You are on page 1of 17

Pendahuluan

Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang
sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun
orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan
menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan
pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Solihin. Dia
mendirikan komunitas Anak Langit.

Komunitas Anak Langit adalah lembaga swadaya masyarakat yang berkonsentrasi


memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran pada anak jalanan. Persinggungannya dengan
anak jalanan semasa kuliah menanamkan rasa cinta dan kehendak berbagi ilmu kepada mereka
yang kurang beruntung. Awalnya, diakui Solihin mengajak para anak jalanan ke meja belajar
tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab ternyata anak-anak jalanan menjadi sumber
penghidupan keluarga. Apalagi pandangan miring masyarakat tentang keberadaan anak-anak
jalanan.

Sebelum mulai belajar, anak-anak jalanan mendapat bimbingan agama yakni salat dan
doa bersama. Hal ini dianggap penting sebagai jembatan pendidikan dasar bagi anak-anak.
Selanjutnya Solihin mengajarkan berbagai pelajaran formal dibantu sukarelawan yang
kebanyakan mahasiswa. Untuk biaya operasional, Solihin mendapat dari dermawan. Memang tak
banyak. Namun bisa untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan sejumlah anak didiknya ke
sekolah formal. Saat ini, ada lebih dari lima anak lulusan sekolah Anak Langit yang sudah
kembali ke masyarakat.

1|Page
Komunitas Anak Langit
Jl Akses Tanah Gocap, Tangerang (021) 68124088-98809128

Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif


untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.Suatu usaha
hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau
masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek
merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (bahasa Inggris: beneficiaries) atau
obyek saja.1

Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu
mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir
diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali
seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk
mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Pemerintah, sebagai ‘agen perubahan’ dapat menerapkan kebijakan pemberdayaan


masyarakat miskin dengan tiga arah tujuan, yaitu enabling, empowering, dan protecting.
Enabling maksudnya menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
untuk  berkembang. Sedangkan empowering, bertujuan untuk memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, yakni dengan menampung
berbagai masukan dan menyediakan prasarana dan sarana yang diperlukan. Protecting, artinya
melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.2

Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan tekanan pada otonomi pengambilan


keputusan dari suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi,
1
Wikwpedia, Pemberdayaan Masyarakat, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2011,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat
2
Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5
Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-
protecting.html#more-90
2|Page
langsung (melalui partisipasi) demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman
langsung.3

Konsep pemberdayaan masyarakat ini lebih luas hanya semata-mata memenuhi


kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan
lebih lanjut (safety net). Belakangan ini konsep tersebut dikembangkan sebagai upaya mencari
alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari
upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang oleh Friedmann disebut sebagai
alternative development, yang menghendaki inclusive democracy, economic growth, gender
equality and intergenerational equity.4

Dalam menyikapi persoalan kemiskinan di wilayah perkotaan, maraknya rumah singgah


dan komunitas-komunitas pengamen di tiap kota ternyata memberikan dampak positif bagi anak-
anak jalanan. Seperti Komunitas Anak langit dan komunitas Muzaki kota Tangerang, KPJ
Rangkasbitung, KPJ Cilegon, KPJ Serang, dan KPJ Pandeglang. Setidaknya mereka mempunyai
tempat berteduh, saling berbagi, dan mengatasi persoalan secara bersama-sama. Di sanalah
dibutuhkan para pendamping yang bisa mengarahkan dan menjadi orang tua kedua, orang tua
sosiologis bagi mereka.

