Professional Documents
Culture Documents
===========================
Oleh A. Khudori Soleh
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
mempunyai ikatan hukum yang kuat, misalnya tentang kewajiban
mengerjakan salat lima waktu, kewajiban melakukan puasa Ramadlan,
kewajiban melakukan ibadah haji bagi yang mampu dan lain-lain. Siapa
yang mengikari berarti kufur. Sedang ijma ghairu tam adalah masalah-
masalah yang hukumnya hanya disepakati oleh sebagian ulama --imam
madzhab-- saja, tidak oleh seluruhnya, sehingga ikatan hukumnya juga
tidak sekuat yang pertama.4
Meski demikian, apa yang telah diijmai secara tam tidak mesti
langgeng, tidak mesti terus berlaku dan terus ada. Bisa berubah atau
hilang. Tentu tidak semua. Untuk ibadah-ibadah mahdlah atau ibadah-
ibadah tertentu seperti salat dan puasa jelas tidak akan berubah, sebab hal
itu didasarkan dan telah diatur oleh nas yang jelas. Sedang untuk ibadah-
ibadah yang berhubungan dengan muamalah (sosial) dimana setiap
daerah mempunyai aturan tersendiri dan di setiap masa mengalami
pergeseran, maka ini banyak mengalami perubahan, atau bahkan
berganti. Ketentan zakat mempunyai hubungan yang erat dengan
masalah yang kedua, maka ia juga mengalami perubahan.
Contoh paling mudah bisa dilihat dalam soal barang tambang dan
rikaz. Telah menjadi ketentuan bersama bahwa barang tambang termasuk
dalam sesuatu yang harus dikeluarkan zakatnya. Akan tetapi, di
Indonesia, ketentuan tersebut tidak bisa diberlakukan, karena barang
tambang dan semua yang memenuhi hajat hidup orang banyak dikuasai
negara, bukan oleh perorangan. Begitu pula tentang rikaz. Tidak selalu
orang yang menemukan rikaz harus mengeluarkan zakat. Barang antik
dan temuan yang sangat berharga harus diserahkan negara, tidak boleh
dikuasai sendiri.
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
berbeda pernyataannya. Disinilah tugas para ulama, para pakar dan kam
cendekia untuk menyelesaikannya.
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
bahwa zakat profesi adalah 20% dari hasil bersih, setelah diambil muknah
(kebutuhan pokok). Mengapa harus setelah diambil muknah? Padahal
dalam soal pertanian, ketentuan 5% dan 10%, hanya didasarkan atas biaya
perawatan pertanian. Bukan termasuk biaya hidup petani.
Penyaluran Zakat.
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
mengatasi persoalan yang lebih luas. Tidak bisa diharapkan untuk
mampu mengatasi persoalan-persoalan ekonomi dan --pengentasan--
kemiskinan padahal ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup masyarakat dan umat Islam. Bahkan, secara
kronologis, al-Qur'an menempatkan soal --pengentasan-- kemiskinan
diatas soal ibadah, rukun Islam. “Apa yang dinamakan kebaikan adalah iman
kepada Allah....(menepati rukun iman), memberikan harta kepada kerabat, anak
yatim, fakir miskin (mengentas kemiskinan), mendirikan salat (melaksanakan
rukun Islam).....” (QS. al-Baqarah, 177). Dalam sebuah riwayat juga
dikatakan, “Kemiskinan nyaris menyeret seseorang kepada kekufuran” (HR.
Abu Na`im). Artinya, kemiskinan mempunyai dampak yang besar bagi
kelangsungan hidup dan akidah seseorang.
6
al-Nawawi, Tafsir al-Munir, I, (Bairut, Dar al-Fikr, tt), 344.
6
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
Dengan dasar ini, maka dana zakat tidak hanya digunakan dan
disalurkan kepada fakir miskin dan orang yang berjuang dijalan Tuhan
melainkan juga bisa digunakan sebagai bia-siswa, untuk bentuk-bentuk
kegiatan, pembangunan dan pendanaan lembaga pendidikan dan lainnya.
Yang penting, semua mengarah kepada peningkatan kualitas dan
aktivitas masyarakat dan kaum muslimin, menuju kearah dan pada jalan
Tuhan. Sabilillah.
Apa yang terjadi pada masa permulaan Islam juga demikian. Pada
masa Khalifah Umar ibn Khathab misalnya, beliau memberi bantuan
keuangan pada fakir miskin dari dana zakat tidak sekedar untuk
mencukupi kebutuhan perut dengan sedikit uang tetapi dengan sejumlah
modal, binatang ternak dan lain-lain untuk keperluan hidup mereka dan
keluarganya. Pesan Umar yang amat terkenal, “Bila kalian memberi zakat
(kepada fakir miskin) maka cukupilah”.8
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
KCK, pembangunan pendidikan taman kanak-kanak, yatim piatu dan
lain-lain, sehingga tanpa dana IDT-pun, dengan pelaksanaan zakat
produktif ini, masyarakat telah mampu mengatasi persoalan
kemiskinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Naim, Ahmad ibn `Abd Allah al-Asfihan, Hilyah al-Auliya’ wa Tabaqat
al-Asfiyah, Beirut, Dar al-Kutub, tt.
Dimyati, Muhammad Satha, Hasyiyah I`anah al-Thalibin, II, Beirut, Dar al-
Fikr, tt
Jazairi, Abd al-Rahman, Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arba`ah, I, Beirut, Dar
al-Fikr, tt.
Khudori/Zakat Profesi/2008-08-18
Khatib, Muhammad Sarbini, Iqna, Bairut, Dar al-Fikr, tt