You are on page 1of 8

TANAH MERAH

Meliputi sebagian besar lahan di Indonesia :


- dari pantai – pegunungan
- iklim kering – basah
- dari batuan beku, sedimen/malihan
Klasifikasi berdasarkan modifikasi dari :
- USDA Soil toxonomy 1975
- FAO/UNESCO World Soil map legend ’74
- Dudal/Moorman Clasf 1964

a. Latosol, dibagi menjadi :


- Latosol (konsep baru)
- Brunizem
- Trobosol
- Lateritik
Setara dengan :
- Mitosol
- Acid Brown Forest Soil / Unceptisol
- Red Yellow Latosol
- Oxisol
b. Podzolik MK, dibagi menjadi :
- Podzolik (konsep baru)
- Arenosol
- Trobosol
Setera dengan
- Acrisol
- Arenosol
- Red Yellow Latosol
c. Lateritik, menjadi Oxisol saja
d. Mediteran merah kuning menjadai mediteran

LATOSOL

Diusulkan I oleh KELLOGG (1949)


Untuk semua tanah zonal di tropika dan katulistiwa dengan sifat-sifat :
1. Nilai (SiO2/seskuioksida fraksi lempung) rendah
2. KPK rendah
3. Lempung kurang aktif (Kaolinit 1:1)
4. [Mineral primer] rendah
5. [Bahan terlarut] rendah
6. Stabilitas agregat tinggi (kompak)
7. Warna merah (besi)
Latosol : tanah-tanah yang telah alami pelapukan intensif dan perkembangan
tanah lanjut, sehingga terjadi pencucian basa, b.o dan Si, dengan
tinggalkan sesquioksida warna merah
Ciri umum morfologi :
- Tekstur lempung – geluh
- Struktur remah – gumpal lemah
- Konsistensi gambar
- Warna merah, tergantung :
1. Minerologi b . I
2. Drainase
3. Umur
4. Iklim
Latosol dalam :
- Terbentuk dalam iklim hukum – tropika tanpa bulan kering sampai sub humik
yang bermusim kemarau agak lama
- Berfegetasi hutan basah sampai safana
- Topografi datarna bergelompang = berbukit
- Bahan induk hampir semua batuan fulkanik baik hiff maupun batuan beku.
- Terdapat dari tepi pantai sampai 900 di atas permukaan laut
- Iklim basah tropika curah hujan 2500 – 7000

Pembagian latosol berdasarkan warnanya :


1. Latosol merah, (mis) tanah Basikaran Pekalongan
- pH netral
- Nilai SiO2 / R2O3 < 0,2
- Banyak persamaan dengan profil laknit

2. Latosol merah kekuningan (mis) tanah Cibinong dan SumTeng


- Bahan induk asam seperti granit dan gncis
- Di daerah bergelombang sampai pegunungan
- Banyak ditanami untuk sawah dan ladang
3. Latosol coklat memerahan (mis) tanah Bogor
- Bahan induk basa seperti basalt, diabas, diont, andesit granik dan gne iss
yang bermega hitam.
- Pelapukan dan pencucian lebih mudah
- Struktur gumpal berselaput lempung, berciri plintip dan lapisan
sesquiosiid.
- Nilai pertanian lebih tinggi
4. Latosol Coklat (mis) tanah Kencana Bogor
- Berasal dari berbagai batuan
- (Abu vulkan & Vulkanik basa)
- Daerah berbukit
- Iklim humik sampai tropika
- Ch tinggi, vegetasi hutan basah
- Peralihan latosol coklat kemerahan dan andosol banyak ditemukan pada
gunung api yang masih muda.
5. Latosol coklat kekuningan (mis) Tanah Sukamahi Bogor
6. Latosol merah – ungu (mis) tanah Pleihar Kal-Sel
- Tekstur lebih kasar karena konkresi Fe sebagai bahan semua lempung pada
horison B (merupakan pasir hitam)
- Tektur lemah tak bergregat (fluffg)
- Konsistensi gambar
- Bila dehidrasi bersifat irrerensible
- Daya permeabilitas besar sekali

Berdasar sifat humusnya latosol dibagi (Cline, 1994) :


1. Low humik latosol
- Warna coklat – merah
- Struktur gumpal – remah
- Tekstur lempung
- Konsistensi leguh
- PH 6-7
- Curah hujan < 100 cm (1000 mm)
- Dataran rendah (<670 m)
- Bulan kering nyata
- Fegetasi rumput pendek, carkis dan alque

2. Humic latosol :
- Warna merah – coklat
- Struktur granuler
- B.O 10%
- Bahan organik 10%
- pH < 5
- Ketinggian > 800 m
- Curah 100 – 250 cm
- Fegetasi hutan lebat yang pendek
3. Peruginous Humic Latosol
- Terkumpul mineral resisten sehingga membentuk kerak
- pH sangat masam – 6
4. Hydrol Humic Latosol
- Fegetasi hutan lebat
- Tempat tinggi
- Curah hujan 400 – 900 cm tanpa bulan kering
- Bahan induk basal, andesit atau abu fulkanik
5. Pembentukan kerak/lapisan keras pada latosol (laterit) :
Laterit terbentuk karena bertamahnya kadar besi akibat :
a. Penambahan dari luar oleh aliran air
b. Karena tercucinya bahan-bahan lain
c. Penyusunan kembali
Bertambah kerasnya laterit karena kristalisasi dan dehidrasi.
Usaha memecahkan laterit dan mencegah pengerasannya dilaksanakan dengan
fegetasi.
 Tanah Mediteran Merah – Kuning