Proses pengorganisasian masyarakat ini akan mengarah pada terbentuknya kader


masyarakat yang kemudian bersama fasilitator mendorong peran aktif masyarakat, dalam proses
pengukuhan lembaga komunitas sebagai representasi masyarakat yang akan berperan sebagai
motor penggerak masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah berbasis komunitas di
wilayahnya.5

Profil

Berawal di tahun 2005, kegelisahan melihat anak-anak muda yang menyesaki jalanan,
terbesit rasa tanggung jawab mengangkat dan membawa anak-anak itu ke arah yang lebih terang,
jauh dari ganasnya kehidupan jalanan. Tidak sedikit sekarang penghuni anak langit yang sudah
3
Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5
Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-
protecting.html#more-90
4
Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5
Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-
protecting.html#more-90
5
Burhanudin, Water and Sanitation, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari
2011,http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=9
3|Page
mengenyam pendidikan formal, bahkan ada yang sampai merasakan bangku universitas. Pucuk
masa depan pun tersingkap tahap demi tahap.

Komunitas anak langit dibentuk bersama oleh beberapa orang dengan latar belakang yang
berbeda. Namun, mereka memiliki satu visi untuk membentuk komunitas ini. Mereka membentuk
komunitas anak langit dengan maksud sebagai tempat untuk bermain dan belajar untuk anak-anak yang
singgah di sini. Anak-anak bebas melakukan apa saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan asal
perilaku mereka tetap dijaga. Mereka belajar mengenai sopan santun, agama, kemandirian dan beberapa
pelajaran yang ada disekolah. Anak-anak diajarkan pula berkreatifitas sesuai dengan imajinasi mereka.
Oleh karena itu, mereka diharapkan menjadi pribadi yang terampil, cerdas, mandiri, kreatif dan berakhlak
mulia.

Lokasi anak langit terletak di pinggiran sungai Cisadane, di Jl. Tanah Gotjap Tangerang.
Tempat ini dibangun dengan konsep yang ramah dan hijau. Ketika memasuki tempat ini, Anda langsung
disambut dengan ramah. Anda sebaiknya merasakan, mendalami, dan mengenal orang-orang yang ada
didalamnya sebelum bertanya lebih banyak. Tempat anak langit terbuka selama 24 jam. Beberapa
ruangan yang dapat Anda temui adalah ruang belajar, perpustakaan, office, musholla, dapur dan saung-
saung.

Di bantaran sungai Cisadane,Tangerang, berdiri tegak sebuah bangunan bercorak


anyaman bambu, beratap jerami, rimbun, dan dari sana tersembul sinar dari sebuah harapan.
Mereka menyebut dirinya anak langit, keluarga anak langit, keluarga yang terdiri dari ratusan
kepala yang tetap mengangkat dagunya melawan kerasnya hari.

Di sini mereka dibimbing untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas diri, melukis,
bermain perkusi, dan membuat berbagai karya tangan di samping pendidikan formal. Tak sedikit
dari mereka yang menggoreskan kilau prestasi, salah satunya adalah menjuarai kempo tingkat
nasional. Kelompok perkusi anak langit pun sudah malang melintang mengisi acara di
Jabodetabek dan Bandung. Tak kalah, acara sekelas Urban fest pun pernah dirasakan mereka.

Tidak ada bangunan dari tembok. Tidak ada kamar-kamar beserta tempat tidurnya. Tidak
ada teras didepan rumah. Juga, tidak ada atap dari genting. Yang ada hanya dua buah saung dari
bambu. Di sebuah tanah liar, seluas hampir 1000 meter. Dulunya tanah tersebut, hanya
ditumbuhi ilalang setinggi hampir 5 meter. Tidak ada yang mau masuk kedalam. Tapi sebelas
orang, yang peduli dengan nasib anak jalanan, bekerja keras, menyulap tanah tidak terurus tadi
menjadi dreamland.
4|Page
Pulau impian bagi mereka, anak-anak jalanan. Sebutan dreamland, sebenernya saya
sendiri yang bikin seh, karena tanah tersebut, berada di tengah kali Cisadane, Tangerang. Jadi,
serasa ada di dreamland gitu. Fantasi tingkat tinggi . Sembari berangan-angan juga disitu ada
roller coaster sama rumah yang terbuat dari coklat. Setelah sebelumnya membayangkan
petualangan kesebelas penemu pulau tadi, seperti adegan film columbus yang menemukan benua
Amerika.

