pada jenis atau tipe
sumber tersebut. Untuk sumber yang berbentuk titik, missalnya sumber berupa mesin,
pesawat atau pabrik, intensitas gelombang tersebut merupakan fungsi jarak r dari sumber
tersebut, yaitu:
W
I= (3)
4πr 2
Kekerasan gelombang bunyi biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB),
yaitu:
I
SL ( dB ) = 10 log (4)
I0

dengan I = intensitas dan I0 = intensitas ambang (10-12 W/m2)

III. METODE

3.1. Metode
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengukuran taraf Intensitas
bunyi dari sirine secara langsung menggunakan Sound Level Meter (SLM). Sirine
diletakkan pada suatu titik, dan SLM diletakkan pada jarak yang ditentukan yaitu 2 m, 5
m, 10 m, 20 m, 30 m dan 50 m sebelah utara, selatan, barat dan timur sirine. Pada saat
sirine dibunyikan, SLM akan mencatat Intensitas bunyi dari sirine tersebut. Kemudian
praktikan mencatat nilai yang tercatat pada SLM.

3.2. Waktu dan Tempat


Percobaan Taraf Intensitas Bunyi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 April
2007 di

3.3. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Sound Level Meter (SLM)
2. Annemometer
3. Termometer
4. Higrometer
5. Accu/Batterai
6. Sirine dan meteran pita dengan panjang 50 m

Cara Kerja

1. Meletakkan sumber bunyi berupa sirine dengan frekuensi tertentu pada ketinggian
± 150 cm.
2. Menghidupkan sumber bunyi dengan volume maksimum.

3. Mengukur taraf intensitas bunyi sirine tersebut dengan sound level meter pada
jarak 2 m, 5 m, 10 m, 20 m, 30 m, 50 m, masing-masing 2 kali pada tempat yang
berbeda-beda, yaitu sebelah barat, timur, utara dan selatan sumber bunyi.

4. Mengukur sumber bunyi latar yang berasal dari sumber bunyi lain yang ada,
misalnya kendaraan bermotor, angin dan lain-lain pada tempat-tempat
pengukuran.

5. Mengukur kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara selama pengukuran


berlangsung.

6. Mengulang pengukuran nomor 3 s/d 5 mulai pada jarak 50 m, 30 m, 20 m, 10 m, 5


m, dan 2 m.

7. Membuat peta kontur dari hasil pengukuran yang diperoleh, kemudian


menganalisis hasilnya.

3.3. Diagram Alir

Apakah sudah mengulang


pengukuran nomor 3 s/d 5
Mulai
mulai pada
Mengukur taraf intensitas bunyijarak 50 dengan
sirine m, 30 sound level meter
pada jarak 2 m, 5 m, 10 m, 20 m, 30 m, 50dan
m, 20 m, 10 m, 5 m, m,2masing-masing 2 kali
pada tempat yang berbeda-beda,
Meletakkan sumber m ?yaitu
bunyi sebelah
berupa barat,
sirine timur, utara
dengan
Mengukur kecepatan
Mengukur angin,
sumber suhulatar
bunyi dan kelembaban
pada
Menghidupkan
frekuensidan
sumberselatan
bunyi
tertentu padasumber
dengan bunyi.
volume
ketinggian ± 150maksimum
cm.
udaratempat-tempat
selama pengukuran berlangsung.
pengukuran.
tidak

ya

selesai

IV. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Tabel hasil percobaan

No Arah Jarak Intensitas (dB)


1 Selatan 2 86.55
2 Selatan 5 79.42167
3 Selatan 10 73.78333
4 Selatan 20 67.8333
5 Selatan 30 62.06667
6 Selatan 50 56.41667
7 Utara 2 89.98333
8 Utara 5 82.25
9 Utara 10 76.85
10 Utara 20 71.433
11 Utara 30 62.41667
12 Utara 50 60.31667
13 Barat 2 87.11667
14 Barat 5 78.25
15 Barat 10 73.51667
16 Barat 20 64.51667
17 Barat 30 61.81667
18 Barat 50 -
19 Timur 2 88.23333
20 Timur 5 79.5
21 Timur 10 77.81667
22 Timur 20 69.38
23 Timur 30 63.8
24 Timur 50 -

