Professional Documents
Culture Documents
Arifana)
STUDI KEEFEKTIFAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
MASA DEPAN
secara optimal.
2) Pembagian waktu secara proporsional yang lebih besar.
3) Pemberian pengetahuan setiap hari dimulai dengan bel atau sirene.
4) Keputusan untuk memilih kepala sekolah, merupakan hal penting membawa output
dari
sekolah menjadi lebih baik, teknik formal yang biasanya ditempuh yaitu lewat tes
ting.
(Mortimore,1991:162).
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
Dalam pengelolaan sekolah peran kepala sekolah sangat menonjol. Bukti bahwa pera
n
tersebut sangat kuat, hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kepala sekol
ah yang baik,
sangat besar sumbangannya terhadap sekolah yang efektif. Menurut Standfield dkk
(dalam
Mudjiarto, 2001: 12) berdasarkan hasil penelitian dari pola sekolah yang efektif
kepala sekolah
dipandang sebagai Ksatria yang menyelamatkan anak-anak dengan memberikan pendidika
n yang
efektif. Perubahan perbaikan dari prestasi rendah, disiplin yang tak terwujud da
n moral staf yang
kurang baik diharapkan menjadi lebih baik, dengan pendekatan terhadap perbaikan
pengajaran
dalam empat aspek yaitu: disiplin, prestasi, sikap dan kepribadian.
Semua aspek tersebut ditumbuhkan dengan berdasarkan pada harapan-harapan yang ti
nggi,
terciptanya suasana emosi yang positip, pelaksana supervisi yang obyektif, dan p
enggunaan teknik
kepemimpinan yang sesuai oleh kepala sekolah. Untuk mencapai itu dibutuhkan kepe
mimpinan
kepala sekolah yang kuat harapan yang tinggi yang disuarakan oleh seluruh warga
sekolah, iklim
belajar di sekolah yang teratur, penekanan yang kuat pada ketrampilan-ketrampila
n dasar mengajar,
evaluasi yang sering diadakan serta pemantauan terhadap kemajuan siswa secara ko
ntinyu.
(Mujiarto, 2001: 13-14).
Dalam pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruh
i halhal
sebagai berikut :
1. Kepribadian yang kuat, percaya diri, berani, bersemangat murah hati, dan memi
lih kepekaan
sosial.
2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik.
3. Pengetahuan yang luas.
4. Keterampilan profesional (tehnis, hubungan kemanusiaan, konseptual).
5. Memiliki prinsip kepemimpinan yang baik yaitu konstruktif, kreatif, partisipa
tif, kooperatif,
delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, adaptasi d
an fleksibel.
(Depdiknas, 2000: 12-13).
Selain itu diperlukan penampilan dan kinerja yang baik dari kepala sekolah. Menu
rut
Wahyosumidjo (2002: 433) kepemimpinan kepala sekolah diperlu-kan kekuatan pendor
ong
sehingga anak buah selalu mengikuti apa yang diinginkannya dan sangat dipengaruh
i oleh beberapa
faktor yaitu: kewibawaan (power), sifat-sifat dan ketrampilan, perilaku (behavio
ur) serta
fleksibilitas pemimpin.
C. Guru Masa Depan
Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa di sekolah yang baik dibutuhkan guru
yang memenuhi syarat kualifikasi yang tinggi dan mampu menghadapi banyak perubah
an dalam
pendidikan masa depan dan membimbing para siswanya dengan lancar di abad baru in
i.
Studi Keefektifan Pembangunan Pendidikan ..(Sri Setyowati & M.Arifana)
1. Peran Guru di Masa Lalu, Zaman Sekarang, dan Masa Depan
Peran guru di masa lalu sangat mempengaruhi pola pikir, cara pandang dan perilak
u seumur
hidup siswanya dan sangat dihormati serta dianggap orang terpenting kedua setela
h orang tua,
namun di jaman sekarang perkembangan guru mulai jatuh dan mengenaskan, ini karen
a selama
beberapa puluh tahun terakhir menganggap guru sebagai tenaga kerja murahan untuk
meneruskan
pengetahuan. Ada anggapan bahwa apa yang diajarkan tidak sesuai dengan muatan uj
ian sehingga
guru les privat menjadi populer karena mengkompensasi apa yang kurang diajarkan
guru di sekolah
dan sesuai dengan muatan ujian.
