Professional Documents
Culture Documents
Sign UpFacebook helps you connect and share with the people in your life.
Subscribe
pendekatan, dan teknik penyelidikan yang sangat ruwet. Berikut ini akan dibicarakan
sejarah,
perkembangan, paham, dan beberapa aliran linguistik dari jaman purba sampai jaman
mutakhir
1. LINGUISTIK TRADISIONAL
tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata
bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu.
� Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu
dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata
naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum
kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias
Anoma (anomata):
Rhema (Rhemata):
� Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi.
� Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna.
� Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
� Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata
e. Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata
bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh
Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian
dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena
sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata
bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku
Dionysius Thrax.
Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan
judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali
ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut
B. Zaman Romawi
Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang
terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan
Dalam buku ini Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada
sintaksis.
pembicara aslinya.
Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai
huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan,
mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat
itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa
C. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah
peranan:
a. Kaum Modistae
� Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler
dan universal.
skolastik.
c. Petrus Hispanus
� Membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen
edjektivum.
lainnya.
D. Zaman Renaisans
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William
bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru
linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik
bahwa:
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran
dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada tulisan.
2. LINGUISTIK STRUKTURALIS
A. Ferdinand de Saussure
1) Telaah sinkronik (mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu saja) dan
2) Perbedaan langue dan parloe. Lague yaitu keseluruhan sistem tanda yang
berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat
bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parloe sifatnya konkret karena parloe tidak
lain daripada realitas fisis yang berbeda dari yang satu dengan orang lain.
3) Perbedaan signifian dan signifie. Signifian adalah citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran (bentuk), signifie adalah
pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita (makna).
adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan
B. Aliran Praha
Sumbangan aliran ini dalam dalam bidang fonologis (mempelajari fungsi bunyi
tersebut dalam suatu sistem) dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui
pendekatan fungsional.
C. Aliran Glosematik
membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan
D. Aliran Firthian
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.
E. Linguistik Sistemik
G. Aliran Tagmemik
aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (susunan). Tagmem ini tidak
dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja. Seperti subjek + predikat + objek dan
tidak dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja +
frase benda, melainkan harus diungkapkan kesamaan dan rentetan rumus seperti:
S : FN + P : FN + O : FN
Fungsi subjek diisi oleh frase nominal diikuti oleh fungsi predikat yang diisi oleh frase
verbal dan diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.
Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan
merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu
sendiri
yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun merasa bahwa
model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model
Lalu karena pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan
kaidah-kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba
Apa yang tadinya sudah dianggap universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu
B. Semantik Generatif
bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan
kaidah transformasi saja. Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan
Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas:
(1) Modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan
(2) Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.
Tokohnya David M. Perlmutter dan Paul M. Postal. Tata bahasa relasional (TR)
itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut
teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional
suatu struktur;
(b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi
penelitian bahasa-bahasa daerah itu baru sampai pada tahap deskripsi sederhana
beserta terjemahan maknanya dalam bahasa Belanda atau bahasa Eropa lainnya,
Saussure sudah bergema sejak awal abad XX. Namun tampaknya gema linguistik
modern itu baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun lima puluhan kiranya sejak
konsep fonem, morfem, frasa, dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di
tidak begitu saja dapat diatasi. Perkembangan waktu jualah yang kemudian
C. Sejalan dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang tentu
saja
kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di
E. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian
linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan
aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar
dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Secara
nasional bahasa Indonesia telah mempunyai buku tata bahasa baku dan sebuah kamus
Source:
http://cakrabuwana.files.wordpress.com/2008/09/paijo-bab-viii1.pdf
Jenis: Huruf
Lambang-lambang AFA ini dibahagikan kepada tiga kategori: huruf (yang menandakan
bunyi “asas”), diakritik (yang menerangkan bunyi secara terperinci),
dan suprasegmental (yang menandakan ciri-ciri seperti kelajuan, ton, dan penekanan).
Ketiga-tiga kategori ini kemudian dibahagikan kepada bahagian yang lebih kecil: huruf
dibahagikan kepada vokal and konsonan,[6] manakala diakritik dan suprasegmental
dibahagikan menurut pelambangan artikulasi, phonasi, ton, intonasi, atau penekanan.
[3]
Dari masa ke semasa, lambang-lambang ini ditambah, dihapus, atau diubah sual
oleh Persatuan Fonetik Antarabangsa.