- Beriklim lautan tengah (mediteranian)


- Musim dingin banyak hujan
- Musim panas kering
- Terkenal dengan terarosa
- Hasil pelarutan batu kapur
- Bila tertutup fegetasi, humus bertindak sebagai koloid pelindung yang
memberi muatan negatif pada misal besi sehingga Fe mobil.
- Terdapat akumulasi sesquionid dan silika
- Kadar Fe tinggi : kadar BO rendah
- Biasanya lahan induk kaya kapur
- Mengandung konkresi kapur dan besi
- Dibedakan menjadi 2 macam :
a. Berkembang di daerah Karts. dan bentukan batu kapur
b. Yang terdiri atau formasi kurang
- Tekstur lekat
- Konsistensi lekat
- Reaksi alkalis
- BS tinggi
- Berhorizon argilik

Tanah Lateritik

Tanah podzolik merah kuning


- Lapisan permukaan sangat tercuci warna kelabu cerah sampai kekuningan
- Agregat kurang stabil
- Permeabilitas rendah
- BO rendah
- BS rendah
- pH 4,2 – 4,8
- Terbentuk seperti iklim pada latosol (hanya berbeda bahan induknya)
- Latosol berasal dari batuan fulkanik basa dan intermediate
- Podzolik berasal dari batuan beku dan ....
- Berlempung koolinit yang sedikit tercampur gibsit dan montmoirlonit
- Tersebar di Sumatera, Kalimanta, Jateng dan Jatim
- Tanahnya miskin
- Rehabilitasi hutan sangat lambat

ANDOSOL

Bahasa Jepang “ando”  hitam mata kelam


- Tanah andosol : tanah berwarna hitam kelam, sangat jarang ber BO dan lempung
amorf (terutama allophan)
Ciri morfologi :
- Warna hitam-hitam
- Sangat poreous
- Sangat gembur
- Tidak liat
- Tidak lekat
- Struktur lemah/granulir
- Terasa berminyak (smeary) karena ber BO 8-30%
- pH 4,5 – 6,0
- WHC tinggi
- Terasa seperti sabun (soapy) bila di remas

Sifat Mineralogi :
- Fraksi debu dan pasir halus berupa gelas fulkanik dengan mineral
feromognesia
- Fraksi lempung alojan atau halloysit

Sifat Fisika Kimia Sifat Fisik Andosol yang baik


1. BS rendah 1. WHC tinggi
2. KPK & KPA tinggi 2. Angka atterberg sangat tinggi
3. Kadar C & N tinggi 3. Sll jenuh air jika tertutup vegetasi
4. P rend krn terfiksasi kuat 4. Sngt gembur tapi mudah diolah
5. BJ < 0,85 5. Permeabilitas sangat tinggi
6. Kapasitas lapang > 15%

Mekanisme pembentukan aloan : (Egawa, 1965) karena saling presipitasi


isoelektrik gel silika dan alumania.
 terjadi jika selama pelapukan gelas terbentuk Hidrogsida aluminium yang
amorf bermuatan positif dan membentuk campuran gel dengan koloid silika yang
elektro negatif.
 andosol ber BO banyak karena dekomposisi BO terhambat oleh hidrogsida Al
yang amorf (Kosaka et.al. 1962).
TANAH-TANAH TANPA DIFERENSIASI HORISON

