You are on page 1of 23

1

USULAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM :

Program Pelatihan “ERDEST” Emergency Readiness for Students bagi


Pelajar SMP Negeri 1 Bululawang Kabupaten Malang

Bidang Kegiatan :

PKM Pengabdian Masyarakat

Diusulkan Oleh :

Anugerah Eka Purwanti NIM. 0810720013/2008

Wedha Ayu Azhari NIM. 0810720072/2008

Elyza Rahma Sari Abdillah NIM. 0810723021/2008

Dina Nurpita Suprawoto NIM. 0910720028/2009

Nurul Fauziah NIM. 0910720065/2009

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
2

HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Program Pelatihan “ERDEST” Emergency Readiness


for Students bagi Pelajar SMP Negeri 1 Bululawang
Kabupaten Malang.
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT (X) PKMM
3. Bidang Ilmu : (X) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Anugerah Eka Purwanti
b. NIM : 0810720013
c. Jurusan : Keperawatan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Rogonoto Timur 237 RT 05 RW 03,
Damean Singosari 65153/08564632079
f. Alamat email : d_hiddenboxer@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ns. Fransiska Imavike Fevriasanty,
S. Kep, M. Nurs
b. NIP : 19790224 200604 2 001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kecubung RT 09 RW 01
Cepokomulyo Malang 65163
081233150855
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp 5.841.000,00
b. Sumber lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
3

Malang, 15 Oktober 2010

Menyetujui
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Kedokteran Brawijaya

dr. M. Hanafi, MPH Anugerah Eka Purwanti


NIP. 19490925 198003 1 001 NIM. 0810723021

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping


Universitas Brawijaya

Ir.H.RB. Aninurrasjid, MS Ns. Fransiska Imavike F., S.Kep, M. Nurs


NIP. 19550618 198103 1 002 NIP. 19790224 200604 2 001
4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas


berkah, rahmat dan ijin Nya kami bisa menyelesaikan proposal pengabdian
masyarakat yang berjudul Program Pelatihan “ERDEST” Emergency
Readiness For Students bagi Pelajar SMP Negeri 1 Bululawang Kabupaten
Malang.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
terselesaikannya karya kami ini :
1. Ns. Fransiska Imavike Fevriasanty, S. Kep, M. Nurs
2. Pihak SMP Negeri 1 Bululawang
3. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya karya ilmiah ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu.
Proposal ini disusun untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi (Dirjen DIKTI) Jakarta tahun 2010.
Kami selaku peneliti sadar bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia
ini, begitu pun proposal yang telah kami buat ini, baik dalam hal isi maupun
penulisannya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penelitian dan proposal kami selanjutnya. Terakhir,
kami berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya
dan masyarakat pada umumnya.

Malang, 15 Oktober 2010

Peneliti
5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR GRAFIK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

A. Judul Penelitian 1
B. Latar Belakang Masalah 1
C. Perumusan Masalah 2
D. Tujuan Penelitian 3
E. Luaran yang Diharapkan 3
F. Kegunaan Penelitian 3
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 4
H. Metode Pelaksanaan Program 7
I. Jadwal Kegiatan Program 13
J. Rancangan Biaya 14
K. Lampiran
1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok ix
2. Biodata Dosen Pendamping x
3. Surat Perjanjian xi
6