Meskipun AFA dimaksudkan untuk hanya mewakiki ciri-ciri penuturan yang relevan
kepada bahasa itu sendiri (seperti kedudukan lidah, cara artikulasi, dan pengasingan
dan pemelatan perkataan dan suku kata),[3] satu set simbol tambahan
dipanggil Extended IPA turut dicipta olej pakar fonologi untuk merakam ciri-ciri
penuturan yang tiada kesan langsung pada pengertian dalam bahasa (seperti berkertak
gigi, pelat menyebut bunyi "s", dan bunyi yang dihasilkan pesakit bibir bercelah).[4]
[sunting]Sejarah
Perkembangan AFA bermula pada tahun 1886, apavila sekumpulan guru bahasa
dari Perancis dan United Kingdom yang diketuai pakar bahasa dari Perancis
bernama Paul Passy, memebentuk satu pertubuhan yang bakal digelar Persatuan
Fonetik Antarabangsa. Tujuan asal pertubuhan ini adalah untuk mereka satu set aksara
fonetik berbeza bagi setiap bahasa, yang mana sesuatu aksara itu melambangkan
bunyi yang berlainan antara satu bahasa dengan satu bahasa lain.[7] Contohnya,
bunyi /ʃ/ (sy dalamsyarat; sh dalam shoe) asalnya diwakili huruf <c> dalam bahasa
Inggeris manakala bunyi sama diwakili huruf <x> dalam bahasa Perancis.[8] Meskipun
begitu, atas sebab tertentu persatuan ini kemudian memutus untuk memastikan setiap
satu daripada huruf-huruf ini sama bagi setiap bunyi dalam semua bahasa, iaitu jika
sesuatu bunyi itu terdapat dalam beberapa bahasa tertentu, maka lambang yang sama
patut dipakai untuk bunyi tersebut dalam semua bahasa. Lambang ini juga boleh
diaplikasi pada bunyi-bunyi yang amat serupa.[9] Versi rasmi pertama AFA dikeluarkan
pada tahun 1888, dua tahun setelah pembentukan Persatuan Fonetik Antarabangsa,
[10]
berdasarkan huruf Romik ciptaan Henry Sweet,[11][12] yang turut dibentuk
daripadaPhonotypic Alphabet ciptaan bersama Isaac Pitman dan Alexander John Ellis.
[13]
[sunting]Rujukan
1. ↑ Laver, John (1994). Principles of Phonetics, 561, New York: Cambridge
University Press. ISBN 0-521-45031-4 (hb); ISBN 0-521-45655-
X (pb). "Singkatan ‘IPA’ secara rasminya merujuk…kepada ‘Persatuan Fonetik
Antarabangsa’. Namun begitu, kini makin kerap penggunaannya untuk merujuk
kepada aksara ini (dari frasa ‘International Phonetic Alphabet’)."
2. ↑ "Terjemahan
IPA". DBP. http://sbmb.dbp.gov.my/knb/cariankata/ka_rujukan_kamus_dbp.aspx
?KataKunci=IPA&Type=1. Diambil 2008-09-24.
3. ↑ 3.0 3.1 3.2 International Phonetic Association (1999). Handbook of the
International Phonetic Association: A guide to the use of the International
Phonetic Alphabet, Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65236-
7 (hb); ISBN 0-521-63751-1 (pb).
4. ↑ 4.0 4.1 4.2 MacMahon, Michael K. C. (1996). bab: “Phonetic Notation”, P. T.
Daniels and W. Bright (eds.) The World’s Writing Systems, 821–846, New York:
Oxford University Press. ISBN 0-19-507993-0.
5. ↑ International Phonetic Association (2006-05-05). "The International
Phonetic Alphabet (revised to 2005)"
(GIF). http://www2.arts.gla.ac.uk/IPA/images/ipachart.gif. Diambil 2006-08-27.
6. ↑ International Phonetic Association (1999, 3)
7. ↑ International Phonetic Association (1999, 195-196)
8. ↑ International Phonetic Association (1999, 196)
9. ↑ International Phonetic Association (1999, 196)
10. ↑ Passy, Paul (1888). "Our revised alphabet". The Phonetic Teacher: 57–
60.
11. ↑ Sweet, Henry (1880–1881). "Sound notation". Transactions of the
Philological Society: 177–235.
12. ↑ Sweet, Henry (1971). Henderson, Eugénie J. A. (ed.) The indispensable
foundation: A selection from the writings of Henry Sweet, Language and
language learning, London: Oxford University Press.
13. ↑ Kelly, John (1981). bab: “The 1847 alphabet: An episode of phonotypy”,
R. E. Asher and E. J. A. Henderson (eds.) Towards a history of phonetics,
Edinburgh: Edinburgh University Press.ISBN 0-85224-374-X.