Kesebelas orang tadi telah melakukan sebuah petualangan lebih dahsyat dibanding
pembuat dreamland itu sendiri. ada yang menjadi PNS, mantan anak jalanan, juga aktivis. Dan
diantaranya, baru tiga orang yang sudah saya temui. Pertama, uwak Husein, tapi karena
kesibukannya, seingga ia jarang ada di tempat. Kedua, bang Edi, yang penampilannya ng-punk
abis dengan muka yang sangar. Tapi, ternyata dia S.Ag, tidak disangka, sarjana agama. Berbicara
dengan bang Edi, harus siap-siap kena serangan jantung. Karena orangnya ceplas-ceplos n blak-
blakan. Benar-benar tidak ada basa-basi. Nah, yang terakhir ketemu, ketika saya datang itu,
namanya bang Mi’ing, menemani saya ngobrol.

Berdasarkan hubungan mereka dengan keluarga, terdapat dua kategori anak jalanan, yaitu
children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan
kategori, yaitu children in the street atau sering disebut juga children from families of the street.
Pengertian untuk children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam
kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah
setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun
masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun
dengan jadwal yang tidak rutin. Children of the street adalah anak-anak yang menghabiskan
seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia
memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Dan Children in the street atau
children from the families of the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya
di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

Program-Program

Anak-anak adalah karunia Allah yang sangat mulia, sangatnya tidak semua anak yang
hidup layak. Banyak dari mereka yang harus berjuang keras untuk demi mendapatkan sekeping

5|Page
receh. Anak langit adalah sebuah organisasi no-profit yang bergerak dibidang pendidikan dan
pelatihan untuk anak jalanan serta pemberdayaan masyarakat miskin. Berbagai aktivitas secara
rutin dan berkala diselenggarakan disini, belajar, sembahyang, berkesenian, berketerampilan,
bermain dan lain-lain. Aktivitas dan kreativitas mengalir bebas disini, tidak ada hambatan dan
rintangan bagi mereka yang memiliki potensi dan ingin maju.

“Iqra!” (Arab:baca), itulah yang pertama kali diperintahkan Allah kepada nabi
Muhammad SAW. Tersirat makna yang dalam perintah tersebut, dimana pendidikan merupakan
hal yang paling mendasar bagi manusia untuk menjalani hidup ini. Dalam wadah rumah belajar
anak langit ini, tidak kurang terdapat 30 orang yang menuntut ilmu. Ilmu yang mereka pelajari
disini membaca, menulis, berhitung, matematika, fisika, agama, hingga belajar keterampilan
seperi menjahit, menyablon, beternak, bercocok tanam, sampai memperbaiki mesin.

Sebelum anak jalanan (anjal) masuk kesini, terlebih dulu harus mengikuti psikohealing.
Tempatnya masih dekat dengan basecamp anak langit. Nanti di tempat tersebut, anjal bisa share
dengan relawan yang berprofesi sebagai psikolog. Agar dapat diketahui sampai di grade mana
anjal ini berada. Bila, masing-masing sudah diketahui tingkatannya, pola pengasuhan akan lebih
mudah.

Apabila Anda berminat menjadi pengajar sukrelawan di sini, sebaiknya Anda mengenal
anak-anaknya dan situasinya terlebih dahulu. Kebanyakan pengajar sukarelawan hanya bertahan
beberapa kali mereka mengajar. Sangat disayangkan karena minat belajar anak-anak langit
tinggi. Mereka bukanlah anak-anak yang ingin belajar dengan duduk tenang dan dihadapkan
dengan papan tulis layaknya di sekolahan. Akan tetapi, mereka lebih senang belajar dengan
konsep dialog di tempat-tempat yang dekat dengan alam, dimana mereka bisa bermain sambil
belajar.

a. Belajar Mengajar

Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar bagi manusia untuk menjalani hidup ini. Dalam
wadah rumah belajar anak langit ini, tidak kurang terdapat 30 orang yang menuntut ilmu. Ilmu yang
mereka pelajari disini membaca, menulis, berhitung, matematika, fisika, agama. Dalam menjalani proses
belajar-mengajar anak-anak dibiarkan menyatu dengan alam, belajar di arena outdor dengan rileks dan
tetap serius.