DAFTAR GRAFIK

Hal.
1. Data keluhan pengunjung UKS SMPN 1 Bululawang tahun 2010 5
7

DAFTAR TABEL

Hal.
1. Inventaris UKS SMPN 1 Bululawang 6
8

A. JUDUL
Program Pelatihan “ERDEST” Emergency Readiness for Students bagi
Pelajar SMP Negeri 1 Bululawang Kabupaten Malang.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Di era modernisasi saat ini, resiko cedera semakin meningkat baik dalam
lingkungan rumah maupun di luar rumah. Siapa saja bisa dihadapkan pada
keadaan dimana ia dapat menjadi orang pertama dan mungkin satu-satunya
penolong pada kecelakaan. Prevalensi nasional terhadap cedera adalah 7,5%
(berdasarkan pengakuan responden, untuk berbagai penyebab cedera). Sebanyak
14 provinsi mempunyai prevalensi cedera diatas prevalensi nasional, yaitu
Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Papua Barat, dan presentase
nasional penyebab cedera terbanyak adalah jatuh (58,0%). (Riskesdasnas, 2007)
Sedangkan di lingkup Jawa timur sendiri presentase cedera dengan berbagai
penyebab sebesar 8,4% dan menurut kelompok usia yang menduduki peringkat
tertinggi adalah usia 5-14 tahun sebesar 12,1% atau bisa dikatakan usia anak
sekolah menengah pertama.
Kecelakaan di lingkungan sekolah adalah hal yang paling sering terjadi.
Namun tidak semua individu yang dihadapkan pada situasi ini mampu dan bisa
melakukan pertolongan pertama. Banyak individu yang melakukan pertolongan
seadanya malah semakin membuat kondisi korban semakin buruk. Untuk itulah
perlunya pelatihan tentang pertolongan pertama semenjak usia dini. Dan
diharapkan setelah mengenal tentang pertolongan pertama dan menerima
pelatihannya, peserta dapat melaksanakan pertolongan pertama di lingkungan
sekolah atau di lingkungan tempat tinggal dengan sebaik-baiknya. Sehingga
dengan tindakan sederhana dan peralatan yang terbatas, penderitaan korban dapat
dikurangi, cacat tubuh dapat dihindari serta perawatan di rumah sakit dapat
diperpendek.
9

SMP Negeri 1 Bululawang adalah SMP yang terletak di kecamatan


Bululawang Kabupaten Malang. Merupakan satu-satunya SMP negeri yang ada di
kecamatan Bululawang.
SMP Negeri 1 Bululawang mempunyai kualitas akademik yang tidak
kalah dengan SMP Negeri yang ada di kota. Pada tahun 2010, SMP ini
mendapatkan peringkat ke-4 se-Kabupaten Malang untuk perolehan NUN
tertinggi. Menurut kepala sekolah, hampir semua siswa lulusan SMP Negeri 1
Bululawang melanjutkan pendidikan SMA/SMK di Kota Malang karena
lokasinya yang berada di perbatasan antara kota dan kabupaten di Malang.
Pencapaian prestasi akademik yang bagus belum diiringi dengan perbaikan
infrastruktur yang memadai. Khususnya di bidang kesehatan, sekolah yang
lokasinya tidak cukup luas ini belum mempunyai fasilitas kesehatan yang
menunjang. Memang, sekolah ini telah mempunyai ruangan UKS yang dapat
digunakan untuk rujukan pertama siswa sakit mendadak di sekolah. Namun,
fasilitas yang ada di ruangan ini sangat minimal. Petugas UKS adalah seorang
guru yang tidak setiap saat berada di ruangan tersebut, guru yang bersangkutan
pun belum pernah mendapatkan pelatihan atau pendidikan kesehatan yang
seharusnya telah dimiliki oleh seorang petugas UKS. Selain itu, alat-alat dan obat-
obatan yang dimiliki sangat minimal, peralatan dan obat yang digunakan adalah
bersifat seadanya.
Keadaan fasilitas kesehatan yang sangat minimal ini berlawanan dengan
angka kecelakaan yang seringkali terjadi di SMP ini. Lokasi yang berada di
pinggir jalan kerapkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswa.
Lapangan olahraga terdapat di luar lokasi sekolah yang medannya berbatu dan
berlumpur membuat siswa-siswi yang berolahraga melepas sepatu mereka, dari
keadaan ini pun sering menyebabkan kecelakaan kecil. Dari beberapa contoh
kecelakaan tersebut, siswa/i merujuk diri ke UKS yang belum tersedia fasilitas
memadai, serta ditangani oleh petugas yang tidak kompeten.

