You are on page 1of 35

Email Password

Keep me logged in Forgot your password?

Sign UpFacebook helps you connect and share with the people in your life.

Momogunology Club's Notes

Notes About Momogunology Club

Subscribe

Momogunology Club's Notes

SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

by Momogunology Club on Monday, March 22, 2010 at 5:45am

BAB 8. SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

Studi linguistik telah mengalami 3 tahap perkembangan, yaitu:

� Spekulasi: pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data


empiris

melainkan pada dongeng/rekaan belaka.

� Klasifikasi dan Observasi: mengadakan pengamatan, penggolongan terhadap

bahasa-bahasa yang diselidiki.

� Perumusan teori: pembuatan teori-teorinya.

Dalam sejarah perkembangannya linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran paham,

pendekatan, dan teknik penyelidikan yang sangat ruwet. Berikut ini akan dibicarakan
sejarah,
perkembangan, paham, dan beberapa aliran linguistik dari jaman purba sampai jaman
mutakhir

secara sangat singkat.

1. LINGUISTIK TRADISIONAL

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural, bedanya

tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata

bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu.

Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:

A. Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM – bad ke 2 SM)

Yang menjadi pertentangan saat itu adalah:

� Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu

mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak

dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata

itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.

� Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles)

berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum

naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum

anomali sejalan dengan koum konvensional.

Kaum/tokoh pada jaman Yunani:

a. Kaum Sophis (abad ke 5 SM)

Mereka dikenal karena:

� Mereka melakukan kerja secara empiris,

� Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu,


� Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa,

� Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.

Tokohnya: Protogoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya,

kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias

membicarakan tata bahasa.

b. Plato (429 – 347 SM)

� Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoag. Juga

mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.

� Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa adalah

pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.

� Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema.

Anoma (anomata):

� Nama (dalam bahasa sehari-hari)

� Nomina (dalam istilah tata bahasa)

� Subjek (dalam hubungan subjek logis)

Rhema (Rhemata):

� Ucapan (dalam bahasa sehari-hari)

� Verba (dalam istilah tata bahasa)

� Predikat (dalam hubungan predikat logis)

c. Aristoteles (384 – 322 SM)

� Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi.

Yang dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas

dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan

preposisi dan konjungsi yang sekarang kita kenal.

� Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin, feminin,


dan neutrum.

d. Kaum Stoik (abad ke – 4 SM)

� Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.

� Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.

� Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu 1) tanda, simbol,

sign, atau semainon, 2) makna, apa yang disebut smainomen/lekton, 3)

hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.

� Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi

tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang

mengandung makna.

� Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja,

syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan

jumlah.

� Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata

kerja aktif dan pasif.

e. Kaum Alexandrian

Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata

bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh

Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian

dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena

sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata

bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku

Dionysius Thrax.

Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan

judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali
ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut

Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.

B. Zaman Romawi

Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang

terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan

Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.

a. Varro dan "De Lingua Latina"

Dalam buku ini Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada

jaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi,

sintaksis.

b. Tata bahasa Priscia

Dianggap sangat penting karena:

� Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan

pembicara aslinya.

� Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama

pembicaraan bahasa secara tradisional.

Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai

huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan,

(ii) morfologi dibicarakan mengenai dictio/kata, (iii) sintaksis dibicarakan

mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat

itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa

Latin dan filsafat zaman pertengahan.

C. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh

para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah

peranan:

a. Kaum Modistae

� Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler

dan universal.

� Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan

definisi bentuk-bentuk bahasa.

� Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah

bidang etimologi pada zaman itu.

b. Tata Bahasa Spekulativa

Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat

skolastik.

c. Petrus Hispanus

� Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.

� Membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen

edjektivum.

� Membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur

lainnya.

D. Zaman Renaisans

Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad

modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa

Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam

bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

E. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern

Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure

dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William

tentang adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan

bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru

sejarah linguistik, yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau

linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik

terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno.

Bila kita simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan

bahwa:

a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran

dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada tulisan.

b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil

patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.

c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.

d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.

e) Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

2. LINGUISTIK STRUKTURALIS

Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri yang


dimiliki bahasa itu. Tokoh-tokohnya:

A. Ferdinand de Saussure

1) Telaah sinkronik (mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu saja) dan

diakronik (telaah bahasa sepanjang masa),

2) Perbedaan langue dan parloe. Lague yaitu keseluruhan sistem tanda yang

berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat

bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parloe sifatnya konkret karena parloe tidak

lain daripada realitas fisis yang berbeda dari yang satu dengan orang lain.