6|Page
Dalam membina anak-anak, disini tidak ribet dengan teori sih, yang mengharuskan anak
begini atau begitu. Anak-anak ya cuma harus menjadi anak-anak,” tegas Mi’ing. Ketika mereka
tumbuh sewajarnya menghabiskan masa anak-anaknya dengan penuh. Maka, mereka juga akan
tumbuh menjadi dewasa dengan matang. Jadi, tidak ada istilah masa anak-anaknya kurang atau
masa kecil kurang bahagia.

Keakraban yang terjalin antara anjal dengan pengurus sangat hangat. Mereka bercanda
dengan lepas. Walaupun menurut saya sedikit ‘kasar’ apalagi nada bicaranya yang kenceng, tapi
itulah gaya mereka bercanda. Waktu saya datang, bang Mi’ing lagi nungguin para anjal datang
dari pasar. Paginya, mereka sudah dikasih uang buat beli baju, masing-masing Rp.50.000,- dan
sekarang, mereka disuruh balik lagi buat laporan dan ngasih bon. Karena, bila tidak begitu,
terkadang uangnya bukan buat beli barang, malah diambil ortunya. Ada yang beli jacket, t-shirt,
celana.

b. Pendampingan

Dalam pendampingan anak-anak jalanan, kita harus mengenal dunia mereka. Contoh, jika
Edi dan Ugas berasal dari lingkungan yang sama dengan anak-anak yang diasuhnya, mungkin
lebih mudah untuk menyesuaikan diri dan lebih memahami dunia mereka. Lain halnya dengan
Ijah Faijah, beliau harus memutar otak untuk memahami anak-anak jalanan.

Semua itu, karena rasa empati dulu yang dimunculkan. Perasaan yang mencoba berada
pada posisi orang tersebut. Bukan memaksa mereka harus begini atau begitu. Menyuruh, anak-
anak tidak boleh ada dijalan, ngamen, nyemir sepatu, dll. Bang Mi’ing saja sadar banget kalo dia
tidak boleh mendikte seperti itu. Bang Mi’ing menegaskan, dia dan relawan lain hanya menjaga
anjal berada pada jalan yang benar, khususnya agama. Itu sebabnya, ketika dua kali saya kesana,
setiap adzan berkumandang, para anjal langsung ngambil air wudhu. Mereka juga semangat
belajar ngaji. Hal itu, yang menyita perhatian saya sepanjang ada disana, ingin mengerti cara
mengubah anjal.

c. Kesenian

Sekelompok pengamen jalanan yang tergabung dalam komunitas Anak Langit Tangerang
beratraksi sambil bernyanyi di acara Pelatihan Pendampingan Musik Anak Jalanan Se-Banten,
mereka menamakan dirinya “Namanya Sirkus Perkusi!”. Kelompok binaan komunitas anak
7|Page
langit ini memang sudah tidak asing lagi bagi para seniman, dengan kecerdikan dan
ketangkasannya, barang bekas, perkusi dan alat musik lainnya dapat menghasilkan suara yang
indah dan memainkannya secara atraktif.