1. Lithosol/Litosol/Entisol
- Dulu disebut “skelettal soil” atau “Roh Boden”  tanah permuda
sehingga b.i : - dangkal (< 45 cm)
- tampak di permukaan sebagai batuan padat padu
- Belum lama terlapuk dan belum alami perkembangan tanah karena
pengaruh iklim lemah, letusan volkan, topografi miring/bergelombang.
- Harus diusahakan/dipercepat pembentukan tanah dengan :
- reforestation
- upaya percepatan pelapukan
- Terdapat di daerah pegunungan kapur dan Karst Jateng, Jati, Maduren,
NTT, NTB, Maluku, Gunung Kidul
- Tanah Lithosol : tanah yang berasal satuan kukuh sampai jeluk 20 cm dan
permukaan tanah (LPT).
2. Tanah Aluvial
- Meliputi lahan yang sering atau baru saja alami banjir sehingga masih
muda dan belum terdiferensiasi.
 tak termasuk yang sudah tua dan sudah terpengaruh oleh iklim dan
vegetasi.
- Bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sebenarnya,
makin jauh makin halus
- Sifat-sifatnya tergantung kekuatan bajir, asal dan membuat bahan
terangkut
 menampakkan ciri morfologi berlapis-lapis.
 Tanah endapan Bengawan Solo dan Sungai pegunungan Karst
(Gunung Sewu  kekurangan P & K
 Tanah endapan K. Opak, Progo, Glagah dari Gunung Merapi yang
masing muda dan kaya unsur hara dan subur, produktif.
 Sifat fisik sama-sama mudah digarap, menyerap air dan permeabel.
- Tanah aluvial dari aliran besar merupakan campuran dan mengandung
cukup hara, sehingga subur. (Sriwijaya, Jakarta, Mojopahit).
Problem :
- Pengawasan tata air
- Perlindungan banjir
- Drainase dan irigasi
Di daerah kering (di timur) adanya tanah bergaram mengganggu
pertumbuhan  dapat dihilangkan dengan drainase/penggelontoran untuk
perbaiki struktur tanah menjadi granuler  dengan B.O.
- Meski tak tercuci dan subur butuh N dan sedikit P. K.
- Dalam pedogenesa, kurang dipengaruhi iklim dan vegetasi, tapi bahan
induk dan topografi  karena masih muda.
- Bahan induk aluvial pasir, lempung dan kapur
- Berdasar cara dan terbentuknya, maka fisiografi yang mendukung
a. Lembah sungai
b. Dataran pantai
c. Bekas danau
Tanah aluvial dibagi 6 :
1. Tanah aluvial dengan ciri hidromorfik pada jeluk 50-100 cm
Aluvial Gleick (Ag)
2. Tanah aluvial dengan horison sulfurik dan sulfidik pada jeluk M\< 125
Aluvial Tionik (At)
3. Tanah aluvial dengan b.o.  12 kg pada luas 1m2 sampai jeluk 1 m
Aluvial humik (Ah)
4. Tanah aluvial berkapur (‘calcereous’) pada jeluk 20-50 cm
Aluvial kalkarik (Ak)
5. Tanah aluvial dengan BS  50% pada jeluk 20-50 cm
Aluvial distrik (Ad)
6. Tanah aluvial lain
Aluvial butrik (Ae)
- Koluvial : tanah lain yang tak bertekstur kasar dari bahan altik (gaya berat) tak
berhorison diagnostik
- Koluvial gleick (Kg)
- Koluvial andik (Ka)
- Koluvial fluik (Kf)
- Koluvial distrik (Kd)
- Koluvial Entrik (Ke)
- Arenosol : tanah tekstur kasar/sangat kasar dengan warna muda, cerah (angin)

REGOSOL

Umumnya belum menampakkan deferensiasi horison, meski regosol tua sudah


terbentuk horison A1 lemah warna kelabu mulai terlapuk.
- Tekstur kasar
- Struktur kursai/lemah
- Konsistensi lepas sampai gembur
- pH 6-7
- Makin tua, struktur dan konsistensi makin padat/memadas dengan drainase
dan forositas yang terhambat
- Umumnya belum membentuk hakikat sehingga peka terhadap erosi
- Cukup mengandung P & K yang masih segar, tetapi kurang N

Berdasarkan bahan induknya tanah regosol dibagi menjadi :


1. Regosol Abu Vulkanik
- Terdapat di sekitar bangunan api dengan visiografi vulkanik fan
- Semua bahan vulkanik hasil eropsi gunung berapi berupa debu, pasir,
kerikil, batu, bom dan lapili.
- Bahan kasar di tengah lahan halus di tepi
- Kaya hara tanaman kecuali N tapi belum terlapuk sehingga perlu pupuk
organik, pupuk kandang, dan pupuk hijau.
- Umumnya tekstur makin halus makin produktif
2. Regosol Bukit Pasir
- Terdapat di sepanjang pantai (Cilacap, Parangtritis, Kerawang)
- (Sand dunes) bukit pasir terbentuk dari pasir di pantai oleh gaya angin
yang bersifat deflasi dan akumulasi.
- Pasir kasar terletak dekat garis pantai makin halus makin jauh
- Umumnya tekstur kasar mudah diolah, gaya menahan air rendah, dan
permeabilitas baik.
- Makin tua tekstur makin halus dan permeabilitas kurang baik
- Kaya unsur hara

TANAH ORGANIK

Tanah organik :
1. Bila tidak pernah terendam air selama lebih dari beberapa hari, mengandung
BO  20%.
2. Bila pernah terendam air/didrainase
a. BO  18% jika fraksi lempung  60%
b. BO  (12 – 18%), jika lempung  60%
BO < 12%, jika tanpa lempung
Organosol adalah :
Tanah organik yang lebih dari separuh lapisan atas dalam 80 cm adalah tanah
organik.
Tanah organik yang lebih tipis tetapi langsung terletak di atas batuan atau bahan
batuan yang retakan-retakannya terisi BO.

B.O. Tanah dibedakan :


- Fibric : dekomposisi paling sedikit, berserabut, BJ sangat rendah (<0,1), kadar
air tinggi, warna coklat.
- Hemic : peralihan dengan demoposisi separuhnya, masih berserabut BK : 0,07
– 0,18, kadar air tinggi, warna leibh kelam
- Sapric : Dekomposisi paling lanjut, sedikit berserabut, BJ  0.2, kadar air tak
terlalu tinggi, warna hikam & coklat kalam.

You might also like