3) Perbedaan signifian dan signifie. Signifian adalah citra bunyi atau kesan

psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran (bentuk), signifie adalah

pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita (makna).

4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Yang dimaksud dengan hubungan

sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu

tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan paradigmatik

adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan

unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

B. Aliran Praha

Sumbangan aliran ini dalam dalam bidang fonologis (mempelajari fungsi bunyi

tersebut dalam suatu sistem) dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui

pendekatan fungsional.

C. Aliran Glosematik

Aliran Glosematik lahiran Denmark. Tokohnya Louis Hjemslev yang meneruskan


ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk

membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan

peralatan, metodologis, dan terminologis sendirian.

D. Aliran Firthian

Nama John R. Firth terkenal karena teorinya mengenai fonolofi prosodi.

Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.

E. Linguistik Sistemik

Pokok pandangan aliran ini adalah:

� SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa.

� SL memandang bahasa sebagai pelaksana.

� SL mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasinya.

� SL mengenal adanya gradasi/kontinum.

� SL menggambarkan tiga tataran utama bahasa.

F. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika

Disebut aliran Bloomfield karena bermula dari gagasan Bloomfield. Disebut

aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur

bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.

G. Aliran Tagmemik

Dipelopori oleh Kenneth L. Pike yang mewarisi pandangan Bloomfield. Menurut

aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (susunan). Tagmem ini tidak

dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja. Seperti subjek + predikat + objek dan
tidak dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja +

frase benda, melainkan harus diungkapkan kesamaan dan rentetan rumus seperti:

S : FN + P : FN + O : FN

Fungsi subjek diisi oleh frase nominal diikuti oleh fungsi predikat yang diisi oleh frase

verbal dan diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.

3. LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL DAN ALIRAN-ALIRAN SESUDAHNYA

Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan

merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu
sendiri

yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun merasa bahwa

model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model

struktural. Berikut model-modelnya:

A. Tata Bahasa Transformasi

Tata bahasa transformasi berusaha mendeskripsikan ciri-ciri kesemestaan bahasa.

Lalu karena pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan

kaidah-kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba

untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah.

Apa yang tadinya sudah dianggap universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu

usaha perbaikan mulai dilakukan.

B. Semantik Generatif

Menurut teori generatif semantik, struktur semantik dan struktur sintaksis

bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan
kaidah transformasi saja. Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan

sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu

C. Tata Bahasa Kasus

Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas:

(1) Modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan

(2) Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.

D. Tata Bahasa Relasional

Tokohnya David M. Perlmutter dan Paul M. Postal. Tata bahasa relasional (TR)

banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT

itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut

teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional

(relational network) yang melibatkan tiga macam wujud yaitu:

(a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam

suatu struktur;

(b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi

gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya

dengan elemen lain;

(c) Seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan pada tatara

yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu

terhadap elemen yang lain.


4. TENTANG ALIRAN DI INDONESIA

A. Pada akhir abad ke – 19 dan awak abad ke 20 pemerintah kolonial sangat

membutuhkan informasi mengenai bahasa-bahasa yang ada di bumi Indonesia untuk

melancarkan jalannya. Pemerintah kolonial di Indonesia sesuai dengan masanya,

penelitian bahasa-bahasa daerah itu baru sampai pada tahap deskripsi sederhana

mengenai sistem fonologi, morfologi, sintaksis, serta pencatatan butir-butir leksikal

beserta terjemahan maknanya dalam bahasa Belanda atau bahasa Eropa lainnya,

dalam bentuk kamus.

B. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de

Saussure sudah bergema sejak awal abad XX. Namun tampaknya gema linguistik

modern itu baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun lima puluhan kiranya sejak

kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika Serikat seperti Anton M

Moeliono dan T. W. Kamil. Kedua beliau inilah yang pertama-tama mengenalkan

konsep fonem, morfem, frasa, dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di

Indonesia. Perkenalan dengan konsep-konsep linguistik ini menimbulkan

pertentangan karena konsep-konsep linguitik tradisional yang sudah mendarah daging

tidak begitu saja dapat diatasi. Perkembangan waktu jualah yang kemudian

menyebabkan konsep-konsep linguistik modern dapat diterima.

C. Sejalan dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang tentu
saja

dibarengi dengan bermunculannya linguis-lingui Indonesia, baik yang tamatan luar


negeri maupun dalam negeri, pada tanggal 15 November tahun 1975, atas prakarsa

sejumlah linguis senior, berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama

Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). Anggotanya adalah para linguis yang

kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di

lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.

D. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional


Indonesia,

banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia.

E. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa

negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian

linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan

aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar

dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Secara

nasional bahasa Indonesia telah mempunyai buku tata bahasa baku dan sebuah kamus

besar yang disusun oleh para pakar yang handal.

Source:

http://cakrabuwana.files.wordpress.com/2008/09/paijo-bab-viii1.pdf

Like · Comment · Share

Deamyz OKiong likes this.

Facebook © 2011 · English (US)

Mobile · Find Friends · Badges · People · Pages · About · Advertising · Developers ·


Careers · Privacy · Terms · Help

Abjad Fonetik Antarabangsa


Jangan dikelirukan dengan abjad fonetik NATO, yang secara tidak rasminya dipanggil
“International Phonetic Alphabet”.
Huruf Fonetik Antarabangsa
International Phonetic Alphabet

Jenis: Huruf

Bahasa: Digunakan untuk


transkripsi fonetik mana-
mana bahasa

Tempoh 1888 sehingga kini


masa:

Sistem Romic Alphabet


tulisan Phonotypic Alphabet
induk: Huruf Fonetik
Antarabangsa
International Phonetic
Alphabet

Nota: Halaman ini mungkin


mengandungi simbol-
simbolfonetik IPA dalam Unikod.
Sila lihat carta IPA untuk nada
sebutan berdasarkan bahasa
Inggeris.
Diagram yang menerangkan Huruf Fonetik Antarabangsa.

Abjad Fonetik Antarabangsa (International Phonetic Alphabet; IPA)[1] atau


singkatannya AFA[2] merupakan sistem transkripsi fonetik yang dicipta oleh para pakar
bahasa dengan tujuan menawarakan kaedah yang seragam, tepat dan unik bagi
mewakili bunyi-bunyi dalam mana-mana bahasa pertuturan,[3] serta juga sering
digunakan hari demi hari oleh para pakar bahasa, ahli patologi pertuturan dan
pakar terapi pertuturan, guru bahasa asing, pengarang kamus, dan pengalih bahasa.
[4]
Dalam bentuk piawainya (seperti pada tahun 2005) AFA mengandungi kira-kira 107
aksara asas dan 55 pengubah.[5]

Lambang-lambang AFA ini dibahagikan kepada tiga kategori: huruf (yang menandakan
bunyi “asas”), diakritik (yang menerangkan bunyi secara terperinci),
dan suprasegmental (yang menandakan ciri-ciri seperti kelajuan, ton, dan penekanan).
Ketiga-tiga kategori ini kemudian dibahagikan kepada bahagian yang lebih kecil: huruf
dibahagikan kepada vokal and konsonan,[6] manakala diakritik dan suprasegmental
dibahagikan menurut pelambangan artikulasi, phonasi, ton, intonasi, atau penekanan.
[3]
Dari masa ke semasa, lambang-lambang ini ditambah, dihapus, atau diubah sual
oleh Persatuan Fonetik Antarabangsa.
Meskipun AFA dimaksudkan untuk hanya mewakiki ciri-ciri penuturan yang relevan
kepada bahasa itu sendiri (seperti kedudukan lidah, cara artikulasi, dan pengasingan
dan pemelatan perkataan dan suku kata),[3] satu set simbol tambahan
dipanggil Extended IPA turut dicipta olej pakar fonologi untuk merakam ciri-ciri
penuturan yang tiada kesan langsung pada pengertian dalam bahasa (seperti berkertak
gigi, pelat menyebut bunyi "s", dan bunyi yang dihasilkan pesakit bibir bercelah).[4]