Ada beberapa nama yang aktif membina anak-anak di sini. Agung, lulusan ISI (Institut
Seni Indonesia) Yogyakarta kerap kali menjadi pembimbing untuk anak-anak langit. Adapula
Edi dan Abdi. Membuat barang-barang daur ulang menjadi karya seni adalah hobi
mereka. Mereka sering memamerkan karya-karya mereka di pameran seni.  Hasil karya mereka
bahkan ada yang sampai dijual ke Amerika.

d. Keterampilan

Komunitas anak langit melatih keterampilan seperti menyablon, menjahit, kerajinan


tangan dan melukis. Sehingga anak-anak dapat hidup mandiri dengan berbekal keahlian yang
mereka miliki. Anda pun dapat berkontribusi untuk anak-anak langit di sini. Sudah ada beberapa
masyarakat yang pernah mengadakan bakti sosial. Contohnya, mahasiswa-mahasiswa dari UPH
(universitas Pelita Harapan). Dimana mereka ikut pula meramaikan panggung kreatifitas anak
langit. Panggung kreatifitas ini diisi apabila ada event tertentu. Misalnya, ada beberapa anak
langit yang berulang taun atau ada karya film indie dari anak langit yang ingin ditayangkan
bersama.

Wawancara

Assalamualaikum. Apa kabarnya Bang? Bisa ceritakan sedikit, siapa sebenarnya Mukafi Solihin
akang Miing itu kepada kita semua? Mungkin sedikit profil usia, kegiatan, keluarga dan lainnya
seperti pepatah bilang: Tak Kenal, Maka Tak Sayang….

Waalaikumsalam warahmatullah. Alhamdulillah. Kabar baek…kalo nanya Miing sape


enaknye dinilai sendiri aje kali ya biar obyektif sekalian buat introspeksi aye ndiri, kalo nama
aslinye Mukafi Solihin di panggil Miing ntu panggilan sayang dari orang di rumah, umur
sekarang sudah 33 taon tapi lom nikah (sedih bgt …sumpah).

Kegiatan sehari-hari aye cuma kumpul sama temen-temen yang masih terpinggirkan
sama sistem sehingga kepaksa berada di sudut-sudut jalan (di AnakLangit sama Rumah Singgah
Daarul Aitam), kalo buat cari makannye ada usaha kecil-kecilan buka cucian motor di rumah,

8|Page
tapi belom punye motor juga jadi nyuciin motor org mulu trus apa lagi ya…………..o ya skrg
lagi niatin sungguh2 biar cepetan nikah sama biar kebeli motor ato klo kaga kebeli juga
sepeda ..kayanye kalo tentang aye segitu aja kali ya

2. Anda sejak kami kenal selalu aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Bisa ceritakan apa
yang mendorong Anda berbuat itu semua?

Ngga juga kali ya, cuma ruang dan waktu serta izin Allah aja sehingga bisa lebih banyak
punya waktu buat itu, kalo buat aye sebenarnye manusia itu mahluk yang pasif, yang bikin kita
aktif itu adalah Sang Maha Aktif, mungkin Sang Maha Aktif inilah yg menggerakan aye ke ruang
dan waktu saat ini…..(semoga terhindar dari sikap riya dan ujub)

3. Saat ini kegiatan apa saja yang dilakukan?

Kaya di sebutin di atas sama sedikit dikit nulis-nulis yang kaga penting buat nambahin
wawasan, dan nambahin sedikit bahan bacaan buat adek-adek ane di Anak Langit sama di
Rumah Singgah

4. Anda aktif di Komunitas Anak Langit di Tangerang ini. Bisa diceritakan hal ikhwal yang
mendorong lahirnya komunitas ini? Atas dasar apa dan siapa saja para foundernya?

Awalnye mungkin ada sedikit kesamaan ide denga temen buat bikin hidup ini lebih
berarti buat diri sendiri dan orang laen, dikuatin sama seringnye aye kumpul-kumpul sama
temen-temen di pinggir jalan ngeliat realitas sodara-sodara kita yang mungkin kurang bernasib
baek kaya kite-kite, terutama anak-anak, yang masih kecil-kecil yang dipaksa oleh keadaan
(sistem, keluarga, lingkungan, dsb.) sehingga tercerabut dari dunia mereka. Lalu Sang Maha
Mempertemukan, mempertemukan aye sama temen yang laen yang Alhamdulillah nye punya
semangat yang sama dari obrolan-obrolan kecil akhirnye terbentuklah satu organisasi yg waktu
itu bingung mau dikasih nama apa, lalu ada seorang temen ngusulin buat ngasih nama ini
organisasi Anak Langit yag kalo pengen tau filosofinye bisa di baca di sirohnye Weis Al Qorni.