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Tingginya angka kejadian kedaruratan yang sering terjadi di SMP Negeri 1
Bululawang.
10

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung.


3. Kurangnya pengetahuan siswa tentang pertolongan pertama dalam
kedaruratan.

D. TUJUAN
Program ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bululawang
mengenai penanganan kondisi darurat.
2. Mengurangi jumlah korban kesalahan penanganan pada pertolongan pertama.
3. Meningkatkan ketangkasan siswa SMP Negeri 1 Bululawang terhadap
kejadian darurat dan penanganannya.
4. Memberikan motivasi terhadap siswa SMP Negeri 1 Bululawang untuk
tanggap dalam penanganan terhadap kejadian gawat darurat.
5. Membangun jiwa sosial siswa SMP Negeri 1 Bululawang untuk peduli
terhadap kejadian gawat darurat di sekitarnya, tidak hanya di lingkungan
sekolah saja tetapi juga di dalam lingkungan masyarakat.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Diharapkan dengan pelaksanaan program kegiatan ini :
1. Terjadi peningkatan kesadaran dan pengetahuan siswa terhadap penanganan
kondisi darurat.
2. Terjadi penurunan angka kejadian kesalahan dalam pertolongan pertama.
3. Siswa tangkas dalam kejadian gawat darurat dan mampu menanganinya.
4. Siswa termotivasi untuk tanggap dalam penanganan kejadian gawat darurat.
5. Siswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang diperoleh
tidak hanya dalam lingkup institusi pendidikannya namun juga dalm
kehidupan bermasyarakat.

F. KEGUNAAN
1. Untuk Diri Sendiri
Program kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menstimulasi
mahasiswa untuk berkreativitas. Tujuannya untuk memperluas wawasan dan
11

mematangkan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta mempraktekkan ilmu


yang telah diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam observasi dan analisa
masalah yang ada di masyarakat serta upaya pemecahannya. Selain itu, dengan
adanya program kegiatan ini mahasiswa dapat memaknai arti dari pengabdian
masyarakat dengan cara terjun langsung ke masyarakat yang sesungguhnya dan
tidak hanya teori belaka.
2. Untuk Masyarakat
Dengan adanya program kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat khususnya siswa sebagai generasi
muda tentang penanganan kegawatdaruratan. Mereka memperoleh teori dan
praktik sehingga dapat tanggap dalam menghadapi kejadian gawat darurat yang
serta mengurangi tingkat keparahan korban akibat kesalahan maupun
keterlambatan pertolongan baik yang terjadi di dalam lingkungan sekolah maupun
di sekitar lingkungan sekolah.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


SMP Negeri 1 Bululawang merupakan satu-satunya sekolah lanjutan
pertama negeri yang ada di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Sekolah
ini memiliki siswa dengan rincian 287 siswa kelas VII, 284 siswa kelas VIII, dan
267 siswa kelas IX.
Lokasi SMP ini terletak di tepi jalan raya. Oleh karena itu, tingkat kejadian
kecelakaan cukup tinggi. Selain itu, banyaknya jumlah siswa yang mengendarai
kendaraan bermotor ke sekolah menjadi faktor penyebab tingginya angka kejadian
kecelakaan kendaraan bermotor, yang mana hal ini bertentangan dengan tata tertib
yang diterapkan di sekolah tersebut, yang semestinya seluruh siswa tidak
diperkenankan membawa kendaraan bermotor. Berdasarkan fakta yang ada,
karakteristik siswa SMP ketika mengendarai di jalan tidak sepenuhnya mematuhi
aturan lalu lintas yang ada.
Keadaan umum sekolah ini yaitu terdiri dari ruang–ruang kelas yang telah
dilengkapi dengan sarana laboratorium pembelajaran, kamar mandi, ruang guru
dan karyawan, serta gedung UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang belum
memenuhi syarat kesehatan. Sekolah ini belum memiliki lapangan olahraga
12