[sunting]Sejarah

Perkembangan AFA bermula pada tahun 1886, apavila sekumpulan guru bahasa
dari Perancis dan United Kingdom yang diketuai pakar bahasa dari Perancis
bernama Paul Passy, memebentuk satu pertubuhan yang bakal digelar Persatuan
Fonetik Antarabangsa. Tujuan asal pertubuhan ini adalah untuk mereka satu set aksara
fonetik berbeza bagi setiap bahasa, yang mana sesuatu aksara itu melambangkan
bunyi yang berlainan antara satu bahasa dengan satu bahasa lain.[7] Contohnya,
bunyi /ʃ/ (sy dalamsyarat; sh dalam shoe) asalnya diwakili huruf <c> dalam bahasa
Inggeris manakala bunyi sama diwakili huruf <x> dalam bahasa Perancis.[8] Meskipun
begitu, atas sebab tertentu persatuan ini kemudian memutus untuk memastikan setiap
satu daripada huruf-huruf ini sama bagi setiap bunyi dalam semua bahasa, iaitu jika
sesuatu bunyi itu terdapat dalam beberapa bahasa tertentu, maka lambang yang sama
patut dipakai untuk bunyi tersebut dalam semua bahasa. Lambang ini juga boleh
diaplikasi pada bunyi-bunyi yang amat serupa.[9] Versi rasmi pertama AFA dikeluarkan
pada tahun 1888, dua tahun setelah pembentukan Persatuan Fonetik Antarabangsa,
[10]
berdasarkan huruf Romik ciptaan Henry Sweet,[11][12] yang turut dibentuk
daripadaPhonotypic Alphabet ciptaan bersama Isaac Pitman dan Alexander John Ellis.
[13]

Sejak penciptannya, penyusunan huruf vokal dan konsonan kebanyakannya dikekalkan


bentuknya. Namun, huruf-haraf ini sendiri telah mengalami sediki
pengubahsuaian. Konvensyen Kiel IPA yang dilangsungkan pada tahun 1989 banyak
membawa perubahan pada versi 1932. Satu pengubahsuaian kecil dilakukan pada
tahun 1993, melibatkan penambahan vokal tengah-tengah[4] serta penanggalan simbol
bagi bunyi implosif tanpa suara.[14] Kali terakhir IPA diubah suai adalah pada bulan Mei
2005, yang mana aksara bagi kibasan bibir-gigi ditambah.[15]

[sunting]Rujukan
1. ↑ Laver, John (1994). Principles of Phonetics, 561, New York: Cambridge
University Press. ISBN 0-521-45031-4 (hb); ISBN 0-521-45655-
X (pb). "Singkatan ‘IPA’ secara rasminya merujuk…kepada ‘Persatuan Fonetik
Antarabangsa’. Namun begitu, kini makin kerap penggunaannya untuk merujuk
kepada aksara ini (dari frasa ‘International Phonetic Alphabet’)."
2. ↑ "Terjemahan
IPA". DBP. http://sbmb.dbp.gov.my/knb/cariankata/ka_rujukan_kamus_dbp.aspx
?KataKunci=IPA&Type=1. Diambil 2008-09-24.
3. ↑ 3.0 3.1 3.2 International Phonetic Association (1999). Handbook of the
International Phonetic Association: A guide to the use of the International
Phonetic Alphabet, Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65236-
7 (hb); ISBN 0-521-63751-1 (pb).
4. ↑ 4.0 4.1 4.2 MacMahon, Michael K. C. (1996). bab: “Phonetic Notation”, P. T.
Daniels and W. Bright (eds.) The World’s Writing Systems, 821–846, New York:
Oxford University Press. ISBN 0-19-507993-0.
5. ↑ International Phonetic Association (2006-05-05). "The International
Phonetic Alphabet (revised to 2005)"
(GIF). http://www2.arts.gla.ac.uk/IPA/images/ipachart.gif. Diambil 2006-08-27.
6. ↑ International Phonetic Association (1999, 3)
7. ↑ International Phonetic Association (1999, 195-196)
8. ↑ International Phonetic Association (1999, 196)
9. ↑ International Phonetic Association (1999, 196)
10. ↑ Passy, Paul (1888). "Our revised alphabet". The Phonetic Teacher: 57–
60.
11. ↑ Sweet, Henry (1880–1881). "Sound notation". Transactions of the
Philological Society: 177–235.
12. ↑ Sweet, Henry (1971). Henderson, Eugénie J. A. (ed.) The indispensable
foundation: A selection from the writings of Henry Sweet, Language and
language learning, London: Oxford University Press.
13. ↑ Kelly, John (1981). bab: “The 1847 alphabet: An episode of phonotypy”,
R. E. Asher and E. J. A. Henderson (eds.) Towards a history of phonetics,
Edinburgh: Edinburgh University Press.ISBN 0-85224-374-X.
14. ↑ Pullum, Geoffrey K.; William Allen Ladusaw (1996). Phonetic Symbol
Guide, 152 & 209, University of Chicago Press. ISBN 0-226-68535-7.
15. ↑ Nicolaidis, Katerina (September 2005). "Approval of New IPA Sound:
The Labiodental Flap". International Phonetic
Association. http://www2.arts.gla.ac.uk/IPA/flap.htm. Diambil 2006-09-17.