Pendiri-pendirinye : aye sendiri (Miing, red.), sohib kentel aye Edi Bonetski (biangnye
Sirkus Perkusi), Bambang Kurniawan aka. Bengbeng, Adi Fatwadi, M Hidayat, M. Nazi (Achil),
Maman, Mang Harun, Andri Kenduy, Mukmin Kusnendar/Jhon (Master of Disaster), Bunda,
Uyus Setia Bakti.

9|Page
5. Apa aja yang dilakukan oleh Anak Langit ini? Yang sudah, sedang dan akan dilakukan?

Yang sudah dilakukan biasanye kaga suka kita sebut-sebut, kalo yang lagi dikerjain sih
sekarang lagi nambahin bangunan buat ngelengkapin bangunan yang sudah ada, biar kerja
kreatif bisa tambah asyik. Lagi nguatin kegiatan2 yang sudah ada kaya Sirkus Perkusi,
pengajian rutin, diskusi-diskusi asyik antar keluarga, Recycle Activity, penguatan-penguatan
pembelajaran buat adik-adik, dan banyak lagi dah. Kalo yang pengen di kerjain sih kita lagi
terus usahain buat nularin virus-virus idealisme yang baik ke sodara2-sodare kita yang laen
yang masih asyik sama dunianye sndiri… Doain smoga kami bisa tetep istiqomah dan dijaga
dari sikap riya dan ujub serta selalu dikasih kemudahan …..Amin (Amin Ya Rabb, red.)

6. Lalu bagaimana dengan Rumah SInggah yang Anda kelola? Bisa diceritakan?

Kalo Rumah Singgah saat ini sedang kami usahain buat jadi sebuah lembaga ilmiah
yang menggarap persoalan-persoalan sosial, jadi siape aje yang pengen tahu soal kondisi sosial
di Tangerang khususnye bisa datang ke Rumah Singgah, sekalian juga buat tempat anak-anak
yang laen yang baru dari jalanan and masih kuat aura jalannye tapi punye niat kuat buat
berubah, jadi sebelum ke Anak Langit ada proses dulu di Rumah Singgah, kalo bahasa
pendeknye semacem saringan sebelom ke Anak Langit begitu, jadi kalo anak-anak yang di
Rumah Singgah lebih atau masih gimana gitu dah.

7. Pernah ada informasi bahwa Anak Langit juga membantu membendung gerakan pemurtadan
juga? Bisa sedikit diceritakan?

Itu sebetulnye paket yang sudah pasti kalo kita beraktifitas di jalan, kemiskinan dan
kemalasan adalah sasaran empuk buat orang-orang yang ingin murtadin kaum muslimin, jadi
mau ngga mau ini adalah sebuah kewajiban yang kudu dikerjain dan kudu dilakukan dengan
cara-cara yang elegan, kita ngga mungkin ngelawan mereka dengan materi kita pasti kalah
banyak, kalo pake emosi begonye kita kelihatan banget. Yang paling asyik tuh kita sering
silaturahmi, berhusnudzon dengan teman-teman kita di jalan seburuk apapun kelakuan mereka,
memberikan ruang-ruang dan energi keislaman yang positif yang tidak terkesan menggurui dan
menghakimi.

8. Apa harapan ke depan untuk anak Indonesia ini?


10 | P a g e
Kami cuma pengen anak-anak Indonesia jadi anak-anak yang sesungguhnya, jadi kalo
sudah pada gede ngga kekanak-kanakan.