sehingga ketika mata pelajaran olahraga seluruh siswa diharuskan untuk


mobilisasi ke lapangan dekat sekolah yang juga terletak di tepi jalan raya. Hal ini
sangat membahayakan bagi siswa sekolah tersebut. Apalagi angka cedera di
sekolah ini sangat tinggi ketika para siswa berolahraga, diantaranya cedera kaki
(keseleo), memar, terkena pecahan kaca, dan lain sebagainya. Banyak pula

keluhan gawat darurat lain yang sering dialami oleh para siswa, misalnya pusing
di saat upacara, mual, kekambuhan maag. Berikut data keluhan pengunjung UKS
SMPN 1 Bululawang mulai 1 Januari 2010 hingga 6 Oktober 2010.
13

Grafik 1. Data keluhan pengunjung UKS SMPN 1 Bululawang tahun 2010

SMP Negeri 1 Bululawang ini memiliki kualitas akademik yang tidak


kalah dengan SMP Negeri yang ada di kota Malang. Namun, pencapaian prestasi
akademik yang bagus belum diiringi dengan perbaikan sarana dan prasarana yang
memadai. Khususnya di bidang kesehatan, sekolah yang lokasinya tidak cukup
luas ini belum mempunyai fasilitas kesehatan yang menunjang. Memang, sekolah
ini telah mempunyai ruangan UKS yang dapat digunakan untuk rujukan pertama
siswa sakit mendadak di sekolah. Namun, fasilitas yang ada di ruangan ini sangat
minimal. Dibuktikan dengan petugas UKS yang merupakan seorang guru yang
memiliki jadwal padat sehingga tidak setiap saat berada di ruangan tersebut.
Selain itu, peralatan dan obat-obatan yang dimiliki bersifat seadanya. Berikut
tabel data inventaris UKS SMPN 1 Bululawang.

NO. INVENTARIS JUMLAH KEADAAN


1. Dipan dan kasur 2 unit Baik
2. Kelambu 1 Baik
3. Lemari obat 1 unit Baik
4. Kotak P3K 1 unit Baik
5. Timbangan 2 unit 1 unit rusak,
1 unit baik
6. Meja 1 unit Baik
7. Termometer 2 unit Rusak
8. Alat pengukur tinggi badan 1 unit Rusak
9. Betadine 2 botol -
10. Minyak tawon 1 botol -
11. Minyak kayu putih 2 botol -
12. Rivanol 3 botol -
13. Balsem 1 buah -
14. Hansaplast 1 pack -
15. Cotton bud - Ada
16. Kapas 1 gulung -
17. Kasa 1 bungkus -
Tabel 1. Inventaris UKS SMPN 1 Bululawang

Program “ERDEST” ini ditujukan kepada siswa putra dan putri kelas VII
dan kelas VIII di SMP Negeri 1 Bululawang, yang usianya berkisar 12-14 tahun,
14

yang harapannya pengaplikasian program ini akan berdampak baik bagi seluruh
siswa SMP Negeri 1 Bululawang ditinjau dari angka kejadian cedera pelajar di
sekolah ini yang cukup tinggi. Sasaran program ini diutamakan pada pelajar kelas
VII dan kelas VIII karena mengingat karakter siswa-siswa tersebut yang tergolong
dini sehingga mudah untuk diberi program pelatihan “ERDEST”. Program
pelatihan “ERDEST” bagi siswa kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri 1
Bululawang dengan memilih 2 orang perwakilan siswa putra dan putri di setiap
kelasnya. Masing-masing kelas VII dan kelas VIII terdapat 8 kelas, sehingga akan
didapatkan total 32 siswa yang akan mendapatkan program pelatihan “ERDEST”.
Mereka akan dibentuk menjadi kader di kalangan SMP Negeri 1 Bululawang yang
akan menangani kejadian cedera.

