Professional Documents
Culture Documents
EMULSI
A. Pengertian Emulsi
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang
salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan
penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator
(emulsifying agent)
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai
milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal
emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air.
Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai
emulgator dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.
Pada pertengahan abad ke XVIII, ahli farmasi Perancis
memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum
anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab,
tragacanth, kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena
penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi
buatan.
B. Komponen Emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam
emulsi. Terdiri atas :
Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke
dalam zat cair lain.
38
Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen
saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), anti oksidan.
Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil
paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol,
benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas dan lain – lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat,
L.tocopherol, asam sitrat, propil gallat , asam gallat.
C. Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase
internal ataupun external, maka emulsi digolongkan menjadi dua
macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar
kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase
external.
2. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar
kedalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai
fase external.
39
2. Dipergunakan sebagai obat
luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya
sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
40
2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok
yakni :
• Kelompok hidrofilik, yaitu bagian dari emulgator yang suka
pada air.
• Kelompok lipofilik , yaitu bagian yang suka pada minyak.
41
Contoh :
Pada pembuatan 100 ml emulsi tipe o/w diperlukan emulgator
dengan harga HLB 12. Sebagai emulgator dipakai campuran Span
20 (HLB 8,6) dan tween 20 (HLB 16,7) sebanyak 5 gram.
Berapa gram masing-masing berat Span 20 dan Tween 20 ?
Jawab :
Rumus I
( x − HLBb )
A%b = x 100 %
HLBa − HLBb
B % a = ( 100% - A%)
Keterangan :
x = Harga HLB yang diminta ( HLB Butuh)
A = Harga HLB tinggi
B = Harga HLB rendah
(12 −8,6)
% Tween = X 100% = 42%
(16 ,7 −8,6
42
X 5 gram = 2,1 gram
100
% Span = 100 % - 42 % = 58 %
58
X 5 gram = 2,9 gram
100
42
Rumus II.
B = Berat emulgator
Cara I
70
Tween 80 = x 15 = 10,5
100
30
Span 80 = x 4,5 = 01,35
100
HLB Campuran 11,85
43
Cara II. (Cara Aligatie)
Span 4, (15 – X)
80 5
Nilai HLB beberapa surfaktan
44
Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada
batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang
akan membungkus partikel fase disper.
Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara
partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan
kata lain fase disper menjadi stabil.
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat
emulgator yang dipakai adalah :
dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel
fase- dispers
dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat
menutup semua permukaan partikel dengan segera.
45
F. Bahan Pengemulsi (Emulgator)
• Emulgator alam
Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang
rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
a. Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat
minum. Emulsi yang terbentuk sangat stabil dan tidak
terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom
arab berdasarkan 2 faktor yaitu
• kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
• terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju
pengendapan cukup kecil sedangkan masa mudah
dituang (tiksotropi)
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom arab
menggunakan gom arab sebanyak ½ dari jumlah
minyaknya.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,5 X berat
gom, diaduk keras dan cepat sampai putih , lalu diencerkan
dengan air sisanya. Selain itu dapat disebutkan :
46
dan encerkan emulsi dengan air dingin. Contoh : cera,
oleum cacao, parafin solid
• Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri
• Balsam-balsam
Gom sama banyak dengan balsam.
b. Tragacanth
Dispersi tragacanth dalam air sangat kental sehingga untuk
memperoleh emulsi dengan viskositas yang baik hanya
diperlukan trgacanth sebanyak 1/10 kali gom arab.
Emulgator ini hanya bekerja optimum pada pH 4,5 – 6.
47
Tragacanth dibuat corpus emulsi dengan menambahkan
sekaligus air 20 x berat tragacanth. Tragacanth hanya
berfungsi sebagai pengental tidak dapat membentuk koloid
pelindung.
c. Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada
umumnya zat ini ditambahkan untuk menambah viskositas
dari emulsi dengan gom arab.
Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air
mendidih Kemudian didinginkan pelan-pelan sampai suhu
tidak kurang dari 45oC (bila suhunya kurang dari 45oC
larutan agar-agar akan berbentuk gel). Biasanya
digunakan 1-2 %
d. Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat
menutup rasa dari minyak tersebut. Cara mempersiapkan
dilakukan seperti pada agar.
e. Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2 %.
a. Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin (golongan protein / asam
amino) dan kolesterol yang kesemuanya dapat berfungsi
sebagai emulgator. Lecitin merupakan emulgator tipe o/w.
Tetapi kemampuan lecitin lebih besar dari kolesterol
sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe
o/w. Zat ini mampu mengemulsikan minyak lemak empat
kali beratnya dan minyak menguap dua kali beratnya.
b. Adeps Lanae
48
Zat ini banyak mengandung kholesterol , merupakan
emulgator tipe w/o dan banyak dipergunakan untuk
pemakaian luar. Penambahan emulgator ini akan menambah
kemampuan minyak untuk menyerap air. Dalam keadaan
kering dapat menyerap air 2 X beratnya.
b. Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang
dapat mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga
membentuk massa sepert gel. Untuk tujuan sebagai
emulgator dipakai sebanyak 5 %.
• Emulgator buatan
1. Sabun.
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap
elektrolit. Dapat dipergunakan sebagai emulgator tipe o/w
49
maupun w/o, tergantung dari valensinya. Bila sabun tersebut
bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan emulgator
tipe o/w, sedangkan sabun dengan valensi 2 , missal sabun
kalsium, merupakan emulgator tipe w/o.
2. Tween 20 : 40 : 60 : 80
3. Span 20 : 40 : 80
50
Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian
ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran
tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi
sedikit sambil dikocok.
2. Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik
daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada
emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3. Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan
kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar
dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut,
partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4. Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena
campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan
besar.
5. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan
yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh
derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan
51
H. Cara Membedakan Tipe Emulsi
Dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi yaitu :
52
I. KESTABILAN EMULSI.
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti
dibawah ini :
53