9. Masih sering ikut komunitas underground? Ada pendapat dengan komunitas ini? Ada nilai
hikmah yang Anda ambil?

Alhamdulillah. Masih karena buat aye silaturahmi kaga boleh diputus, kalo hikmah
banyak banget yang bisa diambil dimanapun kita, tinggal kitanye aje mau ngga ngasih ruang di
hati dan otak biar hikmah tuh bisa keterima sama kita.

10. Bagaimana planning hidup Anda ke depan? Keluarga? Pekerjaan atau usaha?

Planning ke depan sudah disebutin tadi, pengen punya bini, pengen punya motor, usaha
pengen nambah, pengen bisa lebih sabar, lebih tawadhu, pengen ngeliat adik-adik aye di Anak
Langit sama di Rumah Singgah bisa tersenyum dengan ikhlas, banyak dah pokonye.

11. Maaf sebenarnya relawan seperti yang Anda lakukan apakah bisa menghidupi Anda? Ada
solusi jika tidak?

Satu yang kudu dicatet, siapa-siapa orang yang menjaga agama Allah, Allah bakal
ngejaga dirinye dan keluarga. Itu pasti, yang penting bisa sabar sama ikhlas….jangan minta
dibayar sama manusia kalo di wilayah ini, biar Allah yg ngebayar kite. Alhamdulillah sampe
saat ini aye masih bisa bertahan, kalo kita ngeluarin sesuatu dengan ikhlas baik tenaga, pikiran
waktu atau materi, insya Allah Allah akan menggantinye walau terkadang dalam kondisi
terburuk ada saja setan di hati.

12. Mungkin itu dulu. Nanti akan kita jumpa lagi di sesi mendatang yah. Ada pendapat dengan
KPK ?

Allah lagi menguji kite sebagai sebuah bangsa, aye kagak mau ikut-ikutan
mengkultuskan KPK dan bukan berarti pula aye ngebela yang laen, sikapi semua dengan jernih,
jangan cepat menghakimi, berdo’a semoga Allah menunjukan yang benar adalah benar dan yang
salah adalah salah.

11 | P a g e
Struktur

Dalam organisasi ini tidak memiliki struktur yang baku, semua dilaksanakan secara bergotong-
royong, hanya saja ada coordinator yang mengawasinya.

Ketua: Mukafi Solihin

Sekretaris: Uyus Setia Bakti. Bendahara: Adi Fatwadi

Pengajaran: Bambang Kurniawan Seni: Edi Bonetski

Analisis SWOT

Weak :
 Pendanaan yang tidak stabil, karena komunitas ini dibiayai oleh swadaya para
sukarelawan dan hasil penjualan kerajinan tangan karya komunitas anak langit.
 Lahan basecampe yang merupakan tepian sungai, rentan terhadap banjir ketika air sunagi
meluap
 Bangunan yang semipermanen harus sering dirawat dan diperbaiki.
Strenght :
 Sukarelawan yang semangat dan mempunyai keahlian yang tinggi
 Solidaritas yang kuat diantara para anggota komunitas
 Memiliki jaringan dengan para aktivis LSM, mahasiswa dan masyarakat sipil yang siap
membantu berbagai kegiatan komunitas anak langit.
Threat :
 Penggusuran lahan oleh Pemkot Tangerang
 Komunitas anak jalanan yang berbeda paham
 Peraturan daerah yang memberatkan anak jalanan
Opportunity :
 Menciptakan galeri, untuk menampung berbagai hasil keterampilan hasil kreasi anak
langit.
 Penyaluran bakat, sesuai keahlian yang dimiliki para anggota komunitas.
 Mengoptimalkan penampilan kesenian, menuju profesionalitas seni.