Kategori: Halaman yang mengandungi IPA | Bahasa


http://ms.wikipedia.org/wiki/Abjad_Fonetik_Antarabangs

Scribd
Upload a Document

Search Documents

Explore

• Adril Morrison

/ 28

Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know
what you're reading. Select the sites below and start sharing.

Link account
Readcast this Document
Download this Document for Free
 Walaupun bahasa-bahasaproto yang dibinasemulamelalui
kaedah-kaedah p erbandingan adalah andaian, pembinaan
semula ini mungkin mempunyaidaya peramalan.
 Kaedah-kaedah yang mendasarkan p erbendaharaan kataini
hanya boleh menentukantahap-tahap perkaitandantidak
boleh digunakan untukmemperoleh ciri-ciri sebuah bahasa
proto, selaindaripada butir-butiryang sama dalam
perbendaharaankata yangdibandingkan.
 Pendekatan-pendekatan ini telah dicabar keranamasalah-
masalah metodologinya ³ tanpa pembinaan semula atau
sekurang-kurangnya satu senarai padananfonologiyang
terperinci, tidak terdapatlah p embuktian bahawa dua
patah perkataandaripada bahasa-bahasa yangberbeza
adalah berseketurunan.
 Terdapat jugacabang-cabang linguistiklain yang
melibatkan pembandinganbahasa yangbukannya
sebahagian linguistik perbandingan:
 Tipologibahasa membandingkanbahasa supaya dapat
mengelaskannya mengikut ciri-ciri.
 Tujuan utamanya ialah untuk memahamicirikesejagatan
bahasayang menguasai s esuatu bahasa, s erta jenis-jenis
bahasa yang didapati di dunia dari segi mana-manaciri
yang tertentu (umpamanya, urutan p erkataan atau sistem
vokal).
 Linguistik hubunganmemeriksa kesudahan-kesudahan
linguistik tentang hubunganantara penutur-penuturbahasa
yang berbeza, khususnyasebagaimana yang terbukti dalam
kata-katapinjaman.
 Sebarang kajian empirik tentang kata-katapinjaman adalah,
menurut takrif,bersifat sejarahdalamtumpuannya dan
oleh itu, merupakan sebahagian linguistik sejarah.
 Linguistik bezaanmembandingkanbahasa-bahasa b iasanya
untuk t ujuan membantu pembelajaranbahasa dengan
mengenal pasti perbezaan-perbezaanyang pentingantara
bahasa asli dengan bahasasasaran p elajar.
 Linguistik bezaan hanya terlibat dalambahasa-bahasa k ini.
 Jika bahasa-bahasa berasaldaripada leluhur
yang amat jauh, dan tidakrapathubungannya,
kaedah p erbandingan tidak begitu berguna.
 Khususnya, percubaan untuk menghubungkan
dua bahasaproto yang dibinasemulamelalui
kaedah p erbandingan s ecara amnya tidak
menghasilkankeputusanyangtelahditerima
secara meluas.
LINGUISTIK
KONTEKSTUAL
 Linguistik k ontekstual ialahbidangyang linguistik
berinteraksi dengan disiplin-disiplin akademik
yang lain.
 linguistik a mteras mengkajibahasa semata-mata
untuk t ujuan sendiri,bidang-bidang linguistik
kontekstual
mengkaji
bagaimana
bahasa
berinteraksi dengan dunia.
PERBEZAAN ANTARA
LINGUISTIK
GUNAAN DAN
LINGUISTIK
PERBANDINGAN
Sejarah an Ilmu Linguistik
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Info and Rating
bahasa zaman
ahli bahasa
zaman yunani
romawi dan
zaman linguistik
sejarah ilmu
latin lingua
perkataan latin
(more tags)
vaquishazlieyka
Share & Embed
Related Documents

PreviousNext
1.
p.

p.
p.

2.
p.

p.

p.

3.
p.

p.
p.

4.
p.

p.

p.

5.
p.

p.
p.

6.
p.

p.

p.

7.
p.

More from this user

PreviousNext
1.
4 p.
1 p.

28 p.

2.
1 p.

Recent Readcasters

Add a Comment
Upload a Document
Search Documents
• Follow Us!
• scribd.com/scribd
• twitter.com/scribd
• facebook.com/scribd
• About
• Press
• Blog
• Partners
• Scribd 101
• Web Stuff
• Scribd Store
• Support
• FAQ
• Developers / API
• Jobs
• Terms
• Copyright
• Privacy

You might also like