H. METODE PELAKSANAAN
1. Persiapan
Persiapan program dilaksanakan selama sebulan. Proses persiapan
meliputi pencarian dan pendataan SMP yang kondisinya sesuai dan bersedia
menerima program ini yang ada di wilayah Malang Raya. Setelah mendapatkan
perizinan dilakukan observasi tentang: keadaan umum sekolah, kejadian darurat
yang sering terjadi dan pihak-pihak yang menangani, sarana prasarana yang ada d
UKS dan sejauh mana keterlibatan siswa dalam menangani kejadian darurat.
Program ini akan dilaksanakan oleh anggota tim dibantu dengan dosen
pembimbing.
Selanjutnya rencana pengorganisasian program kegiatan Pelatihan
“ERDEST” Emergency Readiness for Student bagi Pelajar SMP Negeri 1
Bululawang Kabupaten Malang menggunakan jalur koordinasi tim sebagai
berikut :

Koordinator tim:
Anugerah Eka P.

PJ Acara: PJ Keuangan: PJ Konsumsi : PJ Humas:


Nurul Fauziah Wedha Ayu A. Elyza Rahma S. A. Dina Nurpita S.
15

Koordinator pelaksana bertanggung jawab dalam melakukan supervisi


terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan oleh masing-masing penanggung jawab
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun pengevaluasian kegiatan kerja
dari awal sampai akhir. Penanggungjawab acara bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan, menyiapkan susunan acara dan
menyiapkan materi yang akan dilaksanakan serta segala hal yang dibutuhkan saat
pelaksanaan dengan berkordinasi dengan seluruh anggota tim. Penanggung jawab
keuangan bertanggungjawab terhadap alur keluar masuk dari aliran dana yang ada
serta pembukuan dana. Penanggung jawab konsumsi bertanggungjawab pada
konsumsi baik peserta, tim pelaksana maupun pihak-pihak yang terkait. Penang-
gungjawab hubungan masyarakat bertanggungjawab dalam mensosialisasikan
kegiatan dan menghubungi pihak-pihak terkait untuk memperlancar pelaksanaan
kegiatan.

2. Pelaksanaan
a. Seleksi “ERDEST”
Siswa yang menerima program “Pelatihan ERDEST” tidak sembarang
siswa melainkan harus melalui seleksi. Seleksi dilakukan melalui rekomendasi
pihak sekolah dari siswa kelas VII dan VIII, indikator dari seleksi ini adalah
mendapatkan kriteria siswa yang mempunyai keinginan dan kepedulian untuk
menolong sesama di bidang kesehatan. Setiap kelas akan terpilih 1 orang siswa
dan 1 orang siswi. Untuk setiap tingkatan terdapat 8 kelas sehingga akan
didapatkan ERDEST dengan jumlah total yaitu 16 orang dari kelas VII dan 16
orang dari kelas VIII.
b. Materi pembelajaran
1. Materi pengajaran
A. Keselamatan dan keamanan diri sendiri
B. Pentingnya asupan gizi setiap hari
C. Pola hidup sehat dan bersih
D. Penyakit yang sering diderita
E. Penyakit menular
2. Materi praktikum
16

A. Perawatan Luka
B. Balut bidai
C. Cara mencuci tangan
D. Teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
E. Penanganan pertama pada pingsan, pusing, dan sakit perut

