You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.


Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis
kelamin, usia, aktifitas dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar
untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi
umum nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,
mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh
karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (nutrien).
Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian di distribusikan ke sel-sel
tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrient digunakan untuk proses fungsional sel tersebut,
sumber energi, dan sintesis protein. Untuk itu, maka intake nutrisi ke dalam tubuh
harus adekuat. Artinyaa nutrisi yang kita makan harus mengandung nutrien esensial
tertentu yang seimbang. Nutrien esensial tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air.
Perawat berkolaborasi dengan ahli diet, dalam memimpin pengkajian nutrisi
yang komprehensif. Karena makanan dan cairan adalah kebutuhan dasar biologis semua
mahluk hidup, maka pengkajian nutrisi penting. Pengkajian nutrisi penting khususnya
bagi klien yang beresiko masalah nutrisi yang berhubungan dengan stres, penyakit,
hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi
sekitar empat area pokok yang diantaranya adalah riwayat diet dan kesehatan,
pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri, observasi klinik, dan tes
laboratorium.
Dalam makalah ini hanya akan di bahas mengenai pengukuran antropometrik.
Pengukuran tinggi dan berat badan klien harus di ukur ketika klien masuk rumah sakit
ataupun lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila memungkinkan klien harus di
timbang pada waktu yang sama setiap hari, dan pada skala yang sama. Penggunaan
antropometrik sebagai salah satu metode untuk mengukur status gizi masyarakat sangat

1
luas. Antropometrik adalah cara pengukuran status nutrisi yang paling sering di gunakan
oleh masyarakat. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam mengidentifikasi
masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan,
lingkar lengan bagian tengah (mid-upper arm circum ference, MAC), lipatan kulit
triseps (triseps skinfold, TSF) dan lingkar otot lengan tangan atas (mid-upper arm
muscle circumference). Dengan pemantauan kesehatan dan status gizi merupakan upaya
pendekatan yang potensial dalam kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan
seseorang. Oleh karena itu, status nutrisi seseorang sangat menentukan kesehatan dan
kesejahteraan hidup orang tersebut yang dapat di ukur dengan metode antropometrik.
Jadi, sebagai perawat profesional kita harus terampil dalam metode pengukuran secara
antropometrik ini karena hal ini merupakan keterampilan dasar yang harus dimliki
seorang perawat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah antropometri dan bagaimana cara pengukuran Antropometrik?
2. Jelaskan apa itu BMI, BBR, LLA, dan LOLA?

1.3 Manfaat
1. Pembaca dapat memahami dan mengerti Antropometrik dan cara
pengukurannya.
2. Pembaca dapat memahami dan mengerti (BMI, BBR, LLA, dan LOLA)
serta cara mengaplikasikannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu nutrisi (gizi) mempelajari kebutuhan kualitatif dan kualitatif diet yang
diperlukan untuk mempertahankan kesehatan yang baik. Semua komponen diet yang
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tampaknya sudah diketahui, mengingat
kehidupan manusia atau hewan lain sudah bisa dipertahankan dengan diet yang semata-
mata berupa bahan kimia.diet harus memasok cukup energi untuk memberi tenaga pada
semua fungsi tubuh. Kebutuhan energi bervariasi menurut usia, jenis kelamin, aktivitas
jasmani, dan suhu lingkungan. (Murray, etc.2003.623)
Antropometrik berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometrik artinya ukuran dari tubuh.
Antropometrik gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Sangat umum
digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan
protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Nutrisi sekarang diakui sebagai perawatan penting pada penyakit apapun yang
menetapkan klien pada resiko melnutrisi. Pada beberapa penyakit, seperti diabetes
mellitus yang tidak tergantung insulin atau hipertensi ringan, terapi diet menjadi
perawatan besar untuk kontrol penyakit. Kondisi lain seperti penyakit radang usus
besar, membutuhkan nutrisi pendukung yang khusus sperti pemberian makan melalui
selang enteral atau nutrisi parenteral. Standar untuk Komisi Gabungan Akreditasi
Organisasi Perawatan Kesehatan (1996) membutuhkan para praktisi perawatan
kesehatan berkolaborasi dengan klien dan saling mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi rencana perawatan nutrisi. Kebutuhan energi
individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kebutuhan energi seseorang ketika istirahat
disebut laju metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR) adalah energi yang
diperlukan pada tingkat terendah fungsi seluler. Kebutuhan energi untuk anak yang
berusia di bawah enam dihitung berdasarkan berat badan dan usia. Jika pemasukan
kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika

3
pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan
kehilangan berat badan. (Perry & Potter.2005.1421)
Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu hamil
misalnya dengan cara mengukur berat badan sebelum hamil, tinggi badan, indeks
massa tubuh, dan lingkar lengan atas (LLA). Cara tersebut merupakan cara yang
sederhana dan mudah dikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas kesehatan di
lapangan, kader kesehatan maupun masyarakat sendiri meskipun cara tersebut tidak
bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu pendek, tetapi cara ini dapat
digunakan dalam deteksi dini dan menapis risiko BBLR.
Pengukuran antropometrik dapat memiliki variasi penting kecuali pengujinya
terampil, telah mempraktikan pengukuran ini, dan memiliki peralatan yang tepat. Selain
itu, pengukuran antropometrik menyediakan data yang pada umumnya, lebih dapat
digunakan di lingkungan yang banyak tersedia cara pengukuran. Pengukuran
antropometrik ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi
menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian
pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena
hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial
dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting
untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar
terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer
dan pita pengukur.Pengukuran tunggal selama waktu tinggal di rumah sakit yang
singkat merupakan penggunaan yang dibatasi. Lingkar pergelangan tangan digunakan
untuk memperkirakan kerangka tubuh klien. Ukuran pita digunakan untuk megukur
porsi terkecil dari distal tangan sampai prosesus stiloid. Perawat menghitung ukuran
kerangka dengan membagi lingkar pergelangan tangan dengan tinggi klien (tinggi (cm)
+ lingkar pergelangan tangan (cm)). Hasilnya dihitung nilai r. Nilai kerangka tubuh
untuk wanita adalah >11,0 (kecil), 10,1-11,0 (sedang) dan >10,1 (besar).ukuran
kerangka untuk pria adalah >10,4 (kecil), 9,6-10,4 (sedang), >9,6 (besar). (Perry &
Potter.2005.hal,1442)
Jenis parameter antropometrik: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, jaringan lunak. Berat badan merupakan ukuran
antropometrik yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir

4
(neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada
masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau
adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada
remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Keseimbangan energi di
capai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi
yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Untuk
menurunkan berat badan, kita harus mengkonsumsi kalori lebih sedikit dari kebutuhan
tubuh kita sehingga lemak tubuh yang kita simpan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan porsi kadar kalori kita. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau
ahli diet sebelum memulai diet apa pun, terutama jika anda dalam pengobatan. IMT
digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985: batasan BB normal
orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI/IMT).

5
BAB III
PEMBAHASAN

Perawat merupakan posisi yang bagus untuk mengenal tanda-tanda nutrisi


buruk dan mengambil langkah-langkah untuk perubahan. Kontak sehari-hari yang dekat
dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik,
asupan makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada terapi
klien. Perawat dapat mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi
dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk
mengurangi atau membalikkan perubahan nutrisi. Pengkajian klien penting khususnya
bagi klien yang beresiko masalah nutrisi yang berhubungan dengan stres, penyakit,
hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi
sekitar empat area pokok yang diantaranya adalah riwayat diet dan kesehatan,
pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri, observasi klinik, dan tes
laboratorium.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pusat pengkajian nutrisi pada area
pengukuran antropometrik. Pengukuran antropometrik merupakan sarana yang
bermanfaat untuk menilai status nutrisi. Pengukuran antropometrik yang membantu
dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar
pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah (mid-upper arm circum ference,
MAC), lipatan kulit triseps (triseps skinfold, TSF) dan lingkar otot lengan tangan atas
(mid-upper arm muscle circumference). Alat yang sangat penting untuk penilaian
pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart), dilengkapi dengan alat
timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur. Pada makalah
ini akan dibahas pengukuran antropometrik yang di gunakan untuk mengkaji status gizi
secara akurat, beberapa pengukuran secara specifik juga diperlukan dan pengukuran ini
mencakup Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index), Berat Badan Relatif (BBR), Lingkar
Lengan Atas (LLA), dan Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA).
1. Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index)
Jumlah kalori dalam makanan yang kita makan dan jumlah kalori yang
kita gunakan menentukan apakah kita akan kehilangan berat atau bertambah
berat. Kalori ekstra yang kita konsumsi pada umumnya disimpan sebagai lemak

6
dalam tubuh kita. Untuk menjaga berat yang stabil, jumlah kalori di makanan
kita harus sama dengan jumlah kalori yang kita gunakan melalui latihan,
pengeluaran limbah, minyak tubuh, atau gunakan untuk pembaruan kulit,
rambut, kuku, dan sel-sel organ lain. Istilah “normal”, “overweight” dan “obese”
dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria
sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran / klasifikasi
obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metoda yang paling
berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI
(Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan
kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai IMT yang didapat tidak tergantung pada
umur dan jenis kelamin.
IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus (penyakit)
seperti edema, asites dan hepatomegali. BMI dapat digunakan untuk
menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu
yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obese dan
membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain
orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%. Cara mengukur atau
menentukan Indeks Masa Tubuh/IMT (Body Mass Index/BMI) :

IMT = BB (kg)
TB2 (m)

2. Berat Badan Relatif (BBR)


Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan sama dengan energi yang di keluarkan. Keadaan ini akan
menghasilkan berat badan ideal atau normal. Berat badan merupakan ukuran
antropometrik yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir
(neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Cara mudah untuk menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah dengan
mengukur tinggi badannya. Pada masa bayi-balita berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Berat

7
badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat
badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada
remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun.
Berat badan individu masing-masing dapat dibandingkan dengan kisaran
rata-rata berat untuk tinggi badan. Berat relatif (berat badan dibandingkan
dengan tinggi badan, sesuai dengan tabel berat badan yang diinginkan) dapat
dinyatakan dengan rumus :
BBR = BB (kg) X 100%
TB (cm) – 100
Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada anak
dengan kalkulasi skor Z (atau standard deviasi) dengan mengurangi nilai berat
badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skor Z =atau > +2
(misalnya 2SD diatas median) dipakai sebagai indikator obesitas.