90

80
Intenitas (dB)

70 Series1

60

50
0 10 20 30 40 50 60
Jarak (m)
HUBUNGAN INTENSITAS BUNYI DENGAN JARAK

100
INTENSITAS (W/m^2)

90
80
Series1
70
60
50
0 10 20 30 40 50 60
JARAK (m)

HUBUNGAN INTENSITAS BUNYI DENGAN


JARAK

90
INTENSITAS (W/m^2)

80

70 Series1

60

50
0 10 20 30 40
JARAK (m)
HUBUNGAN INTENSITAS BUNYI DENGAN
JARAK

100
INTENSITAS BUNYI

90
(W/m^2)

80
Series1
70

60
50
0 10 20 30 40
JARAK (m)

V. PERHITUNGAN

Tabel 2. Tabel hasil perhitungan


No Arah X Y W I (W/m^2) SL (dB)
1 Selatan 0 2 12 0.238636 103.7774
2 Selatan 0 5 12 0.038182 95.81857
3 Selatan 0 10 12 0.009545 89.79797
4 Selatan 0 20 12 0.002386 83.77737
5 Selatan 0 30 12 0.001061 80.25554
6 Selatan 0 50 12 0.000382 75.81857
7 Utara 0 -2 12 0.238636 103.7774
8 Utara 0 -5 12 0.038182 95.81857
9 Utara 0 -10 12 0.009545 89.79797
10 Utara 0 -20 12 0.002386 83.77737
11 Utara 0 -30 12 0.001061 80.25554
12 Utara 0 -50 12 0.000382 75.81857
13 Barat 2 0 12 0.238636 103.7774
14 Barat 5 0 12 0.038182 95.81857
15 Barat 10 0 12 0.009545 89.79797
16 Barat 20 0 12 0.002386 83.77737
17 Barat 30 0 12 0.001061 80.25554
18 Barat 50 0 12 0.000382 75.81857
19 Timur -2 0 12 0.238636 103.7774
20 Timur -5 0 12 0.038182 95.81857
21 Timur -10 0 12 0.009545 89.79797
22 Timur -20 0 12 0.002386 83.77737
23 Timur -30 0 12 0.001061 80.25554
24 Timur -50 0 12 0.000382 75.81857

Gambar 5. Peta kontur hasil percobaan

VI. HASIL & PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil yang telah diperoleh diketahui bahwa nilai Intensitas
gelombang bunyi yang terukur tidak sama dengan nilai Intensitas gelombang bunyi
dalam perhitungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Adanya angin yang berhembus dari berbagai arah yang menyebabkan tidak
akuratnya nilai yang terukur oleh Sound Level Meter (SLM).
2. Suara yang dikeluarkan sirine terserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di
sekitarnya.
3. Adanya pengaruh kecepatan angin, yang menyebabkan nilai Intensitas
gelombang bunyi yang terukur lebih kecil dari hasil perhitungan.
Namun demikian, nilai dari hasil pengukuran dan perhitungan hampir sama
(mendekati).
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, praktikan menyimpulkan bahwa:


1. Hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi yaitu
kecepatan angin dan benda-benda di sekitar sirine yang dapat menyerap
gelombang bunyi seperti tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
2. Nilai hasil perhitungan mendekati nilai hasil percobaan. Adapun
nilai yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah sebagai berikut:

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Ganiyanti, A.S., 1981, Gelombang dan Optik. Universitas Indonesia, Jakarta

M.O. Tjia, 1994, Gelombang. Dabara Publishers, Solo

Sutrisno, 1982, Fisika Dasar. ITB, Bandung

Tipler, P. A., 1991, Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta

You might also like