Peranan guru di masa depan dapat ditingkatkan dengan penggunaan teknologi komput
er,
peran guru semakin nyata, pengetahuan informasi teknologi dapat dikembangkan sec
ara maksimal
dan membimbing kurikulum. Guru dituntut kreatif yang mampu memenuhi kebutuhan or
ang lain,
mempunyai kompetensi-kompetensi inti dan kemampuan-kemampuan khusus. Peran guru
di masa
depan mencakup bimbingan kurikulum, mengevaluasi kemajuan pembelajaran, bimbinga
n dalam
seni menjalani kehidupan, konseling dalam perencanaan kehidupan dan pengembangan
kreativitas
serta potensi.
2. Kemampuan-kemampuan Penting Guru di Masa Depan
a. Ketrampilan berkomunikasi.
b. Ketrampilan computer.
c. Memberikan Pengaruh Positip (Wen ,2003: 99-118).
Keefektifan dan kemampuan guru merupakan salah satu karakteristik yang berpengar
uh
pada prestasi akademik siswa di sekolah dimana semakin efektif dan kemampuan tin
ggi guru
melakukan tugas maka akan semakin tinggi prestasi akademik siswa (Mujiarto, 2001
: 53). Di PBM
guru sangat menentukan kualitas lulusan, namun perlu kebersamaan dalam unsur kom
ponen
sekolah yaitu kepala sekolah, guru administratif serta keterlibatan orang tua gu
na mendukung
keberhasilan anak didik.
D. Peran Orang Tua dalam Pendidikan
Di dalam pendidikan anak-anak seharusnya mempunyai kebebasan sendiri untuk
menentukan apa yang akan dipelajari apakah mereka mengejar studi akademik atauka
h hanya
sampai pada sekolah menengah. Sama dengan pengembangan pengetahuan, kalau seseor
ang anak
ingin meningkatkan cadangan pengetahuannya, ia bisa terus belajar, kalau ia mera
sa cukup
pengetahuannya dan ingin bekerja seharusnya mereka diizinkan untuk bekerja. Namu
n orang tua
harus mengetahui kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang anak untuk masa dep
an yaitu:
pertama mengenal sebanyak mungkin kemampuan berbahasa, yang nantinya berhubungan
dengan
orang lain. Di masa depan apabila tidak mengenal bahasa asing maka akan memiliki
daya saing
yang terkikis.
Kemampuan dasar yang kedua yaitu pertimbangan. Pendidikan pengetahuan dapat
diefektifkan dengan bantuan komputer. Hanya pertimbangan yang baiklah maka dapat
mencegah
seorang anak kehilangan arah dan teguh terhadap prinsip-prinsip yang dipegang se
andainya
dilingkungan yang tidak sehat. Peranan orang tua dalam pendidikan diantaranya :
1. Pembelajaran mandiri bagi anak maupun orang tua sendiri setelah anak besar.
2. Mengubah peranan dari melindungi menjadi penolong.
3. Mengubah anggapan bahwa anak lemah (Wen , 2003: 119-126).
Menurut Mudjiarto (2001: 74) peranan orangtua perlu dilibatkan dalam kegiatan se
kolah
termasuk dukungan orangtua terhadap program dan tujuan yang ingin dicapai sekola
h secara
konsisten. Pengontrolan anak dapat lebih ketat dan disiplin dalam keaktifan dala
m mengikuti PBM.
Pelibatan orangtua tidak hanya bersifat bantuan dana saja namun program dan pere
ncanaan
partisipatori sekolah sehingga tercipta hubungan yang baik antara sekolah dan or
angtua.