c. Metode pembelajaran
1. Ceramah dan Tanya Jawab
Ceramah dan tanya jawab merupakan metode penyampaian materi secara
lisan. Dalam ceramah dan tanya jawab ini, siswa diberi pengetahuan dan arahan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penanganan kegawatdaruratan di kalangan
sekolah, dengan durasi pemberian ceramah selama 30 menit, kemudian siswa
diperkenankan untuk bertanya dalam sesi tanya jawab yang berdurasi 30 menit.
Metode ceramah ini dinilai efektif jika diterapkan dengan penyajian materi secara
komunikatif dan didukung oleh alat dan media agar siswa dapat memahami materi
dan tertarik menyimaknya. Semua materi yang akan disampaikan menggunakan
metode pembelajaran berupa ceramah dan tanya jawab.
2. Small Group Discussion
Small Group Discussion adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan melalui sebuah diskusi kecil. Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan (Killen, 1998). Small Group Discussion dilakukan dengan membagi
siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 6-7 orang.
Setiap kelompok akan dipandu oleh tutor yang berasal dari tim pelaksana.
Pelaksanaannya dimulai dengan tutor menyajikan permasalahan secara umum,
kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus
dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Tutor ini bertindak sebagai pemandu dan
pemantau jalannya proses diskusi. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok. Materi yang menggunakan metode pembelajaran small group
discussion adalah keamanan dan keselamatan diri sendiri.
17

3. Praktikum
Metode praktikum ini merupakan pengaplikasian dari teori-teori yang
sudah diberikan, dimana telah disediakan peralatan dan perlengkapan untuk
mengaplikasikan program “Pelatihan ERDEST”, kemudian para siswa dapat
memanfaatkan alat-alat tersebut. Pada metode praktikum ini, pembagian
kelompok akan disesuaikan dengan materi yang akan dipraktikkan sehingga akan
ada kelompok kecil dan kelompok besar. Nantinya, kelompok akan didampingi
oleh tutor yang berasal dari tim pelaksana. Fungsi tutor adalah mendampingi
jalannya praktikum. Diharapkan melalui metode ini, para siswa dapat mengetahui
dan memahami secara detail prosedur-prosedur dalam penanganan
kegawatdaruratan di kalangan siswa. Materi pembelajaran yang menggunakan
metode praktikum adalah semua materi yang dipraktikumkan, yakni perawatan
luka, balut bidai, cara mencuci tangan, teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri,
serta penanganan pertama pada pingsan, pusing, dan sakit perut.
4. Nonton Bareng dan Diskusi
Pada sesi ini akan ditayangkan video-video yang didalamnya mengandung
contoh kasus serta aplikasi dari penanganan kegawatdaruratan yang benar.
Dilanjutkan dengan diskusi yang membahas tentang prosedur penanganan
kegawatdaruratan yang benar sehingga diharapkan peserta dapat belajar dari
contoh kasus yang ditampilkan. Mekanisme pembagian waktu yang digunakan
adalah 15 menit untuk nonton bareng dan 20 menit untuk waktu diskusi terkait
dengan video yang ditayangkan. Materi pembelajaran yang menggunakan metode
nonton bareng dan diskusi adalah pola hidup sehat dan bersih, penyakit menular,
dan pentingnya asupan gizi setiap hari.
5. Role Play
Role play merupakan metode pengaplikasian materi yang telah diberikan
melalui ceramah, dengan cara bermain peran. Dimana para siswa yang menerima
program “Pelatihan ERDEST” akan dibentuk menjadi 5-6 kelompok. Setelah itu,
para tutor akan memberikan beberapa trigger mengenai kasus-kasus gawat darurat
yang sering terjadi di kalangan siswa, kemudian setiap siswa pada masing-masing
kelompok akan menempati perannya antara lain sebagai tim penolong dan korban,
18