12 | P a g e
Strategi

Komunitas anak langit yang merupakan pemberdayaan masyarakat miskin khususnya


anak-anak dan remaja. Mayoritas komunitas ini anak jalanan, oleh karena itu dalam mendidik
diperlukan naluri yang mengerti keadaan mereka, seperti suasana belajar harus diciptakan nuansa
kekeluargaan yang kental, rileks, waktu yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Dengan
menciptakan demikian, mereka tidak merasa dipaksa, akan tetapi enjoy dalam belajar dan
terpelihara semangatnya.

Adanya pelatihan pendampingan anak jalanan ini sejalan dengan amanah UU No.
20/2003 tentang system Pendidikan nasional, pasal 32 ayat 1, bahwa pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran, karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. “Anak jalanan termasuk  Mereka harus diberikan pendampingan.
Mereka bisa saja megikuti pendidikan model paket A, B, hingga C,” oleh karena itu komunitas
anak langit, mendampingi mereka dalam pendidikan formal dan informal.

Untuk menjaga eksistensi dalam bidang kesenian dan keterampilan, maka siperlukan
silabus yang baku, agar para anggota komunitas tidak bosan dalam menjalankan rutinitas yang
ada dan keahlian mereka meningkat, karena materi tidak konstan. Dengan demikian perlunya
koordinasi yang intens dari para sukarelawan, unutk mengevaluasi dan merancang proses
pelatihan-pelatihan yang selama ini bejalan.

Melakukan mitra kerjasama dengan pemerintah kota Tangerang dalam membina anak
jalanan dan masyarakat yang notabene warga kota Tangerang. Dalam kerjasama ini pemerintah
fungsinya sebagai fasilitator dan pengawas yang menjamin telaksananya program-program di
komunitas anak langit ini. Jikahal ini telah terlaksana, maka tidak ada lagi kegusaran yang timbul
dari para anggota komunitas akan penggusuran, dan gangguan dari satpol PP.

Prinsip kekeluargaan terus dikedepankan agar solidaritas antar anggota terpelihara, sebab
hal ini merupakan modal sosial yang besar bagi komunitas. Akan tetapi perlunya struktur yang
jelas menjalankan prinsip kekeluargaan tersebut, seperti adanya mentoring dalam memonitor
anak-anak yang dibina, pengasuhan oleh orang yang mereka akui sebagai senior.

13 | P a g e
Penutup

Istilah anak jalanan (anjal), bagi seagian orang dianggap tidak “memanusiakan manusia”
atau bahkan malah semakin memarjinalkan mereka. Ijah Faijah, lebih baik kita menyebut mereka
dengan anak-anak nusantara atau anak-anak bangsa. Agar tidak ada batas pembeda antara
mereka dengan anak-anak yang lain yang bernasib lebih baik dari mereka. Tapi tidak dapat kita
pungkiri bahwa istilah anak jalanan sudah menjadi kosa kata tersendiri yang kita pahami dalam
bahasa Indonesia.

Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui definisi anak jalanan.
Secara umum anak jalanan diartikan sebagai anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalanan. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan “adalah anak yang sebagian besar
waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum”.
Sedangkan UNICEF memberikan batasan tersendiri tentang pengertian anak jalanan, yaitu :
Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities
before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life (anak jalanan
merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah
di jalan raya.

Pemberdayaan terhadap mereka perlu dilaksanakan demi terciptakan masyarakat yang


pancasilais dan religious. Sesuai dengan pasal 27 ayat 1, bahwa anak terlantar dan miskin
dipellihara oleh negara dan pasal 27 ayat 2, hak warga negara mendapatkan pekeraan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Serta sesuai dengan ajaran Islam sebagai agama
yang menjunjung tinggi persaudaraan dan kemanusiaan.

14 | P a g e
Galeri

15 | P a g e
16 | P a g e
Daftar Pustaka

Burhanudin, Water and Sanitation, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari

2011,http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=9

Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada

tanggal 5 Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-

enabling-empowering-and-protecting.html#more-90

Wikipedia, Pemberdayaan Masyarakat, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2011,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat

17 | P a g e

You might also like