Keberanian sekolah dibutuhkan untuk menggugah orangtua agar perlu memperhatikan
sekolah
anaknya dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Studi Keefektifan Pembangunan Pendidikan ..(Sri Setyowati & M.Arifana)
E. Perubahan dalam Kualitas Pendidikan
Di jaman yang berbeda dimana tuntutan terhadap kebutuhan semakin berkembang apal
agi
kita telah memasuki zaman internet dimana dapat membebaskan kualitas-kualitas kh
usus individual
yang seringkali tertindas di zaman industri. Dalam era industri dituntut standar
isasi dan tidak
menekankan kualitas dan talenta individual.
1. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan dikembangkan ke segala arah yan
g seimbang.
Di antara banyaknya teori tentang pendidikan ada dua teori yang selalu bertentan
gan. Ada
aliran pendidikan yang menekankan bahwa apapun yang dipelajari seseorang di seko
lahnya
harus bermanfaat bagi masyarakat nantinya. Maka pendidikan harus praktis, yang d
ipelajari
harus diterapkan dengan baik. Aliran yang lain justru melihat sasaran pendidikan
sebagai media
pengembangan potensi manusia sepenuhnya, terlepas dari nilai manfaatnya bagi mas
yarakat di
masa depan.
Keterbatasan terbesar dalam pendidikan sekarang adalah kurikulumnya. Siswa harus
mempelajari semua pelajaran yang ditetapkan, tanpa memperhitungkan disukai atau
tidak oleh
siswa. Bahkan ada siswa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan bidangny
a sehingga
ia tidak mau mempelajarinya.
2. Pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran individual y
ang
didesentralisasikan.
Dalam kebanyakan sistim pendidikan di dunia sekarang ini, fasilitas-fasilitas pe
rangkat
keras dibangun terlebih dahulu dan para guru direkrut, sebelum siswa dari berbag
ai tempat
dikumpulkan di sekolah untuk mengikuti pelajaran. Ini disebut pembelajaran yang
disentralisasikan.
Di masa depan ketika teknologi komputer sudah mencapai tingkatan tertentu para s
iswa
tidak lagi berkumpul di sekolah, cukup dengan tinggal di rumah dengan menggunaka
n akses
internet mereka mengikuti pelajaran, sehingga guru dapat menghemat energi dan wa
ktu untuk
menertibkan siswa. Namun diperlukan kesadaran orang tua untuk di setiap rumah me
miliki
sebuah fasilitas komputer dan internet serta biaya akses internet sehingga pembe
lajaran dapat
dilakukan setiap saat dan tergantung minat dari siswanya. Sedangkan jumlahnya si
swanya tidak
terbatas ratusan namun bisa ribuan atau jutaan dengan mengakses lewat internet.
Inilah yang
disebut pembelajaran individual yang didesentralisasikan.
3. Pembelajaran yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumu
r hidup.
Sekarang ini di Indonesia terdapat pendidikan wajib belajar sembilan tahun yaitu
6 tahun
berada di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menegah tingkat pertama dan setel
ah tamat
melanjutkan ke SLTA lalu ke perguruan tinggi. Kemudian setelah lulus bekerja di
masyarakat
sampai akhirnya pensiun. Kalau kita hitung jenjang pendidikan sekitar 12-17 tahu
n, apakah
sudah cukup padahal perubahan di masyarakat sangat cepat? Pengetahuan yang diper
oleh sudah
tidak memadai untuk sisa penghidupan mereka, sehingga apa yang kita pelajari bis
a menjadi
usang oleh karena itu kita harus senantiasa belajar hal-hal baru kalau tidak kit
a menghadapi
risiko tersingkir dari pasar kerja.