sehingga melalui peran tersebut siswa-siswa tersebut dituntut dapat melakukan


penanganan sesuai kasus yang diberikan.
6. Pembentukan Supporting Group
Salah satu luaran yang ingin dicapai dari program “Pelatihan ERDEST ”
ini adalah terbentuknya komunitas di kalangan pelajar SMP yang peduli akan
penanganan terhadap kegawatdaruratan. Beberapa siswa dari kelas VII dan kelas
VIII akan dipilih sebagai agent of change yang diharapkan dapat meneruskan
program ini. Untuk menjaga agar program ini tetap berlangsung, maka dibentuk
sebuah Supporting Group, dimana siswa-siswa yang telah menerima “Pelatihan
ERDEST ” akan membentuk menjadi sebuah komunitas yang didukung oleh salah
satu karyawan di sekolah tersebut yang nantinya sebagai penanggung jawab dari
komunitas tersebut. Dalam pelaksanaannya, masing-masing siswa-siswi hasil
Pelatihan ERDEST akan mendapat piket untuk jaga UKS. Tidak hanya sekadar
piket, tetapi juga harus siap menjadi tim penolong ketika terjadi sebuah kejadian
darurat di dalam sekolah tersebut, serta menjadi edukator bagi teman-teman
sebayanya sebagai hasil dari transfer ilmu yang ia dapatkan dari pelatihan ini.
d. Media pembelajaran
1. Pembagian Poster, Pin, Leaflet, dan handbook
Salah satu media yang menunjang program “Pelatihan ERDEST” adalah
poster, pin, leaflet, dan handout yang nantinya diberikan pada siswa yang telah
terjaring dalam program ini pada khusunya dan seluruh kalangan pelajar di SMP
Negeri 1 Bululawang pada umumnya. Poster, leaflet dan handbook disini akan
difungsikan sebagai media penyampaian materi pada saat metode ceramah, yang
nantinya poster tersebut dapat ditempel di tempat-tempat strategis di sekolah.
Sedangkan pin akan dibagikan kepada siswa yang telah menerima program
“Pelatihan ERDEST” sebagai suatu ciri khas yang dapat membedakan dengan
siswa lainnya.

3. Evaluasi
1. Pre dan post test
Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan melalui adanya pretest dan post
test dengan pertanyaan terstruktur melalui MCQ dan essay. Pre test dilakukan
19

untuk mengukur pengetahuan peserta tentang kegawatdaruratan sebelum


dilaksanakan program kegiatan, sedangkan post test dilakukan setelah peserta
menerima materi.
2. Studi Kasus
Studi kasus dilakukan untuk menilai kemampuan peserta dalam
memahami materi praktikum. Keberhasilan peserta dalam menganalisis kasus dan
praktik tindakan penanganan kegawatdaruratan merupakan salah satu indikator
keberhasilan.
3. Ujian Formatif
Ujian formatif diberikan setelah 3 kali pertemuan. Ujian formatif
dilakukan untuk menilai kemajuan proses belajar. Standar nilai minimal dalam
ujian formatif 6,5. Soal-soal yang diberikan merupakan komponen-komponen
yang dipelajari .
4. Ujian Sumatif
Ujian sumatif diberikan pada akhir pertemuan. Ujian sumatif dilakukan
untuk menilai penguasaan dari seluruh materi yang diberikan . Standar nilai
minimal dalam ujian formatif 7,5. Pengukuran sumatif disesuaikan dengan tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya. Ujian sumatif memiliki bobot nilai lebih
besar dari evaluasi lainnya.
5. Buku monitoring individu dan UKS
Buku monitoring individu ini sebagai tolak ukur pengaplikasian ilmu yang
telah siswa tersebut dapatkan selama mengikuti pelatihan ini. Pada tiap harinya,
siswa diwajibkan untuk menuliskan apa saja yang ia lakukan terkait dengan
penanganan kedaruratan. Setelah ia tulis pada buku monitoring individu,
kemudian ia menuliskannya pada buku monitoring UKS sebagai upaya untuk
rekapitulasi hasil penanganan yang dilakukan oleh siswa-siswa setiap harinya.
6. Kartu status
Kartu status ini dipegang oleh siswa pelatihan. Di kertas status, siswa
akan melakukan sebuah pengkajian sederhana terhadap pasiennya. Kemudian
kartu status itu akan dikumpulkan kepada tim pelaksana sebagai bahan evaluasi
keberhasilan.
Prosentase pembagian nilai sebagai indikator penilaian adalah sebagai berikut:
20

1. Presensi : 5%
2. Keaktifan : 10%
3. Pretest dan posttest : 5%
4. Praktikum : 20%
5. Ujian formatif : 20%
6. Ujian sumatif : 40%
4. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program.
Pelaporan bertujuan untuk melaporkan seluruh pertanggung jawaban terhadap
semua program kegiatan yang telah dilakukan. Pelaporan berisi persiapan dan
pelaksanaan program kegiatan termasuk lampiran-lampiran kegiatan seperti
materi kegiatan, hasil evaluasi peserta, dokumentasi kegiatan, dll.