14. ↑ Pullum, Geoffrey K.; William Allen Ladusaw (1996). Phonetic Symbol
Guide, 152 & 209, University of Chicago Press. ISBN 0-226-68535-7.
15. ↑ Nicolaidis, Katerina (September 2005). "Approval of New IPA Sound:
The Labiodental Flap". International Phonetic
Association. http://www2.arts.gla.ac.uk/IPA/flap.htm. Diambil 2006-09-17.
Scribd
Upload a Document
Search Documents
Explore
• Adril Morrison
/ 28
Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know
what you're reading. Select the sites below and start sharing.
Link account
Readcast this Document
Download this Document for Free
Walaupun bahasa-bahasaproto yang dibinasemulamelalui
kaedah-kaedah p erbandingan adalah andaian, pembinaan
semula ini mungkin mempunyaidaya peramalan.
Kaedah-kaedah yang mendasarkan p erbendaharaan kataini
hanya boleh menentukantahap-tahap perkaitandantidak
boleh digunakan untukmemperoleh ciri-ciri sebuah bahasa
proto, selaindaripada butir-butiryang sama dalam
perbendaharaankata yangdibandingkan.
Pendekatan-pendekatan ini telah dicabar keranamasalah-
masalah metodologinya ³ tanpa pembinaan semula atau
sekurang-kurangnya satu senarai padananfonologiyang
terperinci, tidak terdapatlah p embuktian bahawa dua
patah perkataandaripada bahasa-bahasa yangberbeza
adalah berseketurunan.
Terdapat jugacabang-cabang linguistiklain yang
melibatkan pembandinganbahasa yangbukannya
sebahagian linguistik perbandingan:
Tipologibahasa membandingkanbahasa supaya dapat
mengelaskannya mengikut ciri-ciri.
Tujuan utamanya ialah untuk memahamicirikesejagatan
bahasayang menguasai s esuatu bahasa, s erta jenis-jenis
bahasa yang didapati di dunia dari segi mana-manaciri
yang tertentu (umpamanya, urutan p erkataan atau sistem
vokal).
Linguistik hubunganmemeriksa kesudahan-kesudahan
linguistik tentang hubunganantara penutur-penuturbahasa
yang berbeza, khususnyasebagaimana yang terbukti dalam
kata-katapinjaman.
Sebarang kajian empirik tentang kata-katapinjaman adalah,
menurut takrif,bersifat sejarahdalamtumpuannya dan
oleh itu, merupakan sebahagian linguistik sejarah.
Linguistik bezaanmembandingkanbahasa-bahasa b iasanya
untuk t ujuan membantu pembelajaranbahasa dengan
mengenal pasti perbezaan-perbezaanyang pentingantara
bahasa asli dengan bahasasasaran p elajar.
Linguistik bezaan hanya terlibat dalambahasa-bahasa k ini.
Jika bahasa-bahasa berasaldaripada leluhur
yang amat jauh, dan tidakrapathubungannya,
kaedah p erbandingan tidak begitu berguna.
Khususnya, percubaan untuk menghubungkan
dua bahasaproto yang dibinasemulamelalui
kaedah p erbandingan s ecara amnya tidak
menghasilkankeputusanyangtelahditerima
secara meluas.
LINGUISTIK
KONTEKSTUAL
Linguistik k ontekstual ialahbidangyang linguistik
berinteraksi dengan disiplin-disiplin akademik
yang lain.
linguistik a mteras mengkajibahasa semata-mata
untuk t ujuan sendiri,bidang-bidang linguistik
kontekstual
mengkaji
bagaimana
bahasa
berinteraksi dengan dunia.
PERBEZAAN ANTARA
LINGUISTIK
GUNAAN DAN
LINGUISTIK
PERBANDINGAN
Sejarah an Ilmu Linguistik
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Info and Rating
bahasa zaman
ahli bahasa
zaman yunani
romawi dan
zaman linguistik
sejarah ilmu
latin lingua
perkataan latin
(more tags)
vaquishazlieyka
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.
7.
p.
PreviousNext
1.
4 p.
1 p.
28 p.
2.
1 p.
Recent Readcasters
Add a Comment
Upload a Document
Search Documents
• Follow Us!
• scribd.com/scribd
• twitter.com/scribd
• facebook.com/scribd
• About
• Press
• Blog
• Partners
• Scribd 101
• Web Stuff
• Scribd Store
• Support
• FAQ
• Developers / API
• Jobs
• Terms
• Copyright
• Privacy