4. Pengakuan diploma menjadi pengakuan kekuatan nyata.
Di masyarakat sekarang ini dapatlah dikatakan bahwa yang terpenting adalah diplo
ma atau
gelar. Di dalam dunia kerja sering kali gelar dijadikan standar untuk mengukur k
emampuan
seseorang, namun kenyataan di dalam dunia kerja tidak hanya memperhitungkan hal
tersebut,
tetapi juga memperhitungkan universitas dan fakultas apa ia belajar, dan apakah
penuh waktu
atau paruh waktu. Seringkali kita keliru dalam penentuan kemampuan, misalnya ses
eorang hanya
lulusan sekolah menengah tetapi kemampuannya sama dengan yang memperoleh gelar.
Seseorang dapat diketahui kemampuannya apabila diuji dengan kefasihan Bahasa Ing
gris dan
kemampuan komputer sehingga dapat diketahui kompetensi nyata seseorang, ketimban
g
mengandalkan diploma atau gelar (Wen, 2003: 63-85).
Menurut Zaidin (dalam Pelangi Pendidikan, 2000: 44) sekolah masa depan dapat
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Ada beberapa keuntungan yang dap
at dipetik
dari upaya pemberdayaan lingkungan luar sekolah untuk kepentingan pembelajaran y
aitu:
Studi Keefektifan Pembangunan Pendidikan ..(Sri Setyowati & M.Arifana)
a. Upaya ini memberikan perubahan iklim dan
suasana pembelajaran kepada siswa, yang
sebelumnya selalu terkurung dalam ruang kelas yang sering kali amat sempit dan p
engap
menjadi sedikit lebih luas dengan sirkulasi udara lebih leluasa.
b. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum terhadap
apa yang
dipelajari di kelas.
c. Program ini memperpendek jarak antara
teori dan praktik, siswa diharapkan dapat me
nyaksikan langsung kaitan antara teori dan praktik dalam pengalaman nyata.
d. Upaya ini memungkinkan belajar mandiri mengurangi keter-gantungan terhadap gu
ru.
e. Memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan yang ditemukan di al
am nyata.
Merancang Sekolah Masa Depan
Untuk merancang sekolah masa depan diperlukan visi. Mengembangkan sistem sekolah
harus berangkat dari visi, meskipun visi ini perlu diperbaharui secara berkala.
Namun untuk
mencapai tujuan yang terbaik lahir dari aset, penetapan visi dan rancangan kreat
if yang
menyinergikan keduanya. Tampaknya visi harus terarah meliputi faktor-faktor beri
kut:
1. Pembelajaran berkelanjutan sepanjang hayat menjadi faktor kunci dalam kehidup
an seseorang.
2. Setiap orang harus didorong untuk merencanakan kurikulum kehidupannya sendiri
.
3. Meskipun tidak
ada cara mengajar dan belajar yang baku, ada banyak teknik yang
memungkinkan seseorang belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas.
4. Negara menjalin hubungan sinergis dengan sekolah, sistem administrasi, dan pr
ogram
pelatihan guru.
Berdasarkan hal tersebut menurut Dryden & Vos dalam bukunya Revolusi cara belaja
r
bagian II (2002: 435) terdapat 12 langkah untuk menuju sistem sekolah masa depan
yang
dirumuskan sebagai berikut:
a. Rencanakan sekolah menjadi pusat sumber daya sepanjang hayat.
Di era informasi yang serba instan dewasa ini setiap masyarakat pasti membutuhka
n pusat
informasi dan sistem manajemen berbasis sekolah yang termasuk di dalam agenda pe
rubahan
sekolah tradisional menjadi pusat sumber daya masyarakat sepanjang hayat. Sepert
i sekolah
Kimi Ora di Selandia Baru diarahkan untuk pencarian manusia seutuhnya, karena se
suai
dengan konsep mereka yang pertama kali direncanakan: harus ada sebuah pusat, seb
uah
sekolah, yang mengarah pada pembentukan manusia seutuhnya, dan lebih berkonsentr
asi pada
keluarga daripada individu.
b. Analisis kebutuhan.