3. Lingkar Lengan Atas (LLA)


Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah,
murah dan cepat dan tidak memerlukan data umur yang terkadang susah
diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
lemak bawah kulit. Standar LLA yang dipakai di Indonesia seperti yang tertera
pada pita LLA yaitu bila LLA   < 23,5 cm berarti ibu dengan status gizi kurang
atau mengalami KEK, demikian pula pada ibu dengan anemia.3,11 Ibu dengan
LLA < 23,5 cm adalah ibu yang berisiko positif melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah dan ibu dengan LLA 23,5 cm adalah ibu yang berisiko
negatif melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Dengan ibu jari dan jari tengah, lipatan panjang dari kulit dan lemak yang
dipegang kira-kira 1cm dari titik tengah lingkar lengan atas. Jepitan dari
jangka lengkungan lipatan kulit standar di tempatkan pada posisi lain dari
lipatan lemak.
Pada LLA yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri,
lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian, dan
pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur
keliling lingkaran lengan (coba lihat gambar).

8
4. Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA)
Lingkar otot lengan atas adalah perkiraan dari massa otot skelet. Hal ini
dihitung dari pengukuran antropometrik LLA dan lipatan triseps. LOLA dapat
diukur di jalur tengah antara prosesus akromialis dan olekranon. Bentuk pokok
tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan
adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan
protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh
melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang
disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan
terutama lemak. Kemudian dapat dihitung dengan rumus :

LOLA = LLA – (lipatan triseps x 3,14)

Nilai Normal : 24,8 cm untuk laki-laki 20,9 cm untuk wanita.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometrik artinya
ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometrik merupakan sarana yang bermanfaat untuk
menilai status nutrisi. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar
pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah (mid-upper arm circum ference,
MAC), lipatan kulit triseps (triseps skinfold, TSF) dan lingkar otot lengan tangan atas
(mid-upper arm muscle circumference). Pengukuran antropometrik ada 2 tipe yaitu
pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak
tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. . Pada makalah ini dibahas pengukuran
antropometrik yang di gunakan untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa
pengukuran secara specifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup :
a. Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
(usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
BB. Cara mengukur atau menentukan Indeks Masa Tubuh/IMT (Body Mass
Index/BMI) : IMT = BB (kg)
TB2 (m)
b. Berat Badan Relatif (BBR)
Berat relatif (berat badan dibandingkan dengan tinggi badan, sesuai dengan tabel
berat badan yang diinginkan) dapat dinyatakan dengan rumus :
BBR = BB (kg) X 100%
TB (cm) – 100
Ambang batas BBR antara lain ; jika < 90% underweight, jika 90-100 % normal, jika
>110% overweight, dan jika > 120% obese.
c. Lingkar Lengan Atas (LLA)
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah
dan cepat dan tidak memerlukan data umur. Alat pengukur LLA adalah suatu pita
pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik. Pada LLA yang

10
diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri, lengan dalam keadaan bergantung
bebas, tidak tertutup kain atau pakaian, dan pita dilingkarkan pada pertengahan lengan
tersebut sampai cukup terukur keliling lingkaran lengan.
d. Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA)
Lingkar otot lengan atas adalah perkiraan dari massa otot skelet. Ukuran lingkaran otot
lengan atas yang dihitung berdasarkan tebal triseps dan ukuran LLA akan menghasilkan
indeks status protein otot. LOLA dapat diukur di jalur tengah antara prosesus akromialis
dan olekranon. dapat dihitung dengan rumus : LOLA = LLA – (lipatan triseps x
3,14). Nilai Normal : 24,8 cm untuk laki-laki 20,9 cm untuk wanita.

4.2 Saran
Status nutrisi seseorang sangat menentukan kesehatan dan kesejahteraan hidup
orang tersebut yang dapat di ukur dengan metode antropometrik. Perawat berkolaborasi
dengan ahli diet dalam memimpin pengkajian nutrisi yang komprehensif, sehingga
perawat dapat memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi klien. Jadi,
sebagai perawat profesional kita harus terampil dalam metode pengukuran secara
antropometrik ini karena hal ini merupakan keterampilan dasar yang harus dimliki
seorang perawat untuk menentukan status nutrisi seseorang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto,D.R.Darmanto.2003.Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan(General


Medical Check Up).Jakarta:Pustaka Populer Obor.
Potter, P.A. dan A.G Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan(volume
2).Jakarta:EGC.
Wati,susilo.2008.Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri
Gizi.http://epres.com/wati/pengukuran-status-gizi-dengan-anthropometrik. [12
Februari 2010].
http://todipermana.ngeblogs.com/tag/alphonse-bertillon-anthropometrik/
http://www.google.co.id/LINGKAR+LENGAN+ATAS&meta=&aq=f&oq=LINGKAR
+LENGAN+ATAS.(12 Februari 2010)

12

You might also like