I. JADWAL KEGIATAN

BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN


KEGIATAN KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN                                        
Pembelian alat dan
bahan                                        
Perkenalan
ERDEST                                        
Penjaringan
ERDEST                                        
PELAKSANAAN                                        
Pelatihan materi 1                                        
Pelatihan materi 2                                      
Pelatihan materi 3                                      
Ujian formatif                                      
Pelatihan materi 4                                      
Pelatihan materi 5                                      
Pelatihan materi 6                                        
Review seluruh
materi                                        
Ujian sumatif                                      
EVALUASI                                        
Wisuda                                        
Pembuatan
laporan kegiatan                                        
21

J. RANCANGAN BIAYA
No Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1 Pembuatan Proposal  Tinta Printer Rp. 80.000,00
 Kertas A4 1 rim Rp. 40.000,00

 Stempel Rp. 40.000,00

 Fotokopi & jilid Rp. 60.000,00


Rp. 100.000,00
 Transportasi
Rp. 200.000,00 +
 Komunikasi
Rp. 520.000,00
2 Pembuatan Materi  Fotocopy soal Rp. 200.000,00
 Cetak Handbook Rp. 188.000,00

 Buku Monitoring Rp. 177.000,00 +


Rp. 565.000,00
3 Pelaksanaan  Sewa LCD (3) Rp. 600.000,00
 Alat Peraga Rp. 800.000,00

 Logistik pelatihan Rp. 1.575.000,00

 Konsumsi pelatihan Rp. 880.000,00


Rp. 500.000,00
 Suvenir
Rp. 200.000,00 +
 Transportasi
Rp. 4.555.000,00
4 Pelaporan  Fotokopi & jilid Rp. 50.000,00
 Dokumentasi Rp. 40.000,00

 Sertifikat Rp. 111.000,00 +


Rp. 201.000,00

Rekapan Anggaran Dana


Pembuatan Proposal Rp 520.000,00
Pembuatan Materi Rp 565.000,00
Pelaksanaan Rp 4.555.000,00
22

Pelaporan Rp 201.000,00 +
TOTAL Rp 5.841.000,00

K. LAMPIRAN
Lampiran 1
Biodata ketua serta anggota kelompok
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Anugerah Eka Purwanti
b. NIM : 0810720013
c. Fakultas/Departemen : Kedokteran/Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Wedha Ayu Azhari
b. NIM : 0810720072
c. Fakultas/Departemen : Kedokteran/Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Elyza Rahma Sari Abdillah
b. NIM : 0810723021
c. Fakultas/Departemen : Kedokteran/Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Dina Nurpita Suprawoto
b. NIM : 0910720028
c. Fakultas/Departemen : Kedokteran/Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
5. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Nurul Fauziah
23

b. NIM : 0910720065
c. Fakultas/Departemen : Kedokteran/Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
Lampiran 2
Nama dan Biodata Dosen Pembimbing
1. Nama Lengkap dan Gelar : Ns. Fransiska Imavike Fevriasanty, S. Kep,
M. Nurs
2. Golongan Pangkat dan NIP : Gol IIIA / NIP. 19790224 200604 2 001
3. Jabatan Fungsional : Staf Pengajar PSIK-FKUB
4. Jabatan Struktural :-
5. Fakultas/Departemen : Kedokteran / Jurusan Keperawatan
6. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
7. Bidang Keahlian : Maternitas
8. Waktu untuk Kegiatan PKM : 2 x seminggu

You might also like