Untuk merencanakan sekolah dari nol maka diperlukan menanyakan apa yang dibutuhk
an
masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat dapat diperoleh untuk ikut merencana
kan tujuan
sekolah yang efektif sesuai harapan masyarakat.
c. Jaminlah kepuasan pelanggan.
Agar pelanggan dapat memperoleh kepuasan hasil yang tinggi, maka kenapa sekolah
tidak
memberikan jaminan seperti dalam dunia bisnis yang memberikan jaminan untuk seti
ap
produknya. Jika sekolah umum ingin bertahan hidup maka kita harus bertanggung ja
wab atas
produk yang dihasilkan disertai dengan komitmen tinggi untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
d. Layani semua ragam kecerdasan dan gaya belajar.
Dari kebanyakan murid yang putus sekolah tidak mendapatkan yang terbaik di sekol
ah yang
hanya menampung dua ragam kecerdasan dari tujuh kecerdasan yang ada. Menurut Gar
dner
(dalam Dryden & Vos Bagian I, 2002:121) ada tujuh kecerdasan yaitu linguistik, l
ogika dan
matematika, musical, spasial dan visual, kinestetik, interpersonal (berhubungan
dengan orang
lain), dan intrapersonal (Introspeksi diri). Temuan dari Gardner tentang kecerda
san kedelapan
(naturalis) mendorong para guru untuk menambah pusat studi alam sebagaimana yang t
elah
dijalankan di banyak sekolah.
Studi Keefektifan Pembangunan Pendidikan ..(Sri Setyowati & M.Arifana)
e. Gunakan teknik pengajaran terbaik.
Tidak ada sekolah, pusat pembelajaran yang mampu bertahan tanpa adanya fasilitat
or/guru
yang terampil. Dan perubahan dibidang pendidikan tidak akan berhasil tanpa adany
a
penekanan serius dalam pelatihan ulang guru secara berkelanjutan. Sekat guru dan
siswa telah
diruntuhkan, setiap siswa telah menjadi guru . Seluruh program ini mengubah semua o
rang
ini. Salah satu kuncinya adalah teknik terpadu, setiap pelajaran dipadukan denga
n musik dan
seni. Setiap siswa terlibat dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis tingka
t tinggi.
Ruang kelas memiliki pemutar kaset, sehingga ruang kelas relaks, cerah tenang,
mengasyikkan, musik barok kalau memungkinkan, dan musik lain untuk tujuan lain.
f. Latihlah sumber daya utama Guru.
Guru sebagai media transfer ilmu pengetahuan merupakan hal yang utama, termasuk
dalam
metode belajar mengajar Quantum Teaching, namun aneh metode ini sering kali jara
ng
digunakan di tingkat universitas untuk melatih guru masa depan, apalagi dalam ti
ngkat SD,
SMP maupun SMU.
g. Jadikan setiap orang guru dan sekaligus murid.
Menurut Eliot (dalam Dryden & Vos Bagian II, 2002 : 451) setiap siswa, setiap or
ang tua,
dan setiap guru didorong untuk menjadi pelajar dan sekaligus pengajar, apabila k
ehabisan
bahan ajar tidak menjadi masalah untuk melibatkan orang tua dan masyarakat dan j
uga siswa.
h. Rencanakan kurikulum menjadi empat bagian.
Untuk mencapai apa yang diinginkan diperlukan kurikulum empat bagian dalam pendi
dikan
berkelanjutan, sebagaimana pentingnya pendidikan masa kanak- kanak dan remaja:
1) Kurikulum pertumbuhan pribadi meliputi rasa bangga diri dan pembentukan kenya
kinan
diri.
2) Kurikulum ketrampilan hidup, meliputi pemecahan masalah kreatif dan manajemen
diri.
3) Kurikulum belajar untuk belajar dan belajar untuk berpikir meliputi jenis ketramp
ilan
how to untuk otak. Belajar bisa dilakukan dengan menyenangkan sepanjang hidup.
4) Kurikulum isi, pada umumnya dengan tema